Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

2000, Vol. 15, No. 3, 388 - 395

POTENSI MANFAAT DAN PROBLEM DI E-COMMERCE


Didi Achjari
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

The advanced technology of internet has brought the new way of business by
introduction of the e-commerce. Nevertheless, it has potential impact on both ways,
positive and negative. From the positive side, it can be utilised to enhance overall
company’s performance. However, it has a lot of potential problems as well, such as
cybertax, security and audit trail. Therefore, everyone who involves in the e-commerce
should account for those issues to reduce or mitigate its impact.
Keywords: Audit Trail, Internet, Electronic Commerce

PENDAHULUAN masalah keamanan transaksi di internet lebih


Sistem informasi yang semula dimak- merupakan persepsi daripada kenyataan.
sudkan untuk otomatisasi tugas-tugas klerikal
ternyata pada akhirnya bisa dimanfaatkan E-COMMERCE
untuk memperoleh keunggulan strategis dalam
memenangi persaingan. Internet sebagai salah Laudon dan Laudon (1998) mendefinisikan
satu bentuk kehadiran teknologi informasi juga electronic commerce sebagai: “The process of
telah banyak dimanfaatkan untuk mening- buying and selling goods electronically by
katkan daya saing (Laudon dan Laudon, 1998). consumers and from company to company
Sebagai contoh, Federal Express menggunakan through computerized business transaction”.
internet selain untuk menghemat biaya komu- Dari definisi tadi, ada tiga poin utama dalam
nikasi, juga memungkinkan pelanggan mela- electronic commerce yaitu pertama, adanya
cak posisi paket atau surat yang dikirim. Lebih proses baik penjualan maupun pembelian seca-
jauh, internet memungkinkan perusahaan ra elektronis. Kedua, adanya konsumen atau
untuk meningkatkan kinerjanya. perusahaan. Terakhir, jaringan penggunaan
komputer secara on-line untuk melakukan
Meskipun ada pakar yang meragukan
transaksi bisnis.
keamanan electronic commerce, tapi ada juga
yang berpendapat sebaliknya. Pendapat perta- Perusahaan menggunakan e-commerce da-
ma di antaranya adalah Ratnasingham (1998) lam berbagai tingkatan. Ada yang sekedar
yang mengungkapkan bahwa electronic com- menggunakan e-mail untuk bagian tertentu,
merce belum mempunyai standar keamanan misal: hanya diterapkan di bagian penjualan.
jejak audit (audit trail). Sedangkan pendapat Tapi ada juga yang menggunakan halaman
kedua diwakili oleh Wilcox (1999) yang meli- web untuk menampilkan profil perusahaan dan
hat dari sisi besarnya pertumbuhan transaksi di produknya. Beberapa perusahaan bahkan
internet, membuktikan bahwa internet adalah menggunakan e-commerce secara terintegrasi
tempat yang relatif aman untuk melakukan untuk semua transaksinya, baik itu pemesanan,
transaksi dengan kartu kredit. Vanderbilt yang pembayaran sampai ke pengiriman produk
dikutip Wilcox (1999) menyatakan bahwa (Celestino, 1999). Hal ini semua bisa dilaku-
2000 Didi Achjari 389

kan terutama dalam penjualan software yang tidak perlu setiap kali mencetak katalog
bisa dikirim secara elektronis lewat jaringan baru dan mengirimkannya (faxcimile) ke
internet. tiap konsumen karena konsumen bisa
Dari sisi besarnya transaksi bisnis, internet melihat langsung di website mengenai
akan memegang peranan yang makin penting perubahan jenis dan harga barang dari detik
di masa mendatang karena semakin banyak ke detik.
penggunanya. Menurut The International Data  Efektif
Corporation diperkirakan 300 juta orang akan Internet memungkinkan untuk menjangkau
menggunakan internet pada tahun 2000, yang konsumen secara lebih luas dan cepat. Hal
melibatkan transaksi senilai sekitar US$150 ini dimungkinkan karena perusahaan bisa
miliar (Chou, 1999). Indikasi ke arah itu membuka virtual shop 24 jam non stop
sebenarnya sudah mulai tampak karena saat ini dengan menampilkan informasi tentang
satu di antara empat pengguna internet pernah produk dan prosedur pembelian secara on
melakukan pembelian secara on line (Wilcox, line di internet. Calon konsumen bisa
1999). Lebih jauh, semakin banyak juga dimanjakan dengan tampilan grafis yang
perusahaan yang beralih ke internet untuk menawan bahkan dengan animasi/video
melakukan aktivitasnya seperti: jaringan toko yang bisa dijalankan dengan software
buku Amazon (http://www.amazon.com). Ia tertentu misal: Real Player.
yang sukses dengan e-commerce-nya mempu-
nyai sekitar 4,5 juta konsumen di 160 negara
(Celestino, 1999). Amazon berhasil mening- PERAN KEPERCAYAAN
katkan penjualan buku secara fanstastis, dari DALAM E-COMMERCE
hanya sebesar $16 juta pada tahun 1996
Agar semua pihak yang mungkin belum
menjadi senilai $148 juta pada tahun 1997
pernah bertemu atau belum kenal sama sekali
(McKinzie, 1999).
mau melakukan transaksi secara on line maka
Meskipun transaksi menggunakan e-com- keduanya harus saling percaya (Ratnasingham,
merce menunjukkan peningkatan drastis, sebe- 1998; Wilson, 1997). Dengan adanya keperca-
narnya peluang bisnis di internet tidak hanya yaan tersebut maka biaya transaksi bisa
meliputi transaksi konsumen perorangan tapi diturunkan. Lebih jauh, hal ini bisa mening-
justru yang lebih besar volume dan nilainya katkan nilai transaksi yang akan terjadi. Untuk
adalah transaksi bisnis ke bisnis (Schonfeld, berhasil memperoleh kepercayaan (trust)
1999). Dari $43 miliar transaksi di internet, dalam electronic commerce, Ratnasingham
konsumen perseorangan hanya sebesar $8 (1998) menyatakan ada beberapa prinsip yang
miliar, sisanya adalah transaksi bisnis ke bisnis harus dipenuhi:
(Schonfeld, 1999).
1. Keterbukaan (business practice disclosure)
Perusahaan mengungkapkan secara terbu-
KEUNGGULAN E-COMMERCE ka dalam hal pelaksanaan transaksi secara
elektronis dan melakukan transaksi sesuai
Daya tarik e-commerce bagi dunia bisnis di dengan apa yang dijanjikan.
antaranya adalah karena ia mempunyai keung-
gulan berikut: 2. Integritas transaksi (transaction integrity)
Hal ini merupakan pengendalian terhadap
 Efisien semua transaksi yang diterima apakah
Perusahaan bisa memperoleh efisiensi baik sudah lengkap dan ditagih seperti apa yang
dari sisi pemasaran, tenaga kerja, dan disetujui atau dipesan.
overhead cost. Sebagai contoh, mereka
390 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

3. Perlindungan terhadap informasi cukup kuat di benak pelanggan dan produk itu
(informa- tion protection) sendiri mudah untuk dijelaskan dan dibedakan
Perusahaan harus menjaga informasi oleh kedua pihak. Produk yang termasuk
mengenai konsumen agar tidak sampai ke dalam kategori ini misal: kaset/CD musik, jasa
tangan pihak yang tidak berkaitan dengan pasar uang/modal, dan perangkat lunak. Seba-
bisnisnya. gai contoh: Charles Schwab Inc. dengan E-
Dalam kaitannya dengan kepercayaan Schwab nya dan Merril Lynch telah menggu-
publik terhadap keamanan transaksi di internet nakan internet untuk melakukan transaksi
itulah maka ada pihak ketiga yang menye- keuangan (Laudon & Laudon, 1998).
diakan jasa web trust. Pihak ini sering disebut Customerspace berkaitan dengan produk
juga sebagai certification authority yaitu atau jasa yang membutuhkan jaminan kualitas
lembaga yang membuat sertifikasi keotentikan terbaik dan bisa memenuhi standar atau value
transaksi di e-commerce yang akan memung- yang dibutuhkan oleh pelanggan. Jadi pelang-
kinkan dua pihak untuk mengidentifikasi satu gan produk jenis ini cenderung akan kritis dan
sama lain. Dengan adanya pihak ketiga yang bisa jadi merepotkan produsen atau penjual
menjamin ini maka kepercayaan diharapkan jasa untuk mendapatkan keuntungan yang
juga akan meningkat. Bentuk dari sertifikasi besar. Produk yang ada dalam jenis ini misal:
ini mungkin adalah tanda tangan digital, atau jasa asuransi kesehatan atau jasa manajemen
cryptographic security. keuangan personal.
Dari sisi konsumen, internet mempunyai
E-COMMERCE ANCAMAN UNTUK manfaat dalam hal meningkatkan daya tawar
SIAPA? konsumen (McKinzie, 1999) sehingga bisa
Mengingat potensi e-commerce, wajar saja memberikan ancaman terhadap bisnis
kalau ada pihak-pihak yang merasa terancam. ritel. Untuk memperoleh harga terbaik
Tapi sebenarnya tidak semua transaksi akan konsumen mungkin akan melakukan dua hal:
bisa diganti dengan e-commerce. Kekhatiran 1. Mencari informasi barang yang dibutuh-
itu tidak perlu terjadi karena ada tiga bentuk kan di toko setempat kemudian membeli
pasar di e-commerce yang tidak bisa saling barang tersebut melalui internet yang
menghilangkan, yaitu: marketplace, market- seringkali memberi harga yang lebih
space dan customerspace (Oliver, 1998). Mar- murah.
ketplace berkaitan dengan karakter konsumen 2. Untuk konsumen yang masih enggan
yang tidak sekedar membutuhkan barang atau menggunakan internet untuk membeli
jasa tapi juga interaksi sosial baik dengan produk, mereka akan mencari harga di
penjual maupun masyarakat ketika berbelanja. internet kemudian mencari dan menawar
Jadi mereka mau membayar lebih dengan produk yang sama di toko dengan harga di
bersusah payah pergi ke toko atau mall hanya internet.
karena ada kenikmatan berbelanja dan berin-
teraksi dengan masyarakat. Contoh produk Lebih jauh, baik penjual maupun pembeli
jenis ini adalah: teater, pakaian khusus di bisa memanfaatkan infomediaries yang meru-
butik, atau makan malam di rumah makan pakan jasa perantara yang menyediakan
tertentu. menyediakan informasi komoditi dari penjual
dan data pembeli beserta barang yang
Marketspace memungkinkan produk atau dibutuhkan secara on line (Schonfeld, 1999).
jasa tertentu dijual melalui transaksi secara on Infomediaries ini akan sangat membantu untuk
line. Produk yang bisa dijual di sini adalah mengurangi biaya transaksi, terutama dalam
produk yang telah mempunyai nama yang hal barang-barang yang jenisnya banyak dan
2000 Didi Achjari 391

mempunyai variasi harga yang beragam. naan pajak terhadap e-commerce cukup rumit,
Pengalaman dalam panitia pengadaan barang diantaranya: siapa yang berhak memungut
menunjukkan betapa sulitnya untuk memper- pajak? Jika terjadi transaksi baik barang atau
oleh informasi harga terbaru. Mungkin dengan jasa lintas negara, maka siapa yang berhak
mecari katalog harga lama dan melakukan memungut pajak menjadi tidak jelas. Dalam
konfirmasi melalui telepon kepada perusahaan hal perangkat lunak, penjual di satu negara bisa
yang ada dalam daftar rekanan atau yang menjual dan mengirim perangkat lunak
ditemui di buku kuning telepon. Dengan ada- tersebut melalui internet ke konsumen di
nya infomediaries ini transaksi menjadi negara lain. Pembeli bisa membayar dengan
transparan, efisien dan cepat. Pembeli bisa menggunakan kartu kredit yang berlaku di
mendapatkan barang secara cepat dengan seluruh dunia atau menggunakan cybercash.
harga yang paling murah pada saat itu dengan Sehingga kalau menggunakan dasar negara
membandingkan harga di antara penjual penjual maka para penjual akan memindahkan
(kondisi ini disebut oleh Miller (1999) sebagai lokasi fisik atau mungkin domain homepage
peningkatan price awareness). Sedangkan mereka ke tax haven country. Kalau pemungut
penjual bisa menjaring konsumen secara cepat pajak adalah negara konsumen maka
dan mengantisipasi perubahan harga secara bagaimana negara itu tahu kalau ada transaksi
cepat juga. jual beli karena yang ada adalah tagihan
bulanan kartu kredit terhadap pemegang kartu.
Sebagai gambaran lain, pembaca majalah atau
PROBLEM E-COMMERCE
jurnal tertentu dari luar negeri bisa menda-
Lebih jauh, internet selain mempunyai po- patkannya secara on-line dengan berlangganan,
tensi manfaat juga mempunyai potensi masalah seringkali cukup dengan menyebutkan jenis
yang mungkin sulit diselesaikan mengingat dan nomor kartu kredit kita sudah bisa menik-
kompleksitas permasalahan sebagai akibat ciri matinya. Padahal kalau kita beli majalah atau
internet yang tidak mengenal batas negara jurnal tersebut secara fisik, maka mungkin
(borderless world) dan teknologi komputer itu sekali akan dikenai pajak.
sendiri yang sangat cepat berubah.
2. Audit trail
1. Pajak (cybertax)
Karena sifat internet yang tidak bisa dikon-
Amerika Serikat sementara tidak mau trol dan memungkinkan anonimitas, maka
mengatur pajak perdagangan melalui internet akan sangat sulit untuk melacak transaksi yang
dengan alasan untuk mengembangkan bisnis terjadi. Selain karena proses transaksi itu
tersebut (Chou, 1999; Erickson, 1999). Tapi sendiri yang mungkin dilindungi sedemikian
beberapa negara OECD berencana akan meng- rupa secara elektronik baik dengan encryption
atur pajak di internet. Mereka berpendapat maupun password sehingga tidak setiap orang
bahwa tidak adil kalau semua orang, baik bisa membukanya. Kalaupun ada pihak yang
mampu atau tidak mampu yang melakukan ingin mengetahuinya seperti pemerintah seba-
transaksi secara fisik (konvensional) dikenakan gai pemungut pajak, ada masalah lain di
pajak, sementara orang mempunyai akses ke belakangnya yaitu tidak adanya bukti transaksi
internet yang rata-rata berpenghasilan mene- secara fisik sebagai bukti audit. Hal ini
ngah ke atas tidak dikenai pajak. dimungkinkan karena baik pemesanan sampai
Karena sifat internet yang tidak mengenal ke pembayaran semuanya dilakukan secara
batas negara dan tidak bisa dikontrol, maka elektronik. Kalaupun bisa dicetak, tidak ada
permasalahan yang timbul dalam hal penge- jaminan data yang dicetak memang valid
karena sifat dokumen digital yang bisa saja
392 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

diubah, digandakan, atau bahkan dihapus tanpa mengirim ke penerima dokumen secara
ada jejak (Ratnasingham, 1998). digital juga.
 Integrity
3. Keamanan/kerahasiaan e-commerce
Transaksi yang diterima memang sesuai
Keamanan (security) seringkali dimaknai dengan apa yang diinginkan atau dikirim-
sebagai kerahasiaan (secrecy) dan sebaliknya. kan oleh pemesan tanpa adanya perubahan
Padahal kemananan tidak sekedar rahasia tapi baik selama dalam transmisi atau peng-
mempunyai arti lebih luas dari itu. Wilson olahan.
(1997) berargumen bahwa keamanan e-com-
 Confidentiality
merce meliputi empat hal yaitu: authenticity,
integrity, non-repudiation dan confidentiality. Jaminan bahwa data hanya bisa diakses
Pendapat ini juga didukung oleh Ratnasingham pihak yang berkepentingan saja.
(1998) yang menambahkan beberapa faktor  Availability
sebagai persyaratan dasar yang dibutuhkan
untuk keamanan e-commerce yaitu: Jaminan ketersediaan akses yang resmi jasa
atau informasi.
 Authorization
 Non-repudiation
Orang yang melakukan transaksi adalah
betul-betul orang yang berwenang. Mekanisme untuk menyelesaikan masalah
yang timbul jika ada salah satu pihak yang
 Authentication
menyangkal telah melakukan suatu tran-
Transaksi yang dilakukan memang asli saksi atau komunikasi.
bukannya fiktif. Salah satu cara untuk  Privacy
memastikan keaslian transaksi di e-com-
merce adalah dengan tanda tangan digital. Informasi atau data semua pihak yang
Dalam praktiknya ada trade-off antara melakukan transaksi tidak boleh dibuka
keamanan (untuk menjaga keaslian) dengan untuk umum atau disebarluaskan kepada
kenyamanan. Prosedur yang terlalu ketat pihak yang tidak berkepentingan.
atau terlalu panjang selain mahal juga akan
mengakibatkan ketidaknyamanan. Sedang-
4. Belum ada undang-undang global yang
kan kemudahan untuk mendapat kenya-
mengatur internet
manan akan mengakibatkan melemahnya
tingkat keamanan (Coffee, 1998). Internet yang merupakan sarana informasi
Weber (1999, hal. 399) memberikan dua global sampai saat ini belum mempunyai
contoh mengenai tanda tangan digital ini perangkat peraturan yang diterima oleh semua
yaitu: Public-Key Approaches dan Arbi- pengguna. Hal ini disebabkan adanya perbe-
trated Schemes. Pendekatan pertama hanya daan undang-undang yang bersifat lokal.
melibatkan dua pihak, yaitu pengirim dan Sebagai contoh, di Kanada telah ada undang-
penerima dokumen atau transaksi. Jadi undang yang mengatur masalah privacy data
kedua pihak mengandalkan cryptosystems, konsumen, sehingga ada tindakan hukum yang
baik private-key atau public-key. Sedang- tegas terhadap pelanggarnya. Hal yang sama
kan yang pendekatan kedua melibatkan belum tentu akan ditemukan di negara lain
pihak ketiga yang akan melakukan verifi- seperti di negara-negara di Asia. Sebaliknya
kasi terhadap dokumen maupun pengirim. ada hal yang bebas di satu negara tapi mungkin
Pihak ketiga inilah yang nantinya akan dilarang atau dikontrol dengan ketat di negara
lain. Sebagai contoh: beberapa negara yang
2000 Didi Achjari 393

melakukan kontrol yang ketat atas penggunaan untuk mengetahui seluk beluk para pemasok-
internet seperti Cina, pelanggaran terhadapnya nya bahkan mungkin sampai struktur biaya
bisa dikenakan tindakan hukuman bahkan produksinya. Informasi ini akan berbahaya
tuduhan subersif karena membahayakan kea- kalau digunakan untuk menekan atau bahkan
manan negara. Jadi hukum di satu negara memonopoli penjualan produk dari para
belum tentu sama dengan yang berlaku di pemasok. Kalau tidak hati-hati kerjasama ini
negara lain. Kalaupun ada persamaan, terlalu bisa jadi berubah menjadi semacam kartel yang
banyak celah untuk menghindarinya. mungkin menghalangi pemasok tersebut untuk
Berkaitan dengan masalah hukum di e- menjual produknya ke perusahaan manufaktur
commerce, maka Kiely (1997) menyarankan lain.
tiga hal. Pertama, raih pasar secara bertahap.
Hal ini terutama untuk bisnis yang diatur 6. Privacy
secara ketat, seperti: asuransi dan obat-obatan.
Karena perbedaan masalah hukum maka akan Data konsumen milik siapa? Apakah bisa
ada masalah ketika perusahaan tadi menjual diperjualbelikan? Oz (1998) menganggap hal
produknya melalui internet ke konsumen yang ini sebagai grey area. Canada dan Eropa sudah
mungkin berasal dari luar negeri. Jadi untuk menerapkan Undang-Undang Privacy untuk
sementar ini lebih baik membatasi diri ke melindungi data konsumen, sehingga tidak ada
konsumen sesuai dengan batas geografis pihak yang bisa memperoleh data pribadi
negara. Kedua, kembangkan keahlian yang seseorang tanpa sepengetahuan dan seijinnya.
berkaitan dengan perundangan di e-commerce. Juga pihak yang memiliki atau menyimpan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara meng- data konsumen tidak bisa menyebarluaskannya
hubungi kantor pengacara yang pernah tanpa ijin dari konsumen (Hamblen, 1999).
menangani masalah sengketa hukum di e- Kondisi ini mungkin bisa kita lihat terjadi
commerce. Langkah lain yang bisa dilakukan di sekitar kita. Sebagai contoh seorang calon
adalah menghubungi kantor akuntan yang mahasiswa yang tidak berhasil menembus
tergabung dalam the big six. Ketiga, teknologi UMPTN tiba-tiba mendapat “undangan” untuk
dan kebijakan yang menyangkut e-commerce mendaftar atau bahkan diterima di PTS
masih akan berkembang sehingga sejak tertentu. Dari mana PTS tersebut tahu tentang
sekarang bisa dimulai langkah-langkah untuk data pribadi calon mahasiswa tersebut? Bagai-
melobi pengambil keputusan untuk mengan- mana kalau data tersebut disalahgunakan?
tisipasi perkembangan e-commerce. Selama ini hal tersebut dianggap biasa-biasa
saja karena memang belum ada peraturan atau
undang-undang yang mengatur tentang peng-
5. Kartel/Monopoli
gunaan data pribadi.
Perusahaan manufaktur bisa saja membuat
jaringan antar supplier (EDI/intranet) dengan
SIMPULAN
menetapkan suatu standar atau aplikasi tertentu
untuk melakukan transaksi secara on line Internet telah menghadirkan cara dan
dengannya. Dengan bergabung dengan sistem peluang baru dalam bisnis. Banyak aspek yang
yang dipasok oleh perusahaan tertentu, para harus dipertimbangkan dengan kehadiran e-
supplier ini secara langsung atau tidak sudah commerce yang sebelumnya mungkin belum
“tergantung” dengan perusahaan pemilik sis- pernah ada dalam praktik bisnis konvensional.
tem. Ketergantungan ini bisa jadi akan mem- Meskipun semakin banyak pengguna e-
bawa masalah karena pihak pemilik sistem commerce hal ini tidak bisa diartikan bahwa
(perusahaan manufaktur) punya kemampuan transaksi e-commerce telah sepenuhnya aman.
394 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

Agar tercipta rasa aman dan untuk mengurangi 825/788/4966963w5/5!xrn_13 (diakses


resiko maka salah satu hal penting adalah 2 Februari 1999)
aspek kepercayaan antara pihak penjual dan Laudon, Kenneth C. & Laudon, Jane P. 1998.
pembeli yang mungkin belum pernah bertemu Management Information Systems -
secara fisik. Aspek kepercayaan ini bisa tum- New Approaches to Organization &
buh kalau didukung dengan hadirnya beberapa Technology. 5th edition, New Jersey:
persyaratan dasar misal: adanya certification Prentice Hall
authority. Karena begitu besarnya potensi McKinzie, B. 1999. Internet Poses New
masalah e-commerce, maka semua pihak yang Challenges to Traditional Retaillers.
berkompeten harus mencermatinya sejak dini [hal. www]. Enterprise. Vol 28, issue
dan membuat aturan main yang jelas sehingga 34. Sumber dari http://gw2.epnet.com/
resiko tersebut tidak menjadi kenyataan. fulltext.asp?resul...= e%2dcommerce
%20and%20control&fu
zzyTerm=(diakses 3 Maret 1999)
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Michael. 1999. The Net Changes
Celestino, Martha L. 1999. Electronic Com- Everything. [hal. www]. PC Magazine,
merce. [hal. www]. World Trade. Feb 9, p4(1). Sumber dari http:
Februari, Sumber dari http: //web2.searchank.com/infotrac/session/
//proquest.umi.com/pqdweb?TS=91793. 825/788/4966963w5/ 5!xrn_3 (diakses
..&Fmt=3&Sid=1&Idx=7& 2 Februari 1999)
Deli=1&RQT=309&Dtp=1 (diakses 2 Oliver, Susan. 1997. A Model for The Future
Februari 1999) of Electronic Commerce. Information
Chou, David C. 1999. The Economics of Management & Computer Security. Vol
Taxing Electronic Commerce. [hal. 5, issue 5, halaman 166-169
www]. Information Systems Manage- Oz, Effy. 1998. Management Information
ment. Winter, vol. 16, issue 1, p7, 6p. Systems. Massachusetts: Course
Sumber dari http://gw5.epnet.com/ Technology-ITP
fulltext.asp?resul...=ELECTRONIC%2 Ratnasingham, Pauline. 1998. Trust in Web-
0%26%20commerce&fuzzyTerm= based Electronic Commerce Security.
(diakses 2 Februari 1999) Information Management & Computer
Coffee, Peter. 1998. Authentication Risk Security. Vol 6, issue 4, halaman 162-
Weigh Against Rewards. [hal. www]. 166
PC Week. Februari. Vol 15, n 5. Schonfeld, Erick. 1999. The Exchange
Sumber dari http: Economy. [hal. www]. Fortune,
//web2.searchank.com/infotrac/session/ February 15, vol. 139, issue 3, p. 67.
825/ 788/4966963w5/53!xrn_9 (diakses Sumber dari http:
2 Februari 1999) //web2.searchbank.com/infotrac/session
Hamblen, Matt. 1998. E-Commerce Faces /825/ 788/4966963w5/3!xrn_2 (diakses
Privacy Issues. [hal. www]. Computer- 2 Februari 1999)
world. February, vol. 32. Sumber dari Weber, Ron. 1999. Information Systems
http://web2.searchank.com/infotrac/sess Control and Audit. New Jersey:
ion/825/788/ 4966963w5/5!xrn_8 Prentice Hall
(diakses 2 Februari 1999) Wilcox, Melynda D. 1999. E-Commerce: Not
Kiely, Thomas. 1997. Obeying The Laws of Your Grandfather’s Five-and-Ten. [hal.
Cyberspace. [hal. www]. Harvard www]. Kiplinger’s Personal Finance
Business Review. Sept-Okt. Vol. 75. Magazine, January, vol. 53, issue 1,
n p19, 2p. Sumber dari http:
5. Sumber dari http: //gw5.epnet.com/fulltext.asp?resul...=E
//web2.searchank.com/infotrac/ session/ LECTRONIC%20%26%20 commerce
2000 Didi Achjari 395

&fuzzyTerm= (diakses 2 Februari


1999)
Wilson, Stephen. 1997. Certificates and Trust
in Electronic Commerce. Information
Management & Computer Security. Vol
5, issue 5, halaman 175-181.

Anda mungkin juga menyukai