FLOWMETER
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KELAS B
Debit adalah volume fluida ( m3 ) yang mengalir melewati suatu penampang dalam
selang waktu tertentu. Dirumuskan dengan persamaan berikut:
Q = V/t................................................................................................................(1.1)
Keterangan:
Q = debit ( m3 / s )
V = volume fluida ( m3 )
t = waktu fluida mengalir (s)
Sistem kontrol fluida adalah sebuah alat yang dapat mengatur jumlah debit air
yang akan dikeluarkan. Dengan sistem digital, sistem kontrol ini dirancang untuk
mempermudah dalam pengemasan atau penakaran cairan dengan batas keluaran yang
ditentukan. Rancangan alat ini berupa perangkat keras dimana perangkat yang satu
dengan yang lainya berhubungan dan saling mendukung, adapun perangkat keras
tersebut terdiri dari Mikrokontroler, piringan derajat, optocoupler, watermeter
termodivikasi, solenoid, pompa air dan LCD karakter. Sedangkan perangkat lunaknya
berupa program pada mikrokontroler dengan menggunakan bahasa pemrograman
assembly sehingga dapat mengontrol perangkat tersebut baik berupa input maupun
output (Mire, 2018).
1.2 Venturimeter
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan
diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui
permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas dari
pada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan
mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian,
maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Venturimeter terdiri dari tiga batang pipa yang tersambung secara kompak titik
bagian pertama pipa yang berbentuk kerucut dengan diameter yang mengecil, bagian
kedua pipa dengan diameter 1, dan pada bagian ketiga pipa berbentuk kerucut dengan
diameter membesar titik secara sederhana dapat dikatakan venturimeter sebagai pipa
yang mempunyai nozzle. (Hasan, 2016).
Kecepatan linier fluida yang mengalir pada venturimeter akan bertambah di
sepanjang bagian pertama venturimeter ini, sedangkan tekanannya semakin berkurang.
Selanjutnya kecepatan fluida akan berkurang pula ketika fluida memasuki bagian
ketiga venturimeter. Penurunan tekanan aliran fluida pada venturimeter ini
dimanfaatkan sebagai landasan untuk mengukur debit aliran fluida.
Gambar 2.1 Sketsa Venturimeter
(Hasan, 2016)
Dengan mengukur beda tekanan fluida maka dapat ditentukan debit fliuda yang
melalui venturi. Pesamaan untuk venturimeter :
𝐶𝑜 2 𝑔𝑐 (𝑝𝑎 −𝑝𝑏 )
𝑈= √ ..……………………………………………………(1.2)
√(1−𝛽4 ) 𝜌
Keterangan:
U = kecepatan aliran fluida, C o dan β adalah koefisien-koefisien yang nilainya
…tertentu untuk venturimeter
gc = tetapan gravitasi
pa -pb = beda tekanan sebelum dan pada venturimeter ρ adalah berat jenis fluida.
Bentuk yang khas pada venturimeter seperti terlihat pada gambar, akan
mengakibatkan rugi-rugi tekanan yang terjadi dapat diperoleh kembali sehingga
kehilangan tenaga pada venturimeter relatif kecil. Venturimeter ini cocok untuk
mengukur debit aliran yang relatif besar dan pada keadaan dimana biaya tenaga
pemompaan merupakan biaya yang signifikan seperti pada perusahaan air minum.
Beda tekanan venturi diukur dengan beda tinggi kolom yang berisi air di pipa 1 dan 2
adalah Δh = h1 -h2 (Ferindo, 2020).
Hilang tenaga di venturimeter = h3-h1
Persamaan kalibrasinya dapat didekati dengan fungsi:
Q = a. (Δh) b……………………………………………………………………(1.3)
Dengan:
Q = debit fluida meter/menit
Δh = beda tinggi kolom air di pipa 1 dan 2 teoritis harga b akan mendekati 0,5
1.3 Orificemeter
Orificemeter adalah alat ukur yg sangat sedehana, terdiri atas piringan datar
dengan lubang pada pusatnya. Pelat berlubang tersebut dipasang di dalam pipa, tegak
lurus pada arah aliran dan fluida mengalir melewati lubang Alat ini cukup mahal,
mengambil tempat cukup besar dan rasio diameter leher terhadap diameter pipa tidak
dapat diubah-ubah titik untuk meteran tertentu dengan sistem manometer tertentu pula
laju aliran maksimum yang dapat diukur terbesar untuk memberikan bacaan yang teliti,
atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.
Orificemeter dapat mengatasi keberatan-keberatan terhadap venturi, tetapi konsumsi
dayanya dan tinggi. Prinsip kerjanya mirip dengan venturimeter yaitu dengan
menyisipkan penghalang di pipa. Pesamaan untuk orificemeter karena prinsip kerja
orifice dan venturi mirip maka persamaan yang digunakan juga sama yaitu U kecepatan
aliran fluida, Co dan β adalah koefisien-koefisien yang nilainya tertentu untuk
orificimeter, gc tetapan grafitasi, pa -pb beda tekanan sebelum dan sesudah orifimeter,
ρ adalah berat jenis fluida. (Sa’adah, 2019)
1.4 Rotameter
Rotameter terdiri dari pipa tirus tegak yang didalamnya ditempatkan sebuah
benda mengapung titik aliran fluida mengalir dari bawah ke atas memasuki ruang
rotameter. Karena laju aliran fluida maka benda pengapung yang ada di dalamnya
bergerak naik dan turun sesuai dengan besarnya debit aliran fluida Rotameter termasuk
dalam golongan meteran penampang aliran atau area meter. Pada dasarnya rotameter
terdiri atas tabung yang agak tirus yang dipasang vertical didalam suatu rangka dengan
menempatkan penampang yang luas di sebelah atas. (Mendrova dkk, 2017).
Fluida mengalir dari bawah keatas melalui tabung itu dan menyebabkan apung
(float) yang terdapat dalam tabung itu mengapung (sebetulnya apung itu tidak
mengapung), sebab seluruhnya terbenam dalam fluida. Apung itu merupakan elemen
penunjuk, makin besar aliran, makin tinggi pula apung itu melayang di dalam tabung.
Keseluruhaan arus fluida terpaksa mengalir melalui ruang anulus antara apung dan
dinding tabung. Tabung dibuat tanda-tanda skala dan bacaan meteran didapatkan dari
bacaan skala sesuai dengan tepi apung itu. Untuk diperlukan kurva kalibrasi untuk
mengkonversikan pengamatan bacaan skala menjadi debit. Q = debit air, u max
kecepatan alir maximum di rotameter besarnya tertentu untuk setiap rotameter, D t =
diameter tabung rotameter, D f = diameter apung (float). (Mendrova dkk, 2017)
Untuk tabung yang tirusnya linear, yang mempunyai diameter ujung bawah sama
dengan diameter apun, luas aliran merupakan fungsi kuadrat tinggi apung h :
D t 2 – D f 2 = (D f + ah) 2 – D f 2 = 2 D f ah + a 2 h 2…………………………..(1.4)
Bila kelegaan antara apung dan dinding kecil, suku a 2 h 2 relatif tidak penting,
sehingga debit aliran merupakan fungsi yang hampir linier dari tinggi h. Dengan
demikian persamaan kalibrasinya dapat didekati dengan fungsi :
Q = a h b…………………………………...……………………………….......(1.5)
Q = debit fluida liter/menit
h = tinggi apung (cm)
teoritis nilai b mendekati 1. Kehilangan tenaga dibaca dari beda tinggi kolom air di
pipa 4 dan 5.
Pada rotameter ini perubahan tekanannya tetap, tetapi area aliran fluida nya
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan debit aliran fluida. Hal ini berakibat pada naik
turunnya benda pengapung titik perubahan naik-turun benda pengembangan dijadikan
dasar untuk menentukan debit aliran fluida. (Mendrova dkk, 2017)
3 .1 Hasil percobaan
Data hasil percobaan untuk Venturimeter, Oficemeter, dan Rotameter sebagai
berikut:
H ∆ℎ H ∆ℎ ∆ℎ
3 4,385 16 8 27 18 15
4 5,586 18 15 18 16 10
5 6,666 25 11 30 19 10
3.2 Pembahasan
Didapatkan pembahasan kurva hubungan debit air dengan ketinggian air pada
venturimeter, orificemeter dan rotameter. Dan pembahasan kurva hubungan
kehilangan tenaga pada venturimeter, orificemeter dan rotameter sebagai berikut :
3.2.1 Kurva Hubungan Debit Air dengan Ketinggian Air Pada Venturimeter,
Orificemeter dan Rotameter
Percobaan flowmeter dilakukan dengan cara mengalirkan air menggunakan
pompa ke dalam alat flowmeter yang terdiri dari venturimeter, orificemeter, dan
rotameter. Kecepatan alir air diatur sehingga didapat tinggi air minimum pada setiap
manometer yang terhubung pada flowmeter. Untuk venturimeter, perbedaan tinggi air
merupakan selisih tinggi air pada manometer h1 dan h2. Perbedaan tinggi air pada
orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h7, sedangkan
perbedaan tinggi air pada rotameter terukur langsung pada nilai yang tertera di dinding
tabung rotameter tersebut. Kecepatan alir air kemudian dinaikkan kembali dan
dilakukan pengukuran tinggi air pada setiap manometer. Pengukuran dihentikan jika
salah satu manometer telah mencapai tinggi maksimum.
Selain mengukur perbedaan tinggi air pada setiap flowmeter, juga dilakukan
pengukuran debit aliran air yang keluar dari alat sebanyak 3 kali pengulangan.
Pengukuran dilakukan dengan menampung air yang keluar menggunakan gelas ukur
1000 ml. Waktu yang dibutuhkan untuk menampung air yang keluar sebanyak 1000 ml
dicatat dan dihitung debit alirannya. Pengukuran debit aliran ini dilakukan untuk
mengetahui jenis flowmeter yang memiliki tingkat keakuratan terbaik.
Berdasarkan data pada Tabel 3.1, dapat dibuat grafik hubungan antara
ketinggian air (h) dalam manometer dengan debit air (Q) rata-rata pada venturimeter,
orificemeter dan rotameter.
90
y = 4.4331x + 35.81
80 R² = 0.9857
Tinggi Unggun (mmH2O)
70
60 Venturimter
50 Orificemeter
40 Rotameter
y = 3.5839x - 9.1556 Linear (Venturimter)
30 R² = 0.9673
Linear (Orificemeter)
20
y = 0.9499x - 1.1973 Linear (Rotameter)
10 R² = 0.992
0
5 6 7 8 9 10
Debit Air (L/menit)
Gambar 3.1 Kurva hubungan antara debit air (L/menit) dengan tinggi unggun
(mmH2O) pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin besar debit aliran air
maka semakin tinggi pula tinggi air yang terbaca pada manometer karena pada
rotameter yang dilihat yaitu tinggi benda apung yang terdapat di dalam tabung.
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan tinggi air pada ketiga
flowmeter. Tetapi pada orificemeter terjadi penurunan, hal ini disebabkan karena
kurangnya ketilitian ketika mengukur waktu menggunakan stopwatch. Nilai R2
merupakan gradien atau garis lurus yang menyatakan tingkat ketelitian atau keakuratan
dari data yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai R2 berkisar antara
0,98 hingga 1,00. Nilai R2 yang mendekati 1,00 yaitu pada rotameter sebesar 0,9956
kemudian venturimeter sebesar 0,9602 dan yang memiliki nilai R2 yang paling rendah
yaitu orificemeter sebesar 0,9549. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa
flowmeter yang memiliki keakuratan terbaik yaitu rotameter, dengan nilai R2 = 0,9956
dan persamaan pendekatan y = 0,9542x - 1,2443.
30 Rotameter
y = 4.2458x - 9.1706 Linear (Venturimeter)
20 R² = 0.991
Linear (Orificemeter)
10 Linear (Rotameter)
0
5 6 7 8 9 10
Debit Air (L/menit)
Gambar 3.2 Kurva hubungan antara debit air (L/menit) dengan kehilangan tenaga
(h) pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan, praktikan mendapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kalibrasi pada venturimeter, rotameter dan orificemeter berfungsi untuk
menjaga kualitas proses dan hasil proses pengukuran, mengetahui terjadinya
penyimpangan alat ukur, dan kelayakan pakai alat ukur tersebut.pada percobaan
ini, venturimeter yang mempunyai kalibrasi yang mnedekati sempurna.
2. Kisaran kerja terbaik pada venturimeter saat mendapatkan hasil beda tekanan
dan kisaran kerja terbaik pada orificemeter saat mendapatkan hasil laju alir
volum dan massa fluida pada prinsip beda tekanan.
3. Alat yang mempunyai keakuratan dalam mengukur debit air adalah rotameter
karena persamaan R2 paling mendekati 1 yaitu R2 = 0,9956 dan persamaan
pendekatan y = 0,9542x - 1,2443.
4. Kehilangan tenaga terbesar dihasilkan oleh orificemeter, sedangkan kehilangan
tenaga terkecil dihasilkan oleh rotameter dan venturimeter.
5. Dari hasil percobaan kinerja orificemeter mengalami kehilangan energi terbesar
6. Kehilangan energi terbesar dialami oleh orificemeter sebanyak 19 mmH2O,
disusul venturimeter sebanyak 11 mmH2O dan rotameter 9 mmH2O.
4.2 Saran
Pada saat melakukan pratikum, praktikan diharapkan ketelitian dalam
menentukan kehilangan tenaga, beda tinggi tekanan, dan pengaturan laju alir air.
Pada saat menghitung ketinggian pada flowmeter, pratikan diharapkan teliti karna
akan mempengaruhi data.
DAFTAR PUSTAKA
Ferindo. 2020. Apa Itu Flowmeter? Ini Penjelasan dan Jenis-jenisnya. Dipetik
November 30, 2021, dari https://www.ferindo.id/blog/apa-itu-flow-meter-ini-
penjelasan-dan-jenis-jenisnya_42.html
Ghurr, A., Tista, G. & Syamsudin, 2016. Pengujian Orifice Flowmeter dengan
Kapasitas Aliran Rendah. Jurnal Mechanical, Volume 7.
Hasan, M. A. 2016. Venturimeter. Dipetik 30 11, 2021, dari Muhammad Adib Hasan's
Blog: http://adib-hasan.com/
Mendrova, R. P., Tito, R., & Siluen, Y. 2017. Flowmeter. Pekanbaru: Universitas Riau.
Mire, B., 2018. Pengaruh Diameter Orifice Pada Saluran Udara Masuk Mesin
Pengujian Perkins Type 108-V Terhadap Daya dan Efisiensi Volumetris.
Prosiding, Volume 5.
Tim penyusun. 2021. Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Pengendalian Proses.
Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru.
Sa’adah, L. 2019. Koefisien Debit Pada Orifice. Semarang: Politeknik Negeri
Semarang.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
B.1 Waktu
Untuk skala flowmeter 3:
14,21 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 1: = 0,236 menit
60
13,51 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 2: = 0,225 menit
60
13,55 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 3: = 0,225 menit
60
(0,236+0,225+0,225) 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu rata-rata: = 0,228 menit
3
B.3 Venturimeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 378 – 362 = 16
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 378 – 370 = 8
B.4 Orificemeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 315 – 288 = 27
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 315 – 297 = 18
B.5 Rotameter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h4 – h5 = 360 – 345 = 15
Keterangan:
∆h : Beda Tinggi (mm)
h : Kehilangan Tenaga (mm)
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI