Anda di halaman 1dari 93

Bab ini membahas (1) Gambaran Umum Kabupaten Mamberamo Tengah,

(2) Penentuan Cakupan Delineasi Kawasan Perencanaan Kota Kobakma,


(3) Gambaran Umum Kota Kobakma.

KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN

3.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAMBERAMO TENGAH


3.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi
Kabupaten Mamberamo Tengah sepcara geografis terletak antara
138º 27’ 00” - 139º 27’ 30” Bujur Timur (BT) dan 03º 08’ 45”-03º 53’ 53”
Lintang Selatan (LS). Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sebesar
3.743,64 Km2 (374.364 Ha) atau 1,1% dari luas daratan Provinsi Papua
± (309.934,40 km²). Secara keruangan kabupaten ini mempunyai posisi
sebagai berikut :
▪ Sebelah Utara Berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Raya
dan Kabupaten Jayapura
▪ Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Yalimo
▪ Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya
▪ Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya dan
Kabupaten Tolikara
Keberadaan wilayah administratif Kabupaten Mamberamo
Tengah dikukuhkan berdasarkan UU No. 3 tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Mamberamo Tengah di Provinsi Papua pada
tanggal 15 Maret 2007. Kabupaten ini mempunyai potensi listrik
bertenaga air terbesar di Indonesia dan bio etanol yang berlimpah.

| III-1
Kondisi geologinya juga sarat dengan bahan tambang seperti emas,
tembaga, bauksit, dan nikel. Selain itu, kawasan Mamberamo juga
memiliki segudang kekayaan flora dan fauna yang sangat menakjubkan.
Kabupaten Memberamo Tengah memiliki 5 (lima) distrik dan 59
Kampung, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Luas Wilayah menurut Distrik di Kabupaten Mamberamo Tengah

Luas
Jumlah
No. Distrik Wilayah Nama Kampung
Kampung
(km2)
Anduam, Saralema, Boroges,
Kobakma, Gimbis, Gwagi, Laorima,
1. Kobakma 15 565,46 Keniwa, Baliklabuk, Yagaliam,
Seberakulik, Wiyagobak, Moga,
Dokle, Anduam
Ilugwa, Melanggama, Wirima,
2. Ilugwa 6 80,37
Ilugwa, Kalarin, Danama
Togirik (Yinaga), Yagabur, Tari,
Gelora, Uganda, Binime, Tikapura,
Timera, Onggobalo/Gwipu,
3. Kelila 19 165,95
Mabuna, Dibunggen, Kelila,
Kambo, Dogobak, Pelame, Kindok,
Yalonggolo, Kumbu, Apalo
Mogonik, Kino, Ayeki, Mologo,
Yabendil, Winima, Arshol, Wanilok
4. Eragayam 15 662 (Yelak), Pagale, Egaima, Enggama,
Winam, Kugap, Eragayam,
Wurigelebur
Taria (Tarika), Megabilis,
5. Megambilis 4 2.269,86
Homasyam, Higisyam
Total 59 3.743,64
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Distrik Kelila memiliki jumlah kampung terbanyak dibandingkan


distrik yang lain di Kabupaten Memberamo Tengah, yaitu mencapai 19
kampung. Distrik Kobakma sebagai pusat administratif Kabupaten
Memberamo Tengah juga memiliki jumlah kampung yang relatif banyak,
yaitu 17 kampung, sama dengan jumlah kampung di Distrik Eragayam.
Jumlah kampung paling sedikit terdapat di Distrik Megambilis dengan
jumlah 4 kampung, selain itu Distrik Ilugwa juga memiliki kampung yang
relatif sedikit, yaitu 6 kampung. Dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

| III-2
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-3
3.1.2 Kondisi Fisik
A. Topografi dan Kelerengan
Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik topografi
suatu wilayah yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian lahan dan banyak
mempengaruhi penataan lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun,
kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan terhadap
konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng merupakan faktor utama yang menentukan suatu
daerah apakah layak untuk dibudidayakan atau tidak. Penggunaan lahan
untuk kawasan fungsional seperti persawahan, ladang dan kawasan
terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%, sedangkan
lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk penggunaan
perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Untuk lebih jelasnya
karakteristik tiap kemiringan lereng dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan
kecil.
2. Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan
pertanian, namun bila terjadi kesalahan dalam pengelolaannya masih
mungkin terjadi erosi.
3. Kelerengan 10% - 30% merupakan daerah yang sangat mungkin
mengalami erosi, terutama bila tumbuhan pada permukaannya ditebang.
Daerah ini masih dapat dibudidayakan namun dengan usaha lebih.
4. Kelerengan > 30% merupakan daerah yang sangat peka terhadap bahaya
erosi, dan kegiatan di atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi
penebangan hutan akan membawa akibat terhadap lingkungan yang lebih
luas.
Secara Topografis Kabupaten Mamberamo Tengah sangat bervariasi
mulai dari daerah dataran rendah sampai bergunung-gunung dengan
ketinggian antara 110 – 1.800 (lihat Tabel 3.2). Peta Nasional menunjukkan
bahwa 85% wilayahnya adalah Kawasan Hutan Lindung, Suaka Alam dan
Wisata serta 15% layak dan cocok dikembangkan untuk Kawasan Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Perikanan Darat. Berdasarkan kemiringan

| III-4
lahan, wilayah Kabupaten Mamberamo Tengah memiliki lahan dengan
kemiringan antara 0 – 15 % seluas 186.984,51 Ha (40%), kemiringan 15% -
40% seluas 215.428,47 Ha (53 %) dan kemiringan 40% ke atas seluas
6.216,55 Ha (1,52%). Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lereng untuk
masing-masing distrik dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.2
Tinggi Wilayah berdasarkan Distrik di Kabupaten Mamberamo Tengah

No. Distrik Tinggi Wilayah ( mdpl)


1 Kobakma 970
2 Illugwa 1.810
3 Kelila 1.320
4 Eragayam 1.660
5 Megambilis 110
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Tabel 3.3
Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lereng

Kemiringan Lereng
No Distrik Total
0-8 8-15 15-25 25-40 >40
1 Eragayam 6,865.62 2,473.07 18,066.14 33,395.39 1,044.80 61,845.03
2 Ilugwa 1,779.82 0.35 7,499.75 9,467.75 1,205.17 19,952.85
3 Kelila 1,041.04 3,198.90 6,390.60 3,973.86 0.65 14,605.05
4 Kobakma 14,205.92 11,398.40 33,862.09 29,689.23 2,065.25 91,220.90
5 Megambilis 139,603.22 6,418.15 33,662.40 39,421.25 1,900.68 221,005.70
Total 163,495.63 23,488.87 99,480.98 115,947.48 6,216.55 408,629.53
Sumber : RPJMD Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2018-2023

Daerah datar dapat ditemukan di bagian utara Distrik Megambilis,


dengan bentuk lahan asal proses Fluvial karena pengaruh proses sungai. Pusat
aktifitas di Distrik Kobakma juga mempunyai lereng yang datar hingga landa,
namun dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan. Lereng datar hingga
landai kemudian dapat ditemukan di lembah perbatasan antara Distrik Kelila,
Eragayan dengan Distrik Megambilis. Dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan
Gambar 3.3 berikut.

| III-5
Gambar 3.2 Peta Topografi Di Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-6
Gambar 3.3 Peta Kemiringan Lereng Di Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-7
B. Jenis Tanah
Tanah merupakan salah satu sumberdaya fisik wilayah yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam suatu perencanaan. Jenis tanah di
Kabupaten Mamberamo Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4
Jenis Tanah di Kabupaten Mamberamo Tengah

Administarsi Bahan Induk


Jenis Tanah Luas Total Luas
Distrik Pembentuk
Metamorf Mediteran 60.684,92
Distrik Eragayam Sedimen Podsolik 15.418,55 83.609,82
Sedimen berkapur Litosol 7.506,36
Batugamping Renzina 22.184,15
Distrik Ilugwa 26.819,00
Sedimen berkapur Litosol 4.634,85
Batugamping Renzina 1.502,75
Distrik Kelila Metamorf Mediteran 1.694,29 13.022,05
Sedimen berkapur Litosol 9.825,00
Batugamping Renzina 3.033,52
Distrik Kobakma Metamorf Mediteran 37.509,23 78.350,18
Sedimen berkapur Litosol 37.807,43
Aluvium Tanah Glei 101.602,64
Aluvium dan organik Tanah Glei 936,83
Distrik Megamabilis Metamorf Mediteran 33.619,67 237.183,05
Sedimen Podsolik 40.678,36
Volkanik Latosol 60.345,55
Total 438.984,10
Sumber: RTRW Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2016

| III-8
Gambar 3.4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-9
C. Hidrologi
Sumber air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Mamberamo Tengah
berasal dari sungai dan mata air pegunungan. Sungai-sungai tersebut antara
lain Sungai Cola, Sungai Taria, Sungai Tirabungga, Sungai Konageima, Sungai
Mulik, mata air Gunung kali dua, mata air Sariaro, Mata Air Kali Gerare, Mata
Air Tambi, Mata Air Kagri, Mata Air Korera, Mata Air Gwarike, Mata Air Maga,
Mata Air Pri, Mata Air Pipu, Mata Air Kamika, Mata Air Dorma, dan Mata Air
Honacam.
Sungai-sungai di Kabupaten ini termasuk dalam pola sungai yang deras
airnya dimana pola sungai seperti ini sangat reaktis dalam pengikisan tanah
sepanjang alur sungai, proses sedimentasi dan banjir sepanjang cakupan
sungai. Pola aliran air permukaan trellis dan sub dendritik dan alirannya
adalah yang interminfent dan permanent mengalir sepanjang tahun dengan
aliran sungai yang pada umumnya panjang. Sungai pada umumnya bermuara
ke arah Selatan Pulau Papua termasuk sungai Baliem, sedangkan sungai kecil
lainnya mengalir kearah Utara melalui Sungai Mamberamo.

D. Klimatologi/Curah Hujan
Rata-rata curah hujan bulanan adalah 155,0 mm. Curah hujan rata-rata
tertinggi terjadi pada bulan Maret (292,5 mm) dan Desember (244,9 mm),
sedangkan terendah pada bulan Mei (43,8 mm). Jumlah harin hujan terbanyak
terjadi pada bulan Maret (28 hari) dan Bulan Desember (27 hari). Intensitas
penyinaran matahari tertinggi pada bulan Mei (92%) dan terendah pada bulan
Januari (36%). Lebih jelasnya mengenai kondisi klimatologi Kabupaten
Mamberamo Raya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Kondisi Klimatologi di Kabupaten Mamberamo Tengah

Jumlah Curah Jumlah hari hujan Penyinaran


Bulan (hari) Matahari (%)
Hujan (mm)
Januari 150,9 18 36
Februari 159,8 25 68
Maret 292,5 28 55
April 235,5 26 62
Mei 43,8 17 92
Juni 105,3 24 78

| III-10
Jumlah Curah Jumlah hari hujan Penyinaran
Bulan (hari) Matahari (%)
Hujan (mm)
Juli 96,0 21 65
Agustus 109,0 19 76
September 55,7 22 73
Oktober 160,0 25 62
November 206,3 23 56
Desember 244,9 27 50
Rata-rata 155.0 22.9 64.4
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Data iklim di Kabupaten Mamberamo Tengah bersumber dari Badan


Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wamena, hal ini dilakukan sebab belum ada
BMG khusus untuk Kabupaten Mamberamo Tengah. Data yang disajikan
berikut adalah data rata-rata kondisi iklim (suhu, kelembaban, kecepatan
angin, dan tekanan udara) Tahun 2020. Secara singkat data iklim Kabupaten
Mamberamo disajikan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Data Iklim (kelembaban, penyinaran matahari, dan curah hujan)

Suhu Kelembaban Kecepatan Angin Tekanan Udara


Bulan
(oC) (%) (m/det) (mb)
Januari 22,3 73,0 3,5 1.019,5
Februari 20,3 84,0 2,5 1.020,5
Maret 19,9 86,0 2,4 1.020,6
April 20,1 84,0 2,4 1.021,0
Mei 20,2 81,0 2,3 1.020,4
Juni 19,5 84,0 2,2 1.020,8
Juli 10,6 83,0 2,1 1.020,0
Agustus 11,7 84,0 2,5 1.020,7
September 12,8 83,0 2,3 1.020,3
Oktober 12,0 84,0 2,2 1.019,7
November 14,4 83,0 2,3 1.019,9
Desember 14,5 85,0 2,0 1.019,2
Rata-rata 16,5 82,8 2,4 1.020,2
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa suhu rata-rata


bulanan mencapai angka 16,5oC dengan suhu tertinggi terjadi pada Bulan
Januari (22,3 oC), suhu terendah terjadi pada Bulan Juli (10,6 oC), Tingkat

| III-11
kelembaban rata-rata bulanan mencapai 82,8%, Kecepatan angin dengan rata-
rata 2,4 m/det serta tekanan udara dengan rata-rata 1.020,2 mb.

E. Geologi
Sebagian besar di daerah Kabupaten Mamberamo Tengah terdiri dari
wilayah perbukitan yang mempunyai jenis tanah litosol. Jenis tanah ini
ditandai oleh sifat keasaman, kandungan zat organik kejenuhan basa, daya
absorbsi, permeabilitas dan kandungan unsur haranya sangat bervariasi serta
kepekaan air terhadap erosi besar. Selain merupakan daerah perbukitan
Kabupaten Mamberamo Tengah juga merupakan daerah dataran tinggi yang
umumnya terdapat jenis tanah podsolik coklat. Jenis tanah yang ditandai oleh
keasaman tanah bervariasi antara agak asam dibagian atas dan makin ke
bawah makin basah. Bahan organiknya rendah-rendah, kejenuhan basa tinggi
serta kepekaan terhadap erosi tinggi. Penggunaan tanah ini pada umumnya
untuk hutan dan kayu-kayuan.
Secara umum pada Tabel 3.7 dan Gambar 3.6 dapat dilihat bahwa
geologi di Kabupaten Mamberamo Tengah terbagi menjadi 7 kondisi geologi,
yaitu alluvium, batuan malihan darewo, batuan terobosan timepa, batuan
ultramafik, endapan terbiku, formasi waripi, serta kelompok kembelengan tak
terpisahkan. Kandungan untuk masing-masing kondisi geologi di Kabupaten
Mamberamo Tengah adalah sebagai berikut (Direktorat Geologi Tata
Lingkungan)
1. Alluvium meliputi kerikil, pasir, lumpur, lanau, dan gambut.
2. Batuan malihan darewo meliputi batusabak, filit, sekis kuarsa mika, dan
sekis klorit.
3. Batuan terobosan timepa meliputi diorit, granodiorit dan andesit
4. Batuan ultramafik meliputi Dunit, serpentinit, peridotit, piroksenit,
harzburgit, batuan basal meta dan spilit.
5. Endapan terbiku meliputi konglomerat, breksi dan pasir.
6. Formasi waripi meliputi kalkarenit, biokalkarenit, batupasir kuarsa
gampingan, batulanau dan lapisan tipis batulanau.

| III-12
7. Kelompok kembelangan tak terpisahkan meliputi batulempung,
batusabak, sedikit sisipan batulanau, setempat batugamping lumpuran
dan batu pasir.
Tabel 3.7
Luas Wilayah berdasarkan Kondisi Geologi Kabupaten Mamberamo Tengah

Jenis Kecamatan/Distrik
Total
Geologi Eragayam Ilugwa Kelila Kobakma Megambilis
Aluvium - - - - 102.753,80 102.753,8
Batuan
Malihan 29.478,22 1.421,92 11.370,68 36.220.,0 15.609,15 94.100,57
Dorewo
Batuan
Terobosan 19.835,53 - - 14.347,05 84.609,52 118.792,1
Timepa
Batuan
867,95 - - - 10.978,27 11.846,22
Ultramafik
Endapan
1.901,13 - 611,46 5.466,54 - 7.979,13
Terbiku
Formasi
5.564,88 112,64 1.322,84 - 7.000,36
Waripi
Kelompok
Kembelengan
8.691,69 12.955,40 2.502,98 33.365,02 - 57.515,09
tak
terpisahkan
Sungai 1.016,64 10,65 7,29 498,85 4.952,08 6.485,51
Danau 53,87 - - - 2.102,88 2.156,75
Total 408.629,53
Sumber: RPJMD Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2018-2020

F. Status Kawasan Hutan


Status kawasan hutan di Kabupaten Mamberamo Tengah berdasarkan
SK Kawasan Hutan 782/Menhut-II/2012 dan SK.9426/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/II/2019 menunjukkan bahwa 85% kawasannya
merupakan kawasan hutan lindung. Dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8
Kawasan Hutan di Kabupaten Mamberamo Tengah

Administarsi Distrik SK Kawasan Hutan Luas (Ha)


Air 1.029,87
APL 341,92
Distrik Erayagam
HL 66.871,18
HPK 15.366,85
APL 1.536,74
Distrik Ilugwa HL 12.991,50
HPK 12.290,78

| III-13
Administarsi Distrik SK Kawasan Hutan Luas (Ha)
HPT 0,00
Air 2,85
APL 1.239,77
Distrik Kelila
HL 2.906,46
HPK 8.872,96
Air 495,15
APL 1.599,97
Distrik Kobakma
HL 71235,50
HPK 5.019,53
Air 7.183,50
APL 1.275,09
Distrik Megambilis HL 113.621,37
HPT 344,35
KSA 114.758,74
Total 438.984,10
Sumber: SK Kawasan Hutan 782/Menhut-II/2012 dan SK.9426/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/II/2019

| III-14
Gambar 3.5 Peta Klimatologi Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-15
Gambar 3.6 Peta Geologi Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-16
3.1.3 Kependudukan
A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Kabupaten Mamberamo Tengah dalam angka 2021
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Mamberamo Tengah pada
Tahun 2020 sebanyak 50.685 jiwa dengan jumlah penduduk tertinggi berada
di Distrik Illugwa dengan sebanyak 13.855 jiwa dengan kepadatan penduduk
172.39 km2 dan jumlah penduduk terendah berada di Distrik Megambilis
dengan jumlah penduduk 1.256 jiwa dengan kepadatan penduduk 0.55 km 2.
Lebih rinci mengenai jumlah dan kepadatan penduduk berdasarkan Distrik
dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun
2020

Kepadatan Penduduk
No Distrik Jumlah Penduduk (jiwa)
(km2)
1 Eragayam 8.573 12,95
2 Ilugwa 13.855 172,39
3 Kelila 13.497 81,33
4 Kobakma 13.502 23,88
5 Megambilis 1.256 0,55
Total 50.685 13,54
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Jumlah Penduduk (jiwa)

1,256
8,573

13,502

13,855

13,497

Eragayam Ilugwa Kelila Kobakma Megambilis

Gambar 3.7 Distribusi Jumlah Penduduk di Kabupaten


Mamberamo Tengah

| III-17
Gambar 3.8 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Mamberamo Tengah

| III-18
B. Struktur Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten
Mamberamo Tengah Tahun 2020 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-
laki sebesar 26.823 jiwa dan perempuan sebesar 23.862 jiwa. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada Tahun 2020 di
Kabupaten Mamberamo Tengah lebih banyak daripada jumlah penduduk
perempuan. Dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Kelompok Jenis Kelamin


Jumlah
Umur Laki-laki Perempuan
0-4 2.805 2.656 5.461
5-9 2.996 2.651 5.647
10-14 2.342 1.968 4.310
15-19 2.731 2.498 5.229
20-24 2.364 2.225 4.589
25-29 1.976 2.192 4.168
30-34 2.318 2.357 4.675
35-39 2.038 1.963 4.001
40-44 2.410 1.942 4.352
45-49 1.610 1.385 2.995
50-54 1.596 1.111 2.707
55-59 964 568 1.532
60-64 425 202 627
65-69 135 76 211
70-75 74 50 124
75+ 39 18 57
Total 26.823 23.862 50.685
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

Kondisi penduduk di Kabupaten Mamberamo Tengah hingga saat ini


masih didominasi oleh kelompok balita dan usia remaja, sehingga jika
digambarkan ke dalam bentuk piramida karakteristik Kabupaten Mamberamo
Tengah adalah pramida penduduk melebar atau piramida muda. Gambaran
dari karakteristik penduduk ini adalah menunjukan tingginya potensi usia
produktif namun di sisi lain menyimpan angka ketergantungan usia tidak
produktif yang tinggi pula.

| III-19
75+
70-75 Laki-laki
65-69 perempuan
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
11-14
5-10
0-4
-3.000 -2.000 -1.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000

Gambar 3.9 Grafik Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan


jenis Kelamin di Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2020
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah dalam Angka 2021

3.1.4 Perekonomian
A. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010 (juta
rupiah), laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun
2016 hingga Tahun 2020 mengalami peningkatan. Pada Tahun 2016 laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamberamo Tengah sebesar 644.350,7
juta rupiah. Tahun 2017 sebesar 680.833,7 juta rupiah. Tahun 2018 sebesar
715.594,9 juta rupiah. Tahun 2019 sebesar 750.946,3 juta rupiah dan pada
Tahun 2020 sebesar 758.620,5 juta rupiah.

| III-20
758.620,50
750.946,30

715.594,90

680.833,70

644.350,70

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 3.10 Trend Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamberamo Tengah

B. Struktur Ekonomi
Pada Tahun 2020, struktur atau peranan lapangan usaha Mamberamo
Tengah terbesar diberikan oleh sektor Administrasi Pemerintahanm
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 29,66%. Peranan ekonomi
terbesar kedua diberikan oleh sektor lapangan usaha Konstruksi dengan
sumbangsih nilai sebesar 26,43%.
Pada Tahun 2020. PDRB per kapita atas dasar harga konstan dari
tahun 2016 sampai Tahun 2020 terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2016 PDRB Kabupaten Mamberamo Tengah sebesar 644.350.70 dan
meningkat menjadi 758.620.50 pada Tahun 2020.
Tabel 3.11
PDRB Kabupaten Mamberamo Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha. 2016-2020 (Miliar Rupiah)
Lapangan
2016 2017 2018 2019 2020
Usaha
Pertanian.
kehutanan. 113.769.10 117.681.10 120.277.80 122.727.00 123.287.70
perikanan
Pertambangan
8.439.20 9.155.70 9.585.30 9.984.30 10.443.60
dan galian
Industri
541.0 592.8 624.6 642.9 663.2
Pengolahan
Pengadaan
0 0 0 0 0
listrik dan gas
Pengadaan air.
pengelolaan
0 0 0 0 0
sampah. limbah
dan daur ulang
Konstruksi 150.939.80 162.312.00 172.569.20 183.672.30 182.900.90

| III-21
Lapangan
2016 2017 2018 2019 2020
Usaha
Perdagangan
besar dan 63.434.20 68.780.40 72.999.60 76.780.60 80.008.20
eceran
Transportasi
dan 35.306.20 37.705.50 39.601.50 41.806.70 41.926.10
pergudangan
Penyediaan
akomodasi dan 114.6 124.6 131.2 138.4 140.7
makan minum
Informasi dan
41 44.7 45.8 47.3 49
komunikasi
Jasa Keuangan
302.3 315.6 329 341.6 357.8
dan Asuransi
Real Estate 13.155.70 13.954.70 14.566.80 15.117.30 15.290.30
Jasa
734.9 768 793.3 812.3 834.5
perusahaan
Administrasi
pemerintahan.
pertanahan. 188.141.90 194.145.10 205.489.50 216.922.60 217.781.40
dan jaminan
sosial
Jasa pendidikan 33.462.40 36.245.60 37.795.70 39.397.40 40.491.50
Jasa kesehatan
dan kegiatan 22.794.90 24.815.50 26.072.50 27.337.20 28.691.90
sosial
Jasa lainnya 13.173.40 14.192.30 14.713.20 15.218.40 15.753.50
PDRB 644.350.70 680.833.70 715.594.90 750.946.30 758.620.50
Sumber : Kabupaten Mamberamo Tengah Dalam Angka 2020

3.2. PENENTUAN CAKUPAN DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN


KOTA KOBAKMA
3.2.1. Penentuan Identifikasi Kawasan Perencanaan
Penentuan identifikasi kawasan perkotaan melalui kriteria yang
didasarkan pada berbagai komponen pembentuk ruang. Sehingga
teridentifikasi kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai cakupan
kawasan perencanaan. Berikut merupakan penjabaran penentuan cakupan
Kawasan Kota Kobakma.
A. Batas Wilayah
Ketentuan penetapan Kota Kobakma terkait variabel batas wilayah
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan. Pada pasal 6 menyebutkan Batas, luas, dan
fungsi Kawasan ditentukan berdasarkan.
1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten;

| III-22
2. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
Rencana tata ruang wilayah kabupatan/kota pada wilayah kajian adalah
Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2016-2036.
Pasal 10 Pusat Kegiatan Lokal yaitu Kota Kobakma di Distrik Kobakma.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.11 berikut ini.

B. Bukan Kawasan Lindung


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan berdasarkan
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten dan Kota Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, zona kawasan lindung yang salah satunya terdiri dari
kawasan hutan lindung. Berdasarkan data status kawasan hutan Kementerian
Lingkungan Hidup SK.782/Menhut/2012 dan SK Nomor 9426/MENLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/II/2019, Kota Kobakma didominasi oleh penggunaan lain
(APL).

C. Bukan Kawasan Pertanian


Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan
Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. Untuk
memenuhi fungsi dari kawasan perkotaan, maka wilayah cakupan perkotaaan
tidak diarahkan sebagai lahan pertanian (sawah) terutama Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.

D. Memiliki Karakteristik Kawasan Budidaya


Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

| III-23
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Peraturan Menteri Agraria
Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan
Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota
Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota menjabarkan kawasan
budidaya terdiri dari kawasan perumahan, perdagangan dan jasa,
perkantoran, Fasilitas pelayanan umum, industri, hutan produksi, hutan
rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, RTNH, sektor informasi, TPA,
pembangkit tenaga listrik, pariwisata, pertahanan dan keamanan, pos lintas batas
negara, transportasi, lainnya serta campuran. Kawasan budidaya di Kota Kobakma
berupa permukiman, Fasilitas pelayanan umum, perkantoran, perkebunan rakyat,
dan pertahanan dan keamanan.

E. Jumlah penduduk
Berdasarkan Kabupaten Dalam Angkan (KDA) Mamberamo Tengah
tahun 2021, penduduk di Distrik Kobakma adalah 13.502 jiwa dan Kota
Kobakma sebanyak 7.265 jiwa. Jika diklasifikasikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Penataan Ruang,
maka Kota Kobakma termasuk dalam klasifikasi Kawasan Perkotaan Kecil.

3.2.2. Delineasi Kota Kobakma


Penenentuan deliniasi kawasan Kota Kobakma didasarkan pada
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 9426/MENLHK-PKRTL/KUH/PLA.2/II/2019 tentang
Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Papua Sampai
dengan Tahun 2018 dimana kawasan deliniasi yang ditentukan sebagai
Kawasan Kota Kobakma adalah Kawasan dengan fungsi area penggunaan
lainnya (APL). Delineasi Kota Kobakma memiliki luas wilayah kurang
lebih 1.432,42 Ha yang terdiri dari 8 kampung yaitu Kampung Boroges,
Kampung Dogle, Kampung Gimbis, Kampung Keniwa, Kampung
Kobakma, Kampung Moga, Kampung Seralema dan Kelurahan Kobakma.
Secara administratif Kota Kobakma berbatasan dengan wilayah-wilayah
sebagai berikut.

| III-24
▪ Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Guawage dan
Kampung Yagalim
▪ Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Keniwa
▪ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Kampung Sarelema
dan Kampung Anduang
▪ Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Anduang dan
Kampung Yagalim
Luas wilayah Kota Kobakma untuk lebih detail per kampung dapat
dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Pembagian adimistrasi Kota Kobakma Kota Kobakma

Administarsi
Administarsi Kampung Luas Ha
Distrik
Kampung Boroges 289,09
Kampung Dogle 319,76
Kampung Gimbis 129,67
Distrik Kobakma Kampung Kobakma 53,25
Kampung Moga 419,33
Kampung Seralema 147,14
Kelurahan Kobakma 74,19
Total 1.432,42
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-25
Gambar 3.11 Peta Orientasi Kota Kobakma

| III-26
Gambar 3.12 Peta Delineasi Kota Kobakma

| III-27
Gambar 3.13 Peta Administrasi Kota Kobakma

| III-28
3.3. GAMBARAN UMUM KOTA KOBAKMA
3.3.1. Kondisi Fisik
A. Topografi (Ketinggian, Kemiringan, dan Morfologi)
1) Ketinggian
Keadaan topografi menggambarkan perbedaan tinggi rendahnya
daerah dipermukaan bumi, seperti daerah dataran/landai,
bergelombang/berbukit dan pegunungan atau bentuk morfologi
suatu daerah. Berdasarkan Kecamatan Kobakma dalam Angka
2020, Wilayah Kota Kobakma berada di daerah lereng/berbukit
dengan ketinggian antara 860-1140 meter diatas permukaan
laut, dapat dilihat pada Tabel 3.13 dan Gambar 3.14 berikut ini.
Tabel 3.13
Kondisi Ketinggian Lereng di Kota Kobakma

Ketinggiang (Mdpl) Luas


Kampung 680 - 770 770 - 860 860 - 950 950 - 1040 1040 - 1140 Ha %
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Kampung
0,00 0,00 0,00 0,00 15,76 1,10 215,89 15,07 57,44 4,01 289,09 20,18
Boroges
Kampung
0,00 0,00 78,11 5,45 241,65 16,87 0,00 0,00 0,00 0,00 319,76 22,32
Dogle
Kampung
0,00 0,00 0,36 0,03 114,21 7,97 15,10 1,05 0,00 0,00 129,67 9,05
Gimbis
Kampung
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 52,04 3,63 1,21 0,08 53,25 3,72
Kobakma
Kampung
49,45 3,45 106,46 7,43 130,79 9,13 129,40 9,03 3,23 0,23 419,33 29,27
Moga
Kampung
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 74,15 5,18 72,99 5,10 147,14 10,27
Seralema
Kelurahan
0,00 0,00 0,00 0,00 3,35 0,23 70,84 4,95 0,00 0,00 74,19 5,18
Kobakma
Total 1432.4
49,45 3,45 184,93 12,91 505,76 35,31 541,00 37,77 134,87 9,42 100
Luas 2
Sumber: DEM Alos Palsar Tahun 2021

| III-29
Gambar 3.14 Peta Topografi Kawasan Kota Kobakma

| III-30
2) Kemiringan lereng
Pada umumnya, Wilayah Perencanaan (WP) Kota Kobakma
memiliki kemiringan lereng 0-45% dengan masing-masing
bagian yaitu 0-8% yang tersebar di bagian tengah, utara, timur
dan selatan, 8-15% yang tersebar di bagian tengah, utara, timur
dan selatan, dan 15-25% yang tersebar di utara, barat dan
selatan serta 25-45% berada di sebelah utara . Hal tersebut
mengklasifikasikan bahwa Kota Kobakma, masuk kedalam
kelerengan datar dan berbukit/pegunungan, memiliki tingkat
kesesuaian yang sangat cocok untuk dikembangkan pemanfaatan
ruang dan kegiatan pendukung kawasan perkotaan. Untuk lebih
jelasnya mengenai kondisi kemiringan lereng di Kota Kobakma
dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14
Kondisi Kemiringan Lereng Kota Kobakma

Kemiringan Luas
Kampung 0-8 % 8-15 % 15-25 % 25-45 % >45 %
Ha %
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Kampung
154,42 10,78 112,50 7,85 0,00 0,00 18,88 1,32 3,29 0,23 289,09 20,18
Boroges
Kampung
190,36 13,29 90,56 6,32 15,20 1,06 12,18 0,85 11,47 0,80 319.76 22.32
Dogle
Kampung
93,70 6,54 31,22 2,18 0,00 0,00 2,97 0,21 1,78 0,12 129.67 8.02
Gimbis
Kampung
21,25 1,48 18,49 1,29 12,97 0,91 0,53 0,04 0,00 0,00 53.25 3.72
Kobakma
Kampung
26,54 1,85 95,23 6,65 125,31 8,75 170,16 11,88 2,11 0,15 419.33 29.27
Moga
Kampung
13,20 0,92 55,51 3,88 41,52 2,90 36,60 2,56 0,30 0,02 147.14 10.27
Seralema
Kelurahan
47,57 3,32 26,62 1,86 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 74,19 5,18
Kobakma
Total
547,04 38,19 430,13 30,03 195,00 13,61 241,32 16,85 18,95 1,32 1432.42 100
Luas
Sumber: DEM Alos Palsar Tahun 2021

3) Morfologi
Pada umumnya, Kota Kobakma memiliki kondisi morfologi datar
dan bukit/pegunungan. Hal tersebut mengklasifikasikan bahwa
Kota Kobakma, masuk kedalam dataran rendah dan perbukitan

| III-31
yang memiliki tingkat kesesuaian yang sangat cocok untuk
dikembangkan pemanfaatan ruang dan kegiatan pendukung
kawasan perkotaan serta kawasan penyangganya (seperti
kegiatan pertanian dan perkebunan). Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi morfologi di Kota Kobakma dapat dilihat pada
Tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15
Kondisi Morfologi Kotak Kobakma

Morfologi Luas
Gunung/
Bukit/
Kampung Datar Pegunungan dan
Perbukitan Ha %
Bukit/ Perbukitan
Ha % Ha % Ha %
Kampung
266,92 18,63 0,00 0,00 22,17 1,55 289,09 20,18
Boroges
Kampung
280,93 19,61 15,20 1,06 23,65 1,65 319.76 22.32
Dogle
Kampung
124,91 8,72 0,00 0,00 4,75 0,33 129.67 8.02
Gimbis
Kampung
39,75 2,78 12,97 0,91 0,53 0,04 53.25 3.72
Kobakma
Kampung
121,76 8,50 125,31 8,75 172,26 12,03 419.33 29.27
Moga
Kampung
68,72 4,80 41,52 2,90 36,91 2,58 147.14 10.27
Seralema
Kelurahan
74,19 5,18 0,00 0,00 0,00 0,00 74,19 5,18
Kobakma
Total
977,17 68,22 195,00 13,61 260,27 18,17 1432.42 100
Luas
Sumber: DEM Alos Palsar Tahun 2021

Gambar 3.15 Kondisi Topografi, Kelerengan dan morfologi


di Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-32
Gambar 3.16 Peta Kemiringan Lereng Kawasan Kota Kobakma

| III-33
Gambar 3.17 Peta Morfologi Kawasan Kota Kobakma

| III-34
B. Jenis Tanah
Jenis tanah dan geologi pada wilayah Kota Kobakma didominasi
oleh jenis tanah mediteran. Sebaran jenis tanah mediteran tersebar
dibagian utara Kota Kobakma tepatnya berada di Kampung Dogle,
Kampung Gimbis, Kampung Moga, Kampung Kobakma, Kelurahan
Kobakma, sebagian Kampung Saralema, dan sebagian Kampung Boroges
dengan luas area keseluruhan yaitu 1.232,24 hektar. Jenis tanah litosol
berada pada bagian selatan Kota Kobakma yang berada di sebagian
Kampung Boroges, sebagian Kampung Seralema, dan sebagian Kampung
Moga. Mengenai sebaran dan kondisi jenis tanah di Kota Kobakma dapat
dilihat pada Tabel 3.16 berikut ini.
Tabel 3.16
Sebaran Jenis Tanah di Kota Kobakma

Kemiringan (Ha) Luas


Kampung Litosol Mediteran
Ha %
Ha % Ha %
Kampung Boroges 124,93 8,72 164,16 11,46 289,09 20,18
Kampung Dogle 0,00 0,00 319,76 22,32 319,76 22,32
Kampung Gimbis 0,00 0,00 129,67 9,05 129,67 8,02
Kampung Kobakma 0,00 0,00 53,25 3,72 53,25 3,72
Kampung Moga 2,99 0,21 416,34 29,07 419,33 29,27
Kampung Seralema 72,26 5,04 74,87 5,23 147,14 10,27
Kelurahan Kobakma 0,00 0,00 74,19 5,18 74,19 5,18
Total Luas 200,18 13,97 1232,2 86,02 1432,42 100
Sumber: RTRW Kabupaten Mamberamo Tengah Tahun 2016-2036

| III-35
Gambar 3.18 Peta Jenis Tanah Kawasan Kota Kobakma

| III-36
C. Geologi
Kawasan Kota Kobakma memiliki tiga jenis geologi yaitu Grup
Kembelengan, batuan malihan derewo dan konglomerat teras. Jenis
geologi paling dominan adalah jenis grup kembelengan dengan luas
51,06% yang tersebar di seluruh kampung, kemudian disusul jenis
konglomerat teras seluas 29,16 % yang berada di sebagian Kampung
Dogle, sebagian Kampung Gimbis, dan sebagian Kampung Moga dan
sisanya jenis batuan malihan derewo dengan luas 9,51% yang hanya ada
di area Kampung Dogle. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.17
berikut.

Tabel 3.17
Sebaran Geologi di Kota Kobakma

Geologi Luas
Batuan Malihan Grup Konglomerat
Kampung
Derewo Kembelangan Teras Ha %
Ha % Ha % Ha %
Kampung
0,00 0,00 289,09 20,18 0,00 0,00 289,09 20,18
Boroges
Kampung
136,18 9,51 9,03 0,63 174,55 12,19 319,76 22,32
Dogle
Kampung
0,00 0,00 78,15 5,46 51,52 3,60 129,67 8,02
Gimbis
Kampung
0,00 0,00 53,25 3,72 0,00 0,00 53,25 3,72
Kobakma
Kampung
0,00 0,00 227,71 15,90 191,62 13,38 419,33 29,27
Moga
Kampung
0,00 0,00 147,14 10,27 0,00 0,00 147,14 10,27
Seralema
Kelurahan
0,00 0,00 74,19 5,18 0,00 0,00 74,19 5,18
Kobakma
Total
136,18 9,51 731,42 51,06 417,69 29,16 1.432,43 100
Luas
Sumber: Pusat Survey Geologi ESDM Radarsat II Tahun 2020

| III-37
Gambar 3.19 Peta Geologi Kawasan Kota Kobakma

| III-38
D. Hidrologi
Kondisi hidrologi dibutuhkan untuk mengetahui ketersediaan air
tanah dan air permukaan di Kota Kobakma. Adapun Hidrologi yang
dimaksud berupa mata air, kali, dan sumur gali yang tersebar di seluruh
kota Kobakma. Dimana merupakan sumber air yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat.

Mata Air Air Tanah (Sumur)

Air Kali Air Hujan


Gambar 3.20 Kondisi Hidrologi di Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

Secara spesifik Kota Kobakma masuk dalam DAS Mamberamo. Daerah


aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan. Dilihat dari morfologinya, anak-anak sungai di Kota Kobakma
memiliki pola aliran Dendritik yang berbentuk seperti cabang batang pohon
dengan struktur batuan homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh
sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi
akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat), sedangkan pada batuan

| III-39
yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).
Tekstur sungai didefinisikan sebagai Panjang sungai per satuan luas. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh
pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten
cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu
sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan
membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan
sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
Tabel 3.18
DAS Kota Kobakma

Luas
Kampung Nama DAS
Ha %
Kampung Boroges Mamberamo 289,09 20,18
Kampung Dogle Mamberamo 319,76 22,32
Kampung Gimbis Mamberamo 129,67 8,02
Kampung Kobakma Mamberamo 53,25 3,72
Kampung Moga Mamberamo 419,33 29,27
Kampung Seralema Mamberamo 147,14 10,27
Kelurahan Kobakma Mamberamo 74,19 5,18
Total 1.432,42 100
Sumber: SK KLHK No. 304/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 tentang
Penetapan Peta DAS

| III-40
Gambar 3.21 Peta DAS Kawasan Kota Kobakma

| III-41
E. Klimatologi/Curah Hujan
Kota Kobakma termasuk wilayah beriklim tropis dengan udara agak
lembab, dimana memiliki intensitas curah hujan yang bervariasi yaitu 2.900-
2.968 mm/tahun yang tersebar hamper disebagian besar Kota Kobakma, dan
2968-3018 mm/tahun yang tersebar di bagian utara Kota Kobakma. Rata-rata
hari hujan tertinggi terjadi pada bulan September dan Desember 2018
sebanyak 21-22 hari dan terendah terjadi pada bulan Januari 2018 sebanyak
9 hari (sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam
Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka, 2019). Untuk lebih jelasnya mengenai
intesitas curah hujan di Kota Kobakma dapat dilihat pada Tabel 3.19 dan
Gambar 3.22 berikut.

Tabel 3.19
Curah hujan di Wilayah Kota Kobakma

Curah Hujan (mm) Luas


Kampung 2900-2968 2968-3018
Ha %
Ha % Ha %
Kampung Boroges 289,09 20,18 0,00 0,00 289,09 20,18
Kampung Dogle 72,96 5,09 246,80 17,23 319,76 22,32
Kampung Gimbis 119,41 8,34 10,26 0,72 129,67 8,02
Kampung Kobakma 53,25 3,72 0,00 0,00 53,25 3,72
Kampung Moga 419,33 29,27 0,00 0,00 419,33 29,27
Kampung Seralema 147,14 10,27 0,00 0,00 147,14 10,27
Kelurahan Kobakma
Total Luas 1.175,37 82,05 257,06 17,95 1432,42 100
Sumber: Pusat Database BMKG Tahun 2021

| III-42
Gambar 3.22 Peta Curah Hujan Kawasan Kota Kobakma

| III-43
3.3.2. Kependudukan
Jumlah penduduk Distrik Kobakma Tahun 2021 sebanyak 13.062
orang dengan kepadatan 19,20 orang/km 2. Data kependudukan yang
diperoleh dari Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan 5 tahun terakhir
menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun
mengalami pertambahan. Menurut jenis kelamin, Jumlah penduduk laki -
laki lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan, sebagaimana
di sajikan pada Tabel 3.20 dan Tabel 3.21 berikut.

Tabel 3.20
Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Distrik Kobakma

Jenis Kelamin
Tahun Jumlah
Laki-laki Perempuan
2017 6.294 5.177 11.471
2018 6.627 5.610 12.237
2019 6.805 5.872 12.677
2020 6.891 5.844 12.735
2021 7.076 5.986 13.062
Sumber: Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan tahun 2021

Tabel 3.21
Kepadatan Penduduk Kota Kobakma

Kepadatan Penduduk Luas


Kampung Sangat Rendah Rendah Sedang Cukup Tinggi Tinggi
Ha %
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Kampung
185,02 12,92 51,31 3,58 31,68 2,21 21,08 1,47 0,00 0,00 363,28 25,36
Boroges
Kampung
275,52 19,23 23,34 1,63 12,88 0,90 8,03 0,56 0,00 0,00 319,76 22,32
Dogle
Kampung
67,10 4,68 41,55 2,90 16,63 1,16 4,39 0,31 0,00 0,00 129,67 8,02
Gimbis
Kampung
14,59 1,02 14,59 1,02 13,07 0,91 4,66 0,33 0,00 0,00 53,25 3,72
Kobakma
Kampung
329,36 22,99 41,12 2,87 28,10 1,96 20,76 1,45 0,00 0,00 419,33 29,27
Moga
Kampung
114,16 7,97 21,15 1,48 11,06 0,77 0,76 0,05 0,00 0,00 147,14 10,27
Seralema
Kelurahan
8,61 0,60 11,05 0,77 23,28 1,62 23,10 1,61 8,15 0,57 74,19 5,18
Kobakma
Total Luas 994,36 69,42 204,10 14,25 136,69 9,54 82,78 5,78 8,15 0,57 1432,42 100
Sumber: BPS Mamberamo Tengah Tahun 2021 dan Analisis TIM RDTR Tahun 2021

Sementara jumlah penduduk Distrik Kobakma Tahun 2021


berdasarkan agama, paling banyak beragama kristen dengan jumlah
penduduk 12.403 orang, disusul agama katholik dengan jumlah 407

| III-44
kemudian agama islam sebanyak 248 orang dan paling sedikit adalah
agama hindu sebanyak 7 orang yang ada di Kampung Seralema. Lebih
jelasnya mengenai sebaran jumlah penduduk berdasarkan agama dapat
dilihat pada Tabel 3.22 berikut ini.
Tabel 3.22
Jumlah Penduduk Distrik Kobakma Berdasarkan Agama Tahun 2021

Agama
No. Kampung Jumlah
Islam Kristen Katholik Hindu
1 Kobakma 44 2.006 81 - 2.131
2 Ninugagas - 708 - - 708
3 Seralema 18 955 55 7 1.035
4 Gimbis 17 806 1 - 824
5 Boroges 89 1.253 36 - 1.378
6 Aunduang 1 708 1 - 710
7 Luarima 3 645 4 - 652
8 Guawage - 455 - - 455
9 Moga 65 1.364 54 - 1.483
10 Keniwa - 280 - - 280
11 Sembegulik - 364 3 - 364
12 Dogle 1 412 1 - 414
13 Wiyugobak 3 351 1 - 355
14 Baliklabuk 3 747 1 - 751
15 Yagalim 4 1.349 169 - 1.522
Jumlah 248 12.403 407 7 13.062
Sumber: Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan tahun 2021

Jumlah penduduk lainnya berdasarkan kelompok umur juga di


dominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan total 7076 orang dan
perempuan sebanyak 5986 orang. Kelompok umur terbanyak berada
pada kelompok umur roduktif antara 15 tahun sampai umur 44 tahun,
lebih spesifiknya dapat dlihat pada Tabel 3.23 berikut ini.
Tabel 3.23
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Distrik Kobakma

Jenis Kelamin
Kelas Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
0-4 302 279 581
5-9 828 677 1.505
10-14 817 690 1.507
15-19 780 629 1.409
20-24 740 754 1.494
25-29 512 675 1.187
30-34 818 769 1.587

| III-45
Jenis Kelamin
Kelas Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
35-39 641 519 1.160
40-44 649 426 1.075
45-49 355 280 635
50-54 373 198 571
55-60 178 67 245
60+ 83 23 106
Jumlah 7.076 5.986 13.062
Sumber: Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan Tahun 2021

3.3.3. Status Kawasan Hutan


Kawasan hutan lindung, suaka alam dan wisata di Kabupaten
Mamberamo Tengah sebanyak 85% dari luas total kawasannya, kawasan
delineasi Kota Kobakma masuk dalam Area Penggunaan Lainnya (APL)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 9426/MENLHK-PKRTL/KUH/PLA.2/II/2019
tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Papua
Sampai dengan Tahun 2018 dengan luas 1.432,42 hektar dapat dilihat
Gambar 3.23 berikut.

| III-46
Gambar 3.23 Peta Kepadatan Penduduk Kota Kobakma

| III-47
Gambar 3.24 Peta Status Kawasan Hutan Kota Kobakma

| III-48
3.3.4. Bangunan
Jumlah bangunan yang terdapat di Kota Kobakma adalah 1.280
unit yang tersebar di seluruh wilayah Kota Kobakma, keberadaan
bangunan tersebut tentunya berpengaruh terhadap perkembangan di
Kota Kobakma, untuk lebih jelasnya terkait jumlah bangunan di Kota
Kobakma berdasarkan Kampung, sebagaimana pada Tabel 3.24 Berikut :
Tabel 3.24
Jumlah Bangunan di Kota Kobakma

Kampung Jumlah Bangunan/Unit


Kampung Boroges 297
Kampung Dogle 122
Kampung Gimbis 133
Kampung Kobakma 87
Kampung Moga 284
Kampung Seralema 62
Kelurahan Kobakma 295
Total 1280
Sumber: Hasil Analisis TIM RDTR Kota Kobakma Tahun 2021

Struktur bangunan yang ada di Kota Kobakma ada dua yaitu permanen
dan semi permanen. Bangunan permanen di dominasi bangunan gedung
kantor dan bangunan rumah dinas seperti rumah jabatan bupati dan wakilnya,
rumah jabatan DPR. Bangunan semi permanen sebagian besar adalah rumah
jabatan dan rumah masyarakat umum. Mengenai sebaran struktur bangunan
di Kota Kobakma dapat dilihat pada Gambar 3.25. sementara itu kondisi
bangunan secara keseluruhan masih layak dengan kondisi bangunan baik dan
cukup baik sebagaimana tertera pada Gambar 3.26. Data lainnya yang
didapatkan adalah status kepemilikan bangunan yang terbagi menjadi 5 (lima)
yaitu Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Milik Pemerintah, Hak Milik Masyarakat
Hak Milik Gereja dan Hak Milik Swasta. Mengenai sebaran status kepemilikan
bangunan di Kota Kobakma dapat dilihat pada Gambar 3.27.

3.3.5. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Kota Kobakma masih didominasi oleh lahan
semak belukar, hutan, dan ladang. Masing-masing penggunaan lahan
tersebut terdiri dari : semak belukar dengan luas 601,59 hektar

| III-49
(41,99%), hutan dengan luas 595,29 hektar (41,56%), ladang dengan luas
61,17 hektar (4,27%), pekarangan dikawasan terbangun dengan luas
95,95 hektar (6,70%), untuk penggunaan lahan dengan luasan terkecil
yaitu peribadatan berupa Mushollah dengan luas 0,01 hektar. Kegiatan
penduduk setempat didominasi oleh kegiatan bertani dimana sebagian
masih pada tingkat berburu dan meramu, berdagang, dan menangkap
ikan di sungai. Untuk lebih jelasnya kondisi penggunaan lahan Kota
Kobakma lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.24, Gambar 3.28 dan
Gambar 3.29 berikut.
Tabel 3.25
Kondisi Penggunaan Lahan di Kota Kobakma

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) (%)


1 Badan Jalan 25,16 1,76
2 Energi 0,17 0,01
3 Hutan 595,29 41,56
4 Kantor Pemerintah 2,68 0,19
5 Kantor Swasta 0,16 0,01
6 Kesehatan 0,22 0,02
7 Ladang 61,17 4,27
8 Lahan Terbuka 3,02 0,21
9 Lapangan 1,59 0,11
10 Pariwisata 0,31 0,02
11 Pedestrian 22,92 1,60
12 Pekarangan 95,95 6,70
13 Pendidikan Pra Dasar 0,08 0,01
14 Pendidikan Sekolah Dasar 0,25 0,02
15 Pendidikan Sekolah Menengah Atas 0,19 0,01
16 Pendidikan Sekolah Menengah Pertama 0,15 0,01
17 Perdagangan/Jasa 0,34 0,02
18 Perdagangan/Pasar 0,14 0,01
19 Perdagangan/Toko 1,45 0,10
20 Pergudangan 0,04 0,00
21 Peribadatan/Gereja 0,3 0,02
22 Peribadatan/Mushollah 0,01 0,00
23 Perikanan 1,07 0,08
24 Perindustrian 0,08 0,01
25 Pertahanan dan Keamanan 0,08 0,01
26 Peternakan 0,04 0,00
27 Rumah Jabatan 6,46 0,45
28 Rumah Sakit 0,44 0,03

| III-50
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) (%)
29 Rumah Tinggal 7,91 0,55
30 Semak Belukar 601,59 42,00
31 Transportasi 3,19 0,22
Total 1432,42 100
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021 dan Hasil Perhitungan GIS Tahun 2021

| III-51
Gambar 3.25 Peta Sebaran Struktur Bangunan Kota Kobakma

| III-52
Gambar 3.26 Peta Sebaran Kondisi Bangunan Kota Kobakma

| III-53
Gambar 3.27 Peta Sebaran Status Kepemilikan Tanah Kota Kobakma

| III-54
Gambar 3.28 Peta Penggunaan Lahan Kota Kobakma

| III-55
Gambar 3.29 Peta Tutupan Lahan Kota Kobakma

| III-56
3.3.6. Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu sector unggulan di Indonesia. Namun
untuk Kabupaten Mamberamo Tengah pariwisata belum menjadi sektor
utama. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, hal-hal penunjang
pariwisata sudah ada di Kota Kobakma seperti rumah makan, wisma
pemda, dan tempat perbelanjaan. Selain itu, sarana pariwisata yang lain
juga sementara di bangun di dekat Bandar Udara Kobakma.

Wisma Pemda (Guess House) Rumah Makan

Tempat perbelanjaan Tempat rekreasi


Gambar 3.30 Sarana pariwisata di Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

3.3.7. Kondisi Sarana


A. Perdagangan dan Jasa
Aktivitas perdagangan dan jasa di Kota Kobakma berada pada kawasan
perekenomian yang terpusat pada satu titik. Aktivitas perdagangan dan jasa
dilayani oleh pasar Kobakma, bank Papua, kios dan bengkel. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 3.51 berikut.

| III-57
Pasar Kobakma Kios/Toko

Jasa (Bengkel) Jasa (Bank Papua)


Gambar 3.31 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

B. Perkantoran
Fasilitas pemerintahan berfungsi sebagai Fasilitas pelayanan dalam
menampung aspirasi masyarakat dengan menyediakan kantor pemerintahan
seperti kantor desa/kampung, kantor kecamatan/distrik, kantor KPU, dinas-
dinas atau lembaga-lembaga pemerintahan lainnya yang mendukung kegiatan
pemerintahan di kawasan perencanaan. Sedangkan, Fasilitas pelayanan umum
merupakan Fasilitas yang disediakan untuk melayani masyarakatnya berupa
jasa misalnya PDAM, PLN, PLTD dan lain sebagainya.
Kota Kobakma merupakan Pusat Ibukota sekaligus Pusat
Pemerintahan Kabupaten Mamberamo Tengah, sehingga kawasan
pemerintahan kabupaten terpusat di kawasan ini. Kawasan Perkantoran
Pemerintahan di Kota Kobakma berada pada Distrik Kobakma, Kampung
Kobakma. Status kepemilikian semua gedung kantor beserta tanahnya adalah
milik pemerintah. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran dan kondisi sarana
perkantoran pemerintahan di Kota Kobakma dapat dilihat pada Tabel 3.26 dan
Gambar 3.13 berikut.

| III-58
Tabel 3.26
Sebaran Sarana Perkantoran di Kawasan Kota Kobakma

Luas Bagunan
No. Kantor Pemerintah
(Ha)
1 Aula Bogo 0,13
2 Aula Kantor Kampung Kobakma 0,02
3 Aula Polres 0,04
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak
0,13
4 dan KB
5 Gedung Utama Polres 0,05
6 Gudang 0,04
7 Gudang Dinas Kesehatan 0,02
8 Gudang/Tempat Tinggal 0,03
9 Kantor BAPPEDA 0,04
10 Kantor Bupati Baru 0,32
11 Kantor Bupati Lama 0,13
12 Kantor Dinas 0,03
Kantor Dinas Badan Penelitian dan Pengembangan
0,04
13 Daerah
Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
0,04
14 Olahraga
15 Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 0,05
16 Kantor Dinas Kesehatan 0,06
17 Kantor Dinas Kominfo 0,02
18 Kantor Dinas Pendidikan 0,04
19 Kantor Dinas Perhubungan 0,04
20 Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan 0,03
21 Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah 0,04
Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan
0,08
22 Peternakan
23 Kantor Dinas PTSP 0,04
24 Kantor Dinas PU 0,03
25 Kantor Distrik Kobakma 0,04
26 Kantor Distrik Kobakma (Lama) 0,03
27 Kantor DLH 0,04
28 Kantor DPR 0,14
29 Kantor Inspektorat 0,04
30 Kantor Instalasi Farmasi 0,05
31 Kantor Kampung Boga 0,02
32 Kantor Kampung Boroges 0,02
33 Kantor Kampung Boroges (Lama) 0,01
34 Kantor Kampung Gimbis 0,01
35 Kantor Kampung Kobakma 0,01
36 Kantor Kelurahan Kobakma 0,02
37 Kantor Koperasi Pemda 0,04

| III-59
Luas Bagunan
No. Kantor Pemerintah
(Ha)
38 Kantor KPU/Bawaslu 0,08
39 Kantor KUA 0,02
40 Kantor LMA 0,04
41 Kantor LPSE/Pengadaan Barang dan Jasa 0,02
42 Kantor Pengelolaan Keuangan dan Arsip Daerah 0,04
43 Kantor Penyuluhan KB 0,02
44 Kantor Perikanan 0,04
45 Kantor PLN 0,03
46 Kantor Pos Polisi Kobakma 0,06
47 Kantor Satpol PP 0,02
48 Kantor Tanaman Pangan 0,03
49 Pos Jaga Polres 0,01
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

Kantor Bupati Kantor Dinas di Kompleks Kantor Bupati

Kantor Kampung Kobakma Kantor Kampung Gimbis

Gambar 3.32 Sarana perkantoran pemerintahan di Kawasan


Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-60
Gambar 3.33 Peta Sebaran Fasilitas Perdagangan di Kota Kobakma

| III-61
Gambar 3.34 Peta Sebaran Fasilitas Perkantoran di Kota Kobakma

| III-62
C. Pendidikan
Salah satu faktor terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas
adalah berupa ketersediaan fasilitas pendidikan dalam suatu wilayah.
Berdasarkan data Kecamatan Kobakma dalam Angka 2021, jumlah Fasilitas
Pendidikan di Kota Kobakma masih minim dimana hanya terdapat 1 unit
Sekolah Dasar (SD), 1 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 unit
Sekolah Menengah Atas (SMA). Mengenai sebaran dan kondisi fasilitas
pendidikan di Kota Kobakma dapat dilihat pada Tabel 3.27 dan Gambar 3.55
berikut.
Tabel 3.27
Sebaran Sarana Pendidikan di Kawasan Kota Kobakma

Luas Bagunan
Sarana Pendidikan Nama
(Ha)
Pendidikan Pra Dasar Aula TK Awiya 0,05
PAUD Negeri Broges 0,04
Pendidikan Sekolah Dasar SD Al-Kitab Pembenaran 0,03
SD Inpres Kobakma 0,12
SD YPPFI Kobakma 0,10
Pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri Kobakma 0,13
SMA Yapesu Kobakma 0,04
SMK Yapesu Kobakma 0,02
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri Kobakma 0,12
SMP Yapesu Kobakma 0,03
Total 0,67
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

PAUD Negeri Broges SD Inpres Kobakma

SMPN Kobakma SMAN Kobakma

| III-63
SMP/SMA/SMK Yapesu Kobakma

Gambar 3.35 Sarana pendidikan di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

D. Transportasi
Kondisi sarana transportasi merupakan salah satu keadaan yang sangat
menunjang dalam perkembangan suatu wilayah. Suatu wilayah dikatakan
berkembang apabila aksesibilitas di wilayah tersebut baik dan strategis.
Fasilitas transportasi dapat berupa jembatan, terminal, bandar udara, fasilitas
parkir, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), dan angkutan umum. Mengenai
sebaran dan kondisi sarana transportasi yang ada di Kawasan Kota Kobakma
dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut ini.

Terminal Jembatan

Bandar Udara Penerangan Jalan Umum (PJU)

Gambar 3.36 Sarana Transportasi di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-64
Gambar 3.37 Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kota Kobakma

| III-65
E. Kesehatan
Sarana kesehatan yang merupakan bagian dari sarana perkotan
memegang peranan penting bagi pertumbuhan aktivitas kota, sehingga
distribusi sarana kesehatan haruslah dilakukan secara merata dan sesuai
dengan kebutuhan penduduk skala perkotaan. Saat ini sarana kesehatan di
Kota Kobakma dilayani 1 Rumah Sakit, 1 Puskesmas dan 1 Posyandu.

RS Lukas Enembe Puskesmas Kobakma

Posyandu

Gambar 3.38 Sarana Kesehatan di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

F. Peribadatan
Dalam bidang kehidupan keagamaan, kesadaran melaksanakan ibadah
bagi tiap-tiap orang berkembang dengan sangat baik di Kabupaten
Mamberamo Tengah. Demikian pula telah tumbuhnya kesadaran yang kuat di
kalangan pemuka agama untuk membangun keharmonisan sosial dan
hubungan internal dan antar umat beragama yang aman, damai, dan saling
menghargai.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam menunaikan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, Fasilitas peribadatan
berupa gereja di Kota Kobakma sudah tersedia dan tergolong cukup dengan
persebaran yang dirasa cukup merata namun untuk Fasilitas peribadatan
seperti masjid belum tersedia.

| III-66
Kondisi sarana peribadatan yang berada di Kota Kobakma didominasi oleh
Fasilitas gereja. Dominasi Fasilitas peribadatan ini dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa masyarakat Kobakma mayoritas beragama Kristen.
Pada tahun 2021, Fasilitas peribadatan umat kristen yang berada di Kota
Kobakma terdiri dari dua jenis yaitu gereja protestan dan gereja katholik, sedangkan
Fasilitas peribadatan umat muslim meliputi mushola/langgar yang berada di
Kompleks Polres Mamberamo Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.20 berikut:

Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Gereja Siom Bruwa

Gereja GIDI Musholla

Gambar 3.39 Sarana Peribadatan di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

G. Industri
Industri di Kota Kobakma saat ini masih sangat kurang. Berdasarkan
hasil pengamatan lapangan ditemui industri meubel yang merupakan hak
milik masyarakat sebagaimana dapat dilihat pda gambar berikut.

Gambar 3.40 Sarana Industri di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-67
Gambar 3.41 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kota Kobakma

| III-68
Gambar 3.42 Peta Sebaran Fasilitas Peribadatan di Kota Kobakma

| III-69
Gambar 3.43 Peta Sebaran Industri di Kota Kobakma

| III-70
H. RTH, RTNH dan Olahraga
Fasilitas RTH, RTNH dan Olahraga merupakan fasilitas yang dijadikan
sebagai wadah kreatifitas para generasi muda, fasilitas hiburan, dan fasilitas
kesehatan bagi masyarakat sekitar yang harus menjadi perhatian pemerintah
untuk melengkapi berbagai fasilitas yang ada di tiap kampung. Saat ini fasilitas
yang tersedia yang tersebar merata di Kota Kobakma, di dominasi oleh
Lapangan volly. Sementara itu Fasilitas berupa RTH dan RTNH tersedia secara
pribadi ditempat-tempat tertentu seperti pekarangan perkantoran begitupun
dengan pemakaman tersedia secara pribadi di samping rumah warga masing-
masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.25 berikut.

Lapangan Volly Lapangan Futsal di Kompleks Polres

RTH di area Perumahan Pemakaman pribadi di area perumahan

Gambar 3.44 Sarana RTH, RTNH dan Olahraga di Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-71
Gambar 3.45 Peta Sebaran Fasilitas Olahraga di Kota Kobakma

| III-72
3.3.8. Kondisi Jaringan
A. Jaringan Jalan
Pada umumnya kondisi jaringan jalan di Kabupaten Mamberamo
Tengah masih berupa jalan perkerasan dan jalan tanah. Jaringan jalan di
seluruh Kota Kobakma saat ini, masih berupa jalan perkerasan dengan status
Jalan Kolektor Primer sepanjang 3,61 km, jalan lokal primes sepanjang 8,28
km dan jalan lokal sekunder sepanjang 26,79 km. Ruas jalan yang beraspal
sepanjang 1,43 km dengan status jalan lokal primer dan sekunder. Oleh karena
itu perlu adanya penanganan dari pemerintah untuk mendukung aksesibilitas
antar kawasan di Kabupaten Mamberamo Tengah.
Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Mamberamo Tengah, Pola
jaringan jalan yang ada di Kabupaten Mamberamo Tengah terdiri atas :
1. Jalan provinsi, terdiri dari:
a) Mamberamo Tengah-Witlanggo-Elelim;
b) Kobakma-Manda-Wollo.
2. Jalan Kabupaten, terdiri atas:
a) Kobakma-Megambilis;
b) Kobakma-Eragayam-Kelila;
c) Taria-Megambilis;
d) Taria-Dabra.
Jaringan jalan yang masuk di Kota Kobakma adalah jaringan jalan
Jaringan jalan Kobakma-Manda-Wollo, Kobakma-Megambilis, Kobakma-
Eragayam-Kelila, Jalan Lokal dan Jalan lingkungan. Jaringan jalan merupakan
kumpulan dari fungsi jalan-jalan kolektor yang menghubungkan unit-unit
aktivitas. Pada Kota Kobakma ruas jalan kolektor dan lokal yang merupakan
ruas jalan yang dominan.
Pola jaringan di Kota Kobakma membentuk pola jaringan linier.
Jaringan jalan ini merupakan bagian dari sistem jaringan jalan Kota Kobakma,
dimana pola sistemnya berkaitan satu sama lain dengan beberapa jaringan
jalan dalam kota, sedangkan untuk pola jaringan jalan di sekitar lingkungan
permukiman membentuk pola grid.

| III-73
Tabel 3.28
Jaringan Jalan Kota Kobakma

Status Panjang
Kampung Fungsi Jalan Nama Jalan Konstruksi
Jalan (km)
Aspal 0,24
Jalan Lokal Jalan Aregedek
Kerikil 0,40
Jalan Primer
Jalan Boroges Kerikil 0.38
Kabupaten
Jalan Lokal Kerikil 1,43
Kampung Jalan lokal
Sekunder Tanah 2,54
Boroges
Jalan Kobakma - Ilugwa
Kerikil 0.56
Jalan Jalan Kolektor - Wollo - Manda
Provinsi Primer Jalan Kobakma -
Kerikil 1.58
Megambilis
Jalan Lokal Beton 0.15
Jalan Leyas
Kampung Jalan Primer Kerikil 1.27
Dogle Kabupaten Jalan Lokal Kerikil 2.46
Jalan Lokal
Sekunder Tanah 1.88
Jalan Lokal Jalan Boroges Kerikil 0.81
Kampung Jalan Primer Jalan Warabukhe Beton 0.10
Gimbis Kabupaten Jalan Lokal Kerikil 2.14
Jalan Lokal
Sekunder Tanah 3.82
Jalan Lokal Jalan Kobakma -
Kerikil 0.08
Jalan Primer Eregayam - Kelila
Kampung Kabupaten Jalan Lokal Kerikil 0.79
Jalan Lokal
Kobakma Sekunder Tanah 1.59
Jalan Jalan Kolektor Jalan Kobakma - Ilugwa
Kerikil 0.55
Provinsi Primer - Wollo - Manda
Jalan Aregedek Aspal 0.01
Jalan Lokal Jalan Kobakma - Aspal 0.54
Primer Eregayam - Kelila Kerikil 2.24
Jalan
Jalan Warabukhe Beton 0.77
Kampung Kabupaten
Aspal 0.09
Moga Jalan Lokal
Jalan Lokal Kerikil 1.88
Sekunder
Tanah 2.75
Jalan Jalan Kolektor Jalan Kobakma - Ilugwa
Kerikil 0.02
Provinsi Primer - Wollo - Manda
Jalan Jalan Lokal Kerikil 0.29
Jalan Lokal
Kampung Kabupaten Sekunder Tanah 0.57
Seralema Jalan Jalan Kolektor Jalan Kobakma - Ilugwa
Kerikil 0.91
Provinsi Primer - Wollo - Manda
Aspal 0.55
Jalan Lokal Jalan Aregedek
Kerikil 0.55
Kelurahan Jalan Sekunder
Jalan Boroges Kerikil 0.19
Kobakma Kabupaten
Jalan Lokal Kerikil 3.56
Jalan Lokal
Sekunder Tanah 1.01
Total 38.68
Sumber: Hasil Analisis Tim Tahun 2021

| III-74
Jalan Kobakma-Manda-Wollo Jalan Kobakma-Megambilis

Jalan Kobakma-Eragayam-Kelila, Jalan Lokal

Jalan Lingkungan di Kompleks Kantor Bupati

Gambar 3.46 Kondisi Jalan di Kabupaten Mamberamo Tengah


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-75
Gambar 3.47 Peta Jaringan Transportasi Kota Kobakma

| III-76
B. Sistem Pergerakan
Untuk kondisi pergerakan dalam hal ini ketersediaan infrastruktur
transportasi, Kota Kobakma telah didukung dengan adanya beberapa ruas
jaringan jalan yang meliputi jalan Kolektor primer dan jalan lokal primer dan
jalan lokal sekunder. Total panjang jalan di Kota Kobakma adalah sepanjang
38,68 Km, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.29
Panjang Jalan di Kota Kobakma Berdasarkan Fungsinya

Fungsi Konstruksi Panjang


Jalan Kolektor Primer Kerikil 3.61
Aspal 1.34
Beton 1.02
Jalan Lokal Primer
Kerikil 5.92
Tanah 14.16
Aspal 0.09
Jalan Lokal Sekunder Kerikil 12.54
Tanah 14.16
Total 38.68
Sumber: Hasil Analisis Tim Tahun 2021

Berdasarkan rasio luas wilayah dengan panjang jaringan jalan,


ketersediaan jaringan jalan di Kota Kobakma sudah mampu melayani
pergerakan (orang dan barang) di wilayah Kota Kobakma dan sekitarnya
dengan baik. Dari aspek konektifitas dengan beberapa wilayah lainnya baik
dalam skala kabupaten ataupun skala antar kabupaten, wilayah Kota Kobakma
dan sekitarnya sudah ditunjang dengan adanya Bandara Kobakma dengan
skala pelayanan Bandara pengumpan.

C. Sistem Parkir
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dapat diidentifikasikan
bahwa jenis parkir yang terdapat di Kota Kobakmaterdapat dua macam, yaitu
: on street parking dan off street parking.
On street parking atau parkir tepi badan jalan yaitu sistem perparkiran
yang menggunakan badan jalan sebagai tempat berhentinya kendaraan
sementara/parkir. Sistem parkir seperti ini dapat ditemukan di sepanjang
jalan kawasan perencanaan (Jalan Utama). Adapun lahan yang digunakan
adalah bahu jalan sebelah kanan maupun kiri. Posisi kendaraan yang parkir

| III-77
sejajar dengan pola jalan / 180°. Tapi pada saat tertentu yaitu pada pick hours,
on street parking ini dapat menimbulkan hambatan sehingga secara tidak
langsung akan menghambat laju kendaraan yang melewati jalan utama
kawasan perencanaan. Parkir yang menggunakan badan jalan ini pada salah
satu titik di sekitar jalan Kawasan Perencanaan.
Off Street Parking atau parkir dalam kavling yaitu sistem perparkiran
yang tidak menggunakan badan jalan sebagai tempat berhentinya kendaraan
untuk sementara waktu, dengan kata lain parkir jenis ini menggunakan lahan
tersendiri untuk melayani kegiatan yang ada di daerah tersebut. Sistem parkir
ini terdapat diarea-area fasilitas umum seperti kawasan perdagangan, kantor
maupun sekolah. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lahan pakir di Kota
Kobakma dapat dilihat pada Gambar 3.29 berikut:

Off Street Parking di Area Pasar Off Street Parking di Kompleks Polres

On Street Parking
Gambar 3.48 Kondisi sistem parkir di Kawasan Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

D. Jaringan Energi
Jaringan kelistrikan dibutuhkan untuk menunjang berbagai kegiatan
seperti kebutuhan penerangan rumah tangga, kegiatan industri, penerangan
jalan dan kegiatan lainnya. Oleh karenanya Jaringan listrik memegang peranan
sangat penting dalam suatu wilayah perkotaan.

| III-78
Sistem jaringan listrik di Kota Kobakma masih menggunakan solar cell
(Tenaga Surya) dan genset. Saat ini, telah tersedia sistem jaringan listrik
diman telah tersedia tiang-tiang listrik dan beberapa gardu pengatur daya
listrik yang terpasang pada beberapa titik jalur listrik namun belum berfungsi
sebagaimana mestinya karena masih dalam tahap pengerjaan dengan sumber
listrik diesel. Pada tiang listrik ini juga terpasang lampu penerangan jalan tapi
kondisinya suah tidak berfungsi dan membutuhkan perbaikan. Pola jaringan
listrik ini juga mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Untuk lebih jelasnya
terkait Jaringan listrik di Kota Kobakma dapat dilihat pada Gambar 3.30
berikut.

Jaringan Listrik dengan Kabel Udara Gardu Listrik yang terletak di Jalan Utama
mengikuti Pola Jaringan Jalan

Solar cell (Tenaga Surya) PLTD baru


Gambar 3.49 Kondisi jaringan energi di Kawasan Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-79
Gambar 3.50 Peta Jaringan Energi Listrik Kota Kobakma

| III-80
E. Jaringan Telekomunikasi
Fasilitas telepon dan komunikasi sangat penting artinya sebagai salah
satu matra pembangunan ekonomi maupun sosial baik secara internal
maupun secara eksternal wilayah. Kebutuhan Jaringan telekomunikasi dengan
kawasan/wilayah dan kesadaran penggunaan telepon sebagai alat komunikasi
yang lebih cepat dan murah. Selain itu, telekomunikasi juga memegang andil
besar dalam kelancaran informasi pembangunan.
Dalam kawasan Kota Kobakma, Fasilitas telekomunikasi yang
dimanfaatkan masyarakat untuk berkomunikasi adalah telepon seluler
dengan adanya BTS sebagai penunjang jaringan telekomunikasi, seperti yang
terdapat pada Gambar 3.32 dibawah ini.

Gambar 3.51 Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Kawasan


Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

F. Jaringan Air Minum


Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk
kelangsungan hidupnya. Prasarana air minum dibutuhkan tidak hanya untuk
konsumsi, akan tetapi juga untuk keperluan MCK, kebutuhan kegiatan
industri, usaha perkotaan (perdagangan atau pertokoan), transportasi dan
lainnya. Kawasan Kota Kobakma memiliki beberapa sumber air yang dapat
digunakan untuk air baku, diantaranya mata air, air tanah, dan air kali. Untuk
pemenuhan air minum pada Kawasan Kota Kobakma, masyarakat
menggunakan air minum yang bersumber dari mata air, air tanah (sumur) dan
air hujan. Beberapa sumber air minum yang ada di Kota Kobakma, seperti yang
terdapat pada Gambar 3.33 berikut.

| III-81
Mata Air Air Tanah (Sumur)

Air Kali Air Hujan


Gambar 3.52 Kondisi Jaringan Air Minum di Kawasan Kota Kobakma
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

G. Pengolahan Air Limbah


Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Mamberamo Tengah
masih ditangani secara individual per unit rumah tangga. Sistem penanganan
air limbah ini dengan cara dibuang di septic tank, ke selokan, selain itu juga
ada yang dibuang langsung ke sungai yang ada di sekitar permukiman. Sistem
pembuangan air limbah yang diterapkan saat ini di Kota Kobakma
digolongkan menjadi sistem pembuangan setempat (on site sanitation). Sistem
pembuangan setempat (on site sanitation) yaitu sistem dimana air limbah
ditampung di dalam tangki septik atau cubluk, kemudian cairannya diserap
tanah. Adapun beberapa jenis pembuangan air limbah setempat yaitu:
1. Tanki septic dan peresapan, Limbah ditampung dan terurai dalam tangki
septik, sedangkan cairannya dibuang ke bidang atau sumur resapan.
Tangki septik dan peresapan merupakan sistem yang umum dipakai di
Indonesia.
2. Cubluk, Yaitu sarana penampungan air limbah, khususnya menerima
buangan dari WC saja. Umumnya direncanakan dengan penampang
lingkaran yang mempunyai kedalaman tertentu.

| III-82
Tangki septik Cubluk

Gambar 3.53 Kondisi Jaringan Air Limbah di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

H. Jaringan Drainase
Saluran drainase yang ada di Kota Kobakma pada umumnya masih
jaringan drainase alami dan untuk jaringan drainase permanen hanya pada
beberapa titik khususnya pada jalur jalan utama. Saluran drainase yang ada
berupa saluran terbuka yang ada di jalan utama yang mendominasi kawasan
perencanaan, namun permasalahannya penyediaan saluran drainase di
koridor jalan utama belum tersedia secara merata saat ini. Untuk lebih
jelasnya mengenai kondisi saluran drainase di kawasan ini dapat dilihat pada
Gambar 3.35 berikut.

Drainase permanen di koridor Jalan Kobakma – Drainase permanen di koridir Jalan Kobakma -
Eragayam - Kelila Megambilis

Drainase alami di koridor Jalan Kobakma – Drainase alami di koridor jalan lokal
Manda - Wollo

Gambar 3.54 Kondisi Jaringan Drainase di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-83
Kondisi drainase di Kota Kobakma juga ditunjang oleh jenis tanah yang
baik artinya jenis tanah yang ada mendukung resapan tanah yang baik
sehingga kemungkinan akan adanya genangan dan banjir sangat kecil.
Permasalahan yang muncul saat ini adalah kondisi drainase yang tercemar
oleh sampah padat yang dihasilkan oleh kegiatan penduduk sehingga pada
musim penghujan kemungkinan dapat terjadi hambatan aliran air serta pada
titik-titik tertentu masih terlihat ada saluran drainase yang rusak.
Disisi lain, berdasarkan klasifikasinya, jaringan drainase yang terdapat
pada di Kota Kobakma berupa jaringan primer, sekunder, dan tersier.
1) Jaringan sekunder berupa jaringan drainase yang terdapat dan mengikuti
pola jalan raya di kanan atau kirinya yang menampung air dan jaringan
tersier (perumahan).
2) Jaringan tersier berupa jaringan drainase yang terdapat di lokasi jalan
dalam permukiman penduduk.
Sistem jaringan drainase di Kawasan Kota Kobakma, mengikuti kontur
alami yakni mengikuti alur-alur anak sungai yang ada. Fungsi jaringan
drainase yang terdapat di Kawasan Kota Kobakma, sebagian besar berupa
drainase sekunder dengan mengikuti pola jaringan jalan. Tabel 3.30 berikut
menyajikan secara rinci tentang ketersediaan jaringan drainase di Kawasan
Kota Kobakma.
Tabel 3.30
Sebaran Jaringan Drainase di Kota Kobakma

Kampung Fungsi Jenis Panjang km


Beton 1,26
Drainase Primer
Kampung Boroges Tanah 5,92
Drainase Sekunder Tanah 1,39
Kampung Dogle Drainase Primer Tanah 2,18
Beton 1,05
Drainase Primer
Kampung Gimbis Tanah 4,24
Drainase Sekunder Tanah 0,16
Drainase Primer Beton 0,51
Kampung Kobakma Tanah 0,78
Drainase Sekunder Tanah 0,37
Beton 1,29
Drainase Primer
Kampung Moga Tanah 3,65
Drainase Sekunder Tanah 0,17

| III-84
Kampung Fungsi Jenis Panjang km
Drainase Primer Tanah 1,43
Kampung Seralema
Drainase Sekunder Tanah 0,42
Beton 1,87
Drainase Primer
Kelurahan Kobakma Tanah 4,60
Drainase Sekunder Tanah 0,33
Total 31,59
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

I. Jaringan Persampahan
Sistem persampahan di Kota Kobakma pada umumnya belum terdapat
pengelolaan secara baik. Penduduk masih secara individu membuang sampah rumah
tangga mereka, dengan cara dibakar untuk sampah kering/anorganik, sedangkan
untuk sistem pembuangan sampah basah/ organik sebagian dengan cara dibuang ke
halaman rumah yang tujuannya dijadikan kompos untuk pupuk tanaman adapun
yang dilakukan dengan cara di tanam di dalam tanah/dikubur, dan tidak ada
pengumpulan maupun pengelolaan secara baik oleh pemerintah. Begitu pula dengan
sistem persampahan di pasar yang juga belum terdapat Tempat Penampungan
Sampah (TPS) sementara sehingga masyarakat membuang sampah pada tempat atau
lahan kosong kemudian dibakar.

Kondisi persampahan di area pasar Kondisi persampahan di Kompleks Polres

Kondisi persampahan di lingkungan rumah

Gambar 3.55 Kondisi Persampahan di Kawasan Kota Kobakma


Sumber: Survey Lapangan Tahun 2021

| III-85
Gambar 3.56 Peta Jaringan Telekomunikasi Kota Kobakma

| III-86
Gambar 3.57 Peta Jaringan Air Bersih Kota Kobakma

| III-87
Gambar 3.58 Peta Jaringan Drainase Kota Kobakma

| III-88
3.3.9. Wilayah Rawan Bencana
Secara umum kondisi kerawanan bencana longsor di Kota Kobakma
berada pada tingkat kerawanan sedang ke tinggi. Faktor utama yang
mempengaruhi adalah morfologi terutama kemiringan lereng, kondisi tanah
dan batuan, hidrologi serta faktor pemicu atau proses pemicu. Pemicu longsor
antara lain peningkatan kandungan air dalam lereng, getaran akibat gempa
bumi, ledakan, penggalian, serta getaran alat atau kendaraan berat pada
lereng. Pemanfaatan lahan yang tidak tepat juga menjadi faktor pemicu.
Sebaran potensi pergerakan tanah si Kota Kobakma dapat dilihat padat Tabel
3.31 berikut.
Tabel 3.31
Pergerakan Tanah Kota Kobakma

Kampung Identifikasi Bahaya Luas


Kampung Rawan Bencana Gerakan Tanah
9,51
Boroges Tingkat Tinggi
Rawan Bencana Gerakan Tanah
Kampung Dogle 60,53
Tingkat Sedang
Kampung Rawan Bencana Gerakan Tanah
10,94
Kobakma Tingkat Tinggi
Rawan Bencana Gerakan Tanah
183,47
Tingkat Sedang
Kampung Moga
Rawan Bencana Gerakan Tanah
158,52
Tingkat Tinggi
Kampung Rawan Bencana Gerakan Tanah
62,07
Seralema Tingkat Tinggi
Grand Total 485,39
Sumber: Pusat Studi Gempa Nasional Kementerian PUPR Tahun 2020

| III-89
Gambar 3.59 Sebaran Episentrum di Papua tahun 2000-2019
Sumber: RPJMD Kab. Mamberamo Tengah 2018-2023

Keberadaan sesar di pulau Papua dapat menjadi penyebab terjadinya


gempa bumi. Berdasarkan data sebaran gempa bumi dari USGS tahun 2000–
2019, sebaran gempa bumi tersebar merata dari barat Papua di wilayah kepala
burung sampai wilayah timur menuju perbatasan dengan Papua Nugini.
Lokasi sebaran gempa bumi berasosiasi dengan keberadaan sesar terutama di
bagian pesisir utara Papua dan memanjang di bagian Pegunungan Tengah
Papua. Lokasi episentrum gempa bumi di pulau Papua terlihat dalam gambar
di atas.
Sementara itu kawasan rawan gempa bumi di Kota Kobakma mencakup
smua kampung dengan tingkat rawan bencana rendah dan menengah.
Tingkatan rendah berada di Sebagian kampung Boroges, sebagian Kampung
Dogle, dan sebagian Kampung Seralema. Sementara dengan tingkat menengah
tersebar disemua kampung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Table 3.32
berikut ini.

| III-90
Tabel 3.32
Kerawanan Bencana Gempa Bumi Kota Kobakma

Tingkat Total
Skala Intensitas
Kampung Rawan Luas Luas
antara
Bencana
Kampug Menengah VII-VIII 285,56
289,09
Boroges Rendah V-VI 3,53
Kampung Menengah VII-VIII 276,47
319,76
Dogle Rendah V-VI 43,29
Kampung
Menengah VII-VIII 129,67 129,67
Gimbis
Kampung
Menengah VII-VIII 53,25 53,25
Kobakma
Kampung
Menengah VII-VIII 419,33 419,33
Moga
Kampung Menengah VII-VIII 146,92
147,14
Saralema Rendah V-VI 0,22
Kelurahan
Menengah VII-VIII 74,19 74,19
Kobakma
Total 1432,42
Sumber: Pusat Studi Gempa Nasional Kementerian PUPR Tahun 2020

| III-91
Gambar 3.60 Peta Rawan Bencana Longsor Kota Kobakma

| III-92
Gambar 3.61 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Kobakma

| III-93

Anda mungkin juga menyukai