Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS LENGKAP

ASUHAN KEBIDANAN AKUPRESSURE SP6 DAN LI4 UNTUK


MENGURANGI TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN
FASE AKTIF

DOSEN PEMBIMBING:

NAMA MAHASISWA:
Anggi Fransiska
NIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
NOVEMBER 2022

1
2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kasus Lengkap ASUHAN KEBIDANAN
AKUPRESSURE SP6 DAN LI4 UNTUK MENGURANGI TINGKAT NYERI
PADA PERSALINAN FASE AKTIF
Laporan kasus lengkap ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada :
1. Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
2. Retno Wulan, S.S.T.Keb., M.K.M., selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.
3. Nopri Padma, S.SiT., M.Kesbselaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan dorongan, kritik dan masukan.
4. Marlita Potoboda, Amd.Keb, selaku pembimbing lahan yang selalu sabar
membimbing, memberikan dorongan, kritik, dan saran selama praktik.
5. Teman-teman STIKes Bakti Utama Pati Tahun Akademik 2021/2022 yang
selalu memberi semangat dan motivasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan kasus lengkap. Oleh sebab itu, menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga
laporan kasus lengap ini dapat memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Pati, November 2022


Penyusun
3

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS LENGKAP

ASUHAN KEBIDANAN AKUPRESSURE SP6 DAN LI4 UNTUK


MENGURANGI TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN FASE AKTIF

Telah disetujui pada:


Hari : ……………………………………………
Tanggal : ……………………………………………

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

P.

Mengetahui,
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Retno Wulan, S.S.T.Keb., M.K.M


NPP. 12005082
4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .................................................................................... iii
Daftar Isi........................................................................................................ iv
Bab I Pendahuluan
A.. Latar Belakang ...............………………………………….. 1
B.. Tujuan ................…………………………………………... 2
C.. Manfaat ...............…………………………………………. 2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Kajian Teori.............................................................................. 8
Bab III Tinjauan Kasus............................................................................. 15
Bab IV Pembahasan....................................................................................... 22
Bab V Penutup
A.. .Kesimpulan............................................................................... 25
B.. Saran........................................................................................ 26
Daftar Pustaka
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan (37-42
minggu) yang hidup diluar kandungan melalui jalan lahir di susul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin yang bersifat spontan, dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam tanpa alat bantu atau
kekuatan sendiri tidak ada penyulit atau komplikasi baik ibu maupun bayinya
(Mutmainnah, A. U., Jihan, H. H., & Llyod, S. S. (2017).
Pada kala 1 persalinan, kontraksi rahim menyebabkan dilatasi serviks
dan iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal dapat
mengalami deficit akibat kontraksi arteri miometrium. (Fauziah, 2015).
Adapun peran bidan dalam mengurangi nyeri selama persalinan dengan cara
mandi air hangat, kompres hangat atau dingin, terus bergerak seperti jalan-
jalan atau berjongkok, manjakan diri dengan sentuhan atau pijatan lembut,
latihan pernapasan, memanfaatkan visualisasi dan audio seperti melihat wajah
pasangan dan mendengarkan musik (Sari & Rimandini, 2014).
Akupresur menggunakan tangan untuk memijat bagian-bagian tubuh
tertentu. Titik-titik yang berhubungan dengan persalinan adalah SP6 dan LI4
dimana titik ini dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin untuk induksi
persalinan dan pengelolaan nyeri selama persalinan. Penekanan acupoint SP6
memiliki pengaruh kuat terhadap organ refroduksi memperlancar proses
persalinan dengan membantu di latasi servik sedangkan acupoint LI4 memiliki
efek mengurangi rasa sakit dan merangsang kontraksi uterus (Lee et, 2001)
dalam (Sujiyatini & Djanah, 2016).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Angelia & Lokawati),
responden yang mengalami nyeri sangat berat sejumlah 13,3%, hal tersebut
dikarenakan bertambahnya pembukaan serviks dan kontraksi yang semakin
kuat hal ini meyebabkan nyeri semakin berat dan tidak dapat di kontrol.
6

Setelah diberikan akupresure pada 15 responden dapat diambil bahwa 4


responden (26,6) mengalami nyeri sedang, 12 responden (73,3%) mengalami
nyeri berat, dan tidak ada responden yang mengalami nyeri sangat berat. Hasil
penelitian tersebut bahwa akupresure dapat merangsang pengeluaran
endorphin dalam darah sehingga nyeri persalinan dapat terkontrol dan
akupresure juga bisa merangsang pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis
dapat merangsang kontraksi rahim
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membuat Laporan lengkap
Kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin untuk mengurangi rasa nyeri
persalinan dengan menggunakan akupressure pada titik Sp6 dan Li4)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah “Bagaimanakah
asuhan kebidanan pada ibu bersalin untuk mengurangi rasa nyeri persalinan
dengan menggunakan akupressure pada titik Sp6 dan Li4.?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin untuk mengurangi rasa
nyeri persalinan dengan menggunakan akupressure pada titik Sp6 dan
Li4i
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu bersalin
b. Melakukan analisis data pada ibu bersalin
c. Melakukan penatalaksanaan (perencanaan, implementasi dan
evaluasi).
d. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan persalinan

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
7

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam


memberikan asuhan pada ibu bersalin.

2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada bersalin.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan pelayanan khususnya pada ibu bersalin.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumber referensi teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan
dalam asuhan pada bersalin.
8

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Persalinan
1) Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin, plasenta dan
ketuban beserta selaputnya dari dalam uterus ke luar uterus (Maritalia,
2012). Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari
serviks, kelahiran bayi dan kelahiran plasenta dengan proses alamiah.
(Rohani, 2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang dapat hidup
dari dalam uterus dan keluar melalui vagina secara spontan pada
kehamilan cukup bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi
pada ibu ataupun pada janin dengan presentasi belakang kepala
berlangsung kurang dari 24 jam (Varney, 2003).
2) Jenis Persalinan
Menurut Rohani (2011), berdasarkan umur kehamilan terdiri dari
uraian sebagai berikut :
a. Abortus : pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22
minggu atau bayi dengan berat kurang dari 500 gram.
b. Partus Immaturus : pengeluaran buah kehamilan sebelum janin dapat
hidup (viable), berat janin di bawah 500-1.000 gram atau usia
kehamilan antara 22-28 minggu.
c. Partus prematurus : persalinan dari hasil konsepsi pada umur
kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup tetapi prematur, berat
janin antara 1.000-2.500 gram.
9

d. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur


kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500
gram.
e. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut
postmatur.
f. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi, diatas kenderaan dan sebagainya.
g. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic
Disproportion (CPD).
3) Penyebab Timbulnya Persalinan
Menurut Mochtar (2010), penyebab timbulnya persalinan terdapat
beberapa teori antara lain :
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori Oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar Oxytosin bertambah dan
menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot
Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan semakin meregang otot-otot dab otot-otot rahim
makin rentang.
d. Teori prostaglandin
10

Prostagladin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi


salah satu sebab permulaan persalinan. Hal ini juga di sokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban ataupun darah perifer ibu sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
Secara mikroskopis perubahan biokimia dalam tubuh wanita
hamil sangat menentukan seperti perubahan hormonal. Satu sampai
dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormon estrogen
dan progesteron. Dimana progesteron bekerja sebagai relaksasi otot
polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini menyebabkan
atau merangsang pengeluaran prostaglandin merangsang dilepasnya
oksitosin, hal ini juga merangsang kontraksi uterus.
Faktor struktur uterus atau rahim membesar dan menekan
menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor syaraf karena
pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan
menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang
timbulnya kontraksi uterus. Faktor lain yang dikemukakan adalah
faktor kekuatan plasenta. Plasenta yang mengalami degenerasi akan
mengakibatkan penurunan produk hormon progesteron dan estrogen.
Faktor selanjutnya adalah faktor nutrisi, suplai nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Partus sengaja
ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin,
amniotomi gagang laminaria.
4) Tahap Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari
0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut
juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan
mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau
disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
11

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum. (Rohani,
2011)

a. Kala I (Kala Pembukaan)


Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6
jam dan dibagi dalam 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan pada
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
12

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida


dan multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum
akanmembuka lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis, kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks
terjadi dalam waktu yang sama.
Pengisian partograf dimulai ketika memasuki fase aktif yaitu
dari pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila pembukaan serviks sudah
lengkap atau 10 cm.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum
dan/atau vagina.
4) Perineum terlihat menonjol.
5) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
1) Pembukaan serviks telah lengkap.
2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Biasanya
plasenta akan lepas dalam 5 menit.
13

Menurut Siswosudarmo (2008), tanda–tanda plasenta lepas


adalah:
1) Keluar semburan darah dari vagina.
2) Tali pusat memanjang.
3) Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras.
4) Pada saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri meninggi
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Menurut Sumarah (2009), kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Observasi yang
harus dilakukan pada kala IV :
1) Tingkat kesadaran.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan
pernapasan.
3) Kontraksi uterus.
4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika
jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan dan pemantauan yang dilakukan pada kala IV
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus,
untuk merangsang uterus berkontraksi.
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang antara pusat dan fundus uteri.
3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada
laserasi atau episiotomi).
5) Evaluasi kondisi ibu secara umum.
6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV
persalinan di halaman belakang partograf segera setelah asuhan
diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
5) Mekanisme Persalinan Normal
14

Mekanisme persalinan normal dalam proses turunnya kepala bayi


sampai lahir menurut Sarwono (2011) terdiri dari:
a. Penurunan Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya
dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan
meneran dari pasien.
b. Engagement (penguncian), tahap penurunan pada waktu diameter
biparietal dari kepala janin telah melalui PAP.
c. Fleksi, fleksi menjadi hal terpenting karena diameter kepala janin
terkecil dapat bergerak masuk panggul sampai ke dasar panggul.
d. Putaran  paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan
membuat diameter  anteroposterior dari kepala janin menyesuaikan
diri dengan anteroposterior dari panggul.
e. Lahirnya kepala dengan ekstensi, bagian leher belakang di bawah
oksiput akan bergeser kebawah simphisis pubis dan bekerja sebagai
titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi kemudian
memberikan tekanan tambahan di kepala yang menyebabkannya
ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina membuka lebar.
f. Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan atau ke
kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiput anterior.
g. Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran internal
dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan
mengalami perputaran dalam arah yang sama dg kepala janin.
h. Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan
menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dg cara fleksi
lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan
dilahirkan.
6) Tanda-tanda Persalinan
Menurut (Purwaningsih, 2010), beberapa tanda dan gejala ibu hamil
masuk dalam masa bersalin, diantaranya adalah sebagai berikut :
15

a. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show). Bloody show adalah
pengeluaran dari mukus dan pengeluaran yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari
sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal
kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal
selama kehamilan.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan
membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi
pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai
persalinan secara spontan dalam 24 jam.
d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah
ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks
antara nulipara dan multipara.
1) Nulipara
Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-
60% dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya
persalinan, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks
50-100%, kemudian terjadi pembukaan.
2) Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal
persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada
multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan
penipisan.
e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
7) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam
proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir
16

lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang


melibatkan 3 faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan
akhirnya janin yang di dorong dalam satu mekanisme terpadu. Jalan
lunak pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan
sangat menentukan proses persalinan (Manuaba, 1998)
b. Passanger (janin)
1) Janin besar
Bayi dengan berat 3500–4000 gram digolongkan bayi besar.
Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena
besarnya kepala atau kepala yang lebih keras tidak dapat
memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit
melalui rongga panggul (Wiknjosastro, 2008).
2) Berat badan janin
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari
(40 minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram
dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saiffudin, 2010)
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan
menjadi:
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500
gram.
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500
gram.
c) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <
1000 gram.
c. Power
1) His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi uterus (uterine contraction). Selama
dalam kehamilan, persalinan dan nifas, uterus mengadakan
kontraksi, tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda–beda. Pada
akhir kala I atau kala II, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10
17

menit (2-3 menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Sifat-


sifat his yang baik adalah:
a) Teratur.
b) Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi
makin lama.
c) Ada dominansi fundus.
d) Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.
2) Umur ibu
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia
dibawah 16 tahun insiden preeklampsia sedangkan usia diatas
35 tahun meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan
yang lama pada nulipara (Varney, 2007).
3) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari
atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup
maupun mati. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan
insiden komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih
besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih
kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih
mudah melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan.
Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah janin,
persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat
keletihan pada otot–otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden
plasenta previa, perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas
perinatal juga meningkat (Siswosudarmo, 2008).
4) Penolong
18

Peran petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama


dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik
segi emosi atau perasaan maupun fisik (Saifuddin, 2010).
Setelah terjadi pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya
meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.
Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan
menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan
bayi. Ibu dipimpin mengejan saat ada his atau kontraksi rahim,
dan istirahat bila tidak ada his (JNPK-KR, 2007).
Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga
paramedis yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh
mengejan walaupun pembukaan belum lengkap. Akibatnya
serviks menjadi edema dan menghambat pembukaan lebih
lanjut, ibu mengalami kelelahan sehingga persalinan
berlangsung lama. Pada kala II ibu sudah tidak dapat mengejan
menyebabkan kala II tidak maju atau kala II lama
(Siswosudarmo, 2008).
d. Psikologis
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara
keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis
dukungan yang ia akan terima. Perlu disadari bahwa persalinan
adalah suatu tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan
tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam
menghadapi masalah tersebut. Kecemasan tersebut antara lain
meliputi: rasa cemas apakah mereka dapat mengatasi kesukaran yang
terjadi, cemas apakah janin yang dikandung tidak cacat, dan cemas
menghadapi rasa sakit (Winknjosastro, 2008).
Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu,
seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang
sudah ada. Kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga
19

terjadinya siklus nyeri–stress–nyeri dan seterusnya sehingga


akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan. Kejadian
seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga
janin dapat mengalami kegawatan (fetaldistress). Pada kala II sering
disebut prolonged second stage/pembukaan lengkap ibu ingin
mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).
e. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan.
Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman
dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri,
berjalan, duduk dan jongkok.
8) Adaptasi/Perubahan Fisiologi dan Psikologi
a. Adaptasi Janin
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Untuk memprediksikan keadaan janin yang berkaitan
dengan oksigenisasi DJJ rata-rata pada aterm adalah 140 x/m. DJJ
normal adalah 120-160 x/m.
2) Sirkulasi Janin
Sirkulasi jnin dipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus,
tekanan darah dan aliran darah tali pusat. Kontraksi uterus
selama masa persalinan cenderung mengurangi sirkulasi melalui
anterior spinalis, sehingga mengurangi perfusi melalui ruang
intervilosa.
3) Pernapasan dan perilaku lain janin
Perubahan tertentu menstimulasi kemoseptor pada aorta dan
badan carotid guna mempersiapkan janin untuk memulai
pernafasan setelah lahir. Perubahan yang terjadi :
a) 7-2 ml ketuban diperas keluar dari paru-paru (selama
persalinan pervaginam)
b) Tekanan oksigen (PO2) janin menurun
20

c) Tekanan karbondioksida (PCO2) arteri meningkat


d) PH arteri menurun.
b. Adaptasi Ibu
1) Perubahan kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari
uterus dan masuk kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini
meningkatkan curah jantung sekitar 10-15% pada tahap I
persalinan dan sekitar 30-50% pada tahap II persalinan.
2) Perubahan pernapasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian O2
terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan. Hiperventilasi
dapat menyebabkan alkalosis respiraktorik (pH meningkat),
hipoksia dan hipokapnea (CO2 menurun).
3) Perubahan pada ginjal
Pada trimester ke II kandung kemih menjadi organ
abdomen. Kandung kemih terisi dapat teraba diatas simpisis
pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan
untuk berkemih secara spontan akibat dari :
a) Oedema jaringan akibat tekanan dari kepala
b) Rasa tidak nyaman
c) Sedasi dan rasa malu
4) Perubahan integument
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina
(muara vagina). Pada setiap individu tingkat distensibilitas
berbeda, meskipun meregang namun dapat terjadi robekan-
robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina meskipun tidak
dilakukan episiotomi/terjadi laserasi.
5) Perubahan muskulusskeletal
Selama persalinan dapat mengalami stres. Nyeri punggung
dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin meregangnya
sendi pada masa aterm.
21

6) Perubahan neurologis
Menunjukan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman
pada masa persalinan. Perubahan sensori terjadi pada saat
wanita masuk ke tahap persalinan dan masuk ke tahap
selanjutnya. Mula-mula ibu merasa senang kemudian menjadi
serius dan mengalami amnesia selama masa persalinan
akibatnya ibu merasa senang atau merasa letih saat melahirkan.

7) Perubahan pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita
bernapas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi
terhadap persalinan. Selama persalinan, mortilitas dan absorbsi
saluran cerna menurun dan waktu kerja lambung menjadi
lambat. Mual, muntah dan sendawa juga terjadi sebagai respon
refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
8) Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awalan persalinan
dapat diakibatkan oleh penurunan progesteron dan peningkatan
estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat
dan kadar aliran darah dapat menurun akibat proses persalinan.
c. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin
Rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman dahulu sudah menjadi
pokok pembahasan diantara wanita, maka banyak calon ibu
menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut
dan cemas. Tidaklah mudah untuk menghilangkan perasaan takut,
akan tetapi dokter dan bidan dapat berbuat banyak dengan
membantu para wanita yang dihinggapi perasaan takut dan cemas
22

dengan kesabarannya meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan


persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.
Perasaan dan sikap seorang wanita dalam melahirkan sangat
bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya perbedaan
struktur sosial, budaya dan agama serta kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan, pengalaman masa lalu, dukungan sistem dan
lingkungan. Ada beberapa wanita menganggap persalinan adalah
pengalaman yang tidak menyenangkan, ketika merasakan sakit,
merasa selalu diawasi oleh dokter dan bidan. Perubahan psikologis
keseluruhan seorang wanita yangsedang mengalami persalinan
sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan
antisipasi yang ia terima selama persiapan persalinan.
Banyak wanita normal merasakan kegairahan dan kegembiraan
disaat merasakan kesakitan pertama menjelang kelahiran bayinya.
Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa tidak
sabarmengikuti irama naruliah dan mau mengatur sendiri, sikap yang
berlebihan ini pada hakekatnya merupakan ekspresi dari mekanismes
melawan ketakutan.
Pada multigravida sering khawatir dan cemas terhadap anak-
anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa berbuat
banyak untuk menghilangkan kecemasan ini.
Suami atau keluarga bisa memberikan perhatian dan dukungan
agar ibu menjadi kuat dan mampu melalui proses persalinan dengan
aman dan lancar. Perhatian pasangan merupakan tingkatan yang
paling dasar menjadi kebutuhan seorang wanita dalam proses
persalinan.
Menurut Cunningham (2005), perubahan psikologis dapat
terjadi di setiap fase persalinan. Pada kala I, terjadi kontraksi uterus
dengan frekuensidan intensitas lama sehingga terjadi penipisan dan
pembukaan dari serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm.
Perubaan psikologis pada ibu sewaktu kala I adalah merasa khawatir,
23

sedikit cemas tetapi masih bisa diajak komunikasi dan diberikan


arahan sebelum persalinan berlangsung.
Pada kala II persalinan, ibu dapat mengontrol dirinya kembali,
merasakan tekanan-tekanan nyeri selama kontraksi, merasa lelah dan
gelisah. Pada kala III persalinan, nyeri mulai berkurang dan saat
pelepasan plasenta ibu merasa gelisah, ibu ingin melihat, menyentuh,
dan memeluk bayinya, merasa gembira, lega, dan bangga akan
dirinya; juga merasa sangat lelah dan memusatkan diri dan kerap
bertanya apakah vagina perlu dijahit.
Pada kala IV persalinan, setelah kelahiran bayinya dan plasenta
dengan segera ibu akan melupakan perasaan untuk melepaskan
tekanan dan ketegangan yang dirasakanya, dimana ibu mendapat
tanggung jawab baru untuk mengasuhdan merawat bayinya yang
telah dilahirkannya.

B. Akupresure
Akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisoterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pad titiktitik tertentu atau akupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan
sebagai menekan titik-titik penyembuuhan menggunkan jari secara
bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami. (Heni Setyowati, dkk, 2018). Terapi akupresur merupakan
pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode
terapinya akupresur sama dengan akupuntur, yang membedakanya terapi
akupresur tidak menggunakan jarum dalam proses pengobatannya.
Akupresur berguna untuk mengurangi atau pun mengobati berbagai jenis
penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses
pengobatan dengan teknik akupresur menitik beratkan pada titik – titik
saraf tubuh. Di kedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik
24

akupresur untuk jantung, paru – paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid,
pankreas, sinus, dan otak (hasanudin Kep, 2015)

C. Nyeri
Nyeri persalinan dalam mempengaruhi kondisi psikologis ibu yang
meliputi persepsi ibu pada rasa nyeri dan cemas saat persalinan. Nyeri
bersalin dapat menimbulkan respons fisiologis yang mengurangi
kemampuan rahim saat kontraksi, sehingga bisa memperpanjang waktu
persalinan (Indria, 2015). Untuk memutuskan nyeri persalinan tersebut,
dibutuhkan suatu metode yang dapat mengurangi rasa cemas dan nyeri
pada ibu dalam persalinan yang bisa menenangkan emosi ibu dan
membuat proses persalinan tersebut dapat dilalui dengan lancar. Salah
satu metode yang dibutuhkan oleh ibu yaitu teknik hypnobirthing (Yesie,
2010).

D. Pendokumentasian Hasil Asuhan Persalinan


Menurut Rukiyah, dkk (2009), pendokumentasian hasil asuhan
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
Catatan interaksi antara pasien, keluarga pasien dan tim
kesehatan yang mencatat tentang hasil pemeriksaan, prosedur
pengobatan pada pasien dan pendidikan kesehatan pada pasien serta
respon pasien kepada semua kegiatan yang dilakukan.
2. Tujuan
Tujuan dari pendokumentasian asuhan kebidanan adalah untuk
kepentingan hukum apabila terdapat gugatan di suatu saat nanti dari
pasien dan juga untuk memudahkan kita untuk memberikan asuhan
selanjutnya kepada pasien.
3. Langkah-langkah
25

Metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan


kebidanan adalah SOAP. SOAP merupakan singkatan dari :
S : Subjektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesis tanda gejala yang
diperoleh dari hasil bertanya pada pasien, suami dan keluarga.
Pada persalinan data lebih difokuskan lagi karena biasanya ibu
yang melahirkan ditempat bidan sudah melakukan kunjungan
kehamilan di tempat bidan dan bidan sudah mempunyai
datanya. Sehingga fokus pendataan adalah sejak kapan ibu
merasakan mulas yang semakin meningkat, apakah ibu sudah
ada perasaan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi, apakah ibu merasakan adanya tekanan pada anus.
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang
riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini
digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana dan
perawatan yang sesuai (Depkes RI, 2007).
O : Objektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, lan dan tes diagnosis lain yang
dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesment.
Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan secara head to toe dan terfokus
disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan pada ibu hamil.
A : Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan objektif. Karena keadaan
pasien pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan
akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun
data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan
analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat
26

mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat


diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan
diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah
melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan
tindakan segera (Muslihatun, 2009).
P : Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini
dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan
hasil analisis dan intrepretasi data. Penatalaksanaan (P) di SOAP
juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan
tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak
dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien.
Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese
implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga
berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan
(Muslihatun, 2009).

a) Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data ibu terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
27

a. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menetukan status sosial ekonominya yang harus
diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa atau pengobatan
apa yang akan diberikan.
b. Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai
dengan namanya, menghargai dan menjaga martabatnya merupakan
salah satu asuhan sayang ibu dalam asuhan (Depkes RI, 2008).
c. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin (Varney, 2008). Normalnya usia 20-35 tahun
d. Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan
keagamaan dalam melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan lain. Dalam keadaan
gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui
dengan siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam
memanggil ustad, pada agama khatolik memanggil pastur atau
pendeta.
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
f. Pekerjaan
28

Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan


mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
g. Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran.
Mungkin juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan
melihat keadaan panggul. Wanita Asia dan Afrika biasannya
mempunyai panggul bundar dan normal bagi persalinan dan
biasanya wanita-wanita dari barat panggulnya ukuran melintang
lebih panjang tetapi ukuran muka belakang lebih kecil (Ibrahim,
1996).
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan
tempat tinggal ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa
memberikan pilihan kepada ibu akan di mana ibu tersebut bersalin.
Dengan telah meninjau rumah ibu hamil yang bersalin tentu akan
mempengaruhi bagaimana psikologis ibu. Lingkungan yang aman dan
bersih akan membuat ibu bersemangat untuk menyambut bayinya
sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat mengejan.
Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan bila
ada ibu yang namanya sama dan memastikan ibu mana yang hendak
ditolong, juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada
penderita (Ibrahim, 1996).
i. Data mengenai suami/penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/atau anggota keluarga
lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar
29

asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan


keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang
akan mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil
yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat
mengurangi terjadinya persalinan dengan vacum, cunam, tindakan
operasi sesar dan persalinan berlangsung lebih cepat merupakan
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan (Depkes RI, 2008).

a. Data Subjektif
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik yang diungkapkan
dengan kata-katanya sendiri (Hani, 2010).
b. Keluhan Utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk
mengetahui apakah penderita datang untuk memeriksakan
kehamilannya ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
(UNPAD, 1983).
c. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi
kesehatan yang dapat mempengaruhi persalinan atau bayi baru lahir
(Rukiyah, 2009).
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil
meningkatkan curah jantung wanita hingga mencapai 40
persen melebihi curah jantungnya ketika tidak hamil saat ia
berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada
awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia
30

kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung


selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan
meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang
mempunyai riwayat penyakit jantung (Varney, 2007).
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu
mendiskusikan dengan dokternya tentang pengobatan mana
yang aman digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita
dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya mengalami
peningkatan risiko terjadinya preeklampsia selama kehamilan
(Varney, 2007).
2) Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum
hamil terbukti akan terus mengalaminya dan menjadi
semakin buruk selama masa hamil. Asma dihubungkan
dengan peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis
gravidarum, pelahiran preterm, hipertensi kronis,
preeklamsia, bayi berat lahir rendah, dan perdarahan
pervaginam (Varney, 2007).
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas,
IUGR dan berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko
kematian perinatal meningkat 6x lipat. Keadaan ini terjadi
akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC
dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan
tuberculosis congenital (Prawirohardjo, 2008).
3) Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
31

Faktor risiko utama diabetes maternal ini adalah berat


badan berlebih, peningkatan berat badan dan kurangnya
aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi pertimbangan bagi
semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada
wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus
meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu,
penapisan diabetes harus dilakukan pada semua wanita
hamil (Varney, 2007).
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia, polihidramnion, infeksi saluran kemih,
persalinan seksio sesarea dan trauma persalinan akibat bayi
besar. Bagi bayi dapat menimbulkan makrosomia (bayi
dengan berat badan berlebihan), hambatan pertumbuhan
janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia dan
hipomagnesemia, Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal,
dan sindrom gawa nafas neonatal (Saifuddin, 2009).
b) Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya
disebabkan oleh penyakit Grave (struma difusa toksika).
Insidensi penyakit Grave dalam kehamilan di atas 20
minggu adalah 2%. Penyebab teranyak lainnya adalah
struma multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada
golongan usia di atas 40 tahun. Hipertiroid dalam
kehamilan menyebabkan resiko abortus dan janin mati
dalam rahim 3 kali dari kehamilan normal (Saifuddin,
2009).
4) Sistem Urogenital
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama
pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling
sedikit satu kali serangan akut infeksi saluran kemih selama
hidupnya. Akibat infeksi ini dapat dapat mengakibatkan masalah
32

pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia,


hipertensi, kelahiran prematur dan BBLR (Saifuddin, 2009).

5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri
perut oleh karena putaran tangkai, pecah atau perdarahan
(Saifuddin, 2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Suatu keadaan riwayat penyakit keluarga meliputi penyakit berat
penyakit menular dan penyakit turunan seperti jantung, diabetes,
asma, malaria dan HIV (Walyani, 2015).
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur
kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan
ibu, bidan dapat memberikan asuhan dalam persalinan dan dapat
mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik (Rukiyah,
2009).
2) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang prematur, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep atau
dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau
nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada
kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya <2500 atau >4000,
masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu
membantu dalam mengelola asuhan pada persalinan ini
(konseling khusus, test, tindak lanjut dan rencana tindakan)
(Rukiyah, 2009).
33

f. Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Apabila orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(anak mahal) (Rukiyah, 2009).
g. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan (Rukiyah, 2009).
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang ibu bersalin sudah
memuaskan atau belum dalam memenuhi tuntutan gizinya.
Dengan bertanya, kita akan menemukan setiap variasi dari
kondisi idealnya dan wanita yang beresiko dapat dirujuk ke
bagian gizi/diet (Farrer, 2010)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein,
zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2010).
2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga
menurunkan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi
reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga
menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon
estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang air
kecil (Rukiyah, 2009).
3) Pola Istirahat dan Tidur
34

Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan,


mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri,
letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil
sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak
istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan
badan untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah,
35

ASUHAN KEBIDANAN AKUPRESSURE SP6 DAN LI4 UNTUK


MENGURANGI TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN FASE AKTIF

A. RESUME KASUS
Ny. M 24 tahun G1P0A0, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga,
suku bangsa Jawa. Ibu mengatakan Ibu mengatakan hamil 37+5 minggu,
merasakan kenceng-kenceng teratur, nyeri dari perut bagian depan hingga ke
punggung bawah, dan ingin meneran. Ibu mengatakan merasa kenceng-
kenceng sejak 7/09/2021 jam 03.00 WIB, nyeri perut yang menjalar ke
punggung bawah, keluar lender darah dan cairan namun bukan kencing sejak
7/09/2021 jam 16.00 WIB
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data Keadaan umum Baik, Kesadaran
composmentis, TD 110/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Pernapasan: 20
x/menit, Suhu : 36.6 0C, BB Sebelum/ Sekarang : 57 / 64 kg, TB: 156
cm, LILA : 26 cm, IMT sebelum/selama hamil: 23,4 kg/m2 / 26,3 kg/m2

B. RENCANA TINDAKAN
Pukul: 10.20 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan informed concent
3. Jelaskan nyeri
4. Jelaskan relaksasi dengan akupressure

C. TINDAKAN
Pukul 10.30 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksan
2. Memberikan informed concent
36

3. Menjelaskan nyeri
4. Menjelaskan relaksasi dengan akupressure
D. RASIONALISASI TINDAKAN
Manfaat akupresur yaitu untuk membantu pengelolaan stress dan
meningkatkan relaksasi. Penekanan dilakukan secara perlahan-lahan sampai
ditemukan titik meridian yaitu kondisi dimana tubuh merasakan tidak
nyaman, nyeri, pegal, panas dan gatal.

E. HASIL TINDAKAN
Pukul 11.30 WIB
Akupresure yang diberikan pada Ny. W telah selesai dan dapat menrunkan
nyeri.

F. TINDAK LANJUT HASIL


Berdasarkan dari hasil tindakan, diketahui bahwa acupressure dapat
menurunkan nyeri.
37

BAB IV
PEMBAHASAN

Data Subjektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada
Ny.M pada tanggal 16 September 2020 Ibu mengatakan nyeri
pinggang yang menjalar ke ari-ari. Nyeri persalinan merupakan suatu
proses fisiologis yang dirasakan oleh wanita pada saat melahirkan bayi.
Nyeri yang terjadi selama persalinan diakibatkan kontraksi uterus, dilatasi
dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Hal ini
mengakibatkan naiknya tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat,
diameter pupil dan ketegangan pada otot (Rahmawati & Iswari, 2016).
Dari hasil asuhan yang telah diberikan pada ibu bahwa sesudah
melakukan teknik akupressure dapat mengurangi nyeri pada ibu bersalin,
karena teknik akupressure dapat meningkatkan hormon endorphin yaitu
hormon yang dapat menimbulkan rasa rileks pada tubuh secara alami,
memblok reseptor nyeri ke otak, dan menyebabkan dilatasi serviks
(peregangan/penipisan leher rahim) serta meningkatkan efektivitas
kontraksi uterus.
Data Objektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD:120/80
mmHg, N:80x/i, R:20x/I, S:36,7°C, hisnya 3x dalam 40 detik, VT 4 cm,
portio tipis lunak, ketuban (-) DJJ:140x/i. Pada pemeriksaan fisik penulis
menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus. Dimana menurut
(Rositawati, 2019)partus lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan
tenaga, dehidrasi dan perdarahan post partum yang dapat menyebabkan
kematian ibu. Menurut (Syarwani et al., 2018) Ketuban pecah dini
merupakan salah satu penyebab prematuritas dengan insidensi 30-40%.
38

Fackor resikonya terjadinya ketuban pecah dini yaitu usia ibu hamil,
pekerjaan, paritas, riwayat KPD. Dari hasil yang telah diberikan selama
melakukan pijat akupressure. Teknik akupressure ini dilakukan 2 kali
dalam pembukaan serviks pada pembukaan 4 dan 8 cm dengan
menggunakan titik Sp6 dan Li4 untuk mengurangi nyeri danmerangsang
kontraksi, setelah itu mengukur nyeri menggunakan skala wajah atau FRS.
Sebelum melakukan teknik akupressure ibu menyatakan berada dalam
skala 1-5 memiliki nyeri sedang, setelah melakukan teknik akupressure
bahwa hasil yang didapatkan cukup baik dapat mengurangi nyeri di
pembukaan 4 cm menjadi turun skala 3. Sedangkan di pembukaan 8 cm
ibu berada dalam skala 8 yang merupakan nyeri berat berkurang menjadi
skala 7, karena di pembukaan 8 cm nyeri semakin kuat untuk memasuki
pembukaan lengkap.
Assesment
G3P2A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala 1 fase aktif dengan
KPD k/u ibu baik, janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala, k/u
janin baik. Memberikan asuhan pada Ny.M berdasarkan keluhan pasien
dan cara melakukan teknik Sp6 dan Li4 untuk mengurangi nyeri pada
persalinan.Sebagaimana di dalam teori (R. Reni & S. Sunarsih, 2017)
Induksi persalinan adalah suatu tindakan untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Dalam standar asuhan
pelayanan kebidanan indikator komplikasi persalinan yaitu perdarahan,
partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin,
infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi. Akupresur menggunakan tangan
untuk memijat bagian-bagian tubuh tertentu. Titik-titik yang berhubungan
dengan persalinan adalah SP6 dan LI4. Akupresur pada titik ini untuk
merangsang kontraksi Rahim dan meningkatkan proses persalinan atau
mengurangi nyeri persalinan (Rahmawati & Iswari, 2016).
Menurut penulis bahwa teknik akupressure dapat mengurangi rasa
nyeri pada ibu bersalin. Karna teknik ini terdapat hormon endhorphin
39

karena bisa membuat ibu merasa rileks dan nyaman pada saat di pijat dan
dapat merangsang kontraksi rahim.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data yang telah dikumpulkan, saat penulis mendapat persetujuan pasien
bahwa akan dilakukan teknik acupressure, teknik ini dapat mengurangi nyeri
pada persalinan kala 1 fase aktif dengan skala 1-5dengan nyeri sedang. Setelah
dilakukan teknik akupressure di dapatkan hasil bahwa di pembukaan 4 cm ibu
berada di skala 3. Sedangkan di pembukaan 8 cm dapat dilihat ibu berada
skala 8, dan hasilnya turun berada dalam skala 7. Jadi dapat disimpulkan
adanya pengurangan nyeri dari asuhan pemberian teknik akupressure Sp6 dan
Li4 pada ibu bersalin.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan pengelolaan kasus ini, mahasiswi diharapkan dapat
melakukan critical thinking terhadap suatu kasus yang ia temukan,
diharapkan mahasiswi dapat melakukan asuhan dan pemecahan masalah
berdasarkan evidence based terutama dalam bidang kebidanan dan dapat
menjadi bahan masukan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
2. Bagi Lahan Praktik
Menjadi bahan masukan dalam memberikan asuhan untuk semakin
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan menerapkan
evidence based practice.
40

DAFTAR PUSTAKA

Albuquerque, S. (2017). Complementary Therapies in Clinical Practice The


effectiveness of breathing patterns to control maternal anxiety during the fi
rst period of labor : A randomized controlled clinical trial. 26, 30–35.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2016.11.004.

APN. (2012). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR.

Baety,Aprilia Nurul. (2012). Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik


Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Depkes RI. (2007). Keputusan Mentri Kesehatan RI No: 900/MENKES/VII/2007.


Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta.

Emam, A. (2018). Upright versus recumbent position during first stage of labor
among primipara women on labor outcomes. (March).
https://doi.org/10.5430/jnep.v8n7p113.

JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.

Johnson, Taylor. 2015. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Manuaba,I.B.G. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC.

Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Suyono


Riyadi. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Mochtar, Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Muslihatun, Wafi Nur, dkk. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:


Fitramaya.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
41

Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta : Nuha Medica.

Porges SW. (2001). The polyvagal theory: phylogenetic substrates of a social


nervous system. Psychoneuroendocrinology, 23:837–861.

Qurniasih, N. (2017). Efektivitas Masase Effleurage Terhadap Penurunan


Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Kota
Yogyakarta.

Rm, G. O., Assistant, P. D., Sedigh, S., Rm, M., Assistant, P. D., Acupuncturist, R.
H., & Rm, Z. S. (2016). Complementary Therapies in Medicine Effect of
LI4 and BL32 acupressure on labor pain and delivery outcome in the first
stage of labor in primiparous women : A randomized controlled trial.
Complementary Therapies in Medicine, 29, 175–180.
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2016.10.009

Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.

Rukiyah, AY. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Jakarta: Trans Info Media.

Saifuddin A (2010).Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: YBP-SP.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.

Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta:


Salemba Medika.

Varney, dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.

Varney, H. 2003. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4, vol 2). Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, G. (2008). Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan


Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
Departemen Kesehatan RI
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
42

Anda mungkin juga menyukai