Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH KEMUDAHAN, RISIKO, DAN CITRA SOSIAL

TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN Quick Response


Code Indonesian Standard (QRIS) OLEH UMKM DI KOTA
BANDA ACEH : PERAN PERILAKU SEBAGAI MEDIATOR

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan


Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Farah Nazillah

2001104010097

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2023
DAFTAR ISI

SAMPUL

DAFTAR ISI....................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................6

2.1 Landasan Teori................................................................................6

2.1.1 Kemudahan......................................................................6

2.1.2 Risiko...............................................................................9

2.1.3 Citra Sosial.......................................................................9

2.1.4 Keputusan Penggunaan....................................................10

2.1.5 Perilaku............................................................................

2.1.6 QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard.........13

2.1.7 Landasan Hukum Implementasi QRIS.............................15

2.1.8 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM)...............15

2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................17

2.3 Kerangka Penelitian........................................................................27

2.4 Hipotesis.........................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN................................................................30

i
3.1 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................30

3.2 Jenis dan Sumber Data....................................................................30

3.3 Teknik Pengumpulan Data..............................................................31

3.4 Populasi dan Sampel.......................................................................32

3.5 Definisi Operasional Variabel........................................................33

3.6 Metode Analisi Data.......................................................................33

3.7 Model Analisi Data.........................................................................34

3.8 Uji Hipotesis...................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era saat ini Teknologi sangatlah berkembang pesat, Teknologi ini sangat

membantu dan memudahkan dalam berbagai aktivitas yaitu salah satunya pada

pekerjaan. Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda

maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan

pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Sedangkan Teknologi Digital adalah

sebuah teknologi informasi yang lebh mengutamakan kegiatan dilakukan secara

komputer/digital dibandingkan menggunakan tenaga manusia. (Muhamad

Danuri, 2020).

Dengan sebutan era digital semua elemen kehiduan manusia telah

menggunakan teknologi ini untuk menggantikan campur tangan manusia

didalam kegiatannya. Perubahan dari kegiatan manual ke system informasi atau

disebut proses transformasi ini terus berlanjut dari masa kemasa, sehingga

nantinya semua kegiatan disekitar manusia tidak dapat lepas dari teknologi

informasi ini. Semua kegiatan dari bangun tidur sampai mau tidur kembali telah

tergantikan oleh kegitan digital, dimasa depan manusia hanya tinggal menikmati

semua hasil karya digital ini tanpa perlu bersusah payah untuk memikirkannya.

1
Salah satu Pembayaran digital yang banyak digunakan oleh masyarakat

saat ini adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS adalah

salah satu metode pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia

yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di

Indonesia. QRIS digunakan dengan cara memindai QR Code. Dengan QR Code

transaksi menjadi lebih mudah,cepat, dan terjaga keamanannya.

Layanan sistem pembayaran yang kini sedang berkembang pada

masyarakat secara umum yaitu dengan menggunakan scan QR code. QR Code

adalah serangkaian kode yang memuat data/informasi seperti identitas

pedagang/pengguna, nominal pembayaran, dan/atau mata uang yang dapat

dibaca

dengan alat tertentu dalam rangka transaksi pembayaran. QR code merupakan

teknologi yang memungkinkan kita untuk menyimpan informasi dalam bentuk

kode, seperti sekumpulan titik hitam. Dahulu untuk membaca kode QR

diperlukan

aplikasi khusus, namun seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin

canggih, saat ini cukup hanya menggunakan kamera handphone maka informasi

langsung muncul. Kode QR digunakan untuk keperluan luas salah satunya

adalah

sebagai alternatif cara pembayaran. Sistem pembayaran yang berkembang di

Indonesia yang menggunakan kode QR bersumber dari kode QR yang

berbedabeda, dengan alasan tersebut Bank Indonesia membuat suatu standarisasi

sistem pembayaran berbasis kode QR, sehingga kode QR yang tadinya eksklusif

2
atau hanya dapat dibaca oleh penerbitnya saja kini jadi lebih inklusif yaitu dapat

dibaca oleh penerbit yang lain atau yang di sebut QRIS (Quick Response Code

Indonesian Standard) (BankIndonesia, 2020) . QRIS dirilis Bank Indonesia sejak

17 Agustus 2019, namun efektif digunakan pada tanggal 1 Januari 2020

(liputan6, 2020).Kehadiran QRIS diharapkan mampu mengintegrasi seluruh

transaksi semua lini.

Dengan adanya pembayaran nontunai menggunakan QR Code akan

memudahkan transaksi yang akan dilakukan antara penjual dan pembeli dengan

scan code yang telah disedikan oleh penjual. Penjual tidak harus bersusah payah

lagi mencari uang dengan nominal kecil untuk mengembalikan uang pembeli dan

pembeli juga tidak bersusah payah lagi harus membawa uang tunai saat

melakukan

pembelian. Pembayaran nontunai ini juga menghindari penjual mendapatkan

uang

palsu saat melakukan transaksi. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan

dari

salah satu pelaku UMKM bahwa dengan adanya QRIS ini mempermudah dalam

melakukan transaksi dan cepat, tidak perlu lagi mencari nominal kecil untuk

mengembalikan uang pembeli, penjual juga mengatakan bahwa dengan adanya

QRIS ini transaksi jadi lebih simple.

Walaupun QRIS memberikan segudang manfaat dan kemudahan, namun

teknologi selalu mengandung ancaman siber dari oknum tak bertanggung jawab.

Menurut Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

3
Amin Nurdin, Indonesia dalam hal kesiapan teknologi informatika baik kebijakan,

hukum, infrastruktur masih belum optimal. Terkadang penegak hukum, lembaga

keuangan, hingga masyarakat ada yang belum siap.

Sementara menurut Pakar keamanan siber sekaligus Kepala lembaga riset

siber Communication & Information System Security Research

Center (CISSReC), Pratama Persadha menyatakan banyak pelaku kejahatan

membuat QR Code palsu untuk mengarahkan ke rekening lain dan juga ke

website berisi malware. Beliau berkaca pada kejadian di 2014 silam, otoritas

China menghentikan pembayaran dompet digital sementara dalam waktu lama.

Saat itu AliPay dan WeChat Pay menjadi alat pembayaran utama bahkan hingga

di pasar dan warung-warung.

Bank Indonesia (BI) selaku inisiator sekaligus regulator QRIS sebenarnya

sudah menyiapkan jurus untuk menangkal ancaman serangan siber. Menurut

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI,

Filianingsih Hendarta, BI telah mengatur kewajiban bagi penyedia jasa

pembayaran (PJP) mengenai pemenuhan manajemen risiko dan kapabilitas sistem

pembayaran. Untuk dari sisi keamanan aplikasi pengguna, BI mewajibkan

penggunaan Two Factor Authentication (2FA). Kunci pengamanan 2FA sendiri

merupakan One Time Password (OTP) atau password sekali pakai berupa angka

acak yang akan dikirimkan berdasarkan waktu, dan akan hangus setiap kali

digunakan atau telah melewati batas waktu password yang telah ditentukan

(umumnya beberapa menit).

4
Mantan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyebut layanan

atau aplikasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sejalan dengan

program smart city yang tengah diterapkan Pemko Banda Aceh.

Di tempat yang sama, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Zainal

Arifin Lubis mengatakan QRIS merupakan langkah baru guna memudahkan

masyarakat dalam transaksi. “Banda Aceh sebagai salah satu pilot project smart

city di Indonesia, menurut saya sangat siap untuk menerapkanya.”

Menurut Zainal, QRIS juga merupakan tindak lanjut dari Gerbang

PembayaranNasional (GPN) -sistem yang mengintegrasikan berbagai kanal

pembayaran transaksi elektronik atau non tunai. “QRIS lebih simpel, satu untuk

seluruh pembayaran. Dengan scan kode QR, pembayaran apapun jadi lebih efisien

karena tak perlu bawa uang cash. Juga tak oerlu repot lagi dengan uang

kembalian,” katanya.

Hal itu ia sampaikan saat membuka sosialisasi QRIS di Aula Gedung

Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh, Rabu 11 Maret 2020. Acara tersebut

diikuti oleh para pimpinan perbankan dan ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM).

Penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan wawasan

terhadap pembaca tentang bagaimana penerapan sistem pembayaran Quick

Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM Kota Banda Aceh di

era digital, dengan melihat bagaimana peranan, apa saja kendala dan bagaimana

evaluasi efektifitas penerapan sistem pembayaran Quick Response Code

5
Indonesian Standard (QRIS) pada UMKM Kota Banda Aceh.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka judul dalam

penelitian ini yaitu “PENGARUH KEMUDAHAN, RISIKO, DAN CITRA

SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN Quick Response

Code Indonesian Standard (QRIS) OLEH UMKM DI KOTA BANDA

ACEH : PERAN PERILAKU SEBAGAI MEDIATOR”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peranan sistem Pembayaran Quick Response Code

Indonesian Standard (QRIS) Terhadap Pelaku Usaha UMKM di Kota

Banda Aceh?

2. Apa saja kendala saat menggunakan Quick Response Code Indonesian

Standard (QRIS) Terhadap Pelaku Usaha UMKM di Kota Banda

Aceh?

3. Bagaimana evaluasi efektivitas penerapan sistem pembayaran Quick

Response Code Indonesian Standard (QRIS) Terhadap Pelaku Usaha

UMKM di Kota Banda Aceh?

6
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Peranan sistem Pembayaran Quick Response Code

Indonesian Standard (QRIS) Terhadap Pelaku Usaha UMKM di Kota

Banda Aceh?

2. Untuk mengetahui kendala saat menggunakan Quick Response Code

Indonesian Standard (QRIS) Terhadap Pelaku Usaha UMKM di Kota

Banda Aceh?

3. Untuk mengetahui evaluasi efektivitas penerapan sistem pembayaran

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Terhadap Pelaku

Usaha UMKM di Kota Banda Aceh?

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap Pembaca, baik

secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk pengetahuan, wawasan, informasi serta referensi kepada

pembaca dalam hal tentang Pengaruh Kemudahan, Risiko, dan Citra

Sosial Terhadap Keputusan Penggunaan QRIS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

7
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat tambahan wawasan bagi

penulis sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi peneli lainnya.

b. Bagi Pelaku Usaha

Hasil Penelitian diharapkan menambah wawasan dan referensi

tambahan dalam melakukan pembayaran sistem pembayaran digital

QRIS.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kemudahan

1. Persepsi Kemudahan

Persepsi merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi sikap atau perilaku.

Perubahan-perubahan pada diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Secara

umum persepsi dapat diartikan sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indra

penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Persepsi kemudahan yaitu sejauh

mana seseorang percaya bahwa teknologi akan bebas dari usaha. Kumudahan akan

berdampak pada perilaku, seperti semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan

menggunakan sistem, maka semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi

informasi.

8
2. Indikator Kemudahan Penggunaan

Menurut (Davis et al, 2019:30) Beberapa indikator yang dapat mengukur

kemudahan penggunaan, yaitu:

1. Mudah dipelajari (easy to learn)

2. Dapat dikontrol (controllable)

3. Fleksibel (flexible)

4. Mudah digunakan (easy to use)

5. Jelas dan dapat dipahami (clear and understandable)

2.1.2 Risiko

Risiko dapat diartikan sebagai peluang akan terjadinya hasil yangtidak

dingingkan sebagai sebuah efek samping hanya terkait dengan

situasiyang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan

dengankemampuan memperkirakan hasil negatif. Jadi perlunya pemahaman

yang mendalam mengenai risiko yang dapat terhindarkan dari

penggunaan QRIS kepada seluruh masyarakat seperti terhindar dari

kerugian salah transfer, terhindar dari perampokan karena membawa uang

tunai saat berbelanja terhindar dari lamanya mengantri di kasir dan masih

banyak yang lainya. Oleh karena itu dengan meningkatnya pemahanan

mengenai seluruh risiko yang dapat dihindarkan daripenggunaan

QRIS maka masyarakat akan selalu menggunakan QRIS dalam setiap

pembayaran.

9
2.1.3 Citra Sosial

2.1.4 Keputusan penggunaan

Peter dan Olson (2013) mengungkapkan keputusan penggunaan sebagai

suatu proses integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan pengetahuan

dan mengevaluasi dua atau lebih alernatif dan memilih satu diantaranya.

Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan secara kognitif yang

menunjukkan intensi perilaku sendiri adalah suatu rencana untuk

menjalankan satu perilaku atau lebih.

QRIS merupakan standar kode QR untuk pembayaran digital melalui

aplikasi uang elektroik berbasis server, dompet elektronik, atau mobile

banking. Tujuan adanya QRIS ini agar pembayaran digital menjadi lebih

mudah bagi masyarakat dan dapat diawasi oleh regulator satu pintu karena

telah berstandar.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan ada lima tahap proses keputusan

penggunaan. Gambar lima tahap proses keputusan pembelian menurut

Kotler dan Keller, disajikan dalam gambar 2.1 :

Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku Pasca


masalah Proses informasi alternatif penggunaan Penggunaan
Pengambilan n

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Penggunaan

a. Pengenalan Masalah

10
Proses pengambilan keputusan penggunaan dimulai dari pengenalan

masalah. Proses pengenalan masalah ini timbul sebagai akibat konsumen

menyadari suatu permasalahan atau kebutuhan yang dipicu olehrangsangan

internal maupun eksternal (Kotler dan Keller, 2009). Blackwell, et al. (2012)

mengungkapkan pengenalan masalah timbul sebagai akibat dari suatu

individu yang merasakan perbedaan antara apa yang dikehendaki dengan

keadaan sesungguhnya. Melalui pengenalan masalah ini, konsumen harus

mencari solusi terbaik mengenai produk atau jasa yang dibutuhkan dan

dibeli.

b. Pencarian Informasi

Setelah pengenalan masalah terjadi, konsumen memulai untuk mencari

informasi dan solusi untuk memuaskan kebutuhan mereka yang tidak

terpenuhi. Blackwell, et al. (2012) mengungkapkan pencarian informasi

dapat dilakukan dengan cara internal dan eksternal. Pencarian internal dapat

berupa mengambil informasi dari dalam memori. Sedangkan pencarian

eksternal dapat berupa mengumpulkan informasi mengenai produk atau jasa

dari kolega, keluarga, bahkan pasar.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan, pencarian informasi tidak bisa

terlepas dari keterlibatan konsumen dalam menentukan produk dan jasa

yang akan dibeli. Ada dua tingkat keterlibatan pencarian. Tingkat pertama

adalah keterlibatan tajam, konsumen menjadi lebih tanggap 13 terhadap

informasi suatu produk. Selanjutnya, pencarian informasi aktif melalui

11
pencarian referensi produk dari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan

kegiatan online dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

c. Evaluasi alternatif.

Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah

evaluasi alternatif. Blackwell, dkk (2012) menyatakan, pada tahap ini

konsumen mencari jawaban atau solusi mengenai produk atau jasa yang

akan dibeli dan yang terbaik untuk konsumen. Konsumen membandingkan

antara produk, jasa, merek yang berbeda sebelum merekan penentukan

pilihan untuk membeli. Individu mengevaluasipilihan mereka dapat

dipengaruhi oleh aspek individu sendiri dan lingkungan.

d. Keputusan Penggunaan

Tahap keputusan penggunaan dipengaruhi oleh dua faktor umum, yaitu :

(1) sikap orang lain dan (2) faktor situasional yang tidak diantisipasi. Sikap

orang lain dapat menjadi pengaruh bagi seseorang dalam menentukan

keputusan penggunaan. Konsumen akan mempertimbangkan intensitas

sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai. Semakin intens

sikap negatif orang lain dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan

konsumen, maka semakin besar pula konsumen menyesuaikan minat

belinya.

e. Perilaku Pasca-Penggunaan

12
Blackwell, et al (2012) menyatakan perilaku pasca-penggunaan

memungkinkan konsumen merasakan kepuasan dan ketidakpuasaan akan

suatu produk. Kepuasaan terjadi ketika harapan dari konsumen cocok

dengan kinerja yang dirasakan. Apabila pengalaman dan kinerja yang

dirasakan konsumen kurang dari harapan, ketidakpuasan akan terjadi.

Konsumen yang merasa puas akan membeli produk, jasa, dan merek yang

sama secara berulang. Komunikasi pemasaran sangat diperlukan untuk

mengetahui keyakinan dan evaluasi yang dapat 15 memperkuat pilihan

konsumen dan membantu merasa nyaman apabila memakai produk tersebut.

2.1.5 QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)

1. Definisi QRIS

Bank Indonesia meluncurkan standar Quick Response (QR) Code untuk

pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet

elektronik, atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesian Standard

(QRIS). Implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku mulai 1 Januari

2020, guna memberikan masa transisi persiapan bagi Penyelenggara Jasa

Sistem Pembayaran (PJSP). Peluncuran QRIS merupakan salah satu

implementasi Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025, yang telah

dicanangkan pada Mei 2019 lalu.

2. Manfaat QRIS

1. Memudahkan proses pembayaran

13
QRIS memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi

pembayaran dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan

kode QR.Pengguna hanya perlu memindai kode QRIS pada

merchant atau penjual untuk melakukan pembayaran.

2. Biaya transaksi yang murah

Biaya transaksi QRIS cenderung lebih murah dibandingkan dengan

metode pembayaran konvensional seperti kartu kredit atau transfer

bank.

3. Keamanan dalam transaksi

QRIS menggunakan sistem enkripsi dan otorisasi untuk memastikan

keamanan transaksi.

Selain itu, QRIS juga mengurangi risiko penyebaran virus karena

pengguna tidak perlu menyentuh uang tunai atau kartu pembayaran.

4. Dukungan dari berbagai instansi dan perusahaan

QRIS didukung oleh berbagai instansi dan perusahaan di Indonesia.

Hal ini membuat QRIS semakin mudah dan populer digunakan oleh

masyarakat.

5. Mempermudah pengelolaan keuangan

QRIS memungkinkan pengguna untuk melacak transaksi keuangan

mereka secara lebih mudah dan efisien, karena semua informasi

14
terkait dengan transaksi tersimpan dalam satu aplikasi atau platform

yang terintegrasi.

6. Meningkatkan efisiensi transaksi bisnis

QRIS memungkinkan bisnis untuk meningkatkan efisiensi transaksi

dan mengurangi biaya operasional mereka, karena semua transaksi

dapat dilakukan secara digital dan otomatis.

2.1.6 Landasan Hukum Implementasi Quick Response Code Indonesian

Standard (QRIS)

Dasar hukum Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

21/8/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code

untuk Pembayaran adalah:

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 236, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5945).

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 tentang Gerbang

Pembayaran Nasional (National Payment Gateway) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6081).

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 70, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6203).

15
2.1.7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM)

1. Pengetian Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM )

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil,

Mikro, dan Menengah (UMKM):

a. Usaha Mikro Adalah usaha produktif milik orang per orangan dan/ atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tersebut.

b. Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria. Usaha kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tersebut.

c. Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagimana di atur dalam Undang-Undang

tersebut.

2. Jenis-jenis UMKM

Secara garis besar jenis usaha UMKM dikelompokkan menjadi:

16
a. Usaha Perdangangan Keagenan: agen koran/majalah, sepatu, pakaian, dan

lainlain; Pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain;

Ekspor/Impor: produk local dan internasional; sektor Informal: pengumpul

barang bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain.

b. Usaha Pertanian Meliputi Perkebunan: pembibitan dan kebun buah-

buahan, sayur-sayuran, dan lain-lain; Perternakan: ternak ayam petelur,

susu sapi, dan Perikanan: darat/laut seperti tambak udang, kolam ikan, dan

lain-lain.

c. Usaha Industri Industri makanan/minuman; Pertambangan; Pengrajin;

Konveksi dan lain-lain.

d. Usaha Jasa Jasa Konsultan; Perbengkelan; Restoran; Jasa Konstruksi; Jasa

Transportasi, Jasa Telekomunikasi; Jasa Pendidikan, dan lain-lain.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang didasarkan atas penelitian-

penelitian yang telah ada sebelumnya dengan penambahan variabel dan metode

penelitian yang berbeda bisa didapatkan dari skripsi, jurnal dan tesis.

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah sistem

pembayaran yang telah diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2019 dan bertujuan

untuk meningkatkan efisiensi dan keterjangkauan dalam transaksi keuangan.

Sejak pengenalan QRIS, telah dilakukan beberapa penelitian tentang pengaruh

QRIS terhadap UMKM, di antaranya:

Penelitian Luh Putu Mahyuni, 2020. Mahasiswa Universitas Pendidikan

Nasional, meneliti tentang ”Eksplorasi Persepsi Dan Intensi Umkm

17
Menggunakan QRIS”.Penelitian ini bertujuan mengesplorasi bagaimana

persepsi UMKM terhadap QRIS serta faktor-faktor yang mempengaruhi

intensinya menggunakan QRIS. Penelitian ini menawarkan sebuah model

komprehensif untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi intensi UMKM

menggunakan QRIS. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber

referensi berharga bagi lembaga bank atau non-bank untuk merumuskan strategi

yang tepat menarik UMKM menggunakan QRIS.

18
Selanjutnya pada penelitian Herlambang dan Ridho yaitu mengenai

“Pengaruh Penggunaan Sistem Pembayaran Quick Response Indonesia

Standard (QRIS) terhadap Pengembangan UMKM Kota Medan” yang

bertujuan menguji dan menganalisis pengaruh penggunaan sistem pembayaran

QRIS yang terdiri dari (pemahaman, kemanfaatan, kemudahan, ekspektasi

pendapatan dan hambatan) terhadap pengembangan UMKM Kota Medan.

Penelitian memiliki persamaan yaitu jenis analisis kuantitatif dan Metode analisa

data menggunakan regresi linier berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pemahaman terhadap sistem pembayaran Quick Response Indonesia

Standard (QRIS) tidak berpengaruh terhadap pengembangan UMKM Kota

Medan. Kemanfaatan sistem pembayaran Quick Response Indonesia Standard

(QRIS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UMKM di

Kota Medan, kemudahan penggunaan sistem pembayaran Quick Response

Indonesia Standard (QRIS) tidak berpengaruh terhadap pengembangan UMKM

Kota Medan, ekspektasi pendapatan dari penggunaan sistem pembayaran Quick

Response Indonesia Standard (QRIS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengembangan UMKM Kota Medan dan hambatan penggunaan sistem

pembayaran Quick Response Indonesia Standard (QRIS) tidak berpengaruh

terhadap pengembangan UMKM Kota Medan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaa

19
. Peneliti Analisis n
1. Gabriella Analisis Analisis Pelaksanaan - -Lokasi
Junita Peraturan Kualitatif QRIS
Penggunaa Penelitian
Tobing, Penggunaan berdasarkan
n QRIS -Waktu
Lastuti QRIS Sebagai peraturan yang
Abubakar, Kanal ada melalui pada Penelitian
Tri Pembayaran PADG belum
UMKM -Metode
Handayani. Pada Praktik optimal dan
analisis
UMKM Dalam komprehensif,
Rangka maka dibutuhkan
Mendorong peraturan lebih
Perkembangan lanjut untuk
Ekonomi mengatur
Digital. permasalahan
inovasi ekonomi
digital yang
dapat
menjangkau
pengguna QRIS
sampai ke sektor
yang terkecil
sekalipun,
layaknya PBI.
Dengan demikian
UMKM dapat
membantu
berperan
mendorong
perkembangan
ekonomi digita di
Indonesia.

20
2. Rifqi Analisis -Analisis Berdasarkan - -Lokasi
Perbandingan Kuantitatif pengolahan data
Alfalah Penggunaa Penelitian
Keberhasilan -Teknik yang dilakukan
Hutagalung, n QRIS -Waktu
Umkm Pengumpula peneliti dengan
Pinondang Sebelum n Data: uji Mc Nemar pada Penelitian
DanSaat wawancara diperoleh nilai
Nainggolan, UMKM
Menggunakan siginifkansi
PawerDaras -Metode
Quick sebesar 0,001
a Panjaitan. Response yang analisis
Indonesian mengidentifikasi
Standard (Qris) bahwa variabel
DiKota independent
Pematangsianta dalam
r menjelaskan
variabel
dependent sangat
kuat, karena nilai
signifikansi
berada di bawah
0.05. Hal ini
menunjukkan
bahwa variabel
penggunaan
QRIS
mempengaruhi
variabel
Keberhasilan
UMKM.
3. Rina Anasti Analisis -Analisis pertama, Bank
Persepsi kualitatif Indonesia
Nasution
Pedagang Pada deskriptif meluncurkan

21
(2021) Penggunaan -metode QRIS pada
Qris Sebagai pengumpula tanggal 17
Alat Transaksi n data yaitu Agustus 2019
Umkm Di Kota melakukan untuk
Medan. observasi, menyederhanaka
wawancara, n pembayaran
dokumentasi non tunai
dan studi berbasis QR
Pustaka. Code. Kedua,
pertama, Bank
Indonesia
meluncurkan
QRIS pada
tanggal 17
Agustus 2019
untuk
menyederhanaka
n pembayaran
non tunai
berbasis QR
Code. Kedua,
QRIS sebagai
salah satu
inisiatif untuk
mewujudkan
Sistem
Pembayaran
Indonesia 2025
dan Ketiga
dengan adanya
QRIS membantu

22
merchant
(UMKM) untuk
melakukan
pembayaran yang
lebih praktis,
cepat dan aman
serta mendorong
merchant untuk
menabung
sebagian
penghasilan
mereka namun
menurut hasil
wawancara
penulis masih
sedikit
masyarakat yang
menggunakan
pembayaran non
tunai dan masih
banyak yang
belum tau apa itu
QRIS..
4. Oktoviana Preferensi Kualitatif Dari kuesioner
Banda konsumen penelitian yang
Saputri dalam telah di respon
(2020) menggunakan oleh 46
quick response responden, pada
code Indonesia penelitian ini
standard (qris) terdapat empat
sebagai alat variabel

23
pembayaran independen yang
digital. diprediksi
mempengaruhi
keputusan
konsumen dalam
memiliki
preferensi atau
minat dalam
menggunakan
QRIS sebagai
alat pembayaran
digital, yaitu
faktor persepsi
Kemudahan,
Kepercayaan
Kemanfaatan dan
Tingkat Risiko.
Dengan
menggunakan
analisis regresi
logistic diperoleh
bahwa
berdasarkan
pengujian
hipotesis secara
simultan,
disimpulkan
bahwa minimal
terdapat satu
variabel
independen yang

24
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
konsumen dalam
menggunakan
QRIS sebagai
alat transaksi
pembayaran
digital,
Sedangkan
berdasarkan
pengujian
individu (parsial)
diperoleh bahwa
faktor persepsi
Kemanfaatan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap minat
penggunaan
QRIS, sedangkan
faktor persepsi
lainnya diperoleh
hasil
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap minat
konsumen dalam
menggunakan
QRIS.

25
5. Josef Evan Implementasi Kualitatif Pada penelitian
Sihaloho, Sistem yang telah
Atifah Pembayaran dilakukan bahwa
Ramadani Quick penerapan
dan Suci Response pembayaran
Rahmayanti Indonesia nontunai pada
(2020) Standard Bagi pedagang
Perkembangan UMKM telah
UMKM di dilakukan.
Medan Penggunaan
pembayaran
transaksi non-
tunai ini
diterapkan
karena adanya
perkembangan
yang pesat pada
teknologi dan
informasi yang
harus diikuti.
Bentuk
pembayaran
nontunai yang
telah disediakan
oleh pedagang
UMKM di
tokonya yaitu
berbasis chip dan
berbasis server.
Bentuk
instrumen

26
pembayaran
berbasis server
adalah ewallet.
Telah banyak
UMKM yang
menyediakan
pembayaran
menggunakan
aplikasi e-wallet
ditokohnya
dengan
menyediakan QR
Code karena bisa
diakses langsung
melalui
smartphone
pelanggan. Dari
empat informan
yang
diwawancarai,
mereka telah
menyediakan
beberapa produk
ewallet
diantaranya
OVO, LinkAja,
Gopay dll,
namun yang
paling banyak
digunakan adalah
OVO. Karena

27
banyak produk e-
wallet ini Bank
Indonesia
menerbitkan
QRIS untuk
mempersatukan
QR Code dari
beberapa e-wallet
agar UMKM
cukup
menyediakan
satu QR Code
untuk semua e-
wallet.

2.3 Kerangka Pemikiran

Literasi Digital
(X1)

Kemanfaatan Keputusan
(X2) (Y)

Kelemahan

(X3)

28
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dihasilkan sebagai jawaban

sementara terhadap suatu masalah atau pertanyaan penelitian yang diajukan.

Hipotesis digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan diuji

kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data.

H0 : Tidak ada pengaruh literasi digital terhadap keputusan penggunaan QRIS

oleh pelaku usaha UMKM di Kota Banda Aceh.

Ha: Pelaku usaha UMKM yang memiliki literasi digital yang baik cenderung

lebih memilih menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran dibandingkan

dengan pelaku usaha UMKM yang memiliki literasi digital yang kurang baik.

H0: Tidak ada pengaruh pemanfaatan QRIS terhadap keputusan penggunaan

QRIS oleh pelaku usaha UMKM di Kota Banda Aceh.

Ha: Pelaku usaha UMKM yang sudah memanfaatkan QRIS sebagai alat

pembayaran cenderung lebih memilih terus menggunakan QRIS sebagai alat

pembayaran dibandingkan dengan pelaku usaha UMKM yang belum

memanfaatkannya.

H0: Tidak ada pengaruh kelemahan QRIS terhadap keputusan penggunaan QRIS

oleh pelaku usaha UMKM di Kota Banda Aceh.

29
Ha: Pelaku usaha UMKM yang mengalami kesulitan dalam penggunaan QRIS

cenderung lebih enggan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran

dibandingkan dengan pelaku usaha UMKM yang tidak mengalami kesulitan

dalam penggunaan QRIS.

H0: Tidak ada pengaruh simultan dari literasi digital, pemanfaatan, dan

kelemahan terhadap keputusan penggunaan QRIS oleh pelaku usaha UMKM

di Kota Banda Aceh.

Ha: Literasi digital yang baik, pemanfaatan QRIS yang tinggi, dan minimnya

kelemahan dalam penggunaan QRIS secara simultan berpengaruh positif

terhadap keputusan penggunaan QRIS oleh pelaku usaha UMKM di Kota

Banda Aceh.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebuah metode untuk pembatasan

permasalahan dalam ilmu yang akan dikaji dalam kajian ilmiah. Artinya,

ruang lingkup adalah batasan subjek yang akan diteliti, dapat berupa

batasan masalah ataupun jumlah subjek yang diteliti, materi yang akan

dibahas, maupun variabel yang akan diteliti.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu

data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah sebuah data yang langsung didapatkan

dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti.

Sederhananya, sumber data primer adalah wawancara dengan

subjek penelitian baik secara observasi ataupun pengamatan

langsung (Sugiyono, 2016).Data primer bersifat utama, sehingga

keberadaannya wajib untuk membantu memecahkan rumusan

masalah. Data primer adalah data yang bisa didapatkan dengan

beberapa cara misalnya kuesioner, wawancara langsung, atau survei

31
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada

sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan

untuk melengkapi kebutuhan data penelitian. Biasanya data-data ini berupa

diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi penting seperti sensus penduduk.

Data sekunder bisa dikumpulkan melalui berbagai sumber seperti buku, situs,

atau dokumen pemerintah.Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau

tabel sebuah informasi penting seperti sensus penduduk. Data sekunder bisa

Anda kumpulkan melalui berbagai sumber seperti buku, situs, atau dokumen

pemerintah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tipe

pertanyaan dalam angket dibagi menjadi dua, yaitu: terbuka dan tertutup.

Dalam penelitian ini, menggunakan responden dengan rentang usia

17- 35 tahun yang pernah menggunakan metode pembayaran QRIS terhadap

pelaku usaha, khususnya yang berdomisili di Kota Banda Aceh.

Pertanyaan dalam kuisioner didasarkan pada setiap variabel penelitian,

seperti literasi digital, persepsi kemanfaatan, kelemahan, dan keputusan

dengan indikasi/indikator yang telah ditentukan. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala likert dengan empat interval,


32
dimulai dari tertinggi sebagai sangat setuju, hingga terendah sebagai tidak

setuju.

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Selain

itu, populasi dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari satuan-

satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. populasi

adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti.

Sehingga selama suatu variabel masih memiliki hubungan dengan topik yang

diteliti maka termasuk ke dalam populasi penelitian (Nursalam). Dalam

penelitian ini, yang menjadi populasi adalah masyarakat yang mempunyai

usaha mikro kecil menengah yang ada di Banda Aceh yang menggunakan

metode pembayaran QRIS.

2. Sampel

Sampel didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan serta

karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Dijelaskan pula

pengambilan sampel dilakukan peneliti karena beberapa kondisi. Pertama,

karena jumlah suatu objek penelitian sangat besar dan peneliti tidak mungkin

meneliti objek satu per satu secara keseluruhan (Sugiyono).

33
3.5 Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel adalah proses yang digunakan dalam penelitian

ilmiah untuk mendefinisikan variabel abstrak atau konseptual menjadi variabel

yang dapat diukur atau diamati dengan jelas dan objektif. Ini dilakukan dengan

merinci bagaimana variabel tersebut akan diukur atau diobservasi sehingga

peneliti dapat mengumpulkan data yang relevan dan valid.

1. Operasionalisasi Variabel Independen: Variabel independen adalah

variabel yang diyakini memiliki pengaruh atau dampak pada variabel

dependen. Operasionalisasi variabel independen melibatkan

mengubah variabel ini menjadi bentuk yang dapat diukur.

 Variabel Independen : Literasi Digital (X1), Pemanfaatan (X2), dan

Kelemahan (X3)

2. Operasionalisasi Variabel Dependen: Variabel dependen adalah

variabel yang digunakan untuk mengukur hasil atau efek dari

variabel independen. Operasionalisasi variabel dependen melibatkan

pengukuran atau pengamatan variabel ini dalam konteks penelitian.

 Variabel Dependen : Keputusan Penggunaan (Y)

3.6 Metode Analisi Data


Analisis data adalah proses pengorganisasian, pemahaman, dan penarikan

kesimpulan dari data yang dikumpulkan. Analisis data adalah proses

pengorganisasian, pemahaman, dan penarikan kesimpulan dari data yang

dikumpulkan.

Dalam penelitian menggunakan Metode analisis data Regresi Linear Berganda

34
yang digunakan ntuk memodelkan hubungan antara dua atau lebih variabel

independen (X) dan satu variabel dependen (Y) dalam sebuah regresi linear

berganda. Dalam bentuk umum, rumusnya adalah sebagai berikut:

Y = β₀ + β₁X₁ + β₂X₂ + ... + βₖXₖ + ε

Di mana:

 Y : variabel dependen.

 X₁, X₂, ..., Xₖ : variabel independen.

 β₀ : intercept (konstanta) regresi.

 β₁, β₂, ..., βₖ : koefisien regresi yang mengukur sejauh mana variabel

independen mempengaruhi variabel dependen.

 ε : kesalahan (error) yang merupakan perbedaan antara nilai aktual dari

Y dengan nilai yang diprediksi oleh model.

Dalam analisis regresi linear berganda, tujuan adalah untuk memperkirakan

nilai-nilai β₀, β₁, β₂, ..., βₖ yang paling baik memodelkan hubungan antara

variabel independen dan dependen. Proses ini biasanya melibatkan analisis

statistik dan metode optimasi, seperti metode kuadrat terkecil (Least Squares),

untuk mengestimasi koefisien regresi.

3.7 Model Analisi Data

Regresi OLS (Ordinary Least Squares) adalah metode statistik yang

digunakan untuk memodelkan hubungan antara satu atau lebih variabel

independen (prediktor) dan satu variabel dependen dalam analisis regresi.

Tujuan utama dari regresi OLS adalah untuk mencari garis regresi yang paling

35
baik memfitting data dengan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan

(residuals) antara nilai yang diamati dan nilai yang diprediksi oleh model.

Proses regresi OLS melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Pengumpulan Data: Data relevan harus dikumpulkan dengan hati-hati,

termasuk variabel independen dan dependen.

2. Estimasi Koefisien Regresi: Menggunakan data yang telah dikumpulkan,

koefisien regresi (β₀ dan β₁) diestimasi dengan metode kuadrat terkecil

(Least Squares) untuk mencari garis regresi yang meminimalkan jumlah

kuadrat kesalahan.

3. Pengujian Asumsi: Asumsi regresi OLS, seperti independensi kesalahan,

homoskedastisitas, dan normalitas, diperiksa untuk memastikan model

sesuai dengan data.

4. Evaluasi Model: Model diuji dan dievaluasi menggunakan metrik seperti

R-squared, Mean Squared Error (MSE), atau uji t statistik dan F statistik

untuk menilai tingkat signifikansi variabel independen.

5. Interpretasi Hasil: Hasil analisis digunakan untuk memahami hubungan

antara variabel independen dan dependen, serta dampak variabel

independen terhadap variabel dependen.

6. Prediksi: Model yang telah disusun digunakan untuk membuat prediksi

atau estimasi nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diberikan.

36
3.8 Uji Hipotesis

3.8.1 Uji T (Test T)

adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran

atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean

sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010). Pada pengujian hipotesis dapat

dikatakan signifikan ketika nilai T-statistics lebih besar dari 1,96, sedangkan

jika nilai T-statistics kurang dari 1,96 maka dianggap tidak signifikan (Ghozali,

2016).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada

tabel Coefficients. Biasanya dasar pengujian hasil regresi dilakukan dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95% atau dengan taraf signifikannya sebesar 5%

(α = 0,05). Adapun kriteria dari uji statistik t (Ghozali, 2016) :

1. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05 maka H₀ diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap

variaben dependen.

2. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05 maka H₀ ditolak dan Ha diterima.

Artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

37
3.8.2 Uji F
Uji F bertujuan untuk mencari apakah variabel independen secara bersama

– sama (stimultan) mempengaruhi variabel dependen. Uji F dilakukan untuk

melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Tingakatan yang digunakan adalah sebesar 0.5 atau 5%, jika nilai

signifikan F < 0.05 maka dapat diartikan bahwa variabel independent secara

simultan mempengaruhi variabel dependen ataupun sebaliknya (Ghozali, 2016).

Uji simultan F (Uji Simultan) digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh secara bersama – sama atau simultan antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian statistik Anova merupakan

bentuk pengujian hipotesis dimana dapat menarik kesimpulan berdasarkan data

atau kelompok statistik yang disimpulkan. Pengambilan keputusan dilihat dari

pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai F yang terdapat di dalam tabel

ANOVA, tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Adapun

ketentuan dari uji F yaitu sebagai berikut (Ghozali, 2016) :

1. Jika nilai signifikan F < 0,05 maka H0ditolak dan H1 diterima. Artinya

semua variabel independent/bebas memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen/terikat.

2. Jika nilai signifikan F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 Artinya, semua

variabel independent/bebas tidak memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen/terikat.

38
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, N. M. C. (2021). ANALISIS PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN

QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS)

TERHADAP UMKM KOTA SINGARAJA PADA MASA PANDEMI

COVID-19 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha).

Dasangga, D. G. R. (2022). QRIS, Benefit dan Risikonya: Retizen. Diakses


dari https://retizen.republika.co.id/posts/161293/qris-benefit-dan-
risikonya
Kba.one. (2020). Aminullah: QRIS Sejalan dengan Program Smart City Banda Aceh.
Diakses dari https://www.kba.one/news/aminullah-qris-sejalan-dengan-
program-smart-city-banda-aceh/index.html

Sudiatmika, N. B. P., & Martini, I. A. O. (2022). Faktor-Faktor

Mempengaruhi Niat Pelaku UMKM Kota Denpasar

Menggunakan QRIS. JMM UNRAM-MASTER OF

MANAGEMENT JOURNAL, 11(3), 239-254.

39
40

Anda mungkin juga menyukai