Anda di halaman 1dari 7

Nama : CINDY SEPTIKA SARI

Nim : 21063

1. Tuliskan Jenis - jenis metode explorasi geofisika


2. Tuliskan jenis - jenis aquifer
Jawaban:

1. 1)  Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)


Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial
listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah
yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi  yaitu :
a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan
sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang
mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding
terbalik dengan resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding
terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu ρapp
(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan peletakan
eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian resistivity
yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
Metoda Wenner
Metoda Gradien
Metoda Schlumberger
Metoda Dipole-dipole
Metoda Pole-dipole
Teknik akusisi data resistivity :
- Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter dll)
- Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara
lateral
- Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap
pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
2)    Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala
arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu
transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak
dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang
sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya,
sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang
seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
Huygens mengatakan bahwa ”gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke
segala arah dengan bentuk bola”.
Hukum snellius menyatakan bahwa “bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua
medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika
sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan
dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang,
gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar”.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
A. Metode seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang
terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat
rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta
fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang
yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan
sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo
gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya
3)    Metode GPR (Ground Penetrating Radar)
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika
yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan
gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi
seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk
mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan
resolusi yang tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi.
Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity
Sounding disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman,
dan transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa
yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan bistatik.
Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena. sedangkan
moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan
karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor
(real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan gelombang
EM menjalar dari transmitter, target dan  ke receiver. Tampilan ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini
terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan antara
medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi
terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai
berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang
elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan permitivitas listrik
(p) adalah konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya
jika berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material
tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet
dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari media yang
berdekatan.
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal pada
permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode Geofisika
lainya 
4)  Metode Gravity
Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang
sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari
kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa
batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau
lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan
dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam
metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di
bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya
digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak
dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan
dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah
permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun
meneral lainnya.
5) Metode Magnetik
Dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya.
Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi mineral ferromagnetic,
paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya
digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan
mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada studi
geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila
dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang
dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang
ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang tinggi
seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain

2. Akuifer merupakan formasi geologi yang jenuh sehingga dapat dijadikan pemasok udara
dalam jumlah yang disediakan untuk keperluan tertentu seperti domestik, pertanian,
peternakan, industri dan lainnya).
Jenis-jenis akuifer: Berdasarkan pengertian, sistem, dan klasifikasi akuifer yang telah dijelaskan
di bagian sebelumnya, maka akuifer dapat dibedakan kedalam beberapa jenis akuifer. Menurut
Kodoatie (2012), jenis akuifer terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Akuifer bebas, atau unconfined aquifer. Akuifer yang lapisan pembatasnya hanya pada bagian
bawah saja dan tidak ada lagi sekat dengan lapisan atasnya, yaitu pada muka air tanah.
2. Akuifer tertekan, atau confined aquifer. Akuifer yang pembatas pada lapisan atas dan bawahnya
merupakan pembatas yang tidak tembus air sehingga menyebabkan air muncul di atas formasi
tertekan pad abagian bawahnya sehingga akuifer ini terisi penuh oleh air tanah.
3. Akuifer semi tertekan, atau leaky aquifer. Akuifer yang memiliki air yang jenuh dan dibatasi
oleh lapisan atas berupa akuitard dan lapisan bawah yang merupakan akuiklud. Jenis akuifer ini
merupakan jenis akuifer yang sempurna karena pada lapisan atas dibatasi oleh lapisan semi-
lolos air dan lapisan bagian bawah adalah lapisan lolos air atau semi-lolos air.

Anda mungkin juga menyukai