Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK BAYI BARU LAHIR PADA


BY. NY. F DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG
BAWANG

Oleh :

RISKE EVIANA
NIM. 202308148

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK BAYI

BARU LAHIR PADA BY. NY. F DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN

TULANG BAWANG” telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan

pada:

Hari/tanggal :

Tulang Bawang,

Mahasiswa

Riske Eviana

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

......................................... ...............................................

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik yang
berjudul ”ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK BAYI BARU LAHIR PADA
BY. NY. F DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG BAWANG”.
Laporan Pratik ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan profesi
bidan di Stikes Karya Husada Kediri.
Dalam penulisan Laporan Praktik ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara spiritual, moral
dan material
2. Para Dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan selama
pembuatan laporan praktik
3. Kepala TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberi izin
kepada penulis untuk mendapatkan data-data dalam penyusunan laporan
praktik
4. Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku referensi untuk
penyusunan karya tulis ilmiah
5. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan
semangat, yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu. Serta berbagai
pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan praktik ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan praktik ini, masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak dan semoga laporan praktik ini bermanfaat. Amin.

Tulang Bawang, Februari 2024


Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Konsep Dasar Pranikah..........................................................................3
2.2 Konsep Dasar Anemia.........................................................................10
2.3 Kajian Dari Jurnal................................................................................17
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan........................................................18
BAB 3 TINJAUAN KASUS................................................................................22
3.1 Data Subjektif......................................................................................22
3.2 Data Objektif........................................................................................26
3.3 Analisis Data/Diagnosa........................................................................28
3.4 Intervensi..............................................................................................28
3.5 Penatalaksanaan...................................................................................29
BAB 4 PEMBAHASAAN....................................................................................31
BAB 5 PENUTUP................................................................................................34
5.1 Kesimpulan..........................................................................................34
5.2 Saran.....................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................37

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan

segera bayi lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada

dua hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal,

memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir

merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Salah satu

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang berkualitas adalah pemberian

ASI Eksklusif.

Angka kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang

peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI

juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

pembangunan milenium yaitu tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan

ibu, dimana target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan di capai sampai

tahun 2015 adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes,

2015).

WHO memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 500.000 ibu

meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu

perempuan yang meninggal. Penurunan angka kematian ibu per 100.000

kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan

pembangun milenium (milenium Development Goals/ MDG’s) pada 2015

(Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian

1
bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000 kelahiran hidup.

Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa

pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya

untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut (Saragih,2010).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka

Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun

2014 menjadi 49 per kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka

Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian per 1.000

kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per

1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan

laporan program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52

kematian bayi dari 29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan

Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab kematian antara lain adalah BBLR,

down syndrome, infeksi neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis,

kelainan jantung, respiratory distress syndrome, post op hidrosefalus, dan

lain sebagainya.

Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu

dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir

akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat

seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada

bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat

menyebabkan hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan

2
otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian

tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).

Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan

kematian anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring,

Oral Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning,

FoodSupplemen, dan Female Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan

baik dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan

Masyarakat. Growth monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat

balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi

kesehatannya. Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri

maupun yang sudah tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit

diare yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi dan

anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita terkena penyakit pada

masa mendatang. Family Planning penting karena secara tidak langsung,

jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak

(Tri, 2005).

Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada

bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk

memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang

normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat

kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI

sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil

penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI

eksklusif dengan status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan

3
makanan yang higienis, murah, mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi

bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi selama 6

bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang

dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan

gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan

semakin baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif kepada bayi yang berusia (Kurnia 2013).

Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI

eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015),

tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi

baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan menggunakan kasa steril

lebih cepat lepas dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10%,

dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kasa steril

lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan menggunakan

antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar

umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat

sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi

baru lahir. Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak

menyebabkan tali pusat lembab dan basah.

1.2 Tujuan

1.2.1 Melakukan pengkajian pada kasus bayi baru lahir normal?

1.2.2 Menganalisa dan mendiagnosis kasus bayi baru lahir normal?

1.2.3 Melakukan intervensi/tindaksn pada bayi baru lahir normal?

1.2.4 Melakukan penatalaksanaan kasus bayi baru lahir normal?

4
1.2.5 Melakukan evaluasi pada kasus bayi baru lahir normal?

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang bayi baru

lahir normal

1.3.2 Bagi Pasien

Mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai pada bayi baru lahir

normal

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

2.1.1 Bayi baru lahir

2.1.1.1 Pengertian

Bayi baru lahir nornal adalah bayi yang lahir menangis

kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,

dengan berat badan 2500-4000 gram, (APGAR) > 7 dan

tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari

ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian

fisiologi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2.1.1.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai

beberapa antara lain:

1) Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-

merahan

2) Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit,

3) Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau

batur/bersin

6
4) Activity (tonus otot), gerak aktif

5) Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari

36°C)

Tabel 1.1 Tanda APGAR


Nilai 0 1 2
Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
Appearance normal merah tangan dan kaki
Seluruh badan
color (warna muda, tetapi normal merah
biru atau pucat
kulit) tangan dan kaki muda, tidak ada
kebiruan sianosis
Pulse (heart rate)
Atau frekuensi Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Jantung
Meringis atau
Grimace Tidak ada respon Meringis atau
bersin atau batuk
(reaksi terhadap terhadap menangis lemah
saat stimukasi
rangsangan) stimulasi ketika distimulasi
saluran nafas
Lemah atau
Activity
tidak ada Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot)

Menangis kuat,
Respiration Lemah atau tidak
Tidak ada pernafasan baik dan
(usaha nafas) teratur
teratur
Sumber : (Rukiyah & Yulianti, 2010)

2.1.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.

2) Berat badan 2.500-4000 gram.

3) Panjang badan 48-52 cm.

4) Lingkar dada 30-38 cm.

5) Lingkar kepala 33-35 cm.

6) Lingkar lengan 11-12 cm.

7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

7
8) Pernafasan 40-60 x/menit.

9) Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan

subkutan yang cukup

10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya

telah sempurna.

11) Kuku agak panjang dan lemas.

12) Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan

13) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan

taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk

dengan baik

14) Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan)

sudah terbentuk dengan baik.

15) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik.

16) Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.

17) Genetalia

Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang

berada pada skrotum dan penis yang berlubang.Pada

perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan

mayora. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya

mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam

kecoklatan (Maryanti, 2011).

8
2.1.1.4 Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir antara

lain:

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,

2) Suhu terlalu panas atau lebih dari 38°C atau terlalu

dingin suhu kurang dari 36°C.

3) Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau

pucat, memar atau sangat kuning (terutama pada 24

jam pertama)

4) Pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk

berlebihan, banyak muntah)

5) Tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,

berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan

suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan

(pus), bau busuk, pernafasan sulit.

6) Mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama

kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam pertama,

muntah, terus menerus, distensi abdomen, faeses

hijau/berlendir/darah.

7) Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa,

lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang,

(Muslihatun, 2010).

9
2.1.1.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir

Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada

bayi baru lahir adalah sebagai berikut

1) Penilaian

Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang

bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas

perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan

bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa

tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.

Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru

lahir.

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat

tanpa kesulitan ?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna

kemerahan atau kah ada sianosis ?

2) Penanganan

a. Menjaga bayi agar tetap hangat,

Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya

melalui:

 Evaporasi, yaitu penguapan cairan

ketuban pada tubuh bayi sendiri karena

setelah lahir tidak segera dikeringkan dan

diselimuti.

10
 Konduksi, yaitu melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dan permukaan yang

dingin.

 Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar

udara yang lebih dingin (misalnya melalui

kipas angina, hembusan udara, atau

pendingin ruangan).

 Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di

dekat benda-benda yang mempunyai suhu

lebih rendah dari suhu tubuh bayi

(walaupun tidak bersentuhan secara

langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

b. Membersihkan saluran nafas (jika perlu),

mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong

tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini

(IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara

IM (Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg

pada setiap bayi baru lahir, memberikan salep

mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata,

melakukan pemeriksaan fisik memberikan

imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM

(intramuskular) di paha kanan anteroleteral,

11
diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian

vitamin K1 (Sujianti, 2011).

c. Perawatan Tali pusat

Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Sisa

tali pusat harus ditutupi kasa steril.

d. Memastikan Bayi minum yang cukup

Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini

(dalam 30 menit 1 jam setelah lahir) dan

eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi

yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,

mudah dicerna dan efesien, mencegah

berbagai penyakit infeksi. Cara menyusui bayi:

topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus

menghadap payudara, hidung dekat puting

susu, tunggu mulut bayi terbuka lebar, gerakan

mulut kearah puting sehingga bibir bawah jauh

dibelakang areola,bayi menghisap kuat

e. Memastikan bayi sudah Buang Air Besar

(BAB)

Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir

pada hari-hari pertama kehidupannya adalah

berupa mekoneum. Mekoneum ini keluar

pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir.

Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari

12
setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar 24

jam menandakan anus bayi baru lahir telah

berfungsi.

f. Memastikan bayi sudah Buang Air Kecil

(BAK)

Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu

24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya bayi akan

BAK sebanyak 6-8 kali/hari

g. Menjaga Kebersihan Kulit Bayi

Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap

kemungkinan terjadinya infeksi. Untuk

mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi,

keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks

kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit

bayi, sehingga jangan dibersihkan pada saat

memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan

kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus

memastikan semua pakaian, handuk, selimut

dan kain yang digunakan untuk bayi selalu

bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu

awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung

meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk

menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya

13
memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi

stabil (setelah 24 jam).

h. Keamanan Bayi

Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan

rentan mengalami kecelakaan. Untuk

menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal

yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya

tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang

menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian

dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja.

Tidak memberikan apapun lewat mulut selain

ASI karena bayi biasa tersedak. Membaringkan

bayi pada alas yang cukup keras pada

punggung/sisi badannya. Hati-hati

menggunakan bantal dibelakang kepala dan

ditempat tidurnya karena dapat menutupi

muka.

2.2 Kajian Dari Jurnal Penelitian

2.2.1 Analisa Jurnal 1

Judul:

Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu pada Bayi Baru Lahir

untuk Mengurangi Angka Kejadian Hipotermi

Paula Vivi Fridely, AmKeb

14
Analisa:

Jurnal ini berjudul “Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu

pada Bayi Baru Lahir untuk Mengurangi Angka Kejadian

Hipotermi”. Jurnal ini membahas tentang pentingnya melakukan

pengukuran suhu bayi secara berkala untuk mengurangi kejadian

hipotermi pada bayi baru lahir di RSIA Budi Kemuliaan. Hasil

penelitan dikelompokan berdasarkan frekuensi kasus hipotermia

pada bayi baru lahir yang dirawat di RSIA Budi Kemuliaan pada

periode 18 Mei 2016 – 30 Juli 2016. Pada bulan Mei didapatkan

dari 40 bayi yang dirawat terdapat 52% bayi dengan hipotermia.

Bulan Juni didapatkan dari 35 bayi yang dirawat terdapat 54%.

Bulan Juli didapatkan dari 108 bayi yang dirawat terdapat 8% bayi

dengan hipotermia.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

kuantitatif yang menggambarkan keadaan bayi hipotermia di RSIA

Budi Kemuliaan pada bayi baru lahir dengan cara sectio caesaria.

Penelitian ini dilakukan pada periode 18 Mei 2016 – 30 Juli 2016.

Besar sampel dalam penelitian didapatkan 183 sample. Kriteria

inklusi yaitu bayi yang lahir secara section caesaria. Sedangkan

kriteria eksklusi adalah bayi dengan berat badan lahir rendah.

Pengumpulan data menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

status rekam medis pasien. Data dientri dengan tabular. Analisis

univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase pada

masing-masing variabel yang akan diteliti.

15
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian

hipotermia yang terjadi pada bayi yang dirawat di RSIA Budi

Kemuliaan pada periode 18 Mei 2016 – 30 Juli 2016 setiap bulannya

mengalami penurunan angka hipotermia dikarenakan petugas

melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya hipotermia

dengan cara mengukur suhu tubuh bayi setiap saat bayi akan

dipindahkan antar ruangan. Jika suhu tubuh bayi saat akan

dipindahkan mengalami hipotermia, maka bayi akan dihangatkan

terlebih dahulu di inkubator hingga suhu tubuh bayi kembali normal.

2.2.2 Analisa Jurnal 2

Judul :

Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan

Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

Dian Puspita Reni 1), Fadhilah Tia Nur 2), Erindra Budi Cahyanto 1),

Angesti Nugraheni1)

Analisa :

Jurnal ini berjudul “Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka

Dan Kasa Kering Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi

Baru Lahir”. Jurnal ini membahas tentang perbedaan perawatan tali

pusat terbuka dan kasa kering dengan lama pelepasan tali pusat pada

bayi baru lahir di Puskesmas Gajahan dan RS Amanah Ibu .

Hasil penelitian didapatkan bahwa Responden Puskesmas

Gajahan sebagai kelompok kasus dan RS Amanah Ibu dan Anak

sebagai kelompok kontrol dimana Puskesmas Gajahan menerapkan

16
perawa-tan tali pusat dengan kasa kering dan RS Amanah Ibu dan

Anak telah menerapkan perawatan tali pusat terbuka. Dari kelompok

kontrol terdiri dari 40 responden kelompok kasus terdapat 31

responden (77.5%) dengan lama pelepasan tali pusatnya berkisar

antara 1-7 hari dan 9 responden (22.5%) dengan lama pelepasan tali

pusat >7 hari. Rerata waktu lepas tali pusat bayi yang dirawat

dengan kasa kering adalah 6.55 hari. Sedangakan dari kelompok

kasus hasil pada penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden

kelompok kontrol ter-dapat 38 responden (95%) dengan lama

pelepasan tali pusatnya berkisar antara 1-7 hari dan 2 responden

(5%) dengan lama pelepasan tali pusat >7 hari. Rerata waktu lepas

tali pusat bayi yang dirawat dengan perawatan terbuka lebih cepat

yaitu 5.43 hari.

Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cohort. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gajahan dan

Rumah Sakit Amanah Ibu dan Anak pada tanggal 16 Februari 2016

sampai 30 April 2016. Populasi target yakni semua bayi yang lahir di

Surakarta. Populasi terjangkau yakni bayi yang lahir di Puskes-mas

Gajahan dan Rumah Sakit. Amanah Ibu dan Anak bulan Februari-

April 2016. Sampel dalam penelitian dipilih sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi. Perhitungan besar sampel menggunakan Power

and Sample Size Program didapat-kan hasil 32 bayi dengan nilai

drop out se-besar 20% sehingga besar sampel untuk setiap kelompok

sejumlah 40 bayi. Jumlah sampel keseluruhan sebanyak 80 bayi.

17
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive

sampling.

Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara perawatan tali pusat terbuka dan kasa kering

dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Hasil

menunjukkan bahwa rerata waktu lepas tali pusat bayi yang dirawat

dengan perawatan terbuka lebih cepat dari pada rerata waktu lepas

tali pusat bayi yang dibungkus dengan kasa steril.

2.3 Tinjauan Menejemen 5 Langkah Askeb

2.3.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

kebidanan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu

keputusan yang terfokus pada pasien. Manajemen kebidanan terdiri

dari lima langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data

sampai dengan evaluasi (Sulistyawati, 2010:219).

2.3.2 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

2.3.2.1 Pengkajian

Menurut Sulistyawati (2010:219) pada langkah pertama ini

dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk

memperoleh data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis

18
adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang

pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.

Menurut Sulistyawati (2010: 220–228) bagian-bagian

penting anamnesis, yaitu:

1) Data Subyektif

(1) Biodata

a) Nama

Sebagai identitas.

b) Usia/tanggal lahir

Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah

ibu dalam persalinan berisiko usia atau tidak.

c) Agama

Dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan

keluarga.

d) Pendidikan terakhir

Untuk menentukan metode yang paling tepat

dalam penyampaian informasi mengenai tehnik

melahirkan bayi.

e) Pekerjaan

Menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola

sosialisasi dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan.

19
f) Suku/bangsa

Berhubungan dengan sosial budaya yang dianut

oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan

persalinan.

g) Alamat

Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,

data ini juga memberi gambaran mengenai jarak

dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi.

(2) Riwayat Pasien

a) Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan pasien datang ke

fasilitas pelayanan kesehatan.

b) Menstruasi

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan

dasar organ reproduksi. Data yang harus

diperoleh dari riwayat menstruasi antara lain:

(a) Manarche: usia pertama kali mengalami

menstruasi.

(b) Siklus: jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi berikutnya.

(c) Volume: seberapa banyak darah menstruasi

yang keluar.

20
(d) Keluhan: keluhan yang disampaikan oleh

pasien dapat menunjuk kepada diagnosis

tertentu.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Beberapa data penting tentang riwayat

kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah

apakah pasien pernah atau sedang menderita

penyakit seperti jantung, diabetes mellitus,

ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis atau

anemia.

d) Pola makan

Untuk mendapatkan gambaran bagaiman pasien

mencukupi asupan gizinya. Data fokus

mengenai asupan mengenai asupan makanan

pasien seperti kapan atau jam berapa terakhir

kali makan, makanan yang dimakan, jumlah

makanan yang di makan.

e) Pola minum

Pada masa persalinan, data mengenai intake

cairan sangat penting karena akan menentukan

kecenderungan terjadinya dehidrasi. Data yang

perlu ditanyakan seperti kapan terakhir kali

minum, berapa banyak yang diminum, apa yang

diminum.

21
f) Pola istirahat

Data yang ditanyakan seperti kapan terakhir

tidur, berapa lama dan aktivitas sehari-hari.

g) Personal Hygiene

Beberapa pertanyaan yang diajukan seperti

kapan terakhir mandi, keramas dan gosok gigi,

kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam.

h) Aktivitas seksual

Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas

seksual seperti keluhan, frekuensi dan kapan

terakhir kali melakukan hubungan seksual.

2) Data Obyektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian

data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang

dilakukan secara berurutan. Langkah-langkah

pemeriksaaan yaitu:

(1) Keadaan Umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien

secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang

dilaporkan kriterianya sebagai berikut:

22
a) Baik

Jika pasien memperlihatkan respon yang baik

terhadap lingkungan dan orang lain serta secara

fisik pasien tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan.

b) Lemah

Kriteria ini jika kurang atau tidak memberikan

respon yang baik terhadap lingkungan dan orang

lain dan pasien sudah tidak mampu berjalan

sendiri.

(2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, dapat melakukan pengkajian derajat

kesadaran pasien dari keadaan composmentis

(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar).

(3) Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan ini meliputi : tekanan darah, nadi,

pernafasan dan suhu.

(4) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Tujuan pengkajian kepala adalah untuk

mengetahui bentuk dan fungsi kepala (Prihardjo,

2006: 50).

23
(a) Rambut: warna, kebersihan, mudah rontok

atau tidak.

(b) Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran.

Tujuan pengkajian telinga adalah untuk

mengetahui keadaan telinga luar, saluran

telinga, gendang telinga dan pendengaran

(Prihardjo, 2006: 61).

(c) Mata: konjungtiva, sklera, kebersihan,

kelainan, gangguan penglihatan (rabun

jauh/dekat).

Tujuan pengkajian mata adalah untuk

mengetahui bentuk dan fungsi mata

(Prihardjo, 2006: 51).

(d) Hidung: kebersihan, polip, alergi debu.

Tujuan pengkajian hidung adalah untuk

mengetahui keadaan bentuk dan fungsi

hidung (Prihardjo, 2006: 67)

(e) Mulut

Tujuan pengkajian mulut adalah untuk

mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut

(Prihardjo, 2006: 71).

i) Bibir: warna, integritas jaringan

(lembab, kering atau pecah-pecah).

ii) Lidah: warna, kebersihan.

24
iii) Gigi: kebersihan, karies.

iv) Gangguan pada mulut (bau mulut)

b) Leher : pembesaran kelenjar limfe.

Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui

bentuk leher serta organ-organ penting yang

berkaitan (Prihardjo, 2006: 72)

c) Dada

Tujuan pengkajian dada adalah untuk mengetahui

postur, bentuk, kesimetrisan (Prihardjo, 2006: 87)

(a) Bentuk

(b) Simetris/tidak

d) Perut: bentuk, bekas luka operasi

e) Ekstremitas

Tujuan pengkajian ekstremitas adalah untuk

menilai ada/tidaknya gerakan ekstremitas

abnormal (Uliyah dan Hidayat, 2009: 147).

(a) Atas: gangguan/ kelainan, bentuk.

(b) Bawah: bentuk, oedem, varises.

f) Data Penunjang

(a) Laboratorium

i) Kadar Hb.

2.3.2.2 Merumuskan Diagnosa

Menurut Sulistyawati (2010:229) pada langkah ini

mengidentifikasi masalah atau diagnosis berdasarkan

25
rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Sambil

mengamati pasien, diharapkan siap bila diagnosis atau

masalah potensial benar-benar terjadi.

2.3.2.3 Intervensi

Menurut Sulistyawati (2010:230) pada langkah ini

direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah

sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus

berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan,

teori yang terbaru serta divalidasi dengan asumsi mengenai

apa yang diinginkan pasien. Cara menghindari perencanaan

asuhan yang tidak terarah maka dibuat terlebih dahulu pola

pikir sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan meliputi

sasaran dan target hasil yang akan dicapai.

2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan

tujuan yang akan dicapai.

2.3.2.4 Implementasi/ Penatalaksanaan

Menurut Sulistyawati (2010: 231–232) pada langkah ini

rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada

langkah intervensi dilaksanakan secara efisien dan aman.

26
2.3.2.5 Evaluasi

Menurut Sulistyawati (2010: 233) untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien,

mengacu kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1) Tujuan asuhan kebidanan.

2) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah.

3) Hasil asuhan.

27
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. F


DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG BAWANG

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh: Riske Eviana Di TPMB Sarmiyati, Pada

tanggal 16 Maret 2024 pukul 14.00

3.1.1.1 Identitas

Nama bayi : By. Ny. F

Umur : 0 hari

Tanggal/jam lahir : 28-2-2024/ 12.15

Jenis kelamin : Laki-Laki

Nama Istri : Ny.F Nama Suami : Tn G

Umur : 26 tahun Umur : 28 th

Alamat : Tulangbawang

Pendidikan : SMP Pendidikan Suami : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan Suami : Swasta

3.1.1.2 Riwayat kehamilan

a. Gravida : Ke- 2

b. Abortus : Tidak pernah

c. Aterm :1

d. Anak hidup :1

28
e. Selama hamil memeriksakan kehamilan di bidan dan

dokter

f. Keluhan yang dirasakan selama hamil mual dan muntah

g. Riwayat penyakit kehamilan

- Perdarahan : Tidak pernah

- Pre eklampsia/eklampsia : Tidak pernah

- Penyakit kelamin : Tidak pernah

- Lain-lain : Tidak pernah

h. Kebiasaan selama hamil

- Makanan : 3 x sehari, porsi 1 piring nasi+

lauk, 1 gelas susu

- Obat-obatan/jamu : Tidak pernah

- Merokok : Tidak pernah

- Lain-lain :-

3.1.1.3 Riwayat persalinan

a. Jenis persalinan : Spontan

b. Penolong : Bidan

c. Lama persalinan : 6 jam 55 menit

- Kala I : 4 jam

- Kala II : 45 menit

d. Ketuban pecah : 09.30 WIB Lamanya : 2 jam

Warna jernih Bau amis Jumlah ± 1000 cc

e. Komplikasi persalinan

- Ibu : tidak ada

29
- Bayi : tidak ada

f. Nilai APGAR : .7-8

g. BB : 3000 gram

h. PB : 49 cm

i. Keadaan bayi waktu lahir : menangis kuat, gerakan

aktif

j. Resusitasi : tidak dilakukan

3.1.1.4 Riwayat masuk rumah sakit

3.1.1.5 Alasan kunjungan

3.1.1.6 Keluhan utama

3.1.2 DATA OBYEKTIF

3.1.2.1 Keadaan Umum : Composmetis

3.1.2.2 Pemeriksaan Umum

- Suhu : 369 ºC, Pukul : 14.10

- Nadi : 121 x/mnt, Teratur : iya Pukul: 14.12

- Pernafasan : 40 x/mnt, Teratur: iya Pukul: 14.14

- Berat badan sekarang : 3000 gr

3.1.2.3 Pemeriksaan Fisik

- Kepala : Bentuk simetris, keadaan UUB membuka

berdenyut, tidak cekung dan cembung, tidak

30
terdapat caput sucsedanium dan chepal

hematuma, tidak ada molase

- Mata : Mata lengkap, simetris, konjungtiva merah

muda, sklera putih, terdapat secret, gerak bola

mata baik, reflek pupil terhadap cahaya baik,

tidak ada strabismus, tidak ada pembekakan

pada kelopak mata.

- Hidung : Simetris, tidak odem, terdapat dua lubang, tidak

terdapat atresia lubang hidung, tidak terdapat

pernafasan cuping hidung, kemampuan bernafas

melalui hidung baik.

- Telinga : Lengkap, simetris, tidak ada kelainan, bentuk

sesuai.

- Mulut : Warna kemerahan, mukosa bibir lembab, tidak

ada labioskisis, labiopalatoskisis, lidah bersih,

tidak tumbuh gigi, bibir tidak sianosis, ovula

garis tenggah sesuai.

- Leher : Simetris, tidak ada kaku kuduk, tidak terdapat

bendungan vena jugularis, tidak terdapat

kelenjar tyroid, tidak terdapat pembesaran

kelenjar bull neck.

- Dada : dada simetris, frekuensi pernafasan normal, tidak

ada pembesaran kelenjar payudara

- Perut : perut normal, simetris

31
- Tali pusat : tidak ada infeksi, tidak berbau

- Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada massa

- Ekstremitas : Gerakan simetris, tidak ada kelainan

congenital , tidak polidaktil,tidak sindaktil

- Genetalia : tidak ada hernia inguinalis, testis sudah turun

dalam skrotum, tidak ada trauma

- Anus : tidak ada atresia ani

3.1.2.4 Refleks

- Refleks Moro : (+)

- Refleks Rooting : (+)

- Refleks Walking : (+)

- Refleks graphs/plantar : (+)

- Refleks Sucking : (+)

- Refleks Tonic Neck : (+)

3.1.2.5 Antropometri

- Ukuran Kepala : suboccipito Bregmatica : 32 cm

Fronto occipitalis : 34 cm

Mento occipitalis : 35 cm

- Lingkar kepala : 33 cm

- Lingkar lengan atas : 12 cm

3.1.2.6 Eliminasi

- Miksi : (+) Warna: kuning jernih tanggal/jam: 13.00 wib

- Mekoneum : (+) Warna: hitam tanggal/jam: 12.45 wib

32
3.2 ANALISA/DIAGNOSA

By. Ny. F usia 0 hari dengan BBLN

3.3 RENCANA

1. Jaga`kehangatan bayi

Rasional: Agar bayi merasa hangat

2. Ajari perawatan tali pusat

Rasional: Agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat

3. Ajari cara menyusui yang benar

Rasional: Bayi menyusu dengan benar

4. Pastikan asupan nutrisi bayi terpenuhi

Rasional: Nutrisi bayi terpenuhi

5. Jaga kebersihan bayi

Rasional: Agar bayi tetap bersih

6. Pastikan bayi merasa aman dan nyaman

Rasional: Bayi merasa tenang

3.4 PELAKSANAAN

Tanggal/jam Kegiatan/Monitoring

16- 3- 2024 1. Menjaga`kehangatan bayi dengan mengedong bayi

Jam. 14.25 2. Mengajari perawatan tali pusat dengan membukus

tali pusat dengan kasa steril dan menggatinya sehabis

mandi

3. Mengajari cara menyusui yang benar yaitu:

- Posisikan tubuh bayi agar bibirnya berada dekat

33
dengan puting payudara ibu

- Miringkan tubuh bayi dan berikan dorongan

sedikit pada punggunggnya agar lebih mudah

untuk mencapai puting payudara ibu

- Pastikan semua mulut bayi menutupi aerola ibu

4. Memastikan asupan nutrisi bayi terpenuhi dengan

memberika ASI sesering mungkin minimal 1 jam

sekali

5. Menjaga kebersihan bayi dengan menganti popok

jika bayi BAK/ BAB

6. Memastikan bayi merasa aman dan nyaman

3.5 EVALUASI (Tanggal 16-3-2024 Jam 14.45 wib)

Subjektif :-

Objektif : bayi tampak tenang dan nyaman

Assesment : By. Ny. F usia 0 hari dengan BBLN

Planing : Memastikan bayi tetap tenang dan aman

34
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Bayi baru lahir nornal adalah bayi yang lahir menangis kuat, bergerak

aktif, dan warna kulit kemerahan pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, (APGAR)

> 7 dan tanpa cacat bawaan. Asuhan bayi baru lahir dilakukan segera bayi

lahir dalam kondisi optimal secara aman dan bersih, sesuai dengan prosedur

penanganan bayi baru lahir normal.

Pengkajian dilakukan oleh bidan terhadap By. Ny F 0 hari di Rumah

sakit putra waspada pada tanggal 28 Februari 2024 didapatkan bayi lahir

spontan jam 12.15 menangis kuat, gerakan aktif, BB 3000 gram, PB 49 cm.

Bayi dalam keadaan normal. Dari hasil tersebut didapatkan By. Ny. F usia 0

hari dengan bayi baru lahir normal .

Asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu:

1. Menjaga`kehangatan bayi dengan mengedong bayi

2. Mengajari perawatan tali pusat dengan membukus tali pusat dengan kasa

steril dan menggatinya sehabis mandi

3. Mengajari cara menyusui yang benar yaitu:

- Posisikan tubuh bayi agar bibirnya berada dekat dengan puting

payudara ibu

- Miringkan tubuh bayi dan berikan dorongan sedikit pada

punggunggnya agar lebih mudah untuk mencapai puting payudara ibu

i
- Pastikan semua mulut bayi menutupi aerola ibu

4. Memastikan asupan nutrisi bayi terpenuhi dengan memberika ASI

sesering mungkin minimal 1 jam sekali

5. Menjaga kebersihan bayi dengan menganti popok jika bayi BAK/ BAB

6. Memastikan bayi merasa aman dan nyaman

Setelah diberikan asuhan bayi tampak nyaman dan tenang.

ii
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada By. Ny. F didapati bayi baru lahir

dalam keadaan normal. Usia bayi sekarang 0 hari.

Dengan data tersebut bidan menganalisa dan mendiagnosis By. Ny.F

usia 0 hari dengan BBLN. Bidan telah melakukan intervensi dengan

melakukan asuhan sesuai dengan bayi baru lahir normal. Bayi tampak

nyaman dan tenang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi tenaga kesehatan

dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir harus

memperhatikan faktor pencegahan infeksi karena bayi baru lahir

masih sangat sensitif terhadap lingkungan disekitarnya.

5.2.2 Bagi orang tua

Orang tua lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang perawatan

bayi baru lahir.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Karyuni, dkk. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan
untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: ECG

Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus. Jakarta:
Salemba Medika

Rukiyah Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita. Jakarta. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan

Saminem, 2010. Dokumentasi kebidanan konsep dan praktik. Jakarta:EGC

Sarwono Prawirohardjo, 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC

Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC

Uliyah dan aziz. 2009. Keterampilan Dasar Praktik klinik. Jakarta: EGC

iv

Anda mungkin juga menyukai