Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NIFAS PADA Ny. A USIA


23 TAHUN P1A0 DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN
TULANG BAWANG

Oleh :

RISKE EVIANA
NIM. 202308148

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NIFAS

PADA Ny. A USIA 23 TAHUN P1A0 DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN

TULANG BAWANG” telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan

pada:

Hari/tanggal :

Tulang Bawang,

Mahasiswa

Riske Eviana

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

......................................... ...............................................

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik yang
berjudul ” ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NIFAS PADA Ny. A USIA 23
TAHUN P1A0 DI TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG BAWANG”.
Laporan Pratik ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan profesi
bidan di Stikes Karya Husada Kediri.
Dalam penulisan Laporan Praktik ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara spiritual, moral
dan material
2. Para Dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan selama
pembuatan laporan praktik
3. Kepala TPMB Sarmiyati Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberi izin
kepada penulis untuk mendapatkan data-data dalam penyusunan laporan
praktik
4. Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku referensi untuk
penyusunan karya tulis ilmiah
5. Teman-teman Prodi Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan
semangat, yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu. Serta berbagai
pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan praktik ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan praktik ini, masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak dan semoga laporan praktik ini bermanfaat. Amin.

Tulang Bawang, Februari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR SINGKATAN................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.3 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari Sumber Pustaka ....................................................... 4

2.2 Kajian dari Jurnal........................................................................ 10

2.3 Kajian Manajemen 5 langkah Askeb........................................... 14

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian................................................................................... 24

3.2 Analisa Data/ Diagnosa............................................................... 29

3.3 Intervensi..................................................................................... 30

3.4 Penatalaksanaan........................................................................... 30

3.5 Evaluasi....................................................................................... 31

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan................................................................................. 32

iv
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 34

5.2 Saran............................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR SINGKATAN

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

Hb : Hemoglobin

LILA : Lingkar Lengan Atas

WUS : Wanita Usia Subur

vi
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas adalah masa yang sangat penting bagi tenaga kesehatan
untuk melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi nifas (Sulistyowati, 2009). Pemantauan melekat pada ibu
pasca persalinan serta mempersiapkan diri akan adanya kejadian perdarahan
post postpartum merupakan tindakan yang sangat penting. Tehnik
pertolongan persalinan yang aman meliputi aman alat, aman penolong, dan
tempat persalinan merupakan standart yang harus dilaksanankan pada semua
persalinan. Semua persalinan beresiko saat sebagian besar kehamilan dan
kelahiran bukan menjadi peristiwa besar, sekitar 15 % ibu hamil berpotensi
mengalami komplikasi yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan
terampil dan beberapa ibu hamil memerlukan intervensi obstetri utama agar
dapat diselamatkan.
Salah satu penyebab utama masih tinginya angka kematian ibu di
Indonesia yaitu sekitar 307/100.000 kelahiran hidup adalah karena
perdarahan, baik itu pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa
nifas. Perdarahan postpartum merupakan penyebab sekitar 30 % dari
keseluruhan kematian akibat perdarahan, terutama perdarahan yang terjadi
pada 24 jam pertama (Ifat, 2010). Prevalensi Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di antara negara-negara
Association of South East Asian Nation (ASEAN). Untuk mencapai sasaran
Millenium Development Goals (MDGs )pada tahun 2015, antara lain
mengenai AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB
menjadi 23 per 1.000 KH, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja
keras karena kondisi saat ini, AKI 307 per 100.000 KH dan AKB 34 per
1.000 KH. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Diperkirakan
60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Bidan dituntut untuk
2

melakukan asuhan kabidanan yang dapat mendeteksi dini komplikasi pada


ibu nifas (Suherni dkk, 2009).
Meskipun beberapa faktor diindikasi dapat meningkatkan resiko
perdarahan persalinan, dua pertiga dari semua kasus perdarahan pasca
persalinan terjadi pada ibu tanpa faktor risiko yang diketahui sebelumnya dan
tidak mungkin memperkirakan ibu mana yang mengalami perdarahan pasca
persalinan. Karena alasan tersebut maka manajemen aktif kala tiga
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan
kematian ibu yang disebabkan perdarahan pasca persalinan, oleh karena itu
The World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar semua
tenaga kesehatan yang menolong persalinan baik dokter maupun bidan dapat
melaksanakan manajemen aktif kala III. Manajemen aktif kala III adalah
intervensi yang mudah dan tidak mahal yang dapat menolong ribuan wanita.
Berdasarkan percobaan klinis, ICM dan FIGO menyatakan pada tahun 2003,
bahwa setiap wanita hendaknya dilakukan penanganan aktif kala III yang
berarti menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan terutama
perdarahan post partum primer. WHO merekomendasikan setiap penolong
melakukan penanganan aktif kala III persalinan pada setiap persalinan untuk
mencegah perdarahan post partum. (Badan Pusat Statistik,2003)
Pemerintah Indonesia telah melakukan usaha – usaha untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu, antara lain dengan program Safe
Motherhood, Gerakan Sayang Ibu, Making Pregnancy Safer, Sistem Rujukan
dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi, Audit Maternal Perinatal, Alarm.
Program pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui
JPNK-KR yaitu Asuhan Persalinan Normal, yang mencakup pelaksanaan
Manajemen Aktif Kala Tiga. Dikarenakan terjadi peningkatan kejadian HPP
sebesar 1,04 % di RB Kartini Surabaya, penyebab terbanyak adalah
dikarenakan adanya sisa plasenta, yang sebenarnya dapat dicegah apabila
dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III dilakukan secara baik dan benar
oleh bidan.
3

1.2 Tujuan
1.2.1 Melakukan pengkajian pada ibu nifas dengan HPP?
1.2.2 Menganalisa dan mendiagnosis pada ibu nifas dengan HPP?
1.2.3 Melakukan intervensi/tindaksn pada ibu nifas dengan HPP?
1.2.4 Melakukan penatalaksanaan pada ibu nifas dengan HPP?
1.2.5 Melakukan evaluasi pada ibu nifas dengan HPP?

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman dan menambah
pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan.
1.3.2 Bagi Pasien
Mendapatkan pendidikan sebagai informasi dan motivasi bagi
klien bahwa perhatian pemeriksaan dan pemantauan kesehatan
sangat penting, khususnya asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
Nifas.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Dari Sumber Pustaka


2.1.1 Perdarahan Postpartum
2.1.1.1 Pengertian
Perdarahan postpartum (PPP) didefinisikan sebagai
kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah persalinan
pervaginam atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria
(Leveno, 2009; WHO, 2012).
2.1.1.2 Etiologi Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena
a. Atonia uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus
khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah
plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis
dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama
yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai
darah pada tempat perlengketan plasenta (Wiknjosastro,
2006).
b. Laserasi jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan
dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin
manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan
jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin
persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap.
Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan
spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010).
Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan
yaitu (Rohani, Saswita dan Marisah, 2011):
1) Derajat satu
5

Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit


perineum.
2) Derajat dua
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan otot
perineum.
3) Derajat tiga
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum,
otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal.
4) Derajat empat
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum,
otot perineum, otot sfingter ani eksternal, dan mukosa
rektum.
c. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini
disebabkan karena plasenta belum lepas dari dinding
uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan.
Retensio plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari
perdarahan postpartum (20% - 30% kasus). Kejadian ini
harus didiagnosis secara dini karena retensio plasenta
sering dikaitkan dengan atonia uteri untuk diagnosis
utama sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis.
Pada retensio plasenta, resiko untuk mengalami PP 6 kali
lipat pada persalinan normal (Ramadhani, 2011).
Terdapat jenis retensio plasenta antara lain (Saifuddin,
2002) :
1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari
jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan
mekanisme separasi fisiologis.
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion
plasenta hingga memasuki sebagian lapisan
miometrium.
6

3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion


plasenta yang menembus lapisan serosa dinding
uterus.
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion
plasenta yang menembus serosa dinding uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di
dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium
uteri.
d. Perdarahan postpartum juga dapat terjadi karena kelainan
pada pembekuan darah. Penyebab tersering PPP adalah
atonia uteri, yang disusul dengan tertinggalnya sebagian
plasenta. Namun, gangguan pembekuan darah dapat pula
menyebabkan PPP. Hal ini disebabkan karena defisiensi
faktor pembekuan dan penghancuran fibrin yang
berlebihan. Gejala-gejala kelainan pembekuan darah bisa
berupa penyakit keturunan ataupun didapat. Kelainan
pembekuan darah dapat berupa hipofibrinogenemia,
trombositopenia, Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP), HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver
enzymes, and low platelet count), Disseminated
Intravaskuler Coagulation (DIC), dan Dilutional
coagulopathy (Wiknjosastro, 2006; Prawirohardjo, 2010).
2.1.1.3 Klasifikasi perdarahan Postpartum
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba,
2008) :
1) Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan
postpartum yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran.
Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
lahir dan inversio uteri.
2) Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan
postpartum yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran.
7

Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi,


penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang
tertinggal.
2.1.1.4 Faktor resiko
Faktor risiko PPP dapat ada saat sebelum kehamilan, saat
kehamilan, dan saat persalinan. Faktor risiko sebelum
kehamilan meliputi usia, indeks massa tubuh, dan riwayat
perdarahan postpartum. Faktor risiko selama kehamilan
meliputi usia, indeks massa tubuh, riwayat perdarahan
postpartum, kehamilan ganda, plasenta previa, preeklampsia,
dan penggunaan antibiotik. Sedangkan untuk faktor risiko
saat persalinan meliputi plasenta previa anterior, plasenta
previa mayor, peningkatan suhu tubuh >37⁰, korioamnionitis,
dan retensio plasenta (Briley et al., 2014).
2.1.1.5 Gejala klinik Perdarahan Postpartum
8

2.1.1.6 Diagnosis Perdarahan Postpartum

2.1.1.7 Penatalaksanaan
Penggunaan uterotonika (oksitosin saja sebagai pilihan
pertama) memainkan peran sentral dalam penatalaksanaan
perdarahan postpartum. Pijat rahim disarankan segera setelah
diagnosis dan resusitasi cairan kristaloid isotonik juga
9

dianjurkan. Penggunaan asam traneksamat disarankan pada


kasus perdarahan yang sulit diatasi atau perdarahan tetap
terkait trauma. Jika terdapat perdarahan yang terusmenerus
dan sumber perdarahan diketahui, embolisasi arteri uterus
harus dipertimbangkan. Jika kala tiga berlangsung lebih dari
30 menit, peregangan tali pusat terkendali dan pemberian
oksitosin (10 IU) IV/IM dapat digunakan untuk menangani
retensio plasenta. Jika perdarahan berlanjut, meskipun
penanganan dengan uterotonika dan intervensi konservatif
lainnya telah dilakukan, intervensi bedah harus dilakukan
tanpa penundaan lebih lanjut (WHO, 2012).
10
11

2.2 Analisis Jurnal


Jurnal 1 :
Judul :
HUBUNGAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
DENGAN KEJADIAN HEMORRHAGIC POST PARTUM (HPP)
PRIMER PADA IBU NIFAS
Yuni Ginarsih (Poltekkes Kemenkes Surabaya) Sherly Jeniawaty (Poltekkes
Kemenkes Surabaya)
Analisa :
Jurnal ini berjudul “HUBUNGAN PENATALAKSANAAN
MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN
HEMORRHAGIC POST PARTUM (HPP) PRIMER PADA IBU NIFAS”.
Jurnal ini membahas tentang hubungan antara penatalaksanaan manajemen
aktif kala III dengan kejadian hemorrhagic post partum (HPP) primer.
Hasil penelitian didapatkan bahwa: Hasil analisis data didapatkan
bahwa ada hubungan antara penatalaksanaan manajemen aktif kala III
dengan Hemorrhagic Post Partum (HPP) primer.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional
dengan rancangan cross sectional. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan
Maret - Juni 2012. Lokasi penelitian ini adalah di ruang Populasi ibu
bersalin di RB Kartini Surabaya pada bulan Mei sampai dengan Juni
diperkirakan ada 38 orang, dengan besar sampel 35 responden dan diambil
dengan cara purposive sampling. Variabel independent adalah
penatalaksanaan manajemen aktif kala III, sedangkan variabel dependent
adalah hemorrhagic post partum primer. Pengumpulan data menggunakan
data primer atau responden yang memenuhi kriteria dengan menggunakan
checklist. Data kategorik disajikan berupa frekuensi dan persentase
(Nugroho, 2014) lalu dianalisis menggunakan uji Chi-square Peneliti
menyimpulkan bahwa Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat
kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori bahwa penatalaksanaan
manajemen aktif pada kala III persalinan sudah dilakukan dengan benar,
dapat terlihat dari hasil penelitian bahwa dari 35 responden sebagian besar
12

yaitu 20 orang (57,14%) penatalaksanaan manajemen aktif kala III benar.


Pada penatalaksanaan manajemen aktif kala III tidak benar, dari 35
responden, didapatkan hampir setengahnya yaitu 15 orang (42,85).
Pada penelitian yang telah dilakukan, penilaian untuk manajemen
aktif kala III yang dilakukan tidak benar adalah apabila tidak melakukan 1
dari langkah kritikel yang sudah ditandai pada lembar ceklist. Dapat terlihat
dari hasil penelitian didapatkan dari 35 responden sebagian besar yaitu 23
orang (65,71%) tidak terjadi HPP, dan sebagian besar yaitu 20 orang (57,14
%) penatalaksanaan manajemen aktif kala III benar. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan manajemen aktif kala III secara
tepat akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu. Sedangkan dari
35 responden sebagian kecil yaitu 6 orang (17,14%) penatalaksanaan
manajemen aktif kala III tidak benar, namun tidak terjadi HPP. Hal tersebut
dikarenakan faktor pemenuhan nutrisi yang baik selama hamil, dan ibu tidak
termasuk kedalam usia yang beresiko, sehingga kondisi tubuh yang baik
dapat mengurangi terjadinya komplikasi, baik saat kehamilan, persalinan,
dan masa nifas.

Jurnal 2 :
Judul :
Profil Pasien Hemorrhagic Postpartum di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Analisa :

Jurnal ini berjudul “Profil Pasien Hemorrhagic Postpartum di RSUP


Dr. M. Djamil Padang”. Jurnal ini membahas tentang penyebab HPP ter
banyak di RSUD.
Hasil penelitian didapatkan bahwa: Penelitian yang dilakukan di
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar tahun 2014 terdapat pengaruh jarak
antara kehamilan dan riwayat perdarahan post partum sebelumnya terhadap
kejadian HPP.13 Penelitian di RSUD Majene tahun 2013 ditemukan bahwa
umur, paritas, riwayat persalinan buruk dan partus lama memiliki risiko
terjadinya HPP.14 Etiologi kasus perdarahan postpartum di RSUP Dr. M.
Djamil, Padang tahun 2012 sampai dengan April 2013 yang terbanyak
13

adalah sisa plasenta (35,9%), diikuti oleh retensio plasenta (25,0%), robekan
jalan lahir (25,0%), atonia uteri (12,5%), inversio uteri (1,6%) dan kelainan
darah (0%). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif
dengan pendekatan cross sectional menggunakan data rekam medik di
RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2016-September 2017.
Penelitian ini mendapatkan hasil HPP Primer merupakan jenis
HPPterbanyak, yaitu 31 orang (79,5%). Hasil tersebut sesuai dengan
penelitian di RSUP Dr. M Djamil Padang tahun 2013-2015 yaitu jenis HPP
terbanyak adalah HPP primer sebanyak 30 orang (62,5%).15 Begitu pula,
penelitian ini sesuai dengan penelitian Sulistiyani pada tahun 2010 di RS
Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang yang menunjukkan persentase perdarahan
postpartum primer lebih besar dari perdarahan postpartum sekunder
(58,8%:41,2%).
Analisis data dilakukan menggunakan Penelitian melalui studi
kohort sebanyak 103.726 persalinan selama tahun 1978 sampai 2007 di
rumah sakit tersier Montreal, Kanada, didapatkan faktor risiko yang paling
berpengaruh adalah section caesarea sebelumnya, induksi persalinan,
plasenta perevia dan abnormal plasenta lainnya.10 Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian HPP yaitu usia, jumlah paritas. Peneliti
menyimpulkan bahwa pasien HPP di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode
Januari 2016-September 2017 terbanyak adalah HPP primer, ditemukan
pada ibu dengan usia 21-34 tahun, ibu multipara, patuh ANC, jarak antara
kelahiran
14

2.3 Tinjauan Menejemen 5 Langkah Askeb


2.3.1 Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
kebidanan yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang terfokus pada pasien. Manajemen kebidanan terdiri
dari lima langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data
sampai dengan evaluasi (Sulistyawati, 2010:219).
2.3.2 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
2.3.2.1 Pengkajian
Menurut Sulistyawati (2010:219) pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk
memperoleh data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis
adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang
pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Sulistyawati (2010: 220–228) bagian-bagian
penting anamnesis, yaitu:
1) Data Subyektif
(1) Biodata
a) Nama
Sebagai identitas.
b) Usia/tanggal lahir
Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah
ibu dalam persalinan berisiko usia atau tidak.
c) Agama
Dasar bidan dalam memberikan dukungan
mental dan spiritual terhadap pasien dan
keluarga.
15

d) Pendidikan terakhir
Untuk menentukan metode yang paling tepat
dalam penyampaian informasi mengenai tehnik
melahirkan bayi.
e) Pekerjaan
Menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola
sosialisasi dan data pendukung dalam
menentukan pola komunikasi yang akan dipilih
selama asuhan.
f) Suku/bangsa
Berhubungan dengan sosial budaya yang dianut
oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan
persalinan.
g) Alamat
Sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,
data ini juga memberi gambaran mengenai jarak
dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi
persalinan.
(2) Riwayat Pasien
a) Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan
dasar organ reproduksi. Data yang harus
diperoleh dari riwayat menstruasi antara lain:
(a) Manarche: usia pertama kali mengalami
menstruasi.
(b) Siklus: jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya.
(c) Volume: seberapa banyak darah menstruasi
yang keluar.
16

(d) Keluhan: keluhan yang disampaikan oleh


pasien dapat menunjuk kepada diagnosis
tertentu.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Beberapa data penting tentang riwayat
kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah
apakah pasien pernah atau sedang menderita
penyakit seperti jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis atau
anemia.
d) Pola makan
Untuk mendapatkan gambaran bagaiman pasien
mencukupi asupan gizinya. Data fokus
mengenai asupan mengenai asupan makanan
pasien seperti kapan atau jam berapa terakhir
kali makan, makanan yang dimakan, jumlah
makanan yang di makan.
e) Pola minum
Pada masa persalinan, data mengenai intake
cairan sangat penting karena akan menentukan
kecenderungan terjadinya dehidrasi. Data yang
perlu ditanyakan seperti kapan terakhir kali
minum, berapa banyak yang diminum, apa yang
diminum.
f) Pola istirahat
Data yang ditanyakan seperti kapan terakhir
tidur, berapa lama dan aktivitas sehari-hari.
g) Personal Hygiene
Beberapa pertanyaan yang diajukan seperti
kapan terakhir mandi, keramas dan gosok gigi,
kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam.
17

h) Aktivitas seksual
Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas
seksual seperti keluhan, frekuensi dan kapan
terakhir kali melakukan hubungan seksual.
2) Data Obyektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian
data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan secara berurutan. Langkah-langkah
pemeriksaaan yaitu:
(1) Keadaan Umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang
dilaporkan kriterianya sebagai berikut:
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain serta secara
fisik pasien tidak mengalami ketergantungan
dalam berjalan.
b) Lemah
Kriteria ini jika kurang atau tidak memberikan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang
lain dan pasien sudah tidak mampu berjalan
sendiri.
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien
tidak dalam keadaan sadar).
18

(3) Tanda-Tanda Vital


Pemeriksaan ini meliputi : tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu.
(4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Tujuan pengkajian kepala adalah untuk
mengetahui bentuk dan fungsi kepala (Prihardjo,
2006: 50).
(a) Rambut: warna, kebersihan, mudah rontok
atau tidak.
(b) Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran.
Tujuan pengkajian telinga adalah untuk
mengetahui keadaan telinga luar, saluran
telinga, gendang telinga dan pendengaran
(Prihardjo, 2006: 61).
(c) Mata: konjungtiva, sklera, kebersihan,
kelainan, gangguan penglihatan (rabun
jauh/dekat).
Tujuan pengkajian mata adalah untuk
mengetahui bentuk dan fungsi mata
(Prihardjo, 2006: 51).
(d) Hidung: kebersihan, polip, alergi debu.
Tujuan pengkajian hidung adalah untuk
mengetahui keadaan bentuk dan fungsi
hidung (Prihardjo, 2006: 67)
(e) Mulut
Tujuan pengkajian mulut adalah untuk
mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
(Prihardjo, 2006: 71).
i) Bibir: warna, integritas jaringan
(lembab, kering atau pecah-pecah).
ii) Lidah: warna, kebersihan.
19

iii) Gigi: kebersihan, karies.


iv) Gangguan pada mulut (bau mulut)
b) Leher : pembesaran kelenjar limfe.
Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui
bentuk leher serta organ-organ penting yang
berkaitan (Prihardjo, 2006: 72)
c) Dada
Tujuan pengkajian dada adalah untuk mengetahui
postur, bentuk, kesimetrisan (Prihardjo, 2006: 87)
(a) Bentuk
(b) Simetris/tidak
d) Perut: bentuk, bekas luka operasi
e) Ekstremitas
Tujuan pengkajian ekstremitas adalah untuk
menilai ada/tidaknya gerakan ekstremitas
abnormal (Uliyah dan Hidayat, 2009: 147).
(a) Atas: gangguan/ kelainan, bentuk.
(b) Bawah: bentuk, oedem, varises.
f) Data Penunjang
(a) Laboratorium
i) Kadar Hb.
2.3.2.2 Merumuskan Diagnosa
Menurut Sulistyawati (2010:229) pada langkah ini
mengidentifikasi masalah atau diagnosis berdasarkan
rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Sambil
mengamati pasien, diharapkan siap bila diagnosis atau
masalah potensial benar-benar terjadi.
2.3.2.3 Intervensi
Menurut Sulistyawati (2010:230) pada langkah ini
direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah
sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus
20

berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan,


teori yang terbaru serta divalidasi dengan asumsi mengenai
apa yang diinginkan pasien. Cara menghindari perencanaan
asuhan yang tidak terarah maka dibuat terlebih dahulu pola
pikir sebagai berikut:
1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan meliputi
sasaran dan target hasil yang akan dicapai.
2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan
tujuan yang akan dicapai.
2.3.2.4 Implementasi/ Penatalaksanaan
Menurut Sulistyawati (2010: 231–232) pada langkah ini
rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada
langkah intervensi dilaksanakan secara efisien dan aman.
2.3.2.5 Evaluasi
Menurut Sulistyawati (2010: 233) untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien,
mengacu kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1) Tujuan asuhan kebidanan.
2) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah.
3) Hasil asuhan.
21

BAB 3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK IBU NIFAS PADA NY. A DI TPMB


TPMB SARMIYATI KABUPATEN TULANG BAWANG

1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBJEKTIF
1.1.1. IDENTITAS KLIEN
Anamnesa dilakukan oleh : Riske Eviana
Di TPMB Sarmiyati
Pada tanggal 31 Maret 2024 pukul 15.00 WIB
Nama Istri : Ny. C Nama Suami : Tn. A
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Alamat : Tulang Bawang
Pendidikan : SMP Pendidikan Suami : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan Suami : Swasta

1.1.2 KELUHAN UTAMA


Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak keduanya dan ari-ari
sudah keluar, perut tidak terasa mulas. Ibu mengatakan sedikit
pusing.

1.1.3 RIWAYAT MENSTRUASI


 Menarche : 11 tahun
 Siklus menstruasi : teratur
 Lama : 7 hari
 Banyaknya darah : ± 3 softek/hari
 Konsistensi : encer
 Dysmenorhoe : tidak (sebelum/ selama/ sesudah
menstruasi)
 Flour albus : tidak (sebelum/ selama/ sesudah
menstruasi)
 HPHT : 29 – 6 – 2023
22

 HPL : 5 – 4 – 2024

1.1.4 STATUS PERKAWINAN


 Kawin : 1 Kali
 Lama kawin : 6 tahun

1.1.5 RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS YANG


LALU
Umur
anak
Ham Persalinan Nifas
Suam sekaran
il
i ke g
ke
L/ Tempat Lama Men
UK Penolong penyulit Kelainan KB
P persalinan nifas yusui
1 1 P 9 BPM Bidan Tidak 35 hari Tidak Suntik ya 5 th
bln ada ada 3 bln
1 2 H A M I L INI

1.1.6 RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


- Hamil yang ke 2 dengan umur kehamilan 9 bulan
- Gerakan anak dirasakan pertama kali sejak umur kehamilan 4
bulan
- Gerak anak sekarang 10x/ hari
- Selama hamil, memeriksakan kehamilannya di bidan berapa kali
7x
Imunisasi TT dimana puskesmas berapa kali 5x
- Keluhan yang dirasakan selama hamil ini
TM I = mual, muntah
TM II = tidak ada keluhan
TM III = tidak ada keluhan

1.1.7 RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


Bayi lahir spontan
Tanggal : 31 Maret 2024
Jam : 14.45 WIB
Jenis kelamin : laki-laki
BB : 3800 gram
23

PB : 50 cm
Apgar score : 7-8
Plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap
Jam : 14.50 WIB

1.1.8 Riwayat kesehatan keluarga


a. Keturunan kembar : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada
b. Penyakit keturunan : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada
c. Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada

1.1.9 RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


 Penyakit menahun : tidak ada
 Penyakit menurun : tidak ada
 Penyakit menular : tidak ada

1.1.10 LATAR BELAKANG BUDAYA DAN DUKUNGAN


KELUARGA
- Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : tidak ada
- Pantangan saat sesudah melahirkan/ masa menyusui: tidak ada
- Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada
- Kebiasaan keluarga yang menunjang : tidak ada
- Dukungan dari suami : iya
- Dukungan dari keluarga yang lain : iya
24

1.1.11 POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Pola Nutrisi
Selama hamil : makan 3 x/hari, menu nasi, lauk,
sayuran, minum 8 gelas/hari, menu
susu, air putih
Sesudah melahirkan : makan 3 x/hari, menu nasi, lauk,
sayuran, minum 8 gelas/hari, menu
susu, air putih
Masalah yang dirasakan : tidak ada
b. Pola Eliminasi
Selama hamil : BAK ± 4-5 x/hari, BAB 1x/hari
Sesudah melahirkan : BAK (+), BAB (-)
Masalah yang dirasakan : tidak ada
c. Pola istirahat tidur
Selama hamil : ± 7-8 jam/hari
Sesudah melahirkan : sering terbangun
Masalah yang dirasakan : tidak ada
d. Pola Aktivitas
Selama hamil : menyapu, memasak
Sesudah melahirkan : istirahat
Masalah yang dirasakan : tidak ada
e. Perilaku Kesehatan
Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil : tidak
ada
Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sesudah melahirkan : tidak ada

1.1.12 Sistem Psikososial


a. Fase taking in
Ibu tampak menceritakan pengalam melahirkan
Ibu tampak senang bayinya menangis
b. Fase taking hold
-
25

c. Fase letting go
-
d. Fase post partum blues
Tidak terjadi post partum blues pada ibu

1.2 DATA OBJEKTIF


1.2.1 RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
Kala I : lama 4 jam
Kala II : lama 2 jam
Kala III : lama 5 menit
Kala IV : lama 2 jam

1.2.2 PEMERIKSAAN UMUM


 Kesadaran : composmetis
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Suhu : 368 oC
 Nadi : 78 x/menit
 RR : 20 x/menit
 BB (sebelum hamil) : 52 kg sekarang: 61 kg
 TB : 155 cm
1.2.3 PEMERIKSAAN KHUSUS
Inspeksi
1) Kepala : Simetris, bersih, tidak ada benjolan, rambut
hitam lurus, bersih, tidak rontok
2) Muka :
Kelopak mata : simetris
Conjungtiva : tidak anemis
Sklera : berwarna putih
3) Mulut dan gigi :
Bibir : simetris
Lidah : bersih
Gigi : bersih, tidak ada caries gigi
26

4) Hidung :
Bentuk : Simetris
Sekret : tidak ada
Kebersihan : bersih
5) Leher :
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
6) Dada : pembesaran/benjolan : tidak ada
7) Perut :
linea nigra : tidak ada
Striae : ada
Bekas luka operasi : tidak ada
8) Vagina : tampak keluaran darah banyak
9) Ekstremitas atas dan bawah :
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Palpasi
1) Leher :
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
2) Dada :
Benjolan/ Tumor : tidak ada
Keluaran : tidak ada
3) Perut :
Pembesaran lien/ liver : tidak ada
TFU 2 jari bawah pusat , kontraksi uterus lemah.
4) Kandung kemih : kosong
27

Auskultasi : Bising usus (+)

Perkusi
1) Reflek Patela : kanan (+), Kiri (+)
2) Abdomen : kembung (-)

1.2.3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM


-

2. DIAGNOSA
Ny. C P2002 dengan Perdarahan Post partum Primer

3. RENCANA
1) Jelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
Rasional : pasien mengerti mengenai kondisinya saat ini
2) Beritahu pasien jumlah perdarahan banyak
Rasional : untuk memberitahu tindakan pada pasien , dan pasien tidak
khawatir.
3) Lakukan tindakan Masase uterus.
Rasional : untuk merangsang kontraksi uterus agar tidak terjadi HPP
4) Ajari pasien cara menyusui yang benar
Rasional : pasien mengerti cara menyusui yang benar
5) Jaga personal hygine
Rasional : kebersihan area genetalia pasien terjaga
6) Anjurkan pasien untuk melakukan senam nifas dirumah
Rasional : pemulihan pasien setelah melahirkan lebih cepat
7) Jaga kehangatan bayi
Rasional : bayi tidak mengalami hipotermi
28

4. PELAKSANAAN ( Tanggal 31 Maret 2024 Jam 15.00 WIB )


Tanggal/jam Kegiatan/Monitoring
31 Maret 2024 1) Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil
Jam 15.00
pemeriksaan bahwa keadaan pasien setelah
melahirkan baik
2) Memastikan jumlah perdarahan normal yaitu sekitar ±
150 cc
3) Mengajari pasien cara menyusui yang benar yaitu
dengan cara perut bayi menempel dengan perut ibu,
seluruh aerola masuk kemulut bayi, bayi tampak
menyusu dengan nyaman
4) Menjaga personal hygine yaitu dengan sering
mengganti pembalut
5) Menganjurkan pasien untuk melakukan senam nifas
dirumah
6) Menjaga kehangatan bayi dengan cara bayi digedong

5. EVALUASI (Tanggal 31 Maret 2024 Jam15.00 WIB )


Subjektif : Ny. C mengatakan mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan dan bersedia melakukannya
Objektif : Ny. C mampu menjelaskan kembali mengenai penjelasan yang
telah diberikan
Assesment : Ny. C P2002 dengan 2 jam post partum
Planing : Menganjurkan pasien untuk istirahat sebagai pemulihan setelah
persalinan
29

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6-8 minggu. Ada 3 fase atau tahapan yang
dilewati oleh ibu ketika masa nifas, antara lain puerperium dini, puerperium
intermedial, remote puerperium. Adaptasi fisiologi masa nifas dibagi
menjadi 3 periode yaitu periode “taking in”, periode “taking hold”, periode
“letting go.
Pengkajian dilakukan oleh bidan terhadap Ny. C usia 22 tahun di
TPMB Sarmiyati, pada tanggal 31 Maret 2024 jam 15.00 didapatkan Ibu
mengatakan baru saja melahirkan anak keduanya dan ari-ari sudah keluar,
sekarang perut ibu terasa mules.
Kemudian oleh bidan dilakukan pemeriksaan dimana didapatkan TD :
120/70 mmHg, Suhu: 368 oC, Nadi: 78 x/menit, RR : 20 x/menit. Inspeksi
pada vagina tampak keluaran darah normal. TFU 2 jari bawah pusat.
Kandung kemih : kosong.
Dari pemeriksaan diatas dapat ditarik diagnosa : Ny. C P2002 dengan 2
jam post partum. Asuhan yang diberikan :
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai hasil pemeriksaan
2. Memastikan jumlah perdarahan normal
3. Mengajari pasien cara menyusui yang benar
4. Menjaga personal hygine
5. Menganjurkan pasien untuk melakukan senam nifas dirumah
6. Menjaga kehangatan bayi dengan cara bayi digedong
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas pasien mengerti
mengenai penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya.
30

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. C sedang mengalami masa
nifas. Dari pemantauan bidan proses nifas berjalan normal dan tidak ada
tanda bahaya nifas.
Dari pemeriksaan diatas dapat ditarik diagnosa : Ny. C P2002 dengan
2 jam post partum. Bidan telah melakukan intervensi dengan melakukan
asuhan kebidanan ibu nifas. Keadaan ibu dan bayi sehat.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Dapat lebih kooperatif terhadap asuhan yang diberikan dalam masa
nifas
5.2.2 Bagi tenaga kesehatan
Dapat meningkatkan lagi asuhan kebidanan ibu nifas agar ibu dan
bayi sehat.
31

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati.2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Ibrahim, Christin S.1993. Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas). Jakarta:

Bharata Niaga Media.

Pusdiknakes.2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Saleha.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Suherni.2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai