Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MANDIRI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Dosen Pembimbing
NIDN : 0429078802
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, dan pertolongan-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Kunjungan Studi ini dengan judul “Perencanaan Strategi Sistem Informasi
Bea dan Cukai” sebagai syarat untuk memperoleh nilai untuk Mata Kuliah Pengantar
bisnis pada Fakultas Ekonomi Universitas Mandiri.
Tim penyusun menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan
dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis
terima, demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan Kunjungan Studi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
Safa Anisa
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Pengertian perencanaan..................................................................................8
B. Pengertian Strategi..........................................................................................9
C. Pengertian Sistem..........................................................................................14
D. Pengertian Informasi.....................................................................................14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................15
A. ANALISIS DATA........................................................................................15
B. PEMBAHASAN...........................................................................................18
BAB IV PENUTUP....................................................................................................26
A. Kesimpulan...................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
LAMPIRAN LAMPIRAN........................................................................................29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Stuktur Bea dan Cukai...............................................................................5
Gambar 3.1 Komponen penerimaan DJBC.................................................................20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Memasuki Gedung DJBC.....................................................................28
Lampiran 1.2 Penyampaian Materi.............................................................................28
Lampiran 1.3 Penyerahan cendera mata......................................................................29
Lampiran 1.4 Foto Bersama dengan anggota DJBC...................................................30
Lampiran 1.5Foto bersama di depan gedung DJBC....................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perencanaan strategis sistem informasi saat ini sudah banyak dibuat dan
digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan sistem yang tepat bagi perusahaan.
Menurut (Hadiati, 2009), untuk membangun sebuah sistem informasi agar
mendukung keberjalanan sebuah organisasi dengan baik perlu dibuat sebuah
rencana pembangunan sistem informasi. Perencanaan tersebut dapat
memanfaatkan teknologi Enterprise Architecture Planning (Perencanaan
Arsitektur Enterprise) yang menghasilkan tiga arsitektur, yaitu arsitektur data,
aplikasi dan teknologi serta rencana implementasi arsitektur tersebut bagi
enterprise. Arsitektur-arsitektur tersebut dibuat berdasarkan model bisnis
fungsional enterprise dan diimplementasikan berdasarkan kebergantungan data
antar fungsi bisnis.
Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Tahun
2020-2024 merupakan dokumen perencanaan, sekaligus berfungsi sebagai
guidance dalam pengambilan kebijakan jangka menengah di lingkungan
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Selain hal tersebut, dokumen
Renstra juga menunjukkan peran aktif Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan dalam menopang upaya pencapaian visi dan misi Kementerian
Keuangan periode tahun 2020 sampai dengan 2024. Secara umum, Renstra
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 disusun dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 18
Tahun 2020 dan Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024. Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan yang merupakan penggambaran atas pencapaian tujuan-
tujuan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan periode sebelumnya (2015-2019). Dalam Renstra periode
tersebut, terdapat 6 (enam) tujuan yaitu:
1) Kualitas pengelolaan keuangan yang terus meningkat sehingga mampu
mendukung pelaksanaan program Kementerian Keuangan;
2) Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan pengutan
kelembagaan;
3) Sistem teknologi dan informasi di lingkungan Kementerian Keuangan
yang terintegrasi;
4) Kualitas sumber daya manusia Kementerian Keuangan yang meningkat
sehingga menjadi yang terbaik di kelasnya;
5) Kualitas layanan korporasi yang tinggi sehingga mampu memberikan
kepuasan yang tinggi bagi pemangku kepentingan internal dan eksternal
Kementerian Keuangan; dan
6) Kinerja tugas-tugas khusus yang tinggi. Selain hal tersebut, dalam upaya
mencapai visi dan misi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
terdapat aspirasi stakeholders baik Unit Eselon I lain di lingkungan
Kementerian Keuangan maupun masyarakat yang semakin dinamis.
Aspirasi tersebut diperoleh melalui berbagai survei kepada stakeholders
atas layanan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan. Aspirasi-aspirasitersebut kemudian dijabarkan dan dijadikan
masukan dalam penyusunan Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan tahun 2020-2024.
