Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Instrumentasi dan Pengendalian Proses Ir.Rozanna Sri Irianty,M.Si

FLOWMETER

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I
KELAS B

ALKIN YUDAYANA PASAJI (1907036390)


FAJAR IKHSAN PRADANA (1907036386)
FENI AFRIANA (1907036127)
SYNTA YULISMA (1907035939)

LABORATORIUM DASAR PROSES DAN OPERASI PABRIK


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
ABSTRAK
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa atau laju aliran
volumetric cairan atau gas. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan kalibrasi,
mencari kisaran kerja terbaik, membandingkan keakuratan dan membandingkan
kehilangan tenaga pada rotameter, venturimeter dan orificemeter. Venturimeter
digunakan untuk mengukur laju aliran cairan melalui pipa, flowmeter ini
mengaplikasikan dari persamaan Bernoulli. Prinsip kerja dari orificemeter pada
dasarnya tergantung pada perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh orifice
plate.Sedangkan rotameter dengan mengalirkan fluida dari bawah ke atas melalui
tabung dan float yang ada pada tabung. Dari hasil percobaan dengan menggunakan
tiga alat flowmeter seperti, venturimeter, orificimeter dan rotameter, maka dapat
disimpulkan alat yang mempunyai keakuratan dalam mengukur debit air adalah
venturimeter karena persamaan R2 paling mendekati 1 yaitu R² = 0,9898 dengan y =
2,9009x-8,9614. Kehilangan tenaga terkecil dihasilkan oleh venturimeter dengan nilai
kehilangan tenaga 11,3 mm, sedangkan kehilangan tenaga pada orificemeter dan
rotameter masing-masing bernilai 17,6 mm dan 11,6 mm.

Kata kunci : Debit air, Orificemeter, Rotameter, Tinggi unggun, Venturimeter


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur masa atau laju
aliran volumetrik cairan atau gas. Sebelum menetapkan flowmeter, juga dianjurkan
untuk menentukan apakah aliran informasi akan lebih berguna jika disajikan dalam unit
massa atau volumetrik. Ketika mengukur aliran bahan yang mempunyai tekanan, aliran
volumetrik tidak terlalu berarti, kecuali kepadatan adalah konstan. Ketika kecepatan
(volumetric aliran) dari cairan mampat diukur, faktor gelembung udara akan
menyebabkan kesalahan, karena itu, udara dan gas harus dipindahkan sebelum
mencapai fluidameter. (Ferindo, 2020).
Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida bergerak. Yang dimaksud
fluida bergerak adalah jika fluida tersebut bergerak lurus terhadap sekitar. Aliran fluida
dikatakan aliran garis lurus apabila aliran fluida yang mengalir mengikuti suatu garis
(lurus melengkung) yang jelas ujung pangkalnya. Aliran garis lurus juga disebut aliran
berlapis atau aliran laminar (laminar flow). Kecepatan- kecepatan partikel di tiap titik
pada garis arus, searah dengan garis singgung di titik itu. Dengan demikian garis arus
tidak pernah berpotongan. Pada fluida yang tak termampatkan, hasil kali antara
kelajuan aliran fluida dan luas penampangnya selalu tetap. Jadi A.v = konstan, atau
disebut debit (Q). (Ferindo, 2020).

Debit adalah volume fluida ( m3 ) yang mengalir melewati suatu penampang dalam
selang waktu tertentu. Dirumuskan dengan persamaan berikut:
Q = V/t................................................................................................................(1.1)
Keterangan:
Q = debit ( m3 / s )
V = volume fluida ( m3 )
t = waktu fluida mengalir (s)
Sistem kontrol fluida adalah sebuah alat yang dapat mengatur jumlah debit air
yang akan dikeluarkan. Dengan sistem digital, sistem kontrol ini dirancang untuk
mempermudah dalam pengemasan atau penakaran cairan dengan batas keluaran yang
ditentukan. Rancangan alat ini berupa perangkat keras dimana perangkat yang satu
dengan yang lainya berhubungan dan saling mendukung, adapun perangkat keras
tersebut terdiri dari Mikrokontroler, piringan derajat, optocoupler, watermeter
termodivikasi, solenoid, pompa air dan LCD karakter. Sedangkan perangkat lunaknya
berupa program pada mikrokontroler dengan menggunakan bahasa pemrograman
assembly sehingga dapat mengontrol perangkat tersebut baik berupa input maupun
output (Mire, 2018).

Menurut (Ghurr dkk, 2016) Fungsi flowmeter bisa menjadi berbeda-beda


tergantung dari jenis dan pengaplikasian alat, dan tujuannya. Berikut ini beberapa
fungsi flowmeter, di antaranya:
1. Mengetahui parameter ukuran untuk mengontrol rangkaian elektronik
Flowmeter juga bisa digunakan sebagai alat pengukur aliran listrik. Dimana
parameter berupa kecepatan aliran atau flowrate ini akan ditunjukkan dalam data
berupa angka. Kemudian data tersebut akan digunakan untuk mengatur bagaimana
menghasilkan aliran listrik dan sinyal sebagai input untuk mengontrol rangkaian
elektronik lainnya.
2. Mengetahui besaran ukuran aliran pada beberapa material
Flowmeter bisa digunakan untuk mengukur berbagai jenis aliran yang sering kita
butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari air, gas, solar, bensin, dan lainnya.
Adanya alat flowmeter ini akan sangat membantu setiap penggunanya untuk
menentukan besaran dan panjangnya saluran yang diperlukan. Sehingga bisa mengukur
dengan tepat kebutuhan aliran melalui data besaran ukuran yang diperoleh.
3. Menentukan efektivitas dan efisiensi suatu proses
Hasil pengukuran yang dihasilkan melalui alat ukur flowmeter bisa digunakan
sebagai dasar untuk melakukan adjustment atau penyesuaian terhadap besar kecilnya
suatu aliran. Dengan adanya penyesuaian ini maka efisiensi dari suatu proses dan
kebutuhan pada industri, bangunan, maupun alat-alat rumah tangga bisa tercapai.
Misalnya pada proses pembangunan industri manufaktur tentu sangat penting untuk
memperhatikan kebutuhan air, tekanan udara, dan steam. Kebutuhan tersebut harus
diatur besar kecilnya karena setiap komponen yang berhubungan dengan material
tersebut akan mengacu pada kebutuhan lini produksi dan konsumsi mesin produksi.
4. Menghitung dan mengukur penghematan biaya produksi
Dalam suatu proses produksi tentu memiliki budget atau anggaran biaya untuk
menunjang proses tersebut agar berjalan sebagaimana mestinya. Penghitungan biaya
produksi yang berhubungan dengan konsumsi udara/air/steam sangat penting untuk
dilakukan. Tujuannya adalah untuk menentukan berapa banyak biaya produksi yang
diperlukan, apa saja yang bisa dipangkas, dan biaya apa saja yang tetap harus
dikeluarkan. Anda bisa menghitung besaran biaya produksi yang diperlukan dengan
mengetahui terlebih dahulu besaran ukuran aliran melalui flowmeter.
5. Mengantisipasi kerusakan mesin
Kapasitas dan performa compressor, cooling system, pompa, pipa, dan
komponen-komponen yang berhubungan dengan aliran bisa diukur menggunakan
flowmeter. Potensi kerusakan mesin pun bisa diketahui sedari dini dengan adanya
pengukuran sehingga kerusakan mesin bisa diminimalisir. Untuk mengantisipasi
kerusakan yang lebih parah Anda bisa mengantisipasinya dengan melakukan
perawatan berkala berdasarkan hasil analisa flowmeter. Mesin-mesin yang digunakan
pun bisa menjadi lebih awet dan fungsi mesin tersebut tetap bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
6. Memudahkan proses pemantauan pengolahan limbah
Tidak hanya digunakan untuk kebutuhan industri yang menghasilkan suatu
produk, flowmeter juga memiliki fungsi yang sangat vital pada proses pengolahan
limbah. Alat ini diperlukan untuk mendapatkan hasil optimalisasi penggunaan bahan-
bahan kimia atau cairan limbah lain sehingga besaran biaya proses pengolahan limbah
tetap bisa dipantau.
7. Menghitung besaran heat energy di hotel, mall, maupun industri
Flowmeter banyak ditemukan di hotel, mall, maupun industri yang biasanya
menggunakan sistem pemanas (heater) dan sistem pendingin seperti AC atau Chiller.
Alat ukur flowmeter ini digunakan untuk menghitung besaran heat energi yang
dihasilkan. Hasil pengukuran dari flowmeter yang berupa data angka flowrate
kemudian dikalkulasi dengan diferensial temperatur sebelum masuk ruangan.
Kebutuhan akan temperatur panas dan dingin pada ruangan tersebut pun bisa dihitung
secara akurat sehingga bisa meningkatkan efisiensi biaya.

1.2 Venturimeter
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan
diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui
permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas dari
pada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan
mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian,
maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Venturimeter terdiri dari tiga batang pipa yang tersambung secara kompak titik
bagian pertama pipa yang berbentuk kerucut dengan diameter yang mengecil, bagian
kedua pipa dengan diameter 1, dan pada bagian ketiga pipa berbentuk kerucut dengan
diameter membesar titik secara sederhana dapat dikatakan venturimeter sebagai pipa
yang mempunyai nozzle. (Hasan, 2016).
Kecepatan linier fluida yang mengalir pada venturimeter akan bertambah di
sepanjang bagian pertama venturimeter ini, sedangkan tekanannya semakin berkurang.
Selanjutnya kecepatan fluida akan berkurang pula ketika fluida memasuki bagian
ketiga venturimeter. Penurunan tekanan aliran fluida pada venturimeter ini
dimanfaatkan sebagai landasan untuk mengukur debit aliran fluida.
Gambar 2.1 Sketsa Venturimeter
(Hasan, 2016)

Dengan mengukur beda tekanan fluida maka dapat ditentukan debit fliuda yang
melalui venturi. Pesamaan untuk venturimeter :
𝐶𝑜 2 𝑔𝑐 (𝑝𝑎 −𝑝𝑏 )
𝑈= √ ..……………………………………………………(1.2)
√(1−𝛽4 ) 𝜌

Keterangan:
U = kecepatan aliran fluida, C o dan β adalah koefisien-koefisien yang nilainya
…tertentu untuk venturimeter
gc = tetapan gravitasi
pa -pb = beda tekanan sebelum dan pada venturimeter ρ adalah berat jenis fluida.

Bentuk yang khas pada venturimeter seperti terlihat pada gambar, akan
mengakibatkan rugi-rugi tekanan yang terjadi dapat diperoleh kembali sehingga
kehilangan tenaga pada venturimeter relatif kecil. Venturimeter ini cocok untuk
mengukur debit aliran yang relatif besar dan pada keadaan dimana biaya tenaga
pemompaan merupakan biaya yang signifikan seperti pada perusahaan air minum.
Beda tekanan venturi diukur dengan beda tinggi kolom yang berisi air di pipa 1 dan 2
adalah Δh = h1 -h2 (Ferindo, 2020).
Hilang tenaga di venturimeter = h3-h1
Persamaan kalibrasinya dapat didekati dengan fungsi:
Q = a. (Δh) b……………………………………………………………………(1.3)
Dengan:
Q = debit fluida meter/menit
Δh = beda tinggi kolom air di pipa 1 dan 2 teoritis harga b akan mendekati 0,5
1.3 Orificemeter
Orificemeter adalah alat ukur yg sangat sedehana, terdiri atas piringan datar
dengan lubang pada pusatnya. Pelat berlubang tersebut dipasang di dalam pipa, tegak
lurus pada arah aliran dan fluida mengalir melewati lubang Alat ini cukup mahal,
mengambil tempat cukup besar dan rasio diameter leher terhadap diameter pipa tidak
dapat diubah-ubah titik untuk meteran tertentu dengan sistem manometer tertentu pula
laju aliran maksimum yang dapat diukur terbesar untuk memberikan bacaan yang teliti,
atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.
Orificemeter dapat mengatasi keberatan-keberatan terhadap venturi, tetapi konsumsi
dayanya dan tinggi. Prinsip kerjanya mirip dengan venturimeter yaitu dengan
menyisipkan penghalang di pipa. Pesamaan untuk orificemeter karena prinsip kerja
orifice dan venturi mirip maka persamaan yang digunakan juga sama yaitu U kecepatan
aliran fluida, Co dan β adalah koefisien-koefisien yang nilainya tertentu untuk
orificimeter, gc tetapan grafitasi, pa -pb beda tekanan sebelum dan sesudah orifimeter,
ρ adalah berat jenis fluida. (Sa’adah, 2019)

Gambar 2.2 Sketsa Orificemeter


(Sa’adah, 2019)
Dibandingkan dengan venturi, orifice lebih murah dan lebih mudah dipasang.
Juga ukurannya lebih kecil dibanding dengan venturi. Kelemahannya kehilangan
tenaga dalam bentuk “pressure drop” di orifice lebih besar dibandingkan dengan
venturi. Venturi dan orifice dengan ukuran tertentu hanya akan memberikan
pembacaan yang akurat pada kisaran debit tertentu. Biasanya kisaran debit maksimum
adalah 3 x debit minimumnya. (Sa’adah, 2019)
Orificemeter terdiri dari 2 buah pipa dengan diameter sama yang dihubungkan
oleh sebuah plat berlubang kecil atau disebut orifice yang terpasang secara konsentris.
Sketsa orificemeter tampak pada gambar 1 titik 3 prinsip kerja orificemeter hampir
sama dengan venturimeter pemburu perubahan penampang aliran fluida dari pipa
menuju orifice menyebabkan kecepatan linier fluida semakin membesar, sedangkan
tinggi tekanannya semakin menurun perbedaan tinggi ini memberi manfaat dan untuk
mengukur kecepatan debit aliran fluida. (Sa’adah, 2019)

1.4 Rotameter
Rotameter terdiri dari pipa tirus tegak yang didalamnya ditempatkan sebuah
benda mengapung titik aliran fluida mengalir dari bawah ke atas memasuki ruang
rotameter. Karena laju aliran fluida maka benda pengapung yang ada di dalamnya
bergerak naik dan turun sesuai dengan besarnya debit aliran fluida Rotameter termasuk
dalam golongan meteran penampang aliran atau area meter. Pada dasarnya rotameter
terdiri atas tabung yang agak tirus yang dipasang vertical didalam suatu rangka dengan
menempatkan penampang yang luas di sebelah atas. (Mendrova dkk, 2017).

Gambar 2.3 Sketsa Rotameter


(Mendrova dkk, 2017)

Fluida mengalir dari bawah keatas melalui tabung itu dan menyebabkan apung
(float) yang terdapat dalam tabung itu mengapung (sebetulnya apung itu tidak
mengapung), sebab seluruhnya terbenam dalam fluida. Apung itu merupakan elemen
penunjuk, makin besar aliran, makin tinggi pula apung itu melayang di dalam tabung.
Keseluruhaan arus fluida terpaksa mengalir melalui ruang anulus antara apung dan
dinding tabung. Tabung dibuat tanda-tanda skala dan bacaan meteran didapatkan dari
bacaan skala sesuai dengan tepi apung itu. Untuk diperlukan kurva kalibrasi untuk
mengkonversikan pengamatan bacaan skala menjadi debit. Q = debit air, u max
kecepatan alir maximum di rotameter besarnya tertentu untuk setiap rotameter, D t =
diameter tabung rotameter, D f = diameter apung (float). (Mendrova dkk, 2017)
Untuk tabung yang tirusnya linear, yang mempunyai diameter ujung bawah sama
dengan diameter apun, luas aliran merupakan fungsi kuadrat tinggi apung h :
D t 2 – D f 2 = (D f + ah) 2 – D f 2 = 2 D f ah + a 2 h 2…………………………..(1.4)
Bila kelegaan antara apung dan dinding kecil, suku a 2 h 2 relatif tidak penting,
sehingga debit aliran merupakan fungsi yang hampir linier dari tinggi h. Dengan
demikian persamaan kalibrasinya dapat didekati dengan fungsi :
Q = a h b…………………………………...……………………………….......(1.5)
Q = debit fluida liter/menit
h = tinggi apung (cm)
teoritis nilai b mendekati 1. Kehilangan tenaga dibaca dari beda tinggi kolom air di
pipa 4 dan 5.
Pada rotameter ini perubahan tekanannya tetap, tetapi area aliran fluida nya
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan debit aliran fluida. Hal ini berakibat pada naik
turunnya benda pengapung titik perubahan naik-turun benda pengembangan dijadikan
dasar untuk menentukan debit aliran fluida. (Mendrova dkk, 2017)

1.5 Tujuan Praktikum


1. Melakukan kalibrasi rotameter, venturimeter dan orificemeter.
2. Mencari kisaran kerja terbaik untuk venturimeter dan orificemeter.
3. Membandingkan keakuratan rotameter, venturimeter dan orificemeter.
4. Menbandingkan kehilangan tenaga pada rotameter, venturimeter dan orificemeter.
BAB II
METEDOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan flowmeter adalah 1 set alat berupa
flowmeter yang terpasang berurutan: venturimeter, rotameter dan orificemeter serta
stopwatch dan gelas ukur 1000 ml. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah air.

2.2 Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan alat flowmeter kemudian melihat jumlah air yang ada di dalam alat
dan menambahkan air seperlunya jika air didalam alat sedikit.
2. Menghubungkan alat ukur dengan kontak listrik.
3. Menghidupkan saklar utama dan pompa air.
4. Mengatur debit aliran fluida dengan memutar atau diperbesar dan diperkecil
bukaan valve 2. Menggunakan bukaan valve 2 dengan kecepatan 2, 4 dan 6
liter/menit.
5. Sebelum dipakai, lihat dulu gelembung didalam alat flowmeter, jika ada
gelembung buka valve untuk mengatur agar gelembung hilang
6. Lalu setelah keadaan aliran fluida konstan, praktikan membaca debit aliran Q,
perbedaan tinggi tekan h, untuk masing-masing alat venturimeter, orificemeter
dan rotameter.
7. Mengukur debit yang keluar secara manual dengan menggunakan gelas ukur dan
stopwatch. Perhitungan debit aliran dihitung dengan mengukur air dalam 1000
liter sebanyak tiga kali pengulangan.
8. Menaikkan laju alir dan melakukan pengukuran manual sampai laju alir
maksimum bisa terbaca paling sedikit 15 set data hubungan antara debit dan beda
tinggi kolom air untuk orificimeter dan venturimeter serta tinggi apung untuk
rotameter.
2.3 Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Flowmeter


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 .1 Hasil percobaan
Data hasil percobaan untuk Venturimeter, Oficemeter, dan Rotameter sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan

Variasi Debit Venturimeter Orificemeter Rotameter

Flowmeter (L/menit) (mmH2O) (mmH2O) (mmH2O)

H ∆ℎ H ∆ℎ ∆ℎ

3 4,385 16 8 27 18 15

4 5,586 18 15 18 16 10

5 6,666 25 11 30 19 10

3.2 Pembahasan
Didapatkan pembahasan kurva hubungan debit air dengan ketinggian air pada
venturimeter, orificemeter dan rotameter. Dan pembahasan kurva hubungan
kehilangan tenaga pada venturimeter, orificemeter dan rotameter sebagai berikut :
3.2.1 Kurva Hubungan Debit Air dengan Ketinggian Air Pada Venturimeter,
Orificemeter dan Rotameter
Percobaan flowmeter dilakukan dengan cara mengalirkan air menggunakan
pompa ke dalam alat flowmeter yang terdiri dari venturimeter, orificemeter, dan
rotameter. Kecepatan alir air diatur sehingga didapat tinggi air minimum pada setiap
manometer yang terhubung pada flowmeter. Untuk venturimeter, perbedaan tinggi air
merupakan selisih tinggi air pada manometer h1 dan h2. Perbedaan tinggi air pada
orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h7, sedangkan
perbedaan tinggi air pada rotameter terukur langsung pada nilai yang tertera di dinding
tabung rotameter tersebut. Kecepatan alir air kemudian dinaikkan kembali dan
dilakukan pengukuran tinggi air pada setiap manometer. Pengukuran dihentikan jika
salah satu manometer telah mencapai tinggi maksimum.
Selain mengukur perbedaan tinggi air pada setiap flowmeter, juga dilakukan
pengukuran debit aliran air yang keluar dari alat sebanyak 3 kali pengulangan.
Pengukuran dilakukan dengan menampung air yang keluar menggunakan gelas ukur
1000 ml. Waktu yang dibutuhkan untuk menampung air yang keluar sebanyak 1000 ml
dicatat dan dihitung debit alirannya. Pengukuran debit aliran ini dilakukan untuk
mengetahui jenis flowmeter yang memiliki tingkat keakuratan terbaik.
Berdasarkan data pada Tabel 3.1, dapat dibuat grafik hubungan antara
ketinggian air (h) dalam manometer dengan debit air (Q) rata-rata pada venturimeter,
orificemeter dan rotameter.

90
y = 4.4331x + 35.81
80 R² = 0.9857
Tinggi Unggun (mmH2O)

70
60 Venturimter
50 Orificemeter
40 Rotameter
y = 3.5839x - 9.1556 Linear (Venturimter)
30 R² = 0.9673
Linear (Orificemeter)
20
y = 0.9499x - 1.1973 Linear (Rotameter)
10 R² = 0.992
0
5 6 7 8 9 10
Debit Air (L/menit)

Gambar 3.1 Kurva hubungan antara debit air (L/menit) dengan tinggi unggun
(mmH2O) pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin besar debit aliran air
maka semakin tinggi pula tinggi air yang terbaca pada manometer karena pada
rotameter yang dilihat yaitu tinggi benda apung yang terdapat di dalam tabung.
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan tinggi air pada ketiga
flowmeter. Tetapi pada orificemeter terjadi penurunan, hal ini disebabkan karena
kurangnya ketilitian ketika mengukur waktu menggunakan stopwatch. Nilai R2
merupakan gradien atau garis lurus yang menyatakan tingkat ketelitian atau keakuratan
dari data yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai R2 berkisar antara
0,98 hingga 1,00. Nilai R2 yang mendekati 1,00 yaitu pada rotameter sebesar 0,9956
kemudian venturimeter sebesar 0,9602 dan yang memiliki nilai R2 yang paling rendah
yaitu orificemeter sebesar 0,9549. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa
flowmeter yang memiliki keakuratan terbaik yaitu rotameter, dengan nilai R2 = 0,9956
dan persamaan pendekatan y = 0,9542x - 1,2443.

3.2.2 Kurva Hubungan Kehilangan Tenaga pada Venturimeter, Orificemeter,


dan Rotameter
Untuk venturimeter, kehilangan tenaga dalam bentuk pressure drop merupakan
selisih tinggi air pada manometer h1 dan h3. Kehilangan tenaga pada orificemeter
merupakan selisih tinggi air pada manometer h6 dan h8, sedangkan kehilangan tenaga
pada rotameter didapat dari selisih tinggi air pada manometer h4 dan h5.
Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 3.1, dapat dibuat kurva
hubungan antara kehilangan tenaga (mmH2O) dengan debit air (L/menit) pada
venturimeter, orificemeter, dan rotameter seperti yang disajikan pada Gambar 3.2.
70
y = 5.9054x + 3.0542
60 R² = 0.9472
Kehilangan Tenaga (h)
50
y = 3.8518x + 18.014 Venturimeter
40 R² = 0.9664
Orificemeter

30 Rotameter
y = 4.2458x - 9.1706 Linear (Venturimeter)
20 R² = 0.991
Linear (Orificemeter)
10 Linear (Rotameter)

0
5 6 7 8 9 10
Debit Air (L/menit)

Gambar 3.2 Kurva hubungan antara debit air (L/menit) dengan kehilangan tenaga
(h) pada venturimeter, orificemeter, dan rotameter

Berdasarkan Gambar 3.2 kehilangan tenaga yang dihasilkan pada


venturimeter, orificemeter, dan rotameter cenderung meningkat seiring bertambahnya
debit aliran air. Kehilangan tenaga terbesar dihasilkan oleh venturimeter, sedangkan
kehilangan tenaga terkecil dihasilkan oleh rotameter dan orificimeter.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan, praktikan mendapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kalibrasi pada venturimeter, rotameter dan orificemeter berfungsi untuk
menjaga kualitas proses dan hasil proses pengukuran, mengetahui terjadinya
penyimpangan alat ukur, dan kelayakan pakai alat ukur tersebut.pada percobaan
ini, venturimeter yang mempunyai kalibrasi yang mnedekati sempurna.
2. Kisaran kerja terbaik pada venturimeter saat mendapatkan hasil beda tekanan
dan kisaran kerja terbaik pada orificemeter saat mendapatkan hasil laju alir
volum dan massa fluida pada prinsip beda tekanan.
3. Alat yang mempunyai keakuratan dalam mengukur debit air adalah rotameter
karena persamaan R2 paling mendekati 1 yaitu R2 = 0,9956 dan persamaan
pendekatan y = 0,9542x - 1,2443.
4. Kehilangan tenaga terbesar dihasilkan oleh orificemeter, sedangkan kehilangan
tenaga terkecil dihasilkan oleh rotameter dan venturimeter.
5. Dari hasil percobaan kinerja orificemeter mengalami kehilangan energi terbesar
6. Kehilangan energi terbesar dialami oleh orificemeter sebanyak 19 mmH2O,
disusul venturimeter sebanyak 11 mmH2O dan rotameter 9 mmH2O.

4.2 Saran
Pada saat melakukan pratikum, praktikan diharapkan ketelitian dalam
menentukan kehilangan tenaga, beda tinggi tekanan, dan pengaturan laju alir air.
Pada saat menghitung ketinggian pada flowmeter, pratikan diharapkan teliti karna
akan mempengaruhi data.
DAFTAR PUSTAKA

Ferindo. 2020. Apa Itu Flowmeter? Ini Penjelasan dan Jenis-jenisnya. Dipetik
November 30, 2021, dari https://www.ferindo.id/blog/apa-itu-flow-meter-ini-
penjelasan-dan-jenis-jenisnya_42.html
Ghurr, A., Tista, G. & Syamsudin, 2016. Pengujian Orifice Flowmeter dengan
Kapasitas Aliran Rendah. Jurnal Mechanical, Volume 7.
Hasan, M. A. 2016. Venturimeter. Dipetik 30 11, 2021, dari Muhammad Adib Hasan's
Blog: http://adib-hasan.com/
Mendrova, R. P., Tito, R., & Siluen, Y. 2017. Flowmeter. Pekanbaru: Universitas Riau.
Mire, B., 2018. Pengaruh Diameter Orifice Pada Saluran Udara Masuk Mesin
Pengujian Perkins Type 108-V Terhadap Daya dan Efisiensi Volumetris.
Prosiding, Volume 5.
Tim penyusun. 2021. Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Pengendalian Proses.
Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru.
Sa’adah, L. 2019. Koefisien Debit Pada Orifice. Semarang: Politeknik Negeri
Semarang.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Waktu
Untuk skala flowmeter 3:
14,21 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 1: = 0,236 menit
60
13,51 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 2: = 0,225 menit
60
13,55 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 3: = 0,225 menit
60
(0,236+0,225+0,225) 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu rata-rata: = 0,228 menit
3

Untuk skala flowmeter 4:


11,22 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 1: = 0,187 menit
60
10,55 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 2: = 0,175 menit
60
10,61 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 3: = 0,176 menit
60
(0,187+0,175+0,176) 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu rata-rata: = 0,179 menit
3

Untuk skala flowmeter 5:


9,07 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 1: = 0,151 menit
60
8,88 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 2: = 0,148 menit
60
9,13 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Percobaan 3: = 0,152 menit
60
(0,151+0,148+0,152) 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Waktu rata-rata: = 0,15 menit
3
B.2 Debit
Untuk skala flowmeter 3:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1𝐿
𝑄= = = 4,385 L/menit
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 0,228 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Untuk skala flowmeter 4:


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1𝐿
𝑄= = = 5,586 L/menit
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 0,179 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Untuk skala flowmeter 5:


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1𝐿
𝑄= = = 6,666 L/menit
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 0,15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

B.3 Venturimeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 378 – 362 = 16
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 378 – 370 = 8

Untuk skala flowmeter 4:


Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 380 – 362 = 18
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 380 – 365 = 15

Untuk skala flowmeter 5:


Beda tinggi (Δh) = h1 – h2 = 380 – 355 = 25
Kehilangan tenaga (h) = h1 – h3 = 380 – 369 = 11

B.4 Orificemeter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 315 – 288 = 27
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 315 – 297 = 18

Untuk skala flowmeter 4:


Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 310 – 292 = 18
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 310 – 294 = 16
Untuk skala flowmeter 5:
Beda tinggi (Δh) = h6 – h7 = 315 – 285 = 30
Kehilangan tenaga (h) = h6 – h8 = 315 – 296 = 19

B.5 Rotameter
Untuk skala flowmeter 3:
Beda tinggi (Δh) = h4 – h5 = 360 – 345 = 15

Untuk skala flowmeter 4:


Beda tinggi (Δh) = h4 – h5 = 358 – 348 = 10

Untuk skala flowmeter 5:


Beda tinggi (Δh) = h4 – h5 = 358 – 348 = 10

Tabel B.1 Data Hasil Perhitungan untuk Venturimeter, Orificemeter, Rotameter


Rotameter
Waktu Venturimeter Orificemeter (mmH2O)
Skala (menit) Debit (mmH2O) (mmH2O)
Flowmeter (L/m)
1 2 3 Rata- h1- h2 h1- h3 h6- h7 h6- h8 H5- h4
rata
(∆h) (h) (∆h) (h) (∆h)

3 0,236 0,225 0,225 0,228 4,385 16 8 27 18 15


4 0,187 0,175 0,176 0,179 5,586 18 15 18 16 10
5 0,151 0,148 0,152 0,15 6,666 25 11 30 19 10

Keterangan:
∆h : Beda Tinggi (mm)
h : Kehilangan Tenaga (mm)
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Flowmeter Gambar C.2 Venturimeter

Gambar C.3 Rotameter Gambar C.4 Tangki Penampung

Anda mungkin juga menyukai