Anda di halaman 1dari 96

PENGARUH PENGALOKASIAN PARKING STAND PENERBANGAN

DOMESTIK TERHADAP ON TIME PERFORMANCE DI TERMINAL 3


ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA PT GARUDA INDONESIA DI
TERMINAL 3 ULTIMATE TAHUN 2016

SKRIPSI

STMT TRISAKTI OLEH

AMALIA AQMARINA

224113200

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI

JAKARTA

2017
PENGARUH PENGALOKASIAN PARKING STAND PENERBANGAN
DOMESTIK TERHADAP ON TIME PERFORMANCE DI TERMINAL 3
ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA PT GARUDA INDONESIA
TAHUN 2016

OLEH

AMALIA AQMARINA

NIM 224113200

SKRIPSI

STMT TRISAKTI
DISAMPAIKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI
TRISAKTI, PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA
SEBAGAI BAGIAN DARI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA EKONOMI (SE)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI

JAKARTA

2017

i
STMT TRISAKTI
TANDA PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Manajemen

Transportasi Trisakti, guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (SE), konsentrasi Manajemen Transpor udara untuk Saudari:

NAMA : AMALIA AQMARINA

NIM : 2241 13 200

Konsentrasi : S1 MTU

Jakarta, 28 April 2017

Panitia Penguji Skripsi

STMT TRISAKTI Nama Tanda Tangan

1. Ketua Indra Yuzral, SE, MM

2. Anggota Irza Tanjung, SE, MM

3. Anggota Drs. Roswan Kasim, SE, MM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI

JAKARTA

2017

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadiran ALLAH

SWT atas limpahan nikmat Islam dan nikmat Iman serta dengan Kuasa-NYA lah

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam

memenuhi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di STMT (Sekolah Tinggi

Manajemen Transportasi) Trisakti.

Adapun karya tulis ilmiah berupa skripsi ini berjudul “PENGARUH

PENGALOKASIAN PARKING STAND PENERBANGAN DOMESTIK

TERHADAP ON TIME PERFORMANCE DI TERMINAL 3 ULTIMATE

BANDARA SOEKARNO-HATTA PT GARUDA INDONESIA TAHUN 2016”.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan semua pihak baik

STMT TRISAKTI
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Bapak Suhendar

dan Ibu Rr. Sri Ismiyati, terimakasih atas perhatian, nasihat, pembimbing hidupku,

yang telah melahirkan, merawat serta membesarkanku dengan kasih sayang.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada

Bapak Drs. Roswan Kasim,MM Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Oce

Prasetya A.MTrU, MMTr selaku Dosen Pembimbing II. Selain itu, penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Tjuk Sukardiman, MM.Phd selaku Ketua STMT Trisakti

iv
2. Bapak dan Ibu Wakil Ketua STMT Trisakti

3. Ibu Sarinah, S.Sos,MM, selaku Ka. Propendik, Sarjana

4. Ibu Mathaleina R.S, S.Kom, MM, selaku PJ. KA. Prodi Manajemen Akademik

5. Bapak Ir. Ricky P. Ricardianto, MM selaku Pebimbing Akademik S1 MTU E

tahun 2013 STMT Trisakti.

6. Seluruh Dosen serta Karyawan dan Staff STMT Trisakti.

7. Bapak Taufik Husni selaku senior manager PT Garuda Indonesia, seluruh

manager dan staff di PT Garuda Indonesia yang tidak dapat saya sebutkan

namanya satu persatu yang membantu penulis selama masa praktek kerja

lapangan dan penelitian

8. Kakak saya Novira Aryyaguna dan Dimas Son Putra yang selalu memberikan

support dan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai

9. Teman-teman seperjuangan dalam menyusun skripsi dan MTU E serta sahabat-

sahabat yang tidak bisa disebut namanya satu persatu, dan seluruh teman-teman

STMT TRISAKTI
angkatan 2013.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan

mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkannya.

Jakarta, 2017

Penulis

v
ABSTRAK

A. Amalia Aqmarina/2241 13 200

B. Pengaruh Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik Terhadap On


Time Performance Di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta Tahun
2016
C. 77 halaman , 5 tabel, 9 gambar

D. Kata Kunci : Pengalokasian Parking Stand dan On time Performance

E. PT Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan terbesar yang ada di


Indonesia yang bergerak dibidang jasa. Adapun permasalahan yang diangkat
adalah pengaruh pengalokasian parking stand penerbangan domestik
terhadap on time performance tahun 2016 di Terminal 3 Ultimate Bandara
Soekarno-Hatta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh pengalokasian parking stand penerbangan domestik terhadap
on time performance PT Garuda Indonesia tahun 2016. Untuk memecahkan
masalah tersebut penulis menggunakan metode regresi linier sederhana. Dari
hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan persamaan regresi linier
sederhana, yaitu Y= 53,697 + 0,033 X yang berarti setiap
kenaikan/penurunan Variabel X akan mengakibatkan kenaikan/penurunan
sebesar 0,033 pada konstanta 53,697. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,325
artinya terdapat pengaruh yang rendah dan positif antara X dan Y. Koefisien
Penentu (KP) sebesar 10,56% yang berarti bahwa konstribusi Variabel X
berpengaruh terhadap perubahan naik turunnya Variabel Y sebesar 10,56%
dan sisanya 89,44% merupakan faktor lainnya. Hasil uji hipotesis
menunjukkan t hitung > t tabel (2,38 > 1,67), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

STMT TRISAKTI
Artinya ada pengaruh rendah dan positif antara parking stand terdahap on
time performance PT Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandara
Soekarno-Hatta Tahun 2016

F. Daftar acuan 12 (2008 – 2016)

G. Drs. Roswan Kasim, MM (Pembimbing I)


Oce Prasetya A.MTrU, MMTr (Pembimbing II)

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN .................................................................................... i

TANDA PERSETUJUAN ............................................................................ ii

TANDA PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

STMT TRISAKTI A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 4

D. Metode Penelitian ............................................................ 5

E. Hipotesis .......................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ..................................................... 13

vii
BAB II LANDASAN TEORI

A. Transportasi ..................................................................... 15

B. Ground handling ............................................................. 21

C. Bandar Udara .................................................................. 22

D. Parking Stand .................................................................. 23

E. On Time Performance ..................................................... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PT GARUDA INDONESIA

A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 31

B. Visi dan Misi Perusahaan ................................................. 34

C. Organisasi dan Manajemen ............................................. 36

D. Kegiatan Usaha ................................................................ 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik PT

Garuda Indonesia Di Terminal 3 Ultimate Tahun 2016

STMT TRISAKTI (Variabel X) ....................................................................

B. Analisis Tingkat On Time Performance PT Garuda Indonesia


45

Tahun 2016 (Variabel Y) ................................................. 48

C. Analisis Pengaruh Pengalokasian Parking Stand Penerbangan

Domestik Terhadap On Time Performance PT Garuda Indonesia

Tahun 2016 ...................................................................... 63

viii
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 76

B. Saran ................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

STMT TRISAKTI

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Total Pengalokasian Parking Stand 46


Tabel IV.2 Delay Code 48

Tabel IV.3 Total Delay 53


Tabel IV.4 On Time Performance PT Garuda Indonesia 57
Tabel IV.5 Rekapitulasi Variabel X terhadap Variabel Y 62

STMT TRISAKTI

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III.1 Logo PT Garuda Indonesia 33

Gambar III.2 Struktur Organisasi 36

Gambar III.3 Struktur Organisasi 37

Gambar III.4 Struktur Organisasi 38

Gambar IV.1 Total Pengalokasian Parking Stand 46

Gambar IV.2 Total Delay 55

Gambar IV.3 Tingkat On Time Performance 61

Gambar IV.4 Hubungan antara variabel X dan variabel Y 68

Gambar iv.5 Kurva Hasil Uji Hipotesis 74

STMT TRISAKTI

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Parking stand merupakan tempat parkir pesawat udara di Bandar

Udara. Di Terminal 3 Ultimate terdapat dua jenis penanganan pada saat

pesawat udara parkir yaitu di gate dengan menggunakan fasilitas aviobridge

(garbarata) dan di remote area dengan menggunakan fasilitas mobil tangga.

Aviobridge adalah istilah lain dari garbarata yaitu jembatan penghubung

antara gate dengan pintu pesawat yang berbentuk lorong seperti belalai gajah

untuk menaiki pesawat. Sedangkan remote area adalah area yang letak

posisinya jauh dari terminal penumpang dan biasanya menggunakan bus

untuk mengangkut penumpang.

Saat ini Garuda Indonesia telah menempatkan rute-rute penerbangan

STMT TRISAKTI
domestik di Terminal 3 Ultimate. Dengan jumlah aviobridge yang menempel

pada gate belum berfungsi sempurna semua karena Terminal 3 Ultimate juga

baru di resmikan pada tanggal 18 Agustus 2016, serta terjadi peningkatan

jumlah penerbangan membuat tidak memungkinkan semua pesawat Garuda

Indonesia terparkir di gate. Maka dari itu pesawat harus parkir di remote

area.

Pada saat proses boarding penumpang berlangsung tidak ada

perbedaan ground time untuk pesawat parkir di gate maupun pesawat parkir

di remote area tetap ground time 45 menit.

1
2

Oleh sebab itu ditambah dengan jarak yang cukup jauh dari terminal

penumpang menuju tempat parkir pesawat di remote area serta traffic yang

terjadi di lapangan akan menjadi kendala proses boarding penumpang

menuju pesawat.

Dengan demikian membuat proses boarding pada saat pesawat berada

di remote area harus di percepat agar tidak terjadi keterlambatan. Mulai dari

proses boarding penumpang dari terminal meunuju pesawat yang berada di

remote area dan persiapan ground handling serta crew yang bertugas akan di

percepat agar pesawat terbang sesuai jadwal.

Hal tersebut mengantisipasi agar tidak terjadinya delay jadwal

penerbangan dan agar tercapainya on time performance. Akibatnya akan

meningkat jumlah durasi delay (keterlambatan pesawat) yang disebabkan

karena ramp congestion yaitu posisi pesawat yang di remote area.

STMT TRISAKTI
Oleh karena itu berdasarkan uraian masalah latar belakang di atas,

maka penulis memilih judul penelitian “PENGARUH PENGALOKASIAN

PARKING STAND TERHADAP ON TIME PERFORMANCE

PENERBANGAN DOMESTIK PT GARUDA INDONESIA DI

TERMINAL 3 ULTIMATE TAHUN 2016”


3

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

a. Jumlah penerbangan domestik Garuda Indonesia di Terminal 3

Ultimate yang bertambah sedangkan jumlah parking stand terbatas.

b. Pintu gate yang belum maksimal sehingga meningkatnya jumlah

pesawat yang terparkir di remote area.

c. Tingginya jumlah pesawat RON mengakibatkan parking stand tidak

optimal.

d. Jumlah durasi delay yang diakibatkan karena ramp congestion (posisi

pesawat yg ada di remote area) meningkat.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah diatas agar lebih fokus penulis

membatasi masalah hanya pada pengalokasian parking stand di remote

area penerbangan domestik terhadap on time performance di Terminal 3

STMT TRISAKTI
Ultimate Bandara Soekarno-Hatta tahun 2016.

3. Pokok Masalah

a. Bagaimana pengalokasian parking stand penerbangan domestik PT

Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno-

Hatta tahun 2016?

b. Bagaimana tingkat On Time Performance penerbangan domestic PT

Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno-

Hatta tahun 2016?


4

c. Bagaimana pengaruh pengalokasian parking stand terhadap On Time

Performance penerbangan domestik PT Garuda Indonesia di Terminal

3 Ultimate Bandar Udara Soekarno-Hatta tahun 2016?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengalokasian

parking stand penerbangan domestik Garuda Indonesia di Terminal 3

Ultimate Bandara Soekarno-Hatta tahun 2016.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana On Time

Performance penerbangan domestik PT Garuda Indonesia di

Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta tahun 2016.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengalokasian parking

stand terhadap on time performance penerbangan domestik PT

Garuda Indoensia di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

STMT TRISAKTI
tahun 2016.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh

pengalokasian parking stand terhadap on time performance

penerbangan domestik PT Garuda Indoensia sehingga nantinya akan

berguna untuk pekerjaan penulis kedepannya dan sebagai salah satu


5

syarat mutlak untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Sekolah Tinggi

Ilmu Transportasi Trisakti program studi S1 MTU.

b. Bagi perusahaan

Sebagai sumbang saran yang mungkin dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan dan langkah-

langkah kebijakan, agar perusahaan dapat mengurangi masalah

tentang pencapaiannya on time performance karena pengalokasian

parking stand PT Garuda Indonesia sehingga perusahaan dapat

memuaskan konsumen dan bersaing dengan kompetitor.

c. Bagi lembaga STMT Trisakti

Sebagai informasi dan pengetahuan tambahan bagi seluruh

mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti, khususnya

pada jurusan Manajemen Transportasi Udara serta sebagai data

dokumentasi perpustakaan STMT Trisakti.

STMT TRISAKTI
D. Metode penelitian

1. Metode Pengumpulan Data, terdiri dari :

a. Jenis Data

Jenis data di bagi menjadi 2 yaitu jenis data kuantitatif dan

jenis data kualitatif. Dalam penelitian ini jenis data yang dipilih yaitu

jenis data kualitatif. Berikut yang dimaksut dengan jenis data

kuantitatif dan jenis data kualitatif :


6

 Data kuantitatif

Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kualitatif,

kuantitatif dan R&D (2016:7), data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau bilangan, sesuai dengan bentuknya, data

kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik

perhitungan matematika atau statistika.

 Data kualitatif

Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kualitatif,

kuantitatif dan R&D (2016:7), data kualitatif prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis, lisan atau

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada

latar belakang dan individu secara utuh.

b. Sumber data

Sumber data di bagi menjadi 2 yaitu sumber data primer dan

STMT TRISAKTI
sumber data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data yang dipilih

yaitu sumber data sekunder. Berikut yang dimaksut dengan sumber

data primer dan sumber data sekunder :

 Data primer

Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitaif,

kualitatif dan R&D (2016:137), data primer adalah data yang

diperoleh melalui penelitian lapangan langsung dan diolah sendiri

oleh penulis.
7

 Data sekunder

Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitaif,

kualitatif dan R&D (2016:137), data sekunder adalah data

sekunder tidak diperoleh secara langsung melainkan dari data yang

sudah ada pada suatu perusahaan, dari buku, literature, dan jurnal-

jurnal penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan

Yaitu dengan melakukan penelitian lapangan, penulis

meninjau langsung ke objek penelitian di lapangan dalam hal ini PT

Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 Ultimate.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan

tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat. Data didapat melalui

STMT TRISAKTI
1) Wawancara

Penulis mendatangi langsung kepada pihak terkait yaitu

Operasional PT Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta

Terminal 3 Ultimate terhadap petugas yang sedang berada di

tempat dan pengamatan lapangan. Cara memperoleh data dengan

bertanya secara langsung kepada pihak terkait atau responden.

Untuk mengukur pendapat dan presepsi seseorang.

2) Observasi
8

Penulis mendapatkan data dengan cara mendatangi langsung

objek penelitian, dalam hal ini PT Garuda Indonesia di bandara

Soekarno-Hatta Terminal 3 Ultimate, melalui On Job Training

(OJT), untuk secara dekat melihat, mengamati, dan mencatat

fakta-fakta yang dijumpai pada objek penelitian, serta data yang

diberikan oleh perusahaan guna mendukung penulisan skripsi ini.

3) Time series

Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan data

yang dikumpulkan dari waktu untuk melihat perkembangan dari

suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Melihat langsung

mulai saat persiapan untuk groundtime pesawat di Terminal 3

Ultimate.

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan data

STMT TRISAKTI
dan informasi yang diperlukan, dan selanjutnya akan dipergunakan

sebagai landasan teori untuk mendapatkan data dan informasi dari

bahan referensi yang dilakukan dengan cara membaca, mepelajari

teks book, artikel, jurnal/tulisan, serta bahan perkuliahan yang terkait

dengan perusahaan.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut :
9

a. Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi digunakan untuk melakukan prediksi

seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dimanipulasi. Dalam hal ini uji variabel independen adalah X

(pengalokasian parking stand) dan variabel dependen adalah Y

(terhadap pencapaian on time performance), secara umum persamaan

regresi linier sederhana (dengan satu prediktor). Rumus persamaan

regresi linier sederhana sebagai berikut :

Y= α + bX

Keterangan :

Y = variable tidak bebas dalam hal ini adalah on time

performance

X = variable bebas dalam hal ini adalah pengalokasian

Parking stand

STMT TRISAKTI
a = nilai intercept (konstanta)

b = Koefisien regresi mengukur besarnya pengaruh

X terhadap Y

Untuk Mengetahui nilai a dan b dapat digunakan rumus-rumus

sebagai berikut berikut :

( )

( )( )
b=
( )
10

Keterangan :

X = Variable bebas

Y = Variable terikat

∑ = Jumlah

α = Konstanta atau nilai Y jika X=0

b = Koefien regresi

n = Jumlah sample

b. Koefisien Korelasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya

pengaruh antar Variabel X (pengalokasian parking stand) terhadap

Variabel Y (on time performance)

Rumus dari koefisien korelasi menurut adalah :

√ ( ) ( )( )
STMT TRISAKTI
Keterangan :

X = variable bebas (pengalokasian parking stand)

Y = variable Terikat (pencapaian on time performance)

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel
11

Tabel I.1
Pedoman untuk memberikan Koefisien dan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,50 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2013 : 257)

c. Analisis Koefisien Penentu (KP)

Koefisien penentu (KP) atau sering disebut koefisien determinasi

yaitu tolak ukur untuk menilai kontribusi atau sumbangan variable

X terhadap naik turunya variable Y. Untuk mengetahui seberapa

besar kontribusi variabel pengaruh pengalokasian parking stand

STMT TRISAKTI
terhadap on time performance. Rumus koefisien penentu (KP)

menurut adalah sebagai berikut :

KP = x 100%

Dimana: KP = Koefisien penentu

r = Koefisien Korelasi
12

d. Analisis Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

terhadap . Perumusan hipotesis menggunakan p (rho)

yaitu nilai koefisien korelasi sebenarnya:

1. Hipotesis awal

a. Ho : p = 0, artinya tidak ada hubungan antara variabel X

dan variabel Y atau hubungan tidak signifikan

b. Ha : p > 0, artinya ada hubungan positif antara variabel X

dan variabel Y atau hubungan signifikan.

2. Mencari

Digunakan rumus sebagai berikut


Keterangan :

STMT TRISAKTI t hitung = hasil perhitungan

t hitung = koefisien korelasi X dan Y

n = Jumlah sampel

3. Mencari t tabel

Digunakan tabel distrubusi t pada α = 0,05 : dk = n – 2 (uji

satu arah)
13

4. Kesimpulan

Jika t hitung >t tabel , maka Ho ditolak, sedangkan Ha diterima,

berarti adanya hubungan yang signifikan antara variabel X dan

variabel Y. Jika t hitung <t tabel , maka Ho diterima, dan Ha di tolak

artinya hubungan variabel X dan variabel Y tidak signifikan

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016:64) Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

hipotesis bahwa diduga terdapat pengaruh signifikan dan positif antara

pengalokasian parking stand (X) terhadap on time performance (Y) PT

Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta tahun

2016.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam pembahasan selanjutnya,

STMT TRISAKTI
materi skripsi dibagi dalam 5 bab dengan yang dibahas menggunakan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulisan menguraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan secara sistematis tentang teori-teori dan

konsep yang berkaitan dengan variabel penelitian antara lain


14

transportasi, ground handling, bandar udara, parking stand, on time

performance.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan,

visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan kegiatan

usaha.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil analisis dan pembahasan yaitu analisis

pengalokasian parking stand, analisis tingkat on time performance,

dan analisis pengaruh pengalokasian parking stand terhadap on time

performance hasil penelitian dengan menggunakan metode statistik

mengikuti langkah-langkah, prosedur dan rumus-rumus yang tertera

pada bab 1.

BAB V : PENUTUP

STMT TRISAKTI
Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan mengenai

pembahasan analisis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dan

juga saran untuk bahan pertimbangan perusahaan dalam rangka upaya

peningkatan on time performance.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Transportasi

1. Pengertian Transportasi

Menurut Rahayu Sulistyorini (2014:1) berpendapat transportasi


adalah pergerakan manusia, barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan moda (sarana)
transportasi darat/laut/udara yang bergerak diatas prasarana transportasi
jalan.
Menurut M.N. Nasution (2015:3), pengangkutan diartikan sebagai

pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.

Menurut Abbas Salim (2016:6), transportasi adalah kegiatan

pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat

lain.

Menurut Herry Gunawan (2015:1), transportasi berasal dari kata

Latin “transportare”, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare

STMT TRISAKTI
berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut

atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat

lainnya.

2. Unsur-unsur Transportasi

Menurut Rahayu Sulistyorini (2014:1), Unsur-unsur dalam

pengangkutan atau transportasi ini meliputi :

 Adanya muatan yang diangkut

 Tersedia kendaraan sebagai alat angkut atau alat transportasi

 Ada jalan atau jalur yang dapat dilalui

15
16

 Adanya terminal asal dan terminal tujuan

 Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang

menggerakkan transportasi tersebut

Menurut M. N. Nasution (2015:3), Proses pengangkutan merupakan

gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat

tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri. Dalam hubungan ini,

terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi atas:

 Ada muatan yang diangkut

 Tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya

 Ada jalanan/jalur yang dapat dilalui

 Ada terminal asal dan teminal tujuan

 Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang

menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

Pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan

STMT TRISAKTI
daripada tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang

dikeluarkan untuk pengangkutannya.

Menurut Abbas Salim (2016:6), Dalam transportasi terlihat ada dua

unsur yang terpenting yaitu:

 Pemindahan/pergerakan (movement)

 Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang

ke tempat lain
17

Menurut Herry Gunawan (2015:1), Dalam sistem transportasi ada

lima unsur pokok, yaitu:

 Orang/barang yang membutuhkan

 Kendaraan sebagai alat angkut

 Jalan sebagai prasarana angkutan

 Terminal

 Organisasi sebagai pengelola angkutan

3. Manajemen Transportasi

Menurut M.N. Nasution (2015:83), manajemen transportasi


adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian transportasi atau unit
dalam organisasi industri atau perdagangan dan jasa lain untuk
memindahkan/mengangkut barang atau penumpang dari suatu lokasi ke
lokasi lain secara efektif dan efesien.
Menurut IG. P. Mastra (2016:1) angkutan udara adalah pemindahan

orang dan / atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui

udara.

STMT TRISAKTI
Menurut Singgih Handoyo Aviapedia (2011:31) air transportation
atau angkutan udara adalah setiap kegiatan menggunakan pesawat udara
untuk mengangkut penumpang, kargo, dan pos dalam satu perjalanan atau
lebih dari satu bandara ke bandara yang lain atau beberapa bandara.
Menurut M.N. Nasution (2015:84) pada umumnya manajemen

transportasi menghadapi tiga tugas utama:

a. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi

organisasi secara keseluruhan.

b. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan

c. Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoprasikan

angkutan
18

4. Sifat jasa angkutan

Sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara menurut M.N.

Nasution (2015:206) adalah sebagai berikut:

a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan dan dipegang, tetapi

dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat.

b. Permintaan bersifat elastis. Permintaan jasa angkutan udara bersifat

derived demand, yaitu sebagai akibat adanya permintaan atau

kebutuhan di lokasi lain. Karena tarif angkutan udara relatif mahal,

maka bila terjadi erubahan harga, maka permintaan menjadi elastis.

c. Selalu menyesuaikan dengan teknologi maju. Perusahaan penerbangan

pada dasarnya bersifat dinamis, yang dengan cepat menyesuaikan

perkembangan teknologi pesawat udara.

d. Selalu ada campur tangan pemerintah, seperti pada umumnya kegiatan-

kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak.

STMT TRISAKTI
5. Fungsi jasa angkutan udara

Menurut M. N. Nasution (2015 : 206-207), terdapat beberapa fungsi

produk jasa angkutan udara yang harus tercapai, yaitu :

a. Safety

Perusahaan penerbangan harus mengutamakan faktor

keselamatan di atas segala-galanya dalam pengoprasian pesawat dari

suatu rute tertentu ke rute tertentu. Seluruh penumpang, awak

pesawat, dan barang-barang selama penerbangan harus benar-benar

diperhatikan akan keselamatannya. Untuk menunjang keselamatan


19

pesawat yang akan dioperasikan, maka perusahaan mengadakan

tindakan-tindakan sebagai berikut:

 Pesawat harus memenuhi syarat, seperti laik terbang, yang

dibuktikan dengan certificate of airworthiness dari yang

berwenang.

 Release sheet oleh dinas teknik perusahaan tersebut (crew

qualified)

 Membuat rencana penerbangan, yang mencakup arah penerbangan

ke mana, bahan bakar yang dibawa, ketinggian terbang dan lain-

lainnya.

 Air traffic control yang baik pada stasiun bandar udara tersebut.

 Adanya peta-peta dan navigation bag yang lengkap

b. Comfortability

Dalam hal comfortability, perusahaan berusaha semaksimal

STMT TRISAKTI
mungkin agar penumpang mendapat kenyamanan

penerbangan berlangsung. Dengan demikian penumpang harus


selama

mendapat pelayanan yang sebaik mungkin dari petugas perusahaan

yang bersangkutan.

Pelayanan yang dimaksud di sini adalah pada saat calon

penumpang mengadakan hubungan dengan perusahaan sampai

penumpang tiba di tempat tujuan.


20

c. Regularity

Dalam mengoperasikan pesawat udara harus dilaksanakan

sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat

dan teratur serta sesuai dengan waktu yang diinginkan oleh

penumpang, hal tersebut sangat diperlukan untuk menjamin kepuasan

penumpang dan citra perusahaan penerbangan sehingga dapat

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat

melaksanakan operasi penerbangan tepat waktu, diperlukan disiplin

dan koordinasi antara bagian produksi/operasi dengan bagian

pemeliharaan pesawat, pemasaran, dan bagian lainnya.

d. Economy for company

Bilamana safety dan passenger comfort telah berjalan dengan

baik, maka tibalah saatnya bagi perusahaan untuk menikmati hasil

dari pengoperasian pesawat terbang. Disamping mengadakan

STMT TRISAKTI
pengehamatan biaya di segala bidang serta adanya pegawai yang

cakap dan terampil, penjualan tinggi, maka perbandingan antara

revenue dan costs akan lebih menonjol.

Dengan demikian, perusahaan dapat mengadakan ekspansi

(perluasan), seperti pembaruan armada dan meningkatkan frekuensi

penerbangan, baik dalam maupun luar negeri, dan sebagainya.


21

B. Ground Handling

Pengertian Ground Handling

Menurut Suharto Abdul Majid (2014:5), ground handling berasal dari

kata ground dan handling. Ground artinya darat atau di darat, yang dalam hal

ini di bandar udara (airport). Handling berasal dari kata dasar hand atau handle

yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti menangani, melakukan

suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling berarti penanganan

atau pelayanan. Secara etimologi ground handling atau ground service

diterjemahkan menjadi penanganan di darat atau pelayanan di darat.

Secara teknis operasional, aktivitas ground handling dimulai pada saat

pesawat taxi (parking stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat

sudah diganjal (block on) dan pintu pesawat sudah dibuka (open the door) serta

para penumpang sudah dipersilahkan untuk turun atau keluar dari pesawat,

maka pada saat itu para staf darat sudah memiliki kewenangan untuk

STMT TRISAKTI
mengambil alih pekerjaan dari Pilot In Command (PIC) beserta cabin crew-nya.

Fase ini kita namakan Arrival Handling (pelayanan kedatangan penumpang).

Sebaliknya, kegiatan atau pekerjaan orang-orang darat berakhir ketika pesawat

ditutup, mesin dihidupkan, dan ganjal roda pesawat sudah dilepas (block offf).

Pelayanan sudah dimulai ketika pesawat taxi dan akan merapat ke

parking stand. Pada saat itu petugas marshalling sudah mulai memandu

pesawat untuk parkir, sementara yang memasang wheel chock adalah petugas

ground handling. Kegiatan pelayanan ground handling selesei ketika pesawat


22

sudah didorong mundur, aircraft towing tractor sudah lepas, dan pesawat mulai

taxi.

Menurut Suharto Abdul Majid (2014:13), tipe pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan Ground Handling Services (type of ground

handling aggrement), dibedakan menjadi tiga jenis penanganan pelayanan

sebagai berikut.

a. Full Handling, yaitu menangani seluruh section pelayanan sesuai

standar yang telah ditetapkan oleh IATA.

b. Part of Handling Services, yaitu menangani sebagian dari section

pelayanan yang telah ditetapkan oleh IATA.

c. Technical Handling, yaitu menangani pelayanan yang bersifat teknis

secara section yang telah ditetapkan oleh IATA.

C. Bandar Udara

Pengertian Bandar Udara

STMT TRISAKTIMenurut Pasal 1 angka 33 Undang-Undang R.I Nomor 1 Tahun


2009 Tentang Penerbangan (2009:7), bandar udara adalah kawasan di daratan
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Dikutip dari buku IG. P. Mastra (2016:33) bandar udara ialah


sebidang tanah, yang diatasnya ada berbagai bangunan instalasi dan peralatan
untuk mengudarakan, mendaratkan, dan melakukan pergerakan di darat bagi
pesawat-pesawat udara beserta sarana dan prasarana penunjangnya.

Sakti Adisasmita (2014:29) berpendapat bahwa fungsi utama bandar


udara adalah melayani keberangkatan dan kedatangan pesawat dan penumpang,
yang merupakan kegiatan. Kegiatan transportasi udara meliputi arus lalu lintas
dan arus lalu lintas penumpang. Dapat dikatakan bahwa fungsi bandar udara
23

adalah sebagai pusat penyebrangan lalu lintas pesawat antar bandar udara dari
bandar udara ke bandar udara tujuan.

Menurut Hadi Suharno (2015:1) menyatakan di dalam bukunya


bahwa Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk
mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan / bongkar
muat kargo dan / atau pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselataman
penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antara moda transportasi.
Menurut Hadi Suharno (2015:1), Fungsi dari bandar udara yaitu:
a. memberikan fasilitas bagi pesawat terbang dan lepas landas

b. sebagai tempat perpindahan dari moda transportasi darat ke moda

transportasi udara

c. sebagai pusat kegiatan ekonomi

D. Parking stand

1. Pengertian Parking Stand

Menurut Kamus Populer Transportasi dan Logistik STMT

Trisakti (2012:23), Parking Stand adalah suatu tempat tertentu di bandar

udara yang digunakan untuk parkir pesawat.

STMT TRISAKTI Menurut Singgih Handoyo Aviapedia Jilid 2 (2014:17) Aircraft

parking, parkir pesawat udara ada lima metode parkir pesawat di apron,

yaitu:

a. Nose-in parking, pesawat parkir dengan bagian depannya menghadap

langsung serta berjarak dekat dari gedung terminal.

b. Nose-out parking, pesawat parkir dengan bagian depannya

membelakangi serta berjarak jauh dari gedung terminal.


24

c. Angled nose-in parking, pesawat di parkir menyudut ke arah terminal

dan bagian depan pesawat berhadapan langsung serta berjarak dekat

dekat dengan gedung terminal.

d. Angled nose-out parking, pesawat parkir menyudut ke arah terminal,

namun bagian depan pesawat berjarak menjauhi gedung terminal.

e. Parallel parking, pesawat di parkir sejajar dengan gedung terminal.

Metode nose-in parking umum diterapkan di berbagai bandara,

terutama bandara dengan lalu lintas tinggi, karena metode parkir ini

tidak membutuhkan lahan parkir yang luas, efek polusi pesawat lebih

rendah, waktu untuk melayani pesawat lebih singkat dan naik/turun

penumpang lebih mudah. Sekalipun demikian metode ini mempunyai

kelemahan, yaitu pergerakan pesawat dari tempat parkir harus dibantu

traktor. Pergerakan pesawat dari tempat parkir membutuhkan waktu, dan

penggunaan pintu pesawat kurang efektif.

STMT TRISAKTI
2. Remote Apron

Pengertian Remote Apron

Menurut Kamus Populer Transportasi dan Logistik STMT

Trisakti (2012:25), Remote Apron adalah apron yang posisinya jauh dari

terminal penumpang.

3. Aviobridge (Garbarata)

Pengertian Aviobridge

Menurut Kamus Populer Transportasi dan Logistik STMT

Trisakti (2012:6), Aviobridge (Garbarata) adalah sarana berupa jembatan


25

yang dioperasikan secara elektromekanis (naik, turun, panjang, pendek)

langsung dari ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat udara.

Menurut Singgih Handoyo Aviapedia (2011:3) Aviobridge


(garbarata) adalah fasilitas lorong atau jembatan yang menghubungkan
pesawat dengan gedung terminal bandara, yang dipergunakan untuk naik-
turunnya penumpang dari pesawat ke gedung terminal bandara atau
sebaliknya.

Dalam pengoperasian garbarata harus memenuhi persyaratan

kemiringan sekitar tujuh derajat dan panjang jembatan sembilan meter, serta

petugas yang mengoperasikan harus memiliki sertifikat kecakapan operator

garbarata.

E. On Time Performance

1. Pengertian On time Performance

Menurut Asad Y.Nasr didalam Jurnal Manajemen Transportasi

(2008:115) on time performance adalah catatan dari ketepatan waktu

perusahaan penerbangan pada keberangkatan dan kedatangan penerbangan.

STMT TRISAKTI
Presentase yang tidak dipengaruhi oleh keterlambatan-keterlambatan

apapun alasannya atau jenis keterlambatan itu.

Ketepatan waktu dalam satu periode (bulan atau tahun) merupakan

penampilan dan keseluruhan ketepatan waktu. Suatu airline dinilai bagus

jika on time performance yang dicapai selalu memenuhi jadwal

penerbangannya. Untuk menghasilkan performance yang baik dibutuhkan

kinerja yang baik antara satu dengan yang lain. Penyebab adanya

penerbangan yang tidak tepat waktu akan mengalami delay, postpone

(ditunda), dan cancel (batal).


26

Perbandingan persentase ketepatan waktu penerbangan di kategorikan

dalam 4 bagian sebagai berikut :

 0% - 40% : Tidak baik karena menimbulkan citra yang buruk bagi

perusahaan. Dan biaya yang dikeluarkan perusahaan juga lebih besar.

 41% - 60% : Kurang baik karena masih banyak keterlambatan yang

terjadi dan jauh dari target yang diinginkan. Sehingga penumpang akan

mencari penerbangan lain yang lebih tepat waktu.

 61% - 80% : Cukup baik karena ketepatan waktu penerbangan yang di

hasilkan sudah mendekati target yang diinginkan.

 81% - 100% : Baik karena sudah mencapai target yang di inginkan dan

airline dapat memuaskan penumpang.

On time performance bukan berupa suatu pelaporan saja. Tapi juga

dapat berfungsi sebagai pengukur image dan kinerja perusahaan. Ketepatan

waktu yang tinggi secara kontinyu akan menunjang pula tingginya kinerja

STMT TRISAKTI
perusahaan. Dan diharapkan dapat memperbaiki image perusahaan di mata

masyarakat.

On time performance yang baik berarti penerbangan-penerbangan

berangkat pada waktu yang sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah

diterbitkan. Hal ini memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas

pelayanan yang diberikan kepada para penumpang dan juga reputasi serta

operasional yang ekonomis dari perusahaan penerbangan.


27

Jadi dapat dikatakan bahwa On time performance adalah suatu

rangkaian kegiatan operasional yang dilakukan untuk mendukung jumlah

penerbangan agar berangkat tepat waktu sesuai jadwal yang telah

ditetapkan berdasarkan Time Table.

Penyebab tidak tercapainya On time performance:

 Ramp Handling

Muatan dan pos, document pesawat, refueling, catering, kerusakan

pada waktu boarding, pembersihan pesawat.

 Terminal Handling

Check-in terlambat, penanganan group, pasangger yang bermasalah,

penyelesaian bagasi.

 Operational Handling

Adanya perubahan atau masalah pada dokumentasi penerbangan,

penumpang yang bermasalah dengan tiketnya, sistem data atau

STMT TRISAKTI

computer check-in yang rusak.

Technical Problem

Pesawat terlambat keluar hanggar, kerusakan pada pesawat, peralatan

yang kurang, pergantian pesawat karena alasan teknis.

 Ekstern

Cuaca, masalah pada imigrasi dan pabean, airport security, crew

pesawat yang terlambat, fasilitas aiport yang bermasalah.

2. Delay (keterlambatan)

Pengertian Delay
28

Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-Undang R.I Nomor 1

Tahun 2009 Tentang Penerbangan (2009:6), keterlambatan adalah

terjadinya perbedaan waktu antara waktu keberangkatan atau kedatangan

yang dijadwalkan dengan realisasi waktu keberangkatan atau kedatangan.

Menurut Widadi A. Suwarno di dalam Jurnal Manajemen

Transportasi (2008:117) keterlambatan pesawat dalam dunia

penerbangan dikenal dengan istilah delay procedures. Yaitu

pemberangkatan pesawat yang harus ditangguhkan sementara waktu

sehingga mengalami kemunduran waktu keberangkatan tidak

sebagaimana yang telah ditetapkan.

Delay atau keterlambatan bisa di jadwalkan terlebih dahulu. Tapi

harus melalui OCC (Operations Control Center) dengan alasan :

 Cuaca buruk di airport keberangkatan, dalam perjalanan, atau di

tempat tujuan.

STMT TRISAKTI
 Jika penerbangan lain beroperasi dibelakang jadwal, untuk

memastikan connection untuk penumpang dan muatan.

 Untuk mengambil AOG (Aircraft On Ground) spareparts pada saat

penerbangan untuk pesawat yang di perbaiki karena masalah teknik

Menurut Jurnal Manajemen Transportasi (2008:117), Dari

definisi yang telah di sebutkan diatas mengenai keterlambatan, maka

dapat diambil suatu kesimpulan. Yaitu penerbangan dilaksanakan tidak

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.


29

Keterlambatan penerbangan di satu bandara dapat menimbulkan

keterlambatan secara beruntun pada bandara tujuan. Harus di atasi

dengan percepatan dalam rute penerbangan dan percepatan pelayanan di

bandara tujuan. Jika terjadi keterlambatan pesawat, berarti tidak hanya

menimbulkan kerugian bagi perusahaan penerbangan yang bersangkutan.

Dan bagi penumpang karena kehilangan nilai waktu karena waktu adalah

tolak ukur pemakai jasa.

3. Postpone (di tunda)

Pengertian Postpone

Postpone atau di tunda adalah keterlambatan yang terjadi lebih dari

enam jam. Oleh karena itu airline harus memberikan akomodasi,

trasportasi dan konsumsi kepada para penumpang.

4. Cancel

Pengertian Cancel

STMT TRISAKTI
Cancellation atau pembatalan adalah pesawat tidak beroperasi dengan

nomor penerbangan yang telah di jadwalkan. Bisa terjadi karena cuaca

buruk, kerusakan pada pesawat, dan lain-lain.

5. Waktu Keberangkatan (Departure Time)

Pengertian Waktu Keberangkatan

Departure time adalah waktu ketika roda-roda pesawat mulai

meninggalkan runway di bandara pemberangkatan. Yaitu setelah

melakukan prosedur take off atau pada saat pesawat mulai bergerak (taxi

out) dengan mesinnya sendiri.


30

6. Waktu Kedatangan (Arrival Time)

Pengertian Waktu Kedatangan

Arrival Time adalah saat ketika roda-roda pesawat yang mendarat

menyentuh runway di bandara tujuan. Atau pada saat ganjal roda pesawat

(wheel cock) terpasang (block on).

Dunia penerbangan menyepakati batas toleransi tepat waktu bila

keterlambatan di bawah 15 menit. Pengelompokan keterlambatan di bagi

dalam tiga kategori. Kategori I 16-30 menit, kategori II 31-60 menit,

kategori III lebih dari 60 menit.

STMT TRISAKTI
BAB III

GAMBARAN UMUM PT GARUDA INDONESIA

A. Sejarah singkat perusahaan

Perusahaan milik negara (states owned enterprise) yaitu Garuda

Indonesia Airways N.V. yang berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan

akte notaris Raden Kadiman No.58 tertanggal 15 Agustus 1960 kemudian

dilebur menjadi perusahaan negara (PN) “Garuda Indonesia Airways”.

Pembagian saham Garuda Indonesia Airways sebesar 51% milik Republik

Indonesia yang pada saat itu masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS),

dan 49% milik NV KLM Royal Dutch Airlines yang pada saat itu penerbangan

Garuda Indonesia masih di dominasi dengan penerbangan Belanda. KLM

menyerahkan seluruh sahamnya pada pemerinta RI melalui akte notaris NO.30

Meester Soewandi pada tanggal 12 juli 1954.

Kemudian pada tanggal 28 Juli 1954, Ir Soetoto sebagai direktur utama

STMT TRISAKTI
Garuda Indonesia pertama dari warga negara Indonesia menggantikan

E.Koninjneburg (warga Negara Belanda) yang menjabat sebagai direktur utama

sejak tahun 1950. Status Garuda semula NV beralih menjadi perusahaan Negara

pada tanggal 17 April 1961, dan pada tahun 1971 berdasarkan peraturan

pemerintah nomor 67 Garuda Indonesia berubah menjadi Perseroan Terbatas

(PT) hingga sampai saat ini.

Hal ini dapat dibuktikan sejak tahun 1963, GIA membuka jalur ke irian

dengan menggukan pesawat Electa untuk rute internasional telah mencapai

hongkong, bangkok, singapura. Pada tahun 1977, Garuda Indonesia

31
32

meningkatkan penggunaan teknologi pesawat dengan menggunakan pesawat

bermesin jet, seperti Fokker-28, MC Dounnel Douglas, DC-8, DC-9, DC-10.

Peningkatan teknologi tersebut bermanfaat bagi pelayanan yang membawa

image yang positif bagi pengguna jasa maupun lingkungan internal perusahaan.

Dengan jasa perubahan tersebut PT Garuda Indonesia berusaha

memperbaiki persepsi masyarakat baik dalam maupun luar negeri terhadap citra

dan kualitas perusahaan untuk mampu bersaing secara professional

menggembangkan segi kuantitas dan kualitas adalah hal yang utama bagi PT

Garuda Indonesia telah tumbuh sebagai investasi sumber daya manusia yang

melimpah di dalamnya.

Di dalam perkembangannya Garuda Indonesia Selalu menanamkan pada

seluruh karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

pelanggannya. Garuda Indonesia dituntut untuk dapat membuktikan seberapa

jauh kualitas tersebut dapat mendongkrak kualitas profesionalisme kerja. Dalam

STMT TRISAKTI
hal ini kualitas kesadaran melayani merupakan sebagian usaha dalam

memenangkan persaingan antar perusahaan sejenis.

Sejalan dengan peningkatan kualitas pelayanan PT Garuda Indonesia

telah menggunakan sistem komputerisasi pada bulan April 1976, dengan tujuan

untuk memudahkan operasional kerja yaitu sistem ARGA (Automated

Reservation Garuda) yang sangat membantu pembukuan bagi para penguna jasa.

Melalui berbagai langkah perbaikan dan pembenahan saat ini Garuda

Indonesia telah berhasil meningkatkan kembali kinerjanya. Keberhasilan

tersebut diantarnya berupa peningkatan ketepatan jadwal penerbangan yang


33

sangat signifikan, peningkatan “Yield” dan “Load Factor”, perubahan cash-flow

dari negatif menjadi positif, serta keberhasilan memperoleh keuntungan dari

kegiatan operational Garuda Indonesia.

Namun demikian Garuda Indonesia juga menyadari bahwa tantangan

dunia usaha dimasa depan akan semakin berat dan kompleks, oleh karena itu

Garuda Indonesia telah bertekad untuk terus meningkatkan kualitas di seluruh

aspek kegiatan perusahaan sekaligus mempersiapkan diri untuk dapat melakukan

privatisasi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Hal ini semua dilakukan Garuda Indonesia dengan harapan perusahaan

ini dapat menjadi maskapai penerbangan nasional yang dapat dibanggakan oleh

seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Garuda Indonesia telah bertekad untuk

menjadi “Respected Asian Airlines”.

Jenis pesawat yang dipakai akan distandardisasi yaitu jenis Boeing

B737-800NG dan Bombardier CRJ1000NextGen untuk rute jarak pendek dan

STMT TRISAKTI
regional, Airbus A330-200/300 untuk rute jarak menengah, Boeing B777-300ER

untuk rute jarak jauh. Garuda Indonesia saat ini memiliki lebih dari 100 pesawat

baru dengan usia 0-5 tahun yang terdiri dari : Boeing 777-300ER, Boeing 737-

800NG, Airbus A330-200, Airbus A330-300, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-

600.
34

B. Logo Perusahaan

Gambar III.I
Logo PT Garuda Indonesia

Artinya:

 Kepala burung garuda melambangkan lambang Negara Republik indonesia

 Lima (5) bulu sayap melambangkan Pancasila

 Warna biru melambangkan langit angkasa

 Lambang SKYTEAM melambangkan Garuda Indonesia merupakan anggota

dari aliansi maskapai SKYTEAM

STMT TRISAKTI
C. Visi dan Misi PT Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk secara konsisten mengarahkan

strategi dan inisiatifnya untuk mencapai tujuan perusahaan dan mewujudkan

misinya menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa. Berikut

adalah visi, misi perusahaan adalah:

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan

layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan

Indonesia.
35

Perwujudan visi tesebut mencakup:

 PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan kelas dunia yang

menyediakan jasa angkutan penumpang dan barang tepat waktu dengan

harga bersaing dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

 PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan komersil yang

menunjang kebijakan program pemerintah di bidang pembangunan

ekonomi nasional pada umumnya dan khususnya pada bidang jada

pengangkutan udara dengan sistem nasional terpadu.

 PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan komersial yang

memiliki daya saing yang kuat dan didukung oleh nilai-nilai kerja yang

kokoh.

 PT Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan komersial yang

memiki reputasi dan citra yang baik serta selalu mengikuti

perkembangan teknologi baru dan lain-lain.

STMT TRISAKTI
b. Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier)

Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang

pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang

profesional.

Perwujudan Misi tersebut mencakup:

 Melaksanakan atau menunjang kebijakan dan program pemerintah

dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya


36

khususnya di bidang jasa pengangkutan udara serta di bidang lainya

yang terkait.

 Memberikan pelayanan jasa angkutan udara yang berkualitas dan

berorientasi pada kepuasan pelanggan yang berintegrasi dengan

pedagang transportasi dan industri melalui pengolahan secara

profesional

 Menumpuk keuntungan dengan menyelenggarakan jasa usaha

pengangkutan barang dan orang lain dari suatu tempat ke tempat lain

baik dalam negri maupun luar negri serta kegiatan lain yang

berhubungan dengan bidang usaha pengangukan udara.

D. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan wadah kegiatan usaha,

penempatan orang-orang, dan pengaturan hubungan kerja. Oleh karena itu,

fungsi organisasi dalam perusahaan sangat penting dan harus mendapatkan

STMT TRISAKTI
perhatian khusus. Suatu perusahaan bisa berbeda struktur organisasinya dengan

perusahaan lain karena perbedaan kondisi dan tujuan masing-masing

perusahaan.
37

Gambar III.2
Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia keseluruhan

Sumber: PT Garuda Indonesia 2017

STMT TRISAKTI
38

Gambar III.3
Struktur Organisasi Unit Ground Service PT. Garuda Indonesia

STMT TRISAKTI
Sumber: PT Garuda Indonesia 2017
39

Gambar III.4
Struktur Organisasi Unit Station & Service and Skyteam Hub PT.
Garuda Indonesia

STMT TRISAKTI

Sumber: PT Garuda Indonesia 2017


40

1. Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Divisi

a. Direksi

Tugas pokok Direksi adalah:

 Melaksanakan kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan

tujuan perseroan dan bertindak selaku pimpinan dalam

kepengurusan tersebut.

 Memelihara dan mengurus kekayaan perseroan.

b. Vice President Unit Ground Service

Memastikan adanya perencanaan, strategis, kebijakan dan

standar layanan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka

panjang dan terselenggaranya aspek-aspek pelayanan yang prima

yang meliputi aspek layanan komprehensif berdasarkan analisis

industri dan kebutuhan cutomer pada saat pre-journey, pre-flight,

post-flight, post-journey, memastikan tercapainya kualitas operasional

STMT TRISAKTI
dan layanan station & services and skyteam Hub serta pengelolaan

cutomer care guna memenuhi kepuasan pelanggan, meningkatkan

daya saing dan pencapaian target keuntungan perusahaan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku peraturan perusahaan,

dan mematuhi prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good

Coorporate Goverment (GCG).

c. Senior Manager & services and Skyteam Hub

Mengendalikan dan memastikan tercapainya kualitas

operasional dan layanan station Soekarno – Hatta (CGK) melalui


41

koordinasi dengan pihak ke-3 (tiga) dan pengelolaan service recovery,

customer relation, unit-unit terkait pihak ke-3 (tiga), pengelolaan

produk layanan seperti: executive lounge, preflight, post flight & post

journey complaint & claim, customer care, pembinaan GHA, serta

perbaikan dan peningkatan pelayanan sesuai target dan sistem dan

prosedur, peraturan dan kebijakan perusahaan, peraturan perundangan

yang berlaku dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate

Goverment (GCG).

d. Manager Station Service

Memastikan terlaksananya inspeksi/survellence/audit/investigasi/

approval,pada pengelolaan pelaksanaan operasional penerbangan dan

in-flight operation services sesuai dengan standar keselamatan,

keamanan dan kenyamanan penerbangan melalui penanganan

operasional keberangkatan dan kedatangan pesawat dan awak

STMT TRISAKTI
pesawat, penanganan in-flight equipment, catering control, catering

and equipment re-tour, serta in-flight catering inventory guna

mendukung pencapaian target fungsi diatasnya tetap sesuai dengan

SOP dan kebijakan perusahaan, peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good

Coorporate Goverment (GCG).

e. Duty Manager Ramp Service

 Membuat pedoman kerja para SQA ramp control dan operation

movement control.
42

 Membuat pedoman kerja ground handling agent operation

control.

 Mengevaluasi perencanaan dan pengendalian operational

keberangkatan/kedatangan.

 Mengevaluasi mutu pelayanan ramp handling, pax handing,

cargo handling yang dilakukan oleh GHA.

 Melaksanakan briefing/debriefing secara internal dan external

GHA.

E. Kegiatan Usaha

Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal yang independen, yang

dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya.

Manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun tetap dibawah

kontrol induk perusahaan. Untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Anak

perusahaan Garuda Indonesia meliputi:

STMT TRISAKTI
1. PT Aerowisata

PT Aerowisata menawarkan layanan yang berhubungan dengan

perhotelan dan pariwisata. PT Aerowisata memiliki sejumlah anak

perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, catering (pelayanan

penyedia makanan), penyedia layanan transportasi darat, serta wisata &

agen perjalanan. Anak-anak perusahaan ini meliputi Hotel Development

Corporation, PT Senggigi Pratama International, PT Angkasa Citra

Sarana Catering Service, PT Mandira Erajasa Wahana, PT Biro


43

Perjalanan Wisata Satriavi, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd. dan PT

Aerojasa Perkasa.

2. PT Abacus Distribution Systems Indonesia (PT Abacus DSI)

Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan Sistem

Distribusi Global (Global Distribution Systems/GDS) terdepan serta

penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.

Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan system reservasi yang

terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh

agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk

agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam system

reservasi terkomputerisasi (computerized reservation systems/CRS) untuk

agen-agen perjalanan.

3. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)

Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung

STMT TRISAKTI
ekonomi pemerintahan Indonesia dan kebijakan perkembangan nasional,

khususnya dalam bidang pemeliharaan pesawat terbang dan layanan

perbaikan serta bisnis lain yang berhubungan dengan pemeliharaan

pesawat terbang maupun layanan perbaikan. Selain itu, untuk

menghasilkan keuntungan untuk perusahaan melalui pemeliharaan

pesawat terbang dan layanan perbaikan termasuk mesin dan komponen.

4. PT Citilink Indonesia

Citilink atau Perusahaan adalah anak perusahaan Garuda Indonesia,

didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6


44

Januari 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan

dari Menkhumham No. AHU-14555.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 22

April 2009. Kepemilikan saham Citilink pada saat didirikan adalah 67%

PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk dan 33% PT Aerowisata

5. PT Aero Systems Indonesia

Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik

teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri

lainnya. Bisnis utama ASYST adalah melayani sebagai penyedia hosting

untuk tiga layanan utama: Software as a Services atau SaaS (layanan

perangkat lunak) seperti Passenger Service System atau PSS (system

layanan penumpang) dan ERP (Enterprise Resource Planning) business

model dikuatkan oleh Platform as a Service atau PaaS (layanan platform),

yang terdiri dari sistem operasional, Reverse Proxy, Web Server,

Application Server, and Database, serta Infrastructure as a Service.

STMT TRISAKTI
6. PT Gapura Angkasa

Sejak berdiri pada tahun 1998, Gapura Angkasa telah berevolusi

menjadi perusahaan yang memimpin Jasa Layanan Darat di Indonesia dan

juga yang terbesar bisnisnya. Gapura Angkasa merupakan sebuah

perusahaan patungan antara tiga Perusahaan Besar yang sudah dikenal

dibidang Aviasi dan bisnis Airport seperti PT Garuda Indonesia

(Persero).Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) & PT Angkasa Pura II

(Persero).
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik PT

Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta 2016

Suatu pergerakan pesawat akan selalu berhubungan dengan

pengalokasian parking stand atau tempat parkir suatu pesawat udara yang

digunakan untuk tempat menaikkan dan menurunkan penumpang. Ada dua

jenis pengalokasian tempat parkir pesawat tersebut yaitu di gate dan di

remote area.

Jika suatu pesawat terparkir di gate maka akan menggunakan

garbarata yang tersambung pada terminal untuk menurunkan dan menaikkan

penumpang dan jika posisi pesawat terparkir di remote area maka akan

menggunakan mobil tangga untuk menurunkan penumpang dan menaikkan

penumpang dan di sambung dengan menggunakan bus untuk penumpang

STMT TRISAKTI
menuju terminal penumpang.

Salah satu bandara yang baru di resmikan ini dan di khususkan

Garuda Indonesia untuk rute-rute domestik yaitu Terminal 3 Ultimate

Soekarno-Hatta yang sudah cukup padat akan pengalokasian parking stand

nya dari waktu ke waktu mengalami peningkatan jumlah penerbangan yang

akan mempengaruh pada kapasitas tempat parkir pesawat yang ada di

Bandara Soekarno-Hatta tersebut.

Berikut adalah data mengenai pengalokasian parking stand di

Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta:

45
46

Hasil dari pencarian data mengenai “Pengalokasian Parking Stand

Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta 2016” dari Garuda Indonesia. Berikut

data yang di tunjukkan berdasarkan Tabel IV.1.

Tabel IV.1.
Total Pengalokasian Parking Stand Tahun 2016
Bulan Total Flight Total Flight di Total Flight di

Domestik Gate Remote Area

Januari 4451 1753 2698

Februari 4459 1658 2801

Maret 4874 1783 3091

April 4768 1748 3020

Mei 4967 1805 3162

Juni 4611 1737 2874

Juli 4987 1758 3229

Agustus 4929 1925 3004

STMT TRISAKTI
September

Oktober
4739

4901
2795

2830
1944

2071

November 4841 2715 2126

Desember 5050 2635 2415

Total 57577 25142 32435

Sumber: Garuda Indonesia (diolah penulis)

Dari Tabel IV.1. terlihat bahwa data total pengalokasian parking stand

di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta pada tahun 2016 adalah di gate

berjumlah 25142 penerbangan Garuda Indonesia dan di remote area


47

berjumlah 32435 penerbangan Garuda Indonesia dan total penerbangan

domestik selama setahun yaitu 57577 penerbangan Garuda Indonesia.

Berdasarkan dari Tabel IV.1. diatas terjadi kenaikan dan penurunan

jumlah pesawat yang parkir di gate maupun di remote area serta jumlah

penerbangan domestik tiap bulannya selama tahun 2016.

Gambar IV.1.
Total Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik Tahun
2016

3500

3000

2500

2000

1500 Gate
Remote Area
1000

500

STMT TRISAKTI
Sumber: Garuda Indonesia (diolah penulis)
Dari Tabel IV.1. dan grafik IV.1. diatas, penulis mendapatkan gambar

tentang bagaimana pergerakan pengalokasian parking stand pada tahun 2016

yaitu terbanyak pesawat terparkir di remote area yang berjumlah 32435

penerbangan di banding yang pesawat terparkir di gate. Pesawat yang

terparkir di remote area pada tahun 2016 yang terbanyak yaitu pada bulan

Juli sebanyak 3229 penerbangan yang terlayani di remote area. Serta yang

terendah pada yaitu pada bulan September berjumlah 1944 penerbangan yang
48

terlayani di remote area. Parking stand pada tahun 2016 di gate terbanyak

pada bulan Oktober yang berjumlah 2830 penerbangan lalu yang terendah

yaitu pada bulan Februari 1658 penerbangan. Total penerbangan domestik

tertinggi yaitu pada bulan Desember sebanyak 5050 penerbangan Garuda

Indonesia dan terendah pada bulan Januari yaitu hanya 4451 penerbangan

Garuda Indonesia.

B. Tingkat On Time Performance penerbangan domestik PT Garuda

Indonesia di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno-Hatta tahun

2016

Setiap penumpang selalu mengharapkan agar kualitas pelayanan

setiap perusahaan Airlines menjadi semakin membaik. Untuk meningkatkan

kualitas pelayanan banyak cara yang dilakukan oleh setiap perusahaan

penerbangan agar penumpang merasa puas dengan pelayanan yang telah

STMT TRISAKTI
diberikan maskapai penerbangan tersebut, salah satunya adalah dengan

meningkatkan kualitas ketepatan waktu pada setiap penerbangan. Agar

penumpang terus menggunakan jasa penerbangan Airlines tersebut.

Untuk membuktikannya maka penulis akan memberikan data

mengenai On Time Performance Penerbangan Domestik Garuda Indonesia

tahun 2016. Berikut adalah data yang di dapat dari PT Garuda Indonesia

mengenai On Time Performance :


49

1. Delay Code

Seperti yang telah diketahui bahwa On Time Performance

berkaitan erat dengan delay di dalam suatu perusahaan penerbangan.

Karena disetiap penerbangan terjadi delay pun sudah hal yang biasa

dialami setiap airlines di Indonesia. Berikut adalah tabel mengenai

macam-macam delay code yang digunakan oleh PT Garuda Indonesia

Tabel IV.2.
Delay Code

Station Handling Kode Keterangan


A.Check In 11 Terlambat Check in, Penerimaan setelah
batas waktu
12 Terlambat Check in, Kepadatan di daerah
check in
13 Check in error, penumpang, dan bagasi
B.Boarding 15 Boarding

STMT TRISAKTI
C.Baggage
Handling
D.Cargo and Mail
18

21
Proses bagasi

Kesalahan Dokumentasi kargo


Handling
22 Posisi kargo terlambat
23 Penerimaan kargo terlambat
24 Pengemasan kargo yang tidak memadai
26 Persiapan kargo terlambat di gudang
27 Pengemasan dokumentasi kargo
28 Posisi surat terlambat
29 Penerimaan surat terlambat
50

Station Handling Kode Keterangan

E.Weight and 32 Bongkar muat, pemuatan khusus


Balance
33 Pemuatan peralatan
34 Peralatan pelayanan
39 Peralatan teknik
F.Cleaning 35 Pembersihan pesawat
G.Documents 31 Dokumen penerbangan terlambat, data
penumpang
H.Refueling 36 Pengisian bahan bakar
I.Catering 17 Pesanan catering terlambat, salah pesanan
37 Terlambat pengiriman dan pemuatan
catering
Technic 41 Cacat pesawat
42 Jadwal pemeliharaan
43 Pemeliharaan non jadwal, pengecekan
khusus
44 Suku cadang dan pemeliharaan peralatan

STMT TRISAKTI 45

46
Suku cadang pesawat di darat, untuk di
bawa ke bandara lain
Pergantian pesawat dengan alasan teknik
47 Tidak ada pesawat yang siap atau tersedia
48 Konfigurasi jadwal kabin
Flight Operation 01 Awak pesawat terlambat karena
tranportasi
02 Awak kabin terlambat karena tranportasi
61 Penyelesaian rencana penerbangan
terlambat atau pergantian dokumen
pesawat
51

Station Handling Kode Keterangan

63 Awak boarding terlambat atau prosedur


keberangkatan
64 Awak pesawat kurang atau sakit,
menunggu yang siap atau tersedia,
keterbatasan waktu penerbangan, valid
visa, kesehatan
65 Kebutuhan special awak pesawat
66 Awak kabin terlambat boarding atau
prosedur keberangkatan
67 Awak kabin kurang atau sakit, menunggu
yang siap atau tersedia, keterbatasan
waktu penerbangan, awak catering,
dokumen kesehatan
68 Awak kabin error atau permintaan special
69 Permintaan Captain untuk cek keamanan,
pesanan ekstra
94 Rotasi awak kabin, menunggu awak kabin

STMT TRISAKTI
dari penerbangan lain
96 Pengendalian operasional, ganti rute,
pengalihan, konsolidasi, pergantian
pesawat untuk alasan selain teknik
Weather 71 Bandara keberangkatan
72 Bandara tujuan
73 Bandara alternatif
75 Penghapusan es dan atau salju
76 Pengapusan salju
77 Penanganan darat pesawat terganggu
kondisi cuaca
Airport Facility 81 Permintaan standar atau kapasitas
52

Station Handling Kode Keterangan


82 Pengurangan kapasitas karena kegiatan
industri atau kegagalan peralatan,
permintaan ekstra karena pengurangan
kapasitas di lingkungan sekitar
83 Pembatasan di bandara tujuan, runway
bandara tutup karena suatu halangan,
kegiatan industri, kekurangan pegawai,
kerusuhan politik, pengurangan
kebisingan, jam malam, penerbangan
khusus
84 Cuaca dibandara tujuan
85 Keamanan wajib
86 Imigrasi, bea cukai, kesehatan
87 Fasilitas bandara, tempat parkir,
kemacetan (ramp congestion),
penerangan, pembangunan, keterbatasan
pintu
88 Pembatasan di bandara tujuan, runway

STMT TRISAKTI bandara tutup karena suatu halangan,


kegiatan industri, kekurangan pegawai,
kerusuhan politik, pengurangan
kebisingan, jam malam, penerbangan
khusus
89 Pembatasan di bandara keberangkatan,
termasuk pelayanan lalu lintas udara,
penutupan runway bandara karena
halangan dan atau cuaca
Sumber: Garuda Indonesia
53

Berdasarkan data di atas bisa dilihat macam-macam kriteria dari delay

yang biasa terjadi didalam dunia penerbangan. Data delay di atas yang

digunakan oleh PT Garuda Indonesia dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya.

2. Keterlambatan Karena Faktor Ramp Congestion Pada PT Garuda

Indonesia Tahun 2016

Salah satu faktor keterlambatan yang berhubungan dan berpengaruh

dengan pembahasan ini adalah salah satunya terhadap pengalokasian

parking stand penerbangan domestik di Terminal 3 Ultimate Bandara

Soekarno-Hatta yaitu delay code dengan delay yang bernomer 87.

Delay code 87 tersebut seperti yang sudah dibahas di Tabel IV.2 yaitu

membahas keterlambatan yang disebabkan karena Fasilitas bandara

seperti tempat parkir, kemacetan (ramp congestion), penerangan,

pembangunan, dan keterbatasan pintu.

STMT TRISAKTI
Dengan semakin siapnya Fasilitas Bandara yang berada di Terminal 3

Ultimate Bandara Soekarno-Hatta yang baru diresmikan pada tanggal 18

Agustus tahun 2016 itu akan mempermudah jalannya suatu penerbangan

dan memungkinkan untuk meminimalisir jumlah delay yang ada yang

disebabkan oleh faktor tersebut dan sebaliknya jika jumlah delay semakin

bertambah itu mengartikan bahwa kurang siapnya fasilitas bandara yang

tersedia dengan banyaknya faktor yang menghambat on time performance

(ketepatan waktu) suatu penerbangan.


54

Berikut adalah data keterlambatan selama tahun 2016 yang terjadi

pada PT Garuda Indonesia penerbangan domestik di Terminal 3 Ultimate

Bandara Soekarno-Hatta :

Tabel IV.3.
Total Delay Ramp Congestion Tahun 2016
Bulan Jumlah Delay
Tahun 2016
Januari 505

Februari 528

Maret 638

April 696

Mei 770

Juni 617

Juli 856

Agustus 842

STMT TRISAKTI September

Oktober
640

615

November 547

Desember 851

Total 8105

Sumber: PT. Garuda Indonesia (diolah penulis)


55

Dari Tabel IV.3. diatas, penulis mendapatkan gambar tentang

bagaimana pergerakan keterlambatan akibat ramp congestion pada tahun

2016. Terlihat bahwa data total keterlambatan karena delay code 87

berjumlah 8105 total keterlambatan yang terjadi selama tahun 2016 di

Terminal 3 Ulitimate Bandara Soekarno-Hatta.

Berdasarkan dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah delay mengalami

kenaikan dan penurunan pada penerbangan domestik yang di akibatkan

oleh delay code 87 dengan faktor ramp congestion tersebut. Hampir

disetiap bulannya mengalami kenaikkan dan penurunan angka delay yang

jumlahnya tidak sedikit itu.

Maka dengan dilihatnya tabel diatas dapat digambarkan pula

mengenai grafik histogram yaitu total keterlambatan yang terjadi

diakibatkan oleh ramp congestion PT Garuda Indonesia yang

mempengaruhi ketepatan waktu (on time performance) penerbangan

STMT TRISAKTI
selama tahun 2016 di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

sebagai berikut
56

Gambar IV.2
Total Delay yang terjadi di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta tahun
2016

Keterlambatan PT Garuda Indonesia Tahun


2016
900
800
700
600
500
400
300
200
100

Sumber: Garuda Indonesia (diolah penulis)


Dapat disimpulkan yaitu jumlah keterlambatan yang terbanyak

terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 856 keterlambatan penerbangan

STMT TRISAKTI
domestik yang terjadi. Sedangkan keterlambatan terendah terjadi pada

bulan Januari sebanyak 505 akibat delay tersebut yang terjadi di Terminal

3 Ultimate Soekarno-Hatta pada tahun 2016. Jumlah delay yang terjadi

tidak menentu setiap bulannya, kadang mengalami kenaikan yang cukup

tajam dari bulan ke bulan yaitu seperti yang terjadi pada bulan November

dengan jumlah delay 547 dan pada bulan Desember yaitu mengalami

kenaikkan sebesar 851, sehingga pada bulan tersebut mengalami

kenaikkan jumlah delay sebesar 304 penerbangan.


57

3. On Time Performance PT Garuda Indonesia Terminal 3 Ultimate

Tahun 2016

Pada sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa On Time

Performance merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Setiap

penumpang selalu mengharapkan agar kualitas pelayanan pada semua

perusahaan bidang jasa seperti PT Garuda Indonesia mengalami

peningkatan menjadi semakin baik.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan banyak cara yang dilakukan

pada setiap perusahaan, salah satunya adalah dengan meningkatkan

kualitas on time performance (ketepatan waktu) pada setiap penerbangan.

Dibagian ini akan dibahas mengenai total On Time Performance PT

Garuda Indonesia dari bulan Januari – Desember tahun 2016.

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung On Time

Performance :

STMT TRISAKTI
Sumber: Jurnal Manajemen Transportasi, Vol 9 No 2 (2008:118)

Keterangan

Frequency = Jumlah penerbangan

Delay = keterlambatan
58

Tabel IV.4.
OTP PT Garuda Indonesia
di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta tahun 2016
Bulan On Time Performance
(%)
Januari 81

Februari 81

Maret 79

April 76

Mei 75

Juni 78

Juli 73

Agustus 71

September 67

Oktober 70

November 74

STMT TRISAKTI Desember 64

Sumber: PT Garuda Indonesia (diolah penulis)

Berikut perhitungan on time performance PT Garuda Indonesia dalam

tahun 2016 bulan Januari sampai dengan bulan Desember di Terminal 3

Ultimate Bandara Soekarno-Hatta

Januari
59

= 81%

Pada bulan Januari tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 81%

Februari

= 81%

Pada bulan Februari tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 81%

Maret

= 79%

Pada bulan Maret tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

STMT TRISAKTI
April
sebesar 79%

= 76%

Pada bulan April tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance sebesar

76%

Mei
60

= 75%

Pada bulan Mei tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance sebesar

75%

Juni

= 78%

Pada bulan Juni tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance sebesar

78%

Juli

= 73%

Pada bulan Juli tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance sebesar

73%

STMT TRISAKTI
Agustus

= 71%

Pada bulan Agustus tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 71%

September
61

= 67%

Pada bulan September dapat diketahui persentase on time performance sebesar 67%

Oktober

= 70%

Pada bulan Oktober tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 70%

November

= 74%

Pada bulan November tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 74%

STMT TRISAKTI
Desember

= 64%

Pada bulan Desember tahun 2016 dapat diketahui persentase on time performance

sebesar 64%

Dari Tabel IV.4. diatas, penulis mendapatkan gambar tentang

bagaimana pergerakan on time performance pada tahun 2016 di Terminal 3


62

Ultimate Soekarno-Hatta. Terlihat bahwa pergerakan on time performance

Garuda Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan setiap bulannya.

Berdasarkan Tabel IV.4. di atas, maka dapat digambarkan pula

mengenai grafik histogram tingkat On Time Performance PT Garuda

Indonesia selama tahun 2016 sebagai berikut :

Gambar IV.3.
Tingkat On Time Performance PT Garuda Indonesia Tahun 2016

On Time Performance PT Garuda Indonesia


Tahun 2016
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30% On Time Performance PT.
Garuda Indonesia Tahun 2016
20%
10%

STMT TRISAKTI
Berdasarkan Tabel IV.4. dan Gambar IV.3. menunjukkan on time

performance tertinggi terdapat pada bulan Januari dan Februari yaitu 81%

sedangkan on time performance terendah yaitu pada bulan Desember sebesar

64%. Sehingga rata-rata on time performance PT Garuda Indonesia pada

tahun 2016 di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta yaitu 74%, dan

tidak sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 96%.


63

C. Analisis Pengaruh Pengalokasian Parking Stand Terhadap On Time

Performance Penerbangan Domestik Garuda Indonesia Tahun 2016

Untuk mengetahui ada atau tidaknya dan seberapa besar pengaruh

hubungan antara variable X (Pengalokasian Parking Stand Penerbangan

Domestik) dengan variable Y (On Time Performance), maka digunakan

analisis kuantitatif yang menggunakan metode koefisien korelasi, koefisien

penentu, dan uji hipotesis, dimana data yang menjadi perhitungan didapatkan

langsung dari PT Garuda Indonesia dan diolah penulis dalam bentuk

perhitungan selama bulan januari sampai desember dan diambil 4 minggu

sebulannya yang akan digunakan sebagai perhitungan analisis statistik secara

manual seperti pada tabel berikut

Tabel IV.4.
Rekapitulasi Variabel X (Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik)
terhadap Variabel Y (On Time Performance)

N X Y X2 Y2 XY

STMT TRISAKTI
1

2
621 80
385641 6400 49680
548 80
300304 6400 43840
3
540 86
291600 7396 46440
4
457 77
208849 5929 35189
5
574 76
329476 5776 43624
6
627 81
393129 6561 50787
7
621 81
385641 6561 50301
8
599 75
358801 5625 44925
64

N X Y X2 Y2 XY

9
632 74
399424 5476 46768
10
595 79
354025 6241 47005
11
632 74
399424 5476 46768
12
646 81
417316 6561 52326
13
655 74
429025 5476 48470
14
644 76
414736 5776 48944
15
642 74
412164 5476 47508
16
645 73
416025 5329 47085
17
644 83
414736 6889 53452
18
650 74
422500 5476 48100
19
537 67
288369 4489 35979
20
636 62
404496 3844 39432
21
606 70
367236 4900 42420

STMT TRISAKTI
22

23
552

598
83

72
304704

357604
6889

5184
45816

43056
24
624 80
389376 6400 49920
25
536 66
287296 4356 35376
26
571 76
326041 5776 43396
27
545 55
297025 3025 29975
28
542 60
293764 3600 32520
29
552 57
304704 3249 31464
65

N X Y X2 Y2 XY

30 588 58 345744 3364 344104

31
499 66
249001 4356 32934
32
460 67
211600 4489 30820
33
438 63
191844 3969 27594
34
411 63
168921 3969 25893
35
431 63
185761 3969 27153
36
407 71
165649 5041 28897
37
428 73
183184 5329 31244
38
468 68
219024 4624 31824
39
447 75
199809 5625 33525
40
451 65
203401 4225 29315
41
452 78
204304 6084 35256
42
464 74
215296 5476 34336

STMT TRISAKTI
43

44
506

507
75

69
256036

257049
5625

4761
37950

34983
45
503 67
253009 4489 33701
46
595 67
354025 4489 39865
47
535 58
286225 3364 31030
48
554 70
306916 4900 38780

26415 3436 14810229 248684 1899770
66

Berdasarkan table IV.4. dapat dilihat bahwa :

n = 48 ∑xy = 1899770

∑x = 26415 ∑x² = 14810229

∑y =3436 ∑y² = 248684

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana merupakan sebuah metode statistika

untuk melakukan identifikasi pengaruh satu variabel (X) bebas terhadap

variabel terikat (Y).

Bentuk dari persamaan Regresi Linier Sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

a = intercept, (nilai Y’ bila X=0)

STMT TRISAKTI
b = slope atau kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y’

untuk perubahan satuan X)

X = nilai tertentu dari varibel bebas atau independent variabel (Pengaruh

Pengalokasian Parking Stand)

Y = nilai ukur atau di hitung pada variabel terikat atau dependent variabel

(On Time Performance)


67

Dimana

( )( ) ( )( ) ( )( )
a= b=
( ) ( )

Mencari Nilai a dan b

n = 48 ∑xy = 1899770

∑x = 26415 ∑x² = 14810229

∑y =3436 ∑y² = 248684

( )( ) ( )( )
Rumus a =
( )

( )( ) ( )( )
a=
( ) ( )

STMT TRISAKTI a=

a=

a =53,697
68

( )( )
Rumus b=
( )

( ) ( )( )
b=
( ) ( )

b=

b=

b = 0,033

Berdasarkan hasil perhitungan di atas yang dihtung dengan rumus

tersebut maka diperoleh hasil persamaan regresi linear sederhana sebagai

berikut :

STMT TRISAKTI
y = a + bx

y= +0,033x

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai a = 53,697 dan b = 0,033

Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah Y=53,697 +0,033X.


69

Dari persamaan regresi sederhana tersebut menunjukkan angka positif

sebesar 0,033 yang mengandung arti bahwa setiap pengalokasian parking

stand penerbangan domestik (variabel X) akan diikuti dengan tingkat on time

performance (variabel Y) sebesar 53,697 lalu ditambah (+) nilai koofisien

konstanta a atau konstanta sebesar 0,033

Gambar IV.4.
. Hubungan antara variabel X (pengalokasian parking stand penerbangan
domestik) terhadap variabel Y (On Time Performance)

On Time Perfomance
100

y = 0.0325x + 53.698
R² = 0.1062

On Time Perfomance

Linear (On Time


Perfomance)

STMT TRISAKTI 200 400 600 800


Pengalokasian Parking stand penerbangan domestik

Sumber: Diolah penulis


Berdasarkan Gambar IV.4 diatas, hubungan antara variabel X

(pengalokasian parking stand penerbangan domestik) terhadap variabel Y

(On Time Performance) semakin bertambahnya variabel X (pengalokasian

parking stand penerbangan domestik), maka semakin berkurangnya variabel

Y (on time performance) dan dari persamaan regresi linier sederhana


70

menunjukkan angka yang positif sebesar 0,33 yang mengandung arti setiap

pengalokasian parking stand maka akan diikuti dengan on time performance.

2. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dengan metode Least Square digunakan

untuk mencari hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat

(Y). Dalam tabel data dapat dirangkum sebagai berikut:

n = 48 ∑xy = 1899770

∑x = 26415 ∑x² = 14810229

∑y =3436 ∑y² = 248684

√ ( ) ( )( )

STMT TRISAKTI
√ (
(
) (
) (
)
)(
(
)
)( )

√ ( )( )( )

√( )( )


71

Hasil perhitungan korelasi diperoleh r=0,325,

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,50 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan dari tabel Koefisien Korelasi karena besarnya r berada

STMT TRISAKTI
pada interval 0,20 – 0,399 yang berarti hubungan antara variabel X dan

variabel Y adalah memiliki hubungan yang positif dan rendah berdasarkan

tabel interpretasi keeratan hubungan.

Kesimpulannya adalah pengalokasian parking stand penerbangan

domestik mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat on time

performance pada tahun 2016 dan hubungan tersebut bersifat rendah.


72

3. Analisis Koefisien Penentu

Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel bebas terhadap

variabel terikat dapat ditentukan dengan rumus koefisien. Dengan

menggunakan rumus Koefisien Determinasi atau Koefisien Penentu (KP).

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung Koefisien Penentu

(KP) perhitungannya :

KP = r² x 100%

=(0,325²) x 100%

= 10,56%

Berdasarkan perhitungan diatas, ditemukan hasil koefisiensi penentu

(KP) sebesar 10,56% yang artinya bahwa kontribusi variabel X

(pengalokasian parking stand) terhadap naik turunnya variabel Y (On

Time Performance) sebesar 10,56% dan sisanya sebesar 89,44%

merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain, antara lain seperti teknik,

STMT TRISAKTI
station handling, cuaca, dan lainnya yang tidak terdapat dipembahasan

ini.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

yang signifikan antara variabel X (pengalokasian parking stand) dan

variabel Y (On Time Performance).

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk

melakuan pengujuian hipotesis.


73

a. Hipotesis awal dengan P yaitu nilai koefisien korelasi

Ho : P = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel X

(pengalokasian parking stand) dan variabel Y (On Time Performance)

tidak signifikan.

Ha : P > 0, artinya ada pengaruh positif antara variabel X

(pengalokasian parking stand) dan variabel Y (On Time Performance)

signifikan.

b. Mencari thitung

Untuk mencari thitung menggunakan rumus sebagai berikut :

t hitung 

 1 r 
2




t hitung 
 1  (0,33) 
2


t hitung 
 

STMT TRISAKTI t hitung 
0,33(6,78)

t hitung 2,2374
 0,94

t hitung  2,3802

berdasarkan perhitungan diatas didapat hasil perhitungan t hitung

sebesar t hitung 2,3802


74

c. Mencari t tabel

Untuk mencari t tabel menggunakan rumus sebagai berikut :

t tabel : (α = 0,05) ; db = n-2

(α = 0,05) ; db = 46

t tabel : 1.6786

uji satu arah (berdasarkan tabel distribusi t)

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 2,3802

dan t tabel adalah 1,6786.

Artinya t hitung> t tabel atau 2,3802 > 1,6786

Berdasarkan perhitungan diatas t hitung> t tabel atau 2,3802 > 1,6786

maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang

signifikan dan rendah antara pengalokasian parking stand (variable X)

terhadap tingkat on time performance (variabel Y) pada penerbangan

STMT TRISAKTI
domestik PT Garuda Indonesia di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta

pada Tahun 2016.


75

Berikut adalah jika hipotesis digambarkan kedalam kurva:

t hitung> t tabel atau 2,3802 > 1,6786

Gambar IV.5.
Kurva Hasil Uji Hipotesis

Daerah penolakan Ho Daerah penerima Ha

t hitung =2,3802 t tabel = 1,6786


sumber: diolah oleh penulis

Dilihat dari Gambar IV.5 kurva hasil uji hipotesis di atas

menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,3802 berada di wilayah penolakan

Ho, sedangkan t tabel sebesar 1,6786 berada di wilayah penerima Ha

dengan demikian maka dapat disimpulkan bawa Ho ditolak dan Ha

STMT TRISAKTI
diterima.

Sehingga dari gambar kurva diatas dapat langsung ditarik kesimpulan

bahwa hipotesis yang sudah di jelaskan pada Bab 1 yang menyatakan

diduga ada hubungan positif antara variabel X (pengalokasian parking

stand) terhadap variabel Y (on time performance) terbukti benar.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan penulis tentang analisis yang berjudul “Pengaruh

Pengalokasian Parking Stand Penerbangan Domestik Terhadap On Time

Performance di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta PT Garuda

Indonesia Tahun 2016”, maka dapat menyimpulkan bahwa :

1. Dapat disimpulkan bahwa pengalokasian parking stand penerbangan

domestik di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta tahun 2016

sudah cukup baik walaupun masih terjadi delay, karena terjadi penurunan

pengalokasian parking stand di remote area dan lebih banyak terlayani di

gate setelah diresmikannya Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.

2. On Time Performance Garuda Indonesia pada tahun 2016 adalah 74%,

STMT TRISAKTI
tidak sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 96%.

3. Hubungan pengalokasian parking stand signifikan terhadap On Time

Performance sebesar 10,56% dan sisanya 89,44% karena masih ada

faktor-faktor yang lain seperti teknik, station handling, cuaca dan lainnya

yang tidak dibahas oleh penulis.

76
77

B. Saran-saran

Berkaitan dengan masalah yang mengenai pengaruh pengalokasian

parking stand penerbangan domestik terhadap on time performance di

Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta di tempat penulis melakukan

praktek kerja lapangan, maka penulis memberikan saran-saran, antara lain

adalah :

1. Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik seperti mengadakan

pertemuan antar pegawai dan gathering dengan pihak-pihak eksternal

seperti Angkasa Pura II untuk pengalokasian parking stand di Terminal 3

Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.

2. Untuk mencapai On Time Performance harus ditingkatkan kerja sama

yang baik dan harus memiliki disiplin yang tinggi, serta tanggung jawab

yang tinggi terhadap pekerjaan, perusahaan, dan penumpang.

3. Program meningkatkan On Time Performance adalah dengan cara

STMT TRISAKTI
meminimalisir delay yang terjadi dan menjalin komunikasi yang baik

antara pihak-pihak internal yang terkait seperti Gapura Angkasa untuk

peningkatan persiapan ground handling.


DAFTAR PUSAKA

Abbas Salim ; Manajemen Transportasi, Cetakan Keduabelas, PT. RajaGrafindo

Persada, Jakarta, 2016

Herry Gunawan ; Pengantar Transportasi dan Logistik, Cetakan Kedua, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015

IG.P.Mastra ; Sistem Angkutan Udara, Edisi Asli, Mitra Wacana Media, Jakarta,

2016

Kamus Populer Transportasi dan Logistik STMT Trisakti, 2012

Nasution M. N ; Manajemen Transportasi, Cetakan Pertama Edisi Keempat, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2015

Rahayu Sulistyorini ; Perencanaan dan Pemodelan Tranportasi, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2014

Sakti Adji Adisasmita : Perencanaan Pembangunan Transportasi, Graha Ilmu

Yogyakarta, 2014

STMT TRISAKTI
Singgih Handoyono – Dudi Sudibyo; AVIAPEDIA, Ensiklopedia Umum

Penerbangan, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2011

Singgih Handoyono – Dudi Sudibyo; AVIAPEDIA 2, Ensiklopedia Umum

Penerbangan, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2014

Sugiyono ; Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, 2016

Undang-Undang R. I. Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Cetakan Pertama,

Citra Umbara, Bandung, 2009

Suharto Abdul Majid ; Ground Handling Manajemen Pelayanan Darat Perusahaan

Penerbangan, Cetakan ke-2, Rajawali Pers, Jakarta, 2016


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Penulis

Nama : Amalia Aqmarina


NIM : 2241 13 200
Tempat/Tgl lahir : Malang, 08 Oktober 1994
Alamat : Jalan Tiga Berlian Raya No. 156 RT 001 RW 018
Mekarsari, Cimanggis, Depok 16952
Agama : Islam
Telepon/HP : 0812-8240-6328
Email : amalia.aqmarina@ymail.com

Pendidikan Formal Sekolah Nama Sekolah Tahun

2013-

STMT TRISAKTI Universitas / Sekolah Tinggi

Sekolah Menengah Atas


Sekolah Menengah Pertama
STMT Trisakti Jakarta
SMA Islam
PB.Soedirman
SMP Negeri 91 Jakarta
Sekarang
2010-2013
2007-2010
Sekolah Dasar SDN Pekayon 01 2001-2007
Taman Kanak-Kanak TK Meranti 1999-2001
STMT TRISAKTI
STMT TRISAKTI
STMT TRISAKTI
STMT TRISAKTI
STMT TRISAKTI

Anda mungkin juga menyukai