Anda di halaman 1dari 4

RESUME PENGANTAR HUKUM INDONESIA

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Dosen Pengampu: Dr. H Syamsir, S.H., M.H.
Haryadi, S.H, M.H.

Kelompok 4:
ADILIA TRI GUSTIANA (B1A123233)
ALFITO PRAMUDYA (B1A123240)
AMANDA CAHYANI WIDYADHARI (B1A123243)
BINTANG PRATAMA (B1A123223)
FARHAN ABDUL AZIS (B1A123251)
HEGEL NUR RAFKI (B1A123212)
KHALIFATUL FATAYA (B1A123218)
YUDHA RAHMAN (B1A123236)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
2023
RESUME
1.Dasar dasar Administrasi Negara
a. Konstitusi
Konstitusi suatu negara adalah hukum dasar yang menetapkan kerangka kerja
pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta pembagian kekuasaan antara lembaga-
lembaga pemerintah.
b.Peraturan perundang undangan
Ini mencakup undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan daerah yang
mengatur tugas, wewenang, dan prosedur administrasi pemerintahan.
c. Hukum Tata Usaha Negara (HTUN)
HTUN mengatur prosedur administrasi pemerintah, termasuk peran dan kewajiban
pejabat administrasi negara, serta hak warga negara dalam berurusan dengan pemerintah.
d. Prinsip-prinsip Hukum Administrasi
Ini melibatkan prinsip-prinsip seperti prinsip keadilan, kewajiban administratif, dan
perlindungan hak asasi manusia dalam administrasi negara.
e. Kebijakan Publik
Hukum administrasi negara sering kali berhubungan dengan pembuatan, pelaksanaan,
dan evaluasi kebijakan publik.
f. Pengadilan Administrasi
Sebagian negara memiliki pengadilan khusus yang menangani sengketa administrasi
negara, di mana warga negara dapat mengajukan keluhan jika merasa hak mereka dilanggar.

2.Pengertian Hukum Administrasi Negara


Istilah Administrasi Negara berasal dari bahasa latin = “administrate”
Bahasa Belanda diartikan sama dengan besturen yang berarti fungsi pemerintah.

3.Sumber Hukum administrasi negara


a.Sumber hukum materil
Sumber hukum administrasi negara berupa dokumen, informasi atau bukti konkret yang
digunakan dalam menentukan hak dan kewajiban dalam konteks administrasi negara.
Sumber hukum materil hukum administrasi negara dapat berupa:
1. Dokumen hukum
2. Putusan administrative
3. Kontrak dan perjanjian
4. Dokumen administrative
5. Pernyataan dan kesaksian
6. Dokumen elektronik
7. Bukti fakta
b.Sumber hukum formil
Sumber hukum formil dalam hukum administras negara biasanya mencakup beberapa elemen
berikut:
1. Undang undang
2. Peraturan pemerintah
3. Peraturan Menteri
4. Praturan daerah
5. Kebijakan pemerintah
6. Kasus putusan pengadilan
c.Faktor sejarah
Faktor sejarah memainkan peran penting dalam perkembangan hukum administrasi negara.
Beberapa sumber sejarah yang memengaruhi hukum administrasi negara meliputi:
1. *Warisan Kolonial*: Banyak negara memiliki sistem hukum administrasi yang
dipengaruhi oleh warisan kolonial. Aturan dan struktur administrasi yang diperkenalkan oleh
penjajah dapat tetap berdampak pada hukum administrasi negara tersebut.
2. *Revolusi dan Perubahan Politik*: Peristiwa sejarah seperti revolusi atau
perubahan politik signifikan dapat mengubah struktur administrasi negara dan hukum yang
mengaturnya.
3. *Tradisi Hukum*: Beberapa negara memiliki tradisi hukum administrasi yang telah
berkembang selama berabad-abad. Tradisi ini mungkin menjadi bagian integral dalam hukum
administrasi negara tersebut.

4.Hubungan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara


hukum tata negara menetapkan dasar konstitusional dan struktur pemerintahan, sementara
hukum administrasi negara berkaitan dengan pelaksanaan dan administrasi pemerintahan
sesuai dengan kerangka hukum tata negara.Unutuk lebih detailnya berikut adalah beberapa
hubungan antara keduanya:
1. Hierarki Hukum: Hukum tata negara merupakan hukum dasar atau konstitusi suatu
negara, sedangkan hukum administrasi negara adalah bagian dari hukum pelaksanaan yang
lebih rendah. Hukum administrasi negara harus selalu sesuai dengan ketentuan hukum tata
negara.
2. Kewenangan Pemerintah: Hukum tata negara menentukan struktur pemerintahan,
kewenangan, dan hak-hak dasar warga negara. Hukum administrasi negara mengatur
bagaimana pemerintah menggunakan kewenangan tersebut untuk menjalankan pemerintahan
sehari-hari.
3. Pembentukan Aturan Administrasi: Pemerintah biasanya mengeluarkan peraturan-
peraturan administrasi atau kebijakan yang harus sesuai dengan kerangka hukum tata negara.
Ini berarti hukum administrasi negara harus sejalan dengan hukum tata negara.
5.Otonomi daerah
Otonomi daerah adalah sistem pemerintahan yang memberikan kewenangan kepada
pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengelola urusan-urusan lokal di wilayahnya
sendiri. Otonomi daerah bertujuan untuk memberikan warga daerah lebih banyak kendali atas
masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan lokal mereka.

6.Dasar dasar otonomi daerah


1. Undang-Undang Dasar: Dasar hukum utama otonomi daerah biasanya terdapat
dalam undang-undang dasar atau konstitusi suatu negara. Undang-undang ini menetapkan
prinsip-prinsip dasar, batas kewenangan, dan mekanisme pelaksanaan otonomi daerah.
2. Pembagian Kewenangan: Otonomi daerah melibatkan pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Kewenangan tertentu dialihkan dari
pemerintah pusat ke pemerintahan daerah untuk mengurus urusan lokal seperti pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur.
3. Kewenangan Legislatif: Pemerintahan daerah sering memiliki lembaga legislatif
seperti dewan atau majelis yang membuat peraturan dan kebijakan di tingkat lokal. Mereka
dapat mengesahkan peraturan daerah (perda) untuk mengatur urusan lokal.
4. Kewenangan Eksekutif: Otonomi daerah juga mencakup pemerintahan daerah yang
memiliki eksekutif yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang
dihasilkan oleh lembaga legislatif.
5. Pendanaan: Otonomi daerah seringkali melibatkan pemberian dana atau transfer
keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintahan daerah untuk mendukung pelaksanaan
tugas-tugas mereka.
6. Pengawasan: Meskipun pemerintahan daerah memiliki kewenangan sendiri, ada
mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa mereka menjalankan tugas mereka sesuai
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
7. Partisipasi Masyarakat: Otonomi daerah sering mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam pengambilan keputusan lokal. Ini dapat dilakukan melalui mekanisme
seperti pemilihan kepala daerah (pilkada) dan konsultasi publik.

Anda mungkin juga menyukai