Anda di halaman 1dari 68

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

PENGARUH FASILITAS LAYANAN TERHADAP KENYAMANAN

PENUMPANG DI AREA CHECK-IN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL YOGYAKARTA (YIA)

OLEH:

MOHAMAD FAIZ BRYANTAMA

NIM: 180301001019

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

TRISAKTI-JAKARTA

2021
INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

PENGARUH FASILITAS LAYANAN TERHADAP KENYAMANAN

PENUMPANG DI AREA CHECK-IN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL YOGYAKARTA (YIA)

OLEH:

MOHAMAD FAIZ BRYANTAMA

NIM: 180301001019

DISAMPAIKAN KEPADA INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK


TRISAKTI, PROGRAM STUDI VOKASI MANAJEMEN
TRANSPORTASI UDARA SEBAGAI SEBAGIAN DARI PERSYARATAN
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA (D.III)

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

TRISAKTI-JAKARTA

2021
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Mohamad Faiz Bryantama

NIM : 180301001019

Tanda Tangan : ……………………………………….

Tanggal : ……………………………………….

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh

Nama : Mohamad Faiz Bryantama

NIM : 180301001019

Program Studi : D.III Manajemen Transportasi Udara

Judul TA : PENGARUH FASILITAS LAYANAN TERHADAP


KENYAMANAN PENUMPANG DI AREA CHECK-IN
BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA (YIA)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada program studi Manajemen Transportasi Udara,
Institut Transportasi dan Logistik Trisakti.

Dewan Penguji

Penguji I :

Penguji II :

Ditetapkan di : ITL Trisakti, Jakarta


Tanggal : 10 Juli 2021

ii
LEMBAR PEMERIKSAAN

Laporan ini telah diperiksa

Tanggal:

MOHAMAD FAIZ BRYANTAMA

NIM: 180301001019

Pembimbing

(Abdul Ghafar ,SE,MM)

Jakarta, 10 juni 2021

Ka. Program Studi Vokasional


D3 MTU

( Yulianti Keke SE, MSi )

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diuji dan disahkan

Tanggal:

………………………….

PengujiI
IPenguji II

(Alit Sodikin ,AMTrU.,MM ) (Rr.Endang Wahyuni,SH.MM)

Mengetahui

Rektor ITL Trisakti

iv
( Dr. Tjuk Sukrdiman )

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT, yang

senantiasa memberikan nikmat iman serta nikmat sehat. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan paktek kerja lapangan dengan lancar dan selesai tepat

pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis ingin meyampaikan terima kasih yang

sebesar besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memberikan bimbingan

serta doa dan juga terimakasih sebesar besarnya saya ucapkan kepada Bapak

Abdul Ghafar ,SE,MM selaku dosen pembimbinng serta banyak pihak yang

membatu penyususnann dan penulisan tuggas akhir ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. Tjuk Sukardiman selaku Rektor ITL Trisakti

2. Ibu Dr. Yuliantini, AMTrU, MM, selaku Wakil Rektor I ITL

Trisakti

3. Ibu Yulianti Keke, SE, M.Si, selaku Direktur Vokasi ITL Trisakti

4. Ibu Mustika Sari, SE, MMTr, selaku Kaprodi D3 MTU ITL

Trisakti

5. Bapak I Nyoman Noer Rohim selaku Airport Operation,

Services and Security Senior Manager

6. Bapak Rahmat Febrian Syahrani selaku Airport Operation

Landside and Terminal Manager

7. Bapak Endang selaku Tutor Pembimbing dan Supervisor

Airport Operation Landside and Terminal yang telah

memberikan bimbingan selama PKL di Bandara Internasional

vi
Yogyakarta

8. Seluruh Senior Airport Operation Landside and Terminal yang

telah membimbing dan memberikan penulis pengetahuan dan

pengalaman

9. Semua teman-teman yang telah mendukung selama Penulis

melakukan kegiatan penulisan laporan yang tidak dapat Penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari

sempurna, oleh karena itu Penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata, Penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan

laporan ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Jakarta, 10 juni 2021

Mohamad Faiz B

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................................i


HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
LEMBAR PEMERIKSAAN...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan...............................................................................1
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan.......................................................................5
C. Permasalahan..................................................................................................6
D. Ruang Lingkup...............................................................................................7
E. Sistematika Penulisan.....................................................................................7
BAB II KAJIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN................................................9
A. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.............................................................9
B. Landasan Teori..............................................................................................13
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................20
A. Profil Umum PT Angkasa Pura I (Persero).................................................20
B. PT. Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Yogyakarta
....................................................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................28
A. Antrian Yang Terjadi Di Area Check-in.....................................................28
B. Display Check-in Counter..........................................................................36
C. Wild animal Pada Area Check-in...............................................................41
D. Coveyor Bagasi Tercatat Pada Check-in Counter.......................................45
BAB V PENUTUP.................................................................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran...........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................55

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan dan terbagi

menjadi beberapa wilayah. Transportasi merupakan hal penting yang harus di

perhatikan untuk dapat menghubungkan satu wilayah ke wilayah lainnya. Di

bidang ekonomi sendiri transportasi memiliki peranan yang sangat penting,

karena transportasi dapat menjadi media pendukung perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah. Untuk menunjang pergerakan antar

wilayah Indonesia ditopang oleh transportasi darat, transportasi laut dan

transportasi udara. Ketiga jenis transportasi tersebut memiliki keunggulan serta

keistimewaan tersendiri dalam setiap bidangnya. Salah satu moda transportasi

yang berkembang pesat di dunia adalah moda transportasi udara.

Transportasi udara merupakan alat transportasi yang paling mutakhir dan

modern saat ini. Transportasi udara mulai menjadi pilihan yang banyak

diminati saat ini, di karnakan unggul dalam kecepatan serta kenyamanan.

Transportasi ini menggunakan alat yang berupa pesawat udara atau helikopter

sebagai alat angkutnya. dengan semakin berkembangnya bidang teknologi

berdampak pada pula kemajuan alat alat yang terdapat pada pesawat seperti

alat navigasi dan mesin pesawat. Kemajuan tersebut menyebabkan pesawat

memiliki tingkat keamanan yang semakin tinggi, daya angkut yang semakin

besar serta efisiensi bahan bakar yang semakin tinggi.


2

Sesuai dengan Undang-Undang no 1 tahun 2009 tentang penerbangan,

penerbangan diartikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri

atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara,

navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta

fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

Bandar udara sebagai tempat untuk pesawat udara maupun moda

transportasi lainnya melakukan pendaratan serta lepas landas. Selain itu bandar

udara juga berperan sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian, tempat

kegiatan alih moda transportasi, pendorong dan penunjang kegiatan industri,

pembuka isolasi daerah, pengembangan daerah perbatasan, penanganan

bencana dan prasarana memperkokoh wawasan nusantara dan kedaulatan

Negara. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2009 tentang

penerbangan bandar udara di definisikan sebagai kawasan di daratan dan atau

perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat

udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,

dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok

dan fasilitas penunjang lainnya.

PT Angkasa Pura I (Persero) adalah sebuah perusahaan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dan

bisnis bandar udara di Indonesia yang menitikberatkan pelayanan pada

kawasan Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. Berdirinya

Angkasa Pura I bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan


3

dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan

mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan

penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Kiprah Angkasa Pura I

telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis

jasa kebandarudaraan di Indonesia melalui penambahan berbagai sarana

prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandar udara yang

dikelolanya. Salah satu bandar udara yang dikelola Angkasa Pura I adalah

Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

Bandar Udara Internasional Yogyakarta mulai di bangun pada tanggal 27

januari 2017 dan mulai beroperasi secara penuh setelah Presiden Joko Widodo

meresmikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) pada tanggal 28

Agustus 2020. Bandar Udara Internasional Yogyakarta (bahasa

Inggris: Yogyakarta International Airport) (IATA: YIA, ICAO: WAHI) adalah

sebuah Bandar Udara Internasional yang dibangun di kapanewon

Temon, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandar udara

internasional Yogyakara didirikan untuk membantu kinerja Bandar udara

Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas

penumpang dan pesawat. Dengan luas terminal sebesar 219.000 meter persegi

dan total luas area bandar udara mencapai 587 hektar, menjadikan YIA sebagai

salah satu bandar udara terbesar di Indonesia dengan kapasitas saat ini dapat

menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari

Bandar Udara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang

per tahun.
4

Terminal bandar udara merupakan fasilitas yang sangat vital di bandar

udara, terutama dalam pemprosesan penumpang yang berangkat dan yang

datang. Terminal bandar udara adalah semua bentuk bangunan yang menjadi

penghubung sistem transportasi darat dan sistem transportasi udara yang

menampung kegiatan kegiatan transisi antara akses dari darat ke pesawat udara

atau sebaliknya. Terminal Bandar udara meliputi area parkir, lobby kedatangan

dan keberangkatan, area transit, area check-in, ruang tunggu penumpang dan

area pengambilan bagasi.

Terminal penumpang harus menampung kegiatan operasional,

administrasi dan komersial serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan

keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lain yang berkaitan

dengan masalah bangunan. Kepadatan penumpang di terminal pada jam-jam

puncak tentunya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pelayanan terhadap

penumpang itu sendiri. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis ingin

mengungkapkan permasalahan-permasalahan dalam bentuk laporan berjudul:

“PENGARUH FASILITAS LAYANAN TERHADAP KENYAMANAN

PENUMPANG DI AREA CHECK-IN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL YOGYAKARTA (YIA)”


5

B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


1. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pedoman atau panduan dalam hal pelayanan di area

check-in Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA)

b. Membantu pihak bandar udara agar lebih mudah memahami tugas

dan tanggung jawab dalam menghadapi berbagai kendala yang ada

di area check-in Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA)

c. Menajga agar tetap terjaminnya standar pelayanan yang terdapat

pada area check-in sesuai dengan regulasi yang ada.

2. Manfaat Penulisan

Laporan ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi penulis,

tetapi juga bagi perusahaan, dan pembaca.

a. Bagi Penulis sendiri

1) Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang

pelayanan dan fasilitas yang ada disisi darat bandar udara

2) Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan program Diploma III Manajemen Transportasi

Udara serta bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang


6

didapat selama mengikuti perkuliahan di Institut

Transportasi Dan Logistik Trisakti Jakarta.

b. Bagi Perusahaan

Diharapkan dengan adanya penulisan laporan ini bisa

dijadikan masukan dan sebagai tambahan atau bahan

pertimbangan perusahaan untuk meningatkan kualitas

pelayanan operasional pada PT Angkasa Pura I khususnya

Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

c. Bagi Institut Transportasi Dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti)

Sebagai informasi tambahan dan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa dan mahasiswi mengenai pelayanan dan fasilitas di

bandar udara bagi ITL Trisakti serta sebagai data dokumentasi

perpustakaan ITL Trisakti.

C. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang ada selama penulis melakukan Praktek Kerja

Lapangan (PKL), di PT Angkasa Pura I. Permasalahan yang terjadi

diantaranya adalah:

1. Antrian yang terjadi pada area check-in

2. Display pada check-in counter

3. Wild animal yang terdapat pada area check-in

4. Conveyor belt pada check-in counter


7

D. Ruang Lingkup
Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Bandar Udara

Internasional Yogyakarta (YIA) pada bagian Airport Operation Land Side

and Terminal (AOLT).

Adapun batasan masalah dalam ruang lingkup yang dibahas pada

Tugas Akhir ini yaitu informasi terkait permasalahan yang ada pada area

check-in di Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA)

E. Sistematika Penulisan
Laporan ini dibagi ke dalam 5 bab yang mengutamakan sistem

pembahasan lebih teratur dan terarah, yaitu sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini penulis memjelaskan tentang latar belakang

penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, permasalahan,

ruang lingkup dan sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Bab ini dikemukakan mengenai semua kegiatan dan

aktifitas penulis selama melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan .

Bab III GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II

Bab ini menguraikan sejarah berdirinya perusahaan,

organisasi, manajemen perusahan dan kegiatan perusahaan


8

serta bidang usaha dan fasilitas serta layanan yang dimiliki

PT Angkasa Pura I.

Bab IV PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan serta membahas mengenai

masalah yang timbul dalam pelayanan terminal dan

mencari solusi atas masalah yang muncul.

Bab V PENUTUP

Bab terakhir ini dikemukakan kesimpulan masalah dari

pembahasan masalah penelitian yang timbul dan kemudian

mengajukan serta-serta yang mungkin akan bermanfaat.


BAB II

KAJIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama 5 Bulan mulai

dari tanggal 11 januari 2021 sampai dengan 30 mei 2021 di Bandar Udara

Internasional Yogyakarta yang bertempatan di Jalan Raya Wates–

Purworejo, area kebun, Glagah, Kec. Temon, Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selama Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, Penulis

mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang diajarkan dan

yang Penulis lakukan sendiri.

Penulis ditepatkan di bagian unit Aiport Operation Landside and

Terminal (AOLT) mulai dari tanggal 11 januari 2021 sampai dengan 7

april 2021. Kemudian penulis pindah ke bagian Aiport Movement Control

(AMC) dari tanggal 7 april 2021 sampai dengan 30 mei 2021.

Penulis ditepatkan di bagian unit Aiport Operation Landside and

Terminal (AOLT) yang bertugas untuk memastikan flow penumpang

berjalan dengan lancar dan memastikan kelayakan suatu fasilitas di area

terminal Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

Struktur organisasi yang terdapat pada Airport Operation Landside and

terminal adalah:
10

(Gambar II.1)
Struktur organisasi airport operation landside and terminal

Sumber: data Bandar Udara Internasional Yogyakarta

Adapun prosedur yang dilakukan pada unit Aiport Operation

Landside and Terminal (AOLT) sesuai dengan prosedur mutu

PM/YIA-OP/PL-06 adalah sebagai berikut:

A. PSS memastikan TSO untuk melakukan pengawasan

pelayanan di terminal, yang meliputi:

1. memastikan flow penumpang datang dan berangkat

1.1 PSS menugaskan TSO untuk melakukan

pengawasan flow penumpang datang-berangkat,

penumpang transfer di terminal;

1.2 jika terjadi kemacetan/kejadian khusus tertentu


11

yang mengakibatkan flow penumpang terganggu,

TSO meninjau faktor penyebab dari

kemacetan/kejadian khusus tertentu dan

melanjutkan tindaklanjut serta melaporrkan

kepada PSS;

1.3 Apabila tidak dapat diselesaikan oleh TSO, maka

berkoordinasi dengan unit terkait untuk

ditindaklanjuti serta melaporkan kepada PSS;

1.4 TSO mencatat kejadian tersebut pada logbook;

1.5 Dalam pelaporan kepada unit terkait jika tidak

dapat ditindaklanjuti segera dan dalam jangka

waktu 2 (dua) hari kerja belum ada progress

untuk penanganan kejadian tersebut maka PSS

membuat memo intern yang ditunukan kepada

YIA OL

2. pengawasan kesiapan fasiltas sarana dan prasarana di

terminal

2.1 PSS menugaskan TSO untuk melakukan

pengawasan kesiapan fasilitas sarana dan

prasarana terminal;

2.2 Jika terjadi kerusakan, TSO meninjau faktor

penyebab dari kejadian tersebut dan melakukan

tindaklanjut serta melaporkan kepada PSS;

2.3 Apabila tidak dapat diselesaikan oleh TSO, maka


12

berkoordinasi dengan unit terkait untuk

ditidaklanjuti serta melaporkan kepada PSS;

2.4 TSO mencatat kejadian tersebut pada logbook;

2.5 Dalam pelaporan kepada unit terkait jika tidak

dapat ditindaklanjuti segera dan dalam jangka

waktu 2 (dua) hari kerja belum ada progres untuk

penanganan kejadian tersebut maka PSS

membuat memo intern yang ditunukan kepada

YIA OL

3. pengawasan proses pelayanan di teminal

3.1 PSS menugaskan TSO untuk melakukan

pengawasan proses pelayanan di terminal sesuai

dengan PM 178 tahun 2015 tentanng standar

pelayanan pengguna jasa bandar udara;

3.2 Jika terdapat pelayanan yang tidak sesuai

dengan PM 178 tahun 2015 maka TSO

meninjau faktor penyebab dari kejadian tersebut

dan melakukan tindak lanjut serta melakukan

kepada PSS;

3.3 Apabila tidak dapat diselesaikan oleh TSO,

maka berkoordinasi dengan unit terkait untuk

ditidaklanjuti serta melaporkan kepada PSS;

3.4 TSO mencatat kejadian tersebut pada logbook;


13

3.5 Dalam pelaporan kepada unit terkait jika tidak

dapat ditindaklanjuti segera dan dalam jangka

waktu 2 (dua) hari kerja belum ada progres

untuk penanganan kejadian tersebut maka PSS

membuat memo intern yang ditunukan kepada

YIA OL;

B. Landasan Teori

1. Transportasi

Menurut Kamaludin (1986) dalam Musa dan Setiono (2012), transportasi

adalah mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu tempat ke

tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suaatu gerakan

pemindahan barang-barang atau orang dari suatu tempat ke tempaat yang

lain (mabruwaru, 2017)

Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,

mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu

tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih

bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Alat

pendukung apa yang dipakai untuk melakukan proses pindah, gerak,

angkut dan alih ini bisa bervariasi tergantung pada:

• Bentuk objek yang akan dipindahkan tersebut.

• Jarak antara suatu tempat ke tempat lain.

• Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.


14

(Janosik, 2005)

2. Pesawat udara

Pesawat udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfir

karena daya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara

terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.

(PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015)

3. Penerbangan

Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan

wilayah udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan

keamanan, lingkungan hidup dan fasilitas penunjang serta fasilitas umum

lainnya.

4. Kebandarudaraan

Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

penyelenggaraan bandar udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan

fungsi keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban arus lalu lintas

pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan intra

dan/atau antarmoda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

dan daerah.(PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK

INDONESIA, 2019)

5. Bandar udara

Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-

batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
15

lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat

perpindahan intra dan atarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,serta fasilitas pokok dan

fasilitas penumpang. (Bandar & Dan, 2010)

6. Unit Penyelenggara Bandar Udara

Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di bandar

udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara yang

memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar udara yang

belum diusahakan secara komersial. (PERATURAN MENTERI

PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, 2019)

7. Pengguna Jasa Bandar Udara

Pengguna jasa bandar udara adalah setiap orang yang menikmati pelayanan

jasa bandar udara dan/atau memiliki ikatan kerja dengan bandar udara.

(PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015)

8. Otoritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh

Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan

pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-

undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan

penerbangan. (UU No.1 Tahun 2009.Pdf, n.d.)


16

9. Check-in

Check-in adalah proses pelaporan calon penumpang kepada badan usaha

angkutan udara untuk melakukan penerbangan.(Indonesia, 2018)

10. Check in counter

check in counter merupakan tempat untuk melakukan proses pendataan

terhadap penumpang beserta bagasi bawaannya yang akan ikut kedalam

suatu penerbangan. Pengertian lain mengenai check in counter juga

dijelaskan dalam salah satu situs milik lembaga penerbangan di Indonesia

yang bernama Pendidikan Staff Penerbangan dan Pramugari (PSPP) yang

dalam hal ini menjelaskan bahwa check in counter adalah sebuah tempat

loket guna memverifikasi data tiket yang telah dibeli bersamaan dengan

pengecekkan paspor dan visa disuatu bandara saat ingin memakai jasa

transportasi udara. Wulandari (2010)

11. Bagasi Tercatat

Bagasi Tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh

penumpang kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara yang

sama.(UU No.1 Tahun 2009.Pdf, n.d.)

12. Resiko

Resiko adalah kemungkinan kerugian atau cedera, diukur dalam konteks

tingkat kerusakan dan probabilitas. Kemungkinan terjadinya sesuatu, dan

akibat yang ditimbulkan. (PM-FM-01 Birdstrike and Wildlife Hazard

Management.Pdf, n.d.)
17

13. Keterlambatan

keterlambatan adalah terjadinya perbedaan waktu antara waktu

keberangkatan atau kedatangan yang dijadwalkan dengan realisasi waktu

keberangkatan atau kedatangan. (UU No.1 Tahun 2009.Pdf, n.d.)

14. Standar pelayanan

Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai

kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka

pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.

(PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015)

15. Log Book

Log Book adalah buku yang digunakan oleh petugas atau pelaksana

operasional untuk menulis laporan harian.

16. Level of service

Level of service adalah Penilaian Standar Kinerja Operasional Bandar

Udara yang teerkait dengan Tingkat Pelayanan level of service di bandar

udara sebagai dasar kebijakan pentarifan jasa kebandarudaraan dilakukan

oleh Tim Penilai yang akan diatur lebih lanjut. (Perhubungan &

Perhubungan, 1999)

17. Hewan liar

Hewan liar adalah hewan yang berada di wilayah operasi bandar udara

yang mengganggu / berpotensi menimbulkan bahaya terhadap


18

pengoperasian pesawat udara.(Bandar & Dan, 2010)

18. Manajemen Bahaya Hewan Liar

Manajemen bahaya hewan liar adalah serangkaian kegiatan untuk

mengontrol atau pengendalian daya tarik bandara terhadap burung dan

hewan liar lainnya. (PM-FM-01 Birdstrike and Wildlife Hazard

Management.Pdf, n.d.)

19. Conveyor Belt

Conveyor belt adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi

memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor Belt

banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat

banyak dan berkelanjutan. Conveyor Belt terutama berguna dalam aplikasi

yang melibatkan transportasi bahan berat atau besar. Sistem Conveyor Belt

memungkinkan transportasi cepat dan efisien untuk berbagai bahan.

Banyak jenis sistem Conveyor Belt yang tersedia, dan digunakan sesuai

dengan kebutuhan berbagai industri yang berbeda. Dalam kondisi tertentu,

Conveyor Belt banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis

dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor

Belt dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan berlanjut dari

satu tempat ke tempat lain. Menurut (James 2008)

20. Pelayanan

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan

tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Kotler dalam Laksana


19

(2008) Standar pelayanan penumpang kelas ekonomi yang diberikan oleh

badan usaha angkutan udara niaga berjadwal nasional pada rute dalam

negeri meliputi:

a. Standar pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight), terdiri dari informasi

penerbangan, pemesanan tiket, pelaporan tiket sebelum keberangkatan,

proses boarding, penanganan keterlambatan penerbangan, pembatalan

penerbangan dan denied boarding passenger.

b. Standar pelayanan selama penerbangan (in-flight).

c. Standar pelayanan setelah penerbangan (post-flight).

21. Airlines

Airlines adalah perusahaan penerbangan atau perusahaan angkutan udara

niaga yang kegiatan pokoknya menyediakan angkutan udara untuk umum

dengan memungut pembayaran, baik berjadwal maupun tidak berjadwal.

22. Terminal Penumpang (Terminal)

Terminal Penumpang adalah bangunan beserta fasilitasnya digunakan

untuk proses pemberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat udara

beserta barang bawaan (bagasi) yang terdapat di bandar udara.

23. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Moekijat (2008) menjelaskan bahwa Standar Operasional Prosedur adalah

urutan mengenai langkah atau pelaksanaan pekerjaan, yang berhubungan

dengan apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan seperti, bagaimana,

dimana, dan siapa yang melakukanya.(Fitria, 2013)


20

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Umum PT Angkasa Pura I (Persero)


a. Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero)

PT Angkasa Pura I (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara dalam

lingkungan departemen perhubungan yang dipimpin oleh seorang direktur

utama yang dibantu oleh beberapa direktur yang menjalankan tugas

pokoknya, yaitu mengusahakan menyelenggarakan penyediaan jasa

kebendarudaraan dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang

Saham. Awalnya, PT Angkasa pura I (Persero) ini adalah perusahaan negara

yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 1962

dengan nama perusahaan Negara (PN) Angkasa “Kemayoran”. Dimana

yang kemudian berubah nama menjadi “PN Angkasa Pura”. Saat itu pula

PN Angkasa Pura sudah mengantongi wewenang untuk mengusahakan

bandar udara di daerah daerah sebagai anak (cabang). Setelah melalui masa

transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 februari 1964 PN angkasa pura

kemayoran resmi mengambil alih secara penuh asset dan operasional

pelabuhan udara kemayoran Jakarta dari pemerintah. Tanggal 20 febuari

1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari Angkasa Pura Airports.

Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1974,

ditetapkan perubahan bentuk hukum dari perusahaan Negara (PN) berubah

menjadi perusahaan umum (PERUM), sehingga PN Angkasa Pura

kemayoran itu berubah nama menjadi PERUM Angkasa Pura. Lalu pada
21

tahun 1974, Bandar udara Halim Perdana Kusuma ditetapkan menjadi

Bandar udara kedua yang dikelola oleh manajemen Angkasa Pura. Dengan

selesainya, pembangunan Bandar Udara Soekarno Hatta Cengkareng pada

tahun 1985, merupakan titik awal dibentuknya PERUM Angkasa pura I dan

PERUM Angkasa Pura II.

Pada tahun 1985 tersebut, telah keluar juga peraturan pemerintah nomor

3 tahun 1985 yang terbaru yang mengatur kembali tentang PERUM angkasa

pura, yang dimaksudkan sebagai langkah penyesuaian atas peraturan

pemerintah nomor 37 tahun 1974 terhadap perkembangan terakhir kala itu.

Adapun realisasi pemisahan manajemen ditandai dengan keluarnya

peraturan pemerintah nomor 25 tahun 1986, dimana terjadi perubahan nama

perusahaan dari PERUM Angkasa Pura menjadi PERUM Angkasa Pura I.

kemudian pada seiring dengan munculnya pembaharuan pada peraturan

pemerintah nomor 5 tahun 1992, Perum Angkasa Pura 1 berubah menjadi

PT Angkasa Pura I (Persero). Sampai saat ini PT (Persero) angkasa pura I

diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola dan membawahi 15

bandar udara di kawasan timur Indonesia, antara lain:

1. Bandara I Gusti Ngurah Rai-Denpasar

2. Bandara Juanda-Surabaya

3. Bandara Sultan Hasanuddin-Makassar

4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan-Balikpapan

5. Bandara Frans Kaisiepo-Biak

6. Bandara Sam Ratulangi-Manado


22

7. Bandara Syamsudin Noor-Banjarmasin

8. Bandara Jenderal Ahmad Yani-Semarang

9. Bandara Adisutjipto-Yogyakarta

10. Bandara Adi Soemarmo-Surakarta

11. Bandara Internasional Lombok-Lombok Tengah

12. Bandara Pattimura-Ambon

13. Bandara El Tari-Kupang

14. Bandara Internasional Yogyakarta-Kulon Progo

15. Bandara Sentani – Jayapura

Berikut ini klasifikasi urutan sejarah PT Angkasa Pura I berdasarkan

periode:

1) Periode 1964–1981 (Dep. Hankam)

(a) 7 februari 1964 diresmikan oleh perdana menteri Ir. H. Juanda


sebagai pangkalan udara TNI-AL

(b) Pengelolaan oleh TNI-AL

2) Periode 1981 – 1984 (Dep. Perhubungan)

(a) 7 Desember 1981 pengelolaan oleh Ditjenud (surat keputusan


bersama tiga menteri)

3) Periode 1985 – 1993 (PERUM Angkasa pura I)

(a) 1 Januari 1985 dikelola PERUM Angkasa Pura I berdasarkan PP


No 30 tahun 1984
23

4) Periode 1993 – sekarang PT Angkasa Pura I

(Persero)

(a) 2 Januari 1993 perubahan status dari PERUM Angkasa Pura I


Menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I Berdasarkan PP No. 5
Tahun 1992

(b) 7 November 2006 bandara Juanda pindah lokasi terminal ke sisi


utara, diresmikan oleh presiden RI. Bp. Susilo Bambang
Yudhoyono

5) Periode 1 Desember 2012 Ground Breaking

Terminal 2

b. Identitas PT Angkasa Pura I

1) Nama Kantor Pusat : PT Angkasa Pura I (Persero)

2) Alamat Kantor : Jl. Ir. H. Juanda No 1 Surabaya, 61253 A, Jawa


Timur

3) Telepon : (031) 298 6200

4) Faximile : (031) 866 7506

5) Email : pkbl_sub@angkasapura1.co.id

6) Logo perusahaan :

(Gambar III.1)
Logo Angkasa Pura I
24

Sumber: PT Angkasa Pura I

c. Visi Dan Misi PT. Angkasa Pura I

1) Visi:

Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelolaan bandar udara

terbaik di asia

2) Misi:

(a) Meningkatkan nilai pemangku kepentingan

(b) Menjadi mitra pemerintah dan pendorong perumbuhan ekonomi

(c) Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang

memenuhi

standar keamanan,

keselamatan dan kenyamanan


25

(d) Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi

(e) Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup

d. Nilai Budaya PT Angkasapura I (Persero)

PT Angkasa Pura I (Persero) juga memiliki nilai- nilai yang menjadi dasar

di dalam perusahaan dan karyawannya, yaitu SATU. Dimana SATU dijabarkan

menjadi 4 nilai yang saling berkesinambungan diantaranya adalah:

1) Sinergi

Cara kami menghargai keragaman dan keunikan setiap elemen


untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan, pembangunan ekonomi
dan lingkungan dimana kami berada.

2) Adaptif Daya

semangat dan hasrat kami yang pantang menyerah, proaktif


merespon perubahan dan kaya akan inovasi.

3) Terpercaya

Karakter kami yang senantiasa selaras antara kata dengan


perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas serta kewajiban dan dapat
diandalkan.

4) Unggul

Komitmen kami memberikan layanan prima dengan professional


dan bertanggung jawab untuk memuaskan pelanggan secara
berkelanjutan.
26

B. PT. Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional


Yogyakarta

a. Sejarah Bandara internasional Yogyakarta

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP.1164


tahun 2013, PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai BUMN yang
mengelola bandar udara di wilayah Tengah dan Timur Indonesia telah
mendapat persetujuan dari Menteri Perhubungan berupa Izin Penetapan
Lokasi (IPL) untuk pembangunan bandara tersebut di Kecamatan
Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY. Tanggal 29 Maret 2020
Bandara Internasional Yogyakarta dapat beroperasi secara penuh
berdasarkan Surat Direktur nomor AU-004/2/4/DRJU.DAU-2020
tentang Penataan Rute Penerbangan Bandara Udara Adisutjipto dan
Bandar Udara YIA dan Surat Direktur Bandar Udara nomor
AU.201/4/21/DBU-2020 tentang Jam Operasional Bandar Udara YIA.
Tanggal 28 Agustus 2020 Presiden Republik Indonesia meresmikan
Bandara Internasional Yogyakarta disertai Menara Airnav dan sistem
peringatan dini tsunami. Presiden menegaskan bahwa YIA dapat
menampung pesawat berbadan besar dan diharapkan dapat menampung
wisatawan.

Bandar udara ini direncanakan akan membantu kinerja Bandar


Udara Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu lagi
menampung kapasitas penumpang dan pesawat. Bandar udara ini
berdiri di tanah seluas 600 hektar dan diperkirakan menelan biaya Rp 9
triliun. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 210.000 meter
persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun. Selain itu,
bandar udara tersebut diperkirakan bakal memiliki hanggar seluas
371.125 meter persegi yang direncanakan bakal sanggup menampung
hingga sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga, bisa menampung
pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.

b. Visi Misi Bandar Udara Yogyakarta internasional Airport


27

Bandar Udara Internasional Yogakarta memiliki Visi, Misi, dan


nilai nilai perusahaan sebagai berikut:

Visi

Visi Perusahaan adalah Connecting The World Beyond Airport


Operator with Indonesian Experience. 

Misi

Misi Perusahaan adalah:

1. Menyediakan layanan dengan standar keselamatan, keamanan dan


kenyamanan terbaik.

2. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan.

3. Menjadi mitra pemerintah dan penggerak pertumbuhan ekonomi.

4. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreativitas dan


inovasi.

5. Memberikan kinerja pelayanan bandar udara yang prima dalam


memenuhi harapan  melalui pengelolaan sumber daya manusia yang
unggul.

6. Memberikan kontribusi positif pada kelestarian lingkungan hidup.


28

Gambar (III.2)
Struktur organisasi Bandar uddara internasional Yogyakarta

Sumber: PT.Angkasa Pura 1 cabang Bandar Udara Internasional Yogyakarta

BAB IV

PEMBAHASAN
29

Pada bab ini penulias akan mengemukakan permasalahan

yang sebelumnya telah penulis paparkan pada bab I saat

melakukan praktek kerja lapangan di Bandar Udara

Internasional Yogyakarta pada unit airport operation

landside and terminal.

A. Antrian Yang Terjadi Di Area Check-in


Area check-in merupakan tempat penumpang yang hendak melakukan

perjalanan udara untuk validasi identitas serta menyerahkan bagasi yang akan

dibawa. Setelah penumpang melakukan prosedur check-in sesuai ketentuan

yang ada, selanjutnya petugas maskapai akan menyerahkan boarding pass

untuk kemudian penumpang akan menuju ruang tunggu sebelum melakukan

perjalanan. Di Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) terdapat 3 baris

area check-in counter yang disebut island , yaitu island A, island B dan island

C. tiap island terdapat 32 check-in counter, sehingga total dari gabungan island

A, B dan C yaitu 96 check-in counter. Namun untuk penerbangan internasional

hanya di khsuskan melalui island A, sedangkan untuk penerbangan domestik

dapat menggunakan island B dan island C.

Gambar (IV.1)
Island B Bandar Udara Internasional Yogyakarta
30

Sumber: PT Angkasa Pura

I cabang Bandar Udara Internasional Yogyakarta

Dengan banyaknya check-in counter yang terdapat di Bandar Udara

Internasional Yogyakarta (YIA) diharapkan dapat membantu kelancaran flow

penumpang di area check-in. Namun dari hasil pengamatan yang penulis

lakukan, flow penumpang yang terdapat pada area check-in belum berjalan

secara maksimal karena masih sering terjadi kepadatan antrian sehingga

menyebabkan tidak tercapainya standar waktu tunggu yang telah di tetapkan.

Efek lain dari panjangnya antrian yaitu dapat mempersempit ruang gerak orang

yang ingin pergi ke tempat lain seperti toilet maupun ruang tunggu, hal itu

disebabkan karena diberlakukannya peraturan physical distancing oleh pihak

pengelola Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Kedua permasalahan

tersebut dapat mengganggu kenyamanan penumpang yang berada di area check-

in dan juga terhambatnya penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke area

ruang tunggu. Penulis juga mendapatkan data berupa keluhan penumpang pada

periode januari hingga mei. Data tersebut penulis dapatkan dari unit Airport

service Yogyakarta Internasional Airport


31

Table (IV.1)
N TEMPAT TANGGAL KELUHAN
O
1 Check In 03 Januari 2021 Antrian check-in yang dibuka lion air
terlalu panjang
2 Lobby 27 Januari 2021 Kehilangan 1 (satu) buah KTP
Keberangkatan atasnama. Ibu Ruing Veronika Yolanda
– Tita.
RuangTunggu
3 Check in – 16 Februari 2021 KeluhanSuhu AC yang Kurangsejuk
RuangTunggu
Gate 1C
4 SCP SekitarBulanJanuari ProsedurpemeriksaanBarangBawaan di
2021 YIA
5 Check In 12 Maret 2021 Panjangnya antrian Check In
6 Check In 22 Maret 2021 Keluhan antrian check-in yang terlalu
panjang
7 RuangTunggu 28 Maret 2020 KeluhanSuhu AC yang kurangsejuk
Gate 2B
8 RuangTunggu 05 April 2021 KeluhanSuhu AC yang kurangsejuk
9 Check In 11 April 2021 KeluhanAntrian Check In Lion Air yang
Panjang
10 Check In 11 April 2021 Keluhan Counter Check-in yang
hanyadibuka 4
sehinggamenyebabkanantrian yang
panjang.
11 Gate 1C dan 13 April 2021 KeluhanSuhu AC yang kurangsejuk
1D
12 Gate 1D 01 Mei 2021 KeluhanSuhu AC yang kurangsejuk
13 RuangTunggu 01 Mei 2021 KeluhanPetugas Golf Car yang
tidakmemberikantumpangan
14 PintuMasuk – 05 Mei 2021 KeluhanSuhu AC yang kurangsejuk
RuangTunggu
Daftar keluhan penumpang pada area check-in dan ruang tunggu periode
januari-mei
Sumber: data unit airport servive Yogyakarta international airport

penulis juga telah melakukan perhitungan level of service (LOS) pada area check-

in Bandar Udara Internasional Yogyakarta pada periode mei, dan hasil yang

penulis dapatkan adalah.


32

Table (IV.2)
Level of service periode mei 2021
No Tanggal Maskapai Waktu tunggu Jumlah check-
in counter
1 6 mei 2021 Lion 0:26:14 4
2 7 mei 2021 Lion 0:38:26 3
3 9 mei 2021 Batik 0:32:38 4
4 10 mei 2021 Airasia 0:35:06 4
5 11 mei 2021 Lion 0:27:29 4
6 14 mei 2021 Lion 0:25:13 3
7 15 mei 2021 Lion 0:33:11 5
8 16 mei 2021 Airasia 0:41:25 4
9 19 mei 2021 Batik 0:27:10 4
10 21 mei 2021 Lion 0:38:54 3
11 22 mei 2021 Batik 0:42:37 4
12 24 mei 2021 Batik 0:30:23 5
Sumber: data pribadi penulis

Namun setelah penulis melakukan perbandingan antara data yang penulis

dapatkan dengan data yang ada pada unit AOLT, penulis menemukan

perbedaan perihal hasil waktu yang didapatkan dari perhitungan level of service

penulis dengan level of service yang didapatkan dari unit AOLT. Berikut

adalah data yang penulis dapatkan dari unit AOLT Bandar Udara Internasional

Yogyakarta.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan unit AOLT terkait

dengan perbedaan hasil level of service (LOS) yang penulis lakukan dengan

hasil LOS yang penulis dapatkan dari unit AOLT. Perbedaan pada hasil

perhitungan LOS tersebut dikarenakan untuk menjaga rating bandara tetap baik

dan memenuhi standar pelayanan yang telah di tetapkan.


33
34

Gambar (IV.3)
Antrian di area check-in

Sumber: Dokumentasi pribadi penulis

Standar pelayanan di area check-in telah di atur oleh kementrian

perhubungan dalam PM 178 tahun 2015 tentang STANDAR PELAYANAN

PENGGUNA JASA BANDAR UDARA. Sudah menjadi tanggung jawab

pengelola bandar udara yang terkait untuk dapat mengatasi permasalahan

tersebut, agar dapat terpenuhinya standar pelayanan yang berlaku dan juga agar

mewujudkan kenyamanan, khususnya kepada pengguna jasa Bandar Udara

Internasional Yogyakarta.

Dari uraian yang penulis sampaikan diatas, penulis telah menyimpulkan

penyebab dari terjadinya antrian pada area check-in yaitu :

1. Kurangnya check-in counter yang dibuka oleh pihak maskapai

penerbangan terkait.

2. Penerapan physical distancing pada antrian check-in counter.

3. Kurangnya komunikasi serta tindak lanjut oleh unit terkait.


35

Dari hasil observasi yang penulis lakukan, ada beberapa akibat yang

ditimbulkan dari adanya antrian yang terdapat pada area check-in counter

yaitu :

1. Tidak tercapainya standar pelayanan yang ada pada PM 178 tahun

2015.

Pada peraturan yang dibuat oleh mentri perhubungan tersebut

menyebutkan bahwa batas waktu menunggu penumpang pada

check-in counter yaitu <30 menit. Sedangkan dari data level of

service (LOS) yang penulis dapatkan masih terdapat beberapa

antrian yang melebihi batas waktu yang telah di tentukan dalam PM

178 tahun 2015.

2. Dikhawtirkan penumpang dapat mengalami keterlambatan akibat

lamanya antrian di check-in counter yang ada .

3. Terhambatnya penumpang yang akan melakukan aktivitas ke tempat

lain seperti toilet ataupun ruang tunggu akibat panjangnya antrian

yang menhalangi.

Dari hal-hal yang telah penulis sebutkan diatas tentunya akan

mengganggu kenyamanan penumpang sebagai pengguna jasa bandar udara.

Sudah semestinya unit terkait melakukan penanganan yang tepat untuk segera

menangani permasalahan yang ada guna terciptanya rasa nyaman untuk para

pengguna jasa bandar udara serta dalam upaya untuk mencapai standar

pelayanan yang telah di tetapkan oleh mentri perhubungan.


36

Terkait permasalahan tersebut penulis memiliki beberapa penanganan yang

sebaiknya dilakukan untuk menangani antrian yang ada pada area check-in

sesuai dengan prosedur yang ada, yaitu:

1. Untuk menangani antrian panjang yang menyababkan tidak

tercapainya standar pelayanan yang ada sebaiknya pihak maskapai

selaku badan usaha angkutan udara mengajukan permintaan

penambahan check-in counter kepada pihak angkasa pura I selaku unit

penyelenggara bandar udara sesuai dengan prosedur yang telah di

tetapkan dalam surat keputusan general manager PT Angkasa Pura I

(persero) Bandar Udara Internasional Yogyakarta nomor :

SKEP.GM.YIA.127/HK.01.01/2020 tentang standar pelayanan pada

Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

2. Untuk mencegah adanya keterlambatan penumpang akibat antrian

sebaiknya petugas check-in memprioritaskan check-in terlebih dahulu

kepada penumpang yang telah berada dalam antrian check-in, dan

dengan kondisi 15 (lima belas) menit sebelum waktu tutup check-in

counter sesuai dengan pasal 15 huruf (b) pada PM 185 tahun 2015.

3. Jika pada saat petugas terminal service officer bertugas dan melihat

terjadinya antrian panjang yang dapat menyebabkan terhambatnya

pengguna jasa bandar udara dalam melakukan aktivitas atau

perpindahan ketempat lain, sebaiknya petugas segera mengambil

tindakan sesuai dengan PM/YIA-AO/OL-06 seperti :


37

a) Mengambil dan menempatkan queue line agar penumpang yang

sedang mengantri dapat berbaris dengan teratur dan tidak

menghalangi jalan untuk perpindahan orang.

b) Dengan melakukan koordinasi kepada unit terkait seperti avsec

untuk dilakukannya penertiban dan pengawasan agar tidak

terjadinya antrian yang menghalangi flow penumpang lainnya.

B. Display Check-in Counter

Disetiap check-in counter terdapat satu display yang berada tepat diatas

check-in counter yang berguna untuk menunjukan maskapai dan penerbangan

yang dilayani dari tiap check-in counter, sehingga dapat memudahkan

penumpang mengetahui check-in counter mana yang harus didatangi untuk

melakukan proses check-in. Display yang terdapat diatas check-in counter

merupakan alat bantuk elektronik yang bertujuan untuk melayani dan

mempermudah penumpang dalam mencari informasi. Maka dari itu sangat

penting untuk display pada check-in counter untuk berfungsi dengan

semestinya. Pada display check-in counter terdapat informasi mengenai

maskapai penerbangan yang dilayani, serta destinasi penerbangan.

Gambar (IV.4)
38

Display check-in counter

Sumber: Dokumentasi

pribadi penulis

Namun pada saat penulis melakukan praktek keja lapangan di Bandar

Udara Yogyakarta penulis kerap kali melihat terjadinya masalah pada display

check-in counter, masalah yang dimaksud adalah layar display yang blank.

Gambar (IV.5)
Display check-in
counter blank

Sumber: Dokumentasi unit ICT

Tentu saja hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan penumpang yang

ingin melakukan proses check-in, karena jika display check-in tidak berfungsi

dengan maksimal.

Penulis telah melakukan observasi wawancara kepada pihak yang


39

bertanggung jawab, dalam hal ini ICT adalah pihak yang sepenuhnya

bertanggung jawab untuk perbaikan serta perawatan sistem informasi berbasis

elektronik di area Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Penulis

mendapatkan data kerusakan display check-in counter selama periode maret –

mei pada Bandar Udara Internasional Yogyakarta sebagai berikut:

Table (IV.3)
Daftar kerusakan display check-in counter periode maret-mei
N TEMPAT TANGGAL KETERANGAN DOKUMENTASI
O
1 Check In 03 maret Display C/I counter
2021 blank

2 Check-in 27 maret display check-in


2021 counter island island B
blank putih

3 Check in 6 april 2021 Display check-in


counter lion mati

4 Check-in 13 april 2021 Layar check-in counter


lion dan FIDS check-in
sisi barat blank

5 Check In 20 april 2021 komputer check in lion


Counter blank
40

6 Check In 22 april 2021 Display check in


counter island C dan
giant FIDS blank putih

7 Check-in 8 Mei 2020 Display c/I blank dan


self check-in mati

8 Check in 15 mei 2021 Display check-in


counter blank

9 Check In 23 mei 2021 Display check-in


counter mati

Sumber: data unit ICT

Dari hasil observasi wawancara yang telah dilakukan, penulis telah

menyimpulkan beberapa hal yang menyebabkan display check-in counter

mengalami blank, yaitu :

1) Kegagalan pada logic program yang ada pada ICT

2) Sistem down
41

3) Perbedaan jenis antara server transmitter yang ada pada ICT dengan

display yang ada pada check-in counter (tidak compatible)

Dikarenakan kerusakan yang kerap kali terjadi pada display check-in

counter dapat mengakibatkan beberapa masalah yaitu:

1) Penumpang akan kesulitan untuk dapat menemukan check-in counter

yang tepat untuk penerbangannya, sehingga dikhawatirkan dapat

menghambat penumpang dalam melakukan perjalanannya.

2) Display check-in counter tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya

Dari hasil observasi wawancara penulis kepada unit ICT selaku unit yang

bertanggung jawab untuk menangani permasalahan yang ada terhadap display

di check-in counter, penulis telah menyimpulkan beberapa penanganan yang

dapat dilakukan saat terjadi kerusakan atau blank pada display check-in counter

yaitu :

1) Saat terjadi blank pada display check-in counter, operator ICT yang

berada pada ruang operasi akan melakukan restart pada sistem yang

terhubung pada display check-in counter.

2) Jika display check-in counter mati total dan tidak merespon saat

dilakukan restart, staff ICT akan menuju ke tempat dimana display

mengalami masalah. Jika masalah yang terjadi berhubungan dengan

sistem kelistrikan maka unit ICT akan berkoordinasi dengan unit

elektrical untuk melakukan perbaikan.


42

3) Jika masalah yang terjadi pada display check-in counter disebabkan

karena kerusakan hardware, maka unit ICT akan akan berkoordinasi

dengan vendor penyedia display untuk dilakukan perbaikan.

C. Wild animal Pada Area Check-in


Bandar udara merupakan area yang steril dari adanya gangguan hewan liar,

hal itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya incident/accident yang

diakibatkan oleh hewan liar. Keberadaan hewan liar di area bandara telah diatur

dalam PM 55 TAHUN 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 139 Tentang Bandar Udara. Selain itu keberadaan hewan liar di area

Bandar Udara dihkawatirkan dapat mengganggu kenyamanan pengguna bandar

udara terutama pada area terminal, serta dapat mengganggu kelancaran dalam

pelayanan pengguna jasa Bandar udara.

Gambar (IV.6)
Display check-in counter

Sumber: Dokumentasi pribadi penulis

Penyelenggara bandar udara harus memastikan fasilitas dan penggunaan

lahan yang ada di dalam bandar udara beserta pengembangannya tidak menjadi

daya tarik keberadaan burung-burung atau hewan liar. Penyelenggara bandar

udara harus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah/ instansi terkait untuk:


43

a) Memastikan fasilitas dan penggunaan lahan yang ada di sekitar bandar

udara beserta pengembangannya tidak menjadi daya tarik keberadaan

burung-burung dan hewan liar;

b) Membuat program pengelolaan keselamatan operasi bandar udara

(safety plan) apabila terdapat keadaan lingkungan di sekitar bandar

udara yang dapat membahayakan operasional pesawat udara (hazard).

Pada Bandar Udara Yogyakarta unit yang bertanggung jawab untuk

menangani keberadaan hewan liar adalah unit Airport Environment. Airport

Environment bertanggung jawab langsung ke Angkasa pura I untuk melakukan

pengawasan serta penindakan terhadap hewan liar yang ada pada area Bandar

Udara Yogyakarta.

Pada saat penulis melakukan praktik kerja lapangan di Bandar Udara

Internasional Yogyakarta, terjadi beberapa kasus masuknya hewan liar ke area

terminal Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Masuknya hewan liar tersebut

terbukti telah mengganggu aktivitas yang terdapat pada bandar udara terutama

area terminal tersebut, masuknya hewan liar dapat mengganggu kenyamanan

serta merusak fasilitas yang ada pada terminal.

Gambar (IV.7)
kerusakan fasilitas akibat hewan liar di terminal

Sumber: logbook Airport Operation Lanside and Terminal


44

Masuknya hewan liar ke area check-in merupakan masalah yang dapat

mengakibatkan permasalahan serius untuk kenyamanan penumpang serta

fasilitas yang ada pada area check-in, karena area check-in merupakan area

dimana pengguna jasa bandar udara melakukan validasi identitas dan

pemenuhan persyaratan untuk selanjutnya melakukan proses boarding.

Masuknya hewan liar ke area check-in terbilang cukup jarang, dari hasil

observasi wawancara penulis kepada unit Airport Environment hanya tercatat 4

kasus masuknya hewan liar ke area check-in selama bulan januari – mei di

Bandar Udara Internasional Yogyakarta.

Namun pada hasil pengamatan langsung penulis di lapangan terdapat

beberapa kasus terlihatnya hewan liar di area check-in yang tidak terdata oleh

unit Airport Environment. Hal itu disebabkan kurangnya koordinasi pihak yang

terdapat pada area terminal pada saat hewan liar terlihat kepada unit Airport

Environment. Tidak semua kasus terlihatnya hewan liar di area check-in

menyebabkan masalah secara langsung pada fasilitas ataupun pada kenyamanan

pengguna jasa bandar udara, namun akan lebih baik jika setiap kasus terlihatnya

hewan liar di area terminal untuk segera dilaporkan kepada unit terkait yang

bertanggung jawab untuk penanganannya.

Menurut hasil wawancara penulis kepada unit Airrport Environment

penyebab masuknya hewan liar ke area terminal yaitu:

a) Adanya mangsa atau makanan alami hewan liar pada area check-in.

pada kasus adanya kucing pada area check-in kemungkinan terdapat

mangsa/ makanan alami kucing yaitu tikus atau hewan hewan kecil
45

lainnya yang menarik perhatian kucing untuk memburu mangsa

alaminya sesuai dengan nalurinya.

b) Adanya celah di area terminal yang menyebabkan hewan liar dapat

masuk, namun tidak berhasil untuk keluar kembali.

c) Aroma makanan yang ada di dalam area check-in baik itu dari stand

makanan yang berada dalam area check-in maupun aroma dari

makanan yang dibawa oleh penumpang. Dalam hal ini berarti

kurangnya pengawasan pada pintu utama area check-in oleh petugas

yang berjaga pada area SCP 1.

d) Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh unit terkait secara

langsung ke lapangan.

Akibat dari masuknya hewan liar ke area area check-in menurut hasil

observasi penulis yaitu:

a) Dapat mengganggu kenyamanan pengguna jasa bandar udara yang

sedang melakukan aktivitas di area check-in.

b) Rusaknya fasilitas yang terdapat pada area check-in akibat gangguan

dari hewan liar.

Dari hasil pengamatan penulis saat terjadinya kasus hewan liar masuk ke

area terminal, Airport Environment akan melakukan tindakan penanganan

berupa:

a) Setelah laporan keberadaan hewan liar diterima oleh unit airport

environment, maka unit environment akan langsung melakukan


46

pertemuan dengan unit lain untuk mencari informasi keberadaan

hewan liar tersebut.

b) Unit airport environment akan melakukan pencarian di sekitar area

hewan liar tersebut ditemukan bersama dengan bantuan unit terkait.

c) Dilakukan tindakan pengusiran atau penangkapan hewan liar baik

secara langsung maupun dengan menggunakan jebakan (trap)

d) Apabila yang ditemukan hanya bangkainya saja unit terkait akan

melakukan pembersihan

D. Coveyor Bagasi Tercatat Pada Check-in Counter

Selain validasi dokumen yang dibawa penumpang kegiatan lain yang

dilakukan pada check-in counter adalah proses penimbangan barang serta

penempelan tag baggage pada barang bawaan penumbang yang akan

ditempatkan kedalam bagasi pesawat. untuk mendukung kegiatan tersebut di

setiap check-in counter terdapat timbangan yang terhubung langsung dengan

monitor staff check-in counter. Setelah melakukan proses penimbangan barang

yang akan dimasukan ke bagasi pesawat lalu dibawa menuju baggage handling

sistem melalui conveyor belt yang terdapat dibelakang check-in counter.

Gambar (IV.8)
Conveyor belt check-in counter
47

Sumber: Dokumentasi pribadi penulis

Di area check-in Bandar Udara Yogyakarta terdapat 96 timbangan bagasi

yang ditempatkan pada setiap check-in counter, serta terdapat 2 conveyor belt

untuk setiap island. Setiap barang barang bawaan yang melalui conveyor belt

akan otomatis bergerak menuju pesawat sesuai dengan yang tertera pada tiket,

hal tersebut karena baggage tag yang ditempelkan pada setiap barang bawaan

penumpang telah terintegrasi dengan sistem pada baggage handling sistem.

Ketepatan waktu dalam penanganan bagasi penumpang sangatlah penting karna

berdampak pada level of service yang telah di tetapkan dalam pm 178 tahun

2015, serta dapat berdampak pula terhadap customer experience.

Gambar (IV.9)
kerusakan pada conveyor belt area check-in

Sumber: Dokumentasi unit BHS


Selama melakukan praktek kerja lapangan di Bandar Udara Yogyakarta,

penulis melihat beberapa permasalahan yang terjadi pada proses penanganan

bagasi penumpang pada area check-in. permasalahan yang terjadi antara lain

adalah terhambatnya bagasi penumpang pada area check-in karena

permasalahan yang ada pada conveyor belt. Setelah penulis melakukan

observasi wawancara dengan unit terkait yaitu ICT dan BHS. Penyebab dari

matinya conveyor belt pada area check-in yaitu :


48

a) Kerusakan pada conveyor belt itu sendiri. Karet yang berada pada

conveyor belt bergesekan dengan dinding yang ada disampingnya

sehingga conveyor belt tidak dapat bergerak.

b) Kerusakan pada alat x-ray sehingga menyebabkan sistem terhenti

secara otomatis.

c) Penempatan bagasi yang terlalu berdekatan sehingga sistem HBS tidak

dapat membacanya dengan benar, dan conveyor belt terhenti secara

otomatis.

Karena terhambatnya bagasi penumpang pada area check-in dapat sangat

berpengaruh pada kelancaran pelayanan di area check-in counter. akibat yang

terjadi dari kerusakan pada conveyor belt area check-in adalah:

a) Terhambatnya proses penanganan check-in yang mengakibatkan

keterlambatan penanganan dari jadwal seharusnya. Terhambatnya

penanganan check-in dapat berdampak ke terlambatnya penerbangan

tersebut, sehingga mempengaruhi on time performace (OTP) pada

maskapai tersebut.

b) Dapat mempengaruhi kenyamanan penumpang karena harus

menunggu lebih lama dari waktu yang seharusnya.

Saat terjadi masalah pada conveyor belt area check-in petugas akan segera

melaporkannya ke unit AOLT, kemudia unit AOLT akan meneruskan laporan

kepada unit yang terkat. Unit yang terkait dalam hal ini adalah ICT dan BHS,

tergantung permasalahan yang terjadi. Kemudian unit yang bertanggung jawab

atas kerusakan conveyor belt check-in akan melakukan penanganan berupa:


49

a) Unit terkait akan melakukan pengecekan terkait permasalahan yang

terjadi, kemudian melakukan perbaikan pada saat itu juga.

b) Apabila perbaikan yang dilakukan akan memakan waktu cukup lama,

unit terkait akan melaporkan ke AOLT untuk kemudian dilakukan

pertemuan dengan seua unit terkait untuk pengambilan keputusan.

c) Apabila tidak dapat di selesaikan saat itu maka proses check-in akan

dipindahkan ke check-in counter lain, sehingga meminimalisir

terjadinya keterlambatan.
50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan penulis tentang praktek kerja lapangan yang berjudul

“PENGARUH FASILITAS LAYANAN TERHADAP KENYAMANAN

PENUMPANG DI AREA CHECK-IN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL YOGYAKARTA (YIA)” dan permasalahan –

permasalahan yang timbul dalam kegiatan tersebut , maka penulis telah

menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

a) Antrian Yang Terjadi Di Area Check-in

Kepadatan antrian yang terjadi di area check-in counter di sebabkan

oleh kurangnya check-in counter karena pengurangan SDM di masa

pandemi, sehingga mengakibatkan tidak tercapainya standar antrian

penumpang pada check-in counter yang terdapat pada PM 178 tahun 2015.

Selain itu permasalahan lain yang terjadi di area check-in counter adalah

terhambatnya penumpang yang ingin melakukan aktivitas karena

panjangnya antrian hingga menutupi jalan menuju akses ke tempat lain.

Hal itu di sebabkan karena penerapan physical distancing sehingga jarak

antrian dari setiap penumpang bertambah. Selain itu, kurangnya

komunikasi antar unit juga juga berpengaruh pada panjangnya antrian yang

dapat menutup akses jalan bagi penumpang lain untuk dapat beraktivitas ke

tempat lain.

b) Display Di Check-in Counter


51

Seiap display pada check-in counter berisikan info mengenai

maskapai penerbangan serta nomor penerbangan yang dilayani, maka dari

itu fungsi dari display check-in counter sangat lah penting. Jika terjadi

gangguan yang dapat menyebabkan display check-in counter tidak dapat

berfungsi dengan sempurna maka akan sangat berpengaruh dengan

kepuasan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan fasilitas yang

seharusnya.

Permasalahan yang terjadi pada check-in counter bisa dipengaruhi

oleh beberapa hal seperti kesalahan pada sistem display, masalah pada

kelistrikan yang ada dan ketidakcocokan perangkat yang ada antara satu

dengan yang lainnya. Penanganan pada display check-in counter harus

dapat dilakukan secepat mungkin agar pengguna jasa bandar udara tidak

kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai penerbangan yang akan

dilakukan. Kerusakan pada display check-in counter juga di khawatirkan

dapat menyebabkan penumpang mengalami keterlambatan pada

penerbangan yang akan dilakukannya

c) Wild animal Pada Area Check-in

keberadaan hewan liar khususnya pada area check-in akan sangat

berpengaruh pada kenyamanan pengguna jasa bandar udara, selain itu

keberadaan hewan liar juga dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitas

operasional yang ada pada area check-in. keberadaan hewan liar pada area

check-in dapat perusak fasilitas yang ada sehingga terganggunya proses


52

pelayanan yang ada pada area check-in. adanya hewan liar pada area

bandar udara bisa disebabkan karna beberapa faktor seperti adanya mangsa

alami hewan tersebut sehingga memancing hewan liar untuk masuk.

penanganan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masuknya hewan

liar pada area bandar udara khususnya area check-in adalah dengan

melakukan penangkapan hewan liar secepat mungkin setelah mendapatkan

laporan serta dengan melakukan pengawasan secara berkala di area yang

dikhawatirkan memiliki potensi keberadaan hewan liar.

d) Conveyor Bagasi Tercatat Pada Area Check-in

Kerusakan yang terjadi pada fasilitas penanganan bagasi penumpang

pada area check-in dapat berakibat buruk pada kenyamanan penumpang.

Selain itu dapat juga berpengaruh pada tidak tercapainya level of servive

yang telah di tetapkan pada pm 178 tahun 2015. Faktor faktor penyebab

dari kerusakan pada fasilitas penanganan bagasi pada area check-in

beragam seperti karena geseekan yang terjadi antara karet conveyor belt

dengan dinding conveyor belt, kerusakan pada alat x-ray dan penempatan

bagasi oleh staff check-in yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada

hingga menyebabkan mesin terhenti secara otomatis. Penanganan pada

kerusakan alat penanganan bagasi penumpang harus dilakukan segera

setelah adanya laporan kerusakan kepada unit yang terkait untuk

menghindari terganggunya jadwal penerbangan yang ada.

B. Saran
Dari permasalahan permasalahan yang telah penulis jabarkan pada bab IV,
53

penulis telah merangkum saran yang diharapkan dapat membatu dalam

penanganan masalah yang ada pada area check-in Bandar Udara Yogyakarta.

a) Antrian Yang Terjadi Di Area Check-in

1. Menambah jumlah check-in counter untuk mencegah menumpuknya

antrian.

Penambahan check-in counter dapat dilakukan jika dirasa akan

terjadi lonjakan penumpang pada masa peak season, sehingga dapat

mencegah terjadinya antrian yang melebihi ketentuan yang ada.

2. Menambah alat self check-in

penambahan alat self check-in dapat membatu mempercepat proses

check-in penumpang pesawat udara yang tidak memiliki barang bawaan

pada bagasi pesawat, sehingga dapat berdampaknya pada pengurangan

kepadatan antrian yang terjadi pada check-in counter.

3. Melakukan koordinasi pada unit terkait saat ada antrian panang pada

check-in counter

Pada saat terjadinya antrian panjang pada check-in counter

sebaiknya staff check-in segera berkoordinasi dengan unit terkait yaitu

AOLT, untuk kemudian segera dilakukan penanganan pada antrian

tersebut sehingga tidak mengganggu flow penumpang pada area check-

in untuk melakukan aktivitas.

b) Display Di Check-in Counter

1. Mengganti perangkat yang tidak compatible.


54

Perlu dilakukannnya penggantian perangkat yang tidak compatible

dengan sistem yang ada pada penanganan display area check-in, agar

meminimalisir terjadinya kesalahan pada sistem yang ada.

2. Melakukan penyempurnaan pada sistem penanganan display check-in

counter.

Sebaiknya dilakukan riset yang lebih mendalam pada sistem yang

ada saat ini untuk kemudian dilakukan penyempurnaan.

c) Wild animal Pada Area Check-in

1. Melakukan pembersihan pada hal hal yang dapat mengundang hewan liar

untuk masuk

Hewan liar yang masuk pada area check-in biasanya tertarik karena

adanya hal yang dapat menjadi makanannya seperti adanya mangsa alami

hewan tersebut atau tertarik dengan aroma makanan bekas manusia. Maka

dari itu harus rutin dilakukan pembersihan pada area yang dapat

mengundang hewan liar utuk datang seperti pada tumpukan sampah atau

yang lainnya.

2. Melakukan inspeksi rutin

Sebaiknya unit airport environment rutin melakukan inspeksi pada

daerah daerah yang rawan terdapatnya keberadaan hewaan liar, sehingga

dapat terus mengontrol keberadaan hewan liar pada area yang dianggap

rawan. Selain itu jika ditemukannya hewan liar yang dianggap dapat

mengganggu aktivitas di area bandar udara dapat segera dilakukan


55

penanganan oleh unit environment.

3. Melakukan penyuluhan kepada petugas

Sebaiknya unit environment melakukan penyuluhan kepada petugas

yang ada pada Bandar Udara Yogyakarta untuk segera melaporkan jika

melihat keberadaan hewan liar yang dapat mengancam serta mengganggu

segala aktivitas yang ada di Bandar Udara Yogyakarta sehingga dapat

segera dilakukan penanganan.

d) Conveyor Bagasi Tercatat Pada Area Check-in

1. Rutin dilakukannya maintenance

Sebaiknya unit terkait rutin melakukan pengecekan serta

maintenance pada peralatan penanganan bagasi penumpang sehingga

dapat berkerja dengan sebagaimana mestinya dan meminimalisir

terjadinya kerusakan.

2. Melakukan penyuluhan pada petugas check-in

Melakukan penyuluhan kepada petugas check-in dapat menjadi

solusi dari terhambatnya penanganan pada fasilitas penanganan bagasi

penumpang. Pada penanganan bagasi penumpang jarak antar barang

sangat penting karena jika barang diletakan terlalu berdekatan dapat

menyebabkan aktifnya safety mode sehingga mesin akan mati dengan

otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Bandar, D. I., & Dan, U. (2010). Direktur Jenderal Perhubungan Udara Tentang
Kementerian Perhubungan.
Fitria. (2013). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Indonesia, R. (2018). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 38
Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara Dalam Negeri.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 115 Tahun
2018, 1–8. http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-2018/2669-peraturan-
menteri-perhubungan-republik-indonesia-nomor-pm-115-tahun-2018-
tentang-pengaturan-lalu-lintas-operasional-mobil-barang-selama-masa-
angkutan-natal-tahun-2018-dan-tahun-baru-2019/download
Janosik, S. M. (2005). Pengertian Transportasi. NASPA Journal, 42(4), 1.
mabruwaru, V. A. (2017). Analisis Kinerja Angkutan Umum Penumpang Di Kota
Sorong-Papua Barat (Studi Kasus Trayek a). Uajy, 53(9), 8–16.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2015).
PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGGUNA
JASA BANDAR UDARA. 29.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2019).
Pm 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 45.
Perhubungan, D., & Perhubungan, D. J. (1999). 2. 3. 4. 1.
PM-FM-01 Birdstrike and wildlife hazard management.pdf. (n.d.).
UU No.1 Tahun 2009.pdf. (n.d.).
Bandar, D. I., & Dan, U. (2010). Direktur Jenderal Perhubungan Udara Tentang
Kementerian Perhubungan.
Fitria. (2013). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Indonesia, R. (2018). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 38
Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara Dalam Negeri.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 115 Tahun
2018, 1–8. http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-2018/2669-peraturan-
menteri-perhubungan-republik-indonesia-nomor-pm-115-tahun-2018-
tentang-pengaturan-lalu-lintas-operasional-mobil-barang-selama-masa-
angkutan-natal-tahun-2018-dan-tahun-baru-2019/download
Janosik, S. M. (2005). Pengertian Transportasi. NASPA Journal, 42(4), 1.
mabruwaru, V. A. (2017). Analisis Kinerja Angkutan Umum Penumpang Di Kota
Sorong-Papua Barat (Studi Kasus Trayek a). Uajy, 53(9), 8–16.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2015).
PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGGUNA
JASA BANDAR UDARA. 29.
57

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2019).


Pm 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 45.
Perhubungan, D., & Perhubungan, D. J. (1999). 2. 3. 4. 1.
PM-FM-01 Birdstrike and wildlife hazard management.pdf. (n.d.).
UU No.1 Tahun 2009.pdf. (n.d.).
Bandar, D. I., & Dan, U. (2010). Direktur Jenderal Perhubungan Udara Tentang
Kementerian Perhubungan.
Fitria. (2013). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Indonesia, R. (2018). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 38
Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara Dalam Negeri.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 115 Tahun
2018, 1–8. http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-2018/2669-peraturan-
menteri-perhubungan-republik-indonesia-nomor-pm-115-tahun-2018-
tentang-pengaturan-lalu-lintas-operasional-mobil-barang-selama-masa-
angkutan-natal-tahun-2018-dan-tahun-baru-2019/download
Janosik, S. M. (2005). Pengertian Transportasi. NASPA Journal, 42(4), 1.
mabruwaru, V. A. (2017). Analisis Kinerja Angkutan Umum Penumpang Di Kota
Sorong-Papua Barat (Studi Kasus Trayek a). Uajy, 53(9), 8–16.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2015).
PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGGUNA
JASA BANDAR UDARA. 29.
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. (2019).
Pm 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 45.
Perhubungan, D., & Perhubungan, D. J. (1999). 2. 3. 4. 1.
PM-FM-01 Birdstrike and wildlife hazard management.pdf. (n.d.).
UU No.1 Tahun 2009.pdf. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai