Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK CALON PENGANTIN


PADA Nn. R DENGAN KASUS KEKURANGAN ENERGI
KRONIK DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN
TULANG BAWANG

Oleh :

RISKE EVIANA
NIM. 202308148

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK

CALON PENGANTIN PADA Nn. R DENGAN KEKURANGAN ENERGI

KRONIK” di TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang telah disetujui oleh

pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/tanggal :

Tulungagung,

Mahasiswa

Riske Eviana

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

......................................... ...............................................

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik yang

berjudul ” Asuhan Kebidanan pada Nn. R dengan Kekurangan Energi Kronik di

TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang”. Laporan Pratik ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas pendidikan profesi bidan di Stikes Karya Husada

Kediri.

Dalam penulisan Laporan Praktik ini penulis banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara spiritual, moral

dan material

2. Para Dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan selama

pembuatan laporan praktik

3. Kepala TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang yang telah memberi izin

kepada penulis untuk mendapatkan data-data dalam penyusunan laporan

praktik

4. Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku referensi untuk

penyusunan karya tulis ilmiah

5. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan

semangat, yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu. Serta berbagai

pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan praktik ini.

iii
Penulis menyadari bahwa dalam laporan praktik ini, masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari

berbagai pihak dan semoga laporan praktik ini bermanfaat. Amin.

Tulungagung, Februari 2024

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR SINGKATAN................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari Sumber Pustaka ....................................................... 4

2.2 Kajian dari Jurnal........................................................................ 10

2.3 Kajian Manajemen 5 langkah Askeb........................................... 14

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian................................................................................... 24

3.2 Analisa Data/ Diagnosa............................................................... 29

3.3 Intervensi..................................................................................... 30

3.4 Penatalaksanaan........................................................................... 30

3.5 Evaluasi....................................................................................... 31

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan................................................................................. 32

v
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 34

5.2 Saran............................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR SINGKATAN

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

Hb : Hemoglobin

LILA : Lingkar Lengan Atas

WUS : Wanita Usia Subur

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi yang sering terjadi pada calon pengantin usia subur

terutama perempuan adalah kurangnya asupan zat gizi yang akan

menyebabkan kekurangan energi kronis. Masalah tersebut akan berdampak

negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya terdapat masalah

penurunan konsentrasi bekerja, pada WUS berisiko melahirkan bayi dengan

berat badan bayi rendah (BBLR) maupun penurunan kesegaran jasmani. Di

Indonesia banyak terjadi kasus kekurangan energi kronis terutama yang

disebabkan karena adanya kurang asupan gizi seperti energi protein,

sehingga zat gizi yang dibutukan oleh tubuh tidak tercukupi. Menurut FAO

(1988), jika seseorang mengalami sekali atau lebih kekurangan energi, maka

dapat terjadi penurunan berat badan dengan aktivitas ringan sekalipun dan

pada tingkat permintaan energi yang rendah sehingga harus mengurangi

sejumlah aktivitas untuk menyeimbangkan masukan energi yang lebih

rendah tersebut. Ketidakseimbangan energi yang memicu rendahnya berat

badan dan simpanan energi dalam tubuh akan menyebabkan kurang energi

kronis.

Guyton dan hall (2008) menyatakan asupan protein yang cukup

berkaitan dengan gizi normal yaitu memperkecil faktor risiko terjadinya

kurang energi kronis yang berhubungan dengan LILA. Terkait dengan

tingkat kecukupan konsumsi protein maka protein akan berfungsi sebagai

1
energi alternatif yang menunjukan dominasi protein sebagai sumber energi

akan dilakukan sebagai kompensasi apabila terjadi defisit energi.

Terjadi peningkatan zat gizi pada remaja putri berkaitan dengan

percepatan pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang diserap

tubuh digunakan untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan, disertai

dengan meningkatnya jumlah ukuran jaringan sel tubuh untuk mencapai

pertumbuhan yang optimal (Waryono, 2009). Banyak remaja yang bertubuh

sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk, jika

sudah terlalu lama maka akan terjadi kurang energi kronik (KEK) (Wuryani,

2007).

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita

kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.

Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar

lengan atas LILA <23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih

rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan

yang berlangsung pada periode tertentu, bulan hingga tahun (Syahnimar,

2004). LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi

kronis pada wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

status gizi dalam jangka pendek.

Menurut Gibson (2005) dalam pengukuran LILA dapat melihat

perubahan secara pararel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk

mendiagnosis pada saat kekurangan gizi. Hasil pengukuran lingkar lengan

atas (LILA) ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm atau sama

2
dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti berisiko BBLR

dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR (Lubis, 2003).

Kajian Susenas di Indonesia menunjukan bahwa proporsi wanita usia

subur (WUS) umur 15-49 tahun dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA<

23,5), pada tahun 2000 mencapai 21, 5% (Depkes, 2001). Secara nasional

prevalensi kurang energi kronis (KEK) wanita usia subur adalah 20,8%.

Data Dinas Kesehatan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013

menunjukan prevalensi wanita usia subur (WUS) kurang energi kronis

(KEK) sebesar 17,2% (Riskesdas, 2013).

1.2 Tujuan

1.2.1 Melakukan pengkajian pada kasus calon pengantin dengan KEK di

TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang?

1.2.2 Menganalisa dan mendiagnosis kasus calon pengantin dengan KEK

di TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang?

1.2.3 Melakukan intervensi/tindaksn pada calon pengantin dengan KEK di

TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang?

1.2.4 Melakukan penatalaksanaan kasus calon pengantin dengan KEK di

TPMB Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang?

1.2.5 Melakukan evaluasi calon pengantin dengan KEK di TPMB

Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang?

3
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang KEK pada

calon pengantin

1.3.2 Bagi Pasien

Mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai bagi calon pengantin

dengan KEK

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka

2.1.1 Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih

zat gizi (Helena, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi

kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan

yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.

Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan

dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi

kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan

tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret

(muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena

tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau

makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk

mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau

disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

5
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

menurut (Djamaliah, 2008) antara lain :

2.1.2.1 Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi wanita usia subur banyak. Upaya

mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai

dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan

dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan

bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.

Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk

mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat

dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan

menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

2.1.2.2 Usia

Usia muda perlu tambahan gizi yang banyak karena

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya

sendiri. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar

juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan

untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi

yang cukup.

2.1.2.3 Beban kerja/Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang

dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih

besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap

6
aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak

aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga

semakin banyak.

2.1.2.4 Penyakit /infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit

infeksi dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan

mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu :

1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan,

menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi

makanan pada waktu sakit.

2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare,

mual, muntah dan perdarahan yang terus menerus.

3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan

kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada

tubuh.

2.1.2.5 Pengetahuan tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku

pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.

Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali

mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan

pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi

menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu

meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi

7
bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang

bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga

yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan

yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.

2.1.2.6 Pendapatan keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan

rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan

riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya

pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh

karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen

dipenuhi oleh sumber energi lainnya seperti lemak dan

protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan

semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya

pengeluaran untuk pangan.

2.1.3 Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Tanda dan gejala kekurangan energi kronis (KEK) antara lain:

2.1.3.1 Lingkar lengan atas sebelah kiri < 23,5 cm

2.1.3.2 Berat badan < 42 kg

2.1.3.3 Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00

2.1.3.4 Kurang cekatan dalam bekerja

2.1.3.5 Sering terlihat lemah, letih, lesu dan lunglai

8
2.1.4 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK

kronis pada wanita usia subur (WUS)/ ibu hamil adalah lingkar lengan

atas (LILA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun

yang terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur

(PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5

cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR

(Supriasa, 2002).

Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan

menggunakan pengukuran LILA yaitu dengan cara pengukuran

dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan centimeter, dengan

batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak

tersedia pita LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa

dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm

atau dibagian merah pita LILA, artinya WUS mempunyai resiko

KEK. Bila WUS menderita resiko KEK segera dirujuk ke

Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja

putri tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu

remaja putri tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang

beraneka ragam (Supriasa, 2002).

9
2.1.5 Komplikasi

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur dapat

menyebabkan komplikasi antara lain :

2.1.5.1 lemah dan kurang nafsu makan

2.1.5.2 Anemia

2.1.5.3 Kemungkinan terjadi infeksi semakin tinggi

2.1.5.4 Perdarahan pada masa kehamilan

2.1.5.5 Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara premature

atau jika lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya

berat badan lahirnya rendah atau < 2.500 gram.

2.1.6 Penanganan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Penanganan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur

antara lain :

2.1.6.1 Menganjurkan makan makanan bergizi, makanan tambahan

diutamakan berupa sumber protein hewani maupun nabati

misalnya seperti ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan

hasil olahan seperti tempe an tahu.

2.1.6.2 Istirahat lebih banyak

Sebaiknya istirahat yang cukup minimal siang 2-3 jam,

malam 7-8 jam

2.1.6.3 Memberikan makanan tambahan seperti memberikan camilan

yang sehat berupa biscuit

2.1.6.4 Lakukan konsultasi dengan dokter/tenaga medis jika terjadi

keluhan

10
2.2 Kajian Dari Jurnal Penelitian

2.2.1 Analisa Jurnal 1

Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar Haemoglobin Dan

Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri

Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2020 (5)1: 80-86

Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa diantara variabel

asupan energi, protein, lemak dan asupan zat besi, variabel asupan

zat besi menunjukkan hubungan paling kuat dengan OR 7,47

dibandingkan dengan variabel lain yang mempengaruhi risiko KEK

pada remaja putri. Hal ini menunjukkan bahwa risiko KEK tidak

hanya dipengaruhi oleh asupan zat gizi makro terutama energi dan

protein, namun juga sangat memungkinkan dipengaruhi oleh asupan

zat zat gizi mikro seperti zat besi. Semakin rendah asupan zat besi

semakin besar berisiko KEK pada remaja putri.

Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi

makro (energi, protein, lemak) dan asupan zat besi (Fe) dengan

kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada remaja, sedangkan

asupan zat gizi makro (karbohidrat) dan kadar Hb tidak

menunjukkan hubungan dengan kejadian KEK pada remaja. Asupan

zat gizi yang paling berpengaruh terhadap kejadian KEK pada

remaja yaitu asupan zat besi, remaja yang kurang asupan zat besi 11

kali berpeluang mengalami KEK dibandingkan dengan remaja yang

mempunyai asupan zat besi baik.

11
Kurangnya asupan zat besi yang sebagian besar terjadi pada

remaja putri dapat disebabkan karena sebagian besar responden tidak

pernah mengkonsumsi suplemen Fe. Pengetahuan tentang anemia

yang rendah dapat menjadi faktor penyebab kurangnya asupan zat

gizi dengan kandungan zat besi yang rendah. Zat besi mempunyai

peran yang penting dalam tubuh diantaranya membantu hemoglobin

mengangkut oksigen dan membantu berbagai macam enzim

mengikat oksigen untuk proses pembakaran atau proses metabolisme

tubuh. Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat dari saat sebelum

remaja sebesar 0,7-0,9 mg/hr menjadi 2,2 mg/hr, saat menstruasi

kebutuhan zat besi semakin meningkat.

Zat besi sangat penting bagi kaum remaja karena pertumbuhan

yang cepat menyebabkan volume darah meningkat, demikian pula

massa otot dan enzim-enzim. Khususnya bagi para wanita,

menstruasi yang dialami setiap bulan juga akan meningkatkan

kebutuhan mineral zat besi. Defisiensi zat besi, secara prinsip dapat

diatasi antara lain dengan perubahan kebiasaan makan, karena

anemia pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya intake zat besi

dari makanan dan rendahnya bioavailibitas zat besi yang dikonsumsi,

maka peningkatan kualitas menu makanan merupakan salah satu

alternatif untuk program jangka Panjang.

12
2.2.2 Analisa Jurnal 2

Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Wilayah

Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan

Masyarakat

Jurnal ini berjudul “Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia

Subur”. Jurnal ini membahas tentang gambaran kejadian KEK pada

wanita usia subur.

Hasil penelitian didapatkan bahwa: Hasil penelitian menunjukan

bahwa dari total 177 responden WUS dengan kategori KEK

terbanyak pada kelompok umur 15 –24 tahun yaitu 13 orang

(81,3%). Hasil penelitian menunjukan bahwa dari total 177

responden dengan kategori KEK terbanyak pada pendidikan SD

yaitu 7 orang (43,8%) dan terendah atau tidak terdapat KEK pada

responden yang tidak sekolah (0%) dan perguruan tinggi (0%). Dari

total 177 responden dengan kategori KEK terbanyak pada Ibu

Rumah Tangga yaitu 10 orang (62,5%) dan terendah atau tidak

terdapat KEK pada responden dengan pekerjaan sebagai petani

(0%) .Hasil penelitian menunjukkan dari total 177 responden dengan

kategoriKEK keseluruhan terdapat pada wanita usia subur yang

sedang tidak hamil yaitu 16orang (100%). Kejadian KEK terbanyak

pada kelompok wanita usia 15-24 tahun yaitu 13 orang (81,3% ),

tingkat pendidikan hanya tamatan SD yaitu 7 orang (43,8% ), status

13
pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga saja yaitu 10 orang (62,5% )

dan seluruhnya yang menderita KEK tidak sedang hamil yaitu 16

orang (100% ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah KEK

terbanyak pada kelompok usia 15-24 tahun (81,3% ), pendidikan

hanya tamatan SD (43,8% ), Ibu Rumah Tangga (62,5% ) dan tidak

sedang hamil (100% ).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode survey

dengan desain deskriptif dan pendekatan cross sectional yang

bertujan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan Kurang

Energi Kronik pada Wanita Usia Subur (15-49 tahun) di wilayah

Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Populasi WUS

berjumlah 826 orang dan sampel sebanyak 177 orang. Penarikan

sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dimana

subyek yang dipilih diambil secara acak tanpa memperhatikan

tingkatan yang ada dalam populasi.

Peneliti menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan dari

total 177 responden dengan kategori KEK keseluruhan terdapat

padawanita usia subur yang sedang tidak hamil yaitu 16orang

(100%). Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum

kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik,

misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.

14
2.3 Tinjauan Menejemen 5 Langkah Askeb

2.3.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

kebidanan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu

keputusan yang terfokus pada pasien. Manajemen kebidanan terdiri

dari lima langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data

sampai dengan evaluasi (Sulistyawati, 2010:219).

2.3.2 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

2.3.2.1 Pengkajian

Menurut Sulistyawati (2010:219) pada langkah pertama ini

dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk

memperoleh data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis

adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang

pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.

Menurut Sulistyawati (2010: 220–228) bagian-bagian

penting anamnesis, yaitu:

1) Data Subyektif

(1) Biodata

a) Nama

Sebagai identitas.

b) Usia/tanggal lahir

15
Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah

ibu dalam persalinan berisiko usia atau tidak.

c) Agama

Dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan

keluarga.

d) Pendidikan terakhir

Untuk menentukan metode yang paling tepat

dalam penyampaian informasi mengenai tehnik

melahirkan bayi.

e) Pekerjaan

Menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola

sosialisasi dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan.

f) Suku/bangsa

Berhubungan dengan sosial budaya yang dianut

oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan

persalinan.

g) Alamat

Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,

data ini juga memberi gambaran mengenai jarak

dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi

persalinan.

16
(2) Riwayat Pasien

a) Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan pasien datang ke

fasilitas pelayanan kesehatan.

b) Menstruasi

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan

dasar organ reproduksi. Data yang harus

diperoleh dari riwayat menstruasi antara lain:

(a) Manarche: usia pertama kali mengalami

menstruasi.

(b) Siklus: jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi berikutnya.

(c) Volume: seberapa banyak darah menstruasi

yang keluar.

(d) Keluhan: keluhan yang disampaikan oleh

pasien dapat menunjuk kepada diagnosis

tertentu.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Beberapa data penting tentang riwayat

kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah

apakah pasien pernah atau sedang menderita

penyakit seperti jantung, diabetes mellitus,

ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis atau

anemia.

17
d) Pola makan

Untuk mendapatkan gambaran bagaiman pasien

mencukupi asupan gizinya. Data fokus

mengenai asupan mengenai asupan makanan

pasien seperti kapan atau jam berapa terakhir

kali makan, makanan yang dimakan, jumlah

makanan yang di makan.

e) Pola minum

Pada masa persalinan, data mengenai intake

cairan sangat penting karena akan menentukan

kecenderungan terjadinya dehidrasi. Data yang

perlu ditanyakan seperti kapan terakhir kali

minum, berapa banyak yang diminum, apa yang

diminum.

f) Pola istirahat

Data yang ditanyakan seperti kapan terakhir

tidur, berapa lama dan aktivitas sehari-hari.

g) Personal Hygiene

Beberapa pertanyaan yang diajukan seperti

kapan terakhir mandi, keramas dan gosok gigi,

kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam.

h) Aktivitas seksual

18
Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas

seksual seperti keluhan, frekuensi dan kapan

terakhir kali melakukan hubungan seksual.

2) Data Obyektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian

data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang

dilakukan secara berurutan. Langkah-langkah

pemeriksaaan yaitu:

(1) Keadaan Umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien

secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang

dilaporkan kriterianya sebagai berikut:

a) Baik

Jika pasien memperlihatkan respon yang baik

terhadap lingkungan dan orang lain serta secara

fisik pasien tidak mengalami ketergantungan

dalam berjalan.

b) Lemah

Kriteria ini jika kurang atau tidak memberikan

respon yang baik terhadap lingkungan dan orang

lain dan pasien sudah tidak mampu berjalan

sendiri.

19
(2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, dapat melakukan pengkajian derajat

kesadaran pasien dari keadaan composmentis

(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar).

(3) Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan ini meliputi : tekanan darah, nadi,

pernafasan dan suhu.

(4) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Tujuan pengkajian kepala adalah untuk

mengetahui bentuk dan fungsi kepala (Prihardjo,

2006: 50).

(a) Rambut: warna, kebersihan, mudah rontok

atau tidak.

(b) Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran.

Tujuan pengkajian telinga adalah untuk

mengetahui keadaan telinga luar, saluran

telinga, gendang telinga dan pendengaran

(Prihardjo, 2006: 61).

(c) Mata: konjungtiva, sklera, kebersihan,

kelainan, gangguan penglihatan (rabun

jauh/dekat).

20
Tujuan pengkajian mata adalah untuk

mengetahui bentuk dan fungsi mata

(Prihardjo, 2006: 51).

(d) Hidung: kebersihan, polip, alergi debu.

Tujuan pengkajian hidung adalah untuk

mengetahui keadaan bentuk dan fungsi

hidung (Prihardjo, 2006: 67)

(e) Mulut

Tujuan pengkajian mulut adalah untuk

mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut

(Prihardjo, 2006: 71).

i) Bibir: warna, integritas jaringan

(lembab, kering atau pecah-pecah).

ii) Lidah: warna, kebersihan.

iii) Gigi: kebersihan, karies.

iv) Gangguan pada mulut (bau mulut)

b) Leher : pembesaran kelenjar limfe.

Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui

bentuk leher serta organ-organ penting yang

berkaitan (Prihardjo, 2006: 72)

c) Dada

Tujuan pengkajian dada adalah untuk mengetahui

postur, bentuk, kesimetrisan (Prihardjo, 2006: 87)

21
(a) Bentuk

(b) Simetris/tidak

d) Perut: bentuk, bekas luka operasi

e) Ekstremitas

Tujuan pengkajian ekstremitas adalah untuk

menilai ada/tidaknya gerakan ekstremitas

abnormal (Uliyah dan Hidayat, 2009: 147).

(a) Atas: gangguan/ kelainan, bentuk.

(b) Bawah: bentuk, oedem, varises.

f) Data Penunjang

(a) Laboratorium

i) Kadar Hb.

2.3.2.2 Merumuskan Diagnosa

Menurut Sulistyawati (2010:229) pada langkah ini

mengidentifikasi masalah atau diagnosis berdasarkan

rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Sambil

mengamati pasien, diharapkan siap bila diagnosis atau

masalah potensial benar-benar terjadi.

2.3.2.3 Intervensi

Menurut Sulistyawati (2010:230) pada langkah ini

direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah

sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus

berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan,

22
teori yang terbaru serta divalidasi dengan asumsi mengenai

apa yang diinginkan pasien. Cara menghindari perencanaan

asuhan yang tidak terarah maka dibuat terlebih dahulu pola

pikir sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan meliputi

sasaran dan target hasil yang akan dicapai.

2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan

tujuan yang akan dicapai.

2.3.2.4 Implementasi/ Penatalaksanaan

Menurut Sulistyawati (2010: 231–232) pada langkah ini

rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada

langkah intervensi dilaksanakan secara efisien dan aman.

2.3.2.5 Evaluasi

Menurut Sulistyawati (2010: 233) untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien,

mengacu kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1) Tujuan asuhan kebidanan.

2) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah.

3) Hasil asuhan.

23
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK CALON PENGANTIN PADA Nn. R


DENGAN KASUS KEK DI TPMB SARMIYATI
KABUAPATEN TULANG BAWANG

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Riske Eviana

Di : TPMB Sarmiyati

Tanggal : 31 Januari 2024

Pukul : 08.00 WIB

3.1.1.1 Identitas Klien

Nama Klien : Nn. R Nama Calon Suami: Tn. A

Umur : 20 Tahun Umur : 25 th

Suku/ Bangsa : Indonesia Suku/ Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan :- Penghasilan : ± 1.500.000

Alamat : Tulang Bawang

3.1.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Mencari surat keterangan sehat untuk menikah

3.1.1.3 Keluhan utama

Pasien mengatakan mau mencari surat sehat untuk persyaratan

menikah

24
3.1.1.4 Riwayat menstruasi

 Menarche : 11 tahun

 Siklus menstruasi : teratur

 Lama : 7 hari

 Banyaknya darah : ± 3 softek/hari

 Konsistensi : encer

 Dysmenorhoe : tidak (sebelum/ selama/ sesudah

menstruasi)

 Flour albus : tidak (sebelum/ selama/ sesudah

menstruasi)

 HPHT : tidak dikaji

3.1.1.5 Riwayat kesehatan keluarga

1) Keturunan kembar : tidak ada

Dari pihak siapa :-

2) Penyakit keturunan : tidak ada

Dari pihak siapa :-

Jenis penyakit :-

3) Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada

Dari pihak siapa :-

Jenis penyakit :-

4) Riwayat kesehatan yang lalu

(1) Penyakit menahun : tidak ada

(2) Penyakit menurun : tidak ada

(3) Penyakit menular : tidak ada

25
5) Latar belakang budaya dalam keluarga

 Kebiasaan/upacara adat istiadat : tidak ada

 Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada

 Kebiasaan keluarga yang menunjang : tidak ada

 Dukungan dari calon suami : iya

 Dukungan dari keluarga yang lain : iya

6) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Pola Nutrisi : Pagi : ½piring nasi + lauk

Siang : ½ piring nasi + lauk

Malam : minum air putih + camilan

Keluhan yang dirasakan : tidak suka mengkonsumsi

sayuran, lebih sering

mengkonsumsi makanan

siap saji

(2) Pola Eliminasi : BAK : ± 4-5 x/hari

BAB : ± 1 x/hari

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

(3) Pola istirahat tidur : ± 7-8 jam/hari

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

(4) Pola Aktivitas

Keluhan yang dirasakan : mudah merasa lelah

(5) Pola seksualitas

Keluhan yang dirasakan : tidak dikaji

26
(6) Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll : tidak menggunakan

obat/jamu/rokok, dll

(7) Personal Hygiene

Mandi, gosok gigi : 2x/hari

Keramas : 3x/ minggu

Ganti celana dalam : 2x/hari

Cara membersihkan genetalia : cebok dengan air dingin

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

3.2 DATA OBJEKTIF

3.2.1.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 TD : 100/80 mmHg

 Suhu : 366 o
C

 Nadi : 79 x/menit

 RR : 20 x/menit

 BB sekarang : 37 kg

 IMT : 16,9

 TB : 148 cm

 LILA : 21,5 cm

3.2.1.2 Pemeriksaan Khusus

1) Inspeksi

(1) Kepala : Simetris, bersih, tidak ada benjolan, rambut

hitam lurus, bersih, tidak rontok

27
(2) Muka : Kelopak mata : simetris

Conjungtiva : tidak anemis

Sklera : berwarna putih

(3) Mulut dan gigi : Bibir : simetris

Lidah : bersih

Gigi : bersih, tidak ada

caries gigi

(4) Hidung : Bentuk : Simetris

Sekret : tidak ada

Kebersihan : bersih

(5) Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

ada

(6) Dada : pembesaran/benjolan : tidak ada

(7) Perut : Pembesaran : tidak ada

Bekas luka operasi : tidak ada

(8) Ekstremitas atas dan bawah : Oedema: tidak ada

Varises : tidak ada

2) Palpasi

(1) Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

ada

28
(2) Dada : Benjolan/ Tumor : tidak ada

Keluaran : tidak ada

(3) Perut : Pembesaran lien/ liver : tidak ada

3) Auskultasi

Bising usus (+)

4) Perkusi

(1) Reflek Patela : kanan (+), Kiri (+)

(2) Abdomen : kembung (-)

3.2.1.3 Pemeriksaan laboratorium

1) Hb : 12 gr/dL

2) Golongan darah : AB

3) Albuminuria : Negatif

4) Reduksi Urine : Negatif

3.3 ANALISA/DIAGNOSA

Nn. R usia 20 th Calon Pengantin dengan KEK

3.4 INTERVENSI

1. Jelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan

Rasional : Pasien mengerti mengenai kondisinya saat ini

2. Jelaskan kepada pasien mengenai KEK

Rasional: pasien mengetahui apa itu KEK dan komplikasi yang bisa

ditimbulkan

3. Anjurkan pasien makan teratur dengan menu seimbang

29
Rasional: Pasien mengerti penejelasan yang diberikan

4. Anjurkan untuk mengkonsumsi camilan yang sehat

Rasional: Pasien mengerti penejelasan yang diberikan

5. Anjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi

Rasional: Pasien mengerti dan bersedia kontrol ulang 1 minggu lagi

3.5 PENATALAKSANAAN

Tanggal : 31 Januari 2024

Jam : 08.30 wib

1. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan bahwa pasien

Mengalami KEK yaitu kekurangan energi kronis

2. Menjelaskan kepada pasien mengenai KEK merupakan salah satu

keadaan malnutrisi yang ditandai dengan LILA <23,5 cm, dimana jika

dibiarkan dapat menyebabkan lemah, kurang nafsu makan, anemia,

infeksi, perdarahan pada masa kehamilan, jika hamil cenderung akan

melahirkan anak secara premature atau jika lahir secara normal bayi

yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau < 2.500

gram.

3. Menganjurkan pasien makan teratur dengan menu seimbang yaitu

makan makanan bergizi berupa sumber protein hewani maupun nabati

misalnya seperti ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahan

seperti tempe dan tahu.

4. Melakukan istirahat yang cukup minimal siang 2-3 jam, malam 7-8 jam

5. Menganjurkan untuk mengkonsumsi camilan yang sehat seperti

biscuit

30
6. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi

3.6 EVALUASI

Tanggal : 31 Januari 2024

Jam : 09.00 wib

Subjektif : Nn. R mengatakan mengerti mengenai penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukannya

Objektif : Nn. R mampu menjelaskan kembali mengenai penjelasan

yang telah diberikan

Assesment : Nn. R dengan KEK sudah memahami

Planing : Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi

31
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita

kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.

Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar

lengan atas LILA <23,5 cm. Dengan kondisi tersebut sering terlihat lemah,

letih, lesu dan lunglai. Akibat yang bisa ditimbukkan anemia, infeksi,

perdarahan pada masa kehamilan dan jika hamil cenderung akan melahirkan

anak secara premature atau berat badan lahirnya rendah.

Pengkajian dilakukan oleh bidan terhadap Nn. R usia 20 tahun di TPMB

Sarmiyati Kabuapaten Tulang Bawang pada tanggal 31 Desember 2019

didapatkan pasien ingin mencari surat sehat sebagai syarat untuk menikah.

Kemudian oleh bidan dilakukan pemeriksaan dimana didapatkan pasien

tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan lebih suka mengkonsumsi

makanan siap saji. Bidan juga melakukan pengukuran LILA dengan hasil

21,5 cm. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Nn. R usia 20 tahun

mengalami kekurangan energi kronis (KEK).

Asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu:

1. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan bahwa pasien

mengalami KEK yaitu kekurangan energi kronis

2. Menjelaskan kepada pasien mengenai KEK merupakan salah satu

keadaan malnutrisi yang ditandai dengan LILA <23,5 cm, dimana jika

32
dibiarkan dapat menyebabkan lemah, kurang nafsu makan, anemia,

infeksi, perdarahan pada masa kehamilan, jika hamil cenderung akan

melahirkan anak secara premature atau jika lahir secara normal bayi yang

dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau < 2.500 gram.

3. Menganjurkan pasien makan teratur dengan menu seimbang yaitu makan

makanan bergizi berupa sumber protein hewani maupun nabati misalnya seperti

ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahan seperti tempe dan

tahu.

4. Melakukan istirahat yang cukup minimal siang 2-3 jam, malam 7-8 jam

5. Menganjurkan untuk mengkonsumsi camilan yang sehat seperti biscuit

6. Menganjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi

Setelah diberikan asuhan pasien mengerti mengenai penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukannya.

33
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari Kasus Nn. R diatas bidan telah melakukan pengkajian dimana

pasien akan menikah dan hasil pengukuran LILA 21,5 cm, sehingga dapat

ditarik diagnosa/ analisa bahwa Nn. R mengalami kekurangan energi kronis

(KEK). Dari diagnosa tersebut bidan melakukan intervensi/perencanaan

asuhan agar pasien mengerti kondisinya saat ini dan segera mendapatkan

penanganan. Penatalaksanaan/ asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk

mengatasi hal tersebut antara lain dengan memberikan penjelasan mengenai

KEK, menganjurkan pasien makan teratur dengan menu seimbang,

melakukan istirahat yang cukup minimal siang 2-3 jam, malam 7-8 jam,

menganjurkan untuk mengkonsumsi camilan yang sehat, menganjurkan

untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi. Setelah dilakukan asuhan bidan

melakukan evaluasi didapatkan pasien sudah mengerti mengenai penjelasan

yang diberikan dan bersedia melakukannya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi pasien

Pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi

terutama pada wanita usia subur sehingga pasien lebih pintar dalam

memilih menu sehat untuk pemenuhan gizi didalam tubuh.

5.2.2 Bagi calon suami

Dapat memberikan dukungan kepada calon istri untuk

mengkonsumsi makan yang sehat dan seimbang dalam pemenuhan

34
gizi dalam tubuh karena seorang istri akan melahirkan anak, dimana

jika ibu sehat makan anak yang dilahirkan pun juga akan sehat.

35
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, M dan Wirjatmadi B. 2012. Penerapan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.


Jakarta: Kencana Pustaka.

Almatsier, S. 2002. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi Mineral Mikro. Jakarta:


Gramedia Pustaka.

Djamilah. 2008. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi


Kronis. Www.journal.unhas.ac.id.

Gibson, R.S. Principles of Nutrional Assesment Seceond Audiotin. Oxford


University Press Inc, New York.

Harahap, H. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko KEK pada WUS.


Jakarta: Badan Litbang Kesehatan.

Hardiansyah dkk. 2012. Kecukupan Energi, Protein, lemak, dan Karbohidrat.


Bogor: Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB

Prihardjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan Ed.2. Jakarta: EGC.

Sirajuddin dan Gani, K. 2010. Analisis Hubungan Pengeluaran, Asupan Protein


dan Kejadian Kurang Energi Kronik Pada Wanita Dewasa di Sulawesi Selatan.
Makassar: Media Gizi Pangan.

Supriasa dkk. 2002. Penilaian Status Gizi Antropometri Gizi. Jakarta: EGC.

36
37
38
LAPORAN PRAKTIK

KIE(KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI) PADA


KELOMPOK REMAJA DENGAN TEMA KEK PADA CALON
PENGANTIN DI TPMB SARMIYATI KABUAPATEN
TULANG BAWANG

Oleh :

RISKE EVIANA
NIM. 202308148

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul EDUKASI KESEHATAN PADA


KELOMPOK REMAJA PUTRI DENGAN TEMA ANEMIA PADA
REMAJA DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG BAWANG telah
disetujui oleh pembimbing penyusunan pada :

Hari/tanggal :

Tulungagung,

Mahasiswa

Riske Eviana

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

......................................... ...............................................

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik yang

berjudul ” EDUKASI KESEHATAN PADA KELOMPOK REMAJA PUTRI

DENGAN TEMA ANEMIA PADA REMAJA DI TPMB SARMIYATI

KABUPATEN TULANG BAWANG”. Laporan Pratik ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas pendidikan profesi bidan di Stikes Karya Husada

Kediri.

Dalam penulisan Laporan Praktik ini penulis banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, hingga laporan ini dapat diselesaikan dengan

baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara spiritual, moral

dan material

2. Para Dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan selama

pembuatan laporan praktik

3. Kepala TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberi izin

kepada penulis untuk mendapatkan data-data dalam penyusunan laporan

praktik

4. Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku referensi untuk

penyusunan karya tulis ilmiah

5. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan

semangat, yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu. Serta berbagai

pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan praktik ini.

iii
Penulis menyadari bahwa dalam laporan praktik ini, masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari

berbagai pihak dan semoga laporan praktik ini bermanfaat. Amin.

Tulungagung, Februari 2024

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.4 Analisis Kebutuhan KIE ............................................................. 1

1.5 Tujuan ......................................................................................... 3

1.6 Manfaat ...................................................................................... 3

BAB 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN

2.4 SAP KEK pada calon pengantin ................................................. 5

BAB 3 HASIL KEGIATAN

3.1 Peran serta masyarakat dan tingkat kehadiran............................. 11

3.2 Tingkat pemahaman setelah KIE................................................. 11

3.3 Masukan atau usulan peserta....................................................... 11

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.................................................................................. 12

4.2 Saran............................................................................................ 12

LAMPIRAN

v
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Kebutuhan KIE

Masalah gizi yang sering terjadi pada calon pengantin usia subur

terutama perempuan adalah kurangnya asupan zat gizi yang akan

menyebabkan kekurangan energi kronis. Masalah tersebut akan berdampak

negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya terdapat masalah

penurunan konsentrasi bekerja, pada WUS berisiko melahirkan bayi dengan

berat badan bayi rendah (BBLR) maupun penurunan kesegaran jasmani. Di

Indonesia banyak terjadi kasus kekurangan energi kronis terutama yang

disebabkan karena adanya kurang asupan gizi seperti energi protein,

sehingga zat gizi yang dibutukan oleh tubuh tidak tercukupi. Menurut FAO

(1988), jika seseorang mengalami sekali atau lebih kekurangan energi, maka

dapat terjadi penurunan berat badan dengan aktivitas ringan sekalipun dan

pada tingkat permintaan energi yang rendah sehingga harus mengurangi

sejumlah aktivitas untuk menyeimbangkan masukan energi yang lebih

rendah tersebut. Ketidakseimbangan energi yang memicu rendahnya berat

badan dan simpanan energi dalam tubuh akan menyebabkan kurang energi

kronis.

Guyton dan hall (2008) menyatakan asupan protein yang cukup

berkaitan dengan gizi normal yaitu memperkecil faktor risiko terjadinya

kurang energi kronis yang berhubungan dengan LILA. Terkait dengan

tingkat kecukupan konsumsi protein maka protein akan berfungsi sebagai

1
2

energi alternatif yang menunjukan dominasi protein sebagai sumber energi

akan dilakukan sebagai kompensasi apabila terjadi defisit energi.

Terjadi peningkatan zat gizi pada remaja putri berkaitan dengan

percepatan pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang diserap

tubuh digunakan untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan, disertai

dengan meningkatnya jumlah ukuran jaringan sel tubuh untuk mencapai

pertumbuhan yang optimal (Waryono, 2009). Banyak remaja yang bertubuh

sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk, jika

sudah terlalu lama maka akan terjadi kurang energi kronik (KEK) (Wuryani,

2007).

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita

kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.

Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar

lengan atas LILA <23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih

rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan

yang berlangsung pada periode tertentu, bulan hingga tahun (Syahnimar,

2004). LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi

kronis pada wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

status gizi dalam jangka pendek.

Menurut Gibson (2005) dalam pengukuran LILA dapat melihat

perubahan secara pararel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk

mendiagnosis pada saat kekurangan gizi. Hasil pengukuran lingkar lengan

atas (LILA) ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm atau sama

2
3

dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti berisiko BBLR

dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR (Lubis, 2003).

Kajian Susenas di Indonesia menunjukan bahwa proporsi wanita usia

subur (WUS) umur 15-49 tahun dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA<

23,5), pada tahun 2000 mencapai 21, 5% (Depkes, 2001). Secara nasional

prevalensi kurang energi kronis (KEK) wanita usia subur adalah 20,8%.

Data Dinas Kesehatan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013

menunjukan prevalensi wanita usia subur (WUS) kurang energi kronis

(KEK) sebesar 17,2% (Riskesdas, 2013).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan Informasi tentang KEK pada calon pengantin di wilayah

TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk menambah pengetahuan calon pengantin tentang KEK

sehingga bisa mencegah terjadinya KEK

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi institusi

a. TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang

Penyuluhan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam

mencegah terjadinya KEK pada wanita usia subur di TPMB

Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang dalam memberikan asuhan

pada calon pengantin.

3
4

b. Stikes Karya Husada Pare Kediri

Laporan ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan, sebagai bahan masukan dan

penambahan sumber-sumber bagi instansi pendidikan mengenai

kasus KEK pada calon pengantin

1.3.2 Bagi pengguna (customer)

a. Mahasiswa Stikes Karya Husada Pare Kediri

Laporan ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk

menambah informasi serta meningkatkan pengetahuan bagi

mahasiswa Stikes Karya Husada Pare Kediri maupun pembaca

lainnya tentang Penyuluhan Anemia pada Remaja.

b. Bagi Profesi Bidan

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

panduan bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan

remaja putri serta meningkatkan profesionalisme tenaga

kesehatan dalam melakukan tindakan.

4
5

BAB 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CALON PENGANTIN DENGAN KEK

A. Identitas kegiatan

1. Tema /JuduL penyuluhan : Calon Pengantin dengan KEK

2. Sasaran Kegiatan : Calon Pengantin

3. Tempat kegiatan : TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang

4. Hari/tanggal/jam : Rabu/31 Januari 2024/ Jam 09.00 WIB

B. Proses Kegiatan

1. Tujuan penyuluhan : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan

tentang KEK diharapkan para calon

pengantin dapat mengetahui cara penanganan

KEK

2. Pokok-pokok materi :

 Pengertian KEK

 Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK

 Tanda dan Gejala KEK

 Cara pengukuran LILA

 Komplikasi KEK

 Penanganan KEK

3. Metode Penyuluhan :

 Ceramah

 Tanya jawab

 Diskusi

5
6

4. Media Penyuluhan :

 Powerpoint

 LCD

 Laptop

5. Tahap kegiatan :

Estimasi
No Tahapan
waktu
1 Pembukaan : 15 menit

a. Memberi Salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan

d. Menyebutkan materi/ pokok bahasan yang ingin

disampaikan

2 Inti : 30 menit

a. Menjelaskan materi penyuluhan mengenai secara

berurutan dan teratur :

 Pengertian KEK

 Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK

 Tanda dan Gejala KEK

 Cara pengukuran LILA

 Komplikasi KEK

 Penanganan KEK

6
7

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya

tentang materi yang disampaikan

3 Penutup : 15 menit

a. Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

b. Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan

penyuluhan

c. Menutup penyuluhan dengan mengucapkan salam

6. Evaluasi :

1. Evaluasi Struktur

a. Satuan acara penyuluhan telah siap sebelum penyuluhan dimulai √

b. Tempat dan media telah siap sebelum penyuluhan dimulai √

c. Penyaji materi telah siap memberikan penyuluhan √

d. Waktu dan tempat sesuai yang telah di tentukan √

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksana penyuluhan berperan sesuai dengan perannya √

b. Penyuluhan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang

telah di tentukan √

c. Adanya tanya jawab/diskusi √

d. Media dapat digunakan secara efektif √

e. Peserta dapat menerima materi penyuluhan yang di sampaikan √

7
8

3. Evaluasi Hasil

Tabel 2.2.2 Evaluasi Hasil Penyuluhan terhadap Calon Pengantin


No Pertanyaan Jawaban Peserta B S

1 Sebutkan Pengertian keadaan ibu menderita √


KEK kekurangan makanan yang
mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada
ibu

2 Sebutkan faktor-faktor  Jumlah asupan makanan √


yang mempengaruhi  Usia
KEK  Beban kerja/Aktifitas
 Penyakit /infeksi
 Pengetahuan tentang Gizi
 Pendapatan keluarga
3 Sebutkan tanda dan  Lingkar lengan atas √
gejala KEK sebelah kiri < 23,5 cm
 Berat badan < 42 kg
 Indeks masa tubuh (IMT)
sebelum hamil < 17,00
 Kurang cekatan dalam
bekerja
 Sering terlihat lemah,
letih, lesu dan lunglai
4 Bagaimana cara Peserta Tidak bisa memberi √

pengukuran LILA jawaban

5. Sebutkan komplikasi  lemah dan kurang nafsu √


KEK makan
 Anemia
 Kemungkinan terjadi
infeksi semakin tinggi
 Perdarahan pada masa

8
9

kehamilan
 Jika hamil cenderung akan
melahirkan anak secara
premature atau berat
badan lahirnya rendah
6. Bagaimana penangan  Menganjurkan makan √
makanan bergizi
KEK
 Istirahat lebih banyak
 memberikan camilan yang
sehat berupa biscuit
 konsultasi dengan
dokter/tenaga medis

Standar evaluasi

a. Baik : 5-6 pertanyaan terjawab benar

b. Cukup : 3-4 pertanyaan terjawab benar

c. Kurang : 1-2 Pertanyaan terjawab benar

7. Sumber Pustaka :

Andriani, M dan Wirjatmadi B. 2012. Penerapan Gizi Dalam Siklus


Kehidupan. Jakarta: Kencana Pustaka.

Almatsier, S. 2002. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi Mineral Mikro.


Jakarta: Gramedia Pustaka.

Djamilah. 2008. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan


Energi Kronis. Www.journal.unhas.ac.id.

Gibson, R.S. Principles of Nutrional Assesment Seceond Audiotin. Oxford


University Press Inc, New York.

Harahap, H. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko KEK pada


WUS. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan.

Hardiansyah dkk. 2012. Kecukupan Energi, Protein, lemak, dan


Karbohidrat. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB

9
10

Prihardjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan Ed.2. Jakarta:


EGC.

Sirajuddin dan Gani, K. 2010. Analisis Hubungan Pengeluaran, Asupan


Protein dan Kejadian Kurang Energi Kronik Pada Wanita Dewasa di
Sulawesi Selatan. Makassar: Media Gizi Pangan.

Supriasa dkk. 2002. Penilaian Status Gizi Antropometri Gizi. Jakarta:


EGC.

BAB 3

10
11

HASIL KEGIATAN

3.1 Peran Serta Masyarakat dan Tingkat Kehadiran

Peserta sangat aktif dalam menerima materi dari penyuluh, peserta

tertib dan mendengar yang disampaikan oleh penyuluh dengan baik. Tingkat

kehadiran peserta dalam penyuluhan ini adalah 80 %

3.2 Tingkat Pemahaman Setelah KIE

Siswa memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh dengan

baik, ini dapat disimpulkan dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh penyuluh

dengan mengajukan 6 pertanyaan kepada peserta secara acak. Dari 6

pertanyaan yang diberikan ada 5 jawaban yang dijawab dengan benar oleh

peserta, sedangkan 1 pertanyaan tidak terjawab karena peserta masih belum

memahami tentang cara pengukuran LILA.

3.3 Masukan Atau Usulan Peserta

1) Peserta meminta agar dilakukan penyuluhan secara rutin di

puskesamas

11
12

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita

kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.

Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar

lengan atas LILA <23,5 cm. Dengan kondisi tersebut sering terlihat lemah,

letih, lesu dan lunglai. Akibat yang bisa ditimbukkan anemia, infeksi,

perdarahan pada masa kehamilan dan jika hamil cenderung akan melahirkan

anak secara premature atau berat badan lahirnya rendah.

Sebelum dilakukan penyuluhan sebagian peserta calon pengantin di

TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang masih belum memahami tentang

KEK, setelah dilakukan penyuluhan peserta bisa mengerti dan memahami

tentang KEK, sehingga diharapkan peserta mampu melakukan pencegahan

KEK dengan makan makanan bergizi dan istirahat cukup.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Lahan Praktek TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang

Diharapkan TPMB lebih sering mengadakan penyuluhan kepada

para calon pengantin sehingga dapat menamabah pengetahuan

4.2.2 Bagi Stikes Karya Husada Pare Kediri

Agar menambah jumlah buku sumber khususnya materi tentang

KEK, untuk melengkapi referensi dalam penyusunan selanjutnya.

12
13

4.2.3 Bagi Penulis

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan

tentang KEK terutama KEK pada calon pengantin sehingga

kedepannya dapat memberikan asuhan yang komprehensif dan

meningkatkan pelayanan berkualitas.

4.2.4 Bagi Calon Pengantin

Pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi

terutama pada wanita usia subur sehingga pasien lebih pintar dalam

memilih menu sehat untuk pemenuhan gizi didalam tubuh.

13
14

LAMPIRAN :

DOKUMENTASI

14
15

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Judul Penyuluhan : KEK pada Calon Pengantin

Hari/Tanggal/Jam : Rabu / 31 Januari 2024/ 09.00 WIB

Tempat : TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang

No
. Nama Tanda Tangan

15
16

Lampiran PPT

16
17

17
18

18
19

19

Anda mungkin juga menyukai