Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi
sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata pelajaran
matematika maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang
ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang shahih dan yang tidak
shahih.
Karenanya logika sangat berguna bagi mahasiswa, disamping dapat meningkatkan
daya nalar atau proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik kesimpulan
dari pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun dapat diaplikasikan di
dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar para mahasiswa
dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk penarikan kesimpulan.
Logika juga merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang aktifitas atau akal
manusia yang akhirnya mempunyai nilai kebenaran salah ataupun benar. Secara garis
bersar logika tidak bisa diartikan secara khuhus, karena logkan digunakan oleh banyak
bidang ilmu.
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga dapat
mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan
didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian
mengambil kesimpulan dengan benar atau sah. Logika matematika memberikan dasar
bagi sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat digunakan dalam banyak aspek
kehidupan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
ialah sebagai berikut,
1. Pengertian nilai kebenaran !
2. Apa saja kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?
3. Bagaimana ingkaran dari pernyataan majemuk ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas ialah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian nilai kebenaran
2. Untuk mengetahui apa saja kata hubung dalam kalimat pernyataan majemuk
3. Untuk mengetahui ingkaran/negasi dari pernyataan mejemuk
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai Kebenaran


Dalam ilmu logika (logika matematika), salah satu yang dibahas adalah terkait dengan
kalimat. Kalimat yang dimaksud, dibagi menjadi dua bagian, yaitu kalimat terbuka dan
kalimat tertutup.
Kalimat terbuka merupakan kalimat yang nilai kebenarannya belum bisa dipastikan.
Biasanya menggunakan kalimat tanya. Dalam hal lain juga menggunakan variabel atau
peubah. Misalnya, apakah Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia? Sampai di sini, ini
masuk dalam kalimat yang nilai kebenarannya belum pasti, sebab masih memuat tanda tanya.
Contoh lain, a+5=21. Ini juga belum bisa dipastikan nilai kebenarannya, sebab masih
mengandung variabel (a belum diketahui berapa).
Sedangkan, kalimat tertutup merupakan sebaliknya, yaitu kalimat yang nilai
kebenarannya sudah pasti. Nilai kebenaran yang dimaksud, adalah benar atau salah (bukan
sekaligus kedua-duanya). Misalnya, 2+11=13. Ini sudah jelas, bahwa nilai kebenarannya
adalah benar. 5x3=30, ini juga sudah jelas nilai kebenarannya, yaitu salah. Contoh lain,
Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Nilai kebenaran dari kalimat "Jakarta
merupakan Ibukota negara Indonesia" adalah benar.
Nilai kebenaran dalam suatu kalimat (dalam konteks logika matematika) sudah pasti
melalui pembuktian tertentu. Seperti pada contoh di atas, 2+11=13, nilai kebenarannya
adalah benar. Di sini sudah melewati proses pembuktian, sehingga nilai kebenarannya
dikatakan benar. Demikian juga dengan dua contoh lain di atas. Dalam kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari, ada baiknya dalam menyerap berbagai informasi atau berita, kita harus
bisa mengecek nilai kebenarannya. Apakah informasi/berita itu benar atau salah (bukan
kedua-duanya). Tanpa kita mengetahui nilai kebenaran dari suatu informasi atau berita yang
dimaksud, maka bisa jadi kita salah sangka dan gagal paham
Bisa jadi informasi atau berita yang benar kita anggap salah. Sebaliknya, informasi
atau berita yang salah kita anggap benar. Ini juga yang menjadi salah satu penyebab
maraknya berita hoax yang beredar di dunia maya, karena tidak adanya proses pengecekan
nilai kebenaran dari para warganet. Sehingga, informasi atau berita tersebut tidak jelas
kebenarannya. Makadari itu perlu dilakukan pengecekan dan kroscek, demi keabsahan dan
keshahihan sebuah kabar yang dimaksud, sehingga nilai kebenarannya jelas (benar atau
salah). Dengan demikian, kita bisa mengetahui bahwa kabar yang dimaksud benar atau salah
adanya.
Pernyataan Majemuk Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-
unsur yaitu pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi
yang akan kita temui berupa kata sambung logika :
1) Merupakan lambang operasi untuk negasi
2) Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
3) Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4) Merupakan lambang operasi untuk implikasi
5) Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
Dan yang akan kita bahas lebih dalam dalam makalah ini ialah tentang operasi negasi
2.2 Kata Hubung Kalimat Pernyataan Majemuk
A. NEGASI
Operasi negasi (negation) atau penyangkalan atau ingkaran adalah operasi
yang dikenakan hanya pada sebuah pernyataan. Operasi negasi dilambangkan
dengan tanda “” atau “–“ yang disebut tilde atau curl.
Untuk selanjutnya akan dipakai simbol . Seandainya p sebuah pernyataan
tunggal maka “ p” dibaca negasi p atau tidak p atau bukan p, adalah
pernyataan majemuk. Mungkin ada yang merasa agak janggal bahwa negasi
merupakan suatu operasi logika matematika sehingga suatu pernyataan
bernegasi atau penyangkalan dari suatu pernyataan merupakan suatu
pernyataan majemuk. Namun, jelaslah bahwa dalam pernyataan-pernyataan
negasi itu pertama-tama terdapat suatu pernyataan atau proposisi yang bersifat
tunggal, misalnya berikut ini.
Harimau adalah binatang buas. Untuk menjadikan suatu pernyataan negasi
diperlukan pernyataan lain yang menyatakan bahwa proposisi yang pertama
tadi tidak benar, misalnya: Itu tidak benar. Dengan demikian, terdapatlah suatu
proposisi negasi yang majemuk, yaitu: (Itu) tidak benar bahwa harimau adalah
binatang buas.
Proposisi negasi ini sering dibahasakan dengan menggunakan kata tidak atau
bukan. Proposisi majemuk di atas juga bisa dinyatakan sebagai berikut.
Harimau adalah bukan binatang buas. atau: Tidak benar bahwa harimau
binatang buas

Untuk lebih memahaminya coba Anda perhatikan beberapa contoh


berikut ini.
1) Jika p :3+4=7
maka  p : Tidaklah benar 3 + 4 = 7
atau :3+47
2) Jika q : Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
maka  q : Tidaklah benar semua bilangan prima adalah bilangan
ganjil atau : Beberapa bilangan prima bukan bilangan ganjil
3) Jika p : Si Manis adalah binatang yang berkaki dua
maka  p : Salah bahwa si Manis binatang yang berkaki dua
atau : Tidak benar bahwa si Manis binatang yang berkaki
dua atau si manis bukan binatang yang berkaki dua.
Kalau Anda perhatikan, ternyata bahwa negasi dari sebuah pernyataan
yang benar adalah salah dan negasi dari pernyataan yang salah adalah
benar. Jadi, jika  (p) = B maka  (p) = S dan jika  (q) = S maka 
(q) = B. Secara umum berlaku: Definisi: Sebuah pernyataan dan
penyangkalannya mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan
B. KONJUNGSI
Konjungsi Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika
“dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut
konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan “p Ù q”. Konjungsi dua
pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya
bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah,
maka konjungsi itu salah.
C. DISJUNGSI
Seandainya dua buah pernyataan tunggal digabungkan dengan kata-kata “atau “
maka pernyataan majemuk yang diperoleh disebut “disjungsi” (disjunction atau
alternation), dan masing-masing dari kedua pernyataan tunggal itu disebut
“disjung-disjung” (alternative).
Pengertian disjungsi, yaitu yang berkaitan dengan kata “atau“ mempunyai dua
arti yang berbeda. Pertama, “atau yang inclusive“ yang disebut juga “atau yang
lemah” atau “atau mencakup” yang dalam bahasa Latin ditunjukkan dengan kata
“vel “, yaitu kata “atau yang diartikan “dan atau” maksudnya menyatakan salah
satu atau kedua-duanya.
Dalam pengertian yang pertama ini kata “atau” dinotasikan dengan tanda ““
yang merupakan huruf pertama dari kata vel dan simbol ini disebut “wedge” atau
“vel“. Untuk lebih jelasnya dari atau inklusif, perhatikan contoh berikut. “Ia
sedang bercerita atau ia sedang memberikan pelajaran”. Kata “atau” di sini dapat
membenarkan kedua bagian pernyataan itu, artinya mencakup bagian-bagiannya.
Sebab orang bisa bercerita sambil memberi pelajaran.
Pengertian yang kedua, yaitu kata “atau yang exclusive” yang disebut juga “atau
yang kuat” atau “atau memisah”. Dalam kata Latinnya disebut out, yaitu kata
“atau” yang menyatakan salah satu, tetapi tidak kedua-duanya, dan ditulis
dengan simbol “  ”. Sebagai contoh disjungsi eksklusif ini adalah pernyataan
majemuk berikut dari seorang guru yang marah di kelas.
“Saya yang keluar atau Anda yang keluar dari kelas”
Kata atau pada contoh ini berfungsi sebagai penghubung yang memisahkan
pernyataan yang satu dari yang lain, yaitu memisahkan “saya yang keluar” atau
“Anda yang keluar”. Dalam pernyataan ini tidak mungkin “saya dan Anda yang
keluar”, tetapi harus salah satu “saya atau Anda yang keluar”. Jadi, sebuah
disjungsi yang menggunakan “atau inklusif” menyatakan bahwa paling sedikit
satu komponen benar. sedangkan disjungsi yang menggunakan “atau eksklusif”
menyatakan bahwa paling sedikit satu komponennya benar, tetapi tidak dua-
duanya
D. IMPLIKASI
Dalam matematika sering ditemukan pernyataan-pernyataan dalam bentuk “jika
… maka ...”. Pernyataan dalam bentuk jika maka ini diperoleh dari
penggabungan dua pernyataan tertentu. Misalnya, dari pernyataan tunggal p dan
pernyataan tunggal q, dibentuk kalimat baru yang merupakan pernyataan
majemuk dalam bentuk “jika p maka q”. Pernyataan-pernyataan yang berbentuk
demikian disebut implikasi (implication) atau kondisional (conditional
statement) atau pernyataan-pernyataan bersyarat. Pernyataan “Jika p maka q”
dinotasikan “ p  q” atau “p  q”, sedangkan kata penghubung dengan notasi
“ “ atau “  “ disebut operasi implikasi
E. BIIMPLIKASI
Selain operasi-operasi negasi, konjungsi, disjungsi, dan implikasi dalam logika
matematika dikenal pula operasi biimplikasi. Operasi biimplikasi disebut juga
operasi bikondisional ( biconditional) atau operasi implikasi dari arah atau
operasi ekuivalensi. Operasi biimplikasi ini dinotasikan dengan “ ” yang dapat
dibaca sebagai materially implication atau jika dan hanya jika Seperti halnya
operasi-operasi biner lainnya maka untuk membentuk pernyataan majemuk
biimplikasi diperlukan dua pernyataan sebagai komponen-komponennya.
Misalnya, komponen pertama adalah pernyataan p dan komponen kedua adalah
pernyataan q. Maka, pernyataan majemuk “p ekuivalen dengan q” atau “p jika
dan hanya jika q” yang dinotasikan “p  q” mempunyai arti bahwa p  q dan q
 p. Selanjutnya sebagai konsekuensi logisnya, p  q akan mempunyai nilai
kebenaran yang benar hanya jika p  q dan q  p kedua-duanya bernilai benar,
sedangkan sudah Anda ketahui bahwa implikasi p  q dan q  p dua-duanya
akan benar hanya jika p benar dan q benar atau p salah dan q salah, sedangkan
dalam keadaan lainnya tidak mungkin. Sebab jika p dan q nilai kebenarannya
tidak sama maka p  q dan q  p tidak akan saling menyimpulkan berarti
kedua-duanya tidak akan benar. Secara umum berlaku
2.3 Ingkaran Dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi 1. Negasi Suatu Konjungsi Karena suatu
konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya bernilai benar. Maka
negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran
berikut:

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benarbenar anak
cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan

2. Negasi Suatu Disjungsi


Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel
kebenaran berikut:

Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3. Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran
berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q


Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat

4. Negasi Suatu Biimplikasi


Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p Û q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa
dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti kata,
ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah,
1986). Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan
kesimpulan yang sahih (tidak valid). Dalam logika matematika ada dua kalimat
yang penting, yaitu kalimat pernyataan dan kalimat terbuka serta terdapat juga
operasi logika, yaitu negasi (ingkaran) suatu pernyataan adalah pernyataan lain
yang diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan”
pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan
lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar,
maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya., konjungsi, disjungsi, implikasi
dan biimplikasi
3.2 SARAN
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih
kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik
membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/SEKRETARIAT/Downloads/Documents/MAKALAH
%20INULAPRILIA%20NILAI%20KEBENARAN.pdf

PEMA4102-M1.pdf

file:///C:/Users/SEKRETARIAT/Downloads/Documents/MAKALAH
%20ALDY%20SYURYO%20PRANATA%20LOGIKA-1.pd

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=nu3sDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=jurnal+nilai+kebenara
n+operasi+negasi+&ots=g5qogbCdpz&sig=sPrrmZX8uxnT7LdcFCZYaWe-
MQ4&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai