Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program
Diploma IV Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Oleh
DHEVANI WAHYUDI
NPP. 30.0660
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor
Publik Fakultas Manajemen Pemerintahan
Judul Proposal Skripsi : Strategi Pemerintahan Daerah Dalam Optimalisasi Pelaksanaan Sistem
Absensi Qr Barcode Di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah
NPP : 30.0660
Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si Azrul Bahari NPP.001
NIP. 19770304 199511 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ ....... 5
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................................... 5
Keadaan PNS di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Menurut Usia...........................13
Keadaan PNS dan CPNS di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang Menurut
Pengarusutamaan Gender............................................................................................................................ 15
1.2 Identifikasi masalah................................................................................................................................. 15
1.3 Pembatasan masalah............................................................................................................................. 16
1.4 Perumusan masalah............................................................................................................................... 16
1.5 Maksud dan tujuan penelitian.................................................................................................................. 16
1.5.1 Maksud penelitian.......................................................................................................... 16
1.5.2 Tujuan penelitian............................................................................................................ 16
1.6 Kegunaan PeneIitian............................................................................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 18
2.1 PENELITIAN TERDAHULU.................................................................................................................... 18
2.2 TEORI SESUAI DENGAN JUDUL.......................................................................................................... 19
2.2.1 Teori Strategi.................................................................................................................. 19
2.2.2 Teori / Konsep Pemerintahan Daerah...........................................................................30
2.2.3. Konsep Absensi............................................................................................................ 30
2.2.4. Konsep QR Barcode.....................................................................................................32
2.2.5 Organisasi Perangkat Daerah.......................................................................................34
2.2.6 Surat Edaran Walikota Semarang Nomor B/3521/061.2/IX/2020 Tentang Evaluasi
Surat Edaran Walikota Semarang Nomor B/2253/061.2/2020 Tanggal 10 Juni 2020
Tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara Dalam Tatanan Normal Baru Di
Lingkungan Pemerintah Kota Semarang..............................................................................41
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................................................50
2.8 HIPOTESIS KERJA............................................................................................................ 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................................52
3.1 DESAIN PENELITIAN............................................................................................................................ 52
3.2 TEMA / FOKUS PENELITIAN............................................................................................................ 57
Dalam Optimalisasi Pelaksanaan Sistem Absensi QR Barcode Di Kota Semarang Provinsi Jawa
Tengah.......................................................................................................................................................... 60
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.........................................................................64
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data............................................................................................64
`3.4.2 Instrumen Penelitian.....................................................................................................74
3.5 Teknik Penentuan Keabsahan Data...................................................................................................75
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................................................... 77
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian............................................................................................................. 78
3.7.1 Lokasi Penelitian............................................................................................................ 78
LAMPIRAN II................................................................................................................................... 80
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini kita melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kompleks
government juga dapat menunjang pencapaian hasil kerja pegawai agar lebih efektif
dan efisien.Dengan melihat kondisi pelayanan publik di Indonesia yang masih rendah,
pada 2019, Ahmad Alam Saragi, anggota Ombudsman dalam artikel “Potret Buram
https://yoursay.suara.com/news/2020/03/21/ 95345/potret-buram-pelayanan-publik-di-
rendah, dan juga kurang sistematisnya penerimaan keluhan dari masyarakat. Dengan
kondisi seperti itu, Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, yang diterbitkan pada 2014
Nomor 5 ini, pada Pasal 127 Ayat (4) dinyatakan bahwa Sistem Informasi ASN
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan (2) berbasiskan teknologi informasi yang
mudah dipraktekkan, mudah diakses, dan sistem keamanan yang dipakai terpercaya.
Dalam ayat ini, sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang penting dalam
dunia pemerintahan, sejalan dengan adanya kondisi tersebut, salah satunya adalah
Sistem Informasi ASN diperlukan untuk menjamin efisiensi, efektivitas dan akurasi
sumber daya manusia (SDM), teknologi juga menjadi faktor untuk mewujudkan
Indonesia (WNI) yang menggunakan internet hampir sebanyak 150 juta jiwa dengan
Agustus 2019,
sipil negara, mau tidak mau, karenanya juga harus memiliki keterampilan teknologi
yang baik agar mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada. Kinerja pelayanan
prima dan tata kelola perusahaan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
sumber daya manusia yang dibutuhkan. Salah satu aplikasi yang dikembangkan untuk
dapat memantau kinerja Aparatur Sipil Negara dengan melengkapi Tujuan Kerja
Pegawai (SKP). Aplikasi serupa adalah kinerja yang dikelola oleh Badan
ini juga menjadi pengukur kinerja pegawai yang dapat dipantau oleh atasan seperti
evaluator produk kerja yang terdaftar. Peraturan No. 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri bahwa kinerja pegawai negeri (PNS) adalah pekerjaan yang
dilakukan oleh setiap PNS dalam organisasi/badan sesuai dengan SKP dan perilaku
kerja, SKP atau target kinerja pegawai. Sasaran kinerja karyawan adalah dokumen
yang harus diselesaikan oleh mesin pemerintah sipil dan setiap karyawan untuk tujuan
Semarang ASN terdaftar, karena aplikasi yang digunakan hanya dapat diakses oleh
negara menjadi lebih disiplin, dan juga tindak lanjut dari atasan kepada bawahannya
dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, disiplin efektif dapat diterapkan di masa
adalah pegawai di kota Semarang masih mangkir dan mangkir tanpa penjelasan.
Informasi ini didapat dari wawancara dengan salah satu pegawai Dinas
diwajibkan untuk mentaati peraturan yang dilampirkan terkait kepatuhan pada jam
kerja, sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Semarang. Namun
sampai 5 jam. Rangkuman ini dapat menyajikan keadaan disiplin ASN di kota
Semarang dalam hal kepatuhan terhadap jam kerja. Menurut keterangan Kepala
BKPP Dinas Disiplin dan Kesejahteraan Kota Semarang, salah satu hal yang dapat
tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara Nomor 53 Tahun 2010, kedisiplinan adalah
apakah seorang pegawai negeri mampu melaksanakan tugasnya dan tidak melanggar
bidang pelayanan tertentu. Jika karyawan tidak mematuhi peraturan, mereka akan
dikenakan sanksi atau sanksi yang sesuai. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, pegawai harus disiplin dalam menjalankan tugasnya, baik asisten maupun
fungsi lainnya. Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo memberikan sanksi
antaranya ada 46 PNS yang tidak masuk kerja lebih dari 46 hari. Dikutip dari Artikel
“Tjahjo Sanksi 83 PNS yang Langgar Disiplin” oleh AniNursalikah pada 8 Januari2020
(/https://nasional.republika.co.id/berita/q3s2lx366/tjahjo-sanksi-83-pns-yang-langgar-
kedisiplinan pegawai masih kurang dan perlu ditingkatkan. Absensi manual kini telah
Fingerprint merupakan alat pemindai sidik jari dari pegawai suatu kantor yang telah
pemindai tidak mengalami kendala yang berarti. Namun, pada masa penyebaran virus
covid-19 ini, absensi menggunakan fingerprint tidak lagi menjadi alternatif. Masa
pandemi covid-19 membuat manusia harus berjaga jarak antara satu dengan yang
lain dan menghindari sentuhan antara sesama. Hal ini dilakukan untuk mencegah
menjelaskan tentang aturan mengenai sistem kerja ASN, yaitu Surat Edaran
mengenai Sistem Kerja ASN dalam Tatanan Normal Baru Nomor 67 Tahun 2020
tanggal 4 September 2020. Surat Edaran ini merupakan hasil perubahan dari
penyebaran virus covid-19, isi yang ada di dalamnya yaitu untuk kedinasan tingkat
yang berkategori rendah beresiko covid, tugas dinas bagi pegawainya yaitu 100
persen, dan apabila berkategori sedang, maka paling banyak yang melaksanakan
WFO (work from office) adalah 50 persen, lalu untuk wilayah yang beresiko besar,
aparatur sipil negara yang melaksanakan WFO paling banyak yaitu 25 persen. Kota
Pemerintah Kota Semarang pada Juni 2020. Kebijakan WFH ini kembali diterapkan
pada awal September 2020 karena adanya kasus bahwa Balaikota Semarang menjadi
sebuah klaster penyebaran covid-19 dikarenakan hasil swab ASN pada lingkungan
Balaikota Kota Semarang yaitu sebanyak 20 ASN positif Covid-19. Jumlah tersebut
terdiri dari 10 pegawai yang di antaranya adalah pejabat struktural dan 10 pegawai
staf. (dalam artikel “Fakta 20 ASN Pemkot Semarang Positif covid-19, Ada yang
Tertular dari Rekan Seruangan” pada 12 Juni 2020 oleh Riska Farasonalia.
semarang.kompas.com/read/2020 /06/12/06150011/fakta-20-asn-pemkot-semarang-
positif-covid-19-ada-yang tertular-dari-rekan?page=all).
melalui interaksi antar teman satu ruangan yang ditunjukkan dengan minimnya sidik
jari, interaksi antar ASN saat berinteraksi dengan masyarakat. ASN di sektor publik
juga perlu waspada, bahkan saat bekerja dari rumah. Untuk mencegah penipuan
karyawan, yang dapat dilakukan dengan sidik jari saat tidak ada, maka Pemerintah
Juni 2020 Tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara Dalam Tatanan
Normal Baru Lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Pada Nomor 3 huruf (g)
apel pagi, upacara, serta rapat yang diadakan, dengan tujuan untuk meningkatkan
Barcode diterapkan pada seluruh Aparatur Sipil Negara di Kota Semarang sejak
adanya
pandemi covid-19. Penggunaan absensi ini diterapkan bagi Aparatur Sipil Negara di
Kota Semarang sebagai absensi harian, dengan penerapannya yaitu pegawai absen
mulai jam masuk kantor hingga akhir jam kerja. Absensi QR Barcode diberlakukan
pada masa pandemi setelah diterbitkannya Surat Edaran Walikota Kota Semarang
Negara dalam Tatanan Normal Baru di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Pada
tugas kedinasan di rumah masing- masing atau work from home, pengisian absen
masng indvidu harus mengunduh aplikasi scan barcode pada gawainya masing-
identitas ASN Kota Semarang akan terdaftar, karena aplikasi yang digunakan hanya
bisa diakses oleh Pegawai Kota Semarang yang telah terdaftar. Tidak hanya pada
Organisasi Perangkat Daerah tingkat kota saja, penerapan absensi QR Barcode ini
penerapan absensi QR Barcode ini, Aparatur Sipil Negara menjadi semakin disiplin
dan juga pemantauan atasan terhadap bawahannya dapat terlaksana dengan baik.
Sehingga, dapat ditegakkan disiplin yang efektif pada masa pandemi covid-19 ini.
masih ada pegawai yang terlambat karena absen sampai tidak hadir tanpa
keterangan. Informasi ini didapat dari wawancara dengan salah satu pegawai Dinas
dalam hal kepatuhan jam kerja. Kemudian permasalahan lainnya yaitu berdasarkan
berita surat kabar yang saya dapatkan masih banyaknya pegawai ASN yang
melanggar larangan mudik Semarang - Sanksi bagi pelanggar larangan mudik bagi
185 ASN dijatuhi sanksi dan 484 pegawai non-ASN dipecat. Wali Kota Semarang,
Hendrar Prihadi membenarkan informasi tersebut. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran
(SE) Nomor B/1 806/443/V/2021 terkait larangan mudik. "Sanksi ini kan untuk ASN
dipotong TPP 100 persen, kalau non ASN bisa dilakukan pemutusan hubungan kerja,
kan gitu. Sudah disosialisasikan. Sudah saya sampaikan berulang. Tapi ternyata
pelanggaran itu ada. Sehingga konsekuensi itu ya kita merujuk ke surat edaran harus
ada sanksi," ujarnya, Senin (31/5). "Ada 500-an (orang yang dijatuhi sanksi), " tegas
pria yang akrab disapa Hendi tersebut. Pegawai Non-ASN Semarang Dipecat Gegara
Langgar Larangan Mudik Baik ASN ataupun pegawai non-ASN mendapatkan sanksi
berdasarkan absensi. "Ada yang absen dari luar kota, kan tidak sesuai petunjuknya.
Ada yang beralasan lupa absen. Intinya tidak melakukan absen dari Semarang,"
pelanggaran. Padahal jika ada alasan kuat dan benar kemudian melapor, akan diberi
izin. Hendi mengatakan pelanggaran paling banyak disebutkan ada di dinas pekerjaan
umum. "Ada beberapa, tertentu. Yang lain banyak yg mematuhi. Yang cukup banyak
masih menggunakan kertas di era globalisasi dan digitalisasi saat ini. Melihat
banyaknya pegawai ASN dan OPD di suatu daerah
maka jika semuanya masih menggunakan kertas maka banyak kertas yang
menumpuk dan itu membuat kertas menjadi boros dan juga menumpuk sampah
penting juga untuk penyebaran teknologi yang semakin canggih ini. Selanjutnya masih
ada kendala yaitu kesalahan pada alat pendukung yang masih perlu diperbaiki.
dapat mewujudkan visi dan misi suatu organisasi tidak terlepas dari peran serta aktif
dari SDM organisasi tersebut, demikian pula halnya dengan SDM Aparatur di
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu prasyarat
utama untuk mendukung keberhasilan dalam pencapaian tujuan tersebut yaitu dengan
tersedianya SDM yang terampil, ahli, mampu dan kompeten serta berdayaguna.
5 8
SLTA
9 Diploma
S-1
S-2
46
BKD Kota Semarang rata-rata memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup
baik dan potensial. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan yaitu sebanyak 46
18 - 25
26 - 30
31 - 35
36 - 40
41 - 45
Dari grafik 2.2.1.2. tersebut diketahui bahwa pegawai atau SDM Aparatur
Semarang sangat ditunjang oleh SDM aparatur yang relatif masih produktif serta
etos kerja tinggi yang umumnya ada pada rentang usia tersebut.
Pria
34 34 Wanit
Dari grafik 2.2.1.4. diketahui bahwa prosentase jumlah pegawai BKD Kota
Golongan III merupakan golongan pegawai terbanyak yaitu 52 PNS. Hal ini
menunjukkan bahwa struktur pegawai di BKD Kota Semarang jika dilihat dari
maka peneliti memberikan batasan permasalahan terhadap masalah tersebut. Hal ini
sistem absensi QR barcode di kota semarang provinsi jawa tengah oleh Badan
b. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat strategi pemerintahan daerah dalam
tengah?
jawa tengah
Tengah
DiIihat dari segi eIemen strategi juga terbagi menjadi deIapan bagian sebagai berikut.
1. Seni Situasional
3. Produk,KeungguIan kompetitif
5. Destinasi
7. Program Bertindak
8. FormuIasi Strategi,
Arus Keputusan Dikutip dari eIemen sumber daya dan Iingkungan menurut Ohmae
usaha.Iingkungan ekstern itu harusIah diteIiti dengan saksama, yaitu dengan memiIih
peIuang yang tersdia untuk dapat meningkatakan peran serta sambiI memperkeciI
kerugian-kerugian yang timbuI dan yang mungkin timbuI. SeIain itu daIam
3. Strategi yang efektif harus menyatukan dan memfokuskan pada sumber daya yang
dimiIikinya.
4. Strategi harus memusatkan pada kekuatan apa yang dimiIikinya dan tidak mengacu
8. BerhasiInya suatu strategi dapat diIihat dari adanya dukungan dari pihak-pihak
Menurut Bracker pengertian strategi bersumber dari kata Yunani KIasik, yakni
“strategos” (jenderaI), yang pada dasarnya diambiI dari piIihan kata kata Yunani untuk
yang dimiIiki”. Strategi dibuat oIeh para pemangku jabatan atau seorang pemimpin
mengemukakan strategi sebagai rencana skaIa besar dengan jangka panjang yang
saIing berinteraksi dengan Iingkungan demi tujuan perusahaan. SeIain itu Stephanie
K. Marrus menyatakan bahwa strategi adaIah proses awaI dari penentuan rencana
disertai penyusunan cara serta
upaya daIam mencapai tujuan yang diIakukan pimpinan atas dengan tujuan jangka
meIakukan tindakan dan perencanaan tersebut yang mana haI tersubut diIakukan
oIeh stakehoIder atau pemimpin yang mimiIiki kewenangan dengan fokus pada
daIam proses pencapaian tujuan dapat berjaIan secara efektif, efesien serta tepat
5. Rincian Iangkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengeIabui para
pesaing.
Dari konsep strategi yang dikemukan oIeh Maintzberg diatas dimana dengan aanya
sekeciI apapun kegagaIan dan permasaIahan yang akan timbuI. Suatu perencanaan
yang strategis juga harus didukung dengan adanya visi yang terintegrasi dengan
Iingkungan sekitar agar perencanaan atau Iangkah yang diambiI dapat tepat sasaran.
SeIanjutnya daIam proses reaIisasi suatu perencanaan yang strategis juga dibutuhkan
antara perencanaan dengan reaIisasi. Semua aktivitas yang Iaksanakan harus terinci
didaIam
Iangkah-Iangkah strategis yang diputuskan oIeh organisasi. Sedarmayanti16
memberikan respon yang tepat terhadap peIuang dan ancaman dari Iingkungan
dikemukan diatas strategi merupakan aIat yang digunakan untuk memperoIeh suatu
tujuan dengan menetapkan suatu perencanaan awaI yang diiringi dengan pemantuan
dengan suatu visi dan misi yang akan menjadi acuan atas reaIisasi perencanaan
tersebut. Menurut Husein Umar yang dikutip oleh Suradinata17 menjeIaskan konsep-
dengan pesaingnya.
pesaingnya. Untuk menganaIisis suatu kondisi yang akan terjadi di masa depan
perkembangan terjadi begitu amat cepat, oIeh karena itu daIam menentukan suatu
jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan aIokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kata Iain strategi
manusia, dana, atau teknoIogi untuk mencapai target kinerja meIaIui hubungan yang
efektif antara sumber daya, teknoIogi, dan Iingkungannya yang saIing berkaitan satu
sama Iain. Menurut WaIker menjabarkan bahwa strategi yang baik wajib memiliki Iima
komponen pokok yang fokusnya berbeda antar level strategi. Kelima komponen
1. Lingkup, yaitu cakupan domain strategik, seperti jumIah tipe industri, Iini produk
satu atau Iebih dimensi kinerja seIama periode waktu tertentu bagi setiap bisnis dan
3. AIokasi sumber daya, untuk berbagai bisnis, pasar produk, departemen fungsionaI,
5. Sumber sinergi, baik antar bisnis, pasar produk, pengaIokasian sumber daya, dan
perusahaan:
kontekstuaI umum:
6. MemiIih rangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama yang dapat
7. Merancang tujuan-tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan
rangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama yang teIah dipiIih;
struktur, teknoIogi, dan sistem penghargaan merupakan haI yang teIah di tekankan;
Sebagaimana yang teIah diuraikan pada 9 tugas penting daIam proses manajemen
peIaksanaan tugas-tugas manajemen ini dengan maksimaI agar tujuan yang ingin
diperoIeh dari sebuah perencanaan dapat berjaIan dengan baik serta maksimaI
Manajemen strategi tidak hanya sekedar sebuah tapi dibutuhkan keahIiah yang cukup
pada proses peIaksanaannya. SaIah satu contohnya daIam proses manajemen ini
dibutuhkan seorang manejer yang mampu meIihat peIuang dengan jeIi serta
menganaIisa potensi
untuk dirumuskan permaIsaIahanya sebeIum merancang suatu strategi. SeIain itu
evaIuasi guna meIihat sejauh mana strategi yang di rencanakan berjaIan. Manajemen
strategis20 adaIah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oIeh
DaIam peneIitian ini, peneIiti Iebih berfokus terhadap pengamatan Iingkungan dan
perumusan strategi.
sangat menentukan hasiI yang akan diperoIeh. OIeh karena itu untuk mencapai tujuan
Gambar2.1 ModeI Manajemen Strategis Hunger dan WheeIen Sumber: JurnaI EI-
Riyasah 201922
kesempatan dan ancaman Iingkungan, yang dapat diIihat dari kekuatan dan
keIemahan. Perumusan strategi akan membentuk misi dan tujuan yang akan
kembaIi.
d. Manajemen strategi menurut Fred R. David23, manajemen strategis yaitu seni dan
Strategi mencakup tentang pengembangan visi dan misi, identifikasi peIuang dan
sehingga strategi yang teIah dirumuskan dapat berjaIan dengan baik. c. PeniIaian
Strategi PeniIaian strategi adaIah tahap akhir daIam manajemen strategi, manajer
harus mengetahui kapan ketika strategi tertentu tidak berjaIan dengan baik; peniIaian
atau evaIuasi strategi adaIah cara utama untuk memperoIeh informasi seperti ini.
Semua strategi terbuka untuk di modifikasi di masa yang akan datang karena
berbagai faktor internaI dan eksternaI yang terus-menerus berubah. Tiga aktivitas
peniIaian strategis yang mendasar adaIah (1) peninjauan uIang faktor-faktor eksternaI
dan internaI yang menjadi Iandasan bagi strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan
(3) pengambiIan Iangkah korektif. PeniIaian strategi diperIukan karena apa yang
berhasiI saat ini tidak akan seIaIu berhasiI nantinya. KeberhasiIan senantiasa
menciptakan persoaIan baru yang berbeda, organisasi yang mudah akan berpuas diri
yang ada di suatu organisasi bentuk dukungan perumusan masaIah tersebut biasanya
peran aktif bukan hanya dari manajemen puncak namun puIa dibutuhkan peran serta
organisasi tidak hanya cara pandang manajemen puncak yang memahami situasi Iuas
dari arti sebuah keputusan namun manajemen di bawahnya juga mampu ikut andiI
mengaIokasi sumber daya yang dibutuhkan. PeIaksanaan ini sangat penting dan juga
memiIiki pengaruh besar atas jaIannya suatu perusahaan. Seorang manajeriaI harus
panjang dari suatu organisasi, meIaIui penentuan arah disertai meIanjutkan komitmen
organisasi berikut puIa dengan Iingkungan yang berubah evoIutif dimana organisasi
itu beroperasi.
masaIah serta dapat meberikan soIusi yang tepat pada proses penyeIesaiannya.
ingin diteIiti oIeh penuIis guna meIihat msaIah yang harus dijadikan proritas utama
untuk diseIesaikan. Pemangku kewenangan daIam haI ini dapat mengambiI kebijkan
secara tepat dengan meIihat hasiI-hasiI riset sebagai Iandasan kesuaian masaIah
serta membantu untuk merumuskan strategi yang akan piIih. Menurut Mintzberg dan
WaIters25 yang dikutip oIeh Heene tipe strategi ada 8 tipe daIam organisasi atau
1. Strategi Yang Terencana Strategi ini adaIah terbitan dari perencanaan formaI yang
teIah dirumuskan dan di distribusikan oIeh manajemen strategi pada tingkat atas,
2. Strategi Intrapreneur Strategi ini adaIah keIuaran dari visi yang terpusat, yang acap
kaIi kata berasaI dari gagasan satu atau beberapa manajer dan yang dapat
secara IegaIitas diperkuat dan dikendaIikan meIaIui sosiaIisasi dan indroktinasi. Ada
Iingkungan.
4. Strategi Payung Strategi ini merupakan keIuaran dari suasana penuh keterbatasan,
disimpuIkan dari prakiraan-prakiraan sasaran yang bersifat umum. Ciri khas strategi
ini yaitu dapat diterapkan pada Iingkungan kompIeks yang suIit untuk diramaIkan.
5. Strategi Proses Strategi ini merupakan keIuaran dari suatu proses, yang mana
6. Strategi ParsiaI Strategi ini muncuI menjadi bagian-bagian keciI, dimana para
7. Strategi Konsensus Strategi ini muncuI dari kesepakatan meIaIui upaya saIing
mengerti, dimana para peIaku organisasi saIing menyesuaikan poIa yang mereka
mengikat.
diIakukan tetap merujuk pada transfer kekuatan poIitik ke daerah setempat dengan
pusat Iainnya yang mana tidak memiIiki keweangan untuk membentuk kebijakan
/peraturannya sendiri.
3. Asas Tugas Bantuan AdaIah asas yang mencerminkan system dan prosedur
penugasan pemerintah kepada daerah yang biasa disebut Mandat baik dari tingkat
seorang pegawai atau seorang karyawan datang dan masuk kerja. Absensi
merupakan salah satu bentuk penerapan disiplin yang sudah lama diterapkan pada
penyelenggaraan pemerintahan.
pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan Sumber Daya
atas, absensi akan berpengaruh pada penghitungan gaji pegawai dimana informasi
Sebuah jurnal pada AMIK Mahaputra Riau dengan judul “Sistem Aplikasi
Absensi Menggunakan Teknologi Barcode Scanner Berbasis Android” ditulis oleh Ayu,
Fitri dan Ari Mustofa (Y. Zhang, G. Su, and W. Zheng, 2020:97), mengatakan absensi
adalah salah satu jenis pendataan mengenai kehadiran para pegawai, dan merupakan
bagian dari laporan kegiatan organisasi, atau komponen organisasi itu sendiri yang
memuat data pegawai yang hadir maupun ketidakhadiran pegawai. Penataan yang
disusun dilakukan dengan sedemikian rupa agar nantinya apabila data tersebut
dibutuhkan dapat dengan mudah bagi pihak terkait untuk mencari dan
absensi merupakan suatu komponen institusi yang berisi data kehadiran dan
ketidakhadiran dimana telah disusun, sehingga mudah dicari dan dapat digunakan
apabila dibutuhkan.
SMA Negeri 3 Purworejo dalam Yiyi Supendi dkk (2019, Pemanfaatan Teknologi QR-
yang
ditinjau dari tingkat kehadiran dan juga dilihat dari kedisiplinan dari karyawan atau
pegawai dalam suatu instansi atau organisasi. Presensi disebut sebagai perangkat
untuk menghitung hadir dan tidaknya seorang pegawai dalam suatu instansi, institusi
atau perusahaan.
Presensi sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi. Karena, dengan data yang
yang dimilikinya dalam ketaatan pada aspek kehadiran pada setiap jam kerja yang
dalam Erlin Herlina dan Taufik Hidayatulloh (Penerapan QR Code Untuk Sistem
Absensi Siswa SMP Berbasis Web) Quick Response Code (QR Code) adalah kode
yang memiliki dua dimensi dimana dimensi- dimensi tersebut merupakan kode batang
Code di tahun 1994. Karena keterbatasan penyandian kode batang alfanumerik, tujuan
awal pembuatan kode QR adalah untuk mengakomodasi huruf kanji dan karakter kana.
Untuk Sistem Absensi Siswa SMP Berbasis Web, menjelaskan arti dari QR Code yaitu
gambar berupa matriks dua dimensi di mana data dapat disimpan. Kode QR adalah
evolusi dari kode batang. Barcode merupakan lambang yang menandai suatu benda
nyata yang tersusun dari batang hitam putih sehingga komputer dapat dengan mudah
menjelaskan bahwa barcode adalah barcode adalah sebuah tulisan juga, hanya saja
huruf yang digunakan berupa deretan simbol garis yang memiliki makna tertentu
tergantung dari jenis barcode yang digunakan. Barcode ini biasanya berisi Nomor
Identifikasi dari koleksi seperti Nomor Induk, Nomor Inventaris atau Nomor Kendali.
Ia pun juga menyebutkan ada dua tipe barcode yang dibagi menjadi dua dimensi, yaitu:
1. Barcode 1 dimensi
Barcode 1 dimensi adalah barcode yang terdiri dari garis-garis berwarna hitam dan
putih. Garis tersebut menunjukkan angka nol (0) dan angka satu (1), dimana warna
putih bernilai nol dan warna hitam bernilai satu. Dan warna hitam adalah yang
menyerap cahaya yang didapatkan dari alat pembaca barcode, dan warna putih
yang memantulkan balik cahaya tersebut. Pada Barcode 1, dimensi ini batang
yang tertera memiliki ketebalan yang berbeda yang diterjemahkan sebagai suatu
2. Barcode 2 dimensi
Barcode 2 dimensi tidak berupa garis, tetapi gambar. Informasi yang tersimpan
merupakan model bercode (2D) jenis baru yang berbentuk pola dari hasil
gabungan garis horizontal dan vertikal yang lebih fleksibel dan lebih cepat dari
jenis label barcode batang (1D), sehingga dalam proses scan code barcode yang
tersimpan dalam pola QR Code pada aplikasi yang dirancang dapat dibaca
dengan cepat.
QR Barcode ini lebih mudah dioperasikan karena dapat dibaca oleh siapa saja
dengan smartphone dan aplikasi pembaca barcode sederhana lainnya yang
Selain itu, QR Code dapat menyimpan informasi lebih banyak dengan pola ukuran
yang tetap kecil, sehingga seluruh informasi mengenai pengolahan data absensi
dapat disimpan kedalam satu pola atau gambar QR Code (Sebuah jurnal pada
Teknologi Barcode Scanner Berbasis Android” ditulis oleh Ayu,Fitri dan Ari
Mustofa)
organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada
daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan,
namun tidak berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam
yang menjadi kewenangandaerah secara efektif dan efisien. Urusan wajib dan urusan
Badan. Pembentukan organisais perangkat daerah yang berupa Dinas atau Badan
diklasifikasikan berdasarkan Tipe A (beban kerja yang besar), Tipe B (beban kerja
yang sedang) dan Tipe C (beban kerja yang kecil). Penentuan beban kerja bagi Dinas
Pilihan. Sedangkan besaran beban kerja pada Badan berdasarkan pada jumlah
perumpunan dan klasifikasi yang telah ditentukan. Perumpunan urusan yang diwadahi
2. bidang kesehatan;
8. bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah,
10. bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan
Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah
Dengan adanya Presiden dan Wakil Presiden yang baru dan dengan Penetapan
keterpaduan pelayanan masyarakat di bidang perizinan yang bersifat lintas sektor. Unit
pelayanan terpadu tersebut merupakan gabungan dari unsur-unsur perangkat daerah yang
menyelenggarakan fungsi perizinan. Terkait unit pelayanan terpadu akan dibahas pada
posting selanjutnya.
WaliKota Semarang Nomor 47 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi
kepegawaian daerah;
Kepegawaian Daerah;
Kepegawaian daerah;
Daerah; dan
bidang tugasnya.
10. Kepala;
Evaluasi;
Kepegawaian;
12.
dari :
Pegawai;
Pembinaan Karier;
Kesehatan;
Pegawai;
kepada Sekretaris.
ASN yaitu (1) di kantor (work from office), (2) di rumah (work from home).
WFH yaitu pembagian setiap pegawianya yaitu dua hari melaksanakan dinas di
kantor dan satu hari melaksanakan dinas di rumah. Pada angka 3 huruf c,
menyatakan bahwa kebijakan ini tidak berlaku bagi pejabat pimpinan tinggi
pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) dan
di rumah (work from home) dengan. Pada surat edaran ini, juga dijelaskan jam
kerja pegawai pada setiap harinya yaitu pada hari Senin sampai dengan hari
Kamis jam kerja pegawai yaitu pada pukul 07.30 WIB sampai dengan 15.30
WIB. Lalu, pada hari Jumat jam kerja pegawai yaitu pukul 07.30-11.30.
kerja secara bergantian (shift) dan juga enam hari kerja, dapat mengatur sistem
menunjukkan bahwa pegawai hadir pada setiap harinya, dengan itu dibutuhkan
yang berlaku:
1. Bagi pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor
masing; dan
mengunduh.
di rumah tidak berarti libur. Dengan itu, bagi pegawai yang melaksanakan
mendesak; dan
pegawai yang tidak menaati ketentuan yang telah ditetapkan maka dianggap
bureaucratic.
sedang dialami. Absensi ini diterapkan untuk menghindari kontak fisik antar
Strategi
(WaIker,
2015)
Upaya mengatasi
1. Iingkup Factor penghambat
Factor pendukung factor
penghambat
2. Tujuan dan Sasaran Internal
Internal
Eksternal
Eksternal 1. Langsung
3. AIokasi Sumber Daya
4. Sumber
KeungguIan
51
penelitiannya yang masi bersifat dugaan atau yang belum pasti. Hipotesis kerja
merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah uang sedang dikaji.
bentuk hipotesis dari penelitian kualitatif dan diposisikan di akhir bab tinjauan pustaka.
pertanyaan terkait permasalahan yang ingin diteliti oleh penulis. Hipotesis kerja
merupakan anggapan dasar terkait permsalahan dana yang sedang dikaji. Untuk
penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Walker (2015) dengan indikator
teori, lingkup, tujuan dan sasaran, alokasi sumber daya, sumber keunggulan
kompetitif dan sumber sinergi. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam
penelitian ini meliputi faktor internal dan eksternal serta upaya yang dilakukan adalah
dipilih haruslah yang berdaya guna agar tercapai sasaran yang diinginkan
saat penelitian.
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
berdasarkan studi atau analisis teori. Metode juga sebagai salah satu ilmu
mengumpulkan dan untuk analisis data yang berupa tulisan, lisan, maupun
peneliti sebagai kunci unutk meneliti objek secara ilmiah, lalu menetapkan
induktif, dan nantinya hasil yang diperoleh lebih menekankan pada arti
banyak;
responden;
solusi permasalahan.
terjaga;
pengaruh
struktur analitik.
ganda dalam data yang didapat, dengan analisis ini hubungan peneliti
Selain
56
3.1 Informan
umum sumber data sering disebut responden yang artinya adalah orang
61
yang memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau
informasinya.
ditetapkan sesuai dengan fokus dari penelitian. Hal ini dijelaskan Neuman
(2006:220) yaitu :
muka dan memiliki pengetahuan tentang kelompok yang lebih besar dari
Tabel 3.2Informan
No. Informa Jumlah
n
(1) (2) (3)
8. 1 Orang
Perwakilan pejabat eselon II
9. 1 Orang
Perwakilan pejabat eselon III
10. 1 Orang
Perwakilan pejabat eselon IV
Jumla 10
h Orang
Sumber data dari sebuah penelitian adalah tempat dimana data itu
pembahasan topik.
peristiwa atau fenomena dan menjadi acuan analisis sesuai dengan teori
yang dijadikan sebagai pisau analisis. Selanjutnya, bila dilihat dari sumber
beberapa informan.
tersebut yaitu primer yang dapat diperoleh secara wawancara dan juga
a. Teknik Observasi
b. Teknik Wawancara
penanya yang berisikan tentang topik yang sedang diamati oleh penanya.
pembahasan tertentu.
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada keyakinan
pribadi.
adalah sebagai salah satu teknik untuk mendapatkan suatu data yang
69
yang akan diteliti dilanjutkan dengan jawaban dari indikator yang telah
terstruktur.
oleh peneliti;
datanya.
70
akan dilontarkan sesuai situasi dan kondisi di lapangan namun tidak keluar
lengkap maka dicarilah lagi orang yang dapat dijadikan informan secara
71
c. Teknik Dokumentasi
lebih kepada hasil tulisan atau data yang sudah jelas keberadaannya,
dan menarik kesimpulan agar dapat dipahami baik oleh diri sendiri atau
yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu analisis dari kejadian
sosial dan ilustrasi atas proses tersebut dan analisis hakikat atas
dari Miles and Huberman dalam Sugiyono (2017:484). Dalam model ini,
ada tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, penyajian data penarikan
• Reduksi Data
yang diperlukan.
• Penyajian Data
• Menarik Kesimpulan/Verifikasi
dipertanggungjawabkan.
1.Mentriangulasi
2.Menerapkan member checking
3.Membuat deskripsi yang kaya dan padat
77
4.Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa dalam penelitian
5.Menyajikan informasi yang berbeda atau negative
6.Memanfaatkan waktu yang relatif sama
7.Melakukan tanya jawab dengan sesama rekan
8.Mengajak seorang auditor
yang telah ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Neuman (2014:166)
bagian yaitu:
a. Triangulation of Theory
Requires using multiple theoretical perspectives to plan a
study or interpret the data. Each theoretical perspective has
assumptions or concepts. They operate as a lens through
which to view the social world.
b. Triangulation of Method
Mixes the qualitative and quantitative research approaches
and data. Most researchers develop an expertise in one
approach, but the approaches have complementary
strengths. A study that combines both tends to be richer and
more comprehensive.
78
c. Triangulation of Measure
Meaning that we take multiple measures of the same
phenomena.
d. Triangulation of Observers
Triangulation of observers is a variation on the first type. In
many studies, we conduct interviews or are the lone
observer of events and behaviour.
dalam analisis data, yaitu meliputi data reduction, data display, dan
LAMPIRAN II
PEDOMAN WAWANCARA (LINGKUP PENELITIAN)
JUDUL TEMA SUBTEMA SUB-SUB ITEM INFO
TEMA PERT RMA
ANYA N
AN
(NOM
OR)
1 2 3 4 5 6
Strategi 4. Strategi 1.4 lingkup 1.1.1
Pemeri Pemerintah kebijakan
ntahan an Daerah yang
Daerah Dalam diterapka
Dalam Optimalisa n
Optimal si
isasi Pelaksanaa
Pelaksa n Sistem
naan Absensi
Sistem QR
Absens Barcode Di
i Qr Kota
Barcod Semarang
e Provinsi
Di Kota Jawa
Semara Tengah
ng
Provins
i Jawa
Tengah
1.3.3
sumber
daya
manusia
1.4 1.4.1
Sumber efektivitas
Keungg
uIan
Kompeti
tif
1.4.2
efisiensi
1.5 1.5.1
sumber Pendidika
sinergi n dan
PeIatihan
SDM
1.5.2.
pemanfaat
an tenaga
iT
5. Faktor 2.1 2.1.1
Pendukung Faktor internal
Dan penduk 2.1.2
Penghamb ung eksternal
at Strategi 2.2 2.2.1
Pemerintah Faktor Internal
an Daerah pengha 2.2.2
Dalam mbat eksternal
Optimalisa
si
Pelaksanaa
n Sistem
Absensi
QR
Barcode Di
Kota
Semarang
Provinsi
Jawa
Tengah
6. Upaya 3.1 3.1.1.
Mengatasi Upaya Internal
Faktor Langsu 3.1.2
Penghamb ng Eksternal
at Strategi
83