DISUSUN OLEH :
NAMA : LUCKY ASTRI FITRIANA
NIP : 198910262019042001
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku serta peran pegawai ASN adalah melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang, memberikan pelayanan publik yang
professional, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan ketiga peran utama tersebut, diharapkan setiap ASN dapat
mengamalkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA). ASN memiliki Akuntabilitas atau pertanggungjawaban terkait kinerjanya kepada
masyarakat karena ASN juga memiliki peran sebagai pelayan publik yang merupakan amanah dari
rakyat untuk mengolah pemerintahan.
Untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan agar tercapainya target
pemerintah, dibutuhkan adanya pelatihan pengembangan kompetensi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
yang menyebutkan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pelaksanaan harus sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan dapat dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan/atau
pelatihan. Adapun pelatihan yang dimaksud diatas adalah pelatihan berupa klasikal maupun non
klasikal. Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dapat dilakukan paling
kurang melalui e-learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan
pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta. Salah satu bentuk untuk implementasi dari dua
peraturan di atas adalah dengan melaksanakan aktualisasi pada unit organisasi masing-masing,
dimana penulis saat ini ditempatkan pada Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi
Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sesuai dengan Permen PUPR No: 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR, Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (Puslitbang KPT) bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan, pengkajian kebijakan dan strategi pengembangan
infrastruktur serta penerapan teknologi hasil litbang bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat. Tantangan terbesar Balitbang PUPR saat ini adalah bagaimana mendorong pemanfaatan
1
dan penerapan teknologi hasil litbang benar-benar terimplementasikan dalam pembangunan
infrastruktur PUPR. Masih rendahnya tingkat pemanfaatan teknologi litbang disebabkan banyak
faktor baik dari internal Balitbang maupun faktor eksternal. Salah satu faktor utama yang masih
menjadi perhatian Balitbang adalah bagaimana menyiapkan dokumen teknis dan dokumen
rencana bisnis kesiapterapan teknologi sebagai suplemen untuk teknologi yang diproduksi.
Dokumen ini sangat penting untuk disiapkan sebagai dasar dan acuan bagi pengguna teknologi
(Direktorat Jenderal) dan aplikator produsen teknologi dalam penerapan dan pemanfaatan
teknologi litbang. Analisis kesiapterapan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga dimensi
analisis, yaitu: SOSIAL, EKONOMI dan LINGKUNGAN.
Berdasarkan isu yang telah dijabarkan di atas, maka penulis mengangkat judul
“Pendalaman Muatan Substansi dari Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Melalui Pembuatan
Buku Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi Pada Puslitbang Kebijakan dan Penerapan
Teknologi Balitbang PUPR”.
2
2. Memudahkan Bidang Program dan Evaluasi untuk memonitor pelaksanaan kajian
kesiapterapan teknologi dan mengevaluasi hasil substansi rekomendasi kesiapterapan
teknologi teknologi hasil litbang.
3
BAB II
4
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan
kebijakan dan penerapan teknologi;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kebijakan dan penerapan teknologi;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan kebijakan dan
penerapan teknologi;
d. pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan
pengembangan kebijakan dan penerapan teknologi;
e. pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan;
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan, keuangan, dan umum;
g. pelaksanaan kerja sama hasil penelitian dan pengembangan kebijakan dan penerapan
teknologi; dan
h. pelaksanaan kajian kebijakan penyelenggaraan infrastruktur di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Core Business Puslitbang KPT dapat diterjemahkan ke
dalam sembilan (9) kategori sebagai berikut:
5
2.4 Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan tahap mengamati perilaku, fenomena, budaya yang ada dan
terpantau pada Bidang Program dan Evaluasi Puslitbang KPT. Isu yang ditemukan antara lain:
6
BAB III
DESKRIPSI AKTUALISASI
1. Urgency menilai seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalis, dan ditindaklanjuti
2. Seriousness parameter yang melihat seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan
3. Growth seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Berikut di bawah ini adalah tabel analisis USG yang digunakan untuk menganalisis isu yang
dijabarkan oleh penulis.
7
2. Dokumen tersebut sangat penting untuk disiapkan karena sebagai dasar dan acuan bagi
pengguna teknologi (Direktorat Jendral) dan aplikator produsen teknologi dalam penerapan
dan pemanfaatan teknologi hasil litbang PUPR.
3. Dalam pelaksanaanya, kajian non teknis kesiapan teknologi belum dilaksanakan secara
optimal. Hal ini diidentifikasikan melalui hasil kajian laporan yang belum menampung
substansi kajian non teknis teknologi.
4. Dalam melakukan kajian kesiapterapan teknologi tersebut khususnya kajian non teknis,
disamping karakteristik teknologi yang berbeda-beda, muatan substansi dan kedalaman
analisis kesiapterapan teknologi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir cenderung
berbeda-beda dan bervariasi pada masing-masing balai.
Adanya panduan tersebut juga menjadi alat bagi Bidang Program dan Evaluasi dalam rangka
mengendalikan kualitas pelaksanaan kajian dan mengevaluasi serta memastikan target output
dapat tercapai sesuai dengan rencana kegiatan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
8
3.5 Matrik Kegiatan Penyelesaian Isu
Unit Kerja : Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi
Identifikasi Isu : Kurang Optimalnya Kegiatan Penyiapan Kesiapterapan Teknologi
Isu yang Diangkat : Pendalaman Muatan Substansi dari Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan melalui Pembuatan Panduan Kajian
Kesiapterapan Teknologi
Gagasan Pemecahan Isu : Penyusunan Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi dari aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi dengan ANEKA dan Kontribusi Penguatan Nilai
Peran PNS Terhadap Visi / Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi a. Koordinasi dengan Notulensi Hasil a. Notulensi dibuat secara akuntabel Pendalaman Pendalaman Muatan
Kasubbid Program dan Koordinasi dan merupakan perwujudan dari Akuntabilitas Muatan Substansi dari Aspek
Evaluasi diskusi b. Dalam melakukan koordinasi dilakukan Substansi dari Sosial Ekonomi dan
b. Koordinasi dengan mentor secara santun, ramah dan homat Aspek Sosial Lingkungan melalui
(Kabid Program dan merupakan wujud dari Etika Publik Ekonomi dan Pembuatan Panduan
Evaluasi) c. Dalam pencapaian output terdapat unsur Lingkungan Kajian Kesiapterapan
kolaborasi sebagai bentuk Whole of melalui Teknologi Balitbang
Government Pembuatan PUPR, merupakan
d. Membuat janji terlebih dahulu sebelum Panduan Kajian penguatan nilai
bertemu dengan Kabid dan Kasubbid Kesiapterapan organisasi:
merupakan wujud Pelayanan Publik Teknologi a. Profesional:
e. Melakukan koordinasi berjenjang Balitbang PUPR, adanya ouput
merupakan bentuk dari Manajemen ASN berkontribusi yang lebih optimal
9
2 Pembuatan a. Membaca dokumen Ringkasan poin yang a. Dalam melakukan koordinasi untuk pada visi misi b. Orientasi Misi:
Ringkasan kesiapterapan sebelum- terdapat dalam pengumpulan dokumen sebelumnya, Balitbang yang Sesuai dengan
Dokumen sebelumnya yang ada di dokumen dilakukan dengan santun dan ramah mempunyai misi (5)
Kesiapterapan Balitbang kesiapterapan merupakan wujud Etika Publik tugas meningkatkan
b. Meringkas poin-poin b. Dalam pengumpulan dokumen terdapat Pelaksanaan tatakelola
penting yang terdapat unsur kolaborasi sebagai bentuk Whole of pengkajian program, dan
dalam dokumen Government kebijakan, monitoring
kesiapterapan c. Dalam pencapaian output terdapat unsur strategi evaluasi
kreatif dan inovatif merupakan bentuk pengembangan c. Visioner:
Komitmen Mutu infrastruktur, dan Melaksanakan
3 Penyusunan a. Perumusan poin-poin Poin-poin penting a. Dalam pencapaian output terdapat unsur penerapan untuk tujuan yang
Kerangka penting yang harus yang harus dianalisis kreatif dan inovatif merupakan bentuk teknologi hasil lebih besar,
Substansi dianalisis dalam kajian dalam Kajian Sosial, Komitmen Mutu penelitian dan dengan
Kajian Sosial, b. Diskusi dan konsultasi Ekonomi dan b. Dalam melakukan koordinasi dilakukan pengembangan; termanfaatkannya
Ekonomi dan dengan Kasubbid Lingkungan secara santun, ramah dan homat teknologi
Lingkungan merupakan wujud dari Etika Publik
c. Membuat janji terlebih dahulu sebelum
bertemu dengan Kasubbid merupakan
wujud Pelayanan Publik
4 Penyusunan a. Membuat draft panduan Draft Muatan a. Dalam pencapaian output terdapat unsur
Substansi kajian kesiapterapan Substansi Sosial, kreatif dan inovatif merupakan bentuk
Kajian Sosial, teknologi Ekonomi dan Komitmen Mutu
Ekonomi dan b. Diskusi dan konsultasi Lingkungan b. Dalam melakukan koordinasi dilakukan
Lingkungan dengan Kasubbid terkait secara santun, ramah dan homat
draft panduan kajian merupakan wujud dari Etika Publik
kesiapterapan teknologi c. Dalam pencapaian output terdapat unsur
kolaborasi sebagai bentuk Whole of
Government
d. Membuat janji terlebih dahulu sebelum
bertemu dengan Kasubbid merupakan
wujud Pelayanan Publik
10
5 Finalisasi a. Konsultasi dengan Muatan Substansi a. Dalam pencapaian output terdapat unsur
Kasubbid Sosial, Ekonomi dan kreatif dan inovatif merupakan bentuk
Lingkungan Komitmen Mutu
b. Dalam melakukan koordinasi dilakukan secara
santun, ramah dan homat merupakan wujud
dari Etika Publik
c. Dalam pencapaian output terdapat unsur
kolaborasi sebagai bentuk Whole of
Government
d. Membuat janji terlebih dahulu sebelum
bertemu dengan Kabid dan Kasubbid
merupakan wujud Pelayanan Publik
6 Laporan Akhir a. Pendokumentasian Dokumentasi dan a. Laporan Akhir dibuat secara akuntabel
kegiatan laporan hasil merupakan perwujudan dari Akuntabilitas
b. Pembuatan laporan aktualisasi selama b. Dalam penyusunan laporan akhir terdapat
kegiatan habituasi unsur kreatif dan inovatif merupakan bentuk
Komitmen Mutu
11
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
12
4.2.2 Pembuatan Ringkasan Dokumen Kesiapterapan
Kegiatan kedua yang dilakukan dalam kegiatan aktualisasi ini adalah kegiatan menelaah
laporan yang terkait dengan kajian kesiapterapan teknologi. Kegiatan ini dilakukan sebagai
gambaran awal seperti apa kajian kesiapterapan teknologi yang telah dilakukan oleh
Puslitbang KPT. Kegiatan ini dimulai dari mencari dokumen terkait, membaca dokumen
tersebut dan kemudian dirangkum.
Kajian kesiapterapan teknologi dilakukan oleh masing-masing Balai Litbang Penerapan
Teknologi sesuai dengan jenis teknologinya. Adapun Balai Litbang Penerapan Teknologi yang
ada di Puslitbang KPT antara lain:
1. BLPT Sumber Daya Air
2. BLPT Permukiman
3. BLPT Jalan dan Jembatan
Dari ketiga Balai tersebut, penulis menelaah beberapa Laporan Akhir Kesiapterapan
antara lain:
13
Sosial Ekonomi Lingkungan
Nama Dokumen Deskriptif Cost Value Daya
No Analisis Eksternal
Kesiapterapan Teknologi Keber- Benefit EIRR For Dukung
Deskriptif -itas
terimaan Analysis Money Lingkungan
Penerapan Teknologi
Jaringan Irigasi Perpipaan
1 x x x x
Berbasis Masyarakat Di
Kabupaten Magelang
Penyiapan Kesiapterapan
Teknologi Embung
Sederhana, Saluran Irigasi
2 x x x x
Modular, Pintu Air Fiber,
Dan Pompa Air Tenaga
Hidro
Kesiapterapan Teknologi
3 x x x
IPAL Biotour
Penyiapan Kesiapterapan
Teknologi Perumahan dan
4 Permukiman (Model x x x
Kemitraan dalam Penataan
Kawasan Kumuh)
Penyiapan Kesiapterapan
Teknologi Preservasi Jalan:
5 x x x x x
Material Lokal, Aspal Karet
dan Timbunan Ringan
Dalam pengumpulan dokumen terkait kajian kesiapterapan teknologi pada kegiatan ini
terdapat unsur whole of government karena diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait. Dalam melakukan koordinasi tersebut dilakukan secara santun dan ramah yang
merupakan perwujudan etika publik.
4.2.3 Penyusunan Kerangka Substansi Kajian Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah penyusunan kerangka substansi, namun
sebelumnya Penulis memerlukan pemahaman lebih terkait metodologi kajian kesiapterapan
teknologi sehingga melakukan studi literatur terkait aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.
Sebagai gambaran untuk penulis, Co-Mentor memberikan acuan terkait metode-metode
analisis yang dapat digunakan dalam pemetaan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain dari
acuan yang Co-Mentor berikan, penulis juga mencari literatur terkait metode analisis lain yang
dapat digunakan dalam kajian kesiapterapan teknologi.
Dalam berkomunikasi dengan co-Mentor sebelumnya melakukan konfirmasi kesediaan
waktu sebagai bentuk pelayanan publik, serta dilaksanakan dengan santun, ramah, dan
hormat yang merupakan wujud dari etika publik. Sebagai bentuk akuntabilitas dan komitment
mutu, penulis memfoto dokumen yang dibaca mengenai metodologi analisis pada aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan.
14
4.2.4 Penyusunan Substansi Kajian Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyusunan substansi dari kerangka yang telah
dibuat sebelumnya. Pembuatan muatan substansi metode analisis kajian sosial, ekonomi, dan
lingkungan ini menggunakan telaah studi literature dari berbagai sumber dan telah diriviu oleh
Kepala Subbidang Program sebagai Co-Mentor.
Menyelesaikan dokumen muatan substansi ini merupakan perwujudan nilai
akuntabilitas dan pelayanan publik agar pembuatan Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi
dapat digunakan oleh Peneliti di Puslitbang KPT sebagai acuan menganalisis yang lebih dalam.
Serta membantu dalam berkembangnya pembangunan infrastruktur Indonesia yang
merupakan perwujudan nilai nasionalisme. Penggunaan bahan refrensi yang dikeluarkan oleh
Kementerian lain juga merupakan wujud dari whole of government.
Sebelum Penulis memberikan draft output untuk diriviu oleh Kasubbid, dilakukan
konfirmasi kesediaan waktu sebagai bentuk pelayanan publik, serta dilaksanakan dengan
santun, ramah, dan hormat yang merupakan wujud dari etika publik.
4.2.5 Finalisasi
Setelah dilakukan serangkaian proses aktualisasi di atas, disusunlah Muatan Substansi
Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi dari aspek social, ekonomi, dan lingkungan final.
Secara garis besar muatan substansi tersebut terdiri atas 3 bagian, yaitu Pendahuluan,
Metodologi Analisis Kesiapterapan Teknologi, dan Penutup.
A. Pendahuluan
Pada Pendahuluan berisi mengenai dasar hukum terkait tugas Puslitbang KPT dan
mengapa perlu dilakukan penyusunan Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi. Selain
itu dijelaskan pula terkait pemilihan aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.
15
B. Metodologi Analisis Kesiapterapan Teknologi
Bagian ini merupakan inti dari muatan substansi, dimana dijelaskan terkait metodologi
apa saja yang dapat digunakan oleh Peneliti dalam kajian kesiapterapan teknologi, yang
terbagi dalam 3 aspek antara lain:
1) Kajian Sosial Budaya
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sosial dan budaya masyarakat
serta memetakan keberterimaan terhadap teknologi, dengan metode analisi:
• Analisis Community Readiness Level
• Analisis Jaringan Sosial dan Derajat Kepentingan
• Analisis Rekayasa Sosial
• Analisis Modal Sosial
2) Kajian Ekonomi
Kajian ini untuk menilai apakah sebuah teknologi secara ekonomi memberikan nilai
manfaat yang lebih besar dari pada biaya yang diinvestasikan untuk menciptakan
teknologi tersebut, dengan metode analisis:
• Cost Benefit Analysis (Analisis Biaya dan Manfaat)
• Value for Money
• Economical Internal Rate of Return
3) Kajian Lingkungan
Kajian ini untuk mengevaluasi dampak penerapan teknologi terhadap lingkungan
dalam rangka menjaga kesinambungan lingkungan hidup, dengan metode analisis:
• 10 Kriteria penentuan kelayakan lingkungan
• Analisis daya dukung lingkungan
• Analisis daya tampung lingkungan
• Analisis potensi dampak
C. Penutup
Pada penutup muatan substansi ini disampaikan harapan Penulis terkait manfaat
penyusunan Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi.
4.3 Hambatan dan Manfaat
Dalam pembuatan laporan ini tentunya ada hambatan dan kendala yang muncul, antara
lain:
16
2 Pembuatan Ringkasan Mencari dokumen yang Koordinasi dengan rekan kerja
Dokumen Kesiapterapan menyangkut kajian untuk mengumpulkan dokumen
kesiapterapan teknologi yang menyangkut kajian
kesiapterapan
3. Penyusunan Kerangka Kurangnya wawasan terkait Lebih banyak membaca dan
Substansi Kajian Sosial, sosial, ekonomi dan lingkungan mempelajari terkait Sosial,
Ekonomi dan Lingkungan Ekonomi dan Lingkungan
4. Penyusunan Substansi Kurangnya wawasan terkait Lebih banyak membaca dan
Kajian Sosial, Ekonomi sosial, ekonomi dan lingkungan mempelajari terkait Sosial,
dan Lingkungan Ekonomi dan Lingkungan
5. Finalisasi Sulitnya menetapkan waktu Berdiskusi secara online untuk
untuk berdiskusi dengan atasan finalisasi draft
dikarenakan jadwal yang padat
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Visi Badan Penelitian dan Pengembangan PUPR adalah termanfaatkannya teknologi dan
kebijakan dalam mewujudkan infrastruktur. Hal tersebut berkesinambungan dengan Permen
PUPR No. 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, dimana
Puslitbang KPT bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan, pengkajian kebijakan dan
strategi pengembangan infrastruktur serta penerapan teknologi hasil litbang. Dengan
dilakukannya kajian terhadap kesiapterapan teknologi yang berkualitas diharapkan dapat
menjadi acuan bagi pengguna teknologi (Direktorat Jendral) dan aplikator produsen teknologi
dalam penerapan dan pemanfaatan teknologi hasil litbang. Karenanya kajian kesiapterapan
teknologi harus dilakukan dengan optimal salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan akutalisasi
Pendalaman Muatan Substansi dari Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan melalui Pembuatan
Buku Panduan Kajian Kesiapterapan Teknologi.
18