Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI TEKNIK BUDIDAYA KACANG HIJAU

Kapita Selekta Budidaya Tanaman

Disusun oleh:
Retno Meitasari 20140210015
Duwi Krisyanto 20140210094
Budi Suryansyah 20140210098
Alfi Muthia Anjani 20140210099
Fajar Muzaki Zulfaqor 20140210145
Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak
dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi
lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk
melakukan ekspor kacang hijau. Produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun 2010 yaitu
sebanyak 291.705 ton, tahun 2011 sebanyak 341.342 ton, tahun 2012 sebanyak 284.257 ton, tahun
2013 sebanyak 204.670 ton, tahun 2014 sebanyak 244.589 ton dan tahun 2015 sebanyak 271.463
(BPS, 2017).
Tujuan

• Mengetahui teknologi budidaya kacang hijau.

• Membandingkan teknologi budidaya kacang hijau dari satu daerah dengan daerah yang lain.
Hasil Observasi

No Good Agriculture Practice (GAP) Gunung Kidul Kulon Progo


. Penyiapan lahan Pembajakan dilakukan sedalam 15- Sebelum diolah, gulma yang ada dilahan
Pada lahan bekas padi, tidak perlu 20 cm, kemudian dihaluskan dan disemprot menggunakan Roundup.
dilakukan pengolahan tanah. diratakan. Saluran irigasi dibuat Petani mengolah lahan dengan cara
Tunggul padi perlu dipotong pendek dengan jarak 3-5 cm. mencangkul.
dan dibersihkan seperlunya dan Alat yang digunakan traktor dan Setelah di cangkul, lahan langsung ditanami
dipinggirkan. garu.
Apabila tanah becek maka perlu dibuat
saluran drainase dengan jarak 3-5 m.
Sedangkan pada lahan tegalan atau
bekas tanaman palawija lain perlu
pengolahan tanah
Hasil observasi

Good Agriculture Practice (GAP) Gunung Kidul Kulon Progo


Benih  Varietas yang digunakan adalah  Petani mendapatkan benih dari tetangga
 Semua varietas kacang hijau yang Vima 1. yang menanam kacang hijau
telah dilepas cocok ditanam di  Bahan tanam yang digunakan sebelumnya.
lahan sawah maupun tegalan. berupa biji.
 Varietas terbaru tahan penyakit  Bahan tanam berasal dari daerah
embun tepung dan bercak daun Jawa Timur.
seperti sriti, kutilang, perkutut dan
murai dapat dianjurkan untuk
ditanam pada daerah yang endemic
penyakit tersebut.
 Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha
dengan daya tumbuh 90%
Hasil observasi

Good Agriculture Practice (GAP) Gunung Kidul Kulon Progo

Cara tanam  Penanaman dilakukan  Waktu tanam yaitu pada sore hari.
 Tanam dengan sistem tugal, dua setahun sekali. Jarak tanam yang digunakan yaitu
biji/lubang.  Pola tanam yang dilakukan 20 cm x 20 cm dengan sistem
 Pada musim hujan, digunakan monokultur. pertanaman tumpang sari dengan
jarak tanam 40 cm x 15 cm  Jarak tanam yang digunakan singkong.
sehingga mencapai populasi adalah 40 x 15 cm. Dalam  Tanaman singkong di tanam lebih
300-400 ribu tanaman/ha. satu lubang tanam ditanam 2- dulu.
 Pada musim kemarau 3 benih.  Arah penanaman yaitu memanjang
digunakan jarak tanam 40 cm x  Arah tanam yang dilakukan dari utara ke selatan.
10 cm sehingga populasinya searah dengan datangnya  Pembuatan lubang tanam
sekitar 400-500 ribu sinar matahari. menggunakan ponjo dan satu lubang
tanaman/ha.  Penanaman dilakukan dengan ditanam 3-4 benih.
 Pada bekas tanaman padi, sistem tugal.
penanaman kacang hijau tidak
boleh lebih dari 5 hari sesudah
padi dipanen.
 Penyulaman dilakukan pada
saat tanaman berumur tidak
lebih dari 7 hari.
Hasil Observasi
Good Agriculture Practice (GAP) Gunung Kidul Kulon Progo
Pada budidaya tidak dilakukan Tidak ada pengairan, sistem pertaniannya
Pemeliharaan pengairan karena saat ini masih yaitu sistem tadah hujan.
 Pemupukan musim hujan. Pemberian pupuk hanya sekali selama
Pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/h, penanaman, yaitu pada saat pengolahan lahan
 Pemberian mulsa tanaman dipupuk dengan Urea 45 dengan menggunakan pupuk kandang. Dosis
 Penyiangan kg/h, SP36 45-90 kg/h, dan KCl 50 pupuk yang digunakan yaitu 16 ton/h.
kg/h. Hama yang biasa menyerang yaitu kumbang.
 Pengairan Pupuk kandang diaplikasikan sebagai Pengendalian hama ini dengan cara manual
 Pengendalian hama penutup tanah. Pemberian pupuk yaitu dengan cara mengambil kumbang
anorganik diberikan pada saat tanam dengan tangan.
 Pengendalian penyakit secara larikan di sisi lubang tanam
sepanjang barisan tanaman.
Organisme pengganggu tanaman yang
utama adalah ulat jengkal Plusia
chalcite dan lalat kacang Ophyomia
phaseoli.
Pengendalian yang dilakukan dengan
menggunakan Lenit dan Curacron
dengan dosis 2-3 ml/lt air dan volume
semprot 500-600 lt/h.
Penyulaman dilakukan sebelum
tanaman berumur 7 hari.
Penyiangan gulma dilakukan 2 kali
yakni pada saat tanaman berumur 2
dan 4 minggu.
Hasil Observasi

Good Agriculture Practice (GAP) Gunung Kidul Kulon Progo


Panen dan pasca panen
 Panen dilakukan apabila polong  Panen dimulai saat tanaman berumur 3
 Panen dilakukan apabila polong
sudah berwarna hitam atau coklat. bulan.
sudah berwarna hitam atau coklat.
 Umur panen 57 hari setelah tanam  Kacang hijau yang siap panen ditandai
 Panen dengan cara dipetik dan
(HST). dengan warna yang berubah menjadi
polong segera dijemur selama 2-3
 Panen dengan cara dipetik secara coklat kehitaman.
hari hingga kulit mudah terbuka.
manual.  Pasca panen yang dilakukan yaitu dengan
 Pembijian dilakukan dengan cara
 Polong setelah dipanen dijemur cara menjemur kacnag hijau selama 2 – 3
dipukul, sebaiknya di dalam kantong
selam 2-3 hari hingga kulit mudah hari kemudian merontokan dengan kayu.
plastic atau kain untuk menghindari
terbuka dan biji cukup keras.  Hasil dari kacang hijau dijual ke pasar
kehilangan plastic.
Pembijian dilakukan dengan cara dengan harga Rp 15.000/kg.
 Pembersihan biji dan kotoran
dipukul di dalam kantong plastik
menggunakan tampah dan biji
atau kain untuk menghindari
dijemur ladi sampai kering simban
kehilangan hasil. Pengujian kadar
yaitu kadar air 8-10%.
air hingga kadar airnya.
ANALISIS

Observasi dilakukan pada dua tempat


yaitu di Balai Perbenihan Gading, Playen,
Gunung Kidul dan di Sentolo, Kulon
Progo. Di kedua lokasi observasi memiliki
perbedaan teknik budidaya kacang hijau.
1.Penyiapan lahan
2.Benih
3.Cara penanaman
4.Pemeliharaan
5.Panen dan pasca panen
KESIMPULAN

• Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

• Budidaya kacang hijau di Balai Perbenihan Gading sudah sesuai dengan GAP, sedangkan budidaya kacang hijau
di lahan petani Sentolo belum sesuai dengan GAP.

• Hasil produksi kacang hijau di Balai Pelatihan Gading di kirim ke Kota Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan
benih kedelai sedangkan hasil produksi kacang hijau di lahan petani Sentolo dijual di pasar Sentolo.

Anda mungkin juga menyukai