Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

Oleh :
Tiara Putri Dhayni
042062978
Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Administrasi Negara

I. Pendahuluan
Beberapa waktu belakangan semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi
daerah menjadi salah satu topik sentral yang banyak dibicarakan. Otonomi Daerah menjadi
wacana dan bahan kajian dari berbagai kalangan, baik pemerintah, lembaga perwakilan
rakyat, kalangan akademisi, pelaku ekonomi bahkan masayarakat awam. Semua pihak
berbicara dan memberikan komentar tentang “otonomi daerah” menurut pemahaman dan
persepsinya masing-masing. Perbedaan pemahaman dan persepsi dari berbagai kalangan
terhadap otonomi daerah sangat disebabkan perbedaan sudut pandang dan pendekatan yang
digunakan.
Sebenarnya “otonomi daerah” bukanlah suatu hal yang baru karena semenjak
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia , konsep otonomi daerah sudah digunakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Bahkan pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, prinsip-prinsip otonomi sebagian sudah diterapkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Semenjak awal kemerdekaan samapi sekarang telah terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang kebijakan Otonomi Daerah. UU 1/1945
menganut sistem otonomi daerah rumah tangga formil. UU 22/1948 memberikan hak
otonomi dan medebewind yang seluas-luasnya kepada Daerah. Selanjutnya UU 1/1957
menganut sistem otonomi ril yang seluas-luasnya. Kemudian UU 5/1974 menganut prinsip
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung. Sedangkan saat ini di bawah UU 22/1999
dianut prinsip otonoi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

II. Pembahasan
Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan asas otonomi
sebesar-besarnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia sebagaimana
tersebut di atas. . dalam UUD 1945. dari Negara Republik Indonesia.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut ketentuan undang-undang. Daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah
kesatuan hukum masyarakat yang mempunyai batas-batas wilayah dan berhak mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan keinginan
penduduk. wilayah. untuk Wilayah inisiatifnya. Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan pemerintahan kepada daerah otonom
yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Desentralisasi berarti bahwa pemerintah melimpahkan kekuasaan penyelenggaraan
pemerintahan kepada gubernur yang mewakili pemerintah, dan/atau kepada badan-badan
vertikal di daerah tertentu. Tugas pembantuan adalah tugas dari pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah kabupaten kepada daerah/kota dan/atau desa, dan dari
pemerintah daerah kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Otonomi daerah yang digunakan saat ini adalah otonomi daerah berdasarkan Undang-
Undang Pemerintahan Daerah No. 22 Tahun 1999. Menurut undang-undang ini, otonomi
daerah mengacu pada hak suatu daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
kotamadya atas prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi pemerintah kota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah dijadikan sebagai prinsip otonomi daerah yang menyeluruh, nyata
dan bertanggung jawab. Amanat otonomi luas adalah kekuasaan sukarela suatu daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan, yang meliputi kekuasaan dalam segala bidang
pemerintahan kecuali urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, uang dan
pajak, agama, dan badan-badan lainnya. di daerah yang ditentukan dalam peraturan
pemerintah. Otonomi nyata mengacu pada keleluasaan daerah dalam menjalankan kekuasaan
negara di daerah tertentu yang benar-benar ada dan dibutuhkan serta tumbuh dan berkembang
di daerah. sedangkan otonomi bertanggung jawab adalah pelaksanaan tanggung jawab yang
merupakan hasil pelimpahan hak dan wewenang kepada daerah berupa tugas dan tanggung
jawab yang diemban daerah untuk mencapai tujuan pemberian otonomi, peningkatan
pelayanan dan perbaikan masyarakat. kesejahteraan, mengembangkan demokrasi. kehidupan,
keadilan, pemerataan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antar daerah
dan daerah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

III. Kesimpulan
Guna tercapainya kesejahteraan masyarakat diperlukan kestabilan penyelenggaraan
pemerintah daerah. Visi mensejahterakan masyarakat harus dibangun dan dijadikan acuan
oleh kedua lembaga tersebut. Menurut Hatta (1957) demokrasi tidak saja mendidik orang
bertanggungjawab mengenai keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga
menanam perhatian terhadap usaha-usaha publik. Setiap orang harus bersedia mencurahkan
perhatian dan tenaganya untuk membela kepentingan umum tanpa mengharapkan imbalan
jasa. Kewajiban membela kepentingan bersama, keselamatan dan kesejahteraan umum di
dalam lingkungan hidup yang besar dan kecil. Pemberian layanan dan barang public perlu
melibatkan sektor swasta dan komunitas dengan tetap menjunjung tinggi berbagai prinsip:
transparansi, akuntabilitas, efisensi, keadilan dan penegakan hukum.
Sumber :
Undang-Undang . No. 32 Tahun 2004
BMP IPEM4425

Anda mungkin juga menyukai