Anda di halaman 1dari 20

Laporan

PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020


Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Umum Tentang Air

Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, air


merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit, terutama penyakit perut. Dengan pertumbuhan
penduduk yang pesat, sumber-sumber air telah menjadi salah satu
kekayaan yang sangat penting. Air tidak hanya menjadi hal pokok bagi
konsumsi dan sanitasi umat manusia, tapi juga untuk produksi barang
industri. Air tersebar tidak merata di atas bumi, sehingga ketersediaannya
disuatu tempat akan sangat bervariasi.

Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, sumber-sumber air


telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air tidak hanya
menjadi hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, tapi juga
untuk produksi barang industri. Air tersebar tidak merata di atas bumi,
sehingga ketersediaannya disuatu tempat akan sangat bervariasi. Ada
berbagai macam jenis untuk mendapatkan air yang selama ini digunakan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sumber air adalah wadah air yang
terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini adalah mata air,sungai, rawa, danau, waduk, dan muara.
Berikut ini adalah sumber-sumber air:

1. Air Laut

Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut mempunyai sifat
asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut
3%, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 1


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

terlarut. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi sarat untuk
air minum.

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,
kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran untuk
masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada
daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah
merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteri. Setelah mengalami suatu
pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu
proses pembersihan sendiri. Udara yang mengandung oksigen atau gas
O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air
permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam
perjalanan O2 akan meresap ke dalam air permukaan. Air permukaan ada
beberapa macamya, yaitu :

a) Air rawa/Danau
b) Air Sungai
c) Air tanah
d) Air tanah dangkal
e) Air tanah dalam

2.2 Persyaratan Umum Penyediaan Air Bersih

Dalam merencanakan penyediaan air bersih harus memenuhi


konsep 3K yaitu Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas. Kualitas
menyangkut mutu air, baik air baku maupun air hasil pengolahanyang
siap didistribusikan. Kuantitas menyangkut jumlah atau ketersediaan air
baku yang akan diolah. Perlu pertimbangan apakah sumber air baku

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 2


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku selama umur rencana.


Kontinuitas menyangkut kebutuhan air yang terus menerus. Artinya
sumber air baku tersebut apakah dapat memasok kebutuhan air
secara terus menerus terutama ketika musim kemarau.Dalam
penggunaan yang sangat luas dalam segala segi kehidupan
dan aktivitas manusia, maka suatu penyediaan air untuk suatu komunitas
harus memenuhi syarat:

 Aman dari segi higienisnya.


 Baik dan dapat diminum.
 Tersedia dalam jumlah yang cukup.
 Cukup murah/ ekonomis (terjangkau)

2.2.1. Persyaratan Kualitatif


Untuk menjamin bahwa suatu sistem penyediaan air
minumaman, higienis dan baik serta dapat diminum tanpa
kemungkinan dapat menginfeksipenyakit pada pemakai air maka
haruslah terpenuhi suatu persyaratan kualitasnya.Persyaratan kualitatif
menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih. Air bersih/minum secara
fisik harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Syarat lain yang harus dipenuhi adalah suhu.
Secara kimia Air bersih/ minum tidak boleh mengandung
bahan-bahan kimia dalam jumlah tertentu yang melampaui batas.
Bahan kimia yang dimaksud tersebut adalah bahan kimia yang
memiliki pengaruh langsung pada kesehatan. Beberapa persyaratan kimia
tersebut antara lain:
 pH merupakan faktor penting bagi air minum, pada pH < 6,5
dan > 8,5 akan mempercepat terjadinya korosi pada pipa distribusi
air bersih/ minum
 Zat organik sebagai KMnO4. Zat organik dalam air berasal dari
alam (tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati),

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 3


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

sistesa (proses-prosesproduksi) dan fermentasi. Zat organik


yang berlebihan dalam air akan mengakibatkan timbulnya bau tidak
sedap.
 Besi dalam air bersifat terlarut, menyebabkan air menjadi
merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dan
membentuk lapisan seperti minyak. Besi merupakan logam yang
menghambat proses desinfeksi. Hal ini disebabkan karena daya
pengikat klor (DPC) selain digunakan untuk mengikat zat organik,
juga digunakan untuk mengikat besi, akibatnya sisa klor menjadi
lebih sedikit dan hal ini memerlukan desinfektan yang lebih
banyak pada proses pengolahan air. Dalam air minum kadar
maksimum besi yaitu 0,3 mg/l, sedangkan untuk nilai
ambang rasa pada kadar 2 mg/l. Besi dalam tubuh
dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin namun dalam dosis
yang berlebihan dapat merusak dinding halus.
 Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Hg, CN). Adanya logam-
logam berat dalam air akan menyebabkan gangguan pada jaringan
syaraf, pencernaan, metabolisme oksigen, dan kanker.

Selain persyaratan fisik dan kimia, air bersih/minum harus


memenuhi persyaratan mikrobiologis. Adapun syarat yang harus dipenuhi
oleh air adalah sebagai berikut:

 Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya: bakteri golongan


coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini
mudah tersebar melalui air.
 Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes,
Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 4


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

2.2.2 Persyaratan Kuantitatif

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau


dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah
dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga
dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen
sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih
masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan,
tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya. Syarat kuantitas
air bersih artinya air bersih harus memenuhi standar yang disebut standar
kebutuhan air. Standar kebutuhan air adalah kapasitas air yang
dibutuhkan secara normal oleh manusia untuk memenuhi hajat hidupnya
sehari-hari. Standar kebutuhan air diperhitungkan berdasarkan
pengamatan pemakaianair bersih dalam kehidupan sehari-hari para
konsumen. Kuantitas air bersih harus dapat dimaksimalkan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih pada masa sekarang dan masa
mendatang.

2.2.3 Persyaratan Kontinuitas

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau
maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih
harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air
tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi
pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat
kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan
aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 5


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 –18.00. Kontinuitas aliran sangat


penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah kebutuhan konsumen.
Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan
pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir
pelayanan dan fasilitasenergi yang siap setiap saat. Sistem jaringan
pemipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu.
Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa
harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam
sistem harus tercukupi.

2.3 Sistem Penyedian Air Minum (SPAM)

Sesuai penjelasan pada Permen PU No. 18 Tahun 2007 Bab II Pasal


4, menyebutkan bahwa rencana strategis dan program pengembangan
SPAM harus memuat : Identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku
untuk wilayah pelayanan sesuai perkembangannya, Garis besar sistem
penyediaan air baku di wilayah administrative, Garis besar rencana
pembagian wilayah administratif menjadi satu atau lebih wilayah
pelayanan sesuai potensi air baku dan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) baik wilayah pelayanan dengan jaringan perpipaan maupun
wilayah pelayanan dengan bukan jaringan perpipaan; Indikasi program
pengembangan untuk setiap rencana wilayah pelayanan berdasarkan
urutan prioritas; Kriteria dan standar pelayanan di wilayah administratif
kabupaten atau kota; Indikasi keterpaduan program dengan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi yang merupakan dampak
penggunaan air minum untuk wilayah pelayanan yang dianggap strategis
dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; Indikasi alternatif
pembiayaan dan pola investasi untuk wilayah pelayanan yang dianggap
strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan; serta Indikasi

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 6


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

pengembangan kelembagaan untuk wilayah pelayanan yang dianggap


strategis dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan. Pengelolaan
sumberdaya air berkelanjutan merupakan pengelolaan air yang bersifat
multi dimensional mengenai hubungan antara sumber daya alam, sosial
dan sistem ekonomi yang simultan dalam penggunaan dan pengelolaan air
(Flint, 2003). Terkait hierarki tanggung jawab pengembangan SPAM,
berikut ini adalah perundangan yang mendasarinya.

a) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 13


berbunyi :

(1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Provinsi


merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi ;

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.


b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
c. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
d. Penanganan bidang kesehatan.
e. Pengendalian lingkungan hidup.
f. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota.

b) PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM, Pasal 8


berbunyi :

(3) Dalam rangka efisiensi pemanfaatan air baku, Pemerintah dan


Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama antardaerah.

c) Pasal 58 berbunyi :

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan


pengembangan SPAM, Pemerintah dapat memberikan bantuan
pendanaan sampai dengan pemenuhan standar pelayanan
minimal yang dibutuhkan secara bertahap.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 7


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

(2) Bantuan Pemerintah yang dimaksud pada ayat (2) diutamakan


untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin
di luar jangkauan pelayanan BUMD.
(3) Untuk daerah yang sudah terjangkau pelayanan BUMD,
bantuan pendanaan Pemerintah hanya dapat diberikan untuk
memenuhi standar pelayanan minimal.

PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan


antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota, berbunyi : Pengembangan SPAM merupakan tugas
konkruen yaitu bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/ Kota. Berikut
adalah bagan hierarki wewenang pengembangan SPAM.

Gambar 2.1 Bagan Hierarki Wewenang dan Tanggung


Jawab Pengembangan SPAM

Definisi singkat SPAM Regional, sesuai dengan paparan Subdit


Investasi Ditpam Kementerian Pekerjaan Umum, Pemanfaatan sumber air

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 8


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

baku potensial dari suatu daerah untuk supply air minum ke beberapa
Kabupaten/ Kota sekitarnya. Beberapa keunggulan dari SPAM Regional :

1. Memberi kemudahan dalam manajemen pengelolaan sumber daya


air baku, yaitu oleh Pemerintah Provinsi
2. Solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi permasalahan air
baku,
3. Pasca pembangunan SPAM Regional akan dikelola oleh Pemerintah
Provinsi melalui PDAM Provinsi Jambi, sehingga meminimalisir konflik
kepentingan dari kedua Kabupaten/ Kota.
4. Meningkatkan pelayanan air minum perpipaan di daerah rawan air.

Berikut ini adalah bagan alir pembentukan SPAM Regional

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 9


PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020 Laporan
PROVINSI JAMBI Pendahuluan

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 10


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

Pengembangan kelembagaan SPAM Regional berbasis Provinsi,


lingkup pengelolaan : Bangunan air baku, jaringan transmisi, Instalasi
Pengolahan Air (IPA), Reservoir, Jaringan Distribusi Utama (JDU) s/d
Offtake. Pola pelayanan melalui penyaluran air curah ke Kabupaten/ Kota
peserta SPAM Regional. Kesepakatan bersama (KSB) antara Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota berisi kesepakatan
melaksanakan pengembangan SPAM berbasis kawasan regional.
Dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang
berisi rencana teknis (distribusi kapasitas, daerah layanan, jaringan
perpipaan), komitmen DDUB sesuai rencana pengembangan.

Menurut Dinar (2011) mekanisme alokasi oleh Pemerintah ( Public


Based Water Allocation) adalah alokasi yang meliputi pengaturan,
pengalokasian secara menyeluruh sumberdaya, hingga pendistribusian.
Negara atau wilayah yang menerapkan mekanisme ini dalam alokasi
sumberdaya airnya umumnya memegang prinsip bahwa air sebagai
sumberdaya alam sangat vital dan strategis, sehingga perlu dikuasai dan
diatur pemanfaatannya oleh negara/pemerintah dan mencegah
penguasaan air oleh pihak tertentu. Institusi pemerintah yang mengatur
alokasi air memiliki kekuatan dalam mengalokasikan air antar sektor dan
memiliki yurisdiksi kuat terhadap semua sektor pengguna air. Selain
mengalokasikan air, institusi tersebut juga bertanggung-jawab melindungi
air dan membuat aturan untuk mengalokasikan air secara adil untuk
sektor-sektor pengguna air, seperti rumah tangga, pertanian, industri,
pelestarian lingkungan dan sebagainya.

Mekanisme alokasi oleh pemerintah cenderung mengedepankan


tujuan-tujuan keadilan, terutama menjamin suplai air ke daerah-daerah
kurang air. Hal ini menguntungkan untuk melindungi masyarakat miskin,
menyelamatkan lingkungan, dan menyediakan air sesuai dengan
kebutuhan setiap sektor. Model alokasi oleh pemerintah biasanya memiliki

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 11


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

tujuan pengembangan air yang majemuk ( multiobjective goals), misalnya


di samping untuk memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga,
pengembangan air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
industri, pertanian, pembangkit listrik, transportasi, dan sebagainya.
Kelemahan mekanisme alokasi oleh pemerintah adalah adanya inefisiensi
alokasi sumberdaya air. Daerah yang membutuhkan biaya lebih tinggi
dalam membangun infrastruktur airnya perlu disubsidi, sehingga
mekanisme subsidi yang dilakukan mengurangi kinerja mekanisme pasar
yang menekankan terjadinya transfer sumberdaya secara efisien. Harga
air yang ditetapkan tidak mencerminkan biaya suplai air dan nilainya
terhadap konsumen. Mekanisme alokasi oleh pemerintah kurang
memberikan insentif bagi masyarakat.

Untuk berpartisipasi melakukan kegiatan konservasi daerah


tangkapan air, karena mereka menganggap tanggung-jawab perlindungan
berada di tangan pemerintah saja. Selain masalah dominasi kewenangan,
struktur fee dalam mekanisme alokasi oleh pemerintah juga kurang
mencerminkan adanya insentif bagi pengguna air untuk menggunakan air
secara efisien dan menghematnya.

Dalam penyiapan pengembangan SPAM Regional diperlukan


penyiapan perencanaan yang matang. Spector (2011) mengklasifikasikan
perubahan sumberdaya alam dan lingkungan yang potensial menjadi
masalah lintas wilayah menjadi empat aspek, yaitu : terjadinya degradasi
(polusi) lingkungan, adanya kelangkaan ( scarcity/shortages) dari
sumberdaya alam dan lingkungan, maldistribusi sumberdaya alam
(inequitable allocation), dan bencana alam/lingkungan atau kecelakaan
yang terjadi secara alami atau akibat perbuatan manusia. Perkuatan
terhadap perencanaan sebelum pembangunan jadi kunci keberhasilan.
Prinsip perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan
dalam sistem perencanaan nasional. Perencanaan ini disusun untuk

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 12


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengintegrasikan perencanaan


ruang, program kegiatan serta peran serta masyarakat dengan
memperhatikan asas keadilan dan keberlanjutan pembangunan. Sehingga
semua produk perencanaan harus mengacu pada pola ruang yang telah
disusun oleh kepala daerah agar dapat dijaga keberlanjutannya. Produk
perencanaan pembangunan (development plan) yang memuat arahan dan
strategi pembangunan daerah / kota : Dokumen RPJMD, Renstra SKPD,
RKP. Produk perencanaan penataan ruang (spatial plan) yang memuat
arahan dan strategi penataan ruang : RTRW Provinsi, RTRW Kab/ Kota,
RTBL.

2.3.1 Sistem Perpipaan

Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air.


Unit pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR),
Sambungan Halaman dan Sambungan Umum. Untuk mendistribusikan
air bersih dengan perpipaan terdapat beberapa sistem pengaliran yang
tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah keadaan
topografi, lokasi sumber air baku, dan elevasi daerah layanan. Sistem
pengaliran tersebut antara lain:

a) Pengaliran gravitasi

Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan


memanfaatkan tekanan akibat beda elevasi muka tanah, dalam hal ini jika
daerah pelayanan terletak lebih rendah dari sumber air. Diperlukan beda
elevasi antara sumber dan daerah layanan yang cukup besar sehingga
tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.

b) Pengaliran Perpompaan

Sistem pengaliran dengan pemompaan digunakan di daerah yang


relatif datar dan tidak memiliki beda elevasi yang cukup besar. Distribusi
air ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa. Pada

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 13


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

sistem ini tekanan sistem yang optimal perlou diperhitungkan sehingga


tidak terjadi kelebihan atau kekurangan tekanan yang dapat mengganggu
sistem pengaliran.

c) Pengaliran Campuran

Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan


sistem pemompaan. Pada sistem ini, air sebelum didistribusikan terlebih
dahulu ditampung di reservoir. Pendistribusian air dapat dilakukan melalui
sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.

Rangkaian dari beberapa pipa dalam distribusi air bersih/minum


disebut jaringan pipa. Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada
pola jalan yang ada dan jalan rencana. Selain itu juga bergantung pada
topografi, pola perkembangan daerah pelayanan dan lokasi instalasi
pengolahan. Pada dasarnya ada dua pola sistem jaringan distribusi yaitu
sistem cabang dan sistem loop.

1. Sistem cabang

Sistem cabang adalah sistem pendistribusi air bersih yang bersifat


terputus membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah layanan.
Pada sistem ini air mengalir dalam satu arah dan area layanan
disuplai melalui satu jalur pipa utama.

2. Sistem loop

Sistem loop terdiri dari pipa-pipa utama dan sekunder yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk loop (melingkar).

2.3.2 Sistem Non Perpipaan

Sistem distribusi ini tidak menggunakan pipa. Unit pelayanannya


adalah Sumur Umum, Hidran Umum (HU) serta terminal air (kendaraan
dengan tangki air/water tank). Sumur umum merupakan pelayanan air
bersih yang digunakan secara komunal pada kelompok masyarakat yang

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 14


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

umumnya tiap satu sumur umum dipakai untuk melayani kurang lebih 20
orang. Hidran umum adalah pelayanan air bersih yang digunakan secara
komunal pada suatu daerah tertentu untuk melayani 100 orang dalam
setiap hidran umum. Sedangkan terminal air adalah distribusi air melalui
tangki-tangki air yang diberikan pada daerah-daerah terpencil atau daerah
yang rawan air bersih.

2.4 Kriteria Jaringan Perpipaan Air Minum

Kriteria jaringan pipa air bersih yang dipakai dalam perencanaan


harus sesuai dengan standar yang berlaku. Kriteria jaringan yang dipakai
sebagai acuan dapat diperoleh dari Peraturan Menteri PU No.
18/RT/M/2007. Kriteria jaringan yang diatur yaitu tekanan pada node,
kecepatan, dan headloss gradient pipa. Hal ini dilakukan agar hasil
perencanaan pada saat pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan
standar yang ada. Kriteria kecepatan aliran dalam pipa 0,3 –4,5 m/s.
Tekanan pada nodemulai dari 0,5 –8 atm. Headloss gradient pipa mulai
dari 0 –15 m/km. (Lampiran E).

Penyesuaian perlu dilakukan pada komponen pipa jaringan agar


dapat memenuhi syarat. Pipa dengan kecepatan aliran yang kurang dari
0,3 m/s perlu diperkecil diameternya, bila lebih dari 4,5 m/s maka
diameter perlu diperbesar. Bila terdapat Node yang yang memiliki tekanan
kurang dari 0,5 atm pada sistem jaringan maka perlu diperbesar
diameterpipayang terhubung pada node tersebut atau ditambahkan
pompa pada sistem jaringan sedangkan bila tekanan melebihi 8 atm pipa
yang terhubung dengan node tersebut perlu diperkecil diameternya atau
dengan melakukan pemasangan pressure reducer valve (PRV). Headloss
gradient pada tiap pipa dalam jaringan yang melebihi 15 m/km perlu
diperbesar diameternya agar dapat memenuhi syarat.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 15


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

2.5 Sistem Distribusi

Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan


konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur
sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan
tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan
pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan
menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air.
Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang
telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air
lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air
yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus
diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang
cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Sistem pendistribusian air ke masyarakat, dapat dilakukan secara
langsung dengan gravitasi maupun dengan sistem pompa. Pembagian air
dilakukan melalui pipa-pipa distribusi, seperti:

1. Pipa primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tapping.


2. Pipa sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluan tertentu,
seperti: fire hydrant, bandara, pelabuhan dan lain-lain.
3. Pipa tersier, diperkenankan tapping untuk kepentingan
pendistribusian air ke masyarakat melalui pipa kuarter.

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian


air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan ( reservoir) ke
daerah pelayanan (konsumen). Dalam perencanaan sistem distribusi air
bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah:

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 16


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

 Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayaniDaerah


layanan ini meliputi wilayah IKK (Ibukota Kecamatan) atau wilayah
kabupaten/ Kotamadya. Jumlah penduduk yang akan dilayani
tergantung pada kebutuhan, kemauan (minat), dan kemampuan
atau tingkat sosial ekonomi masyarakat. Sehingga dalam suatu
daerah belum tentu semua penduduk terlayani.

 Kebutuhan air Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan
untuk distribusi daerah pelayanan.

 Letak topografi daerah layanan Letak topografi daerah layanan


akan menentukan sistem jaringan dan pola aliran yang sesuai.

 Jenis sambungan sistem

2.6 Komponen Jaringan Distribusi

Sistem distribusi air bersih perpipaan pada umumnya mencakup


beberapa komponen, yaitu reservoir dan jaringan perpipaan. Reservoir
mempunyai fungsi penting bagi sistem penyediaan air bersih di suatu
daerah. Perbedaan kapasitas pada jaringan transmisi jaringan yang
menggunakan kebutuhan maksimum per hari dengan kebutuhan pada jam
puncak untuk sistem distribusi, menyebabkan dibutuhkannya reservoir.
Saat pemakaian air berada di bawah rata-rata, reservoir akan menampung
kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Fungsi dari
reservoir antara lain adalah untuk menampungair bersih yang siap
didistribusikan, meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi serta
mengatur tekanan air dalam jaringan distribusi. Berdasarkan lokasinya
reservoir dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 17


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

1. Elevated Reservoir adalah reservoir yang menyimpan atau


menampung air yang terletak diatas tanah.
2. Ground Reservoir adalah reservoir yang menyimpan atau
menampung air yang terletak dibawah tanah.
Jaringan perpipaan merupakan penghubung antara node.
Penghubung antar pipa tersebut biasanya berupa teeyang tergolong
sebagai aksesoris pipa. Aksesoris pada jaringan perpipaan memengaruhi
kehilangan air. Fungsi dari jaringan perpipaan adalah untuk mengalirkan
air dari penyedia distribusi menuju konsumen. Jaringan perpipaan terdiri
dari beberpa komponen, meliputi:

a. Pipa utama/ primer


Pipa utama merupakan pipa distribusi yang menghubungkan blok-
blok pelayanan dalam area yang dilayani, dimulai dari reservoir ke
seluruh jaringan. Pipa ini tidak dapat dipakai untuk melayani
penyadapan (tapping) ke konsumen. Jenis pipa yang digunakan
harus mempunyai ketahanan tinggi terhadap tekanan.

b. Pipa distribusi/ sekunder


Pipa distribusi dipakai untuk menyadap air langsung dari pipa
utama untuk mengalirkan ke suatu blok pelayanan. Jenis pipa yang
digunakan sebaiknya memiliki kualitas yang relatif sama dengan
pipa utama. Pipa distribusi terhubung secara langsung dengan pipa
servis dan diameternya dapat ditentukan berdasarkan banyaknya
pipa servis yang terhubung dengan pipa distribusi tersebut.

c. Pipa servis/ tersier


Pipa servis adalah pipa yang melayani dan terhubung secara
langsung dengan konsumen. Pipa ini berhubungan dengan pipa
distribusi dan mengalirkan air ke konsumen dengan diameter
tertentu sesuai dengan pemakaian konsumen.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 18


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

d. Fitting dan aksesoris


Fitting dapat berupa teedan bend yang menghubungkan satu pipa
ke pipa lain sedangkan aksesoris yang umumnya digunakan adalah
valve, enlarger dan reducer.

e. Water meter
Water meter berfungsi untuk memonitor penggunaan air.

f. Keran kebakaran/ hidran


Keran kebakaran digunakan sebagai titik pengambilan air pada saat
kebakaran dan juga dapat berfungsi sebagai ventilasi ( air valve).

2.7 Sistem Jaringan Pipa Distribusi

Untuk memenuhi kebutuhan debit baik untuk penampungan


sementara maupun untuk kesambungan langsung maka
dipermudah dengan melalui jaringan perpipaan. Jaringan perpipaan
merupakan suatu rangkaian pipa yang saling terhubung satu sama
lain secara hidrolis, sehingga apabila di satu pipa mengalami
perubahan debit aliran maka terjadi penyebaran pengaruh kepipa-
pipa yang lain. Dari segi kapasitas pipa distribusi dirancang untuk
memenuhi kebutuhan debit pada saat pemakaian puncak. Secara
umum pipa disusun sebagai berikut:

 Pipa Induk

Merupakan pipa yang menghubungkan antara tempat


penampungan dengan pipa tersier. Jenis pipa ini mempunyai
pipa terbesar. Untuk menjaga kestabilan pipa induk tidak
diperbolehkan untuk disadap langsung oleh pipa service atau
pipa langsung mengalirkan air kerumah-rumah.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 19


Laporan
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA. 2020
Pendahuluan
PROVINSI JAMBI

 Pipa Sekunder atau Pipa Retikulasi

Merupakan pipa penghubung antara pipa induk dengan pipa


yang hirarkinya satu tingkat dibawahnya.

CV. KARINA GRAHA KONSULTAN BAB II - 20

Anda mungkin juga menyukai