Anda di halaman 1dari 3

SPO TRIASE

NO DOKUMEN :
NO REVISI : HALAMAN : 1/3
373/SPO-RSIA-
00
A/ARK/VII/2018

STANDAR TANGGAL DIREKTUR RSIA AL –IHSAN SIMPANG


PROSEDUR TERBIT : EMPAT
OPERASIONAL
17-07-2018
dr. STARKI

PENGERTIAN : Triase adalah suatu sistem seleksi penderita sesuai dengan kegawat
daruratannya sehingga menjamin penderita untuk mendapatkan
prioritas pelayanan gawat darurat secara cepat dan akurat.
TUJUAN : Tujuan dari triase adalah untuk memastikan bahwa tingkat dan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah sesuai
dengan kriteria klinis, bukan didasarkan pada kebutuhan organisasi
atau administrasi.
KEBIJAKAN : SK Direktur No : 70/SK-RSIA-A/ARK/VII/2018 tentang Triase.
PROSEDUR : 1. Semua pasien yang masuk ke instalasi gawat darurat langsung
diterima dan ditempatkan pada tempat tidur yang tersedia.

2. Dokter jaga IGD segera menilai keadaan umumnya untuk


penilaian tingkat kegawatannya dan penanganan selanjutnya.

3. Lakukan identifikasi pasien berdasarkan kasus (apakah terkait


kasus kebidanan atau umum), apabila berhubungan dengan kasus
kebidanan maka pasien dikirimkan ke kamar bersalin kecuali
dalam kondisi kegawatan.
4. Pasien yang ada dilakukan pemeriksaan fisik untuk dapat
menentukan tingkat kegawatan sesuai dengan level kegawatannya
dengan kategori sebagai berikut:
 Kritis Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan
menit.
 Dapat meninggal dalam hitungan jam.
 Trauma ringan.
 Sudah meninggal.
5. Tim IGD (perawat dan dokter) menangani pasien dengan
memperioritaskan pasien yang perlu ditangani segera berdasarkan
level kegawatan yang ditemukan.

6. Apabila perawat dan dokter IGD sedang menangani pasien,


kemudian datang pasien dengan level kegawatan lebih tinggi maka
segera tangani pasien tersebut terlebih dulu dengan memberikan
penjelasan mengenai keadaan tersebut kepada pasien yang sedang
ditangani.

7. Apabila pasien datang dengan jumlah besar, melebihi kapasitas


tempat tidur yang ada, namun dari identifikasi pasien tersebut
butuh penaganan segera maka pelayanan dapat dilakukan dengan
menggunakan ruang yang memungkinkan pemeriksaan dilakukan.

8. Untuk kasus tertentu yang memerlukan penaganan lebih lanjut


setelah diatasi kegawatannya, maka pasien dapat dikonsultasikan
kepada dokter spesialis.

9. Dalam keadaan bencana(disaster) maka penderita atau korban


diseleksi dengan cara sebagai berikut : Kenali segera pasien yang
berada dalam keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa.

a. Kelompokan pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya


dengan memberikan label berarna sebagai berikut:

1. Label Merah:

Pasien gawat darurat yang merupakan prioritas pertama


pada penanganan. Pertolongan diberikan segera pada saat
ditemukan atau saat pertama pasien diterima.

2. Label Kuning

Pasien darurat tidak gawat yang merupakan perioritas


kedua. Pertolongan diberikan setelah pasien dengan
kategori label merah selesai ditangani.

3. Label Hijau

Penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.


Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.

4. Label Hitam

Pasien sudah meninggal dan dapat langsung dipindahkan


ke kamar jenazah.

b. Tentukan tujuan dimana pelayanan selanjutnya diberikan.

10. Dokumentasikan penanganan / tindakan yang dilakukan dalam


berkas rekam medis.
UNIT TERKAIT - Petugas Pendaftaran
- Poliklinik
- IGD
- Penunjang Medis

Anda mungkin juga menyukai