DIAJUKAN OLEH:
DIAJUKAN OLEH:
Kertas Kerja Wajib ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Notar : 18.03.067
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PENGESAHAN
PEMBIMBING
PEMBIMBING
Drs. MULYANA, MM
Tanggal: 04 Agustus 2021
iii
KERTAS KERJA WAJIB
PENGARUH PLATFORM SCREEN DOOR (PSD) FAILURE
TERHADAP OPERASI KA MRT JAKARTA FASE 1 DI
STASIUN HAJINAWI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan
Program Studi Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian
Oleh:
Pembimbing
iv
KERTAS KERJA WAJIB
DEWAN PENGUJI
PENGUJI I PENGUJI II
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Kepala Departemen Train Operation, Kepala Station Building Facility and
Maintenance, beserta kakak-kakak di Operation Control Center (OCC) dan tim
Engineer PT MRT Jakarta yang telah mengajari dan membimbing saya;
9. Kakak-kakak alumni PTDI-STTD yang bekerja di Dinas Perhubungan Provinsi
DKI Jakarta Bidang Perkeretaapian;
10. Kakak-kakak alumni PTDI-STTD yang bekerja di PT MRT Jakarta;
11. Segenap Civitas Akademika Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD;
12. Rekan-rekan Tim PKL Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang telah
membantu saya;
13. Rekan saya Dimas Faturrahman yang bersedia membantu dalam penyusunan
Kertas Kerja Wajib saya;
14. Rekan saya Nurul Mutiara dan Magdalena Meisafira yang selalu mendengarkan
keluh kesah saya dan memberi dukungan;
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan materiil maupun non materiil sehingga tugas akhir ini
dapat selesai dengan tepat waktu.
Akhir kata kami menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini
masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, saya memohon saran dan kritik demi
kesempurnaan penulisan Kertas Kerja Wajib ini. Semoga Kertas Kerja Wajib ini
dapat bermanfaat bagi pembaca semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia
akademik.
Penulis
NOTAR : 18.03.067
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Notar : 18.03.067
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data(database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhis saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal :
Yang menyatakan
viii
DAFTAR ISI
ix
2.5 Operasi MRT Jakarta ................................................................... 26
5.4 Dampak Platform Screen Door (PSD) failure Terhadap Operasi Kereta
Api MRT Jakarta ......................................................................... 71
x
BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 87
LAMPIRAN ................................................................................................ 90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel III. 1 Tabel Gangguan pada PSD Periode 3 Bulan Tahun 2021 ............. 45
Tabel V. 1 Jumlah Gangguan PSD Tiap Stasiun MRT Jakarta Periode Triwulan
1 Tahun 2021 ........................................................................... 51
Tabel V. 2 Jumlah Penyebab Gangguan PSD Periode Triwulan 1 Tahun 2021 . 60
Tabel V. 3 Peralatan Untuk Perawatan PSD ................................................. 65
Tabel V. 4 Jumlah Tim Perawatan PSD di Stasiun Hajinawi ........................... 66
Tabel V. 5 Hasil Perhitungan Uji t Test ........................................................ 78
Tabel V. 6 Waktu Tempuh KA MRT Jakarta Saat Normal ............................... 79
Tabel V. 7 Perbandingan Waktu Tempuh Saat PSD Normal dan PSD failure .... 80
Tabel V. 8 Hasil Perhitungan Uji t test Waktu Tempuh KA ............................. 81
Tabel V. 9 Data Gangguan PSD di Stasiun Hajinawi Periode 6 bulan .............. 83
Tabel V. 10 Hasil Uji t test Terhadap Kelambatan KA ................................... 85
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar V. 3 Gangguan DSD Detect Open .................................................. 54
Gambar V. 4 Gangguan EED Detect Open ................................................... 54
Gambar V. 5 Tampias Air Hujan Yang Masuk Ke Peron di Stasiun Hajinawi .... 56
Gambar V. 6 Tampias Air Hujan Hingga ke Atas Cover PSD .......................... 57
Gambar V. 7 Konfigurasi PSD Saat Normal .................................................. 58
Gambar V. 8 Perawatan PSD di Stasiun Hajinawi ......................................... 64
Gambar V. 9 Penggantian Komponen PSD Yang Sudah Tidak Berfungsi......... 68
Gambar V. 10 Sensor Pada PSD................................................................. 69
Gambar V. 11 Ilustrasi Pengumpulan Sinar Oleh Lensa Cembung ................. 70
Gambar V. 12 Lensa Cembung .................................................................. 71
Gambar V. 13 Mode Operasi KA MRT Jakarta Saat Normal ........................... 71
Gambar V. 14 Mode Operasi KA MRT Jakarta dengan Mode Operasi ATP ...... 72
Gambar V. 15 Jarak Pengereman KA MRT Jakarta ........................................ 73
Gambar V. 16 GAPEKA Saat Terjadi PSD failure Tanggal 07 Maret 2021 ........ 82
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
2
Platform Screen Door (PSD) merupakan sebuah sistem keamanan yang
berada di peron, berupa pintu pembatas antara lantai peron dengan lantai
kereta api. PSD mencegah kereta terlambat akibat insiden keselamatan,
mencegah penumpang terjatuh ke area rel kereta, pengaturan sirkulasi udara
dan pengatur suhu bisa lebih optimal, dan mampu menahan terpaan angin
yang ditimbulkan oleh kereta. Dalam pengoperasiannya PSD menggunakan
sensor infrared yang mendeteksi adanya sarana dengan terintegrasi dengan
sistem interlocking.
Berdasarkan data yang didapatkan, terdapat andil kelambatan
terbanyak dari bulan Januari 2020 hingga bulan Desember 2020 yaitu PSD
Failure sebanyak 225 kasus yang mengganggu operasi KA MRT Jakarta karena
adanya gangguan PSD. Berdasarkan data laporan gangguan PSD selama
Triwulan 1 Tahun 2021, didapat bahwa kasus PSD failure terbanyak yaitu di
Stasiun Hajinawi sebanyak 10 kasus. Kemudian, pada tanggal 22 April 2021,
saya mengikuti perawatan PSD di Stasiun Hajinawi dan melakukan wawancara
dengan tim engineer, didapat bahwa terdapat faktor eksternal berupa tampias
air hujan maupun hewan kecil maupun internal yang mengganggu kinerja PSD.
maka dari itu, pada tanggal 16 Juni 2021, saya melakukan pengamatan atau
observasi langsung di Stasiun Hajinawi pada saat kondisi hujan untuk
membuktikan adanya faktor eksternal PSD. tampias air hujan akibat terpaan
angin dan tampias air yang dibawa kereta di mainline memang sampai ke cover
PSD, dan bisa menempel ke sensor dan menyebabkan sensor sensitive. Maka
dari itu PSD tidak bisa membuka dan menutup secara otomatis. Dari kondisi
tersebut maka akan mempengaruhi operasional kereta api. Dengan melihat
kedudukan PSD sangat penting, maka kondisi PSD tersebut harus baik. Apabila
kondisi PSD mengalami gangguan, maka akan berpengaruh pada operasi
kereta api sehingga perlu adanya perawatan yang dilakukan secara rutin. Agar
pada saat kereta api beroperasi tidak mengganggu operasi kereta api yang
disebabkan oleh PSD Failure, dan perlu adanya kajian untuk mengetahui
pengaruh gangguan PSD terhadap operasi KA tepatnya di Stasiun Hajinawi,
maka penulis mengambil judul “PENGARUH PLATFORM SCREEN DOOR
(PSD) FAILURE TERHADAP OPERASI KA MRT JAKARTA FASE 1 DI
STASIUN HAJINAWI”
3
1.2 Identifikasi Masalah
Dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Terdapat andil kelambatan akibat PSD failure MRT Jakarta sebanyak 225
kasus dalam periode Januari 2020 hingga Desember 2020.
2. Terdapatnya andil kelambatan kereta api terbanyak karena Platform Screen
Door (PSD) mengalami kegagalan saat akan membuka dan menutup yang
berpengaruh terhadap operasi KA MRT Jakarta selama Triwulan 1 Tahun
2021 di Stasiun Hajinawi sebanyak 10 kasus.
3. Banyaknya kasus PSD failure yang mengganggu operasi KA MRT Jakarta.
4
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh platform screen door(PSD) failure
terhadap operasi KA MRT Jakarta fase1 di Stasiun Hajinawi merupakan
penelitian yang belum pernah dilakukan di wilayah studi lain. Sebagai bahan
pendukung penelitian, peneliti melakukan penelaahan terhadap penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pengkajian ini
dimaksudkan guna menghindari adanya plagiat secara keseluruhan hasil karya
orang lain. Penelitian yang ada berasal dari luar negeri karena penelitian
mengenai kereta perkotaan masih tergolong minim. Sehingga dengan adanya
penelaahan ini peneliti dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara
permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dengan penelitian terdahulu.
Berikut ini adalah perbandingan dengan penelitian terdahulu.
5
Tabel I. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
perbedaanya
Persamaan dengan
Pengaruh Fasilitas Dan yaitu pada
penelitian ini adalah
Kualitas Pelayanan variabel
Memperbaiki kursi tunggu penumpang, pada variabel
Aris Fathoni, Terhadap Keputusan penelitiannya,
1 menambah bangku prioritas, dan penelitian yaitu
2020 Menggunakan Jasa penelitian ini
menambah bagasi barang, membahas evaluasi
Transportasi MRT Atau membahas
fasilitas pelayanan
Mass Rapid Transit semua fasilitas
penumpang
penumpang.
6
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
perbedaanya
persamaan dengan
Evaluating The yaitu penelitian
penelitian ini adalah
Effectiveness Of ini membahas
Xing Y, Lu J, Pemasangan psd dengan tinggi penuh pada objek
3 Platform Screen Doors pengaruh PSD
Chen S (2019) atau full, meningkatkan tinggi psd pembahasan yaitu
For Preventing Metro karena adanya
pengaruh adanya
Suicides In China kejadian bunuh
pemasangan PSD
diri
perbedaanya
yaitu penelitian
Peningkatan sarana dan prasarana persamaan dengan
Kajian Pengembangan ini
perbaikan platform screen door dan penelitian ini adalah
Achmad Hamdy, Layanan Pengguna Jasa mengembangkan
4 penambahan kipas angin. Serta membahas
Dkk(2019) Transjakarta Pada Rute layanan di
menambah frekuensi, headway, dan mengenai upaya
Ciledug - Tendean transjakarta,
jam operasional transjakarta perbaikan PSD
khsusunya PSD
di transjakarta
perbedaanya
Mengembangkan project ultrasonic yaitu penelitian
Sistem Pintu Cerdas persamaan dengan
dengan menambahkan sensor rfid ini menggunakan
A. Farha Adella, Menggunakan Sensor penelitian ini adalah
5 sehingga yang dapat masuk kedalam sensor ultrasonic
Dkk (2020) Ultrasonic Berbasis pada objek kerja
ruangan hanya orang yang kartunya berbasis internet
Internet Of Things pada pintu otomatis
telah terdaftar dalam system of things pada
pintu otomatis
7
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
perbedaanya
yaitu penelitian
Meningkatkan pengendalian pintu persamaan dengan ini meneliti
Rekayasa Pintu Geser
geser otomatis karena perbandingan penelitian ini adalah memiliki tujuan
Eko Suprayitno, Otomatis Dengan
6 sudut dan peletakan sensor sangat mengevaluasi untuk melakukan
Dkk (2020) Sensor Passive Infra
sangat berpengaruh terhadap jalannya mengenai rekayasa
Red (PIR)
pintu terbuka dan tertutup pemasangan PSD sebelum adanya
pemasangan
PSD
persamaan dengan
penelitian ini adalah Perbedaanya
Usman Tasiu Effects Of Platform Mempertimbangkan aspek cuaca, mengevaluasi yaitu penelitian
7 Abdurrahman, Screen Doors On The pendapatan tarif dan staf stasiun saat mengenai dampak ini
Dkk(2018) Overall Railway System membangun psd dengan adanya PSD memerhitungkan
dalam sistem tarif KA.
perkeretaapian
persamaan dengan
penelitian ini adalah
mengevaluasi
Rams Analysis Dor Val Memperhitungkan waktu saat
operasional KA saat
8 Turin Metro/Plaform mengatasi dan menyelesaikan kejadian
mengatasi dan
Screen Doors akibat kegagalan psd
menyelesaikan
kejadian kegagalan
PSD
8
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
perbedaanya
yaitu penelitian
persamaan dengan
Understanding And ini bertujuan
Meningkatkan kinerja keselamatan penelitian ini adalah
Li Yip Koh Enhancing Platform untuk
9 dengan mempertimbangkan mengevaluasi
(2020) Screen Door Safety With meningkatkan
keselamatan psd mengenai dampak
A Holistic Approach safety
dengan adanya PSD
penumpang di
stasiun
Perbedaanya
yaitu penelitian
persamaan dengan
ini bertujuan
The Impact Of Platform Memperpanjang waktu tunggu penelitian ini adalah
O. Linfeldt untuk
10 Screen Doors On Rail penumpang di stasiun untuk mengevaluasi
(2017) meningkatkan
Capacity meningkatkan kapasitas lintas akibat adanya PSD
kapasitas lintas
terhadap operasi KA
dengan adanya
PSD
Perbedaanya
yaitu penelitian
persamaan dengan
ini menganalisis
Analysis On Security penelitian ini adalah
Jian-Jun Wang. Melakukan perbaikan pada fasilitas psd apakah aman
11 System Of The Subway menganalisis
Dkk sesuai dengan kebijakan dengan
Doors Show All Authors keamanan pada
penggunaan PSD
PSD
pada
transportasi.
Analysis Of Fault Case Perbedaanya
persamaan dengan
Sang Xiaoming, And Suggestion Of Melakukan perbaikan pada komponen yaitu penelitian
12 penelitian ini adalah
Dkk Platform Screen Door PSD yang terdapat gangguan ini menggunakan
membahas
Linkage variabel
9
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
mengenai penelitian kritik
gangguan PSD dan saran
dengan adanya
PSD
10
1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan dalam meminimalisir gangguan Platform Screen Door
(PSD) yang disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal guna
meningkatkan operasional KA MRT Jakarta.
2. Sebagai upaya untuk mengurangi masalah andil kelambatan PSD Failure.
3. Sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan ilmu transportasi
khususnya bidang perkeretaapian untuk penelitian selanjutnya.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi
masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup , perumusan
masalah, batasan pengertian serta sistematika penulisan
kertas kerja wajib.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan mengenai kondisi fisik wilayah secara
umum, serta gambaran umum perkeretaapian yang ada.
Dengan demikian pembaca diharapkan lebih memahami
karakteristik wilayah studi terutama untuk menjelaskan
identifikasi permasalahan yang ada.
11
menggunakan metode penelitian berdasarkan data
primer maupun data sekunder yang diperoleh.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari
permasalahan, hasil analisis, dan pembahasan singkat
saran guna mencari pemecahan yang terbaik dan dapat
menunjang penerapan yang dilakukan pada masa yang
akan datang.
12
BAB II
GAMBARAN UMUM
Light Rail Transit (LRT) Jakarta adalah salah satu kereta api
perkotaan yang menggunakan rel ketiga (third rail) sebagai supply tenaga
penggerak keretanya, memiliki headway 10 menit baik Peak Hour atau Off
Peak dengan waktu tempuh 13-15 menit. Waktu tunggu 3 menit pada
Stasiun Operasi dan 30 detik pada Stasiun Non Operasi. Tarif LRTJ sendiri
yaitu Rp 5.000,00 untuk semua perjalanan dengan frekuensi Kereta 30
perjalanan/hari. Kereta Api Perkotaan yang selanjutnya yaitu Mass Rapid
13
Transit (MRT) Jakarta yang menggunakan Communication Based Train
Control (CBTC) sebagai pengoperasian keretanya dan memiliki headway 5
menit pada Peak Hour dan 10 menit saat Off Peak dengan waktu tempuh
30 menit. Waktu tunggu 35 detik pada Stasiun Operasi dan 20-25 detik
pada Stasiun Non Operasi.
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memasang tariff Rp 14.000,00
untuk lintas Lebak Bulus - Bundaran HI dengan frekuensi Kereta 418
perjalanan/hari. Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau biasa disebut
dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang menggunakan pantograph sebagai
supply tenaga penggerak keretanya, memiliki headway 5-10 menit saat
Peak Hour dan 10-30 menit saat Off Peak dengan waktu tunggu 10-30
menit. Kereta Commuter Indonesia (KCI) memasang tarif Rp 3.000,00 –
Rp 10.000,00 dengan frekuensi Kereta 843 perjalanan/hari. Terakhir yaitu
Kereta Api Bandara yang memiliki headway 30 menit dengan waktu tempuh
41-50 menit. Waktu tunggu KA BAndara sendiri yaitu 10-30 menit dengan
tariff Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00. Frekuensi Kereta Bandara 70
perjalanan/hari
14
Sumber: Tim PKL Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, 2021
Gambar II. 1 Peta Lintas MRT Jakarta
Pada Gambar II.1 MRT Jakarta fase 1 yang telah beroperasi mulai dari
Tahun 2019 hanya melintasi Kota Administrasi Jakarta Pusat dan Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Stasiun MRT Jakarta yang beroperasi saat ini
terbagi menjadi 2 stasiun, yaitu:
15
c. Stasiun Bendungan Hilir
d. Stasiun Setiabudi
e. Stasiun Dukuh Atas
f. Stasiun Bundaran HI
16
2.4 Kondisi Prasarana MRT Jakarta
2.4.1 Jalur MRT Jakarta
MRT Jakarta memiliki total panjang lintas 15,7 km dengan lintas
Lebak Bulus – Bundaran HI jalur ganda. Jenis rel yang digunakan di MRT
Jakarta menggunakan tipe UIC 54 (340 HB) dan UIC 54 (370 HB) yang
digunakan pada rel dengan lengkung R < 600. Track maintenance section
dipimpin oleh 3 orang Section Head dan 12 orang staf yang mempunyai
tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pemantauan,
pengawasan, pemeriksaan, dan pembinaan mutu teknis permeliharaan
jalan rel. Dimana mempunyai wilayah pengawasan, meliputi Depo Lebak
Bulus, Depot Access Line (DAL), dan Lintas Lebak Bulus – Bundaran HI.
Berikut ini adalah daftar stasiun MRT Jakarta fase 1 yang berada
di lintas Lebak Bulus – Bundaran HI.
17
Tabel II. 4 Lanjutan
N0 NAMA STASIUN JENIS SINGKATA LETAK KM
STASIUN N STASIUN
12. DUKUH ATAS NON OPERASI DKA 13 + 917
13. BUNDARAN HI OPERASI BHI 14 + 971
18
Sumber: Operation Control Center (OCC) MRT Jakarta, 2021
Gambar II. 2 Mode Operasi MRT Jakarta
19
Bundaran HI, dan stasiun Lebak Bulus, dan mode operasi ATO tidak
berfungsi.
b. Restricted
Dalam artian kereta dikendalikan oleh masinis namun masih
dalam pantauan Traffic Dispatcher dan kecepatan kereta dibatasi
oleh sistem Vehicle On-board Control (VOBC) maksimal 25 km/jam.
Mode ATP normal tidak berfungsi pada mode ini.
c. Cut-off
Dalam artian kereta dikendalikan oleh masinis namun tidak
dalam pantauan Traffic Dispatcher, dengan kecepatan maksimal
kereta 25 km/jam yang dibatasi oleh Rolling Stock. Dan pergerakan
kereta harus mendapatkan instruksi dari Traffic Dispatcher. Mode
ATP normal tidak berfungsi pada mode ini, dan hanya digunakan
dalam kondisi darurat.
3. Wayside Signal
Dalam artian kereta dikendalikan oleh masinis namun tidak
dalam pantauan Traffic Dispatcher. Dimana pergerakan kereta harus
mendapatkan instruksi dari Depot Dispatcher dan Traffic Dispatcher.
Dalam mode ini, semua sistem operasi ATO dan ATP di non-aktifkan
dan digunakan di jalur menuju workshop dan saat uji coba di jalur
utama.
20
Sumber: Dokumentasi Tim PKL Dishub Provinsi DKI
Jakarta, 2021
Gambar II. 3 Vehicle On Board Computer (VOBC)
b. Balise Antenna
Balise Antenna berfungsi untuk meminta informasi posisi
kereta MRT Jakarta dari balise yang terpasang di track untuk
diberikan ke VOBC.
21
Sumber: Dokumentasi Tim PKL Dishub Provinsi DKI Jakarta, 2021
Gambar II. 5 Vehicle Radio Set (VRS)
d. Tachogenerator (TG)
TG merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung
putaran roda dalam penentuan lokasi kereta api MRT Jakarta.
22
Sumber: Dokumentasi Tim PKL Dishub Provinsi DKI Jakarta,
2021
Gambar II. 7 Driver Machine Interface (DMI)
f. Wayside
Peralatan sintelis wayside adalah perlatan sintelis yang
berada pada jalur dan berfungsi menyampaikan, informasi control,
batas kewenangan gerakan dan batas kecepatan di bagian untuk
masing masing kereta. Peralatan Wayside terdiri dari:
1) Station Computer (SC)
SC merupakan peralatan kalkulasi pada ATP yang
dipasang pada tiap ruangan peralatan siinyal. SC berfungsi
untuk mendeteksi posisi kereta dan membuat pesan control
untuk kereta yang terpasang di Signal Telecommunication
Equipment Room (STER) stasiun Lebak Bulus, stasiun Blok M,
stasiun Bundaran HI, dan di area depo.
23
Sumber: Dokumentasi Tim PKL Dishub Provinsi DKI Jakarta,
2021
Gambar II. 8 Station Computer (SC)
24
5) Pasive Balise
6) Balise Encoder
Berfungsi untuk menyuplai power ke active balise.
25
2.5 Operasi MRT Jakarta
Tabel II. 5 Pola Operasi KA MRT Jakarta Masa Pandemi
Pola Stasiun
Jam Jumlah Jumlah Tanggal
Operasi Gapeka Headway yang
Operasi Trip KA Implementasi
Beroperasi
Gapeka Peak hour
Khusus 10 05:00 - 5 menit 1-10 Februari
249 14
21:00 Off peak 2021
Kebijakan (Weekday) 10 menit
Pembatasan
Pola Peak hour
Gapeka 13
Operasi 05.00- 5 menit 11-26 Februari
Khusus 11 261 14
Akibat 22.00 Off peak 2021
(Weekday)
COVID-19 10 menit
Gapeka
06:00 - Flat 10 1-28 Februari
Khusus 04 157 7
20:00 menit 2021
(Weekend)
Sumber: Operation Control Center (OCC) MRT Jakarta, 2021
26
Tabel II. 6 Jumlah Kelambatan KA MRT Jakarta
27
Tabel II. 7 Penyebab Kelambatan KA MRT Jakarta
BULAN Penyebab
Keterlamb Tegang
Sistem Hum
atan CCTV an Black OC
External PSD Persin Kereta an Radio Jumlah
Menutup Kabin Tidak out C
yalan Eror
Pintu Stabil
Apr-19 3 101 23 0 12 1 0 0 0 1 1 142
May-19 17 87 24 1 3 2 0 0 0 1 5 140
Jun-19 6 88 20 2 16 9 0 0 0 1 6 148
Jul-19 4 52 21 5 10 24 0 0 0 0 0 116
Aug-19 1 28 4 4 3 16 0 2 1 0 0 59
Sep-19 2 39 6 11 1 8 0 0 0 2 0 69
Oct-19 1 42 1 4 0 24 0 0 0 0 0 72
Nov-19 1 32 0 0 1 7 0 0 0 0 0 41
Dec-19 2 15 6 1 1 2 0 0 0 0 0 27
Jan-20 2 21 11 1 3 5 1 0 0 0 0 44
Feb-20 6 26 5 0 16 2 1 0 0 0 0 56
Mar-20 1 30 0 0 4 4 0 0 0 0 0 39
Apr-20 0 8 0 0 2 3 0 0 0 0 0 13
May-20 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 2 14
Jun-20 0 25 0 3 10 0 2 0 0 0 1 41
Jul-20 0 12 5 0 9 0 0 0 0 0 1 27
Aug-20 0 21 3 0 3 3 0 0 0 0 2 32
Sep-20 0 20 3 0 1 2 0 0 0 0 0 26
Oct-20 0 19 7 0 0 0 0 0 0 0 0 26
Nov-20 0 27 3 0 6 3 0 0 0 2 0 41
Dec-20 1 14 2 0 0 2 0 0 0 0 0 19
Sumber: Operation Control Center (OCC) MRT Jakarta, 2021
28
2. Platform Screen Door (PSD)
Penyebab kelambatan yang paling banyak diakibatkan oleh PSD
mengalami failure. Namun hal ini masih dalam investigasi oleh pihak
terkait dari MRT Jakarta mengenai penyebab dan solusinya.
3. Sistem Persinyalan
Sistem persinyalan menyebabkan kelambatan karena kebanyakan
metode pengoperasian kereta api MRT dengan sistem otomatis, oleh
karena itu sinyal sangat berperan dalam sistem tersebut, apabila ada
terjadi gangguan seperti posisi kereta yang tidak terdeteksi atau yang
lainnya, maka kereta tersebut harus berhenti dan terjadi kelambatan
perjalanan.
4. Terlambat menutup pintu
Terlambat menutup pintu yang dimaksud adalah kelambatan yang
diakibatkan oleh masinis yang salah atau terlambat menekan tombol
untuk menutup pintu. Jika pintu kereta belum tertutup secara
keseluruhan maka mode ATO dan tombol start tidak akan muncul
sehingga kereta tidak dapat dioperasikan
5. Kereta
Penyebab yang disebabkan adanya gangguan teknis pada sarana
kereta api MRT Jakarta seperti (Vehicle On Board Controller) VOBC atau
gangguan Train Information System (TIS).
6. Human Error
Human Error atau kesalahan manusia adalah penyebab kelambatan
yang terjadi karena kesalahan masinis dalam mengoperasikan kereta
api MRT Jakarta, seperti menekan tombol start, kesalahan komunikasi
antara petugas keamanan, stasiun, maupun pihak OCC saat ada
gangguan.
7. CCTV Kabin
Penyebab kelambatan yang disebabkan oleh display CCTV Kabin tidak
muncul di display OCC.
8. Tegangan Tidak Stabil
Penyebab kelambatan yang disebabkan oleh tegangan tidak stabil
karena adanya penurunan tegangan pada power supply dari gardu
induk.
29
9. Blackout
Penyebab kelambatan yang disebabkan oleh tidak adanya supply
tegangan listrik dari gardu PLN.
10. Operation Control Center (OCC)
Penyebab kelambatan yang diakibatkan oleh kesalahan Dispatcher di
ruang OCC.
11. Radio
Berdasarkan klasifikasi keseluruhan penyebab kelambatan diatas,
andil kelambatan terbanyak karena PSD dengan persentase 60%. Maka
dari itu, perlu adanya evaluasi mengenai PSD failure yang disebabkan oleh
sistem, pengaruh eksternal terhadap sensor infrared pada komponen PSD.
30
e. Pastikan seluruh penumpang sudah masuk ke kereta dan tidak ada
penumpang yang masih berada di peron, kemudian tekan tombol
close untuk menutup pintu ASD dan perhatikan indikator all
ASD/EED closed
f. Nonaktifkan kembali LCPD dengan cara memutar kunci LCPD ke kiri,
release kunci dan kereta dapat kembali diberangkatkan dengan
mode ATO.
31
b. Setelah kereta meninggalkan stasiun, kunci interlock override
kembali diputar ke arah kiri untuk mendapatkan posisi kunci “Off”.
32
Sumber: Station Building Facility and Maintenance MRT Jakarta,
2021
Gambar II. 14 Pushbar DSD dari sisi Mainline
33
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
34
b. Perawatan prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada
ayat (a) meliputi:
1) Perawatan berkala; dan
2) Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya.
3.1.2 Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api sebagaimana telah direvisi menjadi Peraturan
Pemerintah No.61 Tahun 2016 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api
1. Gapeka dapat diubah apabila terdapat perubahan pada:
a. Kebutuhan angkutan;
b. Jumlah sarana perkeretaapian;
c. Kecepatan kereta api;
d. Prasarana perkeretaapian; dan/atau
e. Keadaan memaksa.
3.1.3 Peraturan Direksi PT MRT Jakarta No.007-5 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Operasi Kereta Saat Gangguan dan Darurat
1. Mode Operasi Normal
Mode pengoperasian ATP yang ditunjukan untuk kereta api yang
dioperasikan di masing-masing bagian atau lokasi sebagaimana
dimaksud dalam petunjuk kerja Operasi Kereta Api. Digunakan dalam
kondisi normal pada sistem persinyalan di kereta api dan di jalur,
termasuk didalamnya mode ATO untuk lintas raya, ATP Normal mode
untuk langsiran antara Depo dan jalur berbalik arah LBB serta mode
sinyal jalur/wayside untuk langsiran di area pemeliharaan sarana di
depo.
2. Pembatasan Operasi Kereta Api
Tindakan untuk mencegah kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh
keadaan yang tidak biasa. Termasuk di dalamnya adalah pembatasan
kecepatan kereta api dan penangguhan operasi kereta.
3.2.1 Headway
Untuk menghitung headway suatu lintas dengan hubungan blok
Moving Block ditentukan dari safety buffer, ATP Pattern atau Limit Of
35
Movement Authority (LOMA), Safety Margin, serta desain dari lintas dan
turnback. Menggunakan hubungan blok Moving Block memungkinkan
pergerakan blok kereta api MRT Jakarta secara fleksibel, berubah-ubah,
dan bergerak sesuai dengan parameter posisi kereta api MRT Jakarta pada
balise.
KETERANGAN:
FIXED ERROR : Kesalahan yang terjadi kereta tidak
dapat berjalan. Kesalaha ini
terjadi baik di depan maupun di
belakang kereta. Dengan panjang
fixed error 2 meter.
TRAVELLING ERROR : Kesalahan yang terjadi saat kereta
sedang berjalan. kesalahan ini dapat
terjadi di depan dan belakang
kereta. Station Computer (SC)
menghitung kesalahan ini dengan
asumsi kesalahan diameter roda
dengan margin hingga 1 %.
Travelling Error = TG Error (%) ×
Running Distance
TIME DIFFERENCE ERROR : Kesalahan yang terjadi saat kereta
berjalan. Kesalahan ini hanya
terjadi pada arah perjalanan kereta
36
api. Perhitungan menggunakan
rumus dibawah ini:
Time Difference Error = Kecepatan
1
Kereta × Perbedaan Waktu + 2
𝑉𝐼 2 − 𝑉22
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑒𝑚𝑎𝑛 =
7,2 𝛽
Sumber: Palala Press. 2016. Buku Railway Signal
KETERANGAN:
37
Jika sudah diketahui jarak pengereman di tiap kecepatan
maksimal, maka dilakukan perhitungan headway minimum dengan
rumus perhitungan adalah:
KETERANGAN:
𝑇𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 : Headway Minimum
𝑆𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒𝑏𝑟𝑎𝑘𝑒 : Jarak Pengereman Kereta
𝑆𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 : Jarak minimal ujung safety buffer belakang
kereta depan hingga titik terjauh
pengereman
𝑆𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ : Panjang Kereta
𝐷𝑈𝑛𝑐𝑒𝑟𝑡𝑎𝑖𝑛𝑡𝑦 : Fixed Error + Travelling Error + Time
Difference Error + Special Error
𝑉max 𝐴𝑇𝑂 : Kecepatan Maksimal Kereta Pada Mode
ATO
38
keselamatan, mengurangi biaya penggunaan energi yang disebabkan oleh
proses mendinginkan area stasiun bawah tanah, dan mengurangi
kebutuhan jumlah staf stasiun dan awak KA. Pada stasiun elevated,
pemasangan PSD akan meningkatkan keamanan dan keselamatan di area
peron, sedangkan di stasiun underground PSD mampu mengurangi biaya
operasional penyejuk udara hingga 40%. Partisi pembatas ini terbuat dari
bahan kaca transparan(tempered glass) dan rangka atau frame kaca yang
terbuat dari bahan besi baja ringan.
39
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar III. 2 Automatic Sliding Door (ASD)
3. Ambang Batas
Merupakan batas jarak antara peron dengan rel. yang
digunakan agar penumpang tidak terlalu jauh apabila akan naik ke
kereta. ambang batas terletak di pintu PSD.
4. Emergency Exit Door (EED)
Menurut (SeratusInstitue, 2020), EED merupakan pintu darurat
sebagai fitur keselamatan pada PSD yang hanya bisa dibuka secara
manual dari sisi jalur rel atau kereta. EED berjumlah 168 unit yang
tersebar di tiga belas stasiun MRT Jakarta. Dimana terdapat enam pintu
darurat PSD di satu area peron stasiun dengan jumlah dua belas EED
tiap stasiun, kecuali Stasiun Blok M yang memiliki tiga jalur.
40
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar III. 3 Emergency Exit Door (EED)
5. Push Bar
Merupakan komponen untuk membuka dan menutup pintu
secara manual. Dengan cara menekan push bar untuk membuka pintu
dan menarik push bar untuk menutup pintu. Push bar letaknya
emergency exit door (EED).
41
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar III. 5 Door Open Indicator (DOI)
7. Manual Release
Digunakan untuk memicu rilis manual kunci di pintu PSD.
Komponen ini digunakan untuk membuka pintu apabila terjadi
gangguan atau situasi darurat menggunakan kunci. Dengan cara
memutar kunci.
42
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar III. 7 Driver Swing Door(DSD)
9. Junction Box
Merupakan komponen yang digunakan untuk menyimpan kabel
konector, kunci manual PSD. letak junction box di bawah.
43
Pintu ini terbuat dari lapisan kaca dan pintu screen tertutup rapat dari
jalur track. FHPSD memiliki panjang 2 meter dan tinggi 2 meter. Untuk
jalur underground dibuat full height, karena untuk membuat kondisi
stasiun underground lebih nyaman dengan pengaturan sirkulasi udara
dan pengatur suhu bisa lebih optimal serta untuk mengurangi polusi
suara yang dihasilkan dari sarana MRT Jakarta.
44
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar III. 10 Half Height of Platform Screen Door (HHPSD) MRT
Jakarta
Tabel III. 1 Tabel Gangguan pada PSD Periode 3 Bulan Tahun 2021
Jumlah Gangguan
Total
Klasifikasi Gangguan
Gangguan
Januari Februari Maret
2021 2021 2021
Obstal 4 1 - 5
Infrared 2 3 1 6
DOI Pecah 1 - 2 3
Pilot Lamp Mati 1 - - 1
Open Failure 1 1 - 2
Close Failure 10 4 3 17
DCU Bus Failure 1 2 - 3
Lock Failure 1 - 1 2
Penukaran Part - 1 - 1
Roller Limit Switch
Rusak 1 - - 1
Bunyi Cover
Bergesekan 1 1 - 2
Motor Abnormal - 1 1 2
Sliding Blok Abnormal 1 - 1 2
Jumlah 24 14 9
Sumber: Department Station and Building Facilities Maintenance MRT
Jakarta, 2021
45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tahap I
Yaitu tahap persiapan pengumpulan data sebagai bahan
literatur mengenai studi penelitian.
2. Tahap II
Yaitu tahap pengumpulan data sekunder dengan meminta data
tentang kelambatan kereta api MRT Jakarta dan GAPEKA ke Operation
Control Center (OCC) MRT Jakarta dan dokumen Platform Screen Door
(PSD) ke Station Building Facility and Maintenance (SBFM) MRT Jakarta
guna mendukung kebutuhan data yang akan diolah. Selain itu, data
primer didapatkan dengan mengikuti perawatan Platform Screen Door
(PSD) di Stasiun Hajinawi. Pengumpulan data diperlukan untuk
memecahkan masalah objek penelitian, untuk memperoleh
rekomendasi masalah yang ada.
3. Tahap III
Yaitu analisis terhadap data yang diperoleh. Analisis untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi PSD failure saat terkena air,
prosedur untuk menormalkan kembali PSD saat Failure, dan dampak
yang ditimbulkan dari adanya gangguan tersebut terhadap operasi KA
MRT Jakarta.
46
4. Tahap IV
Yaitu pemecahan masalah yang ditunjukkan dengan hasil
analisis pada Tahap III sebagai rekomendasi penanganan PSD saat
failure sehingga tidak berdampak pada operasi kereta api MRT Jakarta
guna menunjang operasional kereta api MRT Jakarta.
47
4.2 Bagan Alir Penelitian
48
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
49
1. Analisis faktor yang menyebabkan terjadinya Platform Screen Door
(PSD) Failure di Stasiun Hajinawi. Analisis dilakukan untuk mengetahui
penyebab terjadinya PSD Failure dilakukan dengan menghitung jumlah
gangguan PSD khususnya di Stasiun Hajinawi periode Triwulan 1 Tahun
2021. Analisis faktor penyebab dilakukan dengan menganalisis
penyebab gangguan PSD secara keseluruhan pada kinerja PSD.
2. Analisis dampak PSD Failure terhadap ketepatan waktu kereta api MRT
Jakarta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dampak PSD Failure
terhadap operasional kereta api MRT Jakarta. Analisis dilakukan dengan
menghitung headway pada petak jalan Stasiun Hajinawi – Stasiun Blok
A maupun petak jalan Stasiun Hajinawi – Stasiun Cipete Raya pada saat
kondisi operasi normal dan kondisi operasi saat terjadinya gangguan
PSD. selain itu melakukan analisis pada mode operasi KA MRT Jakarta
saat normal dan saat terjadi gangguan PSD, serta jumlah kelambatan
KA MRT Jakarta pada bulan Maret 2021 yang disebabkan oleh PSD
khususnya di Stasiun Hajinawi.
3. Analisis upaya untuk meminimalisir adanya gangguan PSD. Analisis ini
dilakukan untuk mengurangi gangguan PSD khususnya PSD Failure dan
guan menunjang kelancaran operasional kereta api MRT Jakarta.
4. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji t. Uji t berguna untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh parsial(sendiri) yang diberikan
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Sahid Raharjo, 2018).
Dasar pengambilan keputusan (Sahid Raharjo, 2018):
a. Jika nilai signifikansi < 0.05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak
terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y
b. Jika nilai signifikansi > 0.05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
50
BAB V
51
Tabel V. 1 Lanjutan
Stasiun Jumlah Gangguan PSD
Stasiun Dukuh Atas 1
Stasiun Bundaran HI 1
Sumber: Station Building Facility and Maintenance MRT Jakarta, 2021
52
Sumber: Station Building Facility and Maintenance MRT Jakarta, 2021
Gambar V. 1 Gangguan Close Failure Pada PSD
53
Sumber: Station Building Facility and Maintenance MRT Jakarta, 2021
Gambar V. 3 Gangguan DSD Detect Open
Pada saat terjadi PSD failure, langkah awal agar KA tetap beroperasi
dan tidak menimbulkan kelambatan, maka terdapat tindakan yang
dilakukan oleh pihak stasiun yaitu sebagai berikut:
54
1. Pihak stasiun atau security membuka pintu PSD secara manual. Melalui
kunci LCPS pada junction box dengan cara memutar kunci ke arah
kanan 180 derajat. Kemudian PSD akan terbuka secara manual.
2. Pihak stasiun memastikan seluruh penumpang sudah memasuki kereta.
agar tidak ada penumpang yang terjepit saat pintu akan ditutup.
3. Masinis meminta izin kepada pihak OCC untuk menggunakan mode
ATP. Kemudian masinis mengubah mode dari ATO menjadi ATP
4. Pihak stasiun memutar kembali kunci 180 derajat ke kiri untuk menutup
pintu PSD agar tidak ada penumpang yang menerobos PSD dan kereta
dapat berjalan ke stasiun berikutnya.
5. Setelah kereta berangkat, pihak stasiun melaporkan kejadian ke pihak
OCC yaitu facility dispatcher. Bertujuan untuk melaporkan bahwa
kereta tidak dapat berangkat dengan mode ATO karena adanya
gangguan PSD.
6. Pihak facility dispatcher memberikan departure command kepada tim
maintenance operation berupa perintah untuk melakukan pengecekan
pada PSD tersebut apakah perlu dilakukan adanya perawatan atau
dilakukan penggantian part.
Namun, tindakan ini hanya dilakukan pada saat terjadi PSD failure.
Apabila kereta sudah sampai di stasiun berikutnya, kereta dapat
melanjutkan perjalanan dengan mode operasi ATO dengan izin dari pihak
OCC. Pada saat terjadi gangguan PSD, kereta tidak dapat menggunakan
mode ATO, karena PSD dapat membuka dan menutup karena adanya
koneksi antara sistem interlocking PSD dengan sarana.
55
5.2 Faktor Penyebab Platform Screen Door (PSD) failure
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan failure pada PSD:
56
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar V. 6 Tampias Air Hujan Hingga ke Atas Cover PSD
57
mengganggu kinerja sensor. Sehingga, adanya tampias air hujan akibat
terpaan angin salah satu pemicu terjadinya failure pada PSD.
Dimana pada saat normal, PSD beroperasi dengan menerima
informasi dari WRS yang kemudian disalurkan ke SC. Kemudian sensor
pengirim yaitu transmitter mengirimkan informasi ke receiver untuk
mengoperasikan PSD. berikut ini adalah konfigurasi pengoperasian PSD
dengan sistem interlocking pada saat normal:
58
Berdasarkan hasil observasi saya di Stasiun Hajinawi pada saat
kondisi hujan, tampias air hujan terpaan angin dapat sampai ke atas
cover PSD. tampias air di atas cover PSD, secara perlahan akan
menetes ke bawah dan menempel di sensor PSD. apabila terdapat
hambatan yang menutupi sensor seperti tampias air hujan maupun
hewan kecil, sensor pengirim tidak dapat mengirim perintah ke sensor
penerima dan menyebabkan PSD mengalami gangguan tidak dapat
membuka atau menutup. Karena hal tersebut, sensor akan menjadi
sensitive dan tidak dapat bekerja sebagaimana fungsinya. Sehingga
antara sensor pengirim (transmitter) dan sensor penerima (receiver)
tidak dapat bekerja sama.
59
Tabel V. 2 Jumlah Penyebab Gangguan PSD Periode Triwulan 1 Tahun
2021
Jumlah Gangguan
Total
Klasifikasi Gangguan
Gangguan
Januari Februari Maret
2021 2021 2021
Obstal 4 1 - 5
Infrared 2 3 1 6
DOI Pecah 1 - 2 3
Pilot Lamp Mati 1 - - 1
Open Failure 1 1 - 2
Close Failure 10 4 3 17
DCU Bus Failure 1 2 - 3
Lock Failure 1 - 1 2
Penukaran Part - 1 - 1
Roller Limit Switch
Rusak 1 - - 1
Bunyi Cover
Bergesekan 1 1 - 2
Motor Abnormal - 1 1 2
Sliding Blok Abnormal 1 - 1 2
Jumlah 24 14 9
Sumber: Department Station and Building Facilities Maintenance MRT Jakarta,
2021
a. Obstal
Penyebab gangguan PSD berupa pintu gagal menutup dengan
sempurna karena pintu mendeteksi adanya hambatan, misalnya
ada penumpang yang berada di tengah pintu. Akibatnya pintu yang
akan menutup dapat membuka kembali karena adanya hambatan
tersebut. Apabila terdeteksi obstal maka harus dilakukan
pengecekan terhadap seluruh mekanikal.
60
b. Infrared
Penyebab gangguan PSD pada infrared karena sensor infrared
mendeteksi adanya suatu objek didepannya, seperti air atau hewan
kecil yang menutupi sensor. Akibatnya sensor infrared menjadi
sensitif dan tidak dapat meneruskan informasi dari sensor pengirim
ke sensor penerima. terdapat gangguan akibat infrared terdeteksi
hewan Laron pada tanggal 29 Januari 2021 di Stasiun Hajinawi yang
menempel di sensor dan membuat sensor menjadi sensitive.
c. DOI Pecah
Door Open Indicator (DOI) yang sering digunakan untuk petunjuk
terbukanya pintu mengalami gangguan yaitu pecah. Hal ini dapat
menghambat operasional kereta api MRT Jakarta, karena indikasi
saat pintu terbuka tidak menyala. Gangguan ini biasanya terjadi
pada satu ASD. DOI pecah berawal dari DOI retak. Selain itu
speaker DOI tidak berbunyi karena PCB sudah rusak dan lampu ON
menyala terus menerus karena kabel konektor sudah rusak.
Akibatnya penumpang tidak mengetahui apabila PSD akan
membuka atau menutup, hal ini akan mengganggu keamanan
penumpang.
d. Pilot Lamp Mati
Penyebab gangguan PSD salah satunya yaitu pilot lamp mati.
Gangguan ini berupa lampu penanda yang ada di ruang STER tidak
menyala.
e. Open Failure
Penyebab gangguan PSD karena open failure berupa Automatic
Sliding Door (ASD) tidak dapat membuka pada satu pintu karena
magnetic lock tidak bekerja sebagaimana mestinya. Akibatnya PSD
tidak dapat membuka karena penguncian magnetic lock pada PSD.
gangguan disebabkan adanya penguncian magnetic lock yang
terlalu rapat dan mengakibatkan ASD sulit untuk membuka.
f. Close Failure
Penyebab gangguan PSD paling dominan yaitu karena close failure
pintu gagal menutup karena limit switch tidak berfungsi dengan
baik, magnetic lock tidak berfungsi, terdeteksi adanya obstal, dan
61
terdeteksi adanya infrared failure. Akibatnya PSD mengalami
kegagalan saat menutup karena penguncian magnetic lock kurang
rapat, adanya faktor eksternal yang menempel di sensor seperti air
atau hewan kecil sehingga sensor sensitif. Gangguan yang terjadi
pada magnetic lock bergeser dari kedudukan normalnya. Apabila
terdeteksi magnetic lock mengalami gangguan harus dilakukan
adjusment pada magnetic lock, pengecekan kabel konector,
melakukan adjustment pada shim inside back cover, melakukan
adjustment pada upper roller pintu.
g. DCU Bus Failure
Penyebab gangguan PSD karena DCU bus mengalami kerusakan
pemakaian dan harus dilakukan penggantian dengan DCU bus yang
baru. Akibatnya PSD tidak akan dapat bekerja jika DCU bus failure.
Sehingga dilakukan penggantian DCU.
h. Penukaran Part
Penyebab gangguan PSD karena adanya penukaran sparepart yang
sudah rusak dengan yang baru maupun ditukar dengan yang masih
layak dipakai. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengecekan
pada part tersebut terdapat permasalahan pada bagian tertentu
sebelum mengajukan untuk penggantian sparepart. Akibat adanya
penukaran part pada PSD yaitu part yang digunakan belum tentu
dapat bertahan lama sebagaimana fungsinya, karena dalam
penggunaannya pasti tidak seperti part yang baru. Sehingga dapat
menyebabkan kegagalan PSD.
i. Roller Limit Switch Rusak
Penyebab gangguan PSD karena roller limit switch diluar magnetic
lock mengalami kerusakan dan tidak berfungsi. Sehingga PSD tidak
dapat membuka dan menutup secara sempurna. sehingga harus
dilakukan penggantian limit switch.
j. Bunyi Cover Bergesekan
Penyebab gangguan PSD karena kurang presisi dalam pemasangan
cover PSD sehingga menimbulkan bunyi cover yang bergesekan.
Dalam pemasangan PSD setelah dilakukan pemeriksaan kurang
rapat dalam memasang cover PSD. gangguan ini berupa antara
62
back cover bergesekan (abnormal noise) dan cover kendor,
sehingga harus dilakukan reposisi back cover.
k. Sliding Blok Abnormal
Penyebabnya yaitu karena ball stell yang terdapat pada sliding blok
rusak karena terlalu lama dan terus menerus dalam pemakaiannya.
Karena setiap komponen memiliki umur dan kemampuan bekerja
yang berbeda-beda. Akibatnya sliding blok PSD tidak dapat bekerja
dengan semestinya dan berakibat pada PSD. sehingga perlu adanya
penggantian sliding blok yang baru.
63
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar V. 8 Perawatan PSD di Stasiun Hajinawi
a. Predictive Maintenance
Perawatan yang dilakukan secara visual oleh petugas terkait dan
perawatan ini dilaksanakan pada saat jam operasional KA MRT
Jakarta.
b. Preventive Maintenance
Perawatan yang dilakukan dengan periode dua mingguan. Dimana
pemeliharaan ini meliputi sebagai berikut:
1) Pembersihan (cleaning)
Perawatan ini dilakukan dengan membuka semua komponen
PSD untuk membersihkan komponen PSD agar tidak terdapat
debu atau hambatan yang mengganggu kinerja PSD.
2) Pengencangan (tightening),
Dimana perawatan ini dilakukan dengan mengencangkan baut-
baut pada PSD agar tidak ada yang kendor dan apabila terdapat
baut yang lepas dapat dipasang kembali.
64
3) Penyesuaian (adjusting)
Dimana pengecakan komponen PSD dan dilakukan penyesuaian
apabila terdapat komponen yang rusak atau yang harus
dilakukan penggantian.
4) Tes fungsi (functional test)
Dilakukan dengan mengecek kinerja PSD secara menyeluruh
yang dilakukan di luar jam operasional KA MRT Jakarta.
c. Corrective Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki alat
maupun sistem PSD dengan menyesuaikan perangkat lunak
maupun mekanik dan dapat dilakukan penggantian suku cadang
apabila diperlukan.
65
No Peralatan Fungsi Kondisi
untuk membuka dan Baik
memasang mur dan baut
pada komponen PSD
apabila dilakukan
pengecekan teknis dan
4 Aneka Kunci
dilakukan penggantian
part. Kunci yang
digunakan yaitu kunci
pas, kunci soket, dan
kunci kombinasi
digunakan untuk Baik
memberikan penerangan
5 Senter lebih apabila melakukan
pengecekan dalam
sistem PSD
digunakan untuk Baik
menyimpan peralatan
6 toolbox
agar lebih rapi dan
terorganisir
untuk mengencangkan Baik
7 Set Obeng
baut pada PSD
Sumber: Hasil Analisis, 2021
66
Pada tabel V. 7, berdasarkan hasil analisis saya saat mengikuti
perawatan PSD di tiap stasiun MRT Jakarta dilakukan selama 2 hari.
Dimana terdapat pembagian tugas perawatan, yaitu hari pertama
terdapat 10 petugas yang mengerjakan perawatan PSD di jalur up track
dan hari kedua terdapat 10 petugas yang mengerjakan perawatan PSD
di jalur down track. Berikut ini adalah perhitungan jumlah petugas
perawatan apabila dibandingkan dengan jumlah PSD di Stasiun
Hajinawi:
24 𝑃𝑆𝐷
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑆𝐷 = 10 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
67
2. Penggantian Komponen PSD yang Rusak dengan Komponen Original
Atau Asli
68
3. Menambahkan Pelindung dengan Lensa Cembung Pada Sensor
Pada analisis yang telah dilakukan, ditemukan permasalahan
pada sensor infrared pada PSD yaitu karena adanya faktor eksternal
yang menghambat kinerja sensor tersebut. Diantaranya adanya
tampias air hujan yang menutupi sensor tersebut, sehingga antara
transmitter dan receiver tidak dapat saling bekerja sama karena adanya
hambatan. Permasalahannya yaitu sensor infrared tidak dapat
menjalankan perintah dari sistem karena tampias air hujan menutupi
sensor. Maka dari itu, PSD mengalami kegagalan dalam membuka atau
menutup. Sedangkan masalahnya yaitu sensor bekerja dengan sinar
inframerah, jika sensor infrared yang dipancarkan terhalang oleh
tampias air hujan atau penghambat lainnya, akan mengakibatkan
sensor tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima.
69
Sumber: Fisikabc.com, 2021
Gambar V. 11 Ilustrasi Pengumpulan Sinar Oleh Lensa Cembung
70
Sumber: Hasby Lawrens, 2021
Gambar V. 12 Lensa Cembung
71
Pada gambar V. 8 merupakan koneksi antara sistem interlocking
dengan pada sarana KA MRT Jakarta dengan pintu PSD. PSD dapat
membuka apabila menerima sinyal WRS yang dikirimkan ke SC. Apabila
terjadi gangguan pada PSD, secara otomatis KA MRT Jakarta tidak dapat
berjalan karena pada pengiriman sinyal antara sistem interlocking sarana
dengan PSD terputus. Pada saat normal KA beroperasi dengan mode
automatic train operation (ATO) dimana seluruh operasi KA MRT Jakarta
sudah terkontrol dan terpusat di OCC. Sehingga KA hanya menjalankan
perintah yang sudah di input oleh tim OCC MRT Jakarta.
Mode operasi pada saat terjadi PSD failure yang digunakan agar KA
MRT Jakarta tetap berjalan ke stasiun selanjutnya yaitu dengan mode
automatic train protection (ATP) maupun mode restricted mode (RM).
Karena pengoperasian PSD merupakan keterkaitan antara sistem
interlocking dengan pintu PSD. Pada gambar V. 9, dimana dalam
penggunaan mode ATP tersebut, kereta berangkat ke stasiun selanjutnya
dikendalikan oleh masinis namun tetap dalam pantauan traffic dispatcher
dengan kecepatan dibatasi oleh speed profile. Namun apabila tidak dapat
menggunakan mode ATP, kemudian menggunakan mode RM dengan
kereta dalam kendali masinis. Dengan kecepatan kereta dibatasi oleh
vehicle on-board control (VOBC) maksimal 25 km/jam. Dalam kondisi
normal, KA MRT Jakarta beroperasi dengan mode automatic train operation
72
(ATO) tanpa campur tangan masinis, dimana masinis hanya bertugas
mengoperasikan rolling stock door (RSD) dan apabila terdapat keadaan
darurat merupakan tanggung jawab masinis. Dalam penggunaan mode
operasi RM merupakan perintah dan atas ijin dari pihak OCC MRT Jakarta.
Berikut ini adalah ilustrasi safety buffer KA MRT Jakarta saat menggunakan
mode ATP.
1. KA berhenti di P0
2. Pihak stasiun melaporkan adanya kejadian PSD failure kepada Facility
Dispatcher
3. Pihak stasiun melakukan pengoperasian PSD dengan manual
4. Masinis meminta izin kepada pihak OCC untuk menggunakan mode ATP
5. OCC menyetujui untuk menggunakan mode ATP
6. Masinis mengubah tuas mode dari ATO ke ATP atas izin OCC
7. Kereta berangkat pada satu petak jalan menggunakan mode ATP
8. Setelah sampai di stasiun berikutnya kereta dapat beroperasi kembali
dengan mode ATO
9. Facility dispatcher berkoordinasi dengan tim maintenance operation
untuk melakukan pengecekan pada PSD tersebut.
73
Mode operasi ATO dengan pengoperasian otomatis tanpa campur
tangan masinis, dalam artian waktu operasi sudah ditentukan berdasarkan
input di OCC MRT Jakarta. Dimana saat menggunakan mode operasi RM,
secara otomatis kecepatan kereta berubah sesuai dengan batas maksimal
kecepatan VOBC pada mode RM yaitu 25 km/jam. Maka dari itu, saat tiba
di stasiun berikutnya, mode operasi akan berubah menjadi mode ATO
kembali untuk mengejar waktu kelambatan yang terjadi di stasiun
sebelumnya, dengan menambah kecepatan, dan mengurangi waktu
tunggu penumpang di stasiun. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa PSD failure berpengaruh pada perubahan mode operasi
KA MRT Jakarta dalam satu petak jalan.
74
= 108 m + 121 m + 2 m + 84 m = 315 meter
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
l. Headway Minimum ( 𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐴𝑇𝑂
)
315
= 22
= 14,32 detik
75
headway pada satu petak jalan dengan mode operasi restricted mode (RM)
khususnya di petak jalan Stasiun Haji Nawi dengan Stasiun Terdekat.
Dihitung menggunakan variabel sebagai berikut:
76
f. Dwell Time stasiun Cipete Raya = 33 detik
g. Safety Buffer (Fixed Error + Travelling Error + Time Difference Error
+ Special Error)
= 2 m + 7 m + 33 m + 33 m = 75 meter
Safety buffer KA depan dan belakang
= 75 m + 42 m = 117 meter
h. Panjang Satu Rangkaian Kereta = 121 meter
i. Safety Margin = 2 meter
j. Headway Jarak (safety buffer + Panjang Kereta + Safety Margin +
Jarak Pengereman)
= 117 m + 121 m + 2 m + 30 m = 270 meter
𝐻𝑒𝑎𝑑𝑤𝑎𝑦 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
k. Headway Minimum ( )
𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐴𝑇𝑂
270
= 6,94
= 38,9 detik
77
Tabel V. 5 Hasil Perhitungan Uji t Test
Headway (ATO) (x1)Headway (ATP) (x2) di = x2 - x1 ( di - d )2
Petak Jalan Stasiun
Hajinawi - Stasiun 84.6 107.4 22.8 0.81
Blok A
Petak Jalan Stasiun
Hajinawi - Stasiun 85.2 109.8 24.6 0.81
Cipete Raya
jumlah = 47.4 1.62
Nilai Rata-rata = 23.7
Nilai Standart Deviasi = 1.27
Sumber: Hasil analisis, 2021
d
Rumus : t Hitung
Sd
n
78
5.4.3 Waktu Tempuh KA MRT Jakarta
Tabel V. 6 Waktu Tempuh KA MRT Jakarta Saat Normal
WAKTU
JARAK
STASIUN PERJALANAN
(meter)
(menit)
DLB
15,43
LBBTB
0,95
LBB
2,25 2013
FTM
2,6 1815
CPR
1,73 1299
HJN
1,8 1216
BLA
1,68 1269
BLM
1,06 635
ASN
1,91 1530
SNY
1,33 805
IST
1,75 1310
BNH
1,3 765
STB
1,41 930
DKA
2,21 1054
BHI
26,18 11,36
TOTAL
37,55
Sumber: Hasil Analisis Tim PKL Dinas Perhubungan Provinsi
DKI Jakarta, 2021
79
Tabel V. 7 Perbandingan Waktu Tempuh Saat PSD Normal dan PSD
failure
Waktu Tempuh
Waktu Tempuh
Saat PSD failure
STASIUN Saat PSD JARAK (meter)
di Stasiun
Normal (menit)
Hajinawi (menit)
DLB
15,43 15,43
LBBTB
0,95 0,95
LBB
2,25 2,25 2013
FTM
2,6 3,01 1815
CPR
1,73 1,73 1299
HJN
1,8 2.18 1216
BLA
1,68 1,68 1269
BLM
1,06 1,06 635
ASN
1,91 1,91 1530
SNY
1,33 1,33 805
IST
1,75 1,75 1310
BNH
1,3 1,3 765
STB
1,41 1,41 930
DKA
2,21 2,21 1054
BHI
26,18 11,36 26,18 11,74
TOTAL
37,55 37,92
Sumber: hasil analisis pribadi, 2021
80
Tabel V. 8 Hasil Perhitungan Uji t test Waktu Tempuh KA
Waktu Tempuh Waktu Tempuh ( di - d )2
Saat ATO Saat ATP di = x2 - x1
(detik) (x1) (detik) (x2)
Petak Jalan
Stasiun Hajinawi 108 204 96 100
- Stasiun Blok A
Petak Jalan
Stasiun Hajinawi
156 232 76 100
- Stasiun Cipete
Raya
jumlah = 172 200
Nilai Rata-rata = 86
Nilai Standart Deviasi = 14.14
Sumber: Hasil analisis, 2021
d
Rumus : t Hitung
Sd
n
81
Sumber: Operation Control Center (OCC) MRT Jakarta, 2021
Gambar V. 16 GAPEKA Saat Terjadi PSD failure Tanggal 07 Maret 2021
82
Tabel V. 9 Data Gangguan PSD di Stasiun Hajinawi Periode 6 bulan
Dampak
Wak
No Penyebab Tanggal Trip Tindak Lanjut Dampak
tu Delay
Batal
- Tim Stasiun :
Isolated PSD
EB ketika 02 - Masinis :
Delay < 2
1 berangkat Oktober 15:29 01:11 - Release EB
menit
dari HJN 2020 - OCC :
Departure
Command
12
Delay < 2
2 PSD failure Oktober 18:03 01:16 - PSD isolated
menit
2020
09
PSD isolated dan Delay < 2
3 PSD failure November 11:59 01:03 -
auto recovery menit
2020
Delay < 2
4 PSD failure 25 13:44 00:13 - PSD isolated
menit
November
2020 Delay < 2
5 PSD failure 18:04 00:26 - PSD isolated
menit
Delay < 2
6 PSD failure 18:23 00:11 - PSD isolated
menit
07
Desember Delay < 2
7 PSD failure 2020 18:43 00:26 - PSD isolated
menit
Delay < 2
8 PSD failure 18:49 00:12 - PSD isolated
menit
Cek ASD secara
19 manual
Delay < 2
9 Close Failure Januari 05:20 00:25 - open/close via
menit
2021 lLCP, uji coba 2x
normal
Setting Motor
dan cek ASD
27 secara manual
10 Motor Failure Januari 03:05 - - open/close via -
2021 Llcp, cut off MCB
uji coba 2x
normal
83
Tabel V. 9 Lanjutan
Dampak
Wak
No Penyebab Tanggal Tindak Lanjut Dampak
tu
Trip
Delay
Batal
melakukan open
close lLCP 3x
pengecekan
20
infrared infrared, Delay < 2
13 Februari 12:48 01:36 -
obstal pengecekan menit
2021
magnetic lock,
KA berangkat
dengan normal
28 Penggantian DCU
DCU bus
14 Februari 12:16 - - baru kembali -
failure
2021 normal
Speaker DOI
04 Maret Penggantian PCB
15 ASD 2.16 02:21 - - -
2021 DOI yang baru
tidak bunyi
Delay < 2
16 Close failure 11:44 01:04 - Tukar DCU
menit
Tidak
07 Maret Penggantian
menyebab
Lampu ON 2021 lampu DSD
17 15:53 - - kan
Menerus dengan yang
kelambata
baru
n
Sumber: Station Building Facility and Maintenance MRT Jakarta, 2021
84
terdapat gangguan PSD yang dapat langsung diatasi dengan isolated
sehingga tidak menimbulkan kelambatan operasional KA MRT Jakarta.
85
d
Rumus : t Hitung
Sd
n
86
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
87
jawab apabila terjadi gangguan. Sehingga saat terjadi PSD failure,
kereta tidak dapat menggunakan mode operasi ATO.
b. Berdasarkan hasil analisis terhadap headway, diketahui bahwa saat
terjadi PSD failure, headway bertambah 24,6 detik pada petak jalan
Stasiun Hajinawi – Stasiun Blok A arah up track. Dan headway
bertambah apabila PSD failure terjadi pada saat KA berjalan arah
down track, bertambah 22,8 detik. Berdasarkan uji t test yang
sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa PSD failure
berpengaruh pada headway KA saat beroperasi pada petak jalan
tersebut.
c. Berdasarkan hasil uji t test pada waktu tempuh KA MRT Jakarta
saat PSD normal dan PSD gangguan, dapat disimpulkan bahwa PSD
failure tidak berpengaruh terhadap waktu tempuh KA MRT Jakarta
dalam satu perjalanan.
d. Berdasarkan hasil uji t test pada kelambatan KA akibat PSD failure
yang terjadi di Stasiun Hajinawi selama Oktober 2020-Maret 2021,
dengan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 3,141 > 2,228 dan H1 diterima.
Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa adanya PSD failure
berpengaruh terhadap kelambatan KA MRT Jakarta.
6.2 Saran
Berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan, maka beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan antara lain sebagai berikut:
88
DAFTAR PUSTAKA
Jian-Jun Wang, dkk. 2017, Analysis On Security System Of The Subway Doors
Show All Authors, Korea.
Lindfeldt, Olov. 2016, The Impact Of Platform Screen Doors On Rail Capacity,
Singapura.
Raharjo, Sahid. 2018, Cara Melakukan Uji t Parsial Dalam Analisa Regresi. Jawa
Tengah.
Sang Xiaoming, dkk. 2011. Analysis Of Fault Case And Suggestion Of Platform
Screen Door, Korea.
Usman Tasiu Abdurrahman, dkk. 2018, Effects Of Platform Screen Doors On The
Overall Railway System, Jepang.
Zamroni, Aulia Diah. 2020, Analisis Dampak Undershoot dan Overshoot Pada
Stasiun Bundaran HI. Bekasi: Program Studi Manajemen
Transportasi Perkeretaapian, Politeknik Transportasi Darat
Indonesia-STTD.
89
LAMPIRAN
90