Anda di halaman 1dari 19

Bahan Press

Rilis
LANGKAH-LANGKAH MEWUJUDKAN
MASYARAKAT PRODUKTIF DAN
AMAN COVID-19
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

21 Mei 2020

1
OUTLINE
1. Kriteria Langkah-Langkah Kesehatan untuk Menentukan
Kebijakan Penyesuaian Pembatasan Sosial
2. Angka Reproduksi Efektif (Rt) Berdasarkan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
3. Diagram Tingkat Kesiapan Provinsi: Berdasarkan Rt dan
Kapasitas Kesehatan
4. Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian Masyarakat
5. Dashboard

2
Pengalaman Negara Lain yang Telah Berhasil Menangani Pandemi COVID-19

1. Berdasarkan data dan keilmuan sebagai dasar


pengambilan keputusan untuk melonggarkan PSBB

2. Pelonggaran PSBB dilakukan secara bertahap melalui


fase atau zona MASYARAKAT
PRODUKTIF
3. Penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat: DAN AMAN
• Disiplin COVID-19
• Pengawasan oleh aparat

4. Dilakukan review pelaksanaan pelonggaran PSBB, yang


harus ada efek jera sehingga kalau tidak disiplin PSBB
akan diberlakukan lagi.

3
Kriteria Langkah-Langkah Kesehatan Terhadap Penyebaran COVID-19 untuk
Menentukan Kebijakan Penyesuaian Pembatasan Sosial

Cluster Indikator Data yang Dibutuhkan


Rt = Ro pada waktu t <1 selama 2 minggu • Trend kasus baru (untuk Ro)
Epidemiologi • Penurunan kasus minimal 50% sejak puncak
1 Keterangan:
Rt = Ro x (St/Nt) à disederhanakan
Ro Dunia : 1,9 – 5,7
Syarat mutlak
Ro Indonesia: 2,5*
Ro pada waktu t < 1 (untuk memenuhi syarat pengurangan pembatasan)

Jumlah kasus baru yang memerlukan perawatan di RS < • Kapasitas RS per 1.000 penduduk
2 Sistem
Kesehatan
maksimal kapasitas tempat tidur RS dan IGD yang diperuntukan
perawatan COVID-19 (maksimum 60% dari tempat tidur yang


Proyeksi kasus baru butuh perawatan (min. 20%) < kapasitas RS
Proyeksi kasus baru
• Jumlah TT RS (dilengkapi dengan ventilator)
pertimbangan tersedia) • Data ruang isolasi
Kapasitas tes laboratorium yang cukup dan memiliki strategi tes • Data kapasitas per hari di provinsi/kab kota
yang jelas • Surveilans kematian di RS dan masyarakat

3 Surveillans
(jumlah tes per 1 juta penduduk mencapai 3500)
Keterangan**:



Jumlah total tes lab dilaporkan setiap hari
80% dari closed contact dilacak dalam 72 jam & dikarantina
Kasus PDP, ODP di isolasi
pertimbangan Indonesia: 743 (19 Mei 21.00)*** • Min 80% kontak kasus baru dipantau 14 hari
1 bulan @10.000 test, maka pada tgl 19 Juni mencapai 1838 • Daftar suspek; Periode konfirmasi hasil uji
• Daftar ODP; Lokasi pemantauan
India: 1744 Malaysia: 14304
Thailand: 4099 Filipina: 2238
Vietnam: 2828 Brazil : 3462

Sumber: WHO
*Hasil Diskusi Bappenas dengan WHO dan Ahli Epidemiologi **Sumber: Worldometer ***Arahan Presiden: 10.000 test per hari, tanggal 18 Mei 2020 dilakukan 12.000 test

4
Angka Reproduksi Efektif (Rt)

Merupakan ukuran
pengendalian epidemi yang
disarankan oleh WHO

Epidemi dapat terkendali jika:

Rt < 1 selama 2 minggu

5
ANGKA REPRODUKSI EFEKTIF (Rt) COVID-19 BERDASARKAN PROVINSI

• Rt > 1,0 menunjukkan


pertumbuhan kasus,
sedangkan Rt < 1,0
menunjukkan penurunan
jumlah kasus.

• Tren Rt di semua
wilayah saat ini masih di
atas 1,0
• DKI Jakarta, Jabar dan
Jateng sudah
menunjukkan tren Rt<1
• Penghitungan juga
menggunakan estimasi
batas atas (upper bound) Rt:
mengingat jumlah test
masih relatif rendah.

6
Angka Reproduksi Efektif (Rt) Provinsi Masih Bervariasi

Credibility interval ditentukan oleh: banyaknya tes dan kecepatan pelaporan data
7
Angka Reproduksi Efektif (Rt) Provinsi Masih Bervariasi

8
Angka Reproduksi Efektif (Rt) Provinsi Masih Bervariasi

9
ANGKA REPRODUKSI EFEKTIF (Rt) COVID-19 UNTUK WILAYAH JABODETABEK

• Untuk wilayah
Jabodetabek,
pengendalian wabah
COVID-19 di DKI
Jakarta sudah cukup
baik, karena Rt<1

• Upper bound DKI


Jakarta relatif lebih
rendah, karena
datanya relatif lebih
baik

*catatan: Kabupaten dan Kota


Tanggerang Data Pembaharuan
15 Mei 2020

10
Angka Reproduksi Efektif (Rt) Wilayah Jabodetabek Berdasarkan Waktu

11
PEMULIHAN EKONOMI DIPERLUKAN SECARA BERTAHAP:
Efektivitas Sistem Kesehatan Publik Merupakan Faktor Kunci Kecepatan Recovery Ekonomi
Tingkat kesiapan untuk memulai kegiatan
ekonomi:

Tahap 2 Tingkat kesiapan Tingkat kesiapan


Tingkat kesiapan sistem sistem sedang & sistem tinggi &
rendah & tingkat tingkat tingkat
pertumbuhan virus pertumbuhan virus pertumbuhan
Kerangka Transisi Pemulihan rendah rendah virus rendah

Pemberlakuan PSBB , pengendalian virus


secara ketat dan peningkatan sistem
kesehatan publik. Tingkat kesiapan Tingkat kesiapan sistem
Tingkat kesiapan sistem
sistem sedang & tinggi & tingkat
rendah & tingkat
tingkat pertumbuhan pertumbuhan virus
pertumbuhan virus
Transisi pemulihan ekonomi, kapasitas layanan virus sedang sedang
sedang
kesehatan terus ditingkatkan, untuk memungkin-
kan tahap selanjutnya.
Jika penyebaran meningkat, daerah harus
kembali ke tahap sebelumnya.

Tingkat kesiapan sistem Tingkat kesiapan Tingkat kesiapan sistem


Daerah mencapai ‘new’ normal jika layanan
rendah & tingkat sistem sedang & tinggi & tingkat
kesehatan memadai dan penyebaran virus
pertumbuhan virus tinggi tingkat pertumbuhan pertumbuhan virus tinggi
terkendali. Pemantauan dan tracking terus
virus tinggi
dilakukan.

Sumber: McKinsey, 2020, “How to restart national economies during the


coronavirus crisis.”

12
Diagram Tingkat Kesiapan Provinsi: Berdasarkan Rt dan Kapasitas Kesehatan
(Upper Bound)

Analisis berdasarkan Rt dan kapasitas


kesehatan (jumlah tempat tidur RS),
menunjukkan bahwa PSBB masih
diperlukan di sebagian besar wilayah.

DKI Jakarta bisa bersiap untuk melakukan


pelonggaran, namun harus tetap
menerapkan protokol Covid secara ketat.

PSBB bisa dibuka pada saat Rt < 1


setidaknya selama 2 minggu setelah itu
(WHO)

Jumlah tempat tidur RS per 1000 populasi


13
Diagram Tingkat Kesiapan Provinsi: Berdasarkan Rt dan Kapasitas Kesehatan
(Median)

Analisis berdasarkan Rt dan kapasitas


kesehatan (hanya jumlah tempat tidur RS),
menunjukkan bahwa PSBB masih diperlukan di
sebagian besar wilayah.

DKI Jakarta dan Jawa Barat bisa bersiap untuk


melakukan pelonggaran, namun harus tetap
menerapkan protokol Covid secara ketat.

PSBB bisa dibuka pada saat Rt < 1


setidaknya selama 2 minggu setelah itu
(WHO)

Jumlah tempat tidur RS per 1000 populasi


14
PROTOKOL ‘NEW NORMAL’:
MENGUBAH PERILAKU KESEHATAN DAN KESELAMATAN
Publik
• Penggunaan masker, hand sanitizer, dan cuci tangan pakai sabun
• Hygiene awareness: cuci tangan pakai sabun dan PHBS lainnya.
• Pembatasan dan pemisahan secara fisik
• Pelaporan kasus secara mandiri
• Peran kekuatan komunitas

Bisnis
• Pembentukan tim kebersihan khusus
• Panduan untuk bekerja dari rumah, dan pembatasan tempat kerja
• Pemberlakuan tracking & tracing
• Pemeriksaan temperatur
• Fasilitas cuci tangan di area publik (termasuk: pariwisata)
• UMKM memproduksi masker, hand-sanitizer, pelindung wajah

Pemerintah (Pusat dan Daerah)


• Penerapan skema paid sick-leave
• Penanganan pelaporan kasus (melalui tracking & tracing)
• Pembentukan tim kebersihan khusus
• Penyediaan fasilitas tes mandiri tersertifikasi (test swab, PCR)
• Kampanye publik (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), antara lain: di tempat-tempat umum (bandara, stasiun, mal, bis, pasar tradisional, restoran, tempat
wisata, tempat ibadah, sekolah dan kampus, bioskop, fasilitas olah raga)

15
KESIMPULAN
• Penyesuaian pembatasan ditentukan oleh
Ro pada waktu t (Rt), jika Rt <1 dan
sudah terjadi selama dua minggu, dapat
dilakukan pengurangan pembatasan
Penerapan kebijakan
• Pengurangan pembatasan harus juga
penyesuaian pembatasan
memenuhi kriteria Surveilans dan
sosial harus disertai
Kesiapan Pelayanan Kesehatan
penerapan protokol
• Pengurangan pembatasan bukan berarti kesehatan yang ketat
virus hilang, tetapi penyebaran virus (disertai sanksi)
dapat di kendalikan
• Kehidupan akan menerapkan “new Contoh Protokol Kesehatan Ketat di Singapura:
• Pemerintah Singapura mengerahkan petugas pelaksanaan
normal” setidaknya sampai tersedianya penjagaan jarak
vaksin atau obat • Denda diberlakukan S$300 dolar untuk pelanggaran
pertama, dan S$1000 untuk pelanggaran kedua,
• Protokol kesehatan harus disusun untuk pelanggaran selanjutnya akan didenda di pengadilan.
setiap aktifitas

16
HAL-HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN MASYARAKAT

1. Dalam dua minggu ke depan adalah masa kritikal penyebaran baru COVID-19, karena:
a. perayaan Idul Fitri (sholat berjamaah, ziarah, berkumpul dalam acara silaturahmi,
pasar malam, dan perayaan lainnya)
b. potensi arus balik dan kembali ke tempat kerja

2. Tetap disiplin tinggi dalam menerapkan protokol COVID-19:


a. Penggunaan masker, hand sanitizer, dan cuci tangan pakai sabun
b. Pembatasan secara fisik (physical distancing) di tempat umum, kendaraan umum,
pasar, bioskop, dll
c. Pelaporan kasus secara mandiri
d. Kontrol sosial: kepedulian dan berani mengingatkan penerapan protokol COVID-19

3. Segera beradaptasi dengan kehidupan normal baru (new normal):


a. Perubahan kebijakan dan aturan sesuai dengan perkembangan COVID-19
b. Pemanfaatan teknologi digital semaksimal mungkin
c. Melaksanakan protokol COVID-19 secara konsisten

17
DASHBOARD Rt yang Update Secara Harian:
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

Minggu Depan Dashboard ini akan dapat diakses melalui: http://covid.bappenas.go.id

18
TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai