Anda di halaman 1dari 48

PEMANFAATAN PETA DAYA DUKUNG

DAN DAYA TAMPUNG BERBASIS JASA


EKOSISTEM DALAM PENYUSUNAN KLHS
DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN LAIN
Oleh
Ardinis Arbain
Ilustrasi sederhana daya dukung
lingkungan

Daya Dukung (Bus) terlampaui,


tidak mampu menampung
jumlah penumpang. Sangat
berbahaya

Daya Dukung (Bus) masih mampu


mendukung penumpang yang ada.
Ideal

Peningkatan Kapasitas Daya Dukung (Bus)


untuk memenuhi pertambahan jumlah
penumpang yang ada. Dibutuhkan modal dan
teknologi
Jenis-jenis Daya Dukung

Daya Dukung Air Daya dukung SDA

Daya Dukung Berbasis


Daya Dukung Wisata
Jasa Ekosistem
Daya Dukung Air
• DDA = PSA/ KA

DDA = Daya dukung sumber daya air


PSA = Potensi Sumber Daya Air
KA = Kebutuhan Air
Daya Dukung dan Potensi Sumber Daya Alam
• Y = f ( L, K, R, T, S)

Y = jumlah produksi nasional


L = jumlah tenaga kerja
K = Kapital
R = potensi sumber daya alam
T = Teknologi
S = faktor sosial. ( Suparmoko, 2008)
Daya Dukung Wisata
• RCC = PCC x Cf₁ x Cf₂ x ...... x Cfn

• RCC = Daya Dukung Riil


• PCC = Daya Dukung Fisik
• Cf = Faktor Koreksi dari parameter biofisik lingkungan.
Elemen Peta Daya Dukung dan Daya Tampung
• Peta Tutupan Lahan
• Peta Ekoregion Berbasis Bentang Lahan
• Penilaian Peran ecoregion dan tutupan lahan terhadap jasa ekosistem
dengan metode expert based valuation.
• Pengelompokan jasa ekosistem menurut Millenium Ecosystem
Assessment 2005.
Klassifikasi Jasa Ekosistem

Jasa Jasa
Penyediaan Pengaturan

Jasa
Jasa Budaya
Pendukung
PENGELOMPOKAN DD DAN DT LH PADA JASA EKOSISTEM
• Makna “ecosystem service” adalah benefit dari ekosistem yang digunakan manusia
• Layanan ekosistem mencakup penyediaan sumber daya dan jasa yang sesuai dengan konteks
kapasitas “dukungan” dan “tampung” dari alam

No Jenis Jasa Ekositem Jenis DDL DTL


1 JASA PENYEDIAAN 1. Pangan
(PROVISIONING) 2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), Kayu dan Fosil
5. Sumberdaya genetik
2 JASA PENGATURAN 1. Pengaturan iklim
(REGULATING) 2. Pengaturan tata aliran air & banjir
3. Pencegahan dan perlindungan dari bencana alam
4. Pemurnian air
5. Pengolahan dan penguraian limbah
6. Pemeliharaan kualitas udara
7. Pengaturan penyerbukan alami (pollination)
8. Pengendalian hama & penyakit
3 JASA BUDAYA 1. Tempat tinggal & ruang hidup (sense of place)
(CULTURAL)* 2. Rekreasi & ecotourism
3. Estetika (Alam)
4. Pendidikan & pengetahuan
5. Ikatan budaya, adat, pola hidup
6. Spiritual & warisan leluhur
4 JASA PENDUKUNG 1. Pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan
(SUPPORTING) 2. Siklus hara (nutrient cycle)
3. Produksi primer
4. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)
5. Habitat perkembangbiakan flora fauna
Pemanfaatan Peta DDDT
• Panduan dalam penyusunan, evaluasi keberhasilan, revisi RPJMD.
• Dasar Penyusunan RPPLH.
• Dasar dan pedoman penyusunan KLHS, baik KLHS RPJM maupun KLHS
RTRW.
• Panduan dalam penyusunan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B).
• Alat bantu untuk peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi
program program pembangunan sectoral.
PENGGUNAAN PETA DDDTLH DALAM
PENYUSUNAN, EVALUASI
KEBERHASILAN, REVISI RPJMD
Contoh pemanfaatan;
• Penggunaan Peta untuk menjadi salah satu pertimbangan pemilihan
prioritas pengembangan ekonomi dalam RPJP.
• Apakah akan lebih diprioritaskan kepada
- pengembangan wisata
- pengembangan pertanian/ perkebunan / peternakan
- pemanfaatan sumber daya mineral.
- pengembangan bio industri dll.
Contoh: Kabupaten Metawai
Jasa Penyediaan Pangan dan Air Bersih Mentawai.
Kabupaten Mentawai
Daya Dukung Kab. Mentawai dalam Jasa
Penyediaan.

Persentase Luas DDDTLH


Dari table dapat dilihat bahwa daya dukung
No Nama Jasa Penyediaan Sangat Tinggi & Rendah & Sangat
jasa penyediaan yang sangat tinggi dan tinggi
Sedang adalah Jasa Penyediaan Serat dan Sumber
Tinggi Rendah
1 Pangan 8,96% 13,24% 77,80%
daya genetik sementara Jasa Penyediaan
2 Air Bersih 5,41% 83,87% 10,72% Pangan tergolong rendah.
3 Serat 90,24% 4,89% 4,87% Mempertimbangkan hal ini maka pilihan
4 Bahan Bakar 12,01% 74,10% 13,89% utama pembangunan di Kepulauan Mentawai
5 SD Genetik 80,90% 4,91% 14,20% untuk pengembangan pertanian kurang cocok.
Rata-rata 39,50% 36,20% 36,20% Namun pemanfaatan SD Genetik , seperti
pengembangan tamanan obat dan ekowisata
relative lebih sesuai.
PENGGUNAAN PETA DDDTLH
DALAM PENYUSUNAN RPPLH
Pemanfaatan Peta DDDT LH dalam
Penyusunan RPPLH
• Pemanfaatan dan Pencadangan Sumber Daya Alam
• Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan atau fungsi Lingkungan
Hidup
• Pengendalian,Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestraian
Sumber Daya Alam
• Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

• Contoh KASUS Kota Padang.


EKOREGION DAN TUTUPAN LAHAN
YANG MEMPENGARUHI JASA PENGATURAN KOTA PADANG
3) BERDASARKAN
EKOREGION

4) BERDASARKAN
TUTUPAN LAHAN
R1. PENGATURAN IKLIM R2. TATA ALIRAN AIR DAN R3. PERLINDUNGAN
BANJIR BENCANA
R4. PEMURNIAN AIR R5. PENGURAIAN R6. PEMELIHARAAN
LIMBAH UDARA
Analisis
• Berdasarkan enam peta diatas sangat perlu memperhatikan daerah
perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Solok untuk tetap
mempertahankan kualitas tutupan lahan dalam upaya :
- pengendalian banjir
- Pengendalian pencemaran udara
- Penjagaan kualitas air
- perlindungan terhadap bencana.
• Maka dalam RPPLH Kota Padang intensitas perlindungan terhadap
lokasi tersebut perlu ditingkatkan dengan strategi yang variative.
Lokasi tsb sebelumnya telah ditetapkan sebagai hutan lindung.
PENGGUNAAN PETA DDDT DALAM
PENETAPAN ISU STRATEGIS DAN ISU
PRIORITAS DALAM PENYUSUNAN
KLHS
Penyusunan analisis pengaruh KRP terhadap
muatan KLHS
• Dalam penyusunan KLHS salah satu point penting adalah melihat hubungan
antara Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) terhadap enam muatan KLHS
yaitu:
a. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
untuk pembangunan
b. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup.
c. Kinerja layanan Jasa Ekosistem
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan
iklim.
f. Tingkat ketahanan dan potensi keanekargaman hayati.
a) Analisis Potensi Fokus pada JE yang
akan dilindungi
(tinggi dan sangat tinggi)

Fokus pada JE yang


akan dilindungi
(tinggi dan sangat tinggi)
b) Pembobotan Potensi

Bobot Berdasarkan area yang akan terdampak :


• 5 (Sangat Besar), Jika area yg akan terdampak > 80%
• 4 (Besar), Jika area yg akan terdampak 60 - 80%
• 3 (cukup), Jika area yg akan terdampak 40 - 60%
• 2 (kecil), Jika area yg akan terdampak 20 - 40%
• 1 (Sangat kecil), Jika area yg akan terdampak <20%
c) Analisis Pengaruh
• PENETAPAN NILAI POSITIF ATAU NEGATIF BERDASARKAN KESEPAKATAN AHLI DAN PARA PIHAK
• MAKNA PENGARUH POSITIF DAN PENGARUH NEGATIF:
+ jika mempertahankan atau meningkatkan fungsi ekosistem
- jika mengurangi fungsi ekosistem
d) ANALISIS SKALA PENGARUH
(Langkah 2 x langkah 3)
a. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
b. Perkiraan Mengenai Dampak dan Risiko
Lingkungan Hidup
c. Kinerja Layanan atau Jasa Ekosistem
d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
e. Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi
terhadap Perubahan Iklim
f. Tingkat Ketahanan dan Potensi
Keanekaragaman Hayati
Revisi Pola Ruang RTRW Kota Padang:
Pola Ruang Kawasan Perdagangan dan Jasa dan Jasa Ekosistem
Penyediaan Pangan Jasa Penyediaan
Tahun 2010 Revisi Tahun 2017 Pangan VS Revisi
Analisis Peta
• Terlihat bahwa penambahan luas kawasan Perdagangan dan Jasa
pada Revisi Pola Ruang RTRW Kota Padang pada tahun 2017,
berhimpitan dengan wilayah dimana jasa penyediaan pangan adalah
sangat tinggi dan tinggi
• Perluasan kawasan Perdagangan dan Jasa tentunya akan mengurangi
kemampuan alam dalam menyediakan Jasa Penyediaan Pangan.
• Untuk itu, direkomendasikan agar Perluasan kawasan perdagangan
dan jasa dalam revisi Pola Ruang RTRW Kota Padang tersebut
dilakukan dengan dengan bangunan vertikal agar konversi lahan
dilakukan seminimal mungkin.
PENGGUNAAN PETA DDDTLH DALAM
PENENTUAN ARAHAN LP2B
LANGKAH PENENTUAN ARAHAN LP2B LP2B

DAN LCP2B &


LCP2B
siap untuk ditetapkan

BERBASIS DDDTLH
12 Jasa Ekosistem dari Lansekap Pertanian (Smukler
et. al . 2012)
1 POTENSIAL LP2B
8
JASA PENYEDIAAN (PROVISIONING)

2
1. Pangan
2. Air bersih Prioritas I
3. Serat (fiber) Arahan pada kawasan yang
JASA PENDUKUNG (SUPPORTING) JASA PENGATURAN (REGULATING) memberikan jasa lingkungan Sangat
1. Pembent ukan lapisan 1. Pengat uran iklim Tinggi dan Tinggi (atas dasar indeks
t anah & pemeliharaan 2. Pengat uran t at a aliran air & komposit jasa ekosistem)
kesuburan banjir
2. Siklus hara (nut rient cycle) 3. Pemurnian air
4. Pengat uran penyerbukan
3. Produksi primer Prioritas II
alami (pollinat ion) LANDCOVER
5. Pengendalian hama & Arahan pada kawasan yang
penyakit memberikan jasa lingkungan Sedang
SAWAH IRIGASI
JASA BUDAYA (CULTURAL) (atas dasar indeks komposit jasa Areal
3
LADANG
1. Tempat t inggal & ruang hidup ekosistem) Bebas dari
(sense of place)
Tumpang

4 Prioritas III Tindih


Arahan pada kawasan yang
memberikan jasa lingkungan Rendah
dan Sangat Rendah (atas dasar indeks
LANDCOVER komposit jasa ekosistem)

PERKEBUNAN

7
LAHAN TERBUKA
20 Jasa Ekosistem HUTAN PRIMER DAN
SEKUNDER
JASA PENYEDIAAN (PROVISIONING)
1. Pangan POTENSIAL LCP2B
2. Air bersih
3. Serat (fiber)
4. Bahan bakar (fuel), kayu dan fosil
5. Sumberdaya genet ik
5
JASA PENGATURAN (REGULATING) Paramater Lahan untuk
JASA PENDUKUNG (SUPPORTING) 1. Pengat uran iklim

6
1. Pembent ukan lapisan t anah 2. Pengat uran t at a aliran air &
LP2B dan LCP2B
& pemeliharaan kesuburan banjir
(Permentan No.
3. Pencegahan dan perlindungan 07/Permentan/OT.140/2/2012)
2. Siklus hara (nut rient cycle)
dari bencanaalam
3. Produksi primer 4. Pemurnian air
4. Biodiversit as (perlindungan 5. Pengolahan dan penguraian
plasma nut fah limbah
6. Pemeliharaan kualit as udara
7. Pengat uran penyerbukan alami
Peta RTRW
(pollinat ion)
8. Pengendalian hama & penyakit
JASA BUDAYA (CULTURAL)
1. Tempat t inggal & ruang hidup
(sense of place)
2. Rekreasi dan ekot urisme
3. Est et ika (alam)
ARAHAN LP2B DAN LCP2B
KABUPATEN AGAM
ARAHAN LP2B KABUPATEN AGAM: SAWAH
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Total
No Kecamatan
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Jumlah (ha) %
1 Ampek Angkek 1,125.89 76.09 353.72 23.91 - 1,479.60 4.87
2 Ampek Koto 222.47 38.66 282.71 49.13 70.20 12.20 575.38 1.89
3 Ampek Nagari 1,693.40 86.42 266.21 13.58 - 1,959.60 6.45
4 Banuhampu 1,103.76 93.35 - 78.63 6.65 1,182.39 3.89
5 Baso 678.88 69.67 206.94 21.24 88.62 9.09 974.44 3.21
6 Canduang 255.86 21.36 941.82 78.64 - 1,197.69 3.94
7 Kamang Magek 1,345.14 87.31 - 195.44 12.69 1,540.58 5.07
8 Lubuk Basung 8,099.71 98.62 112.98 1.38 - 8,212.69 27.04
9 Malalak 67.71 59.19 46.69 40.81 - 114.39 0.38
10 Matur 995.00 34.65 1,048.25 36.51 828.26 28.84 2,871.51 9.45
11 Palembayan 2,085.29 59.68 569.34 16.29 839.66 24.03 3,494.29 11.50
12 Palupuh - - 774.74 100.00 774.74 2.55
13 Sungai Pua 238.33 85.03 41.97 14.97 - 280.30 0.92
14 Tanjung Mutiara 1,153.72 100.00 - - 1,153.72 3.80
15 Tanjung Raya - 2,052.33 100.00 - 2,052.33 6.76
16 Tilatang Kamang 2,511.57 100.00 - - 2,511.57 8.27
Jumlah 21,576.72 71.03 5,922.95 19.50 2,875.56 9.47 30,375.23 100.00
ARAHAN LP2B KABUPATEN AGAM: LADANG
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 2 Total
No Kecamatan
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Jumlah (ha) %
1 Ampek Angkek 1,129.61 92.58 90.52 7.42 - 1,220.13 2.32
2 Ampek Koto 78.81 3.49 1,780.87 78.81 399.90 17.70 2,259.58 4.30
3 Ampek Nagari 3,503.29 66.23 1,786.61 33.77 - 5,289.89 10.07
4 Banuhampu 423.75 27.44 994.51 64.40 126.09 8.16 1,544.35 2.94
5 Baso 1,247.79 45.19 1,161.73 42.08 351.44 12.73 2,760.96 5.26
6 Canduang 331.86 17.09 1,610.43 82.91 - 1,942.29 3.70
7 Kamang Magek 1,071.32 64.79 - 582.27 35.21 1,653.60 3.15
8 Lubuk Basung 6,489.54 97.41 122.04 1.83 50.72 0.76 6,662.30 12.69
9 Malalak 2,760.58 67.22 1,346.11 32.78 - 4,106.69 7.82
10 Matur 94.13 4.52 396.08 19.01 1,593.12 76.47 2,083.33 3.97
11 Palembayan 2,178.78 24.80 2,719.42 30.95 3,888.48 44.25 8,786.67 16.73
12 Palupuh - - 3,783.83 100.00 3,783.83 7.21
13 Sungai Pua 72.16 4.63 1,485.66 95.37 - 1,557.83 2.97
14 Tanjung Mutiara 4,119.95 85.99 104.84 2.19 566.51 11.82 4,791.30 9.12
15 Tanjung Raya - 2,569.97 100.00 - 2,569.97 4.89
16 Tilatang Kamang 1,405.80 93.91 - 91.20 6.09 1,497.00 2.85
Jumlah 24,907.37 47.43 16,168.78 30.79 11,433.57 21.77 52,509.72 100.00
ARAHAN LCP2B KABUPATEN AGAM
Cadangan (tutupan
Sawah Irigasi Ladang eksisting Lahan Total
No Kecamatan Terbuka)
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Jumlah (ha) %
1 Ampek Angkek 1,479.60 54.81 1,220.13 45.19 - - 2,699.73 3.20
2 Ampek Koto 575.38 20.30 2,259.58 79.70 - - 2,834.96 3.36
3 Ampek Nagari 1,959.60 27.03 5,289.89 72.97 - - 7,249.50 8.58
4 Banuhampu 1,182.39 43.36 1,544.35 56.64 - - 2,726.74 3.23
5 Baso 974.44 26.09 2,760.96 73.91 - - 3,735.40 4.42
6 Canduang 1,197.69 38.14 1,942.29 61.86 - - 3,139.97 3.72
7 Kamang Magek 1,540.58 48.23 1,653.60 51.77 - - 3,194.18 3.78
8 Lubuk Basung 8,212.69 52.18 6,662.30 42.33 864.75 5.49 15,739.75 18.64
9 Malalak 114.39 2.71 4,106.69 97.29 - - 4,221.08 5.00
10 Matur 2,871.51 57.95 2,083.33 42.05 - - 4,954.84 5.87
11 Palembayan 3,494.29 28.45 8,786.67 71.53 2.28 0.02 12,283.25 14.55
12 Palupuh 774.74 17.00 3,783.83 83.00 - - 4,558.57 5.40
13 Sungai Pua 280.30 15.25 1,557.83 84.75 - - 1,838.13 2.18
14 Tanjung Mutiara 1,153.72 17.37 4,791.30 72.16 695.18 10.47 6,640.20 7.86
15 Tanjung Raya 2,052.33 44.40 2,569.97 55.60 - - 4,622.30 5.47
16 Tilatang Kamang 2,511.57 62.66 1,497.00 37.34 - - 4,008.58 4.75
Jumlah 30,375.23 35.97 52,509.72 62.18 1,562.22 1.85 84,447.17 100.00
PETA ARAHAN LP2B DAN LCP2B
KABUPATEN AGAM
Pembuatan Terowongan pada daerah dengan
tutupan hutan yang rapat
Terima Kasih
ardinis.arbain@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai