Anda di halaman 1dari 6

UAS

Nama : Yusril Ikmal Shafiq


Nim : 302.2022.043
Prodi : Hukum Tata Negara
Semester : 3
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Zainal Amaluddin, S. Hum., M. H

SOAL

1. Kita ketahui Indonesia merupakan Negara kesatuan dan Negara yang


demokrasi, UUD 1945 sebagai konstitusi kita secara tertulis, dalam menjalankan
sistem pemerintahan menganut trias politica yang diajarkan oleh Montesque.
Bagaimana pendapat anda tentang Negara yang tidak mempunyai konstitusi secara
tertulis salah satu contohnya ialah Inggris dan Kanada, dan bagaimana
sistem pembagian kekuasaan dalam menjalankan roda pemerintahan?
2. apa yang anda ketahui tentang “keputusan” dan “ketetapan”. Dimana letak titik
perbedaan antara keduanya?
3. Bedasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang perda, terkait pasal 1 ayat
8 (desentralisasi), ayat 9 (dekonsentrasi) dan ayat 11 yakni (tugas pembantu). Apa
yang anda ketahui dari ketiga hal tersebut, dan bagaimana hubungannya
antara desentralisasi dengan dekonsentrasi?
4. Apa tujuan hukum Administrasi negara bagi masyarakat dan bagi pemerintah?
5. Ketika pejabat negara melakukan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang
yang melanggar hukum salah satu contoh melakukan korupsi. Bagaimana anda
menyikapi dan memberantas hal tersebut?
6. Tuliskan Peraturan perundang-undangan yang menyangkut Hukum Administrasi
Negara minimal 5.
JAWABAN
1.
Negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis seperti Inggris dan Kanada dikenal sebagai
negara tanpa konstitusi tertulis atau memiliki konstitusi tidak tertulis. Dalam kasus Inggris,
konstitusi Inggris terdiri dari hukum tertulis dan tidak tertulis, yang mencakup undang-
undang, konvensi konstitusional, dan prinsip-prinsip umum. Sementara itu, Kanada
memiliki Konstitusi Kanada, yang sebagian besar tertulis, namun beberapa elemen
pentingnya tidak tertulis.

Pembagian kekuasaan di negara-negara ini didasarkan pada sistem parlementer. Sistem ini
memiliki tiga cabang pemerintahan yang berfungsi secara terpisah namun saling terkait:

Eksekutif: Kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh orang yang sama di
dalam sistem parlementer. Di Inggris, Ratu adalah kepala negara, tetapi peran eksekutif
sehari-hari dijalankan oleh Perdana Menteri dan Kabinet. Di Kanada, Gubernur Jenderal
adalah wakil Ratu sebagai kepala negara, dan Perdana Menteri memimpin eksekutif.

Legislatif: Parlemen, yang terdiri dari Dewan Rakyat (House of Commons di Inggris, dan
House of Commons di Kanada) dan Dewan Bangsawan (House of Lords di Inggris, dan
Senat di Kanada), bertanggung jawab untuk membuat undang-undang. Di kedua negara,
anggota parlemen dipilih oleh rakyat (Dewan Rakyat) atau diangkat (Dewan
Bangsawan/Senat).

Yudikatif: Sistem yudisial bertanggung jawab untuk menafsirkan hukum dan memutuskan
perselisihan hukum. Di Inggris, yudikatif diwakili oleh Mahkamah Agung, sementara di
Kanada oleh Mahkamah Agung Kanada.

Meskipun Inggris dan Kanada tidak memiliki konstitusi tertulis sepenuhnya, kedua negara
ini mengandalkan konvensi konstitusional, hukum tertulis, dan prinsip-prinsip
konstitusional untuk memandu sistem pemerintahan mereka. Prinsip ini membantu
menjaga keseimbangan kekuasaan di antara cabang-cabang pemerintahan dan memastikan
bahwa tidak ada kekuasaan yang berlebihan di tangan satu kelompok atau individu.
2.
Kedua istilah "keputusan" dan "ketetapan" sering digunakan dalam konteks hukum dan
pemerintahan. Meskipun dalam beberapa kasus penggunaannya dapat bersifat sinonim, ada
juga perbedaan spesifik antara keduanya:

Keputusan:

Penggunaan Umum: Secara umum, "keputusan" merujuk pada hasil dari suatu proses
pemikiran atau penilaian yang diambil oleh seseorang atau suatu badan untuk mengatasi
suatu situasi atau masalah.
Hukum: Dalam konteks hukum, "keputusan" dapat merujuk pada hasil dari proses
pengadilan atau badan pemerintahan yang menentukan bagaimana suatu hukum diterapkan
pada suatu kasus tertentu. Misalnya, keputusan pengadilan.
Ketetapan:

Penggunaan Umum: "Ketetapan" juga merujuk pada suatu hasil atau keputusan yang telah
dibuat. Namun, dalam konteks hukum atau pemerintahan, "ketetapan" sering kali digunakan
untuk merujuk pada keputusan yang diambil oleh badan-badan tertentu, seperti lembaga
legislatif atau eksekutif, yang menghasilkan keputusan bersifat mengikat.
Hukum: Dalam konteks hukum, "ketetapan" dapat merujuk pada suatu keputusan yang
dihasilkan oleh badan pemerintahan tertentu dan dapat memiliki kekuatan hukum yang
mengikat. Misalnya, dalam konteks legislatif, suatu "ketetapan" bisa menjadi peraturan atau
undang-undang yang memiliki dampak hukum yang bersifat mengikat.
Dengan kata lain, perbedaan utama antara "keputusan" dan "ketetapan" mungkin terletak
pada tingkat kewajiban atau kewenangan hukum yang dimilikinya. "Ketetapan" cenderung
lebih sering merujuk pada keputusan yang bersifat mengikat dan dapat memiliki dampak
hukum yang lebih signifikan. Namun, konteks penggunaan dan jenis keputusan atau
ketetapan juga dapat bervariasi tergantung pada bidang atau lingkup tertentu, seperti
hukum, pemerintahan, atau organisasi lainnya
3.
secara umum, dalam konteks pemerintahan daerah di Indonesia, desentralisasi dan
dekonsentrasi adalah dua konsep yang berbeda:

Desentralisasi:

Pengertian: Desentralisasi merujuk pada pendelegasian wewenang oleh pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah atau otonomi daerah.
Tujuan: Desentralisasi bertujuan untuk memberikan keputusan dan pelaksanaan kebijakan
yang lebih dekat dengan masyarakat di tingkat lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengambilan keputusan, dan mempercepat pembangunan daerah.
Dekonsentrasi:

Pengertian: Dekonsentrasi adalah pendelegasian wewenang dari pemerintah pusat kepada


instansi pemerintah yang berada di bawahnya di tingkat wilayah atau daerah tertentu.
Tujuan: Dekonsentrasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi administrasi dan
pelaksanaan program pemerintah, serta memastikan pemerataan pembangunan di berbagai
wilayah.
Hubungan antara desentralisasi dan dekonsentrasi terletak pada fokus pendelegasian
wewenang. Desentralisasi lebih menekankan pada pendelegasian wewenang kepada
pemerintah daerah atau otonomi daerah, sementara dekonsentrasi lebih berkaitan dengan
pendelegasian wewenang kepada instansi pemerintah di tingkat wilayah atau daerah
tertentu yang masih berada di bawah kendali pemerintah pusat.

Jika Anda memiliki teks atau rujukan lebih lanjut dari UU No. 23 tahun 2014 yang dapat
memberikan konteks lebih lanjut, saya sarankan untuk merujuk langsung pada teks UU
tersebut atau sumber hukum yang terkait.
4.
Hukum Administrasi Negara memiliki tujuan yang beragam, dan tujuan tersebut dapat
bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Beberapa tujuan utama dari
Hukum Administrasi Negara antara lain:
Bagi Masyarakat:
Perlindungan Hak Warga Negara:
Hukum Administrasi Negara bertujuan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga
negara dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau lembaga administratif.
Pemberian Keadilan Administratif:

Memastikan bahwa keputusan administratif diambil dengan transparan, adil, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan
perlakuan yang setara dan adil dalam interaksi dengan pemerintah.
Meningkatkan Pelayanan Publik:

Memberikan dasar hukum untuk peningkatan kualitas dan efisiensi pelayanan publik.
Masyarakat memiliki hak untuk menerima pelayanan yang baik dan efektif dari pemerintah.
Keterlibatan Masyarakat:
Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan keputusan administratif dan
memberikan mekanisme hukum untuk menyampaikan keluhan atau protes terhadap
keputusan pemerintah.
Bagi Pemerintah:
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Efektif:

Memberikan landasan hukum untuk penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan


efisien, termasuk pengaturan mengenai struktur, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga
administratif.
Pencegahan Penyalahgunaan Kekuasaan:

Mengendalikan dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat pemerintah. Hukum


Administrasi Negara menciptakan batasan dan prosedur untuk melindungi warga negara
dari tindakan sewenang-wenang atau korupsi.
Kepastian Hukum:

Menyediakan kepastian hukum bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan dan


tindakan administratif. Hal ini membantu pemerintah untuk beroperasi dengan jelas dan
menghindari sengketa hukum.
Peningkatan Profesionalisme Aparat Pemerintah:

Mendorong profesionalisme dan akuntabilitas aparat pemerintah melalui norma-norma


etika dan peraturan yang ketat. Hukum Administrasi Negara dapat menciptakan standar
perilaku untuk pejabat pemerintah.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, Hukum Administrasi Negara berusaha menciptakan
keseimbangan antara kebutuhan masyarakat akan perlindungan dan keadilan dengan
kebutuhan pemerintah untuk menjalankan tugas administratifnya secara efektif dan efisien.
5.
Hukum Administrasi Negara memiliki tujuan yang beragam, dan tujuan tersebut dapat
bermanfaat baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Beberapa tujuan utama dari
Hukum Administrasi Negara antara lain:

Bagi Masyarakat:
Perlindungan Hak Warga Negara:

Hukum Administrasi Negara bertujuan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga
negara dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau lembaga administratif.
Pemberian Keadilan Administratif:

Memastikan bahwa keputusan administratif diambil dengan transparan, adil, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan
perlakuan yang setara dan adil dalam interaksi dengan pemerintah.
Meningkatkan Pelayanan Publik:

Memberikan dasar hukum untuk peningkatan kualitas dan efisiensi pelayanan publik.
Masyarakat memiliki hak untuk menerima pelayanan yang baik dan efektif dari pemerintah.
Keterlibatan Masyarakat:

Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan keputusan administratif dan


memberikan mekanisme hukum untuk menyampaikan keluhan atau protes terhadap
keputusan pemerintah.
Bagi Pemerintah:
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Efektif:

Memberikan landasan hukum untuk penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan


efisien, termasuk pengaturan mengenai struktur, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga
administratif.
Pencegahan Penyalahgunaan Kekuasaan:

Mengendalikan dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat pemerintah. Hukum


Administrasi Negara menciptakan batasan dan prosedur untuk melindungi warga negara
dari tindakan sewenang-wenang atau korupsi.
Kepastian Hukum:
Menyediakan kepastian hukum bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan dan
tindakan administratif. Hal ini membantu pemerintah untuk beroperasi dengan jelas dan
menghindari sengketa hukum.
Peningkatan Profesionalisme Aparat Pemerintah:
Mendorong profesionalisme dan akuntabilitas aparat pemerintah melalui norma-norma
etika dan peraturan yang ketat. Hukum Administrasi Negara dapat menciptakan standar
perilaku untuk pejabat pemerintah.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, Hukum Administrasi Negara berusaha menciptakan
keseimbangan antara kebutuhan masyarakat akan perlindungan dan keadilan dengan
kebutuhan pemerintah untuk menjalankan tugas administratifnya secara efektif dan efisien.
6.
Berikut adalah beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berkaitan
dengan Hukum Administrasi Negara:

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN):

Mengatur tentang ketentuan umum mengenai ASN, termasuk hak dan kewajiban, seleksi,
pengembangan karir, serta sanksi bagi ASN yang melanggar aturan.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan:

Menetapkan dasar hukum untuk administrasi pemerintahan, termasuk prinsip-prinsip


penyelenggaraan pemerintahan yang baik, partisipasi masyarakat, dan pengawasan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik:

Mengatur hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan publik, standar pelayanan,
mekanisme pengaduan, serta sanksi bagi penyelenggara pelayanan publik yang tidak
memenuhi standar.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil:

Menetapkan norma dan sanksi terkait dengan disiplin pegawai negeri sipil, termasuk
prosedur dan jenis pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi disiplin.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:

Mengatur tentang tata cara pengelolaan keuangan daerah, termasuk perencanaan,


pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Anda mungkin juga menyukai