Diajukan oleh:
IHDAR HAFIZAR
NOTAR : 18.02.193
i
ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN
ARTERI PRIMER MAOSPATI-SOLO
Diajukan oleh:
IHDAR HAFIZAR
18.02.193
ii
KERTAS KERJA WAJIB
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar.
Notar : 18.02.193
Tanda Tangan :
vi
KERTAS KERJA WAJIB
Pembimbing
Pembimbing
vii
KERTAS KERJA WAJIB
ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS
JALAN ARTERI PRIMER MAOSPATI-SOLO
IHDAR HAFIZAR
Nomor Taruna :
18.02.202
TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN
PENGUJI PADA TANGGAL 16
AGUSTUS 2021
DAN DINYATAKAN TELAH LULUS DAN MEMENUHI SYARAT
DEWAN PENGUJI
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI
viii
RACHMAT SADILI, S.SiT, MT
19840208 200604 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini. Penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Muda pada
program studi Diploma III Manajemen Transportasi Jalan Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD. Saya menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan Kertas Kerja Wajib ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini. Oleh karena itu, saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Hindro Surahmat, A.TD, M.Si selaku ketua Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD beserta Staf
2. Bapak Rachmat Sadili, ATD, MT selaku ketua Jurusan D-III
Manajemen Transportasi Jalan beserta dosen-dosen, yang telah
memberikan bimbingan selama pendidikan.
3. Bapak Sumantri Widya Praja, M.Sc, M.Eng dan Bapak Tonny Agus
Setiono, S.Si.T., M.T, sebagai dosen pembimbing yang telah memberi
bimbingan dan arahan langsung terhadap penulisan Kertas Kerja
Wajib ini.
4. Rekan Taruna Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD
Angkatan 40.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Kertas Kerja Wajib ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk dapat menjadi perbaikan. Semoga laporan Tugas Akhir
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
ix
Penulis
x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Notar : 18.02.193
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal : 10 Agustus 2021
Yang menyatakan
( Ihdar Hafizar )
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………………………...i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………...ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………………….v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................11
BAB I............................................................................................................15
BAB II...........................................................................................................20
II.4.2 Terminal.....................................................................................22
BAB III.........................................................................................................26
III.1 Jalan....................................................................................................26
12
III.3 Keselamatan Jalan...............................................................................30
BAB IV..........................................................................................................46
BAB VI PENUTUP..........................................................................................83
VI.1 Kesimpulan..................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................85
13
DAFTAR TABEL
14
DAFTAR GAMBAR
15
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalah yang sangat serius.
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalah dalam bidang keselamatan lalu
lintas yang cukup kompleks. Dikatakan cukup kompleks, karena kejadiannya
melibatkan beberapa faktor, seperti pengemudi, kendaraan, prasarana (jalan
serta perlengkapannya), dan lingkungan (cuaca yang tidak menentu, hujan).
Didalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 bahwa Keselamatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko
kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan,
jalan, dan/atau lingkungan. Penanganan terhadap satu faktor belum tentu dapat
mengurangi angka kecelakaan, karena itu perlu dilakukan penanganan secara
menyeluruh.
Di Kabupaten Magetan kecelakaan lalu lintas relatif tinggi dan sebagian besar
kecelakaan terjadi pada ruas jalan, salah satunya adalah ruas jalan Maospati-
Solo yang mempunyai tingkat kecelakaan tertinggi. Penyebab terjadinya
kecelakaan pada ruas jalan Maospati-Solo dikarenakan oleh prasarana yang
selama ini diperkirakan sebagai faktor penyebab yang paling mempengaruhi
kecelakaan. Akan tetapi, faktor cuaca dan lingkungan juga turut sebagai faktor
penyebab kecelakaan yang sampai saat ini hampir tidak pernah diperhatikan
atau sering diabaikan.
16
Berdasarkan gambaran kondisi di atas, kertas kerja wajib dengan judul
“ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN ARTERI
PRIMER MAOSPATI SOLO” disusun untuk memberikan solusi guna mengatasi
masalah kecelakaan dan peningkatan keselamatan bagi pengguna jalan di ruas
jalan arteri dengan melakukan tindakan-tindakan manajemen lalu lintas.
Berdasarkan data identifikasi dari pihak Kepolisian Satuan Lalu Lintas Kabupaten
Magetan yang di analisis oleh Tim PKL Kabupaten Magetan. Ruas Jalan
Maospati-Solo merupakan ruas jalan yang memiliki peringkat pertama tingkat
kecelakaan tertinggi, dengan korban 130 meninggal dunia, 6 luka berat dan 478
luka ringan. Kecelakaan ini umumnya disebabkan kurangnya
kesadaran/kedisplinan dalam berkendara serta kurangnya fasilitas perlengkapan
keselamatan jalan dan pengetahuan tentang cara berlalu lintas masyarakat.
Kecenderungan kecelakaan yang terjadi melibatkan sepeda motor.
Terdapat permasalahan yang ada saat ini, diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Ruas jalan Maospati-Solo merupakan ruas jalan yang memiliki tingkat
kecelakaan yang tertinggi di Kabupaten Magetan.
b. Kurang memadainya fasilitas perlengkapan jalan khususnya fasilitas
keselamatan jalan.
17
I.3 RUMUSAN MASALAH
I.4.1. Maksud dari pembuatan Kertas Kerja Wajib ini adalah untuk mengetahui
masalah kecelakaan lalu lintas dan upaya peningkatan keselamatan bagi
pengguna ruas jalan Maospati-Solo.
I.4.2. Tujuan dari pembuatan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis penyebab terjadi nya kecelakaan di ruas jalan
Maospati-Solo
b. Memberikan usulan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat
pada ruas jalan Maospati-Solo khusus nya fasilitas perlengkapan jalan
yang kurang memadai demi meningkatkan keselamatan lalu lintas.
18
b. Usulan penanganan atau rekomendasi hanya di berikan pada ruas jalan
Maospati-Solo, yang disesuaikan dengan standar laik fungsi jalan, serta
spesifikasi teknis prasana dengan peraturan yang sudah ditetapkan.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan
masalah, identifikasi masalah, batasan permasalahan, dan sistematika
penulisan.
19
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan kondisi umum wilayah penelitian baik dari segi
letak geografis, wilayah administratif, karakteristik transportasi, tata
guna lahan, dan wilayah yang dikaji.
BAB IV : METODOLOGI
Dalam bab ini akan diuraikan tentang alur pikir, desain penelitian,
rencana pentahapan dan metode penelitian dalam menganalisis upaya
peningkatan keselamatan jalan.
BAB VI : PENUTUP
Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan dari uraian pada bab
sebelumnya dan mengemukakan rekomendasi atau saran untuk
pemecahan masalah yang berkaitan dengan upaya peningkatan
keselamatan jalan.
20
BAB II
GAMBARAN UMUM
21
1. Desa Sumberejo
2. Desa Suratmajan
3. Desa Klagen Gambiran
4. Desa Ronowijayan
5. Desa Pandeyan
6. Desa Ngunjung
7. Desa Sugihwaras
8. Desa Tanjungsepreh
9. Desa Gulun
10. Desa Malang
11. Desa Sempol
12. Desa Pesu.
22
II.4 KONDISI TRANSPORTASI
II.4.1 Jaringan Jalan
Jaringan jalan adalah satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri atas sistem
jaringan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hierarkis. Jaringan jalan yang terdapat di Kecamatan Maospati
Merupakan lintas utama bagi angkutan barang dan juga AKAP serta AKDP
untuk masuk dan keluar Kabupaten Magetan. Transportasi jalan di Kecamatan
Maospati merupakan jaringan transportasi yang lebih dominan dibandingkan
dengan jaringan transportasi lainnya seperti (kereta api, sungai dan udara).
Jalur ini merupakan salah satu jalur penghubung antara
Maospati dengan Solo dimana daerah tersebut bagian dari Provinsi Jawa
Timur dan Jawa Tengah yang letaknya berada pada posisi jalur selatan,
serta memiliki peran sangat penting terhadap system transportasi nasional
dan regional baik dibidang distribusi barang maupun jasa.
II.4.2 Terminal
Jalan Raya Maospati Solo merupakan salah satu jalan nasional yang
terletak di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur yang
termasuk rawan kecelakaan. dengan statusnya sebagai jalan nasional dan
23
fungsi arteri primer, jalan ini memiliki peran penting dalam distribusi barang dan
jasa intra dan antar provinsi. Jalan memiliki tipe 2/2 UD dengan lebar 6,2
meter. Jalan raya Maospati-Solo menjadi jalan utama yang sering dilalui
kendaraan bermotor. Jalan Maospati-Solo dilalui oleh kendaraan-kendaraan
angkutan umum baik AKAP maupun AKDP.
Di jalan Maospati-Solo terdapat Terminal tipe B yaitu Terminal Maospati dimana
menjadi simpul kendaraan serta terdapat pabrik gula Purwodadi dimana
kendaraan-kendaraan truk besar pengangkut hasil perkebunan berupa tebu
sering keluar masuk pabrik sehingga sangat rawan terhadap kecelakaan lalu
lintas.
Disekitar ruas jalan Maospati-Solo tata guna lahan nya didominasi oleh
permukiman, kawasan industry, pertanian, dan pertokoan.
24
Sumber:TIM PKL Kabupaten Magetan 2021
Gambar II.2 Penampang Melintang Jalan Maospati-Solo
25
Nama
Geometrik Jalan
Ruas Jalan
Awal 1001
Node
Akhir 1301
Status Nasional
Klasifikasi Jalan
Fungsi Arteri
Tipe Jalan 2/2 UD
Model Arus (Arah) 2
Panjang Jalan (km) 3
Lebar Jalan Total (m) 6.2
Lajur 2
Jumlah
Jalur 2
Jl. Maospati-Solo
26
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Jalan
27
III.2 Kecelakaan Lalu Lintas
Secara umum ada empat faktor penyebab kecelakaan lalu lintas, yaitu
faktor jalan, missal geometrik yang tidak sempurna, kerusakan jalan
maupun kurangnya kelengkapan jalan. Faktor lingkungan, misalnya
cuaca buruk, faktor kendaraan, misalnya kondisi teknis yang sudah
layak maupun penggunanya tidak benar;,dan faktor pengguna jalan,
misal nya kondisi fisik, keterampilan dan disiplin pengemudi maupun
pejalan kaki. Dalam kecelakaan, dari keempat faktor tersebut tidak
dapat di persalahkan salah satu, karena biasanya saling
mempengaruhi satu sama lain dan paling tidak ada dua faktor yang
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan, karena pada dasranya
faktor-faktor tersebut saling menunjang bagi terjadinya kecelakaan.
Namun dengan diketahuinya faktor penyebab kecelakaan yang utama
dapat ditentukan langkah-langkah penanggulang untuk menurunkan
jumlah kecelakaan (Hobbs ,1997)
28
Pejalan kaki sebagai salah satu unsur pengguna jalan dapat menjadi
korban kecelakaan dan dapat pula menjadi penyebab kecelakaan.
Pejalan kaki sangat mudah mengalami cidera serius atau kematian jika
ditabrak oleh kendaraan bermotor. Pelayanan terhadap pejalan kaki
perlu mendapat perhatian yang optimal, yaitu dengan cara
memisahkan antara kendaraan dan pejalan kaki, baik menurut ruang
dan waktu, sehingga kendaraan dan pejalan kaki berada pada tempat
yang aman (Agus, 2011)
29
luka ringan. Berikut adalah pegertian dari masing-masing jenis korban
kecelakaan lalu lintas:
30
5) Menabrak secara mundur (Backing), kendaraan
menabrak kendaraan lain pada waktu kendaraan
tersebut mundur.
3. Berdasarkan cara terjadinya kecelakaan:
1) Hilang kendali /selip (Running off road)
2) Tabrakan di jalan (Collision On Road) ; dengan pejalan
kaki, dengan kendaraan lain yang sedang berjalan,
dengan kendaraan yang sedang berhenti, dengan
kereta, dengan binatang.
31
c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat
32
Self Regulating Road yaitu penyediaan prasarana jalan yang
ditujukan untuk meminimalisir tingkat keparahan korban akibat
kecelakaan. Dalam pelaksanaannya dapat ditinjau dari segi
teknis laik fungsi jalannya.
b. Self Explaining Road
Self Explaining Road yaitu perencanaan jalan menggunakan
aspek keselamatan yang maksimal pada geometrik dan desain
jalan untuk membantu pengguna jalan mengetahui situasi dan
kondisi segmen jalan.
c. Self Forgiving Road
Self Forgiving Road yaitu penyediaan perlengkapan jalan
untuk meminimalisir tingkat keparahan kecelakaan. Desain
pagar berkeselamatan jalan serta perangkat keselamatan jalan
lainnya mampu mengarahkan pengguna jalan agar tetap
berada pada jalurnya dan kalaupun terjadi kecelakaan tidak
menimbulkan korban fatal. Desain perangkat keselamatan jalan
yang mampu mengingatkan pengguna jalan/meminimalisir
kesalahan pengguna jalan.
d. Self Enforcing Road
Self Enforcing Road merupakan kondisi jalan yang
memberikan hukuman kepada pengguna jalan apabila tidak
mengikuti peraturan atau peringatan yang telah ditetapkan
pada jalan tersebut. Hal ini berfungsi untuk memperingatkan
pengemudi untuk tetap berkonsentrasi dalam mengemudikan
kendaraannya sehingga tidak terjadi kecelakaan lalu lintas atau
mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan dengan korba dan/atau
dengan kerugian material. Pemberian hukuman ini sangatlah
penting dikarenakan banyak pengguna jalan yang mengemudi
33
secara ugal-ugalan dan tidak mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan.
Laik fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi
persyaratan teknis kelaikan untuk memberi keselamatan bagi
penggunanya dan pesyaratan administratif yang memberikan
kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan,
sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum.
Laik fungsi jalan diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2004 tentang Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan, kemudian tahun 2010 dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 11/PRT/M/2010 tetang Tata Cara dan Persyaratan
Laik Fungsi Jalan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang
menekankan pentingnya keselamatan jalan melalui pengurangan
kecelakaan lalu lintas (Sugiyanto. 2017).
34
pada diagram tabrakan sering juga merupakan penyebab terjadinya
kecelakaan tersebut.
Menurut pedoman operasi Accident Investigation Unit / Unit penelitian
kecelakaan lalu linta oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
diagram tabrakan atau sering disebut dengan Diagram Collison
menampilkan detail kecelakaan Lalu Lintas di sutau lokasi sehingga
tipe tabrakan utama atau faktor bagian jalan atau area jaringan dapat
terindentifikasi.
Diagram Collision memuat tentang detail kecelakaan yang terjadi baik
di persimpangan maupun ruas jalan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tidak berskala
b. Menunjukan jenis kendaraan yang terlibat
c. Menjelaskan maneuver kendaraan, tipe tabrakan, tingkat
keparahan kecelakaan, waktu dalam hari, hari dalam
minggu, tanggal, kondisi penerangan, kondisi perkerasan
jalan, dan informasi penting lainnya seperti pengaruh
alkohol, dan lain sebagainya.
35
semirip mungkin dengan kejadian yang sebenarnya namun
diusahakan untuk mudah dipahami (Pignataro, 1973)
36
Gambar III.1 Simbol dan Kode Standar yang Digunakan dalam
Mengambarkan Collision Diagram
37
Tabel III.1 Ketentuan lokasi rawan kecelakaan
38
Mass Action Programme adalah penanganan dalam sekelompok daerah
berbahaya yang setelah melalui serangkaian penelitian dianggap
memiliki karakteristik kecelakaan yang sama, misalnya dengan
pemakaian anti-skiddingsurfacing pada kondisi jalan yang basah.
Route Action Programme adalah secara bersaan terhadap Daerah –
daerah berbahaya pada suatu jaringan jalan, misalnya dengan
perbaikan penerangan jalan, penambah marka jalan, pembatasan
kecepatan, dan sebagainya.
Action Programme adalah penanganan yang dilakukan secara sistematis
pada suatu daerah tertentu (biasanya daerah pemukiman), misalnya
dengan pemakaian roa-hump untuk pengurangan kecepatan. Daerah
daerah yang diberi penanganan umumnya memperhatikan batas-batas
administrative, jalan-jalan utama dalam sistem jaringan jalan, atau
daerah seluas1km2
39
1 Meninggal Dunia 6
2 Luka Berat 3
3 Luka Ringan 1
40
III.1.2 Analisa kecepatan sesaat (Spot Speed)
V=S/t
Sumber : Pedoman Praktek Kerja Lapangan Program Studi Diploma
III LLAJ
Keterangan :
V = kecepatan sesaat ( km/jam )
S = jarak perjalanan ( km )
T = waktu tempuh ( jam )
1) Kecepatan rencana
41
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk
keperluan perencanaan setiap bagian jalan raya seperti
tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang dan lain – lain.
Kecepatan yang dipilih tersebut adalah kecepatan tertinggi
menerus dimana kendaraan dapat berjalan dengan aman itu
sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan.
2) Kecepatan sesaat
Analisa statistic yang dilakukan untuk mengolah data survai spot
speed ini adalah persentil 85 (P85). P85 ini digunakan untuk
mengetahui batas kecepatan yang ditempuh 85% kendaraan
hasil survai.
42
pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, maka
pengemudi dapat melakukan sesuatu tindakan untuk menghindari
bahaya tersebut dengan aman
Jh = 0,695 V + 0,011471 V2
d=0,278 Vt + V2 /254 fm
43
Keterangan:
Fm = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal
D = jarak pandang henti minimum (m)
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
V = kecepatan kendaraan (Km/jam)
44
dibutuhkan oleh pengemudi untuk meghentikan
kendaraannya setelah
mengambil keputusan untuk menginjak rem. Kedua waktu tersebut
dipengaruhi oleh PIEV (perception, intellection, emotion, and
villition) dan waktu PIEV ini
tergantung dari beberapa faktor :
Karakteristik mental pengemudi
Tipe dan kondisi jalan
Warna, ukuran dan bentuk halangan
Kemampuan pengemudi mengontrol kendaraan
Tujuan perjalanan, dan
Kecepatan kendaraan
d1 = 0,287 x V x t
45
dimana :
d1 = jarak PIEV dalam (m)
V = kecepatan kendaraan dalam (m)
t = waktu PIEV dalam (detik) = 2,5 detik
c. Jarak Mengerem
Jarak pengereman ini dipengaruhi oleh faktor ban, sistim
pengereman itu sendiri,
kondisi muka jalan, dan kondisi perkerasan jalan. Untuk
perencanaan hanya diperhitungkan adanya gesekan antara
ban dan muka jalan.Jarak mengerem ini diturunkan berdasarkan
prinsip mekanika, dengan meninjau kendaraan yang sedang
berjalan dengan kecepatan V.
46
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometric Jalan Antar Kota,Ditjen Bina
Marga,1997
47
BAB IV
METODOLOGI
Alur pikir penelitian dalam pengerjaan kertas kerja wajib dimulai dari
identifikasi masalah yang telah diketahui dari hasil pengamatan di
lapangan dengan batasan-batasan masalah yang ditentukan agar
permasalahan yang diangkat tidak keluar dari pembahasan.
Dilanjutkan dengan pengumpulan data sekunder dari instansi terkait
dan data primer yaitu data yang didapat dari survei langsung di
lokasi penelitian. Setelah terkumpul data sekunder maupun primer
maka dilanjutkan dengan pengolahan data dan analisis, dibagian
inilah dijelaskan secara teknis mengenai pokok pembahasan yang
mencakup permasalahan-permasalahan yang menyangkut factor
prasarana yaitu, kondisi fasilitas perlengkapan jalan dan kondisi
geometric jalan dan factor manusia yaitu kecepatan dan jarak
pandang henti di sepanjang wilayah studi.
48
IV.2 DESAIN PENELITIAN
49
Setelah dilakukannya pengumpulan data maka dari data yang
telah dikumpulkan dilanjutkan untuk dilakukannya analisis guna
mendapatkan kondisi eksisting dari wilayah studi.
4. Keluaran (Output)
Setelah di dapatkannya hasil kondisi eksisting pada tahapan
pengolahan data yang telah dilakukan tahap ini merupakan
tahap yang menindak lanjuti kepada perbandingan kondisi
eksisting dengan standar pelayanan minimal yang ada serta
rekomendasi alternatif terbaik untuk pemecahan masalah.
50
IV.3 BAGAN ALIR PENELITIAN
MULAI
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
DAN
SARAN
SELESAI
51
A. IV.4 METODE PENELITIAN
52
4) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, PM
Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas.
53
6. Form Survei, digunakan untuk mengisi hasil
survey
7. Alat tulis, digunakan untuk pencatatan hasi
survey
8. Perlengkapan keselamatan, berupa
topi,rompi/jaket
Adapun survei-survei yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a) Survei Inventarisasi Jalan
Survei ini dilakukan untuk memperoleh data-data
tentang panjang, lebar dimensi jalan serta
kelengkapan prasarana fasilitas jalan seperti rambu-
rambu, marka jalan, Alat Pengendali Isyarat Lalu
Lintas (APILL), trotoar, fasilitas penyaberangan,
median serta penerangan dan kelengkapan
lainnya. Setelah melakukan inventarisasi ruas jalan
kemudian dibandingkan dengan peraturan yang
berkaitan. Sehingga dapat diketahui apakah ruas
jalan Maospati-Solo memenuhi peraturan atau tidak.
Jika tidak memenuhi maka dapat dilakukan upaya
perbaikan.
b) Survei Kecepatan Sesaat (spot speed)
Survei ini dilakukan untuk memperoleh data
Kecepatan Existing kendaraan pada satu titik pada
wilayah studi. Dengan data ini maka dapat diketahui
kecepatan rata-rata kendaraan pada saat melalui
satu titik pada wilayah studi.
2) Data Sekunder
54
Data sekunder merupakan data yang di dapat dari
instansi-instansi yang terkait dengan masalah penelitian
dalam penulisan laporan hasil penelitian. Data sekunder
yang didapat dari instansi terkait yaitu berupa :
a) Satuan Lalu Lintas Polres Kabupaten
Magetan, Yaitu data kecelakaan pada tahun 2016-
2020 dan data lokasi rawan kecelakaan meliputi
waktu, lokasi, jenis kelamin pelaku, jenis kendaraan
yang terlibat dalam kejadian kecelakaan lalu lintas
b) Dinas Badan Pusat Statistik. Yaitu data
gambaran umum Kecamatan Maospati dimana untuk
mengetahui kondisi geografis, kondisi demografi,
kondisi transportasi, wilayah administratif dan lain-
lainnya.
55
kecelakaan adalah yang memiliki nilai bobot yang paling tinggi.
Sebagai mana terlihat pada tabel berikut :
1 MENINGGAL DUNIA 6
2 LUKA BERAT 3
3 LUKA RINGAN 1
Sumber : Modul Analisa Kecelakaan, Keselamatan Jalan dan Pendidikan
b. Analisa Mikro
1.Jarak Pandang Henti Minimum
d = 0,278 Vt + V2 /254 fm
56
Sumber : Dasar - Dasar Perencanaan Geometrik Jalan
Keterangan:
fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam
arah memanjang jalan
d = jarak pandang henti minimum (m)
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
t = waktu reaksi = 2,5 detik
Tabel IV. 2 Jarak Pandangan Henti Minimum
Kecepata d d
Kecepatan d
n perhitungan perhitungan
Jalan fm desain
Rencana untuk Vr untuk Vj
Km/jam m
Km/jam m m
0,40
30 27 29,71 29,94 25-30
0
0,37
40 36 44,60 38,63 40-45
5
0,35
50 45 62,87 54,05 55-65
0
0,33
60 54 84,65 72,32 75-85
0
0,31
70 63 110,28 93,71 95-110
3
0,30 120-
80 72 139,59 118,07
0 140
0,28 175-
100 90 207,64 174,44
5 210
0,28 240-
120 108 285,87 239,06
0 285
Sumber : Dasar - Dasar Perencanaan Geometrik Jalan
57
manusia, kendaraan dan prasarana, serta dipengaruhi pula oleh
arus lalu lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam sekitarnya.
Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam
desain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan,
tingkat pelayanan dan kualitas arus lalu lintas (kemacetan dan
unjuk kerja lalu lintas), serta untuk kepentingan analisa data
kecelakaan. Perencanaan jalan yang baik tentu saja haruslah
berdasarkan kecepatan yang dipilh dari keyakinan bahwa
kecepatan tersebut sesuai dengan kondisi dan fungsi jalan yang
diharapkan.
Untuk kepentingan analisa data kecelakaan digunakan
kecepatan titik/sesaat (spot speed) yaitu kecepatan kendaraan
sesaat pada waktu kendaraan tersebut melintasi suatu titik tetap
tertentu di jalan. Secara sederhana dapat ditunjukan pada
persamaan berikut :
V=S/T
58
Analisa statistik yang dilakukan untuk mengolah data
survai spot speed ini adalah persentil 85 (P ). P ini 85 85
59
BAB V
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
60
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecelakaan
di jalan Maospati-Solo dari tahun 2016 sampai tahun 2019 mengalami
kenaikan, namun pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 88 kasus
kecelakaan di jalan Maospati-Solo. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020
terjadi kasus pandemic covid-19 di Indonesia yang berdampak kepada
pembatasan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas khususnya di
kecamatan Maospati sehingga terjadi penurunan kasus kecelakaan di jalan
Maospati-Solo.
Penyebab Kecelakaan
No Tahun
Manusia Jalan Kendaraan Lingkungan
1 2016 49 12 9 3
2 2017 80 9 5 1
3 2018 95 10 4 1
4 2019 112 15 3 0
5 2020 73 9 6 0
Jumlah 409 57 27 5
Sumber: Satlantas Polres Magetan, 2020
61
Gambar V.2 Penyebab Kecelakaan Tahun 2016-2020
62
V.1.3 Analisis Kecelakaan Berdasarkan Jenis KendaraanTerlibat
Berdasarkan data dari Satlantas Polres Magetan tahun 2020,
kendaraan yang banyak terlibat kecelakaan yaitu sepeda motor sebanyak
462 kendaraan.
Tabel V.3 Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan Terlibat Tahun 2016-2020
Jenis Kendaraan Terlibat
1 2016 77 14 2 9 1
2 2017 85 24 5 7 2
3 2018 93 17 3 11 1
4 2019 115 29 7 13 2
5 2020 92 13 4 5 1
Jumlah 462 97 21 45 7
Sumber: Satlantas Polres Magetan, 2020
63
Gambar V.3 Jenis Kendaraan Terlibat Tahun 2016-2020
64
Samping
6 Tabrak Manusia 2 6 9 9 5 31
Sumber: Satlantas Polres Magetan, 2020
65
V.1.5 Analisis Kecelakaan Berdasarkan Waktu Kejadian
Berdasarkan data yang diperoleh dari Satlantas Polres Magetan
tahun 2020, kecelakaan terbanyak terjadi pada pukul 06.00-12.00
sebanyak 248 kejadian, sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel V.5 Data Kecelakaan Berdasarkan Waktu Kejadian Kecelakaan
Tahun 2016-2020
Waktu Kejadian
No Tahun
00.00-06.00 06.00-12.00 12.00-18.00 18.00-24.00
1 2016 7 38 17 12
2 2017 11 41 22 22
3 2018 5 55 21 21
4 2019 9 78 14 37
5 2020 6 36 18 28
66
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kecelakaan lalu
lintas di jalan Maospati-Solo dari tahun 2016-2020 banyak terjadi pada
waktu kejadian pada pagi hari pukul 06.00-12.00 yaitu sebanyak 248
kejadian. Hal ini disebab kan karena pada pagi hari banyak orang
beraktivitas baik untuk kerja dan sebagainya ditambah lagi di pabrik gula
pada saat pagi hari kendaraan operasional pabrik banyak yang membawa
bahan produksi berupa tebu sehingga kendaraan operasional pabrik sering
keluar masuk pabrik di pagi hari. Kemudian pada malam hari juga banyak
terjadi kecelakaan yaitu pada pukul 18.00-24.00 sebanyak 120 kejadian.
hal ini disebabkan karana diruas jalan Maospati-Solo minim penerangan
jalan pada malam hari sehingga berpengaruh terhadap jarak pandang
pengendara yang berkendara pada malam hari, terlebih lagi malam hari
juga masih banyak beroperasi bus-bus AKAP dengan kecepatan tinggi.
Dari hasil analisis berdasarkan tahun kecelakaan, penyebab
kecelakaan, jenis kendaraan yang terlibat, tipe tabrakan, dan waktu
kejadian kecelakaan diketahui bahwa selama lima tahun terakhir telah
terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 495 kasus kejadian, penyebab
kecelakaan yang terjadi banyak dipengarufi oleh factor manusia sebanyak
409 kejadian, jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan selama lima tahun
terakhir banyak melibatkan sepeda motor yaitu sebanyak 462 kejadian,
tipe kecelakaan yang terjadi di jalan maospati-solo terbanyak dengan tipe
depan-depan sebanyak 283 kejadian, dan waktu kejadian kecelakaan yang
terjadi di ruas jalan Maospati-Solo banyak terjadi pada pagi yaitu pukul
06.00-12.00 dengan jumlah keajadian sebanyak 248 kejadian.
67
V.2 Analisis Kecepatan Sesaat (Spot Speed)
Kecepatan merupakan hasil pembagian jarak yang ditempuh dalam
satuan waktu atau nilai perubahan jarak terhadap waktu yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor manusia, kendaraan dan prasarana, arus lalu lintas
serta cuaca dan lingkungan sekitar. Analisis kecepatan diperoleh dari data
spot speed dengan mengambil data kecepatan kendaraan yang melintas
di ruas jalan rawan kecelakaan. Data spot speed ini diolah guna mencari
persentil-85 yang menunjukan kecepatan rata-rata untuk setiap jenis
kendaraan. Analisis ini menggunakan skala data 30 kendaraan.
Berikut adalah rekap kecepatan sesaat (spot speed) dijalan
Maospati-Solo berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan :
a) Ruas Jalan Maospati-Solo (Arah Masuk)
68
Sepeda Motor Mobil Pick up BUS Truk
No.
waktu kecepata waktu kecepata waktu kecepata waktu kecepata waktu kecepatan
n n n n
1 6,7 54 6,3 57 10,3 35 6,2 58 5,5 66
2 5,7 63 6,2 58 8,6 42 9,7 37 7,8 46
3 8,8 41 9,7 37 7,7 47 9,5 38 10,9 33
4 10,3 35 6,0 60 9,2 39 8,2 44 10,6 34
5 4,1 88 7,5 48 9,7 37 7,7 47 10,0 36
6 4,8 75 4,7 76 10,0 36 10,3 35 13,8 26
7 10,3 35 9,0 40 10,0 36 7,5 48 12,0 30
8 6,0 60 4,5 80 8,6 42 8,4 43 14,4 25
9 5,3 68 12,4 29 13,3 27 4,3 83 8,4 43
10 5,4 67 9,0 40 10,3 35 4,9 73 12,0 30
11 6,9 52 4,7 77 10,9 33 4,3 84 12,0 30
12 6,0 60 8,4 43 4,6 78 4,2 86 10,3 35
13 5,6 64 5,2 69 5,5 65 5,9 61 13,8 26
14 8,4 43 9,5 38 6,2 58 6,1 59 12,0 30
15 5,5 66 10,0 36 7,3 49 4,4 82 8,6 42
16 7,8 46 11,6 31 5,9 61 5,5 66 7,5 48
17 5,1 71 5,1 70 7,7 47 4,4 82 9,0 40
18 5,5 65 4,3 83 9,2 39 5,5 66 9,2 39
19 8,8 41 8,8 41 9,2 39 8,4 43 6,9 52
20 6,8 53 7,5 48 6,3 57 5,5 66 7,7 47
21 8,2 44 5,1 70 4,3 83 8,4 43 9,7 37
22 4,4 81 5,4 67 4,7 76 5,5 66 14,4 25
23 5,9 61 8,8 41 5,0 72 5,1 71 10,3 35
24 6,1 59 5,8 62 5,1 70 12,0 30
25 6,9 52 8,8 41 5,2 69 8,2 44
26 5,7 63 6,7 54 5,5 65 8,0 45
27 5,9 61 9,2 39 6,7 54 9,2 39
28 6,1 59 6,1 59 6,0 60 6,8 53
29 7,3 49 8,8 41 5,1 70 6,3 57
30 6,5 55 5,9 61 4,7 76 6,7 54
Rata- 57,70 53,20 53,23 60,04 39,23
Rata
69
Motor Mobil Pick Bus Truck
up
N valid 30 30 30 30 30
N 0 0 0 0 0
missing
Min 35 29 27 35 25
Max 88 83 83 86 66
percentiles 67,7 70 71,3 82 50,6
85
70
Sepeda Motor Mobil Pick up bus truck
No.
waktu kecepatan waktu kecepatan waktu kecepatan waktu kecepatan waktu kecepatan
1 4,7 76 5,9 61 5,5 65 7,5 48 5,8 62
2 5,0 72 4,9 73 6,8 53 6,8 53 5,6 64
3 6,7 54 5,3 68 6,0 60 5,5 66 5,4 67
4 6,3 57 5,5 66 9,5 38 5,4 67 6,5 55
5 5,1 71 6,8 53 6,8 53 6,0 60 6,1 59
6 6,3 57 7,1 51 6,9 52 5,8 62 5,7 63
7 6,4 56 6,7 54 5,7 63 5,7 63 5,5 65
8 6,4 56 5,0 72 6,7 54 5,9 61 5,7 63
9 6,4 56 6,2 58 6,1 59 9,5 38 5,8 62
10 5,4 67 6,9 52 5,5 65 6,3 57 5,1 71
11 5,7 63 6,4 56 7,3 49 6,2 58 5,4 67
12 4,4 82 6,1 59 9,0 40 6,3 57 8,8 41
13 5,5 65 6,3 57 7,5 48 7,5 48 7,8 46
14 6,0 60 9,0 40 7,5 48 8,8 41 7,1 51
15 5,9 61 8,8 41 7,2 50 5,8 62 5,5 66
16 5,4 67 5,4 67 8,2 44 5,7 63 5,6 64
17 5,5 65 5,1 71 7,3 49 6,5 55 6,0 60
18 5,4 67 5,2 69 7,5 48 10,3 35 5,6 64
19 6,8 53 5,1 71 5,9 61 9,2 39 6,9 52
20 6,7 54 5,6 64 8,4 43 6,8 53 6,4 56
21 6,8 53 6,2 58 6,8 53 6,2 58 4,9 74
22 5,7 63 6,1 59 6,0 60 12,4 29 6,0 60
23 6,1 59 6,3 57 10,0 36 8,4 43 4,6 79
24 7,3 49 5,6 64 6,5 55 7,1 51 7,1 51
25 6,3 57 5,5 65 6,7 54 6,8 53
26 6,5 55 5,9 61 6,3 57 4,9 74
27 7,1 51 8,0 45 7,8 46 5,8 62
28 6,2 58 6,5 55 8,2 44 7,7 47
29 6,8 53 5,0 72 9,0 40 9,0 40
30 6,0 60 7,1 51 7,8 46 8,8 41
Rata-Rata 6,0 60,57 6,2 59,67 7,2 51,10 7,1 52,80 6,04 60,92
Tabel V.9 Rekap data Persentil 85 Pada Kendaraan yang melintas di Ruas
Jl. Maospati - Solo (arah keluar)
motor mobil pick up bus truck
N valid 30 30 30 30 30
N missing 0 0 0 0 0
min 49 40 36 29 41
max 82 73 65 74 79
percentiles 85 67 70,3 60 62,7 67
Sumber: Hasil Analisis 2021
71
Berdasarkan hasil survei kecepatan sesaat pada ruas jalan
Maospati-Solo (arah keluar) dapat diketahui kecepatan rata-rata,
kecepatan pada persentil 85, kecepatan maksimum dan kecepatan
minimum pada kendaraan yang melalui jalan Maospati-Solo. Dapat dilihat
bahwa motor arah keluar memiliki kecepatan rata-rata 60,57 km/jam akan
tetapi kecepatan pada persentil 85 untuk kendaraan sepeda motor
mencapai kecepatan 67 km/jam dan dapat dilihat kecepatan sepeda motor
tertinggi yaitu 82 km/jam sedangkan kecepatan minimum sepeda motor
yaitu 49 km/jam, hal ini menunjukan kecepatan rata-rata sepeda motor
arah keluar lebih tinggi dibandingkan arah masuk. Begitu juga dengan
kendaraan lainnya seperti mobil penumpang, pick up, bus, maupun truk
yang melalui jalan Maospati-Solo. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
banyak pengguna jalan yang melakukan pelanggaran kecepatan pada
jalan Maospati-Solo (arah keluar) terutama Pada saat kondisi lengang
banyak pengendara yang memacu kendaraan lebih cepat. Kecepatan yang
tinggi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan lalu-
lintas.
72
Adapun ketetapan Standarnya adalah sebagai berikut:
d = 0,278 Vt + V2 /254 fm
Keterangan:
fm = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal
d = jarak pandang henti minimum (m)
t = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
v = kecepatan kendaraan (Km/jam)
Berikut adalah perhitungan jarak pandang Henti Minimum pada ruas jalan
Maospati - Solo
Tabel V.10 Jarak Pandang Henti Pada Masing - Masing Kendaraan Pada
Ruas Jalan Maospati - Solo (arah masuk)
73
kecepatan 70 km/jam memiliki jarak pandang henti sekitar 110,28 meter.
Pick Up dengan kecepatan 71,3 km/jam memiliki jarak pandang henti
sekitar 113,50 meter. Bus dengan kecepatan 82,0 memiliki jarak
pandang henti sekitar 141,57 meter. Terakhir Truck dengan kecepatan
50,6 km/jam memiliki jarak pandang henti sekitar 67,37 meter.
Tabel V.11 Jarak Pandang Henti Pada Masing - Masing Kendaraan Pada
Ruas Jalan Maospati – Solo (arah keluar)
JARAK HENTI
JENIS KECEPATAN KECEPATAN KENDARAAN (m)
NO T fm
KENDARAAN RENCANA (km/jam) d1 d2 Jh (m)
1 SEPEDA MOTOR 70 67,0 2,5 0,313 46,57 56,46 103,03
2 MOBIL 70 70,3 2,5 0,313 48,86 62,16 111,02
3 PICK UP 70 60,0 2,5 0,313 41,70 45,28 86,98
4 BUS 70 62,7 2,5 0,313 43,54 49,37 92,91
5 TRUCK 70 67,0 2,5 0,313 46,57 56,46 103,03
Sumber: Hasil Analisis 2021
Berdasarkan rumus didapat jarak pandang masing-masing jenis
kendaraan. Tabel diatas merupakan hasil perhitungan dari rumus.
Diketahui bahwa untuk kendaraan sepeda motor dengan kecepatan 67,
km/jam memiliki jarak pandang henti sekitar 103,03 meter. Mobil dengan
kecepatan 70,3 km/jam memiliki jarak pandang henti sekitar 111,02
meter. Pick Up dengan kecepatan 60 km/jam memiliki jarak pandang henti
sekitar 86,98 meter. Bus dengan kecepatan 62,7 memiliki jarak pandang
henti sekitar 92,91 meter. Terakhir Truck dengan kecepatan 67 km/jam
memiliki jarak pandang henti sekitar 103,03 meter.
74
V.4 Analisis Diagram Collison
75
76
Gambar V.7 Diagram Collision Kecelakaan pada ruas jalan Maospati – Solo
77
Tabel V.12 Matrik Faktor Kecelakaan (Diagram Tabrakan Tahun
2020)
FATALITAS
NO WAKTU TANGGAL TIPE
MD LB LR
DEPAN-
1 11:00 08/02/2020 2 0 1
SAMPING
DEPAN-
2 09:37 07/04/2020 2 1 0
DEPAN
3 07:10 10/07/2020 TUNGGAL 1 0 2
DEPAN-
4 10:20 21/10/2020 0 0 2
BELAKANG
DEPAN-
5 08:45 11/12/2020 0 0 2
DEPAN
DEPAN-
6 1 0 2
09:12 13/07/2020 SAMPING
Sumber: Satlantas Polres Magetan, 2020
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa kejadian
kecelakaan pada ruas jalan adalah tipe tabrakan, depan–depan,
depan–samping, tunggal, depan-belakang, dan depan-samping,
biasanya terjadi pada malam hari. Kendaraan yang terlibat
kecelakaan adalah motor dengan mobil, motor dengan bus dan
motor dengan motor. Kejadian kecelakaan pada jalan biasanya
terjadi di depan pabrik gula dimana pada lokasi tersebut kendaraan
sering menyebrang dan banyak kendaraan melaju dengan
kecepatan tinggi.
Berdasarkan identifikasi pada diagram colission yang telah
dilakukan di dapatkan hasil sebagai berikut:
1. Banyak kendaraan keluar masuk ke Pabrik Gula
2. Pada saat kondisi lengang banyak pengendara yang memacu
kendaraan lebih cepat.
78
3. Lebar lajur yang terlalu sempit.
4. Banyak kendaraan mengambil jalur lawan untuk mendahului.
5. Tidak ada nya peringatan saat mendekati Pabrik Gula
79
V.5 Alternatif Solusi Penangan
Berdasarkan kajian pada wilayah studi ruas Jalan Maospati-Solo belum
memenuhi 4 aspek jalan berkeselamatan yaitu self regulating road, self
explaining road, self enforcing road dan self forgiving road.
80
3. Rekomendasi Jarak Pandang
4. Rekomendasi Rambu
Perlu dilakukan perawatan dan penambahan rambu-rambu
keselamatan lalu lintas berupa rambu peringatan mengurangi
kecepatan kendaraan, rambu dilarang untuk mendahului, serta
rambu peringatan mendekati area pabrik karena banyak
kendaraan keluar masuk pabrik.
5. Sosialisai Keselamatan
Perlu dilakukan penyuluhan, kampanye dan pelatihan taat
berlalu lintas oleh pihak terkait kepada masyarakat umum, murid
sekolah dan instansi-instansi yang berada sehingga dapat mengurangi
tingkat fatalitas kecelakaan
81
Gambar V.8 Rekomendasi Fasilitas Keselamatan Jalan Maospati-
Solo
82
itu dalam upaya penangannya direkomendasikan untuk malakukan
penegasan penegakan hukum bagi pengendara yang melanggar
aturan keselamatan berlalu lintas, melakukan sosialisasi
pentingnya keselamatan berkendara, memasang lampu
peringatan/warning light sebagai upaya memberi peringatan
berhati-hati kepada pengguna jalan, pengadaan pita
penggaduh/rumble strip sebagai upaya agar pengendara dapat
mengurangi kecepatan saaat melintasi lokasi rawan kecelakan.
Dengan demikian diharapkan upaya penangan yang telah
dilakukakan kedepannya pengendara sadar tentang pentingnya
keselamatan dalam berkendara, kejadian kecelakaan di ruas jalan
Maospati-Solo dapat di minimalisir baik dari tingkat kejadian
kecelakaan dan juga tingkat fatalitas dari kecelakaan, kemudaian
agar pengendara yang melintas di jalan Maospati-Solo dapat lebih
berhati-hati saat berkendara.
83
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun terakhir
yaitu tahun 2016 sampai tahun 2020 pada wilayah studi ruas Jalan
Maospati-Solo, total kecelakaan terjadi sebanyak 495 kejadian,
penyebab kecelakaan terbanyak di sebabkan oleh faktor manusia,
kendaraan yang banyak terlibat kecelakaan yaitu sepeda motor
sebanyak 462 kendaraan, tipe tabrakan depan-depan merupakan jenis
tipe tabrakan terbanyak dengan jumlah 283 kejadian dan kecelakaan
terbanyak terjadi pada pukul 06.00-12.00 sebanyak 248 kejadian.
2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada jalan Maospati-Solo
diketahui bahwa banyak pengguna jalan yang melakukan pelanggaran
kecepatan pada jalan Maospati-Solo, banyak pengendara yang
memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, sedangkan kondisi jalan
yang tidak memenuhi standar sangat membahayakan penguna jalan.
3. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa jalan
Maospati-Solo belum memenuhi 4 aspek jalan berkeselamatan yaitu
self regulating road, self explaining road , self enforcing road dan self
forgiving road.
VI.2 Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan, kampanye dan pelatihan taat berlalu
lintas oleh pihak terkait kepada masyarakat umum, murid sekolah dan
84
instansi-instansi sehingga dapat mengurangi tingkat fatalitas
kecelakaan.
2. Perlu dilakukan punishment yang tegas oleh pihak terkait bagi
pengguna jalan yang melanggar kecepatan saat berkendara.
3. Dapat dilakukan penanganan untuk meningkatkan keselamatan
pada ruas Maospati-Solo dengan memperbaiki faktor-faktor penyebab
kecelakaan baik dari segi manusia, sarana maupun prasarana
sehingga jalan tersebut dapat menjadi jalan berkeselamatan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Prodi D-III MTJ. 2021. Buku Pedoman Penulisan KKW. Bekasi: PTDI-STTD
Tim PKL Kabupaten Magetan. 2021. Pola Umum Laporan lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan Kabupaten Magetan. Bekasi: PTDI-STTD
Effendi, DM. 2016. “Analisis Keselamatan Jalan Pada Ruas Jalan Ahmad
Yani Dalam Kota Pangkalpinang”. Pangkalpinang : Jurnal
Transportasi Vol. 4 No 2
1 2016 77 14 2 9 1
2 2017 85 24 5 7 2
3 2018 93 17 3 11 1
4 2019 115 29 7 13 2
5 2020 92 13 4 5 1
Jumlah 462 97 21 45 7
Lampiran 4: Data Kecelakaan Berdasarkan Tipe Tabrakan Tahun 2016-
2020
Kejadian Kecelakaan
No Tipe Tabrakan Jumlah
2016 2017 2018 2019 2020
1 Tunggal 6 7 9 12 16 50
2 Depan-Depan 44 54 58 79 48 283
3 Depan-Belakang 3 2 5 8 4 22
4 Depan-Samping 16 13 27 25 18 89
Samping-
5 2 5 3 6 4 20
Samping
6 Tabrak Manusia 2 6 9 9 5 31
Sumber: Satlantas Polres Magetan, 2020
1 2016 7 38 17 12
2 2017 11 41 22 22
3 2018 5 55 21 21
4 2019 9 78 14 37
5 2020 6 36 18 28