Laporan Fix CIWALEN Terbaru - Rev
Laporan Fix CIWALEN Terbaru - Rev
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun : Kelompok 2 PBL Gizi Komunitas II angkatan 2013 Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan.
Dengan ini menyatakan bahwa penyusunan laporan praktik belajar lapangan ini telah
mendapatkan persetujuan untuk dijadikan pedoman dari hasil Praktik Belajar Lapangan Gizi di
Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat yang berlangsung
pada tanggal 07 November 2016-19 November 2016.
Menyetujui,
Pembimbing Desa
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Bab IPendahuluan......................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................5
3.2 Penyuluhan.....................................................................................................................67
3.3 Pelatihan.........................................................................................................................77
3.3.1 Kader......................................................................................................................77
3.4 Lomba.............................................................................................................................86
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................91
4.2 Saran...............................................................................................................................91
Lampiran..................................................................................................................................93
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima, serta cerdas.Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat
ditentukan oleh status gizi.Status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang
dikonsumsi.Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi
pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan
pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik (Unicef, 1990 dalam Bappenas, 2012)
Masalah gizi penduduk merupakan masalah yang tersembunyi, yang berdampak pada
tingginya angka kesakitan dan kematian.Kurang asupan dan absorbsi gizi mikro dapat
menimbulkan konsekuensi pada status kesehatan, pertumbuhan, mental dan fungsi lain
(kognitif, sistim imunitas, reproduksi, dan lain-lain).Timbulnya masalah gizi dapat
disebabkan karena kualitas dan kuantitas dari intake makanan (terutama energi dan protein),
dimana secara kronis bersama-sama dengan faktor penyebab lainnya dapat mengakibatkan
maramus atau kwashiorkor. (Narasi Profil Kesehatan, 2014). Menurut Depkes RI 2004
wanita usia subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif yaitu antara usia 15
sampai 49, dengan status belum menikah, menikah atau janda. Wanita usia subur ini
mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah
untuk mendapatkan kehamilan yaitu antara usia 20-45 tahun.
Wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami
Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK adalah suatu kondisi kurang gizi disebabkan
rendahnya konsumsi energi dalam makanan sehari-hari yang berlangsung menahun sehingga
tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Supariasa, 2001)
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi
protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Tujuannya adalah mengetahui risiko KEK WUS,
baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR), meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar
2
lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK, mengembangkan gagasan baru
di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak,
meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK dan mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2001)
Prevalensi obesitas lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding daerah pedesaan,
sebaliknya prevalensi kurus cenderung lebih tinggi di pedesaan dibanding perkotaan.
Masalah gizi pada wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun dan wanita hamil berdasarkan
indikator Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran LILA disajikan menurut
kabupaten/kota dan karakteristik. Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegi kronis
(KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakan ambang batas
nilai rerata LILA< 23,5 cm. (Narasi Profil Kesehatan, 2014)
Selain menggunakan LILA, status gizi WUS dapat juga diukur berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT), IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang (Sirajuddin 2012).
Status gizi pada wanita usia subur usia 20-29 tahun (range usia 20-24 tahun)
berdasarkan indeks masa tubuh, angka prevalensi dengan presentase kategori kurus
sebanyak 16,5%, angka prevalensi dengan presentase kategori normal sebanyak 67,0%,
angka prevalensi dengan presentase kategori lebih sebanyak 7%, angka prevalensi dengan
presentase kategori obesitas sebanyak 9,4% (RISKESDAS, 2013).
Status gizi pada wanita usia subur usia 20-29 tahun (range usia 25-29 tahun)
berdasarkan indeks masa tubuh, angka prevalensi dengan presentase kategori kurus
sebanyak 8,9%, angka prevalensi dengan presentase kategori normal sebanyak 64,2%, angka
prevalensi dengan presentase kategori lebih sebanyak 11,2%, angka prevalensi dengan
presentase kategori obesitas sebanyak 15,7% (RISKESDAS, 2013).
Prevalensi risiko kurang energi kronis (KEK) penduduk wanita usia subur (WUS)
1549 tahun menurut karakteristik penduduk, Indonesia 2013, dengan karakteristik usia
wanita usia subur (range 20-24 tahun) dalam kondisi tidak hamil, proporsi kurang energi
kronis (KEK) (LILA <23,5 cm) sebanyak 30,6% (RISKESDAS, 2013).
3
Prevalensi risiko kurang energi kronis (KEK) penduduk wanita usia subur (WUS)
1549 tahun menurut karakteristik penduduk, Indonesia 2013, dengan karakteristik usia
wanita usia subur (range 25-29 tahun) dalam kondisi tidak hamil, proporsi kurang energi
kronis (KEK) (LILA <23,5 cm) sebanyak 19,3% (RISKESDAS, 2013).
Masa balita merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya yang
akan menjadikan dasar terbentuknya manusia seutuhnya. Karena itu pemerintah memandang
perlu untuk memberikan suatu bentuk pelayanan yang menunjang tumbuh kembang balita
secara menyeluruh terutama dalam aspek mental dan sosial. Pertumbuhan dan
perkembangan saling mendukung satu sama lain perkembangan seorang anak tidak dapat
maksimal tanpa dukungan atau optimalnya pertumbuhan. Misalnya seorang anak yang
kekurangan gizi akan mempengaruhi perkembangan mental maupun sosialnya, oleh karena
itu keduanya harus mendapat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat maupun orangtua.
Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan fisik anak adalah dengan melihat status gizi
anak dalam hal ini balita.Sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat perkembangan seorang
anak dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Soetjiningsih, 2002).
Anak balita atau anak dibawah 5 tahun sering disingkat sebagai anak balita adalah
anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih populer dengan pengertian usia
dibawah 5 tahun (Muaris. H, 2006) atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu 12-59
bulan. Para ahli menggolongkan usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup
rentan terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi jenis tertentu. Setiap tahun lebih dari 1/3 kematian
anak didunia berkaitan dengan masalah kurang gizi.
Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari
5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi
nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan
terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 % tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan
5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 % dari 2007 dan 2013.
Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang
secara nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode2013 sampai 2015 (Bappenas,
2012).
4
Status Gizi berdasarkan indikator BB/TB, prevalensi Sangat Kurus di kalangan balita
di Provinsi Jawa Barat adalah 5,0% sedangkan nasional prevalensi sangat kurus sebesar
5,3%. Apabila dibandingkan dengan Provinsi di Jawa Bali, prevalensi Sangat Kurus di
Jawa Barat urutan ke 2 tertinggi setelah provinsi Banten (6,5%). Sedangkan berdasarkan
jenis kelamin, gizi buruk pada laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Prevalensi pendek (stunting) menurut provinsi dan nasional. Prevalensi pendek
secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan
tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2% terdiri dari 18,0%
sangat pendek dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan
penurunan, dari 18,8 % pada tahun 2007 dan 18,5 % pada tahun 2010. Prevalensi pendek
meningkat dari 18,0% pada tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013.
Prevalensi kekurusan menurut kabupaten/kota. Salah satu indikator untuk
menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk adalah keadaan sangat
kurus yaitu anak dengan nilai Z-score < -3,0 SD. Prevalensi sangat kurus di Provinsi Jawa
Barat masih cukup tinggi yaitu 5,0%. Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar
5,9%. Menurut WHO 2010 masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila
prevalensi BB/TB Kurus antara 10,0% - 14,0%, dan dianggap kritis bila 15,0%. Pada
tahun 2013, secara umum di Provinsi Jawa Barat prevalensi BB/TB kurus pada balita masih
10,9%. Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah kekurusan di Jawa Barat merupakan
masalah kesehatan yang serius. Pada tahun 2013 Prevalensi Kegemukan di Provinsi Jawa
Barat sebesar 11,8%.
Desa Ciwalen merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sukaresmi.
Penduduk Desa Ciwalen berjumlah 11.120 jiwa, memiliki sejumlah RW 14 dan RT 14, serta
memiliki Kepala Keluarga (KK) sejumlah 3289.Desa Ciwalen mempunyai potensi sumber
daya yang perlu dikembangkan diantaranya singkong, okra, bunga krisan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai makanan tambahan atau makanan selingan bagi keluarga.
Berdasarkan permasalahan dan hasil pengamatan peneliti selama pengambilan data
di Desa Ciwalen, pada kegiatan Praktik Belajar Lapangan Desa 2 ingin mengintervensi
masalah-masalah yang terdapat di Desa Ciwalen dengan membuat beberapa program.
Beberapa program yang akan dilaksanakan selama kegiatan PBL 2 Desa, merupakan suatu
kegiatan yang tidak hanya memberikan informasi dan pengetahuan namun terdapat aplikasi
5
dari informasi dan pengetahuan yang diberikan. Aplikasi ilmu tersebut dikemas menjadi
suatu games, perlombaan dan demontrasi kegiatan, hal tersebut bertujuan agar masyarakat
tidak hanya mengerti teorinya saja namun harus paham juga pengaplikasiannya.
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Mengintervensi permasalahan yang terdapat di Desa Ciwalen untuk
menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan pada Wanita Usia Subur, Balita dan
memberikan informasi terkait pengolahan sumber pangan lokal menjadi suatu produk
yang bernilai.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
Analisis situasi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan prioritas masalah. Analisis
situasi adalah pengumpulan informasi yang diperlukan dalam perencanaan yang meliputi apa
masalahnya, siapa yang menderita, di mana penderita tinggal, bagaimana tingkat keparahan
masalah, perkiraan penyebab timbulnya masalah, bagaimana tradisi (cara hidup masyarakat yang
berkaitan dengan gizi dan kesehatan, seperti kebiasaan makan, taboo, pantangan, dll),
ketersediaan sarana yang potensial (seperti air bersih, bahan pangan, dan tanah pertanian),
ketersediaan sumber daya manusia yang potensial seperti tokoh masyarakat formal maupun non
formal, lembaga organisasi dan karang taruna, organisasi sosial yang ada dan ketersediaan
sumber-sumber lain (seperti program atau kegiatan pelayanan kesehatan dan gizi yang telah ada,
saluran komunikasi, transportasi, sarana pendidikan, dll).
7
zat gizi makro hampir 50% ibu balita Akses transportasi yang minim
(karbohidrat, Kurangnya variasi makanan Persediaan bahan makanan pokok
protein, dan lemak) terutama sayur dan buah yang kurang mencukupi
berlebih Pola makan yang tidak seimbang Ketersediaan jajanan yang kurang
Makanan yang dikonsumsi sehat dan brgizi
cenderung jajanan yang tidak
sehat dan rendah kandungan zat
gizi
Pengetahuan Gizi N : 8 (20%) Rendahnya latar belakang Terdapat beberapa keluarga yang
8 pendidikan ibu balita tidak mampu
Ibu Kurang Masih kurang penyuluhan dan Kurangnya tenaga kesehatan
informasi khusus seputar gizi Akses transportasi yang minim
Asupan energi dan Rata-rata Anak Kurang bervariasinya bahan Kurangnya tenaga kesehatan
zat gizi makro hampir sekolah makanan Tingkat pendidikan yang rendah
(karbohidrat, 50% Konsumsi sayur dan buah kurang Kurangnya informasi tentang
protein, dan lemak) Makanan yang dikonsumsi makanan sehat
kurang cenderung jajanan yang tidak
sehat dan rendah kandungan zat
gizi
9
1. Penetapan criteria
2. Penetapan nilai
3. Penetapan bobot
4. Penentuan skor
Ada beberapa metode untuk menentukan prioritas masalah.Pada saat ini kami
menggunakan metode delbeque untuk menentukan prioritas masalah.Alasan kami
memilih metode delbeque adalah karena dapat menentukan keputusan dengan lebih
akurat.Metode Delbeque sdalah proses penentuan kriteria diawali degan
pembentukan kelompok yang akan mendiskusikan/merumuskan dan menetapkan
kriteria, caranya sekelompok diberi informasi tentang masalah penyakit/masalah
yang perlu ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-
masing penyakit/masalah tersebut.
10
Pengetahuan
gizi ibu 4 5 4 4 4 21 1
kurang
11
Berdasarkan tabel prioritas masalah diatas didapat bahwa masalah yang menjadi
prioritas menurut kami untuk wanita usia subur terdapat masalah KEK yang paling
bermasalah dan yang kedua ada masalah mengenai pengetahuan wanita usia subur yang
kurang pada masalah kedua.
Untuk balita, masalah yang kami dapat di Desa Ciwalen adalah pengetahuan ibu yang
kurang mengenai gizi.Sedangkan untuk masalah kedua yaitu asupan energy dan zat gizi
makro yang berlebih bagi balita yang kemungkinan disebabkan karena pengetahuan ibu
balita yang kurang.Untuk anak sekolah, masalah yang paling bermasalah adalah mengenai
asupan energy dan zat gizi makro yang kurang.
1. Menetapkan kriteria
6). Cost Effectiveness ; sejauh mana tujuan dan sasaran yang ditetapkan
dapat tercapai dengan dana yang ada.
2. Menetapkan pembobotan
Contoh pembobotan :
1). Sangat memenuhi criteria
2). Memenuhi criteria
3). Cukup memenuhi criteria
4). Kurang memenuhi criteria
5). Sama sekali tidak memenuhi kriteria
3. Menetapkan skor
Contoh skor :
Nama Program
No Kriteria Ekskul Nutrition Penyegaran Jumat Penyuluhan
Kuis 4P
Gizi Class Kader Bersih Sekolah
1 Relevansi 3 3 4 4 2 3
2 Fisibilitas 2 3 4 4 3 2
Kemudahan untuk penentuan
3 3 3 4 4 2 3
target
4 Integrasi dengan program lain 3 4 3 3 2 2
5 Kesinambungan 3 3 3 3 3 3
6 Cost-Effectiveness 6 3 4 5 2 3
Total Skor 20 19 22 23 14 16
Nama Program
No Kriteria Bimba Aksi Kelas Ibu Puzzle
Senam Ceria TTG OSK
Piring MASAZI Cerdas Piring
15
1 Relevansi 2 3 5 4 5 3
2 Fisibilitas 1 3 3 5 3 4
Kemudahan untuk penentuan
3 3 5 4 4 5 5
target
4 Integrasi dengan program lain 2 4 4 4 5 3
5 Kesinambungan 2 3 3 4 4 3
6 Cost-Effectiveness 2 3 3 4 5 3
Total Skor 12 21 22 25 27 21
Nama Program
No Kriteria Games Balita Aksi Pangan
Konseling Gizi Pekan Gizi
Piramida Ciwalen Unggul
1 Relevansi 3 3 4 4
2 Fisibilitas 2 3 4 5
Kemudahan untuk penentuan
3 3 3 4 4
target
4 Integrasi dengan program lain 2 2 5 5
16
5 Kesinambungan 2 3 4 3
6 Cost-Effectiveness 2 2 3 3
Total Skor 14 16 24 24
17
2.2.1POA,SATUAN PELAKSANAAN,HIPOPOCMMD
POA (PLAN OF ACTION)
19
SATUAN PELAKSANAAN
Deskripsi Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
kegiatan Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Menjelaskan - Pemaparan Sasaran:Perangka Pemaparan 07 November Balai Desa Power Point, Jumlah
masalah- masalah permasalahan t Desa seperti : dan 2016 Projector, peserta
yang ada di desa gizi di desa Kepala desa, Musyawarah Laptop, yang hadir
- Pemaparan Pk. 08.00 WIB
ciwalen dari hasil Ketua RT dan Soundsystem
program RW , Bidan,
pengambilan data intervensi yang &Kader
PBL 1 serta akan dilakukan
menjelaskan di desa
program yang akan - Melakukan
dilakukan kepada musyawarah Target:
masyarakat desa dengan peserta
- 20 orang peserta
dengan tujuan MMD terkait
waktu dan terdiri dari:
mendapatkan izin
tempat
dan dukungan 1 kepala desa
pelaksanaan
masyarakat desa 5 pejabat
program dan
desa
tekhnis program
intervensi 13 kader
1 bidan
HIPOPOC
Nama Kegiatan : MMD
Ints/Personil Langsung: Persiapan: - Jumlah dan nama - Program yang telah dibuat dan
Mahasiswa. program yang diajukan dapat dilaksanakan
- Mengkoordinasi disetujui untuk
Ints/Personil Pendukung: Bidan, denganPerangkat Desa dilaksanakan
kader dan perangkat desa. seperti Kepala desa, Keta
Alat/bahan, jumlah dana: RT dan RW, Bidan, Kader,
dan Warga Desa
Alat : - Mengundang Perangkat
-Perangkat sound sistem Desa seperti Kepala desa,
Keta RT dan RW, Bidan,
-Laptop Kader, dan Warga Desa.
-Proyektor - Persiapan Bahan Bahan
untuk MMD
Dana : Pelaksanaan :
-Penyewaan tempat dan perangkat - Pemaparan program
soundsistem Rp. 300.000 intervensi yang akan
dilaksanakan di desa
-Snack 50 buah @Rp.5000 - Melakukan musyawarah
Jumlah dana: Rp. 550.000 terkait program intervensi
Monev : Jumlah peserta yang
Sumber: Mahasiswa hadir
Lokasi: Balai desa
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
sebelum
diberikan
materi
-Pemberian
materi
penyuluhan
terkait MP-
ASI
-Tanya
jawab dan
diskusi
Penutup
Evaluasi hasil
pelaksanaan
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Kelas Ibu Cerdas
Deskripsi kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Memberikan info info dan - Tanya jawab Sasaran: Pemaparan 15 Desa Power Point, - Jumlah
pengetahuan mengenai MP- untuk dan diskusi November ciwalen Projector, kehadiran
mengukur Ibu Balita peserta
ASI dan pemberian 2016 Laptop,
makanan yang baik untuk pengetahuan Target: mencapai 15
Pk. 09.00 Soundsystem,
balita kepada ibu balita ibu mengenai orang dari
WIB poster setiap
MP-ASI - 20orang
sebelum peserta dari regional
diberikan setiap - Keaktifan
materi regional, peserta
dalam
- Pemberian yang
bertanya dan
materi dibagidala
menjawab
penyuluhan m2
terkait MP-ASI regional
- Tanya jawab dari 13
dan diskusi posyandu
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Kelas Ibu Cerdas
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
- Melakukan
penyuluhan
mengenai gizi
seimbang
Penutup:Eva
luasi
pelaksanaan
SATUAN PELAKSANAAN
Deskripsi Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
kegiatan Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Mengedukasikan - Memberikan Sasaran: Pemaparan 09 November SD Negeri Projector, Jumlah peserta
piring makan ku edukasi tentang dan nonton 2016 Pamoyana Laptop, yang hadir
gizi seimbang Anak
dengan bareng n Soundsystem
- Menayangkan sekolah Pk. 08.30 Jumlah peserta
menggunakan video
video animasi kelas 2-3 WIB yang aktif
media interaktif, edukasi
penayangan video gizi seimbang bertanya dan
Target:
jajanan sehat menjawab
- 150orang
peserta
HIPOPOC
Nama Kegiatan : BIMBA Warna Piring Makanku
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Puzzle Piring Makanku
Deskripsi kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Target Bantu/Media
(Tanggal &
36
jam)
Pemberian pre test -Pemberian pre test Siswa/i Ceramah 09 November SDN -Proyektor - Jumlah
sebelum materi gizi sebelum materi gizi kelas 4 dan 2016 . pk Pamayona peserta
Games -Laptop yang
seimbang dan piring seimbang dan piring 5. 09.00 WIB n
makanku makanku Nobar -Puzzle piring hadir
Target - Jumlah
makanku
-Mengedukasikan gizi -Mengedukasikan gizi minimal peserta
seimbang dengan seimbang dengan 50 orang yang aktif
menggunakan media menggunakan media bertanya
interaktif, penayangan interaktif, penayangan dan
video gizi seimbang video gizi seimbang dan menjawab
dan jajanan sehat. jajanan sehat.
-Games tentang piring -Games tentang piring
makanku makanku
-Pemberian post test -Pemberian post test
setelah materi gizi dan setelah materi gizi dan
games piring makanku games piring makanku
HIPOPOC
TAHUN 2016
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
-Tanya
jawab
Penutup :
-evaluasi
pelaksanaan
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Pekan Gizi
Deskripsi Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
kegiatan Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Memberikan info - Pemberian materi Sasaran: Pemaparan 09-10 Desa Poster, leftlet Jumlah
dan pengetahuan penyuluhan terkait dan diskusi November ciwalen kehadiran
gizi seimbang Wanita
mengenai gizi 2016 peserta
seimbang kepada usiasubur
Pk. 09.00 mencapai 20
wanita usia subur -Tanya jawab
Target: WIB orang dari
setiap meeting
- 20orang
point, yang
peserta dari
setiap terdiri dari 2
meeting meeting point
point, yang
dibagidalam
2 meeting
point
HIPOPOC
NamaKegiatan : Pekan Gizi
Pelaksanaa
n:
Melakukan
penyuluhan
tentang
manfaat,
kandungan
gizi dan
pengolahan
sumberdaya
alam di desa
ciwalen
(okra,
singkong
dan bunga
krisan)
Penutup:
Evaluasi
pelaksanaan
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Pemanfaatan SDA di Ciwalen
Topik : Penyuluhan mengenai okra, singkong, dan bunga krisan sebagai pemanfaatan SDA
46
Deskripsi Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
kegiatan Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Mendeskripsikan Melakukan penyuluhan Sasaran: Pemaparan 09-10 meeting Kertas, ATK, - Jumlah
manfaat, tentang manfaat, materi November point dan leaflet peserta yang
- WUS
kandungan zat kandungan gizi dan 2016, pukul hadir
Target:
gizi dan pengolahan sumberdaya 10.30 WIB mencapai
pengolahan okra, alam di desa ciwalen - Minimal target
singkong dan (okra, singkong dan 20 - peserta
bunga krisan bunga krisan) orang aktif
sebagai makanan bertanya
kaya nutrisi dan
menjawab
tentang
materi yang
disampaika
n
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Penyuluhan Pemanfaatan SDA di Ciwalen
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Penyegaran Kader
Memberikan - Pre test PGS, Sasaran: Pemaparan 11 Balai Desa Flipchart/ Jumlah peserta
informasimen PMBA, singkat dan November PPT yang hadir
Posyandu, dan Kader
genai PMBA, Pelatihan 2016 Handout
PGS, dan PSG Jumlah peserta
Target:
- Pemaparan Pk. 08.00 yang aktif
PSG dengan
review materi - 26 WIB bertanya dan
menggunakan
singkat orang menjawab
media
PMBA, PGS,
flipchart dan
Posyandu dan
hand out serta PSG
simulasi - Simulasi
pengukuran pengukuran
PSG PSG
- Post test PGS,
PMBA,
Posyandu, dan
PSG
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Penyegaran Aksi Kader
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : AKSI MASAZI (Masak Sehat Bergizi)
Deskripsi kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Demo masak untuk Demo masak Target Ceramah 15 Posyandu - Alat - Jumlah
memberi pengetahuan apa mengenai variasi kehadiran November makan kehadiran
Demo - Bahan peserta
saja variasi menu menu gizi minimal 10- 2016 pk.
masak makanan - Keaktifan
seimbang untuk balita seimbang 15 orang 11.00 WIB
perposyandu matang peserta
dalam
bertanya dan
menjawab
HIPOPOC
Nama Kegiatan : AKSI MASAZI (Masak Sehat Bergizi)
2.2.4POA,SATUAN PELAKSANAAN,HIPOPOCLOMBA
POA (PLAN OF ACTION)
PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN: INTERVENSI GIZI
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FIKES UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
56
TAHUN 2016
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
Penutup:
57
Evaluasi
SATUAN PELAKSANAAN
Nama Kegiatan : Kuis Kader 4P
Deskripsi Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
kegiatan Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Memberikan kuis - Memberikan Sasaran: Tanya 11 November Desa Kertas daftar Jumlah peserta
atau pertanyaan beberapa Jawab 2016 ciwalen hadir dan yang hadir
pertanyaan Kader
seputar 4P pulpen
seputar 4P Pk. 09.00
(PMBA, PGS, Target:
- Tanya jawab WIB
PSG, dan
Posyandu - 20orang
peserta
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Kuis Kader 4P
TAHUN 2016
KELOMPOK 2, DESA CIWALEN, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT
dan okra )
- Memberika
n tips
seputar
pengolahan
sumber
daya
Ciwalen
Penutup:
Evaluasi
pelaksanaan
Deskripsi kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Metode Waktu Lokasi Alat Evaluasi
Target Bantu/Media
(Tanggal &
jam)
Memberikan Demo masak WUS dan Demo 09 dan 10 meeting Alat masak - Jumlah
pelatihanmengenaipemanfaata SDA Ciwalen kader, November point peserta
n SDA Ciwalen dengan target 2016, pk. yang hadir
sentuhan tekonologi pangan minimal 09.00 WIB minimal
20 orang 80% dari
hadir target
- Peserta
yang aktif
bertanya
dan
menjawab
HIPOPOC
Nama Kegiatan : Aksi Pangan Ciwalen Unggul
BAB III
ini perlu ditambahkan dalam output kegiatan untuk melihat respon dan
antusiasme masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu,cut off
point yang digunakan untuk melihat keberhasilan program ini juga belum
tertulis dalam POA dan hipopoc.Cut off point yang digunakan dalam kegiatan
ini adalah kehadiran peserta sebanyak 20 orang. Jadi, kegiatan ini sudah
melebihi target kehadiran peserta karena jumlah peserta yang hadir adalah 26
orang.
1.2 PENYULUHAN
3.2.1Ibu Balita
Nama Kegiatan : Kelas Ibu Cerdas
Hari dan Tanggal : Selasa, 8 November 2016
Waktu dan Tempat : 08.00-Selesai TPQ Mushidul Wildan (Regional 1 dan
Regional 2), dan Posyandu Cinangka(Regional 3),
Penanggung Jawab : Nadhrah Juhaida
Kegiatan ini adalah kegiatan penyuluhan ibu balita yang dilakukan oleh
mahasiswa dan dilaksanakan berdasarkan regional yang sudah
ditentukan.Kegiatan yang kami lakukan adalah melakukan penyuluhan untuk
ibu balita mengenai MP-ASI. Kami membagi menjadi tiga regional, regional
pertama terdiri dari 6 posyandu dan regional kedua terdiri dari 6 posyandu
bertempat TPQ Mushidul Wildan, sedangkan untuk regional ketiga terdiri dari
satu posyanduyang bertempat di Posyandu Cinangka.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan dibantu oleh beberapa pihak yaitu
para kader dari setiap posyandu, membantu dalam hal menginformasikan dan
mengumpulkan masyarakat untuk hadir dalam kegiatan, kepala desa, sekretaris
desa dan kepala dusun yang membantu dalam hal perizinan tempat untuk
berlangsungnya kegiatan.
Penyuluhan ini dilaksanakan di dua tempat (meeting point) yang berbeda
dengan mempertimbangkan tersampaikannya informasi mengenai penyuluhan
inike seluruh tempat di desa Ciwalen, mengingat luasnya wilayah desa
Ciwalen.Pemilihan meeting point ini juga tentu mendapat pertimbangan dari
pihak desa dan kader-kader posyandu melalui musyawarah yang dilaksanakan
pada hari sebelumnya yaitu saat MMD.
67
dengan baik dan memberikan respon yang sangat baik.Akan tetapi output terkait
keaktifan peserta dalam bertanya dan menjawab ini,bersifat tidak terukur.
Seharusnya di dalam POA dan Hipopoc yang kami rencanakan, output tersebut
memiliki cut off tertentu untuk menyatakan keberhasilan program, seperti
dengan menentukan jumlah atau persentase peserta yang aktif bertanya dan
menjawab selama kegiatan berlangsung.
Output kedua adalah terkait dengan kehadiran peserta.Pencapaian
indikator keberhasilan peserta (ibu balita) yang hadir yaitu 80% (16 orang) dari
total target sasaran. Target sasaran dalam setiap regional yaitu berjumlah 20
wanita usia subur. Peserta yang hadir pada regional 1 berjumlah 15 peserta, di
regional 2 terdapat 25 peserta,sedangkan pada regional 3 berjumlah 16
peserta.Target dalam kegiatan ini adalah 80% dari total target yang telah
ditentukan, yaitu sebanyak 48 peserta hadir. Sementara total keseluruhan peserta
yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 56 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kegiatan penyuluhan ini sudah memenuhi target bahkan melebihi target
yang telah ditetapkan dalam POA dan hipopoc.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami dibantu oleh pihak sekolah yang
telah mengumpulkan siswa/i kelas 2 dan kelas 3 untuk menjadi peserta edukasi
tumpeng gizi seimbang, piring makanku, dengan media video animasi gizi
seimbang dan permainan edukasi tumpeng gizi seimbang.
70
berangkat ke sekolah. Hal lain, kondisi ruangan yang digabung dengan kelas
lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh pihak sekolah. Pihak sekolah
membantu mengumpulkan siswa dan siswi kelas 4 dan kelas 5 untuk menjadi
peserta dalam acara penyuluhan tumpeng gizi seimbang dan piring makanku
dengan media edukasi video dan permainan puzzle piring makanku secara
berkelompok. Kendala yang dialami, waktu dimulai penyuluhan pukul 08:00
namun datang pada pukul 08:30 telat selama 30 menit dan suasana kelas
terkadang tidak kondusif.
Indikator keberhasilan peserta yang hadir yaitu 80% (40 orang) dari total
target sasaran yaitu 50anak sekolah kelas 4 5. Dalam kegiatan ini, peserta yang
hadir sebanyak 50 orang, sehingga pada kegiatan penyuluhan ini sudah
memenuhi target.Dalam POA dan Hipopoc yang telah kami rencanakan,
kehadiran peserta sebagai indicator keberhasilan program ini belum terdapat
dalam output kegiatan, tetapi hanya terdapat sebagai indicator monitoring
evaluasi kegiatan, sehingga hal terkait kehadiran peserta ini perlu ditambahkan
dalam output kegiatan untuk melihat respon dan antusiasme masyarakat
terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Target yang ditetapkan untuk melihat
kehadiran peserta adalah sebesar 80% peserta hadir dari target yang ditetapkan
yaitu 50 orang.
Output lain dalam kegiatan ini adalah terkait peningkatan pengetahuan gizi
seimbang dan piring makanku sebesar 80 %. Peserta diberikan pre-test dan pot-
test untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta. Adapun hasil dari pre-test
dan post-test pengetahuan peserta adalah sebagai berikut:
Rerata skor pre-test dan post-test
Skor Pre Test Skor Post Test
Variabel Sig
(Rerata SD) (Rerata SD)
benar yaitu 80% (42 orang) selisih dari skor sebeum dan sesudah pre dn post test
, maka pengetahuan pada peserta mengalami peningkatan dan sesuai dengan
target yang diinginkan. Dengan demikian kegiatan penyuluhan dan permainan
puzzle piring makanku ini sudah tersampaikan dan bisa diterima dengan baik
oleh peserta.
dan menjawab tidak diketahui berapa siswa, dikarenakan karena panitia tidak
mncatat siapa yang bertanya yang disbabkan sedang fokus dengan jobdesk
kegiatan pada saat bimba piring makanku berangsung. Kehadiran 100% yaitu
50 siswa. Outcome dari kegiatan ini adalah siswa diharapkan dapat
mengapliukasikan gizi seimbang pada kehidupan sehari-hari.
1.3 PELATIHAN
3.3.1Kader
Nama Kegiatan :Penyegaran Kader
Hari dan Tanggal : Jumat, 11 November 2016
Waktu dan Tempat : Pukul 08.30 09.40 WIB, di Balai Desa Ciwalen
Penanggung jawab :Kartika Tri Nurina
post test yang sudah diberikan. Mahasiswa memberi sedikit arahan seperti
diskusi agar dapat menerapkan sistem lima meja, dan peserta dapat mengetahui
pedoman gizi seimbang, pemberin makanan bayi dan anak serta dapat
melakukan pengukuran antropometri dengan baik dan benar. Agar peserta dapat
menerapkan nya dalam kegiatan posyandu dan dapat di sharing kepada kader
lainnya dan masyarakat desa.
Rerata skor sebelum dan setelah pelatihan
Skor Pre Test Skor PostTest
Variabel Sig.
( Rerata SD ) ( Rerata SD )
BerBerdasarkan hasil uji paired T-test di atas, bahwa dari pengisian soal
pre dan post test ada perbedaan yang bermakna dengan p-value < 0,05 (0,000).
Indikator keberhasilan peserta dalam menjawab pre dan post test terjadi
peningkatan pengetahuan sebesar 82% (23 peserta dari 28 peserta yang hadir )
sesuai dengan target yang diinginkan sebesar 80% terjadi peningkatan
pengetahuan. Dengan demikian kegiatan review singkat mengenai gizi
seimbang, pemberian makanan bayi dan anak, posyandu dan pengukuran
antropometri dapat diterima oleh peserta kader posyandu di desa ciwalen.
Berikut hasil simulasi pengukuran antropometri LILA, lingkar kepala ,
lingkar pinggang pinggul, tinggi badan, dan panjang badan yang dilakukan oleh
peserta kader di 13 posyandu yaitu posyandu manggis, CMA, huni II, cengkeh,
jambu, rambutan, mangga, anggur, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2 pasang
kader ), duren, delima, dan cinangka. Setiap posyandu mewakili 2-3 orang
perwakilan, jika terdapat 1 posyandu yang tidak memiliki pasangan untuk
pengukuran, diambil dari mahasiswa yang berperan sebagai obyek pengukuran.
Sistematika yang dilakukan pada saat simulasi pengukuran antropometri 2
pasang kader yang dimana 1 pasang kader sebagai obyek pengukuran dan 1
kader menjadi pengukur serta penanggung jawab pengukuran dipilih dari panitia
untuk mengamati dan menilai dari 1 pasang kader tersebut pada saat
pengukuran sudah benar atau belum. Para penanggung jawab pengukuran
diberikan form penilian pengukuran yang terdapat 4 kategori yaitu kesesuaian
78
langkah, ketepatan penggunaan alat, ketepatan waktu, dan keakuratan pada hasil
pengukuran dengan skor 1-5 ( 1 = sangat tidak baik, 2= tidak baik, 3= cukup
baik. 4= baik, dan 5= tidak baik ).
Jika dilihat dari pengukuran antropometri lingkar kepala kategori
kesesuaian langkah terdapat 5 posyandu yang pengukuran antropometri lingkar
kepala dengan baik yaitu posyandu manggis, CMA, delima, apel ( 2 pasang
kader ), dan cinangka, yang pengukuran lingkar kepalanya dengan cukup baik
ada 6 posyandu yaitu posyandu mangga, cengkeh, rambutan, anggur, duren,
huni I ( 2 pasang kader ). Sedangkan, yang pengukuran antropometri dengan
tidak baik ada 2 posyandu yaitu huni II dan jambu. Jika dilihat pengukuran
lingkar kepala kategori ketepatan penggunaan alat terdapat 7 posyandu yang
pengukuran antropometri lingkar kepala dengan baik yaitu posyandu CMA,
delima, anggur, duren, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2 pasang kader ), dan
cinangka, yang pengukuran lingkar kepalanya dengan cukup baik ada 2
posyandu yaitu mangga dan manggis. Sedangkan, yang pengukuran
antropometri dengan tidak baik ada 4 posyandu yaitu huni II, cengkeh, jambu,
dan rambutan. Jika dilihat pengukuran lingkar kepala kategori ketepatan waktu
terdapat 8 posyandu yang pengukuran antropometri lingkar kepala dengan baik
yaitu posyandu mangga, CMA, delima, anggur, duren, huni I ( 2 pasang kader ),
apel ( 2 pasang kader ), dan cinangka, terdapat 3 posyandu yang pengukuran
antropometri lingkar kepalanya dilakukan dengan cukup baik yaitu posyandu
huni II, manggis, dan jambu. Sedangkan, terdapat posyandu yang pengukuran
antropometri lingkar kepala dengan tidak baik yaitu posyandu cengkeh dan
rambutan. Jika dilihat pengukuran antropometri lingkar kepala kategori hasil
pengukuran yang akurat terdapat 7 posyandu yang pengukuran antropometri
lingkar kepalanya dilakukan dengan baik yaitu posyandu manggis, delima,
anggur, duren, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2 pasang kader ), dan cinangka,
serta terdapat 5 posyandu yang pengukuran antropometri lingkar kepalanya
dilakukan dengan cukup baik yaitu huni II, mangga, CMA, jambu, dan
rambutan. Sedangkan, terdapat 1 posyandu yang pengukuran antropometrinya
dilakukan dengan tidak baik/ tidak akurat ada 1 posyandu yaitu posyandu
cengkeh.
Jika dilihat dari pengukuran antropometri lingkar lengan atas kategori
kesesuaian langkah terdapat 10 posyandu yang pengukuran antropometri lingkar
79
lengan dengan baik yaitu posyandu anggur, jambu, delima, CMA, cengkeh
manggis, huni II, duren, apel ( 2 pasang kader ), dan cinangka. yang pengukuran
lingkar lengan atas dengan cukup baik ada 3 posyandu yaitu posyandu mangga,
rambutan, huni I ( 2 pasang kader ) . Jika dilihat pengukuran lingkar lengan atas
kategori ketepatan penggunaan alat terdapat 13 posyandu yang pengukuran
antropometri lingkar lengan atas dengan baik. Jika dilihat dari pengukuran
lingkar lengan atas kategori ketepatan waktu terdapat 13 posyandu yang
pengukuran antropometri lingkar lengan atas dengan baik. Jika dilihat dari
pengukuran lingkar lengan atas kategori hasil yang akurat dengan baik ada 10
posyandu yaitu posyandu anggur, jambu, delima, CMA, cengkeh, manggis, huni
II, duren, apel ( 2 pasang kader ), dan cinangka, terdapat 3 posyandu yang dalam
pengukuran antropometri lingkar lengan atas dilakukan cukup baik yaitu
posyandu rambutan, mangga, dan huni I (2 pasang kader ).
Jika dilihat dari hasil pengukuran antropometri lingkar pinggang pinggul
kategori kesesuaian langkah terdapat 10 posyandu yang dapat melakukan
pengukuran antropometri tersebut dengan baik yaitu posyandu CMA, cengkeh,
delima, rambutan, anggur, duren, mangga, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2
pasang kader ), dan cinangka. Terdapat 3 posyandu yang dalam pengukuran
lingkar pinggang pinggul dilakukan dengan cukup baik yaitu posyandu
manggis, huni II, dan jambu. Jika dilihat dari pengukuran lingkar pinggang
pinggul kategori ketepatan penggunaan alat terdapat 6 posyandu yang dapat
melakukan pengukuran lingkar pinggang pinggul dengan baik yaitu posyandu
CMA, delima, duren , mangga, apel ( 2 pasang kader ), dan cinangk serta
terdapat 7 posyandu yang cukup baik yaitu posyandu manggis, huni II, cengkeh,
jambu, rambutan, anggur, dan huni I ( 2 pasang kader ). Jika dilihat dari kategori
ketepatan waktu terdapat 2 posyandu yang dapat melakukanya dengan baik
yaitu posyandu delima dan cinangka. Sedangkan, terdapat 11 posyandu yang
dapat melakukan dengan cukup baik yaitu posyandu manggis, CMA, huni II,
cengkeh, jambu, rambutan, mangga, anggur, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2
pasang kader ), dan duren. Jika dilihat hasil pengukuran antropometri lingkar
pinggang pinggul yang akurat terdapat 2 posyandu yang dapat melakukan
dengan baik yaitu posyandu delima dan cinangka. Sedangkan, terdapat 11
posyandu yang dapat melakukan dengan cukup baik yaitu posyandu manggis,
80
CMA, huni II, cengkeh, jambu, rambutan, mangga, anggur, huni I ( 2 pasang
kader ), apel ( 2 pasang kader ), dan duren.
Jika dilihat dari hasil pengukuran antropometri panjang badan kategori
kesesuaian langkah terdapat 7 posyandu yang dapat melakukan dengan baik
yaitu posyandu mangga, anggur, CMA, duren, huni I ( 2 pasang kader ) , apel
( 2 pasang kader ), dan cinangka. Terdapat 3 posyandu yang dapat melakukan
dengan cukup baik yaitu posyandu jambu, delima, dan cengkeh, serta terdapat 2
posyandu yang dapat melakukan dengan tidak baik yaitu posyandu manggis dan
huni II. Sedangkan, terdapat 1 posyandu yang dapat melakukan dengansangat
tidak baik yaitu posyandu rambutan. Jika dilihat hasil pengukuran panjang
badan kategori ketepatan penggunaan alat terdapat 3 posyandu yang dapat
melakukan dengan baik yaitu posyandu CMA, duren, dan cinangka. Terdapat 9
posyandu yang dapat melakukan dengan tidak baik yaitu posyandu mangga,
anggur,jambu, delima, manggis, cengkeh, huni II , huni I ( 2 pasang kader ) ,
dan apel ( 2 pasang kader ). Sedangkan, terdapat 1 posyandu yang tidak dapat
melakukan dengan sangat baik yaitu posyandu rambutan. Jika dilihat kategori
ketepatan waktu terdapat 5 posyandu yang dapat melakukan dengan baik yaitu
posyandu anggur, CMA, cengkeh, duren, dan cinangka. Terdapat 7 posyandu
yang dapat melakukan dengan cukup baik yaitu posyandu mangga, rambutan,
jambu, delima, manggis, huni I, dan apel. Jika dilihat dari hasil kategori
pengukuran yang akurat terdapat 10 posyandu yang dapat melakukan dengan
baik yaitu mangga, rambutan, jambu, delima, manggis, CMA, duren, huni I,
apel, dan Cinangka. Terdapat 1 posyandu yang dapat melakukan dengan cukup
baik yaitu posyandu cinangka. Sedangkan, terdpat 2 posyandu yang tidak dapat
melakukan pengukuran dengan baik yaitu posyandu cengkeh dan huni II.
Jika dilihat dari hasil pengukuran tinggi badan dengan kategori kesesuaian
langkah terdapat 2 posyandu yang dapat melakukan dengan baik yaitu posyandu
delima dan apel ( 1 pasang kader ). Terdapat 9 posyandu yang dapat melakukan
dengan cukup baik yaitu posyandu CMA, mangga, jambu, duren, manggis, huni
I ( 2 pasang kader ), apel ( 1 pasang kader ), cinangka, dan huni II. Sedangkan,
terdapat 2 posyandu yang tidak dapat melakukan dengan baik yaitu posyandu
anggur dan rambutan. Jika dilihat dari kategori ketepatan penggunaan alat,
terdapat 8 posyandu yang dapat melakukan dengan cukup baik yaitu posyandu
CMA, mangga, delima, cengkeh, duren, huni I ( 2 pasang kader ), apel ( 2
81
pasang kader ), dan cinangka serta terdapat 5 posyandu yang tidak dapat
melakukan dengan baik yaitu posyandu anggur, jambu, rambutan, duren, dan
manggis. Jika dilihat dari kategori ketepatan waktu terdapat 2 posyandu yang
dapat melakukan dengan baik yaitu posyandu apel dan cinangka. Terdapat 11
posyandu yang dapat melakukan dengan cukup baik yaitu posyandu anggur,
CMA, mangga, jambu, rambutan, duren, delima, cengkeh, huni I ( 2 pasang
kader ), huni II, dan manggis. Jika dilihat dari hasil pengukuran kategori hasil
pengukuran yang akurat/ valid terdapat 9 posyandu yang dapat melakukan
dengan baik yaitu posyandu anggur, mangga, delima, manggis, huni I ( 2 pasang
kader ) , apel, dan cinangka. Terdapat 2 posyandu yang dapat melakukan dengan
cukup baik terdapat 2 posyandu yaitu posyandu huni II dan cengkeh.
Sedangkan, terdapat 2 posyandu yang tidak dapat melakukan dengan baik yaitu
posyandu CMA dan rambutan.
pada nasi, telur, tahu, bayam, wortel, serta manfaat nasi, telur, tahu, bayam,
wortel untuk ibu balita.
membantu meminjamkan peralatan masak yang ada di kantor desa. Dana untuk
membeli bahan-bahan untuk kegiatan demo masa kini bersumber dari
mahasiswa.
Pencapaian indicator keberhasilan peserta (ibu balita) hadir yaitu 75% (40
orang) dari total target sasaran yaitu 30 ibu balita, dan peserta yang hadir adalah
40 ibu balita. Ibu balita yang dating sesuai dengan target, bahkan melebihi target
yaitu 40 orang.Dalam POA dan Hipopoc yang telah kami rencanakan, kehadiran
peserta sebagai indicator keberhasilan program ini belum terdapat dalam output
kegiatan, tetapi hanya terdapat sebagai indicator monitoring evaluasi kegiatan,
sehingga hal terkait kehadiran peserta ini perlu ditambahkan dalam output
kegiatan untuk melihat respon dan antusiasme masyarakat terhadap pelaksanaan
kegiatan ini. Kemudian cut off point untuk output ini juga belum tertulis di POA
dan Hipopoc, yaitu indicator keberhasilan peserta (ibu balita) hadir yaitu 75%
(40 orang) dari total target sasaran yaitu 30 ibu balita.
Dari kegiatan ini, ibu balita yang ada di sekitar TPQ Murshidul Wildan
menjadi mengenal variasi makanan yang dapat diolah dari sumber bahan pangan
lokal yang ada di desa Ciwalen.
Setelah menjelaskan bagaimana cara untuk membuat telur nasi gulung
isi sayur, kami dari mahasiswa bertanya kembali kepada ibu-ibu balita apa saja
manfaat dari bahan-bahan yang kami gunakan untuk membuat telur nasi gulung
isi sayur. Banyak ibu-ibu yang antusias untuk menjawab, dan sebagian jawaban
ibu-bu balita benar. Untuk pemilihan bahan-bahan makanan yang baik, ibu-ibu
balita sudah bisa memilih apa saja bahan makanan yang baik untuk anak
balitanya serta bagaimana cara pengolahannya dilihat dari jawaban ibu balita.
Kelemahan pada output kegiatan ini adalah tidak adanya cut off point terkait
persentase atau jumlah ibu-ibu yang dapat memilih dan mengerti
carapengolahan bahan makanan yang baik untuk balitanya, sehingga output
terkait hal tersebut tidak dapat terukur.
Selain itu, dalam POA dan Hipopoc yang telah kami rencanakan, keaktifan
peserta dalam bertanya dan menjawab sebagai indicator keberhasilan program
ini belum terdapat dalam output kegiatan, tetapi hanya terdapat sebagai indicator
monitoring evaluasi kegiatan, sehingga hal terkait keaktifan peserta ini perlu
85
3.4 LOMBA
merupakan pertanyaan rebutan dan peserta yang mengangkat tangan tercepat dan
menyebutkan nama posyandunya ialah yang berhak menjawab pertanyaaan terlebih
dahulu dan mendapatkan poin. Poin tersebut akan dicatat oleh mahasiswa untuk
melihat siapa yang akan menjadi juara di perlombaan kuis 4P ini. Pada babak
pertama dilakukan pemberian pertanyaan berupa pilihan ganda. Peserta menjawab
dengan pilihan yang sudah disebutkan A atau B. Pertanyaan yang benar akan
mendapatkan poin.
Pada Babak kedua yaitu cepat tanggap. Pertanyaan seputar 4P yang telah di
berikan oleh mahasiswa akan dijawab oleh peserta secepat mungkin, peserta yang
menjawab pertanyaan tercepat ialah yang mendapatkan poin. Babak ketiga yaitu
benar salah. Pada babak ini peserta akan diberikan pernyataan seputar 4P. Peserta
akan menjawab dengan benar atau salah, jika pernyataan tersebut memang salah
maka peserta akan mendapatkan poin, begitu pun sebaliknya jika pernyataannya
benar, maka peserta akan mendapatkan poin. Pada babak terakhir (keempat)
peserta akan diberikan pertanyaan essay, jika peserta dapat menajawab dengan
tepat, benar dan terperinci maka akan mendapatkan poin.
Semua pertanyaan yang telah diberikan dan dijawab, dapat dilihat hasil poin
pada 3 peserta yang mengikuti kuis 4P, dan mahasiswa akan memutuskan siapa
yang menjadi juara 1, 2, dan 3. Didapatkan hasil bahwa peraih nilai tertinggi
adalah perwakilan peserta dari posyandu Duren, dan menjadi juara 1 pada
perlombaan kuis 4P. Juara kedua adalah perwakilan peserta dari posyandu Delima,
sedangkan juara ketiga adalah perwakilan peserta dari posyandu Mangga. Setelah
juara perlombaan telah didapatkan, maka perwakilan dari mahasiswa memberikan
hadiah kepada ketiga juara kuis kader 4P. Ibu-ibu kader posyandu sangat antusias
saat mengikuti kegiatan kuis 4P, dan semangat dalam menjawab pertanyaan yang
di ajukan oleh mahasiswa, begitupun dengan ibu-ibu kader lain yang tidak
mengikuti kuis dan hanya menjadi pendukung atau supporter. Kendala pada
kegiatan ini adalah waktu, kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 10.00 yang
seharusnya dimulai pada pukul 09.00.
Output dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan pemenang juara 1,2&3
dan 1 orang kader lainnya yang dipilih adalah ketua kader posyandu didesa
Ciwalen, tetapi karna beliau berhalangan hadir maka digantikan oleh anggotanya
87
yang lain. Peserta yang hadir pada kegiatan ini berjumlah 21 orang. Outcome dari
kegiatan ini yaitu dapat meningkatkan pengetahuan peserta serta dapat menerapkan
PMBA, PGS, PSG, dan Posyandu di dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahan pada
kegiatan ini adalah Strategi pelaksanaan kegiatan pada saat memberikan
pertanyaan untuk penyaringan peserta dan kuisnya, yaitu pada pelaksanaan
penyaringan peserta seharusnya diberikan 20 pertanyaan dan pada saat kuis
diberikan 5 pertanyaan, agar mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu-ibu
kader. Selain itu, pemilihan pemenang seharusnya 4 orang kader bukan 3. Hal ini
dikarnakan jumlah kader yang dibutuhkan untuk dikirim ke lomba ranking 1
dikecamatan berjumlah 4 orang, sementara jika hanya dipilih 3 orang kader dan 1
orang dipilih secara purposive yaitu karna posisi sebagai ketua kader posyandu
akan berbada cara pada pemilihannya, dan tidak dapat diketahui apakah 1 kader
tersebut memiliki pengetahuan yang lebih tinggi atau tidak dari anggota kader yang
lain. Padahal seharusnya pemenang dipilih berdasarkan peringkat pengetahuan
yang paling tinggi.
Kegiatan ini adalah demo masak yang dilakukan oleh mahasiswa dan di
laksanakan di dua tempat. Produk yang dibuat dalam demo masak ini adalah
nugget singkong,brownies singkong,dan siomay okra. Demo masak yang pertama
dilakukan di Posyandu Cinangka (Meeting Point 1),sedangkan demo masak yang
kedua dilaksanakan di Balai Desa ( Meeting Point 2).
Demo masak yang bertempat di Posyandu Cinangka dan Balai Desa dimulai jam
11.00-12.30. Sebelum kegiatan pada Meeting Point 1 dimulai, mahasiswa
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam memasak yang sudah
dipinjamkan oleh ibu kader Posyandu Cinangka sedangkan pada Meeting Point 2
yaitu di Balai Desa persiapan alat alat dibantu oleh aparat desa.
Peserta yang hadir pada Meeting Point 1 berjumlah 20 orang. Tidak hanya wanita
usia subur saja yang hadir, tetapi ada ibu-ibu kader dari tiga posyandu yang
menghadiri kegiatan ini. Singkong adalah bahan makanan yang digunakan untuk
membuat produk dalam demo masak ini,yaitu brownies dan nugget. Sebelum
kegiatan memasak dimulai, salah satu mahasiswa menjelaskan tentang alat dan
bahan yang akan digunakan,tujuan mahasiswa melakukan kegiatan demo masak,
menjelaskan mengapa memilih nugget singkong untuk di demo masakkan,
kandungan gizi pada singkong, dan manfaat singkong.
Setelah selesai menjelaskan, mahasiswa mulai memasak menu pertama yang
berbahan dasar singkong yaitu nugget singkong sekaligus menerangkan langkah-
langkah pembuatan. Menu yang kedua yang berbahan dasar singkong pula dibuat
disaat proses pengukusan nugget. Produk yang dibuat ini adalah brownies
singkong.Menu masakan ketiga yang didemokan adalah siomay okra. Sama seperti
pada demo pembuatan produk dari singkong,pertama-tama mahasiswa menjelaskan
kandungan gizi,manfaat gizi okra. Pada awalnya peserta merasa aneh dengan
pembuatan siomay okra ini karena okra dikenal masyarakat Ciwalen dengan
sayuran yang berlendir. Oleh karena itu mahasiswa memberikan beberapa tips
untuk menghilangkan lendir pada okra. Peserta pada pembuatan siomay okra juga
diajak berpartisipasi dengan membuat siomay mereka sendiri setelah mereka
diberika kulit pangsit masing masing.
Demo masak kedua dilakukan di Balai Desa dimulai jam 11.00 12.30.
Peserta yang hadir berjumlah 25 orang. Kegiatan demo masak di Balai Desa ini
sama dengan kegiatan yang ada di Posyandu Cinagka. Menu yang pertama dibuat
yaitu nugget singkong,yang kedua yaitu brownies singkong dan yang ketiga adalah
siomay okra.
89
desa Ciwalen.Kelemahan dari output ini adalah tidak dapat diukurnya keberhasilan
output karena di dalam POA dan Hipopoc tidak dicantumkan cut off point untuk
mengukur keberhasilan output peningkatan keterampilan mengenai pemanfaatan
SDA ciwalen.
91
BAB IV
4.2 Saran
1. Diharapkan masyarakat dapat menerapkan ilmu yang sudah di dapat dari kegiatan
intervensi Gizi yang telah dilakukan
2. Untuk kedepannya diharapkan Kader dapat melakukan pengukuran antropometri dan
dapat menerapkan system lima meja
92
3. Diharapkan anak sekolah dan wanita usia subur dapat memperhatikan asupan makan
serta kebersihan diri dan lingkungannya,
4. Diharapkan ibu balita dapat memperhatikan makanan balita dan memberikan makanan
yang sehat.
5. Pemerintah setempat diharapkan dapat memberi dukungan baik moril maupun material
serta kerjasamanya dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dimasyarakat agar
program-program yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
93
LAMPIRAN
PELATIHAN
97
LOMBA
PENYULUHAN
Pekan Gizi
98
PELATIHAN
Aksi MASAGI
101
Penyegaran Kader
LOMBA
Kuis 4P
TTG
Aksi Ciwalen Unggul
102