Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“POTENSI PENGGUNAAN QUICK RESPONSE

INDONESIAN STANDARD (QRIS) PADA UMKM DI INDONESIA”

Disusun dan diajukan guna memenuhi tugas terstruktur:


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Muhammad Hambali, S. S., M.Pd.
Oleh:

1. Ainur Salwa Jestawana Nim. 215020207111099


2. I Gusti Ngurah Yudhistira P. P Nim. 215020207111100
3. Revita Putri Amalia Nim. 215020200111103

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan teknologi dan informasi yang maju akan mendukung
pertumbuhan ekonomi digital dan mempercepat integrasi keuangan negara.
Salah satu bentuk implementasi teknologi dan informasi yang mengiringi
pertumbuhan ekonomi digital adalah pembayaran transaksi nontunai.
Berdasarkan data Bank Indonesia tahun 2019, pemegang tren nontunai adalah
uang elektronik sebesar 95,75 triliun, meningkat sebesar 60,00 triliun dalam
transaksi dari tahun sebelumnya (2018).
Pengenalan uang elektronik yang digunakan untuk pembayaran online
dan offline memudahkan transaksi bagi para pedagang, khususnya UMKM.
Kerja sama antara UMKM dan penyedia uang elektronik akan memperkuat
inklusi keuangan dan memajukan perekonomian Indonesia. Banyaknya
produk uang elektronik dan pesatnya perkembangan UMKM akan
memudahkan UMKM dan pelanggannya dalam bertransaksi.
Data Bank Indonesia pada Maret 2020, ada sebanyak 40 perusahaan
telah menerbitkan uang elektronik server. Hal ini membuat Bank Indonesia
meluncurkan kanal pembayaran yang berbasis shared delivery channel untuk
instrumen pembayaran yang berbasis server, yaitu Quick Response
Indonesian Standard (QRIS) (Bank Indonesia, 2020). QRIS dirilis Bank
Indonesia sejak 17 Agustus 2019, namun efektif digunakan pada tanggal 1
Januari 2020 (liputan6, 2020). Kanal pembayaran ini digunakan untuk
menstandarisasi seluruh pembayaran nontunai yang menggunakan QR Code.
QRIS tersebut dapat dipindai oleh pelanggan dengan berbagai jenis aplikasi
pembayaran dan pedagang hanya menyediakan satu QR Code di tokonya
sehingga semua aplikasi pembayaran dapat memindai QR Code tersebut
ketika bertransaksi. Penerapan sistem pembayaran elektronik berbasis QR
Code memang dinilai efisien dalam berbagai aspek (Manurung & Lestari,
2020).
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peranan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian
Standard (QRIS) pada UMKM di Indonesia?
2. Apa hambatan dalam penerapan sistem pembayaran Quick Response
Code Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM di Indonesia?
3. Bagaimana evaluasi efektivitas penerapan sistem pembayaran Quick
Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM di Indonesia?

1.3. MANFAAT PENULISAN


1. Untuk mengetahui peranan sistem pembayaran Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM di Indonesia.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan sistem pembayaran Quick
Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui evaluasi efektivitas penerapan sistem pembayaran
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM di
Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 POTENSI PENGGUNAAN QUICK RESPONSE INDONESIAN


STANDARD (QRIS) PADA UMKM DI INDONESIA

2.1.1 Peranan QRIS Pada UMKM di Indonesia

Metode pembayaran dangan menggunakan Quick Response Indonesian


Standard atau yang biasa disingkat dengan sebutan QRIS sangat disarankan untuk
dilakukan, itu karena peranannya yang sangat dirasakan dalam perkembangan
UMKM di Indonesia. Apalagi di era teknologi yang berkembang sangat cepat ini,
yang dampaknya sangat besar bagi kehidupan manusia. Hal ini menjadi faktor
pemerintah untuk mempercepat digitalisasi pelaku usaha di dalam negeri. Dengan
QRIS, pelaku UMKM diharapkan dapat merangkul digitalisasi yang berkembang
dengan pesat saat ini. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat bertahan dalam situasi
tidak menentu seperti sekarang dan kedepannya bisa menjadi salah satu penopang
ketahanan perekonomian Indonesia (Akbar Rafi, 2021).

Pada Maret 2020, Indonesia terkena dampak dari pandemi Covid-19. QRIS
yang diluncurkan oleh pihak Bank Indonesia (BI) ini telah menjadi suatu keberkahan
tersendiri untuk kita semua karena sejalan dengan adanya seruan dari World Health
Organization (WHO) terkait dengan transaksi aman menggunakan contact less,
mobile payment. Dengan demikian, secara tidak langsung kita dapat mulai membantu
pemerintah dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Mengapa bisa? Karena,
transaksi terjadi tanpa ada interaksi sosial. Karena dikhawatirkan jika adanya virus
yang menempel pada uang tunai bisa bertahan cukup lama termasuk kartu debit dan
juga kartu kredit yang kita miliki (Kompas.com, 2020).
Bank Indonesia tentu mengeluarkan peraturan dalam upaya untuk mendukung
penerapan QRIS

 Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan PADG No.21/18/PADG/2019


tanggal 16 Agustus 2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick
Response Code untuk Pembayaran yang antara lain mengatur ruang lingkup
penggunaan QR Code untuk pembayaran, implementasi QRIS sebagai standar
nasional, laporan, dan pengawasan.
 Nominal Transaksi QRIS dibatasi paling banyak sebesar Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) per transaksi. PJSP dapat menetapkan batas nominal kumulatif
harian dan/atau bulanan atas Transaksi QRIS yang dilakukan oleh setiap
Pengguna QRIS, yang ditetapkan berdasarkan manajemen risiko PJSP.

Perlu diketahui bahwa ada 2 (dua) metode dalam pembayaran QRIS, yaitu
Merchant Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM).
Pebedaannya, yaitu jika pada metode QRIS MPM, pihak merchant menampilkan QR
code dengan media stiker, papan informasi atau LCD yang kemudian dapat di scan
dengan menggunakan ponsel konsumen. Begitu pun sebaliknya, pada metode CPM
konsumen yang menampilkan QR code dari ponselnya, lalu dapat di-scan oleh
merchant atau penjual. Namun, untuk metode QRIS CPM ini masih dalam uji coba
yang dilakukan oleh beberapa PJSP di sebagian merchant (Rahma, 2019). Lalu, 2
(dua) metode dalam QRIS MPM yang dimaksud adalah:

1. QRIS MPM Statis, merupakan model pembayaran QR yang praktis dan


murah karena tidak membutuhkan device khusus untuk menampilkan kode
QR. Namun, QRIS MPM Statis ini masih belum dapat memuat nominal
transaksi sehingga konsumen harus menginput nominal yang akan dibayarkan
dalam aplikasi tersebut.
2. QRIS MPM Dinamis, merupakan model pembayaran QR yang lebih akurat
dan cepat. Karena, kode QR yang dihasilkan sudah memuat nominal transaksi.
Sehingga para konsumen tidak perlu memasukkan nominal pembayaran
secara manual. Namun, metode dinamis ini memerlukan device atau aplikasi
khusus yang akan membuat QR Code berbeda setiap kali melakukan
transaksi. Oleh karena itu, QRIS MPM dinamis lebih cocok digunakan oleh
usaha yang berskala menengah besar dengan volume transaksi yang cukup
tinggi.

QRIS sendiri memiliki moto, yaitu Universal, Gampang, Untung, dan


Langsung, atau bisa disingkat juga dengan sebutan UNGGUL, yang di mana dalam
setiap katanya memiliki arti tersendiri. Pertama, Universal, QRIS dapat digunakan
pada transaksi pembayaran di domestik maupun luar negeri dan penggunaannya
bersifat inklusif untuk seluruh masyarakat. Gampang, hanya dengan ponsel genggam
masyarakat dapat melakukan transaksi dengan mudah dan aman. Untung, dengan
menggunakan QRIS transaksi menjadi lebih efisien karena hanya melalui satu kode
QR dan dapat digunakan pada semua aplikasi pembayaran pada ponsel yang
menguntungkan penjual serta pembeli. Dan terakhir, Langsung, proses transaksi
QRIS terjadi secara langsung dan cepat sehingga kelancaran sistem pembayaran
dapat terealisasi (Redaksi, 2020).

Gambar 2.1
Contoh Kode QR pada system QRIS
Dengan hadirnya QRIS ini dapat membuka peluang yang besar bagi para
pedagang dan pelaku bisnis UMKM karena tren menyimpan uang di dompet digital
atau e-wallet juga makin meluas. Fintech yang menyediakan e-wallet memancing
para pengguna untuk menyimpan dananya ke e-wallet. Salah satu dompet elektronik
yang akan menerapkan QRIS ini adalah OVO. Saat ini OVO dapat digunakan oleh
300 ribu merchant UMKM. Harianto berharap dengan QRIS perkembangan adopsi
transaksi nontunai di sektor UMKM terus meningkat. Ini sesuai dengan tujuan OVO,
yaitu memperluas akses keuangan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tren
pembayaran melalui e-wallet menjadi metode pembayaran yang paling disukai.
Selain itu, QRIS memang didesain untuk pembayaran digital di sektor retail, bisa
digunakan oleh para pelaku bisnis UMKM dan pembelian pulsa, pembayaran listrik,
dan telepon.

Para pelaku UMKM umumnya pembayarannya berbasis tunai. Pada


umumnya jika menggunakan pembayaran secara tunai lebih banyak dampak negatif
dan kurang membantu mendorong peningkatan kualitas hidup dan kualitas
enterpreuner. Contohnya, adanya kecenderungan tercampurnya antara uang pribadi
dan pendapatan dari usaha yang kita jalani dan juga biasanya para pelaku UMKM
tidak mencatat transaksi pembayaran. Akibat dari perbuatan itu semua adalah ketika
mengajukan modal usaha ke perbankan, mereka tidak memenuhi syarat.

Gambar 2.2
Penerapan QRIS pada UMKM

Oleh karena itu, QRIS memiliki manfaat dalam perkembangan UMKM di


Indonesia, yaitu, dengan adanya QRIS ini status pada saat transaksi akan tercatat
dengan jelas dan tepat, menurunkan risiko kerugian akibat penipuan pembayaran
dengan uang palsu, membangun profil kredit yang baik sehingga tidak terkendala jika
mengajukan pinjaman ke bank, tidak ada biaya tambahan bagi konsumen atau
pembeli pada saat melakukan pembayaran melalui QRIS. Kemudian, pihak penjual
yang menyediakan QRIS dapat mengetahui setiap waktu transaksinya. Dengan mulai
diterapkannya QRIS ini memiliki arti secara tidak langsung, yaitu para pelaku
UMKM sudah tidak perlu lagi menyiapkan dan memberikan uang kembalian seperti
layaknya transaksi tunai pada umumnya (jalin by Telkom Indonesia, 2021).

2.1.2 Hambatan Dalam Penerapan QRIS Pada UMKM di Indonesia

Kehadiran QRIS di Indonesia pun mendapat sambutan yang positif dari


berbagai pihak. QRIS digadang bisa berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi
digital di Indonesia. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mulai melakukan
penerapan QRIS masih harus menghadapi sejumlah hambatan dan juga tantangan.
Seperti pada penerapan QRIS di kota-kota kecil yang memerlukan waktu cukup lama
untuk menerima digitalisasi ini.

Dibutuhkan edukasi dan juga sosialisasi secara besar-besaran untuk seluruh


masyarakat. Penerapan QRIS ini mungkin akan terkendala di daerah yang susah
sinyal. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam melakukan pembayaran digital
ini sangat membutuhkan akses interner yang memadai. Kemudian, kemampuan setiap
orang berbeda dalam urusan kepemilikan smartphone.

Karena, di zaman yang semakin berkembang dengan diikuti perkembangan


teknologi juga banyak orang yang pasti memiliki smartphone dengan kemampuan
pindaian kode QR yang canggih. Namun, perlu diingat juga jika ada juga yang
memiliki smartphone yang tidak secanggih itu.

Bahkan, penyediaan kebutuhan akan modal kerja usaha masih menjadi


keluhan pelaku usaha mikro meskipun pemerintah telah mendorong penyaluran
Kredit Usaha Rakyat atau yang lebih dikenal dengan singkatan KUR melalui
beberapa bank nasional dengan suku bunga cukup rendah yang dipatok sebesar 6%
per tahun dan mulai berlaku sejak 1 Januari 2020.

Yang menjadi hambatan selanjutnya terjadi pada konektivitas dan


kepemilikan ponsel. Ini dikarenakan infrastruktur jaringan masih terfokus di pulau
Jawa saja, yang mengakibatkan daerah luar Jawa masih banyak yang belum didukung
oleh infrastruktur yang layak. Dan yang terakhir potongan biaya 0,7% dari nilai
transaksi pembayaran yang menggunakan QRIS juga menjadi salah satu faktor
hambatan pelaku usaha khususnya UMKM (Wulandari & Zuraya , 2019).

2.1.3 Evaluasi kegiatan Dalam Penerapan QRIS Pada UMKM di Indonesia

Salah satu keberhasilan QRIS adalah mempermudah masyarakat karena QRIS


bukan card base, melainkan hanya menggunakan smartphone. Pada kota-kota besar
penerapan QRIS sudah berjalan lancar dan selaras dengan perkembangan. Namun,
pada kota-kota kecil potensi terjadinya kendala yang dihadapi dalam penerapan dan
pemerataan QRIS sangat besar. Seperti pada kota-kota kecil yang masih rendah akan
tingkat literasi keuangan digitalnya, sosialisasi yang masih kurang serta ditambah lagi
jaringan yang jauh akan jangkauan, dan sangat kurang memadai. Oleh karena itu, hal
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan seperti pelatihan dengan
cara kerja sama dengan beberapa instansi yang ada agar dapat menjadi salah satu cara
untuk mendukung keberlangsungan penerapan QRIS yang mengusung tema
pengembangan bisnis berbasis TIK agar kita bisa mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin cepat. Melakukan pelatihan dengan menyuguhkan materi yang sudah
dipersiapkan yang berisi mengenai pemanfaatan Quick Response Code Indonesian
Standard (QRIS) untuk melakukan pembayaran digital pada UMKM yang ada di
Indonesia (Ellyson, 2020).
BAB 3
KESIMPULAN

QRIS merupakan suatu sistem yang diluncurkan oleh pihak Bank Indonesia
(BI), yaitu sistem transaksi yang hanya menggunakan aplikasi melalui smartphone
sebagai medianya. Ada 2 (dua) metode dalam sistem pembayaran QRIS ini, yaitu
Merchant Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM). Program
ini dapat digunakan melalui serangkaian prosedur seperti pendaftaran hingga tahap
penyerahan Kode QR oleh pihak acquirer kepada sang merchant. Sedangkan untuk
para konsumen yang ingin menggunakan QRIS hanya perlu mengunduh aplikasi e-
wallet.

Kelebihan dari adanya QRIS ini adalah lebih efisien daripada transaksi seperti
pada umumnya. Namun, hal ini mendapat pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Beberapa masyarakat yang mendukung adanya program ini didasari oleh efisiensi dan
efektivitas karena tanpa menggunakan uang tunai. Sedangkan masyarakat yang tidak
mendukung program ini didasari atas ketidak tahuan karena kurangnya sosialisasi
secara meluas mengenai sistem QRIS (Mediaindonesia.com, 2021).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih ada segelintir masyarakat yang


belum siap untuk memulai perubahan pada sistem transaksi yang hanya
menggunakan smartphone. Oleh karena itu, penerapan program ini masih belum
menunjukkan angka peningkatan yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar Rafi. (2021, 9 22). Evaluasi Kepuasan Nasabah Terhadap Program QRIS
Pada Bank Nagari KCP. Pasar Bawah. Retrieved from scholar.unand.ac.id:
http://scholar.unand.ac.id/82935/
Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia. (2019, - -). PERATURAN ANGGOTA
DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/ 18 /PADG/2019 TENTANG
IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL QUICK RESPONSE CODE
UNTUK PEMBAYARAN. Retrieved from www.jogloabang.com:
https://www.jogloabang.com/sites/default/files/dokumen/padg_211819.pdf
Ellyson, F. D. (2020, Februari 18). QRIS dan Tantangan Penetrasi ke UMKM.
Retrieved from investor.id: https://investor.id/opinion/205073/qris-dan-
tantangan-penetrasi-ke-umkm
Jalin by Telkom Indonesia. (2021, 7 9). Peran QRIS untuk UMKM Indonesia di
Masa PPKM Darurat. Retrieved from jalin.co.id: https://www.jalin.co.id/qris-
untuk-umkm/
Kompas.com. (2020, Juni 24). Ini Sederet Manfaat Penggunaan QRIS Bagi Pelaku
UMKM. Retrieved from money.kompas.com:
https://money.kompas.com/read/2020/06/24/133000026/ini-sederet-manfaat-
penggunaan-qris-bagi-pelaku-umkm
Manurung, E. A., & Lestari, E. A. (2020, - -). KAJIAN PERLINDUNGAN E-
PAYMENT BERBASIS QR-CODE DALAM E-COMMERCE. Retrieved from
ejournal.undiksha.ac.id:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPSH/article/view/24323
Mediaindonesia.com. (2021, Juni 19). UMKM Dapat Manfaatkan QRIS sebagai
Solusi Pembayaran Digital. Retrieved from mediaindonesia.com:
https://mediaindonesia.com/ekonomi/413017/umkm-dapat-manfaatkan-qris-
sebagai-solusi-pembayaran-digital
Rahma, A. (2019, Agustus 17). Resmi Diluncurkan, Apa Tantangan Penerapan
QRIS? Retrieved from www.liputan6.com:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4040151/resmi-diluncurkan-apa-
tantangan-penerapan-qris
Redaksi. (2020, November 16). QRIS : Peran Teknologi untuk UMKM di Era
Pandemi. Retrieved from mimbaruntan.com: https://mimbaruntan.com/peran-
teknologi-untuk-umkm-di-era-pandemi/
Wulandari, R., & Zuraya , N. (2019, Agustus 19). Penerapan Sistem Pembayaran
QRIS Masih Menemui Kendala . Retrieved from www.republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/pwgpvh383/penerapan-sistem-
pembayaran-qris-masih-menemui-kendala
Wulandari, N. M. C. (2021). ANALISIS PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN
QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS) TERHADAP
UMKM KOTA SINGARAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19 (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha).
Sihaloho, J. E., Ramadani, A., & Rahmayanti, S. (2020). Implementasi Sistem
Pembayaran Quick Response Indonesia Standard Bagi Perkembangan
UMKM di Medan. Jurnal Manajemen Bisnis, 17(2), 287-297.

Anda mungkin juga menyukai