Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA


4.1
Gambaran Umum Gedung
4.1.1 Umum
Sesuai dengan ruang lingkup dan batasan tugas plumbing, maka gedung
perencanaan untuk sistem plumbing akan mengambil lokasi di gedung SMP AlAzhar 14 Semarang.
Dalam perencanaan kali ini SMP Al-Azhar 14 Semarang terdiri atas 3
lantai dengan luas masing-masing lantainya sama. Lantai 1-3 Gedung SMP AlAzhar 14 Semarang digunakan sebagai ruang kelas, ruang guru, ruang kepala
sekolah dan lainnya. Berikut luas pada masing-masing lantai terlampir dalam tabel
4.1.
Tabel 4.1
Luas Lantai Gedung SDI Al-Azhar 14Semarang
Lantai
Luas (m2)
1
786
2
786
3
786
Total
2358
Sumber : SMP Al-Azhar 14 Semarang
Berdasarkan kondisi tersebut, akan dirancang suatu sistem plumbing untuk
penyaluran air bersih dan air buangan. Untuk pemenuhan kebutuhan air,
menggunakan sumber dari seumur arthetis dalam penggunaan air bersih.
Kemudian air buangan akan disalurkan ke bak penampung atau tangki septik yang
terletak di bagian belakang gedung dengan menggunakan sistem gravitasi.
4.1.2 Denah Gedung
Denah gedung perencanaan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran gambar.

4.1.3 Sistem Plambing

Luas setiap lantai sama, tetapi peruntukan dan luas ruangan pada tiap
lantai berbeda, sehingga jumlah penghuni dan jumlah fasilitas sanitarinya juga
akan berbeda. Jumlah fasilitas sanitari untuk siswa dan karyawan pria tidak akan
sama dengan siswa dan karyawan wanita karena perbedaan jumlah personilnya.
Dalam perencanaan ini, fasilitas sanitari yang akan disediakan di tiap-tiap
lantai yaitu kloset dengan tangki gelontor, peturasan atau urinoir dengan tangki
gelontor, lavatory, keran (fauchet), dan lubang pembersih (Floor Drain).
Untuk proses perhitungan dan perencanaan, jumlah penghuni gedung
diasumsikan dengan jumlah kepadatan efektif, yaitu luas tiap ruangan dibagi
kepadatan tiap-tiap orang (personal density). Sumber air yang digunakan adalah
sumur arthetis.

4.2

Kebutuhan Air
Gedung SMP Al - Azhar adalah gedung dengan 3 lantai. Masing- masing lantai

dilengkapi dengan fasilitas sanitary yang tidak tipikal.


4.2.1

Penaksiran Kebutuhan Air Bersih

a. Berdasarkan Jumlah Penghuni


Perhitungan kebutuhan air yang didasarkan pada jumlah penghuni/luas lantai.
Pada Gedung SMP Al Azhar 14 Semarang, gedung di peruntukan untuk sekolah. Luas
efektif untuk SMP adalah 58% - 60%. Perhitungan tiap lantainya adalah sebagai berikut :
Luas lantai 1

Luas bangunan

= 786 m2

Luas efektif

= 60% x 786 m2 = 471,6 m2

Jumlah penghuni

= 95 orang

Tabel 4.2

Luas dan jumlah penghuni gedung


Luas bangunan

Luas efektif

Jumlah penghuni

(m2)

(m2)

(orang)

Lantai 1

786

471,6

95

Lantai 2

786

471,6

95

Lantai 3

786

471,6

95

Sesuai peruntukannya tiap lantai maka perhitungan kebutuhan airnya adalah :


Pemakaian air perkapita untuk SLTP adalah 50 L/org/hari.
Lantai 1
Qd

= penghuni lantai x kebutuhan air rata-rata tiap orang


= 95 org x 50 L/org/hari
= 4750 liter/hari
= 4,75 m3/hari

Dengan asumsi lama pemakaian air efektif adalah 6 jam/hari, maka pemakaian air ratarata adalah :
Qh

= Qd / T
=

4,75m 3 / hari
6 jam / hari

= 0,79 m3/jam
Jika diasumsikan C1 = 2 (kriteria 1,52), maka pemakaian air pada jam puncak adalah :
Qh max

= C1 x Qh
= 2 x 0,79 m3/jam
= 1,58 m3/jam

Pemakaian air pada menit puncak (Qm-maks), jika diambil harga konstanta C 2 = 3 (dari
ketetapan 3-4), maka :
Qm max

= (C2 x Qh) / 60 menit


= (3 x 0,79 m3/jam) / 60 menit

= 0,0395 m3/menit
= 39,5 L/menit

Jumlah kebutuhan air untuk lantai 1-3 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini
Tabel 4.3
Jumlah Kebutuhan Air Lantai 1-3
No.
1.
2.
3.

Lantai
1
2
3
Jumlah

Qd

Qh

Qh-maks

Qm-maks

(m3/hari)
4,75
4,75
4,75
14,25

(m3/jam)
0,79
0,79
0,79
2,37

(m3/jam)
1,58
1,58
1,58
4,74

(m3/menit)
0,0395
0,0395
0,0395
0,1185

b. Berdasarkan Alat Plambing


Lantai 1
Pria

Wanita =

3
x 95 = 57 orang
5
2
x 95 = 38 orang
5

Besar pengaliran maksimum (Q peak) ditentukan berdasarkan jumlah unit beban


alat plambing (plambing fixture unit) di seluruh lantai yang digunakan secara bersamaan.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 3.13 hal. 49 dan tabel 3.15 hal. 66 buku Morimura.
Tabel 4.4
Perhitungan jumlah alat plambing ( Plambing Fixture ) perlantai

Lantai

Jumlah
Penghuni

Closet

Peralatan Plambing
Urinoir Lavator Fauce

y
t
57
2
3
2
2
1
38
2
1
2
57
2
3
2
2
2
38
2
1
2
57
2
3
2
2
3
38
2
1
2
Jumlah
285
12
9
9
12
Sumber : tabel 4 ANSI A40-1993 Standard, Safety Requirements for Plumbing
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita

Dari tabel di atas maka dapat dihitung jumlah penggunaaan airnya untuk masing-masing
lantai, yaitu :
Lantai 1 :

Kloset

= 13 liter

x 4 buah x 6 kali/jam

= 312 liter/jam

Urinoir

= 9 liter

x 3 buah x 12 kali/jam

= 324 liter/jam

Lavatory

= 10 liter

x 3 buah x 6 kali/jam

= 180 liter/jam

Faucet

= 15 liter

x 4 buah x 6 kali/jam

= 360 liter/jam

Sumber : Morimura. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, 1988, tabel 3.13
(hal 49)
Dan untuk perhitungan kebutuhan airnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Jumlah Kebutuhan Air Pada Lantai 1
Alat plumbing

Jumlah

Penggunaan
(liter/jam)

Kloset

312

75 %

234

Urinoir

324

87,5%

283,5

Lavatory

180

87,5%

157,5

Faucet

360

75%

270

Total kebutuhan air

air Faktor
serentak

penggunaan Kebutuhan air


(liter/jam)

945

Sumber : Morimura. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, 1988, tabel 3.13
(hal 49) dan 3.15 (hal 66)
Jadi, Qd = 945 ltr/jam
= 22,68m3/hari
Pemakaian air untuk SLTP adalah selama 6 jam/hari, maka pemakaian air rata-rata
adalah:
Qh

= Qd / T
=

22,68m 3 / hari
6 jam / hari

= 3,78 m3/jam
Jika diasumsikan C1 = 2 (kriteria 1,52), maka pemakaian air pada jam puncak adalah :
Qh max

= C1 x Qh
= 2 x 3,78 m3/hari

= 7,56 m3/jam
Pemakaian air pada menit puncak (Qm-maks), jika diambil harga konstanta C 2 = 3 (dari
ketetapan 3-4), maka :
Qm max

= (C2 x Qh) / 60 menit


= (3 x 3,78 m3/jam) / 60 menit
= 0.189 m3/menit

Tabel 4.6
Jumlah Kebutuhan Air Lantai 1-3
No.

Lantai

Qd
(m /hari)
22,68
22,68
22,68
68,04
3

1.
2.
3.

1
2
3
Jumlah

Qh
(m /jam)
3,78
3,78
3,78
11,34

Qh-maks
(m3/jam)
7,56
7,56
7,56
22,68

Qm-maks
(m3/menit)
0,189
0,189
0,189
0,567

c. Berdasarkan Unit beban Alat Plumbing


Perencanaan jumlah alat-alat plumbing tiap lantai pada gedung ini berdasarkan
unit beban alat plumbing dapat dilihat dari tabel dan perhitungan di bawah ini :

Lantai 1
Tabel 4.7
Perhitungan Jumlah Unit Beban Alat Plumbing Pada Lantai 1
Alat plumbing

Jumlah

Unit beban

Jumlah unit beban

Kloset

20

Urinoir

Lavatory

Faucet

12

Total unit beban

47

Sumber : Morimura. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem


Plumbing, 1988, tabel 3.16 (hal 68)
Dengan gambar kurva 6.1b (Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Takeo
Morimura dan Noerbambang, hal 67) diperoleh aliran
Qm max

= 104 L/menit
= 0.104 m3/menit

Qm max

= C2 x (Qh/60)

0.104 m3/menit

= 3 x (Qh / 60)

Qh

= 2,08 m3/menit

Qh max

= C1 x Qh
= 2 x 2,08 m3/jam
= 4,16 m3/jam

Qh

= Qd / T

Qd

= Qh x T
= 2,08 m3/jam x 6 jam/hari
= 12,48 m3/hari

Tabel 4.8
Jumlah Kebutuhan Air Lantai 1-3
No.
1.
2.
3.

Lantai
1
2
3
Jumlah

Qd

Qh

Qh-maks

Qm-maks

(m3/hari)
12,48
12,48
12,48
37,44

(m3/jam)
2,08
2,08
2,08
6,24

(m3/jam)
4,16
4,16
4,16
12,48

(m3/menit)
0,104
0,104
0,104
0,312

Tabel 4.9
Besar Qd, Qm max dan Qh max
No

Kebutuhan air

Berdasarkan unit

Qd
(m / hari)
12,48

beban alat plumbing


Berdasarkan jenis dan

19,7

6,56

0,164

jumlah alat plumbing


Berdasarkan jumlah

4,75

1,58

0,0395

Qh max
(m3/jam)
4,16

Qm max
(m3/menit)
0,104

penghuni
Dari tabel, diketahui bahwa kebutuhan air (Qd) yang terbesar adalah
kebutuhan air berdasarkan jenis dan jumlah alat plumbing yaitu 19,7 m3/ hari.
4.3

Alternatif Sistem Penyediaan Air Bersih


Sumber air yang digunakan berasal dari sumur artetis. Kapasitas debit air yang

dihasilkan 150 m3/hari Tinggi tiap lantai (lantai 1 - lantai 3) adalah 4 m, sehingga total
tinggi gedung secara keseluruhan adalah 3 x 4 = 12 m.
Alternatif sistem yang digunakan adalah :
a. Menggunakan reservoir 1 (R1) sebagai ground tank yang bekerja dengan
pemompaan.
b. Menggunakan reservoir 2 (R2) sebagai roof tank yang bekerja secara gravitasi.

Gambar 5.1 Alternatif Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum


Keterangan :
R1 : Ground Tank
R2 : Roof Tank
M : Meter Air
P

: Pompa

Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan sistem antara lain :


a. Pemasangan R1 ( Ground Reservoir )
Reservoir 1 akan memperingan kerja pompa. Hal ini disebabkan karena adanya
fluktuasi pada sumur artetis atau alirannya tidak konstan. Adanya R1 ini akan mampu
menyuplai air bersih dalam bangunan walaupun suplai air dari sumur akan terhenti untuk
selang waktu.
b. Pemasangan R2 ( Roof Tank )
Reservoir 2 berguna sebagai reservoir distribusi sebagai pembentuk tekanan pada
sistem penyediaan air bersih di dalam suatu bangunan. Hingga jika listrik mati, sistem
masih dapat berjalan yang lamanya tergantung dari volume reservoir tersebut.
c. Sistem Pompa
Sistem pompa digunakan untuk menaikkan air ke tangki atap dilakukan secara
otomatis. Cara ini akan menghemat energi, karena pompa akan bekerja jika dibutuhkan.
4.3.1

Penentuan Dimensi Reservoir

4.3.1.1 Dimensi Ground Tank


Persentase pelayanan air minum dari Sumur Artetis yaitu (1/24) x 100 % =
4,17 %. Pemakaian pompa yaitu 6 jam/hari. Kebutuhan air minum yang harus dipenuhi
tiap jamnya adalah 1/6 x 100 % = 16,67 %.
Vol .GroundTank

16,67 4,17 6 jam 19,7 m 3 / hari

100
Vol .GroundTank 14,775m 3

Volume cadangan kebakaran

= 0,5 x Volume Ground Tank


= 0.5 x 14,775 m3
= 7,3875 m3

Volume ground tank total

= 14,775 m3 + 7,3875 m3

Volume ground tank total

= 22,1625 m3

Ground Tank berbentuk Rectangular, dengan ukuran sebagai berikut:


Panjang

=3m

Lebar

= 2,5 m

Tinggi

=3m

Freeboard

= 10 % x tinggi = 10 % x 3 m = 0.3 m

Tinggi air muka minimum

= 0,1 m

Tinggi ground tank total

tinggi

ground

tank

freeboard

tinggi muka air minimum


Tinggi ground tank total

= 3 + 0,3 + 0,1

Tinggi ground tank total

= 3,4 m

Cek volume ground tank = p x l xt = 3 x 2,5 x 3,4 = 25,5 m3


4.3.1.2 Dimensi Roof Tank

Volume roof tank dihitung berdasarkan Qh max paling besar yaitu


berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing. Dari perhitungan diperoleh :
Qm max

= 0,164 m3/menit = 164 L / menit

Qh max

= 6,56 m3/jam = 109,3 L / menit

Tp

= Jangka waktu kebutuhan puncak = 30 menit

Tpu

= Jangka waktu pompa pengisi = 10 menit

Kapasitas pompa pengisi diusahakan (Qpu) sebesar :


Qpu

= Qh max

VE

= (Qm max- Qh max) Tp + (Qpu x Tpu)


= (164 L / menit 109,3 L / menit) 30 + (109,3 L / menit x 10)
= 2734 L = 2,734 m3

Rooftank berbentuk rectangular dengan dimensi


P = 1,0 m
L = 1,5 m
T=2m
Freeboard

= 15% x tinggi
= 15% x 2 = 0,3

Tinggi muka air minum = 0,1 m


Tinggi rooftank total

= tinggi rooftank + freeboard + tinggi muka air minum


= 2 + 0,3 + 0,1 = 2,4 m

Cek Volume

= 3,6 m3

4.3.2

Penentuan Dimensi Pipa Air Minum

4.3.2.1 Penentuan Dimensi Pipa Induk dari Sumur ke Groundtank

Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan sumber air (sumur) dengan
reservoir 1 (ground tank). Diameter pipa induk ditentukan berdasarkan debit ratarata yaitu = 19,7 m3/hari
= 0,0137 m3/menit
= 2,28 x 10-4 m3/detik
Berdasarkan persamaan:
Q=VxA
A = x D2 x Q = V. x D2 x
Dengan asumsi aliran air dalam pipa mempunyai kecepatan 1,5 3 m/
(berdasarkan buku morimura)
A = x x D2
4 xQ
=
Vx

D=

4 x 2,28 x10 4
2 x3,14

D = 0,012 m
D = 1,2 cm
D = 0,47 inch
Digunakan ukuran pipa yang ada di pasaran yaitu 0,75 inchi
V=

2,28 x10 4
1 / 4 xx 0,012 x0,012

V = 2,017 m/detik
Pipa yang digunakan di pasaran yaitu 0,75 inch. Kecepatan dalam pipa
adalah 2,017 m/detik.

4.3.2.2 Penentuan Dimensi Pipa Tegak Dari Ground Tank Ke Roof Tank
Dengan asumsi kegiatan di SLTP berlangsung selama 6 jam.
Jadi

Q pompa

= 24/6 Q rata-rata
= 4 x 2,28 x 10-4 m3 / detik
= 9,12 x 10-4 m3/ detik

Q pompa sebesar 9,12 x 10-4 m3/ detik

dengan kecepatan antara 0,9 sampai 3 m/detik.


Q

=VxA

= x D2 x Q = V. x D2 x
Aliran air dalam pipa memiliki kecepatan di antara 0.9 - 3 m/detik.

Dalam perhitungan digunakan asumsi kecepatan sebesar 2 m/detik.


Diameter pipa = D =
=

4 xQ p
Vx
4 x9,12 x10 4
2 x3,14

= 0,024 m
= 24 mm
Digunakan ukuran pipa yang ada di pasaran yaitu 25 mm
9,12 x10 4
V=
1 / 4 xx 0,025 x 0,025

V = 1,859 m/detik.

4.3.3

Penentuan Dimensi Pipa Horisontal Tiap Lantai

Gambar 5.3 Isometri Pipa Horisontal Lantai 1


Tabel 4.10

Dimensi Pipa Horisontal Lantai 1

Sekt
or

Jalur
da
ri
ke
1

15

10

11

11

12

Alat Plumbing
juml
jenis
ah
LAV
1
elbow
90
4
LAV
1
Tee lurus
1
elbow
90
4
FC
1
Tee lurus
1
elbow
90
3
WC
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
FC
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
WC
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
UR
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
UR
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
UR
1
Tee
Lurus
1
elbow
90
3
LAV
1
elbow
90
4
WC
1

Fixture Unit
Send akumul
iri
atif
2
2

Q
(l/men
it)
6,309

D
(m
m)
20

12,618

25

18,927

25

11

31,923

30

13

36,556

30

18

48,453

30

21

54,055

40

24

61,778

40

27

68,137

50

6,309

20

21,529

25

12

13

14

A+B

15

13

14

15

sha
ft

Tee
Lurus
elbow
90
FC
Tee
Lurus
elbow
90
WC
Tee
Lurus
elbow
90
FC
Tee
Lurus
elbow
90
Tee lurus
check
valve
elbow
90

1
3
1

27,255

30

14

39,368

30

16

43,911

40

43

97,663

50

1
3
1
1
3
1
1
3
1
-

1
1

Gambar 5.3 Isometri Pipa Horisontal Lantai 2-3


Tabel 4.11
Dimensi Pipa Horisontal Lantai 2-3
Sekt
or
A

Jalur
da
ri
ke
1

Alat Plumbing
juml
jenis
ah
LAV
1
elbow 90
4
LAV
1
Tee lurus
1
elbow 90
4
FC
1
Tee lurus
1
elbow 90
3
WC
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
FC
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3

Fixture Unit
send akumula
iri
tif
2
2

Q
(l/meni
t)
6,309

D
(mm)
20

12,618

25

18,927

25

11

31,923

30

13

36,556

30

9
10

11

A+B

4.3.4

12

15
11

12

13

13

14

14

15

15

shaf
t

WC
Tee Lurus
elbow 90
UR
Tee Lurus
elbow 90
UR
Tee Lurus
elbow 90
UR
Tee Lurus
elbow 90
WC
elbow 90
FC
Tee Lurus
elbow 90
WC
Tee Lurus
elbow 90
FC
Tee Lurus
elbow 90
LAV
Tee Lurus
elbow 90
Tee lurus
check
valve
elbow 90

1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
2
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
1

18

48,453

30

21

54,055

40

24

61,778

40

27

68,137

50

15,772

25

21,529

25

12

34,826

30

14

39,368

40

16

43,911

40

43

97,663

50

Penentuan Dimensi Pipa Tegak Antar Lantai


Dalam menentukan dimensi pipa tegak menggunakan Total fixture unit dari

tiap-tiap lantai seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Gambar 5.6 Isometri Pipa Tegak

Tabel 4.12
Dimensi Pipa Tegak Antar Lantai
Lantai

Total Fixture Unit

Flow

Diameter

43

97,663

50

43

148,303

50

43

183,119

65

4.3.5

Penentuan Tinggi Menara Reservoir


Tinggi menara rooftank ditentukan berdasarkan kehilangan tekanan yang paling

besar, yaitu pada titik kritis, yang biasanya terjadi pada titik paling jauh di lantai teratas.
Berdasarkan perhitungan kehilangan tekanan pada pipa horisontal, diketahui bahwa titik
kritis adalah sektor b, sehingga menyebabkan kerugian gesek yang terjadi cukup besar.
Tekanan sisa pada titik tersebut menentukan tinggi roof tank yang harus disediakan.
H available

= Tinggi Lantai Tinggi muka Roof Tank


= 12 m 2,4
= 9,6 m

HL Kritis

= HL Terbesar lantai teratas pada FU terujung


= 0,036

H Available HL kritis plav (plav itu apa?)


9,6 - 0,036 8
9,636 8
Peletakan rooftank tidak menggunakan menara.

4.3.6

Perhitungan Headloss
Perhitungan Headloss diperlukan untuk menentukan daya pompa yang

diperlukan. Pada perhitungan ini, yang ditinjau hanyalah kehilangan tekan pada titik
kritis (pada lantai 3), yaitu titik yang diperkirakan akan mendapatkan tekanan yang
kurang sehingga terdapat kemungkinan air tidak dapat mengalir. Titik kritis ini ditentukan
berdasarkan perletakan yang terjauh dari pipa (stack) header dan berada pada jalur yang
mengalirkan air ke banyak unit fasilitas saniter. Dengan demikian, tekanan yang
dibutuhkan ke titik tersebut relatif besar.
4.3.6.1 Perhitungan Headloss Pipa Tegak ( Pompa Roof Tank )
Q yang mengalir sebesar = 19,7 m3/hari = 0,0137 m3 / menit > berdasarkan Q jenis dan

jumlah alat plumbing


Diameter

= 20 mm

L pipa

= Tinggi gedung + Tinggi RT + (Tinggi GT Tinggi muka air minimum)


= 12 + 2,4 m + (3,4 0,1)
= 17,7

L fitting

= 4 buah elbow

Diameter 20 mm memakai elbow 0,75 (morimura hal.76 tabel 3.18)


L eq

=3m

L total

= 17,7+ 3 = 20,7 m

Dari Gambar 2.6 Nomograph dengan Q sebesar 14,68 gpm dan diameter 2,2 inchi
diperoleh Hl sebesar 150 ft/1000ft
Jadi HL = L total H/1000ft
= 32,1 (150/1000)

= 4,815 m

4.3.6.2 Perhitungan Headloss Pipa Horisontal Tiap Lantai


Tabel 4.13 Headloss Pipa Horisontal PIPA AIR BERSIH
PERHITUNGAN PIPA HORISONTAL LANTAI 1

Jalur
Sekto
r

Alat Plumbing

dar
i

ke

Fixture Unit

Jenis

Jumlah

Sendi
ri

Akumula
tif

(l/meni
t)

(m
m)

(m/s
)

(mm/
m)

LAV
elbow
90
LAV
Tee
lurus
elbow
90
FC
Tee
lurus
elbow
90
WC
Tee
Lurus
elbow
90
FC
Tee
Lurus
elbow
90

6,309

20

0,35

10

WC
Tee
Lurus
elbow

4
1

Panjang Pipa (m)


L
L
L
pip
equivale
tota
a
n
l

12,618

25

0,4

10

0,27

18,927

25

0,6

23

0,27

0,036

6,57

0,06
6

0,102

3,37

0,07
8

0,179

5,06

0,11
6

0,296

4,36

0,13
1

0,426

2,7
5

11

31,923

30

0,7

23

1,1
0,36

3
1

3,6
2

13

36,556

30

0,8

30

0,4

0,36

1
3

0,03
6

0,4

3,6

3,6

1
3
1

akumula
tif

2,7

1
4
1

sendi
ri

0,6
3

Headloss

3,6
5

18

48,453

30

45

1,3
5

5,31
0,36
3,6

0,23
9

0,665

90

15

B
10

11

12

11

12

13

13

14

14

15

UR
Tee
Lurus
elbow
90
UR
Tee
Lurus
elbow
90
UR
Tee
Lurus
elbow
90
LAV
elbow
90
WC
Tee
Lurus
elbow
90
FC
Tee
Lurus
elbow
90
WC
Tee
Lurus
elbow
90
FC

21

54,055

40

0,72

18

0,5
5

0,45

3
1

24

61,778

40

0,8

23

0,45

27

68,137

50

0,55

0,12
7

0,891

7,4

0,05
9

0,950

3,4

0,03
4

0,034

4,07

0,12
2

0,156

4,36

0,07
8

0,235

5,46

0,16
4

0,398

0,5

3
1

6,3
2

6,309

20

0,35

10

0,4
3

21,529

25

0,7

30

1,1

0,27
2,7
2

27,255

30

0,6

18

0,4

0,36

3
1

3,6
5

14

39,368

30

0,8

30

1,5

1
3
1

5,5

4,5
3

0,6

3
1

0,764

4,5

4
1

0,09
9

0,5
5

1
3
1

5,5

0,36
3,6
2

16

43,911

40

0,6

14

1,3
5

6,3

0,08
8

0,487

A+B

15

sha
ft

Tee
Lurus
elbow
90
Tee
lurus
check
valve
elbow
90

0,45

4,5

1
1
1

43
-

97,663

50

0,8

18

0,3
5

0,6
4
2,1

7,05

0,12
7

0,613

Tabel 4.14 Headloss Pipa Horisontal PIPA AIR BERSIH


PERHITUNGAN PIPA HORISONTAL LANTAI 2-3

Sekt
or

Jalur
da
ri
ke
1

15

10

11

Alat Plumbing
jumla
jenis
h
LAV
1
elbow 90
4
LAV
1
Tee lurus
1
elbow 90
4
FC
1
Tee lurus
1
elbow 90
3
WC
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
FC
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
WC
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
UR
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
UR
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
UR
1
Tee Lurus
1
elbow 90
3
WC
1

Fixture Unit
sendi Akumula
ri
tif
2
2
2

11

13

18

21

24

27

Q
(l/meni
t)
6,309

(mm)
20

(m/s)
0,35

R
(mm/
m)
10

12,618

25

0,4

10

18,927

31,923

36,556

48,453

54,055

61,778

68,137

15,772

25

30

30

30

40

40

50

25

0,6

0,7

0,8

0,72

0,8

0,55

0,48

23

23

30

45

18

23

15

Panjang Pipa (m)


L
L
L
pipa equivalen total
0,6
3,6
3
2,7
0,27
6,57
3,6

Headloss
sendi akumul
ri
atif
0,036

0,036

0,066

0,102

0,4
0,27
2,7

3,37

0,078

0,179

0,36
3,6

5,06

0,116

0,296

0,36
3,6

4,36

0,131

0,426

0,36
3,6

5,31

0,239

0,665

0,45
4,5

5,5

0,099

0,764

0,45
4,5

5,5

0,127

0,891

0,6
6,3

7,4

0,059

0,950

4,95

0,074

0,074

1,1

0,4

1,35

0,55

0,55

0,5

3,15

11

A+B

12

12

13

13

14

14

15

15

shaf
t

elbow 90
FC
Tee Lurus
elbow 90
WC
Tee Lurus
elbow 90
FC
Tee Lurus
elbow 90
LAV
Tee Lurus
elbow 90
Tee lurus
check
valve
elbow 90

2
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
3
1
1
1

1,8
2

12

14

16

43

21,529

25

34,826

0,7

30

39,368

0,75

40

43,911

27

0,5

40

97,663

30

9,5

0,58

50

12

0,79

17

0,4
0,27
2,7

3,37

0,101

0,175

0,36
3,6

5,06

0,137

0,312

0,45
4,5

5,35

0,051

0,363

0,45
4,5
0,6

7,8

0,094

0,456

6,45

0,110

0,566

1,1

0,4

2,85

0,35

4
2,1

4.3.6.3 Perhitungan Headloss Pipa Tegak Antar Lantai


Tabel 4.15
Headloss Pipa Tegak
DARI
Pipa Tegak Lantai
1
( elbow )
Pipa Tegak Lantai
2
( tee )
Pipa Tegak Lantai
3
( elbow )

KE

Pipa Tegak Lantai 2

ALAT PLUMBING

(mm)

m/s

(mm/m)

Sendiri

50

0,800

17,000

BEBAN

AKUMULASI

lt/menit

43

43

97,663

Panjang Pipa ( L )
Ekuivalen

Headloss (m)

Akumulasi

Sendiri

6,100

0,104

0,104

4,600

0,138

0,242

4,750

0,076

0,318

Akumulasi

2,100
86
Pipa Tegak Lantai 3

43

148,303

50

1,100

30,000

4
0,600

129
Rooftank

43

183,119

65

0,900

16,000

4
0,750

4.3.7 Penentuan Head Pompa di Ground Tank


4.3.7.1 Penentuan Tenaga Pompa Pneumatik

Gambar 5.7 Skema Pemompaan


Dimana Q pompa
Dimana Q rata-rata

= 9,12 x 10-4 m3/ detik


= 2,28 x 10-4 m3/detik

Dimana Q sumur

= 2,28 x 10-4 m3/detik

L pipa

= Jarak mendatar GT ke gedung + Tinggi gedung + Tinggi RT + (Tinggi GT


Tinggi muka air)
= 12 + 12 + 2,4 + (3,4 0,1)
= 29,7 m

H mayor ditentukan dari headloss karena panjang pipa.


H mayor

= Q1,85 / (0,2785 x C x D2,63)1,85 x L pipa penghantar


= [9,12 x 10-4(1,85)/ (0,2785 x 130 x 0,0242,63)1,85] x 29,7m
= 7,016

H minor ditentukan banyaknya perlengkapan fitting yang dipakai GT ke RT


Tabel 4.16
Perhitungan H minor
Fitting

Jumlah

L ekivalen

L ekivalen total

Elbow

0,9

3,6

Check valve

2,0

2,0

Jumlah

5,6

Hf

= H mayor + H minor
= 7,016 m + 5,6
= 12,616 m

V dari groundtank ke rooftank


Hv

= v2 / 2g
= (2)2 / 2 (9,8)
= 4 / 19,62
= 0,204 m

Hs

= Tinggi gedung + Tinggi rooftank


= 12 + 2,4
=14,4 m

Head pompa

= Hf + Hs + Hv
= 12,616 + 14,4 + 0,204
= 27,22 m

Gaya hidraulik pompa


Nh

= 0,163 x Q x Hp x
= 0,163 x 0,05472 m3/ menit x 27,22 m x 1
= 0,243 kW

Np

= Nh / p
= 0,243 kW / 0,7
= 0,347 kW

Daya Poros Pompa


Nm

= Np (1 + A) / (p x k)
= 0,347 kW (1 + 0,2) / (0,7 x 1)
= 0,595 kW

Jadi motor penggerak pompa harus dipilih yang mampu menghasilkan daya minimal 0,595 kW
pada porosnya.

4.3.7.2 Penentuan Tenaga Pompa Supmersible


Dimana Q pompa = Check volume Ground Tank / waktu pemakaian
= 25,5 m3 / 6 jam
= 4,25 m3/jam = 0,0708 m3/menit
= 1,1805 x 10-3 m3/detik
Peletakannya di dalam permukaan tanah.

H Statis

= Tinggi gedung + Tinggi muka air max roof tank + tinggi muka air max ground tank
= 12 meter + (2,4 0,3) meter + (3,4 0,3) meter
= 17,2 meter

L pipa

= Tinggi gedung + ( Tinggi ground tank - Tinggi muka air min ) + Tinggi roof tank
= 12 meter + (3,4 0,1) meter + 2,4 meter = 17,7 meter

Effisiensi

= 80 %

- H mayor

Q 1.85
xL
(0.2785 xHWCxD 2.63 ) 1.85

1,1805 x 10

-3 1.85

(0.2785 x130 x 0,024 2.63 )1.85

x17,7

= 6,739 meter
- H minor

= ( 3 elbow x 0,9 ) + ( 1 check valve x 2,0 )


= 5,6 meter

- Hf

= H mayor + H minor
= 6,739 m + 5,6 m
= 12,339 m

- H statis = 17,2 meter


- HV

v2
2g

22
= 0,204 meter
2 x9.81

- Head pompa = Hf + HS + HV + RH
= ( 12,339 + 17,2 + 0,204 + 1 ) meter
= 30,743 meter
- Water Horse Power (WHP)

- Break Horse Power (BHP)

HQ
0,8

1000 x30,743 x 0,0708


= 27,21 Hp
80
WHP

27, 21
= 34,01 Hp
0,8

- Daya Hidraulik Pompa


Nh = 0,163 x Q x H x gamma
= 0,163 x 0,0708 m3/menit x 30,743 m x 1
= 0,355 kW
- Daya Poros Pompa (Pompa Pneumatik)
Np = Nh / np
= 0,355 / 0,7
= 0,507 kW
- Daya motor
Nm = Np ( 1 + A ) / (np / nk)
= 0,507 ( 1 + 0,2 ) / ( 0,7 / 1 )
= 0,869 kW

Jadi motor penggerak pompa harus dipilih yang mampu menghasilkan daya sekurang-kurangnya
0,869 kW pada porosnya.

4.4

SISTEM PERPIPAAN AIR BUANGAN DAN PIPA VENT

4.4.1 Dasar Sistem Perpipaan Air Buangan dan Pipa Vent


4.4.1.1 Jenis Air Buangan
Sistem penyaluran air buangan penting keberadaannya pada suatu gedung. Air buangan
atau limbah adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas
tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa dari proses industri.
Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
a.

Air Kotor, yaitu air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan
air buangan yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya.

b.

Air Bekas, yaitu air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya,
seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dsb.

c.

Air Hujan, yaitu air buangan yang berasal dari atap, halaman, dsb.

d.

Air Buangan Khusus, yaitu air buangan yang mengandung gas, racun, atau
bahan-bahan berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat
pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat
radioaktif atau mengandung bahan radioaktif yang dibuang dari PLTN atau laboratorium penelitian
atau pengobatan yang menggunakan bahan radioaktif.

4.4.2

Sistem Pembuangan Air


Sistem pembuangan di Gedung SMP Al Azhar 14 Semarang ini direncanakan menggunakan

sistem pembuangan campuran yaitun air kotor dan air bekas dikumpulkan dan dialirkan ke dalam satu
saluran. Sedangkan sistem pengalirannya menggunakan sistem gravitasi, dengan cara mengatur letak dan
kemiringan pipa-pipa pembuangan.

4.4.3

Penentuan Dimensi Perpipaan Air Buangan

Dalam tugas ini, akan dilakukan perancangan sistem perpipaan air buangan yang berasal dari air
kotor dan air bekas dalam sistem yang tercampur, dan merancang sistem pembuangan untuk air hujan.
Sebelum menentukan dimensi pipa pembuangan di tiap lantai, terlebih dahulu harus diketahui fixture unit
dari masing-masing alat plumbing.
4.4.3.1 Penentuan Dimensi Pipa Horisontal Air Buangan
Pipa horisontal air buangan diletakkan di bawah lantai dalam plafon. Pipa air buangan memeiliki
beberapa perlengkapan tambahan, yaitu :
a. Perangkap (trap)
Tujuan pemasangan perangkap (trap), yaitu untuk mencegah masuknya gas berbau ataupun
beracun, maupun serangga akibat kondisi alat plumbing yang kosong/tidak terisi air pada saat tidak
digunakan. Perangkap berbentuk U , yang akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga
merupakan penyekat atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut. Diameter perangkap
biasanya menyesuaikan dengan diameter pipa air buangan.
b. Lubang pembersih (clean out)
Lubang pembersih digunakan untuk membersihkan pipa pembuangan gedung. Lubang pembersih
dipasang pada awal dari cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung, pada pipa mendatar yang
panjang, pada tempat di mana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 45 o, dan bagian
bawah dari pipa tegak atau didekatnya.
c. Ven
Tujuan pemasangan pipa ven adalah untuk menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air.
Penentuan dimensi pipa air buangan horisontal, ditentukan berdasarkan unit beban (fixture unit) masingmasing alat plumbing, akumulasi dari keseluruhan cabang mendatar, dan kemiringan (slope). Untuk
menentukan besarnya diameter pipa dapat dilihat pada tabel 2.9 . Hasil perencanaan dimensi pipa
horisontal tercantum dalam Tabel berikut ini:
Contoh perhitungan dimensi pipa horizontal lantai 2:
Sektor

:A

Jalur

: 1 ke 2

Plumbing fixture

: Water Closet (WC)

Jumlah

:1

Fixture unit

:- sendiri 4 (Tabel 11.1 ,halaman 269. Plumbing Harold E Babbitt. 1960).

- kumulatif 4
Diamater (inch)

: 2 inch (tabel 2.9).

Diameter pas (inch)

: 2 inch

Slope

: 0.01 (tabel 2.9).

Gambar 5.9 Isometri Pipa Buangan Horisontal Lantai 2


Tabel 5.20
Perhitungan Pipa Buangan Horisontal Lantai 2
Lantai
2
A

dari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

ke
2
3
4
5
6
7
8
9
15
11
12
13
14
15

15

SHAFT

Nama alat
plumbing
LAV
LAV
WC
FD
WC
FD
UR
UR
UR
WC
FD
WC
FD
LAV
CHECK
VALVE

jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

FU
sendiri
1
1
4
1
1
2
4
4
4
1
1
1
2
1

FU
komul
atif
1
2
6
7
8
10
14
18
22
1
2
3
5
6

32

diameter
32
32
75
50
100
75
50
32
32

Diameter
pas.
32
32
75
50
100
75
50
50
50

75
75
100
100

75
50
100
75
32

100

100

slope
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01

0,01

5.3.4 Penentuan Dimensi Pipa Tegak (Stack)


Besar dimensi pipa tegak tergantung dari akumulasi unit beban (fixture unit) seluruh cabang
horisontal dalam satu lantai dan akumulasi dari keseluruhan lantai yang ada di dalam gedung. Untuk
menentukan besarnya diameter pipa dapat dilihat pada tabel. Dimensi pipa tegak tercantum dalam Tabel
berikut ini:
Contoh perhitungan dimensi pipa tegak:
Lantai

:2

Fixture unit

: - sendiri 67
- kumulatif 153

Diameter (inch) : 18 inchi ( tabel 11.3. Plumbing, Harold E. Babbitt halaman).

Lantai
II
5.3.5

Tabel 5.23
Pipa Air Buangan Vertikal
Fixture Unit
Diameter
Sendiri
Kumulatif
(mm)
67
153
125

Penentuan Dimensi Pipa Ven


Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa vent merupakan bagian penting dari suatu sistem

pembuangan. Tujuan pemasangan pipa vent adalah sebagai berikut :


a) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan
b) Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan
c) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka pipa
vent harus dipasang sedemikian rupa agar dapat mencegah hilangnya sekat air. Pipa vent yang digunakan
dalam perencanaan ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis vent, yaitu :
a) Vent lup, yaitu pipa vent yang melayani dua atau lebih perangkap alat plumbing, dan
disambungkan kepada pipa vent tegak.
b) Vent tegak, yaitu perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air
buangan tertinggi.
c) Pipa tegak vent, dipasang jika pipa tegak air buangan melayani dua interval cabang atau lebih,
dan alat-alat plumbing pada setiap lantai mempunyai pipa vent tunggal atau pipa vent jenis
lainnya. Bagian atas dari pipa tegak vent ini harus terbuka langsung ke udara luar di atas atau

tanpa dikurangi ukurannya. Bagian bawah dari pipa tegak ven harus disambungkan dengan pipa
tegak air buangan, tanpa dikurangi ukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari cabang
terendah.
5.3.5.1 Penentuan Dimensi Pipa Vent Horisontal
Penentuan dimensi pipa vent horisontal didasarkan pada panjang pipa vent horisontal, unit beban
alat plumbing yang dilayani, dan diameter pipa air buangan yang dilayani. Pipa vent horisontal dan vent
tegak dalam perencanaan ini dibuat tipikal untuk semua lantai. Hasil penentuan diamater pipa vent
horisontal tercantum dalam tabel contoh perhitungan dimensi pipa vent horisontal lantai 1:
Jalur

: 1 ke 2

Fixture unit

:2

Panjang pipa

:6m

Diameter air buangan : 75 mm


Diameter vent : 65 mm

Gambar 5.13 Isometri Pipa Vent Horisontal Lantai 2

Tabel 5.25
Dimensi Pipa Vent Horisontal LANTAI 2
JALUR
A
B
C

SEKSI

Alat plumbing
Nama
WC,FD
WC,FD
2 LV
WC, FD
WC,FD
2 LV
UR

I
II
III
IV
V
VI
VII

Diameter Air buangan


75
100
100
100
100
100
100

Diameter
vent
65
75
75
65
65
75
65

5.3.5.2 Penentuan Dimensi Pipa Tegak Vent


Pipa ven tegak ditentukan berdasarkan akumulasi unit beban dalam tiap interval cabang, diameter
pipa tegak air buangan, dan panjang pipa tegak ven. Untuk menentukan besarnya diameter pipa ven dapat
dilihat pada tabel 2.11. Hasil penentuan pipa tegak vent tertera dalam Tabel berikut ini:
Contoh perhitungan dimensi pipa vent tegak:
Lantai

: 2

Diameter stack : 125 (diameter air buangan tegak)


Fixture unit

: - sendiri 32
- kumulatif 32

Panjang pipa

: 4,3 m

Diameter vent

: 65 mm

Gambar 5.15 Isometri Pipa Vent Tegak 4 Lantai


Tabel 5.28
Dimensi Pipa Vent Tegak (Stack)
Lantai

Diameter Stack

125

Fixture Unit
Sendiri
32

Fixture
Tingi
Unit
lantai
komulatif
32
4

Fiting
T

Leq
24

Diameter
L total
Vent
(mm)
28
65

5.4 Perhitungan Septic Tank


Data data yang diketahui :
Waktu tinggal lumpur

: 2 hari

Periode penyedotan lumpur

: 1 tahun

Jumlah pemakai

: 285 orang

Kebutuhan air per orang

: 50 L/org/hari

Kapasitas lumpur

: 0,03 m3/org/thn ( kriteria 0,03-0,04)

a. Perhitungan Kapasitas air Limbah :


Kapasitas Air Limbah Jumlah penghuni Kebutuhan air Per orang Retensi
Kapasitas Air Limbah 285 orang 50 L/orang/ hari 1 hari
Kapasitas Air Limbah 14250 L
Kapasitas Air Limbah 14,25 m 3

b. Perhitungan Kapasitas Lumpur


Kapasitas Total Lumpur Periode Penyedotan Lumpur Kapasitas Lumpur
Jumlah penghuni
Kapasitas Total Lumpur 1 Tahun 0,03 m 3 /orang/ Tahun 285 orang
Kapasitas Total Lumpur 8,55 m 3

c. Volume Septic Tank


Volume efektif Septic Tank Kapasitas Air Limbah Kapasitas Lumpur Total
Volume efektif Septic Tank 14,25 m 3 8,55 m 3
Volume efektif Septic Tank 22,8 m 3 23m 3

d. Dimensi Septic Tank


Syarat P 2 L
Volume 2 L L T, asumsi T 2 meter
23

2 ( L) 2 2

L
P

2 ,4
2L

2 2,4 m 4,8 m

Dimensi Septic Tank adalah


a. Panjang

= 4,8 meter

b. Lebar

= 2,4 meter

c. Tinggi

= 2 meter

d. Freeboard

= 10% x 2 = 0,2 m

Selain itu ada beberapa ketentuan lain, yaitu sebagai berikut :


1. Lubang pemeriksaan setinggi 0.1 m di atas permukaan tanah, dengan ukuran
0,4 x 0,4 m.
2. Pipa aliran terluar diletakkan 5-10 cm lebih rendah dari aliran masuk
3. Sekat harus terbenam 0,2 m di bawah permukaan air, menonjol minimal 0,15 diatas permukaan air
4. Jarak dari bangunan 1,5 m ; dari sumur dalm 10 m dan jarak dari pipa air bersih
3m.

Anda mungkin juga menyukai