Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN AKTUALISASI

AKSELERASI PENDATAAN DAN PENGOLAHAN DATA PERUSAHAAN YANG


MEMILIKI SARANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
MELALUI PENGGUNAAN GOOGLE FORM

DISUSUN OLEH:
HUSNUL KHATIMAH MUCHTAR, SKM
NDH : 22

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN I PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KERJASAMA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG KERJA SAMA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI
TAHUN 2022

Nama : Husnul Khatimah Muchtar, SKM


NIP : 19931105 202203 2 001
Instansi : Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
Jabatan : Analis Bahan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
NDH : 22

JUDUL AKTUALISASI
“AKSELERASI PENDATAAN DAN PENGOLAHAN DATA
PERUSAHAAN YANG MEMILIKI SARANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) MELALUI PENGGUNAAN GOOGLE FORM”

Disetujui untuk disampaikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar


Golongan III Angkatan I Pemerintah Kabupaten Soppeng Kerja sama Pusat Pelatihan dan
Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara
Tahun 2022

Watansoppeng, Juli 2022


Menyetujui

Coach, Mentor,

Maylitha Achmad, S.Psi, MBA Drs. Kanaruddin, M.Si


NIP. 19841125 201801 1 001 NIP. 19671231 200212 1 033

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul “Akselerasi Pendataan dan Pengolahan
Data Perusahaan yang Memiliki Sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
melalui Penggunaan Google Form”. Rancangan Aktualisasi ini disusun sebagai hasil akhir
dalam mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I
Pemerintah Kabupaten Soppeng Kerjasama Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian
Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Tahun 2022.

Sangat disadari bahwa Penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Namun, dalam kegiatan Pelatihan Dasar ini menjadi
pembelajaran dan pembekalan diri dalam melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam
melaksanakan tugas sebagai pelayan publik di Kabupaten Soppeng.

Dalam menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Olehnya itu penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini antara lain kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral dan materi;
2. Bapak Bupati Soppeng yang telah memberikan kepercayaan untuk mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS Angkatan I Tahun 2022;
3. Kepala BKPSDM Kabupaten Soppeng sebagai penyelenggara Pelatihan Dasar
CPNS Angkatan I Tahun 2022;
4. Bapak Drs. Kanaruddin, M.Si. selaku Mentor dalam mendorong penulis menyusun
Rancangan Aktualisasi;
5. Ibu Maylitha Achmad, S.Psi., MBA. selaku Coach yang selalu meluangkan waktu
dan pikirannya untuk menyempurnakan Rancangan Aktualisasi;
6. Panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 sebagai pendamping peserta
selama melaksanakan kegiatan pelatihan dasar;
7. Bapak/Ibu Widyaiswara selaku pemateri dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Angkatan I Tahun 2022;
8. Rekan-rekan Angkatan I yang saling membantu dan bekerja sama serta senantiasa
memberikan motivasi selama melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS;

iii
9. Rekan-rekan sekantor penulis yang memberikan saran dalam membantu penyusunan
Aktualisasi.

Akhir kata penulis berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat
terutama pada instansi kami sehingga daerah Kabupaten Soppeng lebih baik dimasa yang
akan datang dalam mewujudkan Soppeng yang melayani, maju, dan sejahtera.

Watansoppeng, 2 Juli 2022


Penulis,

HUSNUL KHATIMAH MUCHTAR, SKM

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................................ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Tujuan .................................................................................................................2
C. Manfaat ...............................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI
DASAR PNS ...................................................................................................................3
A. Gambaran Umum Organisasi ..............................................................................3
B. Nilai-nilai Dasar PNS .........................................................................................8
C. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart ASN ................................................14
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .....................................................................18
A. Identifikasi Isu ....................................................................................................18
B. Deskripsi Isu .......................................................................................................18
C. Penetapan Isu Utama...........................................................................................20
D. Penyebab Isu Utama ...........................................................................................21
E. Analisis Dampak Jika Isu Tidak Dilaksanakan ..................................................22
F. Pihak-pihak Terkait.............................................................................................22
G. Keterkaitan Isu dengan Agenda Ketiga ..............................................................23
H. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu .........................................................................23
I. Tabel Rancangan Aktualisasi ..............................................................................24

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2020 dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, agar dapat diangkat
menjadi PNS calon PNS wajib menjalani pelatihan dasar.
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pemerintah telah menetapkan nilai-nilai dasar (Core Values) BerAKHLAK
sebagai dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung
pencapian kerja individu/instansi. Pelatihan dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi
bagi CPNS bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN
BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN yaitu “Bangga Melayani
Bangsa”.
Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai
teknologi dan strategi yang inovatif dan terintegrasi yaitu penyelenggaraan pelatihan
yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan tempat
kerja. Melalui hal tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS professional yang
berkarakter berlandaskan core values ASN dalam melaksanakan tugas dan jabatannya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Calon PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa diharapkan mampu menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS (berorientasi pelayanan, akuntabel, harmonis,

1
loyal, adaptif dan kolaboratif) dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI, serta menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.

B. TUJUAN
Tujuan umum pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS adalah membentuk PNS profesional
yang berkarakter melalui pemahaman dan aktualisasi kedudukan dan peran PNS,
penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK, serta meningkatnya penguasaan bidang tugas.

C. MANFAAT
1. Bagi Penulis
a. Mampu menjadi Aparatur Sipil Negara yang selalu menjalankan nilai-nilai
BerAKHLAK dalam melaksanakan setiap kegiatan sesuai tugas dan fungsi.
b. Membantu penulis dalam mengembangkan diri, bertanggung jawab, dan
professional dalam menjalankan tugas
2. Bagi Unit Kerja
a. Membantu mewujudkan visi dan misi organisasi
b. Meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsi PNS di lingkungan
kerja

2
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


1. Visi dan Misi
a. Visi
Memantapkan pelayanan publik melalui perwujudan infrastruktur daerah
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas
b. Misi
1) Meningkatkan kepuasaan masyarakat atas penyelenggaraan urusan
wajib terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM)
2) Meningkatkan kualitas penguasaan pengetahuan, harapan hidup dan
daya beli
3) Meningkatkan upaya pengembangan sarana/prasarana dalam
mendorong daya tarif investor
4) Memantapkan reformasi birokrasi dalam mewujudkan penerapan
akuntabilitas dan transparansi
5) Menjaga, memelihara dan memperbaiki daya dukung dan daya
tamping untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan

3
2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SOPPENG

KEPALA DINAS
ANDI DHAMRAH, S.Sos, M.M.
19700518 199803 1 007 IV/C

SEKRETARIS
A.NURJANNAH, S.E., M.M.
19640530 199203 2 006 IV/b

KASUBAG UMUM DAN KASUBAG PERENCANAAN


KASUBAG KEUANGAN
KEPEGAWAIAN DAN PELAPORAN
Hj. NURHAYANI, S.Sos. YUZHAR AMBO ENRE, S.E. Hj.ANDI IRA UPU SAPPORIAH,S.AP.,M.M.
19710815 199403 2 011 III/d 19790303 200212 1 009 III/c 19761003 200212 2 005 III/d

KABID PELAYANAN PERIZINAN


KABID PENANAMAN MODAL KABID KETENAGAKERJAAN KABID TRANSMIGRASI, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DAN NON PERIZINAN
ANDI LUKMAN SARANSI, S.Sos. AWALUDDIN. S.T. Drs.KANARUDDIN, M.Si. Ir.ASRIM, M.Si.
19730602 200604 1 007 III/d 19790812 200202 1 006 III/d 19671231 200212 1 033 IV/a 19650526 199803 1 004 IV/a

SUB KOORDINATOR PERENCANAAN,


SUB KOORDINATOR PERIZINAN DAN SUB KOORDINATOR PENEMPATAN TENAGA SUB KOORDINATOR PENYIAPAN PERMUKIMAN DAN
PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN
NON PERIZINAN KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA PENGERAHAN
MODAL
JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI
JF PENGANTAR KERJA AHLI MUDA
MUDA MUDA JF PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT AHLI MUDA
Hj. GUSTI, S.Sos. Dra. DASWATI, M.M. MARHAWIA, S.E. Hj.RUSTIAH,S.Sos.
19670811 199209 2 001 III/d 19671231 200801 2 037 III/d 19670716 199203 2 014 III/d 19671231 199303 2 056 III/d

SUB KOORDINATOR PROMOSI SUB KOORDINATOR PENGOLAHAN SUB KOORDINATOR PELATIHAN DAN SUB KOORDINATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENANAMAN MODAL DATA, PEMERIKSAAN DAN PELAPORAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI
JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI JF INSTRUKTUR AHLI MUDA JF PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT AHLI MUDA
MATAHARI, S.E. LATANGSI, S.E. SUNARTI, SE., M.Si ANDI SRIMIRWANI, S.P., M.M.A.
19700610 199903 2 005 III/d 19650115 199802 1 004 III/d 19770319 199703 2 005 IV/a 19721118 200701 2 011 III/d

SUB KOORDINATOR PENGENDALIAN SUB KOORDINATOR PENGADUAN DAN S UB KOORDINATOR PEMBINAAN HUBUNGAN SUB KOORDINATOR PENGEMBANGAN KAWASAN
PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL ADVOKASI INDUS TRIAL DAN JAMINAN S OS IAL TRANSMIGRASI, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI JF MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
JF ANALIS HUKUM AHLI MUDA JF ANALIS KEBIJAKAN AHLI MUDA
MUDA AHLI MUDA
ARNIDA ARIF, S.E. ANDI SUMARNIATI, S.IP. ANDI AHMAD SALAMA, S.Sos. SYAFRI
19810719 201001 2 018 III/c 19800422 200701 2 007 III/c 19740917 200701 1 013 III/c 19690616 199503 1 005 III/c

4
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Soppeng dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Soppeng Nomor Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah, yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Bupati
Nomor 37 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja pada Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Soppeng
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang
Penanaman Modal, urusan pemerintahan bidang Tenaga Kerja dan urusan
pemerintahan bidang Transmigrasi yang menjadi kewenangan daerah, dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
a. Kepala Dinas
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala
Dinas mempunyai fungsi:
1) Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas.
2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas.
3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
4) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani
naskah dinas sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang
benar dan akurat.
5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
6) Merencanakan dan merumuskan kebijakan bidang penanaman modal,
pelayanan terpadu satu pintu, tenaga kerja dan transmigrasi.
7) Mengoordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan teknis bidang
penanaman modal, bidang pelayanan perizinan dan non perizinan, bidang
ketenagakerjaan serta bidang transmigrasi, energi dan sumber daya
mineral yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.

5
8) Menyelenggarakan perencanaan kebijakan teknis, program, kegiatan,
keuangan, umum, perlengkapan, dan kepegawaian dalam lingkungan
Dinas.
9) Mengoordinasikan dan menyelenggarakan program dan kegiatan yang
terkait bidang penanaman modal, bidang pelayanan perizinan dan non
perizinan, bidang ketenagakerjaan serta bidang transmigrasi, energi dan
sumber daya mineral yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
10) Mengoordinasikan dan menyelenggarakan program dan kegiatan bidang
penanaman modal, bidang pelayanan perizinan dan non perizinan, bidang
ketenagakerjaan serta bidang transmigrasi, energi dan sumber daya
mineral yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
11) Menyelenggarakan pemberian fasilitas/insentif di bidang penanaman
modal yang menjadi kewenangan daerah, dan pembuatan peta potensi
investasi daerah, promosi penanaman modal dan pelayanan perizinan/non
perizinan secara terpadu di bidang penanaman modal.
12) Mengoordinasikan penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang
penanaman modal, bidang pelayanan perizinan dan non perizinan, bidang
Ketenagakerjaan serta bidang transmigrasi, energi dan sumber daya
mineral yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
13) Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pengawasan
penyelenggaraan kebijakan teknis bidang penanaman modal, bidang
pelayanan perizinan dan non perizinan, bidang Ketenagakerjaan serta
bidang transmigrasi, energi dan sumber daya mineral yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah.
14) Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah
dan lembaga nonpemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
dan fungsi dinas.
15) Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
16) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Dinas dan memberikan
saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan
dan
17) Menyelenggarakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6
b. Bidang Tenaga Kerja
Bidang Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
membantu Kepala Dinas dalam memimpin, mengoordinasikan,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang terkait dengan Bidang
Ketenagakerjaan yang menjadi kewenangannya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana, Kepala Bidang
mempunyai fungsi:
1) Menyusun rencana kegiatan Bidang Ketenagakerjaan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas.
2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas.
3) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Ketenagakerjaan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas.
4) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas sesuai prosedur yang berlaku agar
diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.
5) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
6) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan bahan perumusan
dan koordinasi pelaksanaan kebijakan Bidang Ketenagakerjaan.
7) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan bahan pembinaan
di Bidang Ketenagakerjaan.
8) Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan Bidang
Ketenagakerjaan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan
masalah.
9) Melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di Bidang
Ketenagakerjaan.
10) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka
penyelenggaraan program dan kegiatan di Bidang Ketenagakerjaan,
meliputi penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja,
pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan tenaga kerja dan
pembinaan hubungan industrial dan jaminan social.

7
11) Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di Bidang
Ketenagakerjaan, meliputi penempatan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja, pelatihan dan produktivitas kerja dan pembinaan
hubungan industrial dan jaminan social.
12) Melaksanakan kebijakan teknis daerah di Bidang Ketenagakerjaan,
meliputi penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja,
pelatihan kerja dan produktivitas kerja, pembinaan hubungan
industrial dan jaminan social.
13) Melaksanakan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di
Bidang Ketenagakerjaan.
14) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pengendalian di Bidang
Ketenagakerjaan.
15) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah
dan lembaga nonpemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi dinas.
16) Menilai kinerja bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
17) Melaksanakan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan
Kepala Bidang Ketenagakerjaan dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan dan
18) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh
pimpinan baik lisan maupun tertulis.

B. NILAI-NILAI DASAR PNS


Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 tahun 2021 tanggal
26 Agustus 2021 tentang implementasi Core values dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara (ASN), disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-nilai
dasar) ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Adapun Employer
Branding ASN yaitu Bangga Melayani Bangsa.

8
1. Berorientasi Pelayanan
a. Definisi berorientasi pelayanan adalah komitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
b. Kalimat afirmasi berorientasi pelayanan adalah kami berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
c. Nilai–nilai dasar penerapan berorientasi pelayanan (kode etik/panduan perilaku):
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Ramah, cekatan,solutif dan dapat diandalkan
3) Melakukan perbaikan tiada henti
4) Menerapkan budaya 5S ketika berinteraksi dengan masyarakat
5) Datang tepat waktu
Mata pelatihan bereorientasi pelayanan memfasilitasi pembentukan nilai
berorientasi pelayanan pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait
dengan pemahaman dan pemenuhan kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif,
dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.
Pelayanan Publik sebagaimana tercantum dalam UU adalah kegiatan atau
rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik dalam konteks ASN yaitu : 1)
Penyelenggara pelayanan publik yaitu : ASN/birokrasi, 2) penerima layanan yaitu
masyarakat dan 3) kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan pengguna layanan. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar
pelayanan yang di miliki oleh penyelenggara. Budaya pelayanan ASN akan sangat
menentukan kualitas pemberi layanan kepada masyarakat.

2. Akuntabel
a. Defenisi akuntabel : bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
b. Kalimat afirmasi akuntabel adalah kami bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan.
c. Nilai–nilai dasar penerapan akuntabel (kode etik/panduan perilaku):
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi

9
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien
3) Tidak menyalagunakan kewenangan jabatan
4) Mengerjakan pekerjaan dengan baik
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai akuntabel pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, penggunaan kekayaan
dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien serta tidak
menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabel adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya. Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal
berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas beriorientasi pada
hasil, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Boves, 2007 ) yaitu pertama
untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi ), kedua, untuk mencegah
korupsi dan ketiga, meningkatkan efesien dan efektivitas.
Aspek-aspek Akuntabilitas yaitu:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memerlukan kinerja
3. Kompeten
a. Definisi kompeten adalah : terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
b. Kalimat afirmasi kompeten adalah kami terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas.
c. Nilai–nilai dasar penerapan kompeten (kode etik/panduan perilaku):
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
2) Membantu orang lain untuk belajar.
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai kompeten pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan peningkatan kompetensi diri untuk

10
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar serta
pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik.
Karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan meliputi : integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan bahasa asing, hospitality, networking dan enterpreneurship.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam aspek pekerjaan.

4. Harmonis
a. Definisi harmonis adalah : saling peduli dan menghargai
b. Kata afirmasi harmonis adalah kami saling peduli dan mengharagai
c. Nilai–nilai dasar penerapan harmonis (kode etik/panduan perilaku):
1) Menghargai semua orang apapun latar belakangnya
2) Suka menolong orang lain
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai harmonis pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan menghargai setiap orang apa pun latar
belakangnya, suka menolong orang lain serta membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
Berakar dari semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang
berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat
menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk
dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan
kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan
analisis strategi dalam kehidupan ASN di lingkungan berkerja dan bermasyarakat.

5. Loyal
a. Definisi loyal adalah : berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.

11
b. Kata afirmasi loyal adalah kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara.
c. Nilai – nilai dasar penerapan loyal (kode etik/panduan perilaku) :
1) Memegang teguh idiologi Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945
2) Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
3) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
4) Menjaga rahasia jabatan dan Negara
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta pemerintah yang sah, menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan kelas dunia ( World Class Government ),
pemerintah telah meluncurkan Core Value ( Nilai – nilai Dasar) ASN BerAkhlak dan
Employer Branding ( Bangga Melayani Bangsa ), Nilai Loyal dianggap penting dan
dimasukkan menjadi Core Value yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan
baik oleh setiap ASN dikarenakan adanya faktor internal dan eksterna.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintahan dan martabak pegawai negeri sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seorang atau
golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN
mampu menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan lainya
dibutuhkan langka – langka konkrit, diantaranya melalui pemantapan wawasan
kebangsaan. Selain memantapkan wawasan kebangsaan, sikap loyal seorang ASN
dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalisme kepada bangsa dan
negara.

6. Adaptif
a. Definisi adaptif adalah : terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan
ataupun menghadapi perubahan

12
b. Kata afirmasi adaptif adalah kami terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan ataupun menghadapi perubahan
c. Nilai–nilai dasar penerapan adaptif (kode etik/panduan perilaku):
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak proaktif
4) Eksperimen orang yang beradaptasi
5) Melihat peluang dimana orang lain melihat kegagalan
6) Memiliki sumberdaya
7) Selalu berpikir ke depan
8) Tidak mudah mengeluh
9) Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan
10) Tidak mencari popularitas
11) Memiliki rasa ingin tahu
12) Membuka pikiran
13) Memahami apa yang sedang diperjuangkan
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Dalam budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye utuk membangun karakter adaptif pada
diri ASN sebagai individu yang menggerakan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Adaptif pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan,
terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif.
Organisasi adaptif yaitu : organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel. Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur
harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus
selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu
sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.
Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan
kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya
berpangku tangan.

13
7. Kolaboratif
a. Definisi kolaboratif adalah : membangun kerjasama yang sinergis
b. Kata afirmasinya, kami membangun kerjasama yang sinergis
c. Nilai–nilai dasar penerapan kolaboratif (kode etik/panduan perilaku):
1) Memberi kesepakatan berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Kolaboratif pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan pemberian kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah serta menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus
dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi
dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan
dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.

C. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS MENUJU SMART ASN


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah : pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional , memiliki dasar, etika profesi , bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan tentang kedudukan, peran,
hak dan kewajiban, kode etik ASN, sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan
pengelolaan ASN. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini

14
dianggap belum sempurna untu Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat,
daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan satu kesatuan menciptakan
birokrasi yang profesional.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan 2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas, dan 3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.

2. Smart ASN
Membekali Peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya
akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai
perbincangan , regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transformasi
digital di lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.

15
Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak yang sangat luar biasa
dalam aspek ini.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak
terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan
aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet
yang digunakan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan
kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat.
Nilai-nilai dalam Smart ASN adalah sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai ASN
dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi,
dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan
pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang PNS dituntut
untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan
mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok,
individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuan
aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang

16
profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan
tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi.
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT (informasi
Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa
Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
f. Berjiwa hospitality (Keramahan)
Hospitality/Keramahan adalah sifat baik hati dan menarik budi bahasanya,
manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan
tugas dan pekerjaan khususnya dalam pelayanan prima kepada masyarakat.
g. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan profesional maupun
personal.
h. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas,
inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir
tentang masa depan orang banyak. Kehidupan orang banyak , kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan . Dan
dengan dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan
mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
1. Belum optimalnya pendataan dan pengolahan data perusahaan yang memiliki
sarana K3 di perusahaan
2. Belum optimalnya pelaksanaan sosialisasi pembinaan Hubungan Industrial
terhadap perusahaan
3. Kurang efektifnya pelaksanaan sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan
Kesehatan

B. Deskripsi Isu
1. Belum optimalnya pendataan dan pengolahan data perusahaan yang memiliki
sarana K3 di perusahaan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 87 Ayat 1 disebutkan bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). SMK3
selanjutnya diatur pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012 tentang SMK3. Berdasarkan Pasal 16 Ayat 2 disebutkan bahwa untuk
perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian
penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan
dalam penerapan SMK3 perlu adanya penilaian terhadap standar pemantauan.
Standar pemanatauan dilakukan terhadap sarana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang terdapat di perusahaan. Sarana K3 yang umum
dijumpai di perusahaan dapat berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
Hidrant dan Sprinkel, Smoke Detector, Instalasi Penyalur Petir, Instalasi Listrik,
dan Generator Set termasuk Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan ini
dilakukan agar sarana K3 dapat berfungsi sesuai peruntukannya demi menjamin
produktivitas tenaga kerja agar tercapai keselamatan dan kesehatan kerja bagi
tenaga kerja. Sebelum dilakukan pemantauan perlu adanya pendataan terhadap
perusahaan yang memiliki sarana K3 untuk dapat dilaporkan kepada Dinas
Tenaga Kerja Provinsi agar menjadi bahan kajian oleh Pengawas
Ketenagakerjaan di tingkat provinsi.
Pada pelaksanaannya masih terdapat perusahaan yang belum
membudayakan K3 karena berasumsi bahwa penerapan K3 merupakan cost yang

18
akan memberikan kerugian bagi perusahaan. Padahal dapat menjadi investasi bagi
tenaga kerja di dalamnya maupun pihak perusahaan. Artinya, jika terjadi
kecelakaan kerja pada tenaga kerja dapat menurunkan produktivitas dan
hilangnya jam kerja sehingga merugikan perusahaan karena proses produksi
terhambat.
Merujuk pada hal tersebut, maka langkah utama yang perlu dilakukan
adalah pendataan perusahaan yang memiliki sarana K3. Hal ini dilakukan sebagai
bahan pemantauan terhadap kepatuhan perusahaan dalam penerapan K3. Bukan
hanya sebagai kepatuhan tetapi lebih kepada tanggung jawab kepada tenaga kerja
yang bekerja agar terlindung dari risiko lingkungan kerja. Kondisi saat ini
membuktikan bahwa telah dilakukan pendataan perusahaan yang memiliki
sarana K3 melalui pendataan door to door yaitu kunjungan ke perusahaan yang
bersangkutan. Nyatanya proses ini membutuhkan waktu yang lama karena
kurangnya sumber daya manusia yang dapat diberdayakan dalam proses
pendataan dan menimbulkan biaya dalam pelaksanaannya. Sementara, sumber
daya manusia yang ada belum dapat memanfaatkan teknologi dan digitalisasi
dalam proses pendataan sehingga pendataan tidak dapat berjalan optimal.
Adanya pengorbanan yang besar terkait hal tersebut, maka dipandang
perlu dilakukan pendataan secara cepat, mudah dan murah serta dapat
mengandalkan dengan terbatasnya sumber daya manusia yang tersedia.

2. Belum optimalnya pelaksanaan sosialisasi pembinaan Hubungan Industrial


terhadap perusahaan
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai
Pancasila dan UUD 1945. Ruang lingkup hubungan industrial yang dimaksud
adalah penyelesaian perselisihan, pengupahan, kontrak kerja dan lainnya.
Kondisi yang terjadi saat ini adalah lemahnya minat perusahaan dalam
mengikuti sosialisasi pembinaan hubungan industrial karena belum mampu
memenuhi ketentuan pengupahan sesuai peraturan perundang-undangan. Namun,
tidak menutup kemungkinan bahwa sosialisasi dapat dilakukan secara berkala
agar mampu menstimulasi perusahaan agar dapat menyesuaikan upah dengan
peraturan perundang-undangan.

19
3. Kurang efektifnya pelaksanaan sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
dan Kesehatan
Jaminan sosial ketenagakerjaan adalah suatu bentuk perlindungan yang
diberikan kepada pekerja dan keluarganya terhadap berbagai risiko pasar tenaga
kerja seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
Untuk dapat menciptakan pemerataan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi
seluruh pekerja/buruh di perusahaan perlu dilakukannya sosialisasi agar
pekerja/buruh dapat memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan.
Pada pelaksanaannya, telah dilakukan sosialisasi jaminan sosial
ketenagakerjaan setiap setahun sekali melalui kerja sama antara DPMPTSP
Nakertrans dan BPJS Ketenagakerjaan Kab. Soppeng. Namun berdasarkan data
yang dihimpun terdapat 120 perusahaan yang telah terdaftar menjadi peserta
jaminan sosial ketenagakerjaan dari jumlah perusahan wajib lapor sejumlah 489
perusahaan atau terdapat sekitar 75% perusahaan yang belum mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran para pengusaha terkait
keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, sementara dengan adanya
BPJS Ketenagakerjaan dapat menjamin tenaga kerja dapat membantu
meringankan beban dan dampak yang dialami jika mengalami kecelakaan kerja
ataupun terdampak penyakit akibat kerja.

C. Penetapan Isu Utama


Untuk menentukan isu utama, maka diperlukan penetapan isu melalui analisis
APKL sebagai berikut :
Kriteria
No. Isu-isu Jumlah
A P K L
1 Belum optimalnya pendataan dan
pengolahan data perusahaan yang 5 4 4 5 18
memiliki sarana K3 di perusahaan
2 Belum optimalnya pelaksanaan
sosialisasi pembinaan Hubungan 3 3 3 2 11
Industrial terhadap perusahaan
3 Kurang efektifnya pelaksanaan
sosialisasi Jaminan Sosial 4 3 4 3 13
Ketenagakerjaan dan Kesehatan

20
Keterangan :
A : Aktual (sedang terjadi / dalam proses kejadian dan hangat bicarakan)
P : Problematika (masalah mendesak untuk dipecahkan)
K : Kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang banyak)
L : Kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang banyak)

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Teknik APKL di atas, lalu diurut


berdasarkan jumlah nilai tertinggi yaitu :
1. Belum optimalnya pendataan dan pengolahan data perusahaan yang
memiliki sarana K3 di perusahaan
2. Kurang efektifnya pelaksanaan sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
3. Belum optimalnya pelaksanaan pengumpulan bahan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

D. Penyebab Isu Utama


Dalam menentukan penyebab isu dapat dilakukan melalui teknis analisis yaitu
GAP analisis yang mengkaji kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.
Kondisi Saat Ini GAP Kondisi yang Diharapkan
(Kesenjangan)
Percepatan pendataan agar
Kurang optimalnya kegiatan dapat berjalan
pelaksanaan pendataan optimal

1. Pendataan door to door


2. Membutuhkan waktu yang lama dan menimbulkan biaya
3. Kurangnya SDM yang diberdayakan
4. Kurangnya pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dalam
proses pendataan

Penyebab Masalah

Percepatan pendataan
melalui Penggunaan
Google Form

Solusi

21
E. Analisis Dampak Jika Isu Tidak Dilaksanakan
Isu ini berkaitan dengan pengumpulan data perusahaan yang memiliki sarana K3
sebagai hal yang sangat mendasar dalam proses pemantauan penilaian penerapan sistem
manajemen K3 dan memegang peranan penting dari masing-masing pihak terkait,
sehingga jika tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan beberapa dampak sebagai
berikut :
1. Terhambatnya proses pemantauan sarana K3
2. Menurunnya produktivitas tenaga kerja yang berada di perusahaan karena sarana
K3 merupakan alat untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja.
3. Pihak Pengawas Ketanagakerjaan Tingkat Provinsi sulit melakukan pengawasan
terhadap kepatuhan perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen K3 di
perusahaan.

F. Pihak-pihak Terkait
Terdapat pihak-pihak yang akan merasakan dampak ketika isu ini tidak segera
diatasi, yaitu :
1. Tenaga kerja yang bekerja di perusahaan
Jika dianalisis lebih lanjut, tenaga kerja akan merasakan dampak ketika isu ini
tidak segera diatasi yaitu dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja dalam
bekerja. Jika perusahaan tidak mengkonfirmasi sarana K3 yang dimiliki, pihak
DPMPTSP Nakertrans tidak dapat menilai sejauh mana proteksi keselamatan dan
kesehatan kerja yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja. Karena tidak dapat
dilakukan pemantauan, penilaian dan perawatan yang seharusnya terhadap sarana
K3 yang tersedia. Ketika tidak pernah dilakukan pemantauan, penilaian dan
perawatan terhadap sarana K3 maka dapat membuat menurunnya fungsi sarana K3.
2. Pegawai/staf yang bekerja pada Bidang Ketenagakerjaan DPMPTSP Nakertrans
Jika isu ini tidak segera diatasi, maka dapat mengakibatkan menurunnya kinerja
pegawai/staf yang bersangkutan sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana mestinya.

22
G. Keterkaitan Isu dengan Agenda Ketiga
1. Keterkaitan Isu dengan Manajemen ASN
Bahwa isu tersebut mengarah pada tugas dan fungsi seorang PNS dalam
menjalankan amanah sebagai Aparatur Sipil Negara yaitu sebagai pelaksana
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional yang
profesional dan bertangguung jawab.
2. Keterkaitan Isu dengan Smart ASN
Bahwa isu tersebut mengarah pada pemanfaatan perkembangan teknologi karena
menggunakan fitur Google Form dalam proses pengumpulan data yang
menunjukkan adanya kecakapan dalam bermedia digital (Digital Skill)

H. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu


Agar dampak dari isu di atas dapat dihindari, maka timbul gagasan kreatif dengan
melakukan Akselerasi Pendataan dan PengoLahan Data PErusahaan yang Memiliki
Sarana K3 melalui Penggunaan Google Form (Apple’s K3).
Implementasi dari gagasan kreatif diatas adalah salah satu upaya mencapai
efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pendataan dengan memanfaatkan sumber daya
teknologi informasi yang terus berkembang agar dapat menghindari kemungkinan
dampak yang akan timbul jika isu tersebut tidak segera diatasi.

I. Tabel Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja DPMPTSP NAKERTRANS
Isu yang Diangkat Kurang optimalnya pendataan dan pengolahan data
perusahaan yang memiliki sarana K3
Gagasan Pemecahan Isu Akselerasi Pendataan dan Pengolahan Data Perusahaan yang
Memiliki Sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
melalui Penggunaan Google Form (Apple’s K3)
Tujuan Gagasan Optimalnya pendataan dan pengolahan data perusahaan yang
Pemecahan Isu memiliki sarana K3

23
Tabel 3.1 Tabel Rancangan Aktualisasi

Konstribusi Penguatan
Keterkaitan
Terhadap Visi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
dan Misi Nilai
Pelatihan
Kabupaten Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengidentifikasi Manajemen Visi : Soppeng Bertindak
bahan ASN yang lebih proaktif
pelaksanaan 1) Melakukan Arahan Kabid  Terbuka melayani, maju (Adaptif)
pendataan konsultasi Naker dalam bekerja dan sejahtera
dengan Kepala sama
Bidang (Kolaboratif) Misi :
Ketenagakerjaa  Ramah Memantapkan
n (Kabid (Berorientasi tata kelola
Naker) Pelayanan) pemerintahan
2) Membuat surat Surat Memberi yang baik
pemberitahuan pemberitahuan kesempatan
kepada pihak lain
pimpinan berkonstribusi
perusahaan (Kolaboratif)
(Stake holder
terkait) Lingkungan
kerja yang
kondusif
(Harmonis)
3) Menentukan Jadwal Memahami
jadwal pelaksanaan kebutuhan
pelaksanaan masyarakat
pendataan (Berorientasi
Pelayanan)

Deskripsi Kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Mengidentifikasi bahan pelaksanaan pendataan berkaitan dengan manajemen ASN
karena merupakan bentuk tanggung jawab ASN dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
2. Keterkaitan tahapan kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahapan 1, melakukan konsultasi dengan Kabid Naker merupakan bentuk
perwujudan nilai dasar kolaboratif karena proses kordinasi menunjukkan bahwa
adanya keterbukaan dalam menjalin kerjasama dan tetap bersikap ramah dalam
melakukan kordinasi.
b. Tahapan 2, membuat surat pemberitahuan kepada pimpinan perusahaan
merupakan bentuk perwujudan nilai dasar kolaboratif karena mampu memberikan

24
kesempatan bagi pihak lain untuk berkonstribusi. Serta dapat membangun
lingkungan kerja yang kondusif dengan saling berinteraksi dengan beberapa
pimpinan perusahaan.
c. Tahapan 3, menentukan jadwal pelaksanaan pendataan merupakan bentuk
perwujudan nilai berorientasi pelayanan karena mampu memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyesuaikan kesediaan waktu dalam
proses pendataan
3. Konstribusi kegiatan terhadap Visi Misi Kabupaten
Identifikasi bahan pelaksanaan pendataan sesuai dengan misi Kabupaten Soppeng yaitu
memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan akuntabilitas dan
transparansi dalam mengkordinasikan perencanaan pelaksanaan pendataan.
4. Konstribusi kegiatan terhadap nilai-nilai organisasi
Yang terkandung dalam kegiatan ini yaitu nilai adaptif karena menunjukkan sikap
proaktif dalam upaya pelaksanaan pendataan.

Konstribusi Penguatan
Keterkaitan
Tahapan Terhadap Visi Terhadap
No. Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Kegiatan dan Misi Nilai
Pelatihan
Kabupaten Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Pembuatan Smart ASN Visi : Soppeng Peningkatan
kuesioner 1) Membuat Akun google Berinovasi yang lebih kompetensi
(Google akun google (Adaptif) melayani, maju diri
Form) atas nama dan sejahtera (Kompeten)
Bidang Proaktif
Ketenagakerja (Adaptif) Misi :
an Memantapkan
2) Mengisi Google form Cermat pencapaian daya
daftar (Akuntabel) saing daerah
pertanyaan
pada Google
Form
3) Membuat Link kuesioner Kreativitas
Link (Adaptif)
Kuesioner

Deskripsi Kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Pembuatan kuesioner dengan menggunakan Google Form berkaitan dengan Smart ASN
karena memanfaatkan digitalisasi dalam pembuatan kuesioner.

25
2. Keterkaitan tahapan kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahapan 1, membuat akun google atas nama Bidang Ketenagakerjaan merupakan
bentuk perwujudan nilai adaptif karena mampu memberikan inovasi dalam proses
pendataan yang didigitalisasi melalui penggunaan google form serta bertindak
proaktif dalam membuat akun google atas nama Bidang Ketenagakerjaa,
DPMPTSP Nakertrans.
b. Tahapan 2, mengisi daftar pertanyaan pada Google Form merupakan bentuk
perwujudan nilai akuntabel terutama pada indikator perilaku melaksanakan tugas
dengan cermat karena butuh ketelitian dalam mengisi daftar pertanyaan.
c. Tahapan 3, membuat link kuesioner merupakan bentuk perwujudan nilai adaptif
terutama pada indikator perilaku mengembangkan kreativitas melalui penamaan
link kuesioner.
3. Konstribusi kegiatan terhadap Visi Misi Kabupaten
Pembuatan kuesioner menggunakan Google Form sesuai dengan misi Kabupaten
Soppeng yaitu memantapkan pencapaian daya saing daerah karena mampu
meningkatkan kapasitas diri melalui penguasaan komunikasi dan informatika
4. Konstribusi kegiatan terhadap nilai-nilai organisasi
Nilai yang terkandung dalam kegiatan ini yaitu nilai kompeten karena menunjukkan
peningkatan kompetensi diri dalam membuat kuesioner berbasis google form.

Konstribusi Penguatan
Keterkaitan
Terhadap Visi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
dan Misi Nilai
Pelatihan
Kabupaten Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Pendataan Smart ASN dan Visi : Soppeng Terbuka
dan Manajemen yang lebih dalam bekerja
pengolahan ASN melayani, maju sama
data sarana 1) Penyebaran Surat Pemanfaatan dan sejahtera (Kolaboratif)
K3 surat pemberitahuan sumber daya
pemberitahuan / / E-mail / (Kolaboratif) Misi :
E-mail /pesan pesan Memantapkan
Whatsapp untuk Whatsapp Melaksanakan perwujudan
pengisian Link tugas dengan kesejahteraan
Kuesioner tanggung jawab masyarakat
pendataan (Akuntabel)
sarana K3

26
Konstribusi Penguatan
Keterkaitan
Terhadap Visi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
dan Misi Nilai
Pelatihan
Kabupaten Organisasi
2) Menghimpun Data Melaksanakan
data yang telah spreadsheet / tugas dengan
terisi pada Link excel cermat
Kuesioner (Akuntabel)
3) Menganalisis Data Mengembangkan
hasil pendataan spreadsheet / kreativitas
perusahaan excel (Adaptif)
yang memiliki
sarana K3

Deskripsi Kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Pendataan dan pengolahan data sarana K3 berkaitan dengan Smart ASN karena mampu
memanfaatkan digitalisasi pertukaran pesan melalui aplikasi E-mail ataupun Whatsapp
serta berkaitan dengan Manajemen ASN karena dapat melaksanakan tugas dengan
cermat dan mampu mengembangkan kreativitas.
2. Keterkaitan tahapan kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahapan 1, penyebaran surat pemberitahuan / E-mail / pesan Whatsapp untuk
pengisian Link Kuesioner pendataan sarana K3 merupakan bentuk perwujudan nilai
berorientasi pelayanan karena dalam pelaksanaannya memanfaatkan sumber daya
yang ada seperti E-mail dalam memberikan informasi ke pihak lain.
b. Tahapan 2, menghimpun data yang telah terisi pada link kuesioner merupakan
bentuk perwujudan nilai akuntabel karena mampu melaksanakan tugas dengan
cermat/teliti.
c. Tahapan 3, menganalisis hasil pendataan perusahaan yang memiliki sarana K3
merupakan bentuk perwujudan nilai adaptif karena mampu mengembangkan
kreativitas dengan menganalisis hasil pendataan melalui
3. Konstribusi kegiatan terhadap Visi Misi Kabupaten
Pendataan dan pengolahan data sarana K3 sesuai dengan misi Kabupaten Soppeng yaitu
memantapkan perwujudan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas hidup
yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan.
4. Konstribusi kegiatan terhadap nilai-nilai organisasi
Nilai yang terkandung dalam kegiatan ini adalah nilai Kolaboratif yang ditandai dengan
adanya kerjasama terbuka yang terjalin antara dua pihak

27
Konstribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No. Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai
Kegiatan dan Misi
Pelatihan Organisasi
Kabupaten
1 2 3 4 5 6 7
4 Diseminasi Manajemen ASN Visi : Soppeng Melaksanakan
hasil 1) Pembuatan Laporan hasil Melaksanakan yang lebih tugas dengan
pendataan laporan hasil tugas terbaik melayani, maju tanggung jawab
pendataan (Kompeten) dan sejahtera (Akuntabel)
sarana K3

2) Konsultasi Lembaran Terbuka dalam


laporan hasil persetujuan bekerja sama Misi :
pada Kabid Kabid Naker (Kolaboratif) Memantapkan
Naker dan dan Kepala perwujudan
Kepala Dinas Dinas Ramah kesejahteraan
DPMPTSP DPMPTSP (Berorientasi masyarakat
Nakertrans Nakertrans pelayanan)
3) Penyebaran Laporan hasil Menjaga nama
laporan hasil baik instansi
pendataan (Loyal)
kepada
masing-
masing
perusahaan

Deskripsi Kegiatan
1. Keterkaitan kegiatan dengan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Diseminasi hasil pendataan berkaitan dengan manajemen ASN karena berkaitan dengan
kewajiban dalam melaksanakan tugas dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab.
2. Keterkaitan tahapan kegiatan dengan agenda Nilai-nilai Dasar PNS
a. Tahapan 1, pembuatan laporan hasil merupakan bentuk perwujudan nilai kompeten
karena mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya agar dihasilkan laporan
yang berkualitas
b. Tahapan 2, konsultasi laporan hasil merupakan bentuk perwujudan nilai kolaboratif
karena membutuhkan kerja sama anatara Kabid Naker dan Kadis DPMPTSP
Nakertrans serta dalam berkonsultasi dilakukan dengan sikap ramah karena
menghadapi atasan yang mencerminkan nilai berorientasi pelayanan
c. Tahapan 3, Penyebaran laporan hasil merupakan perwujudan nilai loyal yaitu
mampu menjaga nama baik instansi dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain.

28
3. Konstribusi kegiatan terhadap Visi Misi Kabupaten
Kegiatan diseminasi hasil pendataan sesuai dengan misi Kabupaten Soppeng yaitu
memantapkan perwujudan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produktivitas
kerja.
4. Konstribusi kegiatan terhadap nilai-nilai organisasi
Nilai yang terkandung dalam kegiatan ini adalah akuntabel yang ditandai dengan
kemampuan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dengan memberikan
laporan hasil kepada masing-masing perusahaan.

29
Matriks Indikator Nilai-nilai Dasar ASN
Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV
Nilai Dasar Panduan Perilaku TOTAL
I II III I II III I II III I II III
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat 1
Berorientasi
Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan 2
Pelayanan
Melakukan perbaikan tiada henti
Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
3
berintegrasi tinggi
Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung
Akuntabel
jawab, efektif, efisien

Kemampuan menggunakan kewenangan dengan berintegrasi tinggi


Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
Kompeten
Membantu orang lain belajar
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik 1
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Harmonis Suka menolong orang lain
Membangun lingkungan kerja yang kondusif 1
Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945 setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah
Loyal
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara 1
Menjaga rahasia jabatan dan negara
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
Adaptif Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas 3
Bertindak proaktif 1
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkonstribusi 1

Kolaboratif Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah 2

Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama 1


17

30
Matriks Kedudukan dan Peran ASN
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4
Keterkaitan Mengindetifikasi Pendataan dan
Pembuatan kuesioner Desiminasi hasil
dengan Agenda III bahan pelaksanaan Pengolahan data
(google form) pendataan
pendataan sarana K3
Manajemen ASN
SMART ASN

Tabel 3.2. Tabel Pelaksanaan Kegiatan


Juli 2022
No. Kegiatan
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
1 Mengindetifikasi bahan pelaksanaan pendataan
2 Pembuatan kuesioner (google form)
3 Pendataan dan Pengolahan data sarana K3
4 Desiminasi hasil pendataan

31

Anda mungkin juga menyukai