C. Permasalahan objek
Dalam Renstra DJBC Tahun 2015-2019, Arah Kebijakan dan Strategis DJBC
dikelompokkan dalam tiga tema yaitu tema penerimaan, pelayanan
kepabeanan dan cukai, serta pengawasan kepabeanan dan cukai. Untuk
menunjang pencapaian Sasaran Strategis dan Program yang dibagi
dalam tiga tema tersebut, DJBC telah menyusun Sasaran Strategis dan
Program DJBC lainnya yang pada hakekatnya merupakan pilar-pilar
Reformasi Birokrasi DJBC yang menyangkut penataan
organisasi, penyempurnaan proses bisnis, peningkatan disiplin dan
manajemen SDM, pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) serta good governance.1.1.1. Bidang Penerimaan, Pelayanan.
D. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui apa itu penerimaan.
2. Untuk mengetahui apa itu pelayanan.
3. Untuk mengetahui apa itu pengawasan.
E. Manfaat Observasi
1. Memberikan informasi penting untuk mengetahui penerimaan bea dan cukai
dalam melihat seksi pembelian setiap kali terdapat kesalahan.
2. Memberikan informasi penting dalam pelayanan penyelesaian barang impor
untuk di pakai jalur merah,kuning,hijau.
3. Memberikan informasi tentang peraturan mengenai tatalaksana pengawasan
oleh direktorat jenderal bea dan cukai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Newman menerangkan bahwa
perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan
mengandung rangkaianrangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan
dari tujujan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode, dan
prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Sementera itu, Terry memberikan pengertian perencanaan, yang didengar
Majid, mengungkapkan, bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digarikan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan
guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang. Untuk
sementara biarkan pengertian perencanaan berlalu dari benak kita. Marin kita
tengok dan tatap sepntas tentang pengertian pembelajaran. Walu pada
lembaran terdahulu telah tertulis lengkap.
Hal ini dilakukan untuk memadukan antar perencanaan dan pembelajaran,
yang mungkin mengdung pengertian dan makna yang lain, namun secara
kodrati tentunya tak begitu jauh dari nafas perbedaan. Yang dimaksud dengan
pembelajaran, Sumantri berceloteh yang kemudian ditanggapi Majid (2011;
80) bahwa pembelajaran adalah sebagai suatu proses yang dilakukan oleh paa
guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar.
A. Konsep Perencanaan
Nampakanya dalam pengertian perencanaan pembelajaran tersebut, tidak
dapat diartikan secara pasti, karena mengandungbanyak faktor ditubuhnya
pembelajaran. Untuk itu, sekedar membantu dan tidak lari dari kenyataan,
gaya fikiran Majid (2011; 85), konsep perencanaan pembelajaran dapat
dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu :
1. Perencanaan pengajaran/pembelajaran sebagai teknologi; adalah suatu
perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif
terhadap solusi dan problem dalam pembelajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem; adalah sebuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan
pembelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses
yang sistemik, selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada
sistem perencanaan itu sendiri.
3. Perencanaan Pengajaran/Pelebelajaran sebagai sebuah disiplin; adalah
cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil
penelitian dan teori tentang strategi pembelajaran dan
implementaswiya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan Pembelajaran sebagai sains (secience), adalah;
mengkreasi secara detail spesifik dari pengembanghan, implementasi,
ecakuasi dan pemeliharaan unit-unit yang luas maupun yang lebih
sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitannya.
5. Perencanaan pembelajaran sebagai proses; adalah pengembangan
pembelajaran secara sistimatik yang digunakan secara khusus atas
dasar teori-teori pembelajaran dan npengajaran untuk menjamin
kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini, dilakukan analisis
kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistimatik
untukmencapai tujuan pembelajaran. Termasuk melakukan evluasi
terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas pengajaran.
6. Perencanaan pembelajran sebagai realitas; adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pembelajaran dari
waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan
mengecek secara cermat, bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan
tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistimatik.
B. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratus = militer dan
ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi jenderal.
Sementara definisi strategi menurut beberapa ahli seperti yang diungkapkan
oleh Chandler menyatakan bahwa “strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya”.
Menurut Porter yang menyatakan bahwa “strategi adalah alat yang
sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Menurut Stephanie K. Marrus yang menyatakan bahwa “strategi
adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”.
Menurut Hamel dan Prahalad yang menyatakan bahwa “strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan”.
Menurut Martin (1990:14-15), strategi dibagi sebagai berikut.
1. Analisis Target (Goal) dan Masalah (Problem)
Target adalah sasaran spesifik yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Cara pandang target dapat dikategorikan menjadi dua.
a. Taktis, berkaitan dengan perencanaan jangka panjang 5 tahun.
b. Jangka panjang berdasarkan perencanaan jangka panjang 5 tahun.
Masalah dapat menyebabkan perusahaan lebih sulit dalam mencapai target
yang telah ditentukan. Seringkali, target berhubungan dengan pemecahan
masalah tertentu. Apabila perhatian tertuju pada masalah masalah tersebut
lebih mudah dipecahkan. Analisis Target (Goal) dan Masalah (Problem)
membentuk representasi yang terstruktur dari target dan masalah dalam
organisasi yang dihubungkan dengan departemen atau unit organisasi dan
didukung Management by Objective pada individual manajer. Target dan
masalah berkaitan dengan kebutuhan informasi dan sistem.
2. Perencanaan Strategis, Analisis SWOT
Menurut McLeod (1995:90), Critical Success Factor adalah bentuk
aktivitas perusahaan yang memiliki pengaruh kuat terhadap kemampuan
perusahaan itu sendiri untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut James Martin (1990:89), Critical Success Factor dapat diartikan
sejumlah area yang terbatas dan hasil yang memuaskan akan menjamin
persaingan kinerja bagi individual, departemen, atau organisasi.
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan Critical Success Factor
adalah faktor yang sangat menentukan terhadap kemampuan perusahaan
untuk mencapai sasarannya (apa yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran). Critical Success Factor juga dapat diartikan kombinasi segala
sesuatu harus berjalan dengan benar perkembangan bisnis dan pencapaian
tujuan manajemen.
a. Manfaat Critical Success Factor sebagai berikut.
Membantu eksekutif agar fokus pada kegiatan yang paling penting.
Membantu eksekutif untuk memikirkan informasi yang
dibutuhkan.
b. Analisis Dampak Teknologi (Technology Impact Analysis) Perubahan
teknologi yang cepat mempengaruhi peluang serta ancaman yang
timbul. Analisis tersebut mengidentifikasi dan memprioritaskan
peluang, ancaman, serta memberikan terhadap eksekutif agar
mengambil tindakan tepat.
c. Visi Sistem Strategi (Strategy System Vision)
Berhubungan dengan kesempatan menghasilkan sistem baru agar
perusahaan dapat lebih kompetitif. Sistem strategi tersebut
memerlukan pengarahan kembali dari perusahaan. Cara bisnis yang
digunakan tidak hanya sekedar restrukturisasi otomatis perusahaan dan
manajemen.
d. Model Umum Fungsi Perusahaan/Bisnis (The Overview Model of The
Function In The Enterprise)
Menggambarkan area fungsi, fungsi bisnis, proses dan subjek data
perusahaan secara hierarki, menghubungkan fungsi bisnis dan subjek
data, unit organisasi dan subjek data, serta fungsi bisnis dan eksekutif.
Fungsi bisnis adalah sekelompok aktivitas yang secara bersama-sama
mendukung salah satu aspek misi perusahaan. Terkadang, fungsi
bisnis dikelompokan ke dalam area fungsi. Area fungsi merupakan
area utama aktivitas perusahaan. Proses adalah aktivitas perusahaan
yang dilakukan secara berulang-ulang.
e. Pemodelan Relasi Entitas (Entity Rekationship Modeling)
Membentuk diagram dari entiti dan hubungannya, memperlihatkan
data yang harus disimpan dalam database perusahaan.
3. Tahapan Perencanaan Strategi Sistem Informasi
Tahapan perencanaan strategi sistem informasi menurut Earl (1998:69)
terbagi dalam tiga tingkatan.
a. Top Down Clarification
Menggambarkan urutan secara bertahap dari penganalisaan strategi
bisnis dan merupakan tujuan yang akan dicapai strategi tersebut.
Metodologi dan rencana kerja yang berasumsikan tujuan akhir
perusahaan akan menjadi pedoman dalam pemecahan masalah yang
akan timbul sebagai akibat perencanaan sistem strategis dengan
menitikberatkan pada Critical Success Factor (CSF). Isi yang
dibutuhkan metodologi sebagai berikut.
Mudah dipahami dan digunakan manajer lini dan manajer umum;
dapat menangani berbagai ragam strategi bisnis;
tidak banyak menghabiskan waktu dan sumber daya;
dapat diulangi jika keadaan akhirnya berubah;
mengarah pada kebutuhan sisten informasi dan bukah spesifikasi
detail.
b. Bottom–Up Evaluation
Analisis yang harus dilakukan perusahaan untuk memahami dan
mengevaluasi sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan tersebut
sebelum memulai atau memperbaharui sistem informasi. Analisis
tersebut akhirnya akan menilai sistem yang ada lebih baik dihilangkan,
diperbaharui kembali, ditingkatkan atau dipertahankan.
c. Inside–Out Innovation
Analisis untuk mengidentifikasi peluang yang dapat diberikan
teknologi informasi. Peluang tersebut harus memberikan keuntungan
yang kompetitif atau membuat startegi baru bagi perusahaan.
4. Alat Bantu Perencanaan Strategi Informasi
a. Matriks
Target dan masalah berhubungan dengan sistem dan entitas. Matriks
dapat menunjukkan hubungan antara target dan masalah dengan sistem
dan entitas yang terkait. Analisis matriks menunjukkan berbagai
macam informasi, yaitu laporan untuk para manajer, sistem
pengambilan keputusan, dan sistem informasi eksekutif.
b. Diagram Relasi Entitas (Entity Relationship Diagram ERD)
Dibentuk dari entitas organisasi. Diagram relasi entitasi biasanya
dibuat berdasarkan wawancara dari pihak yang terkait dalam
pelaksanaan prosedur kerja yang mendasar pada perusahaan.
c. Diagram Aksi (Action Diagram)
Diagram menggunakan tanda kurung bertingkat untuk menunjukkan
hierarki, struktur program, atau pembuatan spesifikasi. Objek dapat
berupa tujuan, Critical Success Factor, proses unit organisasi, ancaman
kompetitif atau entiti yang lain pada meta data perencanaan strategis.
5. Konsep Analisis Bidang Usaha
a. Analisis Area Bisnis (Business Area Analysis AAB)
Analisis bidang usaha menggunakan diagram dan matriks untuk
merancang, menyimpan data, dan aktivitas perusahaan, serta
memberikan penjelasan terperinci mengenai hubungan yang berkaitan
antara informasi di dalam perusahaan yang menghasilkan framework
secara detail untuk membangun dasar informasi perusahaan. Diagram
dan matriks tersebut dirancang agar dimengerti oleh manajemen,
pengguna data, dan bagian pemrosesan yang profesinal juga untuk
meningkatkan komunikasi antara ketiga bagian tersebut. Analisis
untuk mengidentifikasi kekuatan (Strength), kelemahan (weakness),
kesempatan/peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) berkaitan
dengan sistem yang ada di perusahaan.
6. Data warehouse
Menurut Inmon dan Hackathorn (1994:1), data warehouse adalah nilai
penting bagi arsitektur dari proses informasi untuk sistem komputer
modern. Data warehouse mendukung pemrosesan informasi dengan cara
menyediakan data terintegrasi dan data historis untuk melakukan analisis
manajemen. Data warehouse mengorganisir dan menyimpan data yang
diperlukan dalam proses informasi dan analisis untuk waktu yang cukup
lama. Menurut Poe (1996:6), data warehouse adalah database analisis
yang digunakan sebagai dasar sistem pengambilan keputusan. Analisis
yang digunakan bersifat dibaca saja sehingga tidak dapat diadakan
perubahan data yang digunakan. Menurut Williams (1998:531), data
warehouse adalah sekumpulan data historis yang digunakan untuk
mengambil keputusan. Data warehouseyang efektif memungkinkan user
memperoleh keseluruhan data dengan cepat dan mudah. Jadi, secara
singkat dapat dikatakan data warehouse adalah proses bukan produk yang
terdiri atas beberapa sebagai berikut.
a. Poses menggabungkan data;
b. proses menstransformasikan data;
c. proses mendistribusikan data;
d. proses menggunakan data;
Menurut Williams (1998:533), data warehouse biasanya digunakan dalam
4 tugas yang berbeda.
a. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan merupakan kegunaan data warehouse yang paling
umum. Penggunaan query sederhana dalam data warehouse dapat
menghasilkan informasi per tahun, per kuartal, per bulan, bahkan per
minggu. Query-query umum diterapkan dalam data warehouse dengan
tujuan memperoleh jawaban terhadap pertanyaan khusus, seperti
pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, dan berapa banyak.
b. Online Analytical Processing (OLAP)
Data warehouse digunakan dalam melakukan analisis bisnis untuk
menyelidiki kecenderungan pasar dan faktor penyebabnya. Oleh karena
itu, data warehouse merupakan total yang andal untuk analisis data yang
kompleks.
c. Data Mining
Penggunaan data warehouse dalam pencarian pola dan hubungan data
dengan tujuan membuat keputusan bisnis. Software dirancang untuk pola
statistik dalam data serta mengetahui kecenderungan yang ada.
d. Proses Informasi Eksekutif
Data warehouse digunakan untuk mencari informasi summary, kunci yang
penting dengan tujuan membuat keputusan bisnis tanpa harus menjelajahi
keseluruhan data yang ada.
C. Pengertian Sistem
Menurut Romney, et al (2015:1) dalam jurnal Acounting Information
System, menyatakan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih
komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Mulyadi (2016:1) dalam jurnal Sistem Akuntansi, menyatakan
bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sutabri (2016) dalam jurnal Sistem Informasi Manajemen,
menyatakan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain, dan terpadu.Berdasarkan pendapat ahli diatas,
dapat disimpulkan sistem adalah serangkaian komponen yang saling
berinteraksi dan bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
D. Pengertian Informasi
Menurut Prabowo (2017) dalam jurnal Ekonomi dan Bisnis, menyatakan
bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai
sumber yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat.
Menurut Mulyani (2016) dalam jurnal Metode Analisis dan Perancangan
Sistem, menyatakan bahwa informasi merupakan data yang sudah diolah yang
ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan.
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017:13) dalam jurnal pengantar sistem
informasi, menyatakan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau fakta
yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti
bagi penerima. Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
Informasi adalah data yang diolah dari satu atau berbagai sumber yang
memberikan nilai dan manfaat bagi penerima.
Mcleod (1995:16) menyatakan informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang mempunyai arti sedangkan data itu sendiri dikatakan
terdiri atas kenyataan dan gambaran yang biasanya belum memiliki arti bagi
pemakainya. Davis berpendapat (1993:28) informasi adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerima informasi dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan pada saat sekarang atau akan datang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA
Bea Cukai Sebuah lembaga dari pelaku bisnis perdagangan sampai
masyarakat umum tentunya mengenal jika dalam perdagangan internasional
atau perdagangan ekspor atau impor barang pasti akan ada yang namanya bea
cukai atau lembaga yang mengaturnya disebut dengan kepabeanan.
Bea cukai ini memiliki dua istilah yang berbeda dan memiliki pengertian
yang terpisah. Bea adalah pungutan yang dikenakan oleh pemerintah kepada
barang yang diekspor maupun diimpor. Lalu, cukai merupakan pungutan yang
dilakukan oleh pemerintah kepada barang yang memiliki karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Menurut KBBI, bea cukai diartikan terpisah. Hal ini karena bea adalah
pajak, biaya dan ongkos, sedangkan cukai adalah sesuatu yang berhubungan
dengan pajak. Dari penjelasan itu, dapat disimpulkan bahwa bea cukai
merupakan biaya atau ongkos yang berhubungan dengan pajak.
Bea Cukai merupakan istilah yang cukup familiar untuk sebuah lembaga
yang berurusan dengan ekspor impor, bahkan bagi masyarakat umum istilah
bea cukai ini sangatlah sering muncul dalam pemberitaan media. Meski
begitu, bea cukai bisa diartikan sebagai pungutan-pungutan yang dilakukan
oleh pihak pemerintah kepada barang yang diekspor maupun diimpor serta
barang yang memiliki karakteristik yang khusus. Sementara itu, lembaga yang
mengatur bea cukai disebut dengan kepabeanan. Kepabeanan ini memiliki
fungsi untuk mengawasi lalu lintas barang yang masuk ataupun keluar dari
daerah pabean serta melakukan pungutan bea. Lembaga bea cukai ini
merupakan salah satu lembaga yang pasti ada dalam setiap negara termasuk
negara Indonesia. Selain itu, bea cukai bisa dikatakan sebagai suatu institusi
konvensional seperti pengadilan, kepolisian dan militer. Institusi inilah yang
sudah pasti ada sejak negara berdiri.
VISI “Menjadi administrasi kepabeanan dan cukai dengan standar
internasional”
1. Mengamankan hak keuangan negara;
2. Melindungi Masyarakat dari penyelundupan dan perdagangan ilegal;
3. Memfasilitasi Perdagangan;
4. Mendukung Industri
1. Revenue Collector
Mengoptimalkan penerimaan negara yang diperoleh melalui
penerimaan Bea Masuk, PDRI, dan Cukai.
2. Community Protector
Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari barang-barang
yang dilarang maupun dibatasi yang dapat mengakibatkan gangguan
terhadap kesehatan dan keamanan juga moralitas.
3. Trade Facilitator
Memberikan fasilitas perdagangan dengan tujuan untuk menekan
biaya yang tinggi, sehingga akan tercipta iklim perdagangan yang lebih
kondusif.
4. Industrial Assistance
Memberikan dukungan kepada industri dalam negeri, dengan tujuan
mencapai keunggulan kompetitif atau dapat bersaing dalam pasar
internasional.
KEPABEANAN
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu
lintas barang yg masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan
bea keluar.
CUKAI
Tujuan utama adanya bea cukai adalah untuk menghalangi atau mengurangi
penggunaan objek cukai dengan bebas. Tujuan ini sudah diterapkan sejak dulu, yaitu
ketika masa penjajahan Belanda. Mereka menggunakan cukai untuk mengontrol
kebutuhan gula pada masyarakat demi kepentingan pribadi.
Bea cukai pada beberapa negara maju difungsikan untuk membatasi barang-
barang yang memiliki dampak negatif. Dampak negatif ini antara lain secara sosial
bisa berupa pronografi serta hal yang serupa, dan secara kesehatan berupa konsumsi
minuman keras, rokok, dan sebagainya.
Bea Cukai berasal dari dua suku kata, Bea dan Cukai. Bea adalah pungutan
yang dikenakan atas keluar masuknya barang/komoditas di daerah pabean. Pungutan
bea ini bersifat wajib serta dikenakan pada produk hasil ekspor dan impor. Bea
yang dikenakan atas barang impor disebut bea masuk, sedangkan bea yang
dikenakan atas barang keluar disebut bea keluar. Bea berasal dari bahasa Sansekerta
yang berarti ongkos. Cukai adalah pungutan negara terhadap barang-barang tertentu
dengan sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-Undang Cukai. Sifat-
sifat tersebut antara lain:
Konsumsinya perlu dikendalikan.
Peredarannya perlu diawasi.
Pemakaiannya dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat atau
lingkungan hidup.
B. PEMBAHASAN
A. Penerimaan Bea dan Cukai
1) Pengertian Penerimaan
Hal ini sangat penting untuk melihat seksi pembelian setiap kali terdapat
kesalahan pembelian. Menurut John Warman (1981 : 93) kesalahan-
kesalahan tersebut adalah
1. Bea Masuk: Pajak yang dikenakan pada barang yang masuk ke suatu
negara.
2. Bea Keluar: Pajak yang dikenakan pada barang yang keluar dari suatu
negara.
3. Bea Cukai Khusus: Penerimaan dari layanan khusus yang disediakan oleh
lembaga bea cukai, seperti izin impor dan ekspor.
4. Pajak Ekspor: Pajak yang dikenakan pada barang yang diekspor dari suatu
negara.
5. Penerimaan dari Pelanggaran Bea Cukai: Denda dan sanksi atas
pelanggaran terhadap peraturan bea cukai.
2) Komponen Penerimaan Kepabeanan dan Cukai
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara keseluruhan, penerimaan di bea dan cukai memainkan peran vital
dalam mengamankan pendapatan negara. Melalui penarikan bea dan
cukai, pemerintah dapat memastikan sumber dana yang diperlukan untuk
mendukung berbagai program dan kebijakan. Pentingnya menjaga
keseimbangan antara tarif yang wajar dan kebijakan pelayanan yang
efisien untuk mendorong kepatuhan wajib pajak, sambil tetap menjalankan
fungsi pengawasan yang kuat untuk mencegah penyimpangan dan
perdagangan ilegal. Keseluruhan, penerimaan di bea dan cukai menjadi
fondasi bagi stabilitas fiskal dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
2. Secara keseluruhan, pelayanan kepabeanan dan cukai memiliki peran
krusial dalam mendukung kelancaran arus barang internasional dan
mengoptimalkan penerimaan negara. Fokus pada efisiensi prosedur,
transparansi, dan pemberian layanan yang responsif terhadap kebutuhan
para pelaku usaha adalah kunci untuk menciptakan lingkungan
perdagangan yang sehat. Dengan memastikan pelayanan yang baik,
pemerintah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, memotivasi
kepatuhan, dan membangun hubungan yang positif dengan para pemangku
kepentingan di sektor kepabeanan dan cukai.
3. Secara garis besar, pengawasan kepabeanan dan cukai memegang peranan
vital dalam menjaga integritas sistem perdagangan internasional dan
melindungi kepentingan negara. Melalui pengawasan yang cermat,
pemerintah dapat mencegah penyimpangan, mengurangi risiko
perdagangan ilegal, dan menegakkan kepatuhan terhadap regulasi.
Keseluruhan, pengawasan yang efektif adalah fondasi untuk menciptakan
lingkungan perdagangan yang adil, aman, dan teratur, sehingga
mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas
penerimaan fiskal.
B. Saran
1. Saran untuk Bea dan Cukai
1) Peningkatan Efisiensi:
Mendorong adopsi teknologi dan sistem informasi untuk mempercepat
proses pemeriksaan dan pengumpulan data bea dan cukai guna
mengurangi waktu tunggu dan biaya administratif.
2) Transparansi:
Memperkuat transparansi dalam kebijakan bea dan cukai, menyediakan
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat untuk membangun
kepercayaan dan meminimalkan peluang praktek korupsi.
2. Saran untuk Keilmuan
1) Saran untuk Fakultas Ekonomi Fokus pada Kualitas Pengajaran:
Prioritaskan kualitas pengajaran dengan mendengarkan umpan balik
mahasiswa, mengadopsi metode pengajaran terkini, dan menyediakan
sumber daya untuk pengembangan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN