Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pande Kadek Krisdhananjaya

NIM : 1904551499
UTS : Hukum Pemerintahan Daerah
Dosen : Dr. I Nyoman Suyatna, S.H., M.H.

JAWABAN.
1. Perbedaannya yaitu:
 Dalam penerapan sistem sentralisasi, yang paling banyak menentukan
keputusan mengenai suatu permasalahan, baik di tingkat pusat ataupun di
daerah. Sedangkan Dalam penerapan sistem desentralisasi, setiap pengambilan
keputusan mengenai rumah tangga di daerahnya sendiri adalah hak dari
pemerintah daerah.
 Pada penerapan sistem sentralisasi, banyak dipakai pada masa sebelum
otonomi daerah digulirkan. Sedangkan Pada penerapan sistem desentralisasi
mempunyai ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu wilayah suatu daerah
tertentu.
2. Sentralisasi dan desentralisasi adalah sebuah kontium, karena tidak ada sebuah negara
yang secara penuh hanya menggunakan sistem sentralisasi saja dalam
penyelenggaraan pemerintahannya. Sebaliknya juga tidak mungkin penyelenggaraan
pemerintahan hanya didasarkan pada sistem desentralisasi. Sentralisasi adalah
memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di
posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Otonomi daerah
atau juga disebut Desentralisasi pertama kalinya mulai diberlakukan di Indonesia
melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang
hingga saat ini mengalami beberapakali perubahan. Jadi desentralisasi dapat diartikan
sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana,
manusia dan lain-lain) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Berubahnya
sentralisasi menjadi desentralisasi membawa perubahan dalam sistem pemerintahan
diantaranya Pilkada langsung dan Pemilu Presiden. Meskipun dirasa sebagai
perubahan ke arah positif tetap saja timbul nada pesimis dan pandangan negatif dari
berbagai kalangan tentang pelaksanaan pilkada di Indonesia tidak meniadakan arti
pentingnya institusi ini dalam konsolidasi demokrasi di era desentralisasi ini.
3. Perbedaannya yaitu:
 Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Konsep Pemerintahan
 Pemerintahan dalam arti sempit adalah sekelompok orang dalam sistem
kelembagaan eksekutif yang memiliki fungsi, tatanan, dan tanggung jawab
dalam rangka mencapai tujuan negara yang tertuang dalam Undang Undang
Dasar 1945.
 Pemerintahan dalam arti luas adalah seluruh komponen pemerintah yang ada
yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang memiliki kewajiban
bersama sama mencapai tujuan negara. Komponen yang dimaksudkan dalam
UUD juga mencakup lembaga legislatif seperti DPR, MPR, DPD, dan DPRD.
Komponen lain seperti yudikatif yang mencakup Mahkamah Agung (MA),
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY).
5. Konsep pemerintahan Rechtstaat ( Eropa kontinental) yang di kemukakan oleh Kant
& Julius Stahl yaitu:
 Negara berdasarkan atas hak asasi manusia
 Di dalam negara ada pembagian kekuasaan
 Pemerintah berdasar UU
 Peradilan administrasi negara peradilan yang berwenang mengadili sengketa
tata usaha negara.
Konsep pemerintahan Rule of Law ( Anglo Saxon ) yang di kemukakan oleh A.V.
Dicey yaitu:
 Supremasi hukum
 Konstitusi berdasarkan hak perorangan
 Adanya putusan pengadilan ( Yurisprudensi )
 Tidak adanya peradilan administrasi
 Semua orang termasuk pejabat pemerintah kedudukannya sama di depan
hukum dan pengadilan sama.
6. Simposium tentang Indonesia Negara Hukum antara lain telah mengambil
kesimpulan mengenai ciri-ciri khas suatu negara hukum, yang meliputi :
1) Pengakuan dan pelindungan bak-hak asasi, yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kulturil dan pendidikan;
2) Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleb suatu
kekuasaan/kekuatan lain apapun;
3) Legalitas, dalam arti hukum dalam semua bentuknya.
Jadi negara yang tidak memiliki Peradilan Tata Usaha Negara bisa dikatakan negara
hukum, asalkan dalam suatu negara tersebut memiliki peradilan yang bebas dan tidak
memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan/kekuatan lain apapun. Contohnya
Perlindungan konstitusional, Peradilan atau badan-badan bebas dan tidak memihak,
Pemilihan umum yang bebas, Kebebasan menyatakan pendapat, Kebebasan berserikat
atau berorganisasi dan beroposisi, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai