Anda di halaman 1dari 17

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

MODUL 13 SISTEM PERENCANAAN PLUMBING STUDI KASUS PERENCANAAN SISTEM PLUMBING DI HOTEL KEMANGGISAN JAKARTA TUJUAN PEMBAHASAN : Memberi pemahaman kepada mahasiswa fungsi dari system plumbing Memahami teori dasar perencanaan system plumbing Memahami proses perencanaan system plumbing melalui studi perencanaan system plumbing di hotel Kemanggisan

kasus

13.1 Data Tugas Perencanaan Perencanaan instalasi pipa air bersih, air kotor, air buangan dan instalasi pipa vent pada proyek pembangunan Hotel Kemanggisan, sesuai dengan data gedung dibawah ini. Hotel Kemanggisan berlantai 6 dengan ketentuan sebagai berikut : - Pada gedung berlantai 6 ini terdiri dari 1 lantai dasar ( basement ), lantai 2 s/d lantai 6 untuk kamar tidur, dan 1 lantai atap terdapat tangki air dan sebagian merupakan kamar tidur, untuk jelasnya diuraikan sbb : - Pada lantai pertama terdiri dari lobby, restaurant, juga kantor-kantor dari hotel kemanggisan tersebut. - Pada lantai kedua terdiri dari 36 unit kamar tidur, ruang sauna, koridor, head office dan juga ruang karyawan. - Pada lantai ketiga sampai keenam terdiri dari 47 unit kamar tidur. - Pada lantai atap terdiri dari 14 unit kamar tidur, 2 tangki air, ruang direksi, ruang rapat, ruang brankas dan lain-lain. - Pada Hotel ini menggunakan 3 buah tangki, yaitu satu tangki bawah tanah dan dua tangki atap. 13.2 Data-data Gedung Gedung direncanakan digunakan untuk tempat penginapan. Berikut ini data-data gedung tersebut : Tingkat Lantai dasar ( basement ) Lantai atas (roof floor) Tinggi setiap lantai Basement dari lantai ke lantai diatasnya Lantai 1 dari lantai ke plafon dari plafon ke plat lantai 2 Lantai typical per lantai yaitu dari lantai 2 6 dari lantai ke plafon : : : : : : : 6 lantai 1 lantai 1 lantai 4,75 m 3,5 m 1,5 m 2,3 m

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

dari plafon ke plat lantai diatasnya lantai atap dari lantai ke plafon Tinggi gedung Panjang gedung Lebar gedung Luas perlantai 13.3 Air Bersih

: : : : : :

0,95 m 4m 30 m 46,2 m 39,2 m 1811,04 m2

13.3.1 Diameter Pipa Penentuan diameter pipa yang akan digunakan untuk distribusi air bersih ditinjau satu persatu dimulai dari alat plambing yang terjauh dari setiap lantai dan selanjutnya diteruskan mencari diameter pipa yang dibutuhkan dan mengalirkan air yang cukup untuk suatu alat plambing sesuai dengan ketentuan masing-masing alat. Diameter pipa untuk distribusi air bersih dapat dihitung berdasarkan kecepatan aliran air dengan rumus utama :

Q = V.A

dimana : Q = laju aliran air yang dibutuhkan (m3/s) V = kecepatan aliran air yang melalui pipa (m/s) A = luas penampang pipa (m2)

A = r

2 2

Q=

1 = D 2 D2 = 4

V 4 4Q = D 2V 4Q D2 = V 4Q D= V

D 2

Perhitungan teknik dari Nielsen, untuk semua alat plambing kecepatan air dibatasi tidak melebihi 2,4 m/s. Apabila kecepatan air lebih dari 2,4 m/s maka akan timbul suara pluit dan suara berisik pada sambungan pipa, interval kecepatan air (1,82,4)m/s. Menentukan ukuran pipa kita tetapkan suatu kecepatan asumsi yaitu 2 m/s, setelah itu didapatkan diameter yang dikehendaki berdasarkan gambar 5.2 barulah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

didapat kecepatan aliran air yang sesungguhnya. Kecepatan aliran air ini tidak boleh melebihi dari batas yang telah ditentukan yaitu 2,4 m/s. Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut, contoh pada titik 1 3 untuk diameter pipa air bersih pada gambar 5.1 : Lihat jenis alat plambing yang akan dilalui oleh air yang melewati diameter pipa yang akan dicari. Pada titik 1 terdapat Bath Tub ( Bak Mandi ) Tentukan nilai unit alat plambing dari tabel 5.2 : Dari tabel tersebut didapat untuk bak mandi mempunyai unit beban alat plambing sebesar 2 WSFU ( Water Supply Fixture Units ) Tentukan laju aliran air dari tabel 5.3 : Dari tabel tersebut didapat laju aliran air sebesar 0,32 L/s. Cari diameter pipa dari gambar 5.2 dengan asumsi kecepatan aliran air tersebut 2 m/s. Dari tabel tersebut diameter yang mendekati adalah 15 mm Perhitungan pada titik 1-3 dan titik 6-8

D=

4Q V
3

4.0,00032 m = 3,14.2 m s 0,00128 m = 6,28 m s


3

= 0,000204m 2 = 0,0014m = 14mm 15mm


Periksa kembali kecepatan air yang melalui pipa tersebut. Kecepatan air tersebut antara 1,8 - 2,4. Q = 1,8 m Dalam hal ini kecepatan air yang melalui pipa ini adalah : V = s A

Perhitungan pada titik 2-3 dan titik 7-8

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

D= V =

4.0,00041 = 3,14.2

0,00164 = 16mm 15mm 6,28

Q 0,00041 = = 2,3 m s memenuhi < 2,4 m s A 0,00018

Perhitungan pada titik 3-5 dan titik 8-9


D= V = 4.0,00059 = 3,14.2 0,00236 = 19mm 20mm 6,28

Q 0,00059 = = 1,9 m s memenuhi < 2,4 m s A 0,000314

Perhitungan pada titik 4-5 dan titik 10-11


D= V = 4.0,00019 = 3,14.2 0,00076 = 11mm 10mm 6,28

Q 0,00019 = = 2,4 m s memenuhi A 0,0000785

Perhitungan pada titik 5-9


D= V = 4.0,00068 = 3,14.2 0,00272 = 21mm 20mm 6,28

Q 0,00068 = = 2,2 m s memenuhi < 2,4 m s A 0,000314

Perhitungan pada titik 9-11 dan 11-12


D= V = 4.0,00101 = 3,14.2 0,00404 = 25mm 25mm 6,28

Q 0,00101 = = 2,1 m s memenuhi < 2,4 m s A 0,00049

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Berikut hasil perhitungan diameter instalasi pipa distribusi air bersih : Tabel 13.1 Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Yang Dihasilkan Daerah WSFU Q l/m d didapat Diambil Pipa Liter/s (mm) (mm) 1-3 2 0,32 19,2 14 mm 15 mm 2-3 3 0,41 24,6 16 mm 15 mm 3-5 5 0,59 35,4 19 mm 20 mm 4-5 1 0,19 11,4 11 mm 10 mm 5-9 6 0,68 40,8 21 mm 20 mm 6-8 2 0,32 19,2 14 mm 15 mm 7-8 3 0,41 24,6 16 mm 15 mm 8-9 5 0,59 35,4 19 mm 20 mm 9-11 11 1,01 60,6 25 mm 25 mm 10-11 1 0,19 11,4 11 mm 10 mm 11-12 12 1,01 60,6 25 mm 25 mm

V (m/s) 1,8 2,3 1,9 2,4 2,2 1,8 2,3 1,9 2,1 2,4 2,1

Karena bentuk bangunan, jumlah alat plambing dan macam alat plambing yang terdapat dalam toilet disetiap kamar hotel ini adalah sama ( typical ) maka hasil perhitungan diatas berlaku juga pada toilet disetiap kamar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Jenis Alat plambing

Tabel 13.2 Nilai unit Alat Plambing Jenis Penyediaan air Katup gelontor Tangki gelontor Katup gelontor Katup gelontor Tangki gelontor Keran Keran Keran Keran pencampur air dingin dan air panas Keran pencampur air dingin dan panas Keran pencampur air dingin dan panas Kloset dengan katup gelontor Kloset dengan gelontor (Untuk tiap keran) Keran Keran Keran Keran Keran air minum Katup bola tangki

Kloset Kloset Peturasan, dengan tiang Peturasan terbuka (Urinal stall) Peturasan terbuka Bak cuci (kecil) Bak cuci tangan Bak cuci tangan, untuk kamar operasi Bak mandi rendam (bath tub) Pancuran mandi (shower) Pancuran mandi tunggal Satuan kamar mandi dengan bak mandi rendam Satuan kamar mandi dengan bak mandi rendam Bak cuci bersama Bak cuci pel Bak cuci dapur Bak cuci piring Bak cuci pakaian ( satu sampai tiga ) Pancuran minum Pemanas air

Unit alat plambing Untuk Untuk pribadi umum 6 10 3 5 10 5 3 0,5 1 1 2 2 2 2 8 6 3 2 3 3 4 4 2 4 4 5 2 2

Tabel 13.3 Perkiraan Kebutuhan Air Supply systems predominantly for Supply systems predominantly for Flush tanks Flush tanks Load Demand Load Demand Water Supply Liter/second Water Supply Liter/second Fixture Units Fixture Units (WSFU) (WSFU) 1 2 3 4 5 0,19 0,32 0,41 0,51 0,59

0,95

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 25 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 120 140 160 180 200 250 300 400 500 750 1000 1250 1500 2000 2500 3000 4000 5000

0,68 0,74 0,81 0,86 0,92 1,01 1,07 1,14 1,19 1,24 1,36 1,47 1,57 1,66 1,76 1,84 2,02 2,21 2,41 2,59 2,74 3,03 3,31 3,60 3,85 4,10 4,73 5,36 6,62 7,82 10,73 13,12 15,08 16,97 20,50 23,97 27,32 33,12 37,41

6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 25 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 120 140 160 180 200 250 300 400 500 750 1000 1250 1500 2000 2500 3000 4000 5000

1,10 1,25 1,40 1,55 1,70 1,80 1,91 2,01 2,11 2,21 2,40 2,65 2,78 2,90 3,03 3,15 3,41 3,66 3,86 4,06 4,26 4,61 4,86 5,11 5,39 5,68 6,37 6,81 8,01 9,02 11,17 13,12 15,08 16,97 20,50 23,97 27,32 33,12 37,41

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Gambar 13.2 Hubungan Diameter Pipa Dengan Laju Aliran Air

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

13. 3.2 Diameter pipa shaft Untuk mendistribusikan air ke setiap toilet didalam kamar digunakan sebuah pipa shaft yang nantinya akan terhubung dengan pipa header yang langsung terhubung pada pipa utama. Pada lantai 2-4, 1 shaft pipa digunakan untuk mendistribusikan air ke 6 toilet kamar dalam 3 lantai. Diameter shaft : 2 toilet terdapat 12 WSFU Beban unit alat plambing untuk 6 kamar terdiri dari : 3 x 12 = 36 WSFU Laju aliran air : 1,57 l/s = 94,2 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 32 mm ( gambar 13.2 ) Perhitungannya : D =
4.0,00157 = 3,14.2 0,00628 = 6,28 0,001m 2 = 32mm

Pemeriksaan yang didapat : v =

Q = 2,0m / s A

Untuk lantai 5-6, 1 shaft pipa digunakan untuk mendistribusikan air ke 4 toilet kamar dalam 2 lantai. Beban unit alat plambing untuk 4 kamar terdiri dari : 2 x 12 = 24 WSFU Laju aliran air : 1,36 l/s = 81,6 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 32 mm ( Gambar 13.2 )

Perhitungannya : D =

4.0,00136 = 3,14.2

0,00544 = 29mm 32mm 6,28

Pemeriksaan yang didapat : v =

Q = 1,8m / s A

12.3.3 Diameter pipa pembagi ( Header ) Untuk menghubungkan ke shaft-shaft yang ada digunakan pipa pembagi (header ). Diameter pipa pembagi : Pada lantai 2-4 terdiri dari 124 kamar Beban unit alat plambing terdiri dari : 62 x 12 = 744 WSFU Laju aliran air : 10,73 l/s = 643,8 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 75 mm ( Gambar 13.2) Perhitungannya : D =
4.0,01073 = 0,083m = 83mm 75mm 6,28

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Pemeriksaan yang didapat : v =

Q = 2,4m / s A

Untuk lantai 5-6 terdiri dari 88 kamar Beban unit alat plambing terdiri dari : 44 x 12 = 528 WSFU Laju aliran air : 7,82 l/s = 469,2 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 75 mm ( Gambar 13.2 ) Perhitungannya : D =
0,03128 = 71mm 75mm 6,28

Pemeriksaan yang didapat v =

Q = 1,8m / s A

Untuk lantai roof dak terdiri dari 14 kamar Beban unit alat plambing terdiri dari : 7 x 12 = 84 WSFU Laju aliran air : 2,40 l/s = 144 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 40mm ( Gambar 13.2 ) Perhitungannya : D =
4.0,0024 = 39mm 40mm 3,14.2

Pemeriksaan yang didapat v =

Q = 1,9m / s A

Pada lantai satu terdapat dapur, pot washing dan beberapa toilet. Beban unit alat plambing : 69 WSFU Laju aliran air : 2,21 l/s = 132,6 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 40 mm ( Gambar 13.2 )
D= 4.0,00221 = 38mm 40mm 3,14.2

Pemeriksaan yang didapat v =

Q = 1,8m / s A

Pada lantai basement terdapat Karaoke dan beberapa toilet Beban unit alat plambing :51 WSFU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Laju aliran air : 1,84 l/s = 110,4 l/m ( Tabel 13.3 ) Kecepatan air asumsi : 2 m/s Diameter yang didapat : 35 mm ( Gambar 13.2 ) Perhitungannya : D =
4.0,00184 = 34 mm 35mm 6,28

Pemeriksaan yang didapat v = 12.3.4 Diameter Pipa Utama

Q = 1,9m / s A

Beban unit alat plambing : 744 + 528 + 84 + 69 + 51 = 1476 WSFU Laju aliran air : 16,97 l/s = 1018,2 l/m ( Tabel 12.3 ) Kecepatan aliran asumsi : 2 m/s Diameter pipa yang didapat : 100 mm ( Gambar 12.2 ) Perhitungannya : D =
4.Q = .V 4.0,01697 = 104mm 100mm 3,14.2

Pemeriksaan yang didapat : v =

Q = 2,2m / s A Jadi Diameter pipa utama yang digunakan pada gedung bertingkat ini adalah 100 mm

13.4 Volume Tangki 13.4.1 Kapasitas Air Bersih Menentukan kapasitas air bersih, kita harus mengetahui jumlah penghuni yang ada pada hotel ini. Diperkirakan setiap kamar pada hotel ini terdiri dari 2 orang. Dalam satu gedung ini terdapat 226 kamar. Jadi dalam gedung ini terdiri dari 452 orang dengan catatan lobby dan office juga tempat rekreasi tidak diperhitungkan. Hotel ini termasuk kelas menengah, diketahui pemakaian air untuk hotel ini adalah 300 liter/hari tiap orangnya. Dapat dilihat pada tabel B pada lampiran sehingga pemakaian air per hari untuk hotel ini adalah : 425 x 300 l/hari = 135600 l/hari = 135,6 m3/hari Pemakaian air bersih per hari ditambah 20 % untuk mencegah terjadinya kebocoran dan keperluan lainnya. Qd = 1,2 x 135,6 m3/hari = 162,72 m3/hari Diasumsikan pemakaian air dalam satu hari selama 10 jam Qh = 16,272 m3/jam

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Qm = 0,3 m3/menit Kapasitas pipa dinas ( Qs ) diperkirakan sebesar dua per tiga dari pemakaian rata-rata perjamnya. Qs = 2/3 x Qh = 2/3 x 16,272 m3/jam = 10,848 m3/jam 13.4.2 Volume Tangki Bawah Diketahuinya kapasitas air maka dapat dihitung volume tangki bawah tanah untuk menampung air yang akan didistribusikan ke semua lantai.
Vr = Q d Qs T

Dimana :

Vr = Volume tangki bawah tanah (m3 ) Qd = Kapasitas air per hari ( m3 ) Qs = Laju aliran pipa dinas ( m3/jam ) T = Waktu pemakaian ( jam )

Vr = 162,72 ( 10,848 x 10 ) = 162,72 108,48 = 54,24 m3 13.4.3 Volume Tangki Atap Kebutuhan air pada jam puncak

Qh maks = C1 x Qh Dimana : Qh maks Qh C1 Qh maks = Kebutuhan air pada jam puncak (m3/jam ) = Pemakaian air rata-rata per jam ( m3/jam ) = Konstanta ( 1,5 2 ) = 2 x 16,272 = 32,544 m3/jam = 0,5 m3/menit Kebutuhan air pada menit puncak : Qm maks = C2 x ( Qh/60 )

Dimana : Qm maks C2 Qm maks

= air pada menit puncak ( m3/menit ) = Konstanta ( 3-4) = 4 x ( 16,272/60 )

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

= 1 m3/menit Volume tangki atap : Ve = ( Qm maks Qh maks ) Tp + Qh maks x Tpu Ve = volume tangki atap ( m3 ) Tp = waktu kebutuhan jam puncak ( menit ) Tpu = waktu pompa angkat ( menit ) Diasumsikan : Tp = 60 menit Tpu = 20 menit Ve = ( 1-0,5 ) 60 + (0,5 x 20 ) = 30 + 10 = 40 m3 Mengingat tangki atas harus dibersihkan dalam skala waktu tertentu dan berat tangki juga harus diperhitungkan, maka tangki atas dibuat 2 x 20 m3. Dimana : 13.5 Perhitungan Tekanan Air bersih dalam pendistribusiannya dari tangki atap instalasi pipa pada perancangan ini menggunakan gaya gravitasi, oleh sebab itu sangatlah dibutuhkan tekanan yang disyaratkan untuk alat-alat plambing. Tekanan yang kurang akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit jika terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing. Secara umum dapat ditentukan bahwa tekanan standar yang digunakan adalah 1,0 kg/cm2, dengan kata lain permukaan air terendah pada tangki atap harus mempunyai ketinggian maksimal 10 m dari alat plambing bersangkutan. Untuk itu pada lantai 5 dan 6 roof floor digunakan pompa booster, sedangkan lantai 4 sampai Basement mempunyai tekanan yang besar akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan pompa booster sebesar 2 kg/cm2 atau 196000 N/m2 Rumus yang kita gunakan
P = g h

Dimana :

P = tekanan ( N/m2) = Kerapatan air ( 998 kg/m3 ) ( tabel D pada lampiran ) g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2 ) h = tinggi potensial ( m )

Contoh pada perhitungannya : Lantai atap ( roof floor ) dengan h = 4 m, karena menggunakan pompa booster maka tekanan air akan bertambah. P = ( 998 x 9,8 x 4 ) + 196000 = 235122 N/m2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Tekanan pada lantai 6 : P = ( 998 x 9,8 x 7,25 ) + 196000 = 266908 N/m2 Tekanan pada lantai 5 : P = ( 998 x 9,8 x 10,5 ) + 196000 = 298694 N/m2 Tekanan pada lantai 4 : P = ( 998 x 9,8 x 13,75 ) = 134481 N/m2 Tekanan pada lantai 3 : P = ( 998 x 9,8 x 17 ) = 166267 N/m2 Tekanan pada lantai 2 : P = ( 998 x 9,8 x 20,25 ) = 198053 N/m2 Tekanan pada lantai 1 : P = ( 998 x 9,8 x 25,25 ) = 246955 N/m2 Tekanan pada basement : P = ( 998 x 9,8 x 30 ) = 293412 N/m2 Untuk perhitungan tekanan air pada lantai lainnya dapat dilihat pada tabel 13.4 Lantai Roof floor 6 5 4 3 2 1 Basement Ket : Tabel 13.4 Tekanan air yang terjadi H Tekanan (m) (N/m2) 4 P.B = 196000 7,25 P.B = 196000 10,5 P.B = 196000 13,75 17 20,25 25,25 30 Tekanan Total (N/m2) 235122 266908 298694 134481 166267 198053 246955 293412

P.B = Pompa Booster h perlantai ditambah 3,25 untuk lantai 2-6

13.6 Perhitungan Tebal Pipa Distribusi Air Bersih

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

Pipa untuk distribusi air bersih menggunakan Pipa jenis GIP. Oleh karena itu perlu dihitung tebal pipanya. Untuk perhitungan tebal pipa, kita menggunakan rumus sebagai berikut : t= P D 2s

Dimana :

t = Tebal pipa (mm) P = Tekanan dalam Pipa (N/mm2)

D = Diameter pipa (mm) S = Tegangan tarik yang diizinkan ( unit tensile stress ) (N/mm2) Tetapi karena hasil perhitungan tebal pipa yang didapat sangat kecil, maka rumus diatas ditambahkan dengan konstanta C , sehingga rumus berubah menjadi : t= PD +C 2s

dimana :

C = 3mm untuk pipa GIP s = 10800 psi = 74455200 N/m2 ( lihat tabel G pada lampiran ) P = 298694 N/m2 ( P maksimum )

Tebal pipa yang dihitung adalah pipa yang digunakan dalam tugas perencanaan ini yaitu pipa dengan diameter 15, 20, 25, 32, 40, 75, 100 mm Maka perhitungan tebal pipa adalah sebagai berikut : Pipa diameter 15 mm = 0,015 m : PD t= +C 2s

t=

298694 N m2 0,015m 2 74455200 N m 2

+ 0,003m = 3,03.10 3 m = 3,03mm

Pipa diameter 20 mm = 0,02 m PD t= +C 2s 298694 0,02 + 0,003 = 3,04mm 2 74455200 Pipa diameter 25 mm = 0,025 m PD t= +C 2s t=

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Plumbing

Yuriadi Kusuma Mechanical Engineering Dept.

t=

298694 0,025 + 0,003 = 3,05mm 2 74455200

Pipa diameter 32 mm = 0,032 m 298694 0,032 t= = 3,06mm 2 74455200 Pipa diameter 40 mm = 0,04 m 298694 0,04 t= = 3,08mm 2 74455200 Pipa diameter 75 mm = 0,075 m 298694 0,075 t= = 3,15mm 2 74455200 Pipa diameter 100 mm = 0,1 m 298694 0,1 t= = 3,2mm 2 74455200

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch UTILITAS

Anda mungkin juga menyukai