DIAJUKAN OLEH :
DIAJUKAN OLEH :
NOTAR : 18.03.049
Kertas Kerja Wajib ini adalah hasil karya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Notar : 18.03.049
Tanda Tangan :
PEMBIMBING
iii
KERTAS KERJA WAJIB
Oleh :
NURUL MUTIARA PAMUNGKAS
Nomor Taruna : 18.03.049
Pembimbing
iv
KERTAS KERJA WAJIB
DEWAN PENGUJI
Penguji Penguji
MENGETAHUI ,
KETUA PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
v
KATA PENGANTAR
1. Orang tua dan keluarga besar yang saya cintai yang banyak memberikan
dukungan serta doa dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik
Transportasi Darat – STTD;
2. Bapak Hindro Surahmat, A.TD, M.Si selaku Direktur Politeknik Transportasi
Darat Indonesia – STTD;
3. Bapak Ir. Bambang Drajat, MM selaku Ketua Jurusan D III Manajemen
Transportasi Perkeretaapian;
4. Ibu Eka Arista A, M.Sc dan Bapak Ir. J.R.C Hosang, MT sebagai dosen
pembimbing yang sudah membimbing dan mengarahkan langsung
terhadap penulisan Kertas Kerja Wajib ini;
5. Ibu Erni Basri, S.T, M.Eng selaku Kepala Balai Teknik Perkeretapian Jawa
Barat beserta Kepala Seksi dan staffnya;
6. Kakak – kakak alumni PTDI – STTD yang bekerja di Baai Teknik
Perkeretaapian Jawa Barat ;
7. Segenap civitas akademika Politeknik Transportasi Darat – STTD;
8. Rekan Taruna/i TIM PKL Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Barat Politeknik
Transportasi Darat Indonesia – STTD Angkatan XL.
9. Rekan saya Tri Anisa, Ichsanul, dan Bayu yang selalu mendengarkan keluh
kesah saya dan memberikan dukungan;
10. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan sehingga penyusunan Kertas Kerja Wajib ini
dapat terselesaikan.
vi
Penulis menyadari Kertas Kerja Wajib ini banyak kekurangan, saran dan
masukan sangat diharapkan bagi kesempurnaan penulisan. Semoga
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang Transportasi Darat dan dapat diterapkan untuk
membantu pembangunan transportasi di Indonesia dan sekedar untuk
tambahan ilmu pengetahuan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Penulis
NURUL MUTIARA P
Notar : 18.03.049
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Notar : 18.03.049
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) ,
merawat, dan mempublikasi Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal :
Yang menyatakan
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Contoh perlintasan dengan pintu 2 lajur 2 arah jalur tunggal .......29
Gambar III.2 Lebar lajur dan dimensi median jalan 2 lajur 2 arah ....................29
Gambar III.3 Kondisi kendaraan dapat mengamati kereta/ dapat berhenti ........40
Gambar V.5 Rambu persilangan datar dengan lintasan KA tanpa pintu .............53
Gambar V.8 Presentasee jenis kendaraaan yang melintas JPL 173 arah
Guruminda – Cisaranten Kulon ......................................................................56
xi
Gambar V.9 Presentasee jenis kendaraaan yang melintas JPL 173 arah
Cisaranten Kulon - Guruminda ......................................................................56
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.7 : Daftar nama penjaga pintu perlintasan JPL 173 ............................21
Tabel III.3 Faktor penyesuaian Kapasitas FCw untuk lebar lalu lintas ...............34
Tabel III.4 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FSCP) ..............34
Tabel III.9 Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (FVW) .............................38
Tabel V.1 Kelengkapan fasilitas rambu lalu lintas JPL 173 ................................51
Tabel V.2 Daftar frekuensi kereta yang melintas di JPL 173 .............................59
xiii
DAFTAR RUMUS
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
JPL No 173 KM 163+789 di Jalan Guruminda, Bandung yang
terletak antara Kiaracondong – Gedebage adalah merupakan perlintasan
sebidang resmi namun dijaga oleh warga setempat yang dilengkapi dengan
palang pintu manual yang dibuka tutup oleh warga setempat. Aspek tata
guna lahan pada JPL 173 KM 162+789 berada disekitar perkantoran,
perumahahan, sekolah atau kampus, klinik, dan pertokoan serta
merupakan akses jalan utama. Pada ruas jalan tersebut mempunyai
kapasitas 1445,36 smp/jam dan jumlah lalu lintas harian rata –rata 556,96
smp/jam sehingga didapatkan v/c ratio dari arah utara dan arah selatan
yaitu 0,50 serta frekuensi kereta api yang melintas 24 jam sebanyak 68
kereta. Pada saat jam tersibuk terdapat kelonjalakan volume lalu lintas, hal
ini mengakibatkan cukup ramai kendaraan yang melintasi perlintasan dan
banyaknya pengendara yang kurang memperhatikan keselamatan seperti
menerobos palang pintu disaat palang pintu sudah tertutup dan kereta
sudah mulai lewat.
2
NO 173 KM 163+789 PETAK JALAN ANTARA KIARACONDONG –
GEDEBAGE”
3
1.4 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini mempunyai maksud serta tujuan :
4
3. Layliana (2020) judul Peningkatan Keselamatan Pada Perlintasan
Sebidang JPL 739 KM 541+463 petak jalan antara Patukan –
Yogyakarta, menggunakan analisis panjang antrian berdasarkan rumus
yang diadopsi dari jurnal model of queueing in the railway level crossing
2019.
Indikator Penulis
Sara H Nia Layliana Nurul
(2015) Nur (2020) Mutiara
(2019) (2021)
Survei Traffic Counting √ √ √ √
5
BAB II : GAMBARAN UMUM
Gambaran umum berisi kondisi wilayah studi dan kondisi
keselamatan, dan kondisi perlintasan di wilayah studi JPL No
173 KM 163 + 789 petak jalan antara Kiaracondong – gedebage.
BAB VI : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang bisa dipakai guna
rekomendasi bagi pihak terkait di masa selanjutnya.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
7
2.2 Kondisi Keselamatan
Kondisi keselamatan pada Daerah Operasi 2 lintas Kiaracondong -
Cicalengka pada tahun 2016-2020 terlihat di tabel II.1:
Tabel II.1: Data dan Jenis kecelakaan tahun 2016 s/d 2020
1 Tumburan 0 1 0 1 0 2
KA vs KA
2 Tumburan 11 0 0 0 0 11
KA vs
Kendaraan
3 Anjlokan/ 2 1 3 5 1 12
terguling
4 KA 17 0 0 0 2 19
tertemper
orang
8
Menurut PM Nomor 94 Tahun 2018, “perlintasan kereta api
merupakan perpotongan antara jalur rel dengan jalan raya. Perlintasan
sebidang yang bersinggungan langsung dengan moda jalan ialah salah satu
lokasi yang kerap terjadi kecelakaan antara moda transportasi darat.
Penyebab kecelakaan tersebut akibat kelalaian penjaga pintu perlintasan
ataupun kelalaian pengguna jalan yang kurang berhati – hati saat melewati
perlintasan”. Data ini diperoleh dari pihak yang terkait dengan perlintasan
sebidang di lintas Kiaracondong – Cicalengka adalah sebagai berikut:
Tabel II.2: Perlintasan Sebidang Lintas Kiaracondong –
Cicalengka
1 2.9 KAC - 3 4 12 4 23
2 2.10 CCL - 2 - 4 1 7
TOTAL 30
Letak
Lebar
No. Konstruksi Nama jalan /
No jalan Peruntukan Kab/kota Status
Jpl jalan desa
Antara (m)
Resort KM + HM
stasiun
2.9 Cth -
1 159+897 169 15 Aspal Kend. roda 4 Kiaracondong Bandung Resmi
KAC Kac
2.9 Cth -
2 160+806 170 1.5 Tanah/batu Orang Sukapura Bandung Resmi
KAC Kac
2.9 Cth -
3 161+021 171 1.5 Tanah/batu Orang Cidurian Bandung Resmi
KAC Kac
9
Letak
Lebar
No. Konstruksi Nama jalan /
No jalan Peruntukan Kab/kota Status
Jpl jalan desa
Antara (m)
Resort KM + HM
stasiun
2.9 Kac -
4 162+686 172A 4 Aspal Kend roda 4 Parakansaat Bandung Liar
KAC Gdb
2.9 Kac -
5 163+381 172B 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Liar
KAC Gdb
2.9 Kac -
6 163+789 173 5 Aspal Kend. roda 4 Guruminda Bandung Resmi
KAC Gdb
2.9 Kac -
7 164+325 174 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Gdb
2.9 Kac -
8 164+769 175 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Gdb
2.9 Kac -
9 165+258 176 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Gdb
2.9 Gdb -
10 165+473 177 4 Aspal Kend roda 4 Darwati Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Gdb -
11 167+106 178 4 Aspal Kend. roda 4 Cimencrang Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Gdb -
12 167+844 178A 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Liar
KAC Rck
2.9 Gdb -
13 169+054 178B 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Gdb -
14 170+270 178C 1.5 Tanah/batu Orang Galumpit Bandung Liar
KAC Rck
2.9 Gdb -
15 172+038 179 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Gdb -
16 172+343 180 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Gdb -
17 172+775 181 4 Aspal Kend. roda 4 Majalaya Bandung Resmi
KAC Rck
2.9 Rck -
18 173+784 182 4 Aspal Kend. roda 4 Rancanilem Bandung Resmi
KAC Hrp
2.9 Rck -
19 174+408 183 1.5 Tanah/batu Orang Melong Bandung Resmi
KAC Hrp
10
Letak
Lebar
No. Konstruksi Nama jalan /
No jalan Peruntukan Kab/kota Status
Jpl jalan desa
Antara (m)
Resort KM + HM
stasiun
2.9 Rck -
20 174+584 184 4 Tanah/batu Orang Ciherang Bandung Resmi
KAC Hrp
2.9 Rck -
21 174+985 185 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Hrp
2.9 Rck -
22 176+316 186 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Hrp
2.9 Rck -
23 177+537 187 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
KAC Hrp
2.10
24 Hrp - CI 178+402 188 4 Aspal Kend. roda 4 Bojongsalam Bandung Resmi
CCL
2.10
25 Hrp - CI 178+623 189 5 Tanah/batu Kend. roda 4 Cigugur Bandung Resmi
CCL
2.10
26 Hrp - CI 179+335 190 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
CCL
2.10
27 Hrp - CI 180+055 190A 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Liar
CCL
2.10
28 Hrp - CI 180+786 191 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
CCL
2.10
29 Hrp - CI 181+261 192 1.5 Tanah/batu Orang - Bandung Resmi
CCL
2.10
30 Hrp - CI 182+055 193 10 Aspal Kend. roda 4 Majalaya Bandung Resmi
CCL
11
JENIS PENGAMANAN PERLENGKAPAN / RAMBU-RAMBU
NO.
NO Keterangan
JPL DIJAGA SEMB TANDA ANDREAS GARIS PAPAN
GENTA PINTU
OLEH 35 STOP KRUIS KEJUT PERINGATAN
Tidak
2 170 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
3 171 - - - - - - - -
Ramai
Pihak
4 172A - Palang Ada Ada Ada - - Ramai
III
Tidak
5 172B - - - - - - - -
Ramai
Pihak
6 173 - Palang Ada Ada Ada - - Ramai
III
Tidak
7 174 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
8 175 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
9 176 - - - - - - - -
Ramai
Pihak
11 178 - Palang Ada Ada Ada Ada - Ramai
III
Tidak
12 178A - - - - - - - -
Ramai
Tidak
13 178B - - - - - - - -
Ramai
14 178C - - - - - - - - Ramai
Tidak
15 179 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
16 180 - - - - - - - -
Ramai
12
JENIS PENGAMANAN PERLENGKAPAN / RAMBU-RAMBU
NO.
NO Keterangan
JPL DIJAGA SEMB TANDA ANDREAS GARIS PAPAN
GENTA PINTU
OLEH 35 STOP KRUIS KEJUT PERINGATAN
Pihak
18 182 - Palang - - Ada - - Ramai
III
Tidak
19 183 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
20 184 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
21 185 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
22 186 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
23 187 - - - - - - - -
Ramai
25 189 - - - - - - - - Ramai
Tidak
26 190 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
27 190A - - - - - - - -
Ramai
Tidak
28 191 - - - - - - - -
Ramai
Tidak
29 192 - - - - - - - -
Ramai
13
2.3 Kondisi Perlintasan di Wilayah Studi
Wilayah studi penelitian ini adalah perlintasan resmi namun dijaga
oleh pihak lain yaitu warga setempat yang berpalang pintu manual
tepatnya di JPL 173 KM 163+789 petak jalan antara Kiaracondong –
Gedebage, Jalan Guruminda, Desa Cisaranten Kulon, Kecamatan
Arcamanik, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
14
Jenis Bantalan : Beton
Gradien : Datar
15
dan kegaiatan pelayanan umum dengan jalan aspal yang diperkeras.
Kondisi geometri pendekat di perlintasan sebidang kereta api Guruminda
berupa jalan lurus dari arah selatan. Di ruas jalan pada perlintasan tersebut
kondisi aspal sudah rusak dan berlubang, sehingga pengguna jalan yang
melintas di perlintasan sebidang tersebut harus mengurangi kecepatan
saat melintasi dan tetap berhati –hati.
16
No Komponen Kelengkapan Kondisi Keterangan
4. Silang andreas kruis ada rusak
5. Dilarang Tidak ada -
berbelok/balik arah
6. Garis kejut Tidak ada -
7. Marka jalan Tidak ada -
17
Terlihat bahwasannya rambu tanda stop dan tanda silang di area
perlintasan sebidang JPL 173 KM 163+789 sudah tidak layak .
18
Tabel II.6 : Daftar KA yang melintas
No NO KA Nama KA Jam
1 306 Serayu 0:15
2 157 Lodaya 3:18
3 444 Bandung Raya Ekonomi 3:37
4 446A Bandung Raya Ekonomi 4:07
5 443A Bandung Raya Ekonomi 4:55
6 76 Turangga 5:21
7 445A Bandung Raya Ekonomi 5:41
8 283 Kahuripan 5:54
9 450A Bandung Raya Ekonomi 5:50
10 447A Cibatuan 6:47
11 119 Malabar 6:37
12 449A Bandung Raya Ekonomi 7:08
13 448A Cibatuan 7:14
14 131 Mutiara Selatan 7:42
15 160F Lodaya 7:26
16 452A Bandung Raya Ekonomi 8:02
17 6 Argo Willis 8:21
18 452A Cibatuan 9:01
19 454A Bandung Raya Ekonomi 8:32
20 453A Bandung Raya Ekonomi 9:46
21 456A Bandung Raya Ekonomi 9:38
22 455A Bandung Raya Ekonomi 10:10
23 243 Parcel Selatan 10:33
24 286 Pasundan 10:16
25 457A Bandung Raya Ekonomi 10:50
26 459A Bandung Raya Ekonomi 11:31
27 174F Pangandaran 11:12
28 461A Bandung Raya Ekonomi 11:52
29 465A Bandung Raya Ekonomi 12:18
30 447A Cibatuan 12:44
31 467A Bandung Raya Ekonomi 12:40
32 469A Bandung Raya Ekonomi 13:44
33 218 Serayu 13:24
34 216 Serayu 13:36
35 471A Bandung Raya Ekonomi 13:53
19
No NO KA Nama KA Jam
36 473A Bandung Raya Ekonomi 14:16
37 PLB 466A Bandung Raya Ekonomi 14:31
38 PLB 463A Bandung Raya Ekonomi 14:43
39 L2757F-4 Lok Gedenambo 15:06
40 PLB 465A Bandung Raya Ekonomi 14:19
41 PLB 468A Bandung Raya Ekonomi 15:32
42 2527F Gedenambo Service 15:34
43 159F Lodaya 15:01
44 LL204 Dinas Lok Langsir 16:10
45 PLB470A Bandung Raya Ekonomi 16:28
46 PLB467A Bandung Raya Ekonomi 16:49
47 2538F Gedepriuk Cargo 16:45
48 311 Kutojaya Selatan 17:00
49 120 Malabar 17:18
50 5 Argo Willis 17:31
51 PLB472A Bandung Raya Ekonomi 17:43
52 PLB 469A Bandung Raya Ekonomi 17:55
53 PLB474A Bandung Raya Ekonomi 18:23
54 80 Turangga 18:31
55 L2538F-3 Lok Petikemas 18:36
56 PLB471A Bandung Raya Ekonomi 18:50
57 476 Bandung Raya Ekonomi 19:19
58 158 Lodaya 19:28
59 285 Pasundan 19:37
60 PLB473A Bandung Raya Ekonomi 19:57
61 300 Parcel Selatan 20:15
62 173F Pangandaran 20:24
63 PLB475A Bandung Raya Ekonomi 20:36
64 PLB478A Bandung Raya Ekonomi 20:40
65 132 Mutiara Selatan 20:49
66 PLB442A Lokal Cibatu 21:08
67 PLB477A Bandung Raya Ekonomi 21:26
68 PLB480A Bandung Raya Ekonomi 21:40
Sumber : Pusdal OPKA Daop 2 Bandung
20
Perlintasan di JPL 173 yan dijaga warga belum mempunyai sertifkat
penjaga pintu perlintasan. Pembagian kerja di perlintasan sebidang JPL 173
adalah dengan 3 shift yaitu shift pertama pada jam 08.00 pagi sampai jam
16.00 sore, shift kedua pada pukul 16.00 sore sampai dengan 24.00
malam, dan shift berikutnya pada jam 24.00 malam sampai dengan 08.00
pagi. Berikut daftar nama penjaga perlintasan di JPL 173:
21
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Perkeretaapian
Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian, “perkeretaapian merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
sarana, prasarana, sumber daya manusia bidang perkeretaapian, serta
norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api, perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan
untuk memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara massal
dengan selamat, aman, nyaman, cepat, dan lancer, tepat, tertib dan teratur
serta efisien, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional”.
22
c. Pada jalur tunggal dengan frekuensi dan kecepatan kereta api
rendah
4. Perlintasan sebidang yang bersifat sementara tersebut harus mendapat
izin dari Direktur Jenderal dalam jangka waktu satu tahun dan dapat
dilakukan perpanjangan sampai dua kali dengan ketentuan :
a. Kecepatan kereta api yang melintas pada perlintasan kurang dari
60 km/jam.
b. Headway kereta yang melintas pada perlintasan minimal 30 menit.
c. Jalan letak perlintasan adalah Jalan Kelas III (tiga).
d. Jarak antarperlintasan satu dengan perlintasan lainnya pada satu
jalur tidak kurang dari 800 meter.
e. Tidak terletak pada lengkungan jalur KA mapun jalan.
f. Jarak pandang bebas bagi masinis minimal 500 meter maupun bagi
pengguna jalan raya minimal 150 meter”.
1. Kepala rel harus satu level dengan permukaan jalan dengan toleransi
0,5 cm.
2. Terdapat permukaan datar sepanjang 60 cm diukur dari sisi terluar
jalan rel.
3. Gradien maksimal yang digunakan untuk dilewati kendaraan dihitung
dari titik tertinggi kepala rel yaitu 2% diukur dari sisi terluar permukaan
datar, sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk jarak 9,4 meter dan
10% untuk 10 meter berikutnya yang dihitung dari titik terluar setelah
dilakukan pengukuran pada gradien 2%.
4. Lebar perlintasan untuk satu jalur maksimal 7 meter.
5. Sudut perpotongan antara jalan rel dengan jalan harus 90 derajat dan
panjang jalan yang lurus minimal harus 150 meter dari as jalan rel.
Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian menyatakan bahwa, “pada perpotongan sebidang antara
jalur kereta api dan jalan pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan
23
kereta api dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 pasal 110
tentang kewajiban mendahulukan kereta api bahwasannya, (1) pemakai
jalan wajib mendahulukan kereta api, (2) pemakai jalan wajib mematuhi
semua rambu jalan di perpotongan sebidang, (3) pelanggaran yang
menyebabkan kecelakaan bukan termasuk kecelakaan perkeretaapian, (4)
pintu perlintasan berfungsi untuk mengamankan perjalanan kereta api”.
Guna menjamin keselamatan perjalanan kereta api dan masyarakat
pengguna jalan yang melewati perlintasan sebidang, pasal 2 ayat (1) pada
Peraturan Menteri No 94 Tahun 2018 tentang “Peningkatan Keselamatan
Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan” telah
mengatur, “tanggung jawab perlintasan sebidang yang sudah beroperasi
namun masih belum dilengkapi dengan peralatan keselamatan perlintasan
sebidang dilakukan oleh Menteri untuk Jalan nasional, Gubernur untuk
Jalan provinsi, Bupati/wali kota untuk Jalan kabupaten/kota dan Jalan desa,
serta badan hukum atau lembaga untuk jalan khusus yang digunakan oleh
badan hukum atau lembaga”.
Pengelolaan perlintasan sebidang yang dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) adalah perlintasan yang telah diberi nomor JPL oleh penyelenggara
prasarana perkeretaapian yang belum dijaga dan/atau tidak berpintu,
memiliki lebar jalan lebih dari 2 meter, dan perlintasan sebidang sudah
dijaga yang belum memenuhi aspek keselamatan. Apabila perlintasan
sebidang yang tidak memiliki nomor JPL, tidak dijaga, dan/atau tidak
berpintu yang lebarnya kurang dari 2 meter, serta tidak tercatat dalam
daftar perlintasan sebidang yang ada dalam peraturan menteri tersebut
dapat dilakukan peningkatan keselamatan perlintasan. Perlintasan
sebidang yang terdapat dalam daftar perlintasan sebidang yang ada dalam
PM Nomor 94 Tahun 2018 tersebut tetap dapat dioperasikan apabila telah
dilakukan evaluasi perlintasan sebidang yang paling sedikit dilaksanakan
satu tahun sekali dan peningkatan keselamatan perlintasan sebidang. Pada
pasal 5 ayat (2) dijelaskan mengenai pelaksanaan evaluasi perlintasan
sebidang tersebut melibatkan unit kerja terkait yang terdiri dari Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Dinas
24
Perhubungan, Dinas Bina Marga, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
dan Daop/Divre PT Kereta Api Indonesia (Persero). Evaluasi yang dimaksud
meliputi kegiatan:
1. “Inventarisasi kondisi perlintasan sebidang pada ruas jalan dan titik
perlintasan.
2. Pemenuhan aspek keselamatan perlintasan sebidang.
3. Perbandingan kondisi yang ada dengan standar teknis, baik konstruksi
ruas jalan maupun konstruksi jalur kereta api di perlintasan sebidang,
serta manajemen dan rekayasa lalu lintas.
4. Inventarisasi ketidaksesuaian antara standar dengan kondisi yang ada.
5. Inventarisasi frekuensi dan kecepatan kereta api yang melintas di
perlintasan sebidang.
6. Inventarisasi rata-rata kepadatan dan kecepatan kendaraan yang
melintas di perlintasan sebidang pada saat waktu sibuk dan waktu
normal.
7. Inventarisasi jalan alternatif yang sudah tersedia dalam hal perlintasan
sebidang akan ditutup untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta
api dan pengguna jalan yang melintasi perlintasan sebidang.
8. Hal lain yang dianggap perlu dalam rangka menjamin keselamatan”.
25
sebidang harus memenuhi persyaratan teknis berdasarkan komponen dan
konstruksinya terdiri atas:
1. “Ruas jalan yang dapat dibuat perlintasan sebidang antara jalan dengan
jalur kereta api mempunyai persyaratan sebagai berikut:
a. Jalan kelas III;
b. Jalan sebanyak-banyaknya 2(dua) lajur 2 (dua) arah;
c. Tidak pada tikungan jalan dan/atau alinement horizontal yang
memiliki radius sekurang-kurangnya 500 m;
26
d. Tingkat kelandaian kurang dari 5 (lima) persen dari titik terluar
jalan rel;
e. Memenuhi jarak pandang bebas, (penentuan jarak pandang bebas
antara kereta api dan jalan);
f. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
2. Wajib dilengkapi rambu lalu lintas yang berupa peringatan dan larangan
sebagai berikut :
a. Rambu peringatan dipasang pada perlintasan sebidang antara
jalan dengan kereta api, terdiri dari:
1) rambu yang menyatakan adanya perlintasan sebidang antara
jalan dengan jalur kereta api dimana jalur kereta api dilengkapi
dengan pintu perlintasan, dengan rambu
2) rambu yang menyatakan adanya perlintasan sebidang antara
jalan dengan jalur kereta api dimana jalur kereta api tidak
dilengkapi dengan pintu perlintasan, dengan rambu
3) rambu tambahan yang menyatakan jarak per 150 meter
dengan rel kereta api terluar, dengan rambu
4) rambu berupa kata-kata yang menyatakan agar berhati-hati
mendekati perlintasan kereta api
b. Rambu Larangan dipasang pada perlintasan sebidang antara jalan
dengan jalur kereta api, terdiri dari :
1) rambu larangan berjalan terus sebagaimana tersebut dalam
KM Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-rambu Lalu Lintas
di Jalan, wajib berhenti sesaat dan meneruskan perjalanan
setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya;
2) rambu larangan berjalan terus yaitu rambu sebagaimana
tersebut dalam KM Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-
rambu Lalu Lintas di Jalan, dipasang pada persilangan
sebidang jalan dengan kereta api jalur tunggal yang
mewajibkan kendaraan berhenti sesaat untuk mendapat
kepastian aman sebelum melintasi rel;
27
3) rambu larangan berjalan terus yaitu rambu sebagaimana
tersebut dalam KM KM Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-
rambu Lalu Lintas di Jalan, dipasang pada persilangan
sebidang jalan dengan kereta api jalur ganda yang mewajibkan
kendaraan berhenti sesaat untuk mendapat kepastian aman
sebelum melintasi rel;
4) rambu larangan berbalik arah kendaraan bermotor maupun
tidak bermotor pada perlintasan kereta api, dengan rambu.
5) rambu larangan berupa kata-kata yaitu rambu yang
menyatakan agar pengemudi berhenti sebentar untuk
memastikan tidak ada kereta api yang melintas”.
3. Wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa marka jalan yang
terdiri dari:
a. Marka melintang berupa tanda garis melintang sebagai batas wajib
berhenti kendaraan sebelum melintas jalur kereta api, dengan
ukuran lebar 0,30 meter dan tinggi 0,30 meter;
b. Marka membujur berupa garis utuh sebagai larangan kendaraan
untuk melintas garis tersebut dengan ukuran lebar 0,12 meter dan
tinggi 0,03 meter;
c. Marka membujur berupa tanda peringatan yang dilengkapi dengan
tulisan “KA” sebagai tanda peringatan adanya perlintasan dengan
jalur kereta api, dengan ukuran lebar secara keseluruhan 2,4
meter dan tinggi 6 meter serta ukuran huruf yang bertuliskan “KA”
tinggi 1,5 meter dan lebar 0,60 meter;
d. Pita penggaduh (rumble strip) sebelum memasuki perlintasan
sebidang;
e. Median minimal 6 m dan lebar 1 m pada jalan 2 lajur 2 arah.
28
Gambar III.1: Contoh Perlintasan dengan pintu pada jalan dua lajur dua arah
dengan jalur tunggal kereta api
Gambar III.2 : Lebar lajur dan dimensi median jalan pada perlintasan jalan 2
lajur 2 arah dengan jalur kereta api
29
Penentuan perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta
api terdiri dari perlintasan sebidang lengkap dengan pintu otomatis , tidak
otomatis baik mekanik maupun elektrik dan perlintasan sebidang yang
tidak dilengkapi dengan pintu. Perlintasan yang dilengkapi pintu apabila
melebihi ketentuan mengenai jumlah kereta api yang melintasi lokasi
tersebut minimal 25 kereta/hari dan maksimal 50 kereta /hari, volume lalu
lintas harian rata-rata (LHR) sebanyak 1.000 sampai 1.500 kendaraan pada
jalan dalam kota dan 300 sampai dengan 500 kendaraan pada jalan luar
kota dan hasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata-rata (LHR)
dengan frekuensi kereta api antara 12.500 sampai dengan 35.000 smpk
dinyatakan standar adanya perlintasan sebidang apabila melebihi 35000
Smpk maka harus ditingkatkan menjadi perlintasan tidak sebidang.
Perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi pintu apabila:
1. “Terdiri dari satu lampu yang menyala berkedip atau dua lampu yang
menyala bergantian;
2. Lampu berwarna kuning dipasang pada jalur lalu lintas,
mengisyaratkan pengemudi harus berhati-hati;
30
3. Lampu berwarna merah dipasang pada perlintasan sebidang dengan
jalan kereta api dan apabila menyala mengisyaratkan pengemudi
harus berhenti; dan
4. Dapat dilengkapi dengan isyarat suara atau tanda panah pada lampu
yang menunjukan arah datangnya kereta api;
5. berbentuk bulat dengan garis tengah antara 20 sentimeter sampai
dengan 30 sentimeter;
6. Daya lampu antara 60 watt sampai dengan 100 watt”.
31
Wajibnya seorang penjaga perlintasan kereta api mempunyai sertifikat
kecakapan penjaga pintu perlintasn kereta api yang sah dan masih berlaku
yang ditertibkan oleh Direktur Jenderal atau Badan hokum atau lembaga
yang mendapat akreditasi dari Menteri. Sertifikat kecakapan penjaga pintu
perlintasan kereta api didapat setelah lulus pendidikan dan pelatihan, dan
uji kecakapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal dan Sertifikat
kecakapan penjaga pintu perlintasan kereta api berlaku selama empat
tahun.
Arus lalu lintas harian rata-rata dapat diketahui dari hasil survei
pencacahan arus lalu lintas Traffic Counting, dimana dari hasil TC
tersebut didapatkan volume kendaraan per jam dalam satuan
kendaraan kemudian dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang
dengan mengkalikan nilai ekivalensi mobil penumpang.
32
2. Kapasitas Jalan
Kapasitas dasar (Co) adalah segmen jalan pada kondisi geometri, pola
arus lalu lintas, dan factor lingkungan yang telah ditentukan
sebelumnya, kapasitas dasar yang telah ditetapkan menurut tipe jalan
dapat dilihat sebagai berikut :
Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar (FCw) akibat lebar jalur lalu
lintas telah ditetapkan pa da tabel berikut :
33
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
34
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
3. V/C Ratio
35
karakteristik pelayanan suatu ruas jalan, dengan rumus sebagai
berikut :
36
4. Kecepatan Arus Bebas
Dalam analisa kecepatan arus bebas ini menggunakan kecepatan arus
bebas kendaraan ringan (LV) sebagai ukuran utama kinerja dalam
perhitungan ini. Namun untuk arus bebas tipe kendaraan yang lain
juga ada standarisasinya dan dapat digunakan untuk keperluan lain
seperti analisa biaya pemakaian jalan (MKJI, 1997). Perhitungan
kecepatan arus bebas disajikan dengan rumus di bawah ini
37
5. Perhitungan Perkiraan Volume Lalu Lintas
Metode pertumbuhan dipakai guna menghitung perkiraan volume
lalu lintas, sesuai nilai pertumbuhan maka volume lalu lintas bisa
diperkirakan untuk jangka waktu 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun.
Metode pertumbuhan yang dimaksud ialah yang menurut
Supranto (2000)
Pn = P0 + (1+i)n
Dengan
38
Dalam Keputusan Direktur Jendral (KEPDIRJEN) Bina Marga
(2012) menjelaskan bahwa, “faktor partumbuhan lalu lintas didasarkan
pada data-data pertumbuhan historis atau formularitas korelasi dengan
faktor pertumbuhan lain yang valid, bila tidak ada maka dapat
menggunakan perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas untuk jalan
arteri dan perkotaan dengan pertumbuhan 5 % untuk tahun 2011-2020
dan 4 % untuk tahun 2021-2030”.
6. Panjang Antrian
Panjang antrian yaitu panjang dari antrian kendaraan di suatu
titik tertentu, dalam penelitian ini tepatnya di perlintasan sebidang. Pada
perhitungan panjang antrian ini menggunakan metode Queueing
Analysis yang mengacu pada sumber Jurnal Model of Queuein in the
Railway Level Crossing (2019) dengan rumus sebagai berikut :
𝐶𝑥𝑅
TQ =
𝐶−𝑉
𝐶𝑜 𝑥 𝑅
QM0 = 3600
39
Rumus III.4: Rumus Jarak Pandang
𝑉𝑣²
dH = 0,28Vvt + 254𝑓 + D + de
Dan
dT =
𝑉𝑇
𝑉𝑣
[ (0,28)Vvt +
𝑉𝑣²
254𝑓
+ 2D + L +W` ]
Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No
SK.770/KA401/DRDJ/2005
40
41
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Perlintasan Sebidang
Kinerja ruas
Kondisi dan Karakteristik Kesiapan SDM
Perlengkapan jalan dan
kelengkapan pengguna penjaga pintu
perlintasan frekuensi
rambu jalan perlintasan
kereta
Evaluasi
Peningkatan keselamatan
di perlintasan sebidang
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah suatu pengamatan secara langsung sebagai
upaya untuk menjelaskan masalah, identifikasi ini dilakukan sebagai
42
langkah awal dalam penelitian. Permasalahan yang diidentifikasi dalam
penelitian di JPL No 173 KM 163+789 petak jalan antara Kiaracondong
– Gedebage adalah sebagai berikut :
a. Kondisi eksisting di perlintasan sebidang JPL 173 KM 163+789 resmi
dijaga oleh warga setempat dengan kondisi lalu lintas yang ramai
karena akses jalan menuju kampus, perumahan, puskesmas,
perkantoran, dan pertokoan.
b. Perlintasan sebidang resmi JPL 173 KM 183+789 namun dijaga
warga dikhawatirkan akan adanya kelalaian dalam menutup palang
pintu yang secara manual serta ketidaktepatan waktu pada saat
kereta melintas terlebih dengan adanya rencana pembangunan
double track maka frekuensi kereta yang melintas akan lebih padat.
c. Resiko adanya kecelakaan karena kurangnya kesadaran pengguna
jalan ketika palang pintu sudah ditutup oleh penjaga palang pintu.
d. Masih adanya rambu – rambu di perlintasan sebidang yang belum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data ialah guna memperoleh data – data yang akan
dipakai dalam mengolah dan menganalisis dari permasalahan yang
ditimbulkan. Pengumpulan data yang dilakukan ialah menghimpun data
sekunder dan data primer. Data sekunder didapatkan dari pihak
bersangkutan, di penelitian ini ialah Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Jawa Bagian Barat dan Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Persero serta pihak yang terkait lainnya sebagai data pendukung di
penelitian ini, sedangkan data primer ialah data yang diperoleh
langsung melalui survei – survey antara lain survey pencacahan lalu
lintas atau traffic counting , survei karakteristrik penguna jalan yang
melintasi perlintasan, survei kelengkapan fasilitas rambu – rambu di
perlintasan, dan survei kesiapan SDM di perlintasan sebidang JPL no
173 KM 163 +789 petak jalan antara Kiaracondong – Gedebage.
43
3. Metode pengolahan data
Pengolahan data ialah proses mengolah data atau informasi menjadi
bentuk yang lebih informative. Setelah data – data sudah dikumpulkan
dan didapatkan maka akan dilakukan analisis mengetahui, menganalisis
dan membahas kondisi di JPL No 173 KM 163+789 petak jalan antara
Kiaracondong – Gedebage, kondisi perlengkapan, fasilitas rambu,
kondisi fisik, karakteristik pengguna jalan, volume lalu lintas harian
(LHR), dan frekuensi ka pada perlintasan JPL No 173.
4. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah untuk melakukan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang muncul pada wilayah studi JPL No 173 KM 163+789
petak jalan antara Kiaracondong – Gedebage.
5. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan adalah menjelaskan pokok bahasan yang terdapat pada
penelitian ini di JPL No 173 KM 163+789 petak jalan antara
Kiaracondong – Gedebage dengan mengusulkan cara untuk
meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang dengan peraturan
yang berlaku serta desain di perlintasan sebidang.
44
4.2 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Selesai
Gambar IV.2: Bagan Alir Penelitian
45
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Guna mengolah serta menganalisis permasalahan yang ada maka
dilakukan penghimpunan data yang akan dipakai. Pengumpulan data dari
penelitian ini terdiri data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh
dari kondisi nyata atau eksisting di lapangan, dan data sekunder diperoleh
dari instansi terkait.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau sumber
yang terkait, dalam hal ini khususnya Balai Teknik Perkeretaapian
Jawa Barat dan Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Persero,
dengan data yang diperlukan antara lain :
a. Data frekuensi kereta api yang melintas di perlintasan tersebut.
b. Data jumlah dan jenis perlintasan sebidang di Daop 2 Bandung
serta daftar nama penjaga pintu perlintasan.
2. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan berdasarkan kondisi yang sebenarnya, antara lain :
a. Survei Traffic Counting (TC)
Survei traffic counting atau survei pencacahan lalu lintas
dimaksudkan guna memperoleh data mengenai kinerja ruas jalan,
jumlah dan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan dan volume
harian rata – rata yang melintas pada perlintasan sebidang JPL
173.
b. Survei kelengkapan fasilitas rambu – rambu dan kondisi fisik
perlintasan sebidang
Survei kelengkapan fasilitas rambu ini sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat No
SK.770/KA401/DRDJ/2005 tentang “Pedoman Teknis Perlintasan
Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api” tentang
persyaratan perlintasan sebidang wajib dilengkapi dengan rambu
lalu lintas , marka, dan peringatan berupa kata-kata, oleh karena
itu dilakukan survey dimaksudkan untuk mengetahui fasilitas
46
minimum kondisi rambu – rambu yang terdapat di perlintasan
sebidang JPL 173 serta geometri aspal pada perlintasan.
c. Survei karakteristik pengguna jalan
Survei ini dimaksudkan guna mengetahui karakteristik pemakai
jalan yang melintas. Pengguna jalan yang melintas di lokasi
penelitian terdiri dari pengguna kendaraan bermotor hingga
pejalan kaki dan untuk mengetahui pengguna jalan yang
melakukan pelanggaran saat melintas.
d. Survei kesiapan SDM
Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2011 tentang
“kecakapan penjaga perlintasan”, wajib memiliki sertifikat penjaga
perlintasan oleh karena itu perlu dilakukan survey kesiapan SDM
di perlintasan sebidang tersebut.
e. Survei wawancara
Survei wawancara dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sehari-
hari yang terjadi, baik kondisi keadaan lalu lintas, karakteristik
pngguna jalan, maupun sistem pembagian kerja dalam penjagaan
pintu perlintasan tersebut.
47
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kecakapan penjaga
pintu perlintasan yang wilayah kerjanya menjadi tanggung jawab
keselamatam perjalanan kereta api dimana ia bertugas.
48
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMECAHAN MASALAH
49
Gambar V.2 : Gardu di perlintasan JPL 173
Sumber : Hasil survey, 2021
50
elektrik maupun mekanik harus dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan tersebut.
b. Fasilitas rambu lalu lintas
Fasilitas rambu lalu lintas itu bentuk perlengkapan jalan yang bisa
berupa huruf, kalimat, angka, atau lambang dan perpaduan
diantaranya yang bertujuan untuk memberikan larangam,
peringatan, himbauan, petunjuk maupun perintah bagi pengguna
jalan yang melintas, pemasangan fasilitas rambu lalu lintas ini
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan keselamatan dan
kewaspadaan pemakai jalan yang melewati di jalan tersebut.
Berikut daftar kelengkapan fasilitas rambu lalu lintas di
perlintasan sebidang JPL 173 :
Tabel V.1 : Kelengkapan fasilitas rambu lalu lintas JPL 173
Rambu
1 Persilangan ada Baik Tertutup
Datar
Rambu
kata – kata
2 ada Baik
mendekati
perlintasan
Rambu
3 ada rusak
Stop
Silang
4 andreas ada rusak
kruis
Marka
7 Tidak ada -
jalan
51
No Komponen Kelengkapan Kondisi Keterangan
isyarat
8 Tidak ada
Suara
-
Sumber : Hasil survei, 2021
52
Gambar V.5: Rambu Peringatan Persilangan Datar Dengan Lintasan Kereta Api
Tanpa Pintu
53
ruas jalan ini terdapat JPL No 173 KM 163+789. Berikut beberapa
factor yang mempengaruhi analisis kinerja lalu lintas :
a. Volume Lalu lintas di perlintasan sebidang JPL No 173
Didapatkan melalui survei traffic counting selama 12 jam yaitu
pada pukul 06:00 – 18:00 WIB untuk mengetahui volume
kendaraan yang melintasi perlintasan. Data jumlah kendaraan
yang didapatkan dikalikan dengan factor ekivalensi mobil
penumpang (EMP) sesuai dengan jenis kendaraannya, dengan
hasil sebagai berikut :
350
300
250
200
150 A-B
100
50 B-A
-
Waktu (jam)
54
sore pada pukul 16.00- 17.00 dengan volume kendaraan 364,5
smp/jam. Hal ini sebabkan karena pada jam tersebut aktifitas warga
setempat yang bepergian maupun berangkat bekerja dan pulang
kerja. Perlintasan sebidang di JPL 173 dekat dengan perumahan
Guruminda, sekolah , serta kampus yang merupakan akses jalan
utama.
Jadi, V/C Ratio di ruas jalan Guruminda dengan volume pada jam
sibuk 733 smp/jam dengan kapasitas jalan 1445,36 smp/jam
maka di dapatkan V/C ratio sebesar 0,50. Dari hasil analisis V/C
Ratio menunjukan tingkat c yaitu memiliki arus yang stabil ,
gerakan dan kecepatan kendaraan dapat dikendalikan.
55
c. Jenis kendaraan yang melintas di Perlintasan JPL 173
Komposisi jenis kendaraan yang melintas pada perlintasan
sebidang JPL 173 dari hasil survey traffic counting selama 12 jam.
Diagram presentase jenis kendaraan tersebut dapat dilihat
gambar dibawah ini.
Arah Guruminda – Cisaranten Kulon (A-B)
82%
85%
56
Diagram diatas menunjukkan bahwa jenis kendaraan yang
melintas didominasi oleh sepeda motor, dari arah Guruminda –
Cisaranten Kulon adalah sebesar 82 % dan arah Cisaranten Kulon
– Guruminda adalah sebesar 85%.
= 278,96 smp/jam
Perhitungan LHR arah Cisaranten Kulon – Guruminda
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑡𝑎𝑛
LHR =
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
3336,9
=
12 𝑗𝑎𝑚
= 278 smp/jam
Jadi, jumlah LHR pada kedua arah tersebut adalah 556,96
smp/jam.
e. Perhitungan Perkiraan Volume Lalu Lintas
Metode pertumbuhan dipakai guna menghitung perkiraan volume
lalu lintas, sesuai nilai pertumbuhan maka volume lalu lintas bisa
diperkirakan untuk jangka waktu 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun.
Metode pertumbuhan yang dimaksud ialah yang menurut
Supranto (2000):
Pn = P0 + (1+i)n
Dengan
57
P0 = jumlah volume lalu lintas harian mula – mula
i = tingkat pertumbuhan (rate of interest) (4%)
n = banyak waktu (dalam tahun) (5)
Pn = jumlah volume lalu lintas pada akhir tahun ke-n
58
30 menit, sedangkan pada perlintasan JPL 173 headway yang
paling cepat adalah kurang dari 6 menit. Diketahui daftar jumlah
kereta yang melintas pada perlintasan sebidang JPL 173 selama
pengamatan.
No NO KA Nama KA Jam
1 119 Malabar 6:37
2 447A Cibatuan 6:47
3 449A Bandung Raya Ekonomi 7:08
4 448A Cibatuan 7:14
5 160F Lodaya 7:26
6 131 Mutiara Selatan 7:42
7 452A Bandung Raya Ekonomi 8:02
8 6 Argo Willis 8:21
9 454A Bandung raya Ekonomi 8:32
10 452A Cibatuan 9:01
11 456A Bandung Raya Ekonomi 9:38
12 453A Bandung Raya Ekonomi 9:46
13 455A Bandung Raya Ekonomi 10:10
14 286 Pasundan 10:16
15 243 Parcel Selatan 10:33
16 457A Bandung Raya Ekonomi 10:50
17 174F Pangandaran 11:12
18 459A Bandung Raya Ekonomi 11:31
19 461A Bandung Raya Ekonomi 11:52
20 465A Bandung Raya Ekonomi 12:18
21 467A Bandung Raya Ekonomi 12:40
22 447A Cibatuan 12:44
23 218 Serayu 13:24
24 216 Serayu 13:36
25 469A Bandung Raya Ekonomi 13:44
26 471A Bandung Raya Ekonomi 13:53
27 473A Bandung Raya Ekonomi 14:16
28 PLB 466A Bandung Raya Ekonomi 14:31
29 PLB 463A Bandung Raya Ekonomi 14:43
30 PLB 465A Bandung Raya Ekonomi 14:19
31 L2757F-4 Lok Gedenambo 15:06
32 PLB 468A Bandung Raya Ekonomi 15:32
33 2527F Gedenambo Service 15:34
59
No NO KA Nama KA Jam
34 159F Lodaya 15:51
35 LL204 Dinas Lok Langsir 16:10
36 PLB470A Bandung Raya Ekonomi 16:28
37 2538F Gedepriuk Cargo 16:44
38 PLB467A Bandung Raya Ekonomi 16:49
39 311 Kutojaya Selatan 17:00
40 120 Malabar 17:18
41 5 Argo Willis 17:31
42 PLB472A Bandung Raya Ekonomi 17:43
43 PLB 469A Bandung Raya Ekonomi 17:55
Sumber : Hasil Analisis, 2021
60
g. Panjang antrian
Analisis panjang antrian ini dilakukan guna mengetahui
kendaraan yang tertahan pada perlintasan sebidang JPL 173 ssaat
akan ada kereta yang melintas. Perhitungan panjang antrian
kendaraan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐶𝑥𝑅
Waktu Antrian TQ = 𝐶−𝑉
𝑉𝑥𝑅
Antrian Kendaraan QM0 = 3600
= 161,06 detik
368.5 𝑥 120
QM0 = 3600
44220
= 3600
= 12,28 smp
QM1 = 12,28 x 3 = 36,84 m
Penyelesaian untuk arah Cisaranten Kulon – Guruminda
1445,36 𝑥 120
TQ = 1445,36−364,5
173443,2
= 1080,86
= 160,46 detik
364,5 𝑥 120
QM0 =
3600
43740
= 3600
= 12,15 smp
61
QM1 = 12,15 x 3 = 36,45 m
62
Gambar V.10 : Kondisi aspal di perlintasan sebidang JPL 173
63
Perhitungan jarak pandang di perlintasan sebidang JPL 173 jalan
Guruminda
Diketahui : VT = 90 km/jam
Vv = 30 km/jam
D = 4,5 m
De = 3 m
L = 20 m
W = 1,5 m
f = -0,00065 Vv+0,192
= -0,00065 x 30 + 0,192
= 0,1725
t = 2,5 detik
Sehingga jarak pandang henti yang aman bagi kendaraan terhadap
persilangan adalah :
𝑉𝑣²
dH = 0,28Vvt + 254𝑓 + D + de
30²
= (0,28 x 30 x 2,5) + + 4,5 +3
254 𝑥 0,1725
= 49 m
64
Sedangkan jarak pandang kereta api (dT) terhadap persilangan yang
dT =
𝑉𝑇
𝑉𝑣
[ (0,28)Vvt +
𝑉𝑣²
254𝑓
+ 2D + L + W ]
=
90
30
[ (0,28)30 x 2,5 +
30²
254 𝑥 0,1725
+ 2 x 4,5+ 20 +1,5 ]
= 3 ( 21 + 20,54 + 9 +20 +1,5 )
= 216 m
65
4. Analisis karakteristik pengguna jalan
Kecelakaan di perlintasan sebidang bisa terjadi karena berbagai
faktor, salah satunya ialah karakteristik pengguna jalan. Berdasarkan
pengamatan langsung pada pengguna jalan roda dua, roda empat,
ataupun pejalan kaki dari mulai sebelum melintas sampai dengan
melintas rel kereta api dapat di lihat bahwa kurangnya kesadaran
masyarakat ataupun penguna jalan yang melintasi perlintasan yang
menghiraukan aturan atau isyarat, terlebih pada penelitian ini
dilakukan pada perlintasan sebidang yang dijaga oleh warga sekitar
yang dikhawatirkan adanya potensi kecelakaan yang tidak diinginkan.
Pengamatan tersebut dicatat dengan formulir survei selama 12 jam,
dari hasil pengamatan diperoleh beberapa karakteristik dan jumlah
pengguna jalan yang tidak patuh di perlintasan sebidang JPL 173.
Stop/berhenti
Jam Menerobos Menunggu di Mendahului
sejenak
pintu dalam palang kendaraan lain
sebelum
perlintasan pintu di perlintasan
melintasi rel
06.00-
07.00 6 8 2 4
07.00-
08.00 14 12 3 6
08.00-
09.00 12 8 3 6
09.00-
10.00 10 8 3 4
10.00-
11.00 12 8 3 8
11.00-
12.00 12 10 3 5
12.00-
13.00 12 8 5 8
66
Karakteristik pengguna jalan
Stop/berhenti
Jam Menerobos Menunggu di Mendahului
sejenak
pintu dalam palang kendaraan lain
sebelum
perlintasan pintu di perlintasan
melintasi rel
13.00-
14.00 12 8 3 6
14.00-
15.00 10 10 3 10
15.00-
16.00 14 12 6 10
16.00-
17.00 16 12 3 10
17.00-
18.00 12 10 3 6
Sumber : Hasil Analisis, 2021
menerobos pintu
22% perlintasan
37% menunggu di dalam palang
11% pintu
Stop/berhenti sejenak
30% sebelum melintasi rel
mendahului kendaraan lain
di perlintasan
67
Gambar V.13 : Penggendara yang didepan palang
Sumber : Hasil survei, 2021
68
masng 8 jam, penjagaan dimulai lepas jam sibuk pukul 08.00 pagi
untuk menghindari pergantian shft pada jam padat.
Pembagian kerja penjaga perlintasan:
1. Shift pertama = Jam 08.00-16.00 WIB
2. Shift kedua = Jam 16.00- 24.00 WIB
3. Shift ketiga = Jam 24.00-08.00 WIB
Nama Pendidikan
Shift 1 Shift 2 Shift 3
P. Kopral (52) P.Tatang (48) P. Imam(40) SD
P.Iyeng (70) P. Edrus (35) P.Dadang(55) SMP
P. Eman (48) P. Aris (37) P. Oih (55) STM
Nama Pendidikan
Shift 1 Shift 2 Shift 3
P.Iyeng (70) P. Edrus (35) P.Dadang(55) SMP
P. Eman (48) P. Aris (37) P. Oih (55) STM
69
Gambar V.15 : Dokumentasi ketika wawancara dengan penjaga
pintu perlintasan
5. 2 Pemecahan Masalah
Dari hasil penelitian yang dilakukan di perlintasan sebidang JPL
No 173 KM 163 + 789 petak jalan antara Kiaracondong – Gedebage
bahwa perlengkapan keselamatan dan perlengkapan fasilitas rambu –
rambu lalu lintas belum memenuhi aturan yang berlaku sesuai dengan
“Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.
SK.770/KA.401/DRDJ/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan
Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api” yang telah ditetapkan,
dan kondisi fisik di perlintasan sebidang aspal sudah rusak yang mana
membahayakan pengguna jalan saat melintasi perlintasan sebidang.
Oleh karena itu merekomendasikan untuk meningkatkan keselamatan
kereta api dan pengguna jalan dengan penambahan atau perbaikan
fasilitas rambu rambu di perlintasan:
70
3. Penambahan rambu stop dan rambu silang andreas karena kondisi
yang sekarang sudah rusak dan tidak terawat.
4. Penambahan rambu peringatan hati – hati.
5. Penambahan garis kejut / pita penggaduh, dengan adanya garis
kejut dapat menambah kewaspadaan terhadap pengguna jalan
ketika akan melintasi perlintasan sebidang dengan mengurangi
kecepatan saat berkendara.
6. Penambahan marka jalan, lambang KA serta isyarat suara di
perlintasan sebidang JPL No 173.
71
Kereta Api”, perlintasan sebidang yan dilengkapi dengan pintu
otomatis, tidak otomatis maupun elektrik jumlah kereta yang melintas
sebanyak – banyaknya adalah 50 kereta perhari dan perlintasan yang
tidak dilengkapi pintu sebanyak – banyaknya 25 kereta perhari.
Kemudian dari perhitungan LHR dengan smpk arah Guruminda –
Cisaranten Kulon 11995,28 smpk dan arah Cisaranten Kulon –
Guruminda 11954 smpk, dan untuk dua arah yaitu 23949,28 smpk
masih memenuhi persyaratan untuk kriteria perlintasan sebidang
dengan pintu namun diusulkan agar pintu perlintasan di JPL No 173
KM 163 + 789 dibuat otomatis karena kondisi sekarang hanya dengan
palang dari bambu sehingga kurang kuat dan tidak memenuhi teknis
pintu perlintasan, pada perhitungan perkiraan jumlah volume lalu
lintas pada tahun 2026 dan tahun 2033 pertumbuhan lalu lintas
semakin meningkat dan melebihi standar untuk perlintasan sebidang,
menurut PM 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan
Perlintasan Sebidang antara Jalur Kereta Api dengan Jalan, “portal
pengaman berfungsi untuk mengamankan pengguna jalan agar tidak
menerobos perlintasan sebidang dan harus memenuhi persyaratan
teknis yaitu terbuat dari fiber, alumunium atau material lain yang
emiliki kekuatan dan ringan, tahan patah, tahan terhadap korosi dan
cuaca, dapat dioperasikan secara semi manual pada saat terjadi
gangguan sistem, dan warna putih dan merah pendar cahaya,
terlebih dengan kondisi di perlintasan yang ramai lalu lintas serta
tahun depan sudah akan adanya double track yang mana frekuensi
kereta yang melintas akan lebih tinggi”. Berikut perencanaan
perlengkapan keselamatan perlintasan sebidang yaitu palang pintu di
JPL 173:
72
Gambar V.17 : Perencanaan penambahan fasilitas keselamatan di perlintasan
Di perlintasan sebidang JPL No 173 para pengguna jalan yang
melintas terlihat kurang disiplin seperti menerobos pintu perlintasan
yang akan ditutup oleh penjaga perlintasan ketika kereta akan lewat
dan didominasi oleh pengguna sepeda motor, ini sangat berpotensi
membahayakan keselamatan pengguna jalan dan kereta api, sangat
perlu adanya sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang melalui
budaya keselamatan berlalu lintas dengan meningkatkan
pengetahuan dan disiplin berlalu lintas di perlintasan sebidang.
Penjaga di pintu perlintasan adalah dari warga setempat yang mana
tidak memiliki daftar dinasan kereta yang melintas di perlintasan
sebidang tersebut dan menutup palang pintu ketika sudah ada kereta
yang muncul dari arah jalur kereta dan belum mempunyai sertifikat
penjaga pintu perlintasan hal ini belum memenuhi kecakapan
kesiapan SDM sesuai PM Nomor 19 Tahun 2011 tentang Penjaga
Pintu Perlintasan oleh karena itu diusulkan perlu adanya pelatihan
khusus untuk penjaga pintu perlintasan agar memiliki sertifikat
kecakapan sesuai dengan aturan yang berlaku.
73
sebidang tersebut sudah dilakukan evaluasi dan masih terdapat factor
teknis yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
maka perlintasan tersebut harus ada peningkatan keselamatan
perlintasan sebidang melalui pemasangan peralatan keselamatan
perlintasan sebidang dan disertai pemasangan perlengkapan jalan,
pemberian rekomendasi berupa pemasangan peralatan keselamatan
perlintasan sebidang dapat dilakukan di semua perlintasan sebidang
tanpa kriteria”.
74
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Hasil analisa dan pembahasan yang sudah diuraikan diatas, maka
kesimpulannya adalah :
1. Pada kondisi eksisting di perlintasan sebidang resmi JPL 173 yang
dijaga oleh warga kelengkapan fasilitas rambu lalu lintas di perlintasan
sebidang masih kurang lengkap seperti marka jalan, garis kejut,
lambang KA serta isyarat suara dan masih terdapat fasilitas rambu yang
rusak seperti tanda stop, tanda silang andreas dan tanda persilangan
datar yang tertutup oleh ilkan dijalan.
2. Berdasarkan pengamatan secara langsung pada pengguna jalan roda
dua, roda empat, ataupun pejalan kaki dari mulai sebelum melintas
sampai dengan melintas rel kereta api yaitu dengan karakteristik
menerobos pintu perlintasan, menunggu di dalam palang pintu,
stop/berhenti sejenak sebelum melintasi rel, dan mendahului
kendaraan lain di perlintasan dan paling banyak penguna jalan yang
menerobos palang pintu yang didominasi oleh pengguna sepeda motor
dan kurangnya kesadaran masyarakat ataupun penguna jalan yang
melintasi perlintasan yang menghiraukan aturan atau isyarat.
3. Di perlintasan sebidang JPL 173 kondisi fisik pada perlintasan sudah
tidak layak karena kondisi aspal sudah rusak dan frekuensi ka yang
melintas cukup tinggi 68 ka/hari yang mana sudah tidak sesuai standar
menurut “Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No
SK.770/KA401/DRDJ/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan
Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api”, untuk perlintasan
sebidang berpintu sebanyak-banyaknya dalah 50 ka/hari dan
berdasarkan analisis perhitungan LHR dengan frekuensi ka diperoleh
smpk dua arah yaitu 23949,28 smpk masih memenuhi persyaratan
untuk kriteria perlintasan sebidang dengan pintu namun di JPL 173
75
pintu perlintasan belum sesuai dengan persyatan teknis yang berlaku
dan perhitungan pertumbuhan volume lalu lintas pada 5/10 tahun yang
akan datang semakin meningkat maka masih diperlukan kesiapan SDM
pintu perlintasan yang mana pada saat ini penjaga perlintasan JPL 173
belum mempunyai sertifikat penjaga pintu perlintasan.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diajukan sesuai kesimpulan di atas, ialah :
1. Perlu penambahan fasilitas rambu perlintasan dan marka jalan pada
perlintasan sebidang yang belum ada yaitu marka jalan, garis kejut,
lambang KA serta isyarat suara dan yang sudah rusak diganti seperti
tanda stop, dan tanda silang andreas. Menurut Peraturan Menteri No
94 Tahun 2018 tentang peningkatan keselamatan perlintasan sebidang
antara jalur kereta api dengan jalan Balai Teknik Perkeretaapian Jawa
Barat merekomendasikan kepada Dinas Perhubungan Kota Bandung
untuk melengkapi fasilitas perlengkapan jalan yang belum ada sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No
SK.770/KA401/DRDJ/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan
Sebidang antara Jalan dengan Jalur Kereta Api guna meningkatkan
keselamatan pengguna jalan yang melintas di JPL 173.
2. Perlu melakukan sosialisasi keselamatan perlintasan sebidang baik
berupa audio visual maupun gambar agar pengguna jalan tidak
menerobos pintu perlintasan dan mematuhi peraturan yang berlaku,
dan dimulai dari kesadaran diri sendiri pentingnya keselamatan dalam
berlalu lintas.
3. Sesuai dengan “PM No 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan
Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan
Jalan”, mengenai evaluasi pada perlintasan sebidang maka JPL 173
direkomendasikan guna meningkatkan keselamatan di perlintasan
sebidang dengan pemasangan peralatan keselamatan dan pemasangan
perlengkapan jalan salah satunya dengan meningkatan pintu
perlintasan menjadi otomatis (elektrik semi otomatik), terlebih akan
adanya peningkatan jalur menjadi double track dan perlu adanya
76
perbaikan kondisi aspal dengan perbaikan aspal agar pengguna jalan
yang melintas lancar dan perlu adanya pelatihan khusus untuk penjaga
pintu perlintasan untuk memiliki sertifikat sesuai dengan PM Nomor 19
Tahun 2011 tentang penjaga pintu perlintasan. Rekomendasi untuk
jangka panjang yaitu membangun perlintasan tidak sebidang menjadi
flyover/underpass yang dapat dikaji selanjutnya. Serta diperlukan
bimbingan teknis dari Direktorat Keselamatan Perkeretaapian kepada
pengelola pintu perlintasan bagaimana mengelola perlintasan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
77
DAFTAR PUSTAKA
78
Hongarta, R., Kurniawan, B., & Santoso, I. (n.d.). "Evaluasi geometrik persilangan
jalan rel dan jalan raya". 233–240.
Kentucky Transportation Railway / Highway At-Grade Crossing Surface
Rehabilitation Manual : Recommendations and Guides. (n.d.).
Layliana. (2020). “Peningkatan Keselamatan di Perlintasan Sebidang JPL 739
Petak Jalan Antara Patukan – Yogyakarta”. Bekasi: Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.
Tim PKL Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Lintas
Kiaracondong - Cicalengka, 2021. Laporan umum Tim PKL Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Lintas Kiaracondong -
Cicalengka Bekasi: Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
Wahab, W., & Sentosa, L. (2015). "Analisis Nilai Pertumbuhan Lalu Lintas Dan
Perkiraan Volume Lalu Lintas Dimasa Mendatang Berdasarkan Volume Lalu
Lintas Harian Rata-Rata (Studi Kasus Ruas Jalan Sp. Lago-Sorek /Jalan Lintas
Timur)". Jom Fteknik, 2(1), 1–12.
Widyastuti, H. (2019). "Model of queuing in teh railwaiy level crossing (case
study: Imam Bonjol railway crossing in Blitar)". First International
Conference of Construction, Infrastructure, and Materials. Blitar.
79
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lampiran 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
SURVEI TRAFFIC COUNTING
TAHUN 2021
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
MC LV HV UM
NO JAM SMP SMP SMP SMP
PICK BUS TRUK
(menit) SEPEDA MOBIL MIKROBUS KEND. TAK KEND SMP
UP 1 STANDAR SEDANG
MOTOR 0.5 1.3 BERMOTOR -
1 6:00 06:00-
78 0 1 0 1
06:15 39 9 10 1 2.6 1 - 91 51.6
06:15-
92 0 4 0 1 0
06:30 46 13 17 1.3 2 - 112 64.3
06:30-
101 0 3 0 1 0
06:45 50.5 8 11 1.3 0 - 113 62.8
06:45-
112 0 4 0 3 0
07:00 56 18 22 3.9 0 - 137 81.9
2 7:00 07:00-
115 0 4 0 1 2
07:15 57.5 17 21 3.9 3 - 142 82.4
07:15-
120 0 8 0 3 2
07:30 60 20 28 6.5 4 - 157 94.5
07:30-
120 0 9 0 3 2
07:45 60 24 33 6.5 4 - 162 99.5
07:45-
113 0 8 0 2 0
08:00 56.5 25 33 2.6 4 - 152 92.1
3 8:00 08:00-
100 0 3 0 3 0
08:15 50 19 22 3.9 0 - 125 75.9
08:15-
93 0 2 0 0 0
08:30 46.5 21 23 - 0 - 116 69.5
08:30-
92 0 3 0 2 0
08:45 46 21 24 2.6 0 - 118 72.6
08:45-
95 0 3 0 1 0
09:00 47.5 24 27 1.3 0 - 123 75.8
80
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD Lanjutan Lampiran 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN TAHUN SURVEI TRAFFIC
2021 COUNTING
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK KEND. TAK
(menit) MOBIL MIKROBUS KEND SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG SMP BERMOTOR SMP
4 9:00 09:00-
101 0 0 1 0
09:15 50.5 14 2 16 1.3 2 - 120 67.8
09:15-
0 0 1 0
09:30 91 45.5 15 4 19 1.3 0 - 111 65.8
09:30-
0 0 0
09:45 98 49 16 1 17 1 1.3 1 - 117 67.3
09:45-
0 2 0 1
10:00 91 45.5 16 18 0 1.3 0 - 110 64.8
5 10:00 10:00-
0 1 0 0
10:15 101 50.5 14 15 0 - 2 - 118 65.5
10:15-
103 0 1 0 0
10:30 51.5 13 14 0 - 1 - 118 65.5
10:30-
0 1 0 0
10:45 104 52 14 15 0 - 1 - 120 67.0
10:45-
0 4 0 0
11:00 114 57 14 18 0 - 0 - 132 75.0
6 11:00 11:00-
0 6 0 0
11:15 99 49.5 14 20 1 1.3 0 - 120 70.8
11:15-
0 4 0 1
11:30 98 49 15 19 0 1.3 1 - 119 69.3
11:30- 0 3 0 0
11:45 106 53 18 21 1 1.3 1 - 129 75.3
11:45-
0 1 0 1
12:00 107 53.5 16 17 0 1.3 0 - 125 71.8
81
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD Lanjutan Lampiran 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN TAHUN SURVEI TRAFFIC
2021 COUNTING
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK KEND. TAK
(menit) MOBIL MIKROBUS KEND SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG SMP BERMOTOR SMP
7 12:00 12:00-
0 3 0 0
12:15 101 50.5 15 18 1 1.3 2 - 122 69.8
12:15-
0 1 0 0 0
12:30 99 49.5 12 13 1 1.3 - 113 63.8
12:30-
96 14 0 2 0 0 1
12:45 48 16 1 1.3 - 114 65.3
12:45-
102 11 0 1 0 0 2
13:00 51 12 1 1.3 - 117 64.3
8 13:00 13:00-
90 13 0 0 0 2
13:15 45 2 15 0 - - 107 60.0
13:15-
90 13 0 0 0 0
13:30 45 1 14 0 - - 104 59.0
13:30-
88 14 0 0 0 2
13:45 44 1 15 0 - - 105 59.0
13:45-
84 14 0 0 0 2
14:00 42 1 15 0 - - 101 57.0
9 14:00 14:00-
96 15 0 0 0 1
14:15 48 1 16 0 - - 113 64.0
14:15-
5 16 0 0 0 0
14:30 2.5 1 17 0 - - 22 19.5
14:30- 101 15 0 1 0 0 0
14:45 50.5 16 0 - - 117 66.5
14:45-
97 15 0 1 0 0 2
15:00 48.5 16 0 - - 115 64.5
82
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD Lanjutan Lampiran 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN TAHUN SURVEI TRAFFIC
2021 COUNTING
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK KEND. TAK
(menit) MOBIL MIKROBUS KEND SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG SMP BERMOTOR SMP
10 15:00 15:00-
101 14 0 3 0 0 1
15:15 50.5 17 0 - - 119 67.5
15:00-
105 17 0 3 0 0 1
15:30 52.5 20 0 - - 126 72.5
15:30-
91 16 0 2 0 0
15:45 45.5 18 0 - 1 - 110 63.5
15:45-
108 20 0 2 0 0
16:00 54 22 0 - 2 - 132 76.0
11 16:00 16:00-
112 21 0 2 0 0
16:15 56 23 0 - 2 - 137 79.0
16:15-
109 24 0 1 0 0
16:30 54.5 25 2 2.6 1 - 137 82.1
16:30-
112 0 2 0 0
16:45 56 24 26 1 1.3 0 - 139 83.3
16:45-
114 0 2 0 0
17:00 57 24 26 1 1.3 0 - 141 84.3
12 17:00 17:00-
104 0 0 0
17:15 52 14 1 15 1 1.3 1 - 121 68.3
17:15-
98 0 0 0
17:30 49 16 1 17 1 1.3 1 - 117 67.3
17:30-
100 0 0 0
17:45 50 16 3 19 0 - 0 - 119 69.0
17:45-
104 0 0
18:00 52 17 3 20 0 1 1.3 0 - 125 73.3
TOTAL
4751 911 47 51 - 3347.6
83
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lampiran 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI
SURVEI TRAFFIC COUNTING
PERKERETAAPIAN TAHUN 2021
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
MC LV HV UM
NO JAM SMP SMP SMP SMP
PICK BUS TRUK TRUK KEN
(menit) SEPEDA MOBIL MIKROBUS KEND. TAK SMP
UP 1 STANDAR SEDANG BESAR D
MOTOR 0.5 1.3 BERMOTOR -
1 6:00 06:00- 94 0 2 0 1
06:15 47 10 12 1.3 3 - 110 60.3
06:15- 96 0 3 0 1
06:30 48 5 8 1.3 4 - 109 57.3
06:30- 115 0 3 0 0
06:45 57.5 6 9 - 0 - 124 66.5
06:45- 92 0 4 0 1 1
07:00 46 8 12 2.6 3 - 109 60.6
2 7:00 07:00- 117 0 2 0 0 0
07:15 58.5 16 18 - 0 - 135 76.5
07:15- 112 0 3 0 0 0
07:30 56 17 20 - - 132 76.0
07:30- 113 0 2 0 0 0
07:45 56.5 15 17 - - 130 73.5
07:45- 105 0 2 0 0 0
08:00 52.5 15 17 - - 122 69.5
3 8:00 08:00- 82 0 2 0 0 0
08:15 41 12 14 - 4 - 100 55.0
08:15- 103 0 3 0 0 0
08:30 51.5 11 14 - 5 - 122 65.5
08:30- 102 0 3 0 0 0
08:45 51 14 17 - - 119 68.0
08:45- 91 0 2 0 0 0
09:00 45.5 13 15 - - 106 60.5
84
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lanjutan Lampiran 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI
SURVEI TRAFFIC COUNTING
PERKERETAAPIAN TAHUN 2021
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK TRUK KEND. TAK KEN
(menit) MOBIL MIKROBUS SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG BESAR SMP BERMOTOR SMP D
4 9:00 09:00- 98 0 0
09:15 49 13 1 14 - - 112 63.0
09:15- 0 0
09:30 90 45 12 2 14 - - 104 59.0
09:30- 0 0
09:45 91 45.5 14 1 15 - - 106 60.5
09:45- 0 2 0
10:00 81 40.5 13 15 - - 96 55.5
5 10:00 10:00- 0 1 0
10:15 90 45 14 15 - 1 - 106 60.0
10:15- 91 0 1 0
10:30 45.5 13 14 - - 105 59.5
10:30- 0 0 0
10:45 90 45 13 13 - - 103 58.0
10:45- 0 0 0
11:00 96 48 14 14 - - 110 62.0
6 11:00 11:00- 0 3 0
11:15 85 42.5 12 15 0 - 1 - 101 57.5
11:15- 0 2 0
11:30 86 43 16 18 - - 104 61.0
11:30- 0 2 0
11:45 99 49.5 17 19 0 - - 118 68.5
11:45- 0 1 0
12:00 106 53 18 19 - 0 - 125 72.0
85
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lanjutan Lampiran 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI
SURVEI TRAFFIC COUNTING
PERKERETAAPIAN TAHUN 2021
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK TRUK KEND. TAK KEN
(menit) MOBIL MIKROBUS SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG BESAR SMP BERMOTOR SMP D
7 12:00 12:00- 0 1 0 1
12:15 112 56 16 17 1 2.6 2 - 133 75.6
12:15- 0 1 0 2
12:30 115 57.5 16 17 1 1.3 - 135 75.8
12:30- 96 14 0 1 0 1
12:45 48 15 1 1.3 - 113 64.3
12:45- 82 12 0 2 0 2
13:00 41 14 - - 98 55.0
8 13:00 13:00- 95 10 0 0 4
13:15 47.5 2 12 - - 111 59.5
13:15- 90 12 0 0
13:30 45 5 17 1 1.3 - 108 63.3
13:30- 101 11 0 0
13:45 50.5 2 13 1 1.3 - 115 64.8
13:45- 109 12 0 0
14:00 54.5 3 15 - - 124 69.5
9 14:00 14:00- 104 14 0 0
14:15 52 5 19 - - 123 71.0
14:15- 107 15 0 0
14:30 53.5 6 21 - - 128 74.5
14:30- 101 15 0 4 0 4
14:45 50.5 19 - - 124 69.5
14:45- 108 14 0 4 0
15:00 54 18 - - 126 72.0
86
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lanjutan Lampiran 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI
SURVEI TRAFFIC COUNTING
PERKERETAAPIAN TAHUN 2021
JENIS KENDARAAN
WAKTU TOTAL
NO JAM MC LV HV UM
SEPEDA PICK BUS TRUK TRUK KEND. TAK KEN
(menit) MOBIL MIKROBUS SMP
MOTOR SMP UP SMP STANDAR SEDANG BESAR SMP BERMOTOR SMP D
TANDA SILANG
BUKU TAMU Tidak Ada
Ada
JADWAL PENDINASAN Tidak Ada (Jalur Rusak
tunggal)
TOPI PUTIH/BIRU Tidak Ada
TANDA STOP
PELUIT Tidak Ada
Tidak
Ada
APAR Tidak Ada Baik
- -
GENTA
PINTU
Ada Palang
MARKA JALAN
- -
88
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT - STTD
Lanjutan Lampiran 4 Survei
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI
Karakteristik pengguna Jalan
PERKERETAAPIAN TAHUN 2021
89