Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

DI PUSKESMAS KENJERAN WILAYAH KOTA SURABAYA

Disusun Oleh:

HALIMATUS SA’DIYAH

P27824419018

KEMENTRERIAN KESEHATAN RI

POLTEKES KEMENKES SURABAYA

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS REGULER

T.A. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Ini Dilaksanakan Di Puskesmas Kenjeran

Periode Praktik Tanggal 14 Juni s.d 2 Juli 2021

Surabaya, 2 Juli 2021

(Halimatus Sa’diyah)

NIM. P27824419018

NIP:Pembimbing Lahan
198503202006042003 Pembimbing Pendidikan Pembimbing Pendidikan

(Ika Sri Rahayu, Amd. Keb) (Dwi Purwanti, S.Kp, SST. M.Kes) (Titi Maharani, SST., M.Keb)
NIP. 198203132008012005 NIP. 196702061990032003 NIP. 98503202006042003

Mengetahui,
Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Dwi Purwanti, S.Kp, SST. M.Kes


NIP: 196702061990032003
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat meneyelesaikan laporan.

Laporan ini merupakan tugas individu bagi mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya semester IV yang telah menuntaskan
praktikum di Puskesmas Kenjeran Surabaya tanggal 14 Juni s/d 2 Juli 2021.

Sebagai penyusun, saya mengucapkan terimakasih kepada para pembimbing yang


telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini, yakni kepada:

1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Suarabaya.


2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST. M.Kes selaku Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3. drg. Esti Sriwuri, selaku Kepala Puskesmas Kenjeran Surabaya.
4. Ika Sri Rahayu, Amd. Keb, selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Kenjeran Surabaya
5. Titi Maharani, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Akademik Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Surabaya.
6. Dwi Purwanti, S.Kp., M.Kes SST. M.Keb selaku Pembimbing Akademik Prodi
Sarjana Terapan Kebidanan Surabaya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun kebaikan dimasa mendatang.

Surabaya, 2 Juli 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.3. Pelaksanaan...........................................................................................................2
1.4. Sistematika penulisan............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep dasar kehamilan…..................................................................................3
2.1.1 Pengertian Kehamilan.................................................................................3
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan..............................................................................3
2.1.3 Pembagian Trimester Kehamilan................................................................5
2.1.4 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan........................................................5
2.1.5 Perubahan Psikologis pada Kehamilan.......................................................7
2.1.6 Kenaikan Berat Badan Ibu dalam Kkehamilan...........................................7
2. 1.7 Ketidaknyamanan pada Ibu Hami..............................................................8
2.1.8 Pengertian Antenatal Care.........................................................................10
2.1.9 Tujuan dan Manfaat Antenatal Care..........................................................10
2.1.10 Standar Pelayanan Antenatal Care...........................................................11
2.1.11 Kunjungan Pelayanan Antenatal Care......................................................15
2.2. Tinjauan asuhan kebidanan trimester I..............................................................15
2.2.1 Pengkajian Data..........................................................................................15
2.2.2 Diagnosa Masalah.......................................................................................22
2.2.3 Diagnosa Potensial.......................................................................................22
2.2.4 Tindakan Segera............................................................................................23
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional....................................................................23
2.2.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan.....................................................................23
2.2.7 Evaluasi/follow up..........................................................................................23
2.2.8 Dokumentasi Asuhan......................................................................................23

BAB III TINJAUAN KASUS

ii
3.1 Subjektif ..............................................................................................................25
3.2 Objektif ...............................................................................................................28
3.3 Analisa data..........................................................................................................29
3.4 Penatalaksanaan....................................................................................................29

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................32

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................33

LAMPIRAN...................................................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kasus
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu bangsa.
Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat disebabkan pada saat
kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi akibat
suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh kehamilannya maupun dalam
penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang diakibatkan karena
kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).
Asuhan antenatal (Antenatal Care) meliputi pengawasan terhadap kehamilan
untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakan secara dini
penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan
dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, atau resiko
rendah). Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju kelahiran bayi
yang baik (well born baby) dan kesehatan ibu yang baik (well health mother)
mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu
yang optimal pada saat akhir kala nifas.
Status gizi menjadi aspek penting dapat menjadi penentu
apakah ibu hamil dapat melahirkan secara normal tanpa gangguan atau tidak. Salah
satu permasalahan gizi ibu hamil yang sering kali terjadi yaitu kekurangan energi
kronik (KEK). Dampaknya pada kesehatan janin yang dikandungnya.
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah
masalah gizi pada ibu hamil yang disebabkan karena adanya kekurangan asupan
makanan bergizi dalam waktu yang cukup lama. Umumnya seseorang yang
mengalami kondisi KEK ini dapatmenjadi tanda bahwa memiliki status gizi kurang.
KEK pada ibu hamil menyebabkan energi tida bisa keluar masuk dengan seimbang di
dalam tubuh, sehinngga memicu gangguan kesehatan.
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada
kontak pertama untuk skrining ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK).
Kurang energi kronis disini dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK
akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu Kemenkes RI (2018). Salah satu ketidaknyamanan pada ibu
Trimester I ialah mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. mual kadang-kadang
sampai muntah yang terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga

1
disebut morning sickness meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. mual
muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam keadaan kosong sehingga
lebih sering terjadi pada pagi hari Pelayanan antenatal terdapat
standar minimal termasuk "7T" (Timbang) berat badan, ukur (Tekanan darah), ukur
(Tinggi fundus uteri), pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid), TT lengkap, pemberian
tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilannya, tes terhadap penyakit menular
seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dan penyuluhan kehamilan pada
pasien.
1.2.2 Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penanganan dalam proses asuhan kebidanan
kehamilan.
1) Mampu melakukan pengkajian pada pasien hamil
2) Mengidentifikasi diagnose masalah
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan
4) Melaksanakan asuhan kebidanan
5) Mengevaluasi keefektivan asuhan kebidanan yang diberikan

1.3 Pelaksanaan
Makalah ini penyusun menggunakan metode studi pustaka dengan mengambil dari buku
kebidanan dan browsing internet. Subjek penelitian dalam asuhan kebidanan secara
komprehensif dengan melakukan pengambilan data secara primer. Pelaksanaan asuhan
kebidanan yang komprehensif dilakukan pada tanggal 21 Juni 2021 yang meliputi
pengawasan kehamilan
1.4 Sistematika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bab 3 : Tinjauan Kasus
Bab 4 : Pembahasan
Bab 5 : Simpulan
Daftar pustaka
Lampiran

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi
lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional (Kumalasari, 2015).
Keadaan di mana seorang wanita membawa embrio atau janin di dalam
tubuhnya. Kondisi ini dapat ditunjukkan dengan hasil positif tes kehamilan di rumah (test
pack) dan dikonfirmasi melalui tes darah, USG, deteksi denyut jantung janin atau sinar-x.
Kehamilan berlangsung selama sekitar sembilan bulan, dihitung dari hari pertama menstruasi
hingga hari terakhir menstruasi (HPHT).

Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang
ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan
hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa
terjadi dibagian yang mengembang dari tuba fallopi. Pada sekeliling sel telur banyak
berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu
sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang
telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang
rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim,
peristiwa ini disebut nidasi (implamantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu
kira-kira 6-7 hari (Restyana, 2016 dalam Sumarmi, 2015).
2.1.2 Tanda Tanda Kehamilan
Menurut Siswosudarmo (2016), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi
menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:

1. Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs):

a) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam masa wanita
tersebut masih mampu hamil.

3
b) Mual (Nusea) dan Muntah (emesis), sering muncul pada pagi hari dan diperberat
oleh makanan yang baunya menusuk.

c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah, sinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
progesterone dan estrogen.

d) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya disadari oleh wanita
pada kehamilan 18-20 minggu.

e) Keluhan kencing (Miksi), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam
disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.

f) Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau dapat juga karena
perubahan pola makan.

g) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.

h) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya


merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.

i) Perubahan warna kulit, yaitu:

1. Sekitar leher tampak lebih hitam.


2. Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang primigravida,
warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea
grisae/nigra).
3. Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara (Prawirohardjo, 2018:134).

j) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum


bisanya setelah kehamilan enam minggu.

k) mengidam, ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan
pertama.

2. Tanda Kemungkinan Kehamilan

4
a) Perut membesar, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada saat ini uterus
telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
b) Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi
hormon estrogen.
c) Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.
d) Tanda Goodell, peningkatan aliran darah ke servix menyebabkan portio melunak.
e) Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.
f) Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya
ditemukan saat umur 10 minggu.
g) Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada
umur 16-20 minggu.
h) Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak
disertai rasa nyeri.

3. Tanda Pasti Kehamilan.

a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau dengan
stetoskop ultrasonic (dopller).

b) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.

c) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang janin.

d) Ultrasonografi (USG).

e) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya HCG dalam urin.

2.1.3 Pembagian Trimester Kehamilan


Menurut Manuaba (2016). Periode kehamilan dibagi menjadi tuga triwulan, yaitu:

a) Triwulan I (Pertama) : 0 sampai 12 minggu


b) Triwulan II (kedua) : 13 sampai 27 minggu
c) Triwulan III (Ketiga) : 28 sampai 42 minggu

2.1.4 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan


Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi
secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring dengan usia
kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
5
a) Payudara/ Mammae

Trimester I : Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,


estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI.
Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar
pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol
keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
Trimester II : Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara
progresif.
Trimester III : Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang
kental kekuningan yang disebut Kolostrum.

b) Perubahan Kenaikan Berat Badan


Trimester I : Pada awal kehamilan terjadi peningkatan BB ibu kurang lebih 1kg. Ibu
dengan IMT normal pada Trimester 1 dapat menaikkan BB 8-12 kg.
Trimester II : Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus.
Trimester III : Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan.
c) Sistem Reproduksi
Trimester I : Terdapat tanda Chadwick. pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari
4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda
Goodell
Trimester II : Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar.
Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual. Pada usia
kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum
gravidarum.
Trimester III: Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.terjadi peningkatan volume
sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
d) Sistem pernafasan

6
Trimester I : Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan.
Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen.
Trimester II : Pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.
Trimester III : bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat
dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesterone.
e) Sistem Urinaria
Trimester I : Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran
plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan
Trimester II : BAK mulai berkurang. Adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria
menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
Trimester III: Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat
muncul kembali.

2.1.5 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan


Secara umum emosi yang dirasakan ibu hail cukup labil, dan dapat memiliki
suasana hati yang cepat berubah serta menjadi sangat sensitif.

Trimester I : Rasa cemas dan bahagia, Ambivalen, Fokus pada diri sendiri, Perubahan
seksual, Perubahan emosional.
Trimester II : Perasaaan lebih nyaman, Keinginan untuk mempelajari perkembangan dan
pertumbuhan janin meningkat, Fluktuasi emosional mulai mereda, Peningkatan hasrat
seksual.
Trimester III : Lebih introvert, Muncul kembali perasaan cemas terkait persalinan.

2.1.6 Kenaikan Berat Badan Ibu dalam Kehamilan


Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil,
oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Pantiawati
(2015), rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 20% dari berat badan
ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai
berikut:

a. Kenaikan berat badan trimester I kurang lebih 1 kg. Kenaikan berat badan ini
hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
7
b. Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg per minggu. Sebesar
60% kenaikan berat badan karena pertumbuhan jaringan ibu.

c. Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg per minggu.
Sekitar 60% kenaikan berat badan ibu karena pertumbuhan jaringan janin.
Timbunan lemak pada ibu kurang lebih 3kg.

2.1.7 Ketidaknyamanan pada ibu hamil


A. mual muntah dipagi hari
mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. mual kadang-kadang sampai muntah
yang terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning
sickness meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. mual muntah ini lebih
sering terjadi pada saat lambung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi
pada pagi hari
B. kelelahan
ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-kadang mengganggu
aktifitas sehari–hari. kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab
yang pasti sampai saat ini belum diketahui. diduga hal ini berkaitan dengan faktor
metabolisme yang rata-rata menurun pada ibu hamil.
C. edema.

kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II. edema ini biasa terjadi
pada kehamilan trimester II dan III.

D. gusi berdarah.

pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. gusi yang
hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah terutama
pada saat menuikat gigi. gusi berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II.

E. insomnia (sulit tidur).

insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil. insomnia
ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan. insomnia dapat
disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran uterus, dapat juga disebabkan oleh
karena perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. adakalanya ditambahin oleh sering bak dimalam hari / nochturia

F. keputihan / leukorhea.

8
ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak
sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah
sehingga harus sering ganti celana dalam.kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu
hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga.

G. keringat bertambah.

ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. keringat
yang banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur
sehingga ibu hamil merasa lelah karena kurang istirahat.faktor penyebab yang umum
ditemukan pada ibu hamil antara lain :

H. mati rasa (baal), rasa perih pada jari tangan atau kaki.

mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. mati rasa
(baal) dapat disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran uterus membuat sikap/postur
ibu hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur
tersebut dapat menekan syaraf ulna.

I. nafas sesak.

sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir kehamilan.
ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenapembesaran uterus dan pergeseran organ
– organ abdomen. pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm.
ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone membuat hyperventilasi.

J. ptyalism (air ludah berlebihan).

ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal ini kadang–
kadang dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. ptyalism
biasanya dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada
akhir kehamilan.

K. pusing, syncope (pingsan).

rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III.
perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak
segera ditangani maka dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.

L. sakit kepala.

9
ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik
trimester I, trimester II maupun trimester III.

M. sakit punggung atas dan bawah.

sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester ii dan iii.

N. varises pada kaki atau vulva.

varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi
pada kehamilan trimester II dan trimester III.

O. konstipasi atau sembelit.

konstipasiadalah bab keras atau susah bab biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.

P. kram pada kaki.

kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. kram ini
dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. kadang – kadang masih terjadi pada saat persalinan
sehingga sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan.

Q. Kencang-kencang
Banyak faktor yang memengaruhi ibu hamil merasakan kencang-kencang salah
satunya adalah karena pertumbuhan janin.

2.1.8 Pengertian Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal,
tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2015). Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin dkk,
2006)

2.1.9 Tujuan dan manfaat Antenatal Care


Fungsi program antenatal care adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal
yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan sikap dan
perilaku positif, memeriksakan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan
BBL, ASI eksklusif dan program KB pasca persalinan untuk menurunkan AKI dan
AKB.

10
Dengan adanya kelas antenatal maka tanda dan bahaya dapat diinformasikan
dari gejala yang ditemui. Sehingga pencegahan dan pengobatan dapat membantu
menguangi pengaruh negative pada ibu janin. Kelas antenatal juga mempersiapkan
ibu hamil, ibu melahirkan, masa nifas, ketika pemberian ASI eksklusif pada bayi
dan program KB.
Manfaat kelas antenatal di bagi menjadi dua, yaitu untuk ibu dan untuk janin.
 Pada ibu hamil adanya kelas antenatal dapat mengurangi komplikasi kehamilan
dan juga mengobati komplikasi secara dini yang akan mempengaruhi kehamilan.
 Sedangkan bagi janin yaitu untuk memelihara kesehatan selama didalam
kandungan dan mengurangi resiko premature, berat badan kurang ketika lahir atau
lahir menginggal.

2.1.10 Standar Pelayanan Antenatal Care


Standar Pelayanan Antenatal Care Dalam melakukan pemeriksaan antenatal,
berdasarkan ketentuan Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Kemenkes RI
(2018) tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai
standar yang terdiri dari:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan.
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat
badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari kilogram
setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan
tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakuakn pemeriksaan.
Tinggi badan ibu hamil sangat penting diketahui untuk menaksir ukuran
panggul. Dari ukuran panggul ibu hamil tersebut dapat diketahui apakah
persalinan dapat dilakukan secara normal atau tidak nantinya.
b. Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil beresiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini dimana
LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Kemenkes
RI (2018)
c.Ukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
11
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau prouteinuria).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu.
e.Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir semester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat dari
160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir semester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
letak janin.
g. Beri imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan
status imunisasi ibu saat ini.

h. Beri tablet tambah darah (tablet besi)


Untuk mencegah anemia zat gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak
pertama.
i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
dibutuhkan.
12
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil (Indikator Preeklamsia ibu
hamil).
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah minimal sekali pada setiap trimester (terutama
akhir trimester 3).
e) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin.
j. KIE Efektif
Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
Setia ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.

13
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan..
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan prencanaan persalinan.
Setiap ibu perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selam
akehamilan, persalinan, dan masa nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas,
dsb.
5) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi seimbang untuk proses tumbuh kembang janin
dan derajat kesehatan ibu.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit mennular
(misalnya penyakit IMS, Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular
(misalnya hipertensi).
7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah
tertentu (resiko tinggi).
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang resiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan utnuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.

8) Inisiasi Menyusi Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif


Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan.
9) KB paska persalinan

14
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. Ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan ada periode kehamilan

2.1.11 Kunjungan Pelayanan Antenatal Care


Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan ,
yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu:
 1 kali pada trimester I
 2 kali pada trimester II
 3 kali pada trimester III

2.2 Tinjauan Pustaka Kebidanan pada Kehamilan Trimester III

2.2.1 Pengkajian Data

A. Data Subjektif

1. Identitas
a. Nama
Untuk menetapkan identitas pasti pasien karena mungkin memiliki nama
yang sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda (Manuaba, 2015
: 159)
b. Usia
Umur primigravida kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan batas awal dan akhir reproduksi yang sehat (Manuaba, 2016 :
159)
c. Agama
Sebagai dasar bidan dalam meberikan dukungan mental dan spiritual
terhadap pasien dan keluarga sebelum dan pada saat persalinan (Manuaba,
2019 : 159)
d. Suku/bangsa
15
Berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh pasien dan keluarga
yang berkaitan dengan kehamilan sampai persalinan. (Marmi, 2017 : 155)
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah terutama jika berhubungan dengan usia
yang muda, berhubungan erat dengan perawatan pre natal yang tidak
adekuat (Wals, 2018 : 122)
f. Pekerjaan
Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola sosial bidaya, dan
data pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan. (Varney, 2017 : 536)
g. Alamat
Data ini memberikan gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh
pasien menuju lokasi persalinan (Marmi, 2015 : 155)
1. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan singkat dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan keterangan yang diberikan. Keluhan
utama ditanyakan untuk mengetahui alasan untuk memeriksakan kehamilan
atau untuk memeriksakan keluhan lain (Wiknjosastro, 2016).
2. Riwayat Obstetri Yang Lalu
Adakah gangguan seperti mual muntah berlebihan, hipertensi, dan perdarahan.
Spontan atau buatan, lahir aterm atau premature, ada perdarahan sewaktu-
waktu persalinan atau tidak, ditolong oleh siapa dan dimana tempat
melahirkan. Adakah terjadinya perdarahan atau infeksi dan bagaimana
laktasinya. Jenis kelamin anak, hidup atau mati, berat badan waktu lahir,
panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada (Noviana, 2017 : 21)
3. Riwayat Menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya
menstruasi, dan banyaknya darah yang keluar (Noviana, 2017 : 18)
4. Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui menikah berapa kali dan berapa lama menikah karena
status perkawinan ibu yang jelas atau terjadi kehamilan diluar nikah akan
mengganggu. (Noviana, 2017 : 20)
5. Riwayat Kehamilan Sekarang

16
Dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditemukan, pemakaian obat
yang dikonsumsi selama hamil, mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak,
penyuluhan yang pernah didapatkan, sudah mendapat imunisasi TT, serta dapat
memberikan petunjuk adanya keluhan ibu, yang mungkin diperlukan terapi
untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat
gejala abnormal (Farrer, 2018)
6. Riwayat Kesehatan Ibu
Kondisi medis tertentu berpotensi mempengaruhi ibu atau bayi atau keduanya.
Calon ibu mengetahui bahwa penyakitnya dapat memperburuk atau berpeluang
menyebabkan bayi sakit atau meninggal. (Fatimah, 2016 : 97)
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan janinnya, yaitu apabila ada
penyakit keluarga atau menyertainya. (Anggraini, 2016: 67)
8. Riwayat Keluarga Berencana
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai dan berapa
lama memakai alat kontrasepsi dan adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi. (Ambarwati, 2017 : 99)
9. Pola Pemenuhan Nutrisi, Istirahat, Eliminasi, dan Personal Hygiene
a. Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui status gizi ibu hamil sebelum dan selama hamil
apakah mengalami perubahan frekuensi makan, jenis makanan, kualitas
dan kuantitas makanan, serta berapa banyak ibu minum dalam 1 hari
(Manuaba, 2017 : 310)
b. Pola Istirahat
Ibu hamil sangat dianjurkan untuk beristirahat yang cukup. Setidaknya 8
jam pada malam hari dan 2 jam disiang hari. (Saifuddin,2017 : 287)
c. Pola Eliminasi
Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak badan.
Peristaltic menurun karena pengaruh hormon dan tekanan pada rectum
oleh kepala (Indrayani, 2017 : 180)
d. Personal Hygiene
Kebersihan diri terus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk berkeringat,

17
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit dengan cara dibersihkan
dengan air dan dikeringkan. Selain itu, kebersihan mulut dan gigi perlu
mendapat perhatian karena sering kali muntah dan dapat menyebabkan
terjadinya gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
(Kuswanti, 2017 : 128)
10. Riwayat Psikososial dan Budaya
Dukungan keluarga memegang peranan yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu, karena selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau
psikologis yang membuat emosi ibu menjadi labil. (Indrayani, 2018 : 167)
Kebiasaan budaya adalah factor lain yang memperburuk kondisi
perempuan. Mitos yang berkaitan dengan kesehatan yaitu : dipantangnya bagi
perempuan untuk memakan makanan tertentu yang masih banyak melekat
pada sebagian masyarahat di Indonesia. (Indrayani, 2018 : 170)
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum
Guna mengetahui keadaan umum ibu apakah keadaannya baik
atau memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,
serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan, seperti dalam
berjalan lemah atau buruk, atau apakah pasien sudah tidak mampu lagi
untuk berjalan sendiri (Sulistyawati.2016 : 90)
2. Kesadaran
Tingkat kesadaran dari seorang klien bisa dibagi menjadi 4 yaitu
composmentis, somnolen, koma, dan apatis. (Narusalam, 2017 : 219)
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai
satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60 – 130/90 mmHg
atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan
diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau
paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam
(Manuaba, 2016).
b. Nadi

18
Guna mengetahui frekuensi nadi yang dihitung tiap 1 menit dengan batas
normal 60-100x/menit
c. Suhu
Kurang dari 35ºC dapat merupakan gejala dari pre eklamsia, penyakit
jantung, kekurangan albumin dalam darah (Manuaba, 2017 : 140)
d. Pernapasan
Dikaji untuk mengetahui system pernapasan, normalnya 16-24x/ menit.
(Romauli, 2017 : 173)
4. Antropometri
a. Berat Badan
Kenaikan berat badan pasien selama hamil dapat diketahui. Penambahan
berat badan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/minggu. Tetapi nilai normal untuk
penambahan berat badan selama kehamilan adalah 9-12kg. (Alimul,
2016: 173)
b. Tinggi Badan
Diukur untuk mengetahui apakah ibu mengalami resiko tinggi atau tidak.
Batas normal ibu adalah 145cm. (nursalam, 2017 : 184)
c. LILA (Lingkar Lengan Atas)
Untuk mengetahui status gizi, normalnya lebih 23,5 cm. Jika kurang
maka indikasi risiko kurang energi kronis (Wiknjosastro, 2016).
d. IMT
Untuk mengetahui status gizi, normalnya cm. Jika kurang maka indikasi
risiko kurang energi kronis (Wiknjosastro, 2016).
5. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Rambut
Bersih atau kotor, pertumbuhan rambut, warna rambut, mudah rontok
atau tidak. Rambut yang mudah rontok atau mudah dicabut
menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu. (Sulistyawati,
2017 : 175)
b. Wajah
Dikaji apakah muncul chloasma gravidarum, yang biasa muncul pada
wanita hamil pada umur kehamilan 12 minggu karena pengaruh
hormone kortikosteroid plasenta.

19
c. Mata
Dikaji untuk mengetahui keadaan konjungtiva dan sclera, kebersihan
mata, ada kelainan atau tidak, dan adakah gangguan penglihatan
seperti rabun jauh atau rabun dekat. (Sulistyawati, 2016 : 178)
d. Mulut
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingiuiris yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar selalu bersih. (Romauli, 2018 : 174), selain itu
juga perlu dilakukan pengkajian pada gigi, yaitu tentang kebersihan
gigi, caries atau tidak, serta gangguan lain pada mulut (bau mulut).
(Alimul, 2017 : 187)
e. Telinga
Telinga normal apabila tidak ada cerumen yang berlebihan dan juga
tidak berbau, dan bentuknya simetris (Romauli, 2016 : 174)
f. Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi adanya hiperpigmentasi
areola, putting susu bersih dan menonjol atau tidak. (Romauli, 2017 :
174)
g. Abdomen
Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pembesaran
abdomen atau perut, adanya jaringan parut, luka bekas operasi.
(Nursalam, 20017: 189). Selain itu juga perlu diperhatikan adanya
linea nigra atau alba dan striae gravidarum lividae atau albican.
(Azzahra, 2016 : 27)
h. Genetalia
Pemeriksaan genetalia eksterna adalah perineum untuk mengetahui
ada atau tidak nya bekas luka dan lain-lain. (Sumarni, 2016 : 6)
i. Anus
Normal apabila tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus.
Hemoroid merupakan pelebaran vena-vena di anus, hemoroid dapat
membesar dalam kehamilan karena ada bendungan darah di dalam
rongga panggul. (Romauli, 2017 : 174)
j. Ekstremitas

20
Pada ibu hamil trimester II sering terjadi edema, yang disebabkan
karena kongerti sirkulasi pada ekstremitas bawah, tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk atau pada vena kava
inferior ketika berbaring. (Marmi, 2018 : 136)
2. Palpasi
a. Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat benjolan terutama pada
kelenjar tyroid yang berhubungan dengan kejadian abortus,
hypertiroid dapat menyebabkan abortus.
b. Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap masssa yang
mungkin ganas. Wanita primigravida baru akan memproduksi
kolostrum pada masa akhir kehamilan.
c. Abdomen
 Leopold 1
Untuk menentukan umur kehamilan dan bagian janin yang terdapat
pada fundus. Untuk mengidentifikasi bagian janin yang terdapat
pada fundus yaitu bokongteraba lebih lunak, kurang “melenting”,
lebih besar, kurang jeals bentuknya. Sedangkan kepala teraba lebih
keras, lebih bulat, dan melenting. (Indrayani, 2019 : 244)
 Leopold II
Untuk menentukan letak punggung janin dan bagian terkecil janin.
(Indrayani, 2019 : 245)
 Leopold III
Untuk menentukan presentasi janin atau bagian janin yang berada
di segmen bawah uterus atau bagian terbawah janin dan apakah
bagian tersebut sudah masuk ke rongga panggul atau belum.
(Indrayani, 2018: 245)
 Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terbawah janin sudah
masuk PAP. (Indrayani, 2018 : 246)
d. Genetalia

21
Pemeriksaan genetalia eksterna adalah vulva yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada varises, luka, kemerahan, nyeri, pembesaran
kelenjar bartolini. (Sumarmi, 2016 : 6)
e. Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas dilakukan untuk mengetahui adanya odem
atau tidak, adanya varises atau tidak.
3. Auskultasi
Abdomen
Hitung DJJ (Denyut Jantung Janin) selama 1 menit, normalnya ialah 120-
160x/ menit. Adanya denyut jantung janin merupakan tanda pasti hamil.
(Indrayani, 2018 : 248)
4. Perkusi
Ekstremitas bawah
Memeriksakan reflex patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper. (Indrayani, 2019 : 248)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan UltraSonoGrafi (USG)
Dilakukan utnuk menegakkan diagnose pasti kehamilan. Gambaran yang
terlihat yaitu rangka janin dan kantong kehamilan. (Kuswanti, 2016 : 52)

2.2.2 Diagmosa/masalah

Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi
yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan
a. Diagnosa
Merupakan diagnosa yang ditegakkan setelah melalui hasil pemeriksaan. Diagnosa
kehamilan ditegakkan dengan menjawab 8 pertanyaan, yaitu:
1. Hamil atau tidak
2. Primigravida atau multigravida
3. Tuanya kehamilan
4. Janin hidup atau mati
5. Letak janin
6. Janin intra uterin atau ekstra uterin
7. Keadaan jalan lahir
b. Masalah

22
Merupakan apa yang dikhawatirkan pada kehamilan, dan masalah yang dijumpai
pada kehamilan tersebut. Masalah ini biasanya berkaitan atau menyertai diagnosa
2.2.3 Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah


yang sudah diidentifikasi. Diagnosa potensial merupakan masalah yang berpotensi
minor masalah atau diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah
yang telah ditentukan. Masalah yang berpotensi muncul yaitu anemia, kehamilan
ektopik, abortus, hiperemesis gravidarum, perdaraham pervaginam, dan kehamilan
mola.

2.2.4 Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan


atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional

Merencanakan tindakan menyeluruh berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.


Meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari pasien dan pedoman antisipasi.

2.2.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam
pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan yang lain.
2.2.7 Evaluasi/follow up

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah beanr-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam diagnose dan masalah.
Rencanan tersebut dapat dianggap efektif jika meamang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya.
2.2.8 Dokumentasi Asuhan
Menurut KBBI, dokumen adalah surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai
sebagai bukti keterangan. Metode dalam pendokumentasian SOAP adalah adalah metode
yang distandartkan bagi bidan dalam mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan. SOAP
23
meruapakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas, dan logis. Nazriah (2017 :
hlm 62-68)

Metode SOAP juga dikenal dengan metode 4 langkah yang terdiri dari :

S : Data Subjektif

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Mimik pasien mengenai
keluhan dan kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa.

Pada orang yang bisu, di bagian data di belakang “S” diberi

tanda “O” atau “X” ini berarti sebuah kode yang menandakan orang itu bisu. Data subyektif
menguatkan diagnosa yang akan dibuat.

O: Data Objektif

Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil
laboratorium, sinar X,USG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Telah dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen
yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.

A : Analisa/Assessment

Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah manajemen kebidanan,
yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan
kebutuhan tindakan/penanganan segera.

P: Penatalaksanaan

Evaluasi akhir yang mencakup penyelesaian/solusi masalah klinis, membuat suatu keputusan,
dan memberi perawatan yang dilakukan para nakes. Penatalaksanaan bergantung pada
kebutuhan pasien.

24
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 21 Juni 2021
Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Halimatus Sa’diyah

1. Data Subjektif
1.1 Biodata

Nama pasien : Ny. T Nama Suami : Tn. A


Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Bulak Rukem Timur 2- Alamat : Bulak Rukem Timur
1/17 B 2-1/17 B
No. Telp. : 081333020427 No. Telp : 081333020427

1.2 Keluhan Utama : ibu merasakan mual-mual


1.3 Riwayat Menstruasi
HPHT : 12-05-2021
HPL : 19-02-2022

25
Siklus : teratur
Periode Siklus : 4-5 hari
Banyaknya : sedikit
Fluor Albus : iya

1.4 Riwayat Perkawinan


Menikah ke :1
Usia menikah : 22
Lama Menikah : 3 tahun

1.5 Riwayat Obstetri yang lalu

Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir


Hamil Penyuli Pemer Tem Status Penol Tempat Penyu J BB TB Penyulit/ Hidup
Ke t/Komp iksa pat Persalinan ong lit/Ko K Komplik /Mati
likasi mplia asi
si

H A M I L I N I

Nifas KB
ASI Lama Penyulit/ Metode Lama Penyulit/
Meneteki Komplikasi Pakai Komplikasi

1.6 Riwayat Kehamilan Sekarang


Keluhan per semester : tidak ada
Gerakan janin pertama kali : belum merasakan
Penyuluhan yang pernah didapat : pemberian tablet Fe
Imunisasi TT : belum ingat

1.7 Riwayat Kesehatan Klien

26
Tidak pernah menderita penyakit jantung (hipertensi,penyakit jantung lain),
metabolism (diabetus melitus), ginjal, hepar (hepatitis), atau degenerative lain.

1.8 Riwayat Kesehatan Keluarga Klien


Tidak pernah menderitapenyakit jantung (hipertensi,penyakit jantung lain), metabolism
(diabetus melitus), ginjal, hepar (hepatitis), atau degenerative lain.

1.9 Nutrisi
Pola Makan : kurang teratur
Menu Seimbang : tidak seimbang
Gangguan Nutrisi : malnutrisi

1.10 Eliminasi
Berapa kali sehari : 5 kali
Terasa sakit : tidak terasa sakit
Gangguan eliminasi : tidak ada

1.11 Pola Aktivitas Sehari-hari


Mandiri/dibantu : dilakukan secara mandiri
Gangguan aktivitas : tidak ada

1.12 Istirahat
Lama tidur : 7 jam
Gangguan istirahat : tidak ada

1.13 Pola seksual


Dispareuni : tidak ada
Ganguan seksual : tidak ada

1.14 Personal hygiene


Mandi berapa kali : 2-3 kali sehari
Membersihkan rambut : seminggu 3x
Gosok gigi : setap hari
Ganti pakaian : 1x sehari

27
1.15 Keadaan Psikologi Sosial Budaya
Kehamilan ini diinginkan : iya
Suami mendukung kehamilan ini : iya
Keluarga mendukung : iya
Kebiasaan/budaya dalam keluarga : tidak ada yang merugikan kehamilan

2. Data Objektif
2.1 Keadaan Umum
Kesadaran : baik

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg (nilai normal 120/80 mmHg, ≥ 130/80 rujuk)

Suhu : 36,5 ̊C (nilai normal 36,5 – 37,5 ̊C )

Nadi : 100 bpm (nilai normal 60 – 100 bpm)

Respirasi : 20x/menit (nilai normal 18-20x/menit)


Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 40 kg
IMT : 14 (nilai normal 18,5-24,9)
LILA : 20 cm (nilai normal 23,5 cm)
MAP : 93,3 (nilai normal <90, ≥90 rujuk)
ROT : TD miring : 130/100mmHg
TD terlentang : 120/80 mmHg
(nilai normal < 15, ≥15 mmHg rujuk)

ROT (+) , MAP (+)

2.2. Pemeriksaan Fisik


Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada gangguan
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada gangguan
Hidung : tidak ada sinus tidak ada gangguan
28
Telinga : tidak ada gangguan pendengaran, tidak cacat fisik
Mulut/gigi : mulut bersih, bibir lembab, gigi berlubang, tidak ada gangguan
Wajah : tidak ada odeme, tidak ada benjlan, tidak ada gangguan
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, vena jagularis dan limfe
Payudara : simetris, puting dan areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak
ada gangguan
Abdomen : terdapat linea nigra, terdapat strie gravidarum, tidak ada luka bekas sc,
pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Leopod I : Tidak dapat dilakukan pemeriksaan
Leopod II : Tidak dapat dilakukan pemeriksaan

Leopod III : Tidak dapat dilakukan pemeriksaan

Leopod IV : Tidak dapat dilakukan pemeriksaan

DJJ : Tidak dapat dilakukan pemeriksaan

Genetalia : bersih, tidak terdapat kondiloma, tidak ada nyeri tekan tidak ada
gangguan
Anus : tidak ada hemoroid, tidak ada gangguan
Ektremitas : Atas: tidak terdapat odema, tidak atrofi.

Bawah: tidak ada odema, reflek patella ada, tidak ada tanda human.

2.3 Pemeriksaan Laboratorium


HB : 11,1 gr/dl
Golongan Darah : AB+
3.3 Analisa Data
Diagnosa kebidanan : G1P0A0. UK 6-7 minggu, tunggal, intra uteri, hidup, keadaan ibu dan
janin baik.
3.3.1 Diagnosa Aktual
Hasil data subjektif dan objektif yang diperoleh menjelaskan bahwa pasien mengalami
keluhanmual-mual.
3.3.2 Masalah
Pasien mengalami masalahmual-mual pada Trimester I
3.3.3 Diagnosa Potensial

29
Pada pengkajian ini tidak ada diagnose yang serius yang harus ditangani sesegera
mungkin. Adanya mual-mual pada wanita dalah wajar pada usia kehamilan Trimester
I.
3.3.4 Indentifikasi kebutuhan Tindakan segera
Tindakan segera yang harus dilakukan dalam kasus tersebut adalah memenuhi
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan makan biskuit atau minuman hangat pada pagi
hari misalnya wedang jahe.
3.4 Penatalaksanaan
3.4.1 Tindakan Segera
Tindakan segera yang harus dilakukan adalah terkait dengan pemenuhan gizi ibu agar tidak
mengalami KEK.
3.4.2 Pendidikan
Pentingnya mengetahui penyebab dan penatalaksanaan apabila mengakami keluhan
kehamilan dari trimester I. Pentingnya edukasi tentang KEK agar tidak memiliki risiko
preeklamsi pada kehamilan.
3.4.3 Konseling
i. Memberikan KIE tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, terutama pada bagian
payudara dan daerah kelamin yang berguna sebagai pencegah infeksi pada kehamilan
agar tidak menyebabkan komplikasi, serta meningkatkan kepercayaan diri ibu.
ii. Selalu menaati protokol kesehatan di masa pandemi.
iii. Menganjurkan ibu untuk meminum terapi tablet tambah darah 90 hari.
iv. Pemenuhan nutrisi seimbang pada ibu hamil, pola makan yang bagus dan edukasi
tentang KEK.
v. Makan biskuit atau minuman hangat pada pagi hari misalnya wedang jahe.
vi. Makan sedikit-sedikit tapi sering.
3.4.4 Follow up/ evaluasi

i. Ibu senang dengan proses pemeriksaan.


ii. Ibu mengerti apa yang sudah diajarkan dan diasuh untuk mengatasi keluhan.
iii. Ibu mau melaksanakan apa yang sudah disarankan dan rencana yang akan dilakukan.
vii. Salah satu cara mengatasi mual pada kehamilan Trimester I adalah Makan biskuit atau
minuman hangat pada pagi hari misalnya wedang jahe.
3.4.5 Dokumentasi

30
BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai
minggu ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (munggu ke-28 hingga minggu ke-40).
(Prawirohardjo, 2017 : 213).
Pemaparan Asuhan kebidanan komprehensif yang diterapkan pada klien Ny. T
GIP0A0 sejak kontak pertama pada tanggal 21 Juni 2021 yaitu dimulai pada masa
kehamilan 6/7 minggu. Pada tanggal 21 Juni dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada
pasien dengan didampingi oleh Bidan dan didapatkan bahwa pasien berusia 25 tahun
G2P1A0 HPHT 2 Mei 2021 dan taksiran persalinan tanggal 9 Februari 2022 .
Pemeriksaan objektif ibu baik, Tinggi Badan 165 cm , Berat Badan 40 kg
dengan IMT 14 (kurus). LILA 20 cm termasuk kategori KEK.
Data diatas menjelaskan bahwa ibu masuk dalam kategori kehamilan
yang bersifat risiko karena ibu KEK, dan dianjurkan untuk makan makanan seimbang,
serta minum terapi tablet tambah darah, antosin, dan asam folat serta cek laborat dalam
pemeriksaan kehamilan rutin. Tidak ada keluhan yang dialami ibu saat itu.
KEK pada ibu hamil harus mendapatkan perhatian yang serius

31
karena memiliki risiko preeklamsia yang dapat membahayakan ibu dan janin saat
kehamilan sampai proses persalinan.
Kondisi ibu baik dan janin sehat, ibu juga rutin
melakukan pemeriksaan bulanan baik di bidan ataupun dokter kandungan. Hal tersebut
bagus untuk mencegah dan mendeteksi dini bahaya kehamilan pada trimester I.
Pemeriksaan rutin juga baik dilakukan untuk memantau perkembangan janin apabila ibu
mengalami keluhan serta ketidaknyamanan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan secara komperehensif menggunakan 7


langkah varney dalam mendokumentasikan data.

Hasil kajian yakni, data subjektif di dapatkan bahawa ibu ingin memeriksakan
kehamilannya, saat dilakukan pengkajian ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilannya.
Data objekif yang diperoleh, keadaan umum baik, ibu mengalami risiko preeklamsi karena
ibu mengalami KEK.

Setelah dianalisa, didapati ibu tidak memiliki keluhan apapun , dengan usia kehamilan
6/7 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, keadaan janin baik.

Selanjutnya menyusun rencana asuhan, antara lain memberikan HE tentang tanda


bahaya kehamilan, nutrisi yang diperlukan selama kehamilan, personal hygiene, seta
menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang kembali. Pengaturan pola makan yang
seimbang dapat dilakukan ibu agar terhindar dari KEK.

Pada asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu, di dapatkan ibu memahami anjuran
dan ajaran yang di sampaikan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ayu Ida C.H Bagus, Ida G.F.Manuaba, Ida Bagus Manuaba .2017.Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB.Jakarta:EGC

Kumalasari, I. 2015. Perawatan Antenatal,Intranatal,Postnatal,Bayi Baru lahir dan


Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika

Varney,Helen.2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC

Sulistyawati,S. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Indrayani, 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan : Trans Info Media, Jakarta.

Wiknjosastro, H. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono


Prawirohardjo

33
LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai