2019
RUMAH SAKIT UMUM WALED
Jl. Prabukiansantang No. 04 Waled Cirebon
Kec. Waled Telp. (0231)
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR :
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WALED
TENTANG PANDUAN KEWENANGAN
MENETAPKAN : PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) DI RUMAH
SAKIT UMUM WALED.
Peraturan Tentang Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga di
Kebijakan dan Kewenangan dari PPA, bahwa semua bukti
kompetensi dan kewenagan nya ada pada tiap unit/ instalasi
KESATU : tempat bertugas.
Keputusan ini berlaku sejak ditetapkanya, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
diadakan perbaikan sebagimana mestinya.
BAB I
DEFINISI
DPJP
Perawat /
Apoteker
Bidan
Pasien
Keluarga
Lainnya
Penata Nutrisionis/
Anestesi Dietisien
Oleh PPA
Tugas Mandiri
Tugas Mandiri
2. Pemberian Pelayanan
3. Implementasi Rencana
4. Monitoring
A. ASUHAN MEDIS
Asuhan medis di rumah sakit diberikan oleh dokter spesialis, disebut sebagai DPJP.
Di Instalasi Gawat Darurat dokter juga yang bersertifikat kegawatdaruratan, antara lain
ATLS, ACLS, PPGD, General Emergency Life Support (GELS) menjadi DPJP pada
saat asuhan awal pasien gawat-darurat. Saat pasien dikonsul / rujuk ke dokter spesialis
dan memberikan asuhan medis, maka dokter spesialis tsb menjadi DPJP pasien tsb
mengantikan DPJP sebelumnya, yaitu dokter jaga IGD tsb diatas.
Pemberian asuhan medis di rumah sakit agar mengacu kepada Buku Penyelenggaraan
Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia (Kep Konsil no 18/KKI/KEP/IX/2006).
Penerapan panduan ini selain menjaga mutu asuhan dan keselamatan pasien, juga dpat
menghindari pelanggaran disiplin.
Asas, Dasar, Kaidah dan Tujuan Praktik Kedokteran di Indonesia intinya adalah sbb :
Konsep inti (core concept) asuhan berfokus pada pasien terbagi dalam 2 perspektif :
1. Perspektif Pasien :
a. Martabat dan Respek.
1) Profesional pemberi asuhan mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan serta pilihan pasien – keluarga.
2) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien –
keluarga dimasukkan dlam perencanaan pelayanan dan pemberi pelayanan
kesehatan.
b. Berbagi informasi.
