UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS HUKUM
Jalan Jenderal Achmad Yani, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124
PETUNJUK
1. Baca soal dengan teliti, ketik dengan Times New Roman, font 12, spasi 1,5
2. Soal dikerjakan di rumah
3. Dikumpulkan saat jadwal ujian berlangsung,
4. Mengisi daftar hadir yang disediakan panitia
SOAL
1. Jelaskan pengertian negara hukum sebelum dan sesudah perubahan UUD 1945!
Jawaban :
Negara hukum adalah konsep dalam ilmu hukum yang mengacu pada negara yang
menjunjung tinggi supremasi hukum, prinsip keadilan, dan perlindungan hak asasi manusia.
Pengertian negara hukum telah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan
konstitusi Indonesia, terutama sebelum dan sesudah perubahan UUD 1945.
Sebelum perubahan UUD 1945:
Sebelum perubahan UUD 1945, Indonesia mengadopsi konstitusi yang berbeda, yaitu
Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) pada tahun 1949. Pada saat itu, negara hukum
diartikan sebagai negara yang memiliki kekuasaan yang terbagi antara pemerintah pusat dan
daerah-daerah yang merupakan negara bagian. Konstitusi RIS menekankan kebebasan bagi
daerah-daerah untuk mengatur sendiri sebagian besar masalah pemerintahan mereka. Dalam
konteks ini, negara hukum diterjemahkan sebagai negara yang mematuhi aturan-aturan yang
telah ditetapkan dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesudah perubahan UUD 1945:
Setelah perubahan UUD 1945 pada tahun 2002, pengertian negara hukum di
Indonesia mengalami perubahan signifikan. Negara hukum dalam konteks saat ini
didefinisikan sebagai negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan prinsip keadilan.
Hal ini tercermin dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum. Pengertian ini menegaskan bahwa hukum memiliki
kedudukan yang lebih tinggi daripada kekuasaan-kekuasaan negara, termasuk pemerintah dan
pejabat publik. Negara hukum juga mengharuskan negara untuk melindungi hak asasi
manusia, menegakkan keadilan, dan menjamin akses semua orang terhadap sistem peradilan
yang adil dan independen.
Dalam praktiknya, negara hukum Indonesia setelah perubahan UUD 1945 memiliki
beberapa lembaga yang bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip negara hukum, seperti
Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM). Lembaga-lembaga ini bertugas menjaga keberadaan negara
hukum, memastikan keadilan dalam penerapan hukum, dan melindungi hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 memperkuat prinsip negara hukum di Indonesia dengan
memberikan landasan konstitusional yang kuat bagi supremasi hukum, keadilan, dan
perlindungan hak asasi manusia.
2. Jelaskan dan berikan contoh sistem pembagian kekuasaan menurut ajaran trias
politika!
Jawaban :
Sistem pembagian kekuasaan menurut ajaran trias politika (trias politica)
dikembangkan oleh filsuf John Locke dan dikemukakan secara lebih terperinci oleh
Montesquieu. Konsep ini mengacu pada pembagian kekuasaan dalam suatu negara menjadi
tiga cabang yang terpisah, yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuan dari
sistem ini adalah untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjamin keseimbangan
kekuatan di antara cabang-cabang tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat dan contoh
masing-masing cabang kekuasaan:
1. Kekuasaan Eksekutif:
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan pemerintahan dan
menjalankan fungsi-fungsi administratif negara. Cabang ini dipimpin oleh kepala negara atau
kepala pemerintahan, seperti presiden atau perdana menteri, dan melibatkan institusi-institusi
eksekutif, seperti kabinet atau departemen pemerintah. Tugasnya termasuk pengelolaan
negara, implementasi kebijakan publik, dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Contoh: Di Amerika Serikat, kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden. Presiden AS
memiliki wewenang untuk menjalankan kebijakan pemerintahan, mengelola kekuatan militer,
menandatangani perjanjian internasional, dan menjalankan fungsi-fungsi administratif
negara.
2. Kekuasaan Legislatif:
Kekuasaan legislatif bertanggung jawab atas pembuatan undang-undang dan
pengawasan kegiatan pemerintahan. Cabang ini terdiri dari badan legislatif, seperti parlemen
atau kongres, yang mewakili kepentingan rakyat dan bertugas membuat undang-undang yang
berlaku. Mereka juga memiliki peran dalam mengawasi pemerintah dan memeriksa kinerja
eksekutif.
Contoh: Di Inggris, kekuasaan legislatif dipegang oleh Parlemen, yang terdiri dari
House of Commons dan House of Lords. Parlemen membuat undang-undang, membahas
kebijakan pemerintah, dan melaksanakan fungsi pengawasan terhadap eksekutif.
3. Kekuasaan Yudikatif:
Kekuasaan yudikatif bertanggung jawab atas penafsiran hukum, menegakkan
keadilan, dan menjatuhkan putusan hukum dalam kasus-kasus yang diajukan ke pengadilan.
Cabang ini terdiri dari sistem peradilan, termasuk pengadilan tinggi, pengadilan banding, dan
pengadilan terakhir. Tujuannya adalah untuk memastikan keadilan, melindungi hak-hak
individu, dan menyelesaikan perselisihan secara adil.
Contoh: Di Jerman, kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi Federal
dan Mahkamah Federal. Mahkamah Konstitusi Federal bertanggung jawab atas penafsiran
b. Pengaruh politik: Presiden memiliki kekuatan politik yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi anggota parlemen atau kongres. Presiden dapat bekerja sama dengan
partai politik atau anggota parlemen yang sejalan dengan kebijakan pemerintahannya
untuk memperoleh dukungan dan mendorong persetujuan terhadap undang-undang
yang diinginkan.
c. Veto: Presiden dapat menggunakan hak veto untuk menolak undang-undang yang
disetujui oleh badan legislatif. Dengan menggunakan hak veto, presiden dapat
mempengaruhi atau membatasi undang-undang yang akan diberlakukan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa badan legislatif memiliki kemandirian dan
otoritasnya sendiri. Mereka dapat mengevaluasi dan memodifikasi inisiatif legislatif presiden,
serta memiliki kebebasan untuk menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah.
2. Kekuasaan Yudikatif:
Presiden memiliki pengaruh terbatas terhadap kekuasaan yudikatif:
Penting untuk diingat bahwa dalam sistem yang berfungsi dengan baik, cabang kekuasaan
yang berbeda harus tetap independen dan menghormati prinsip-prinsip pembagian kekuasaan.
Prinsip-prinsip konstitusi dan aturan hukum yang kuat harus dijunjung tinggi untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh presiden atau cabang kekuasaan lainnya.
4. Jelaskan isi Pasal 7 UUD 1945 baik sebelum maupun sesudah perubahan! Mengapa
dapat terjadi seperti itu?
Jawaban :
Sebagaimana diketahui, sebelum perubahan, Pasal 7 UUD 1945 menyatakan,
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali”
Sedangkan setelah perubahan, norma Pasal 7 UUD 1945 menjadi, “Presiden dan
Wakil Presiden memegang masa jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk sekali masa jabatan”
Nilai-nilai fundamental yang mendasari pembatasan kekuasan adalah untuk mencegah
terjadinya dominasi kekuasaan oleh para penyelenggara negara sekaligus bertujuan
melindung harkat dan martabat manusia. Pembatasan kekuasaan ini secara praktis berujung
dan bertujuan pada kesejahteraan rakyat.
Jawaban :
Peristiwa sejarah ketatanegaraan Indonesia, termasuk pembentukan dan perubahan
UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950, memberikan beberapa pelajaran penting
bagi Indonesia. Berikut beberapa pelajaran yang dapat diambil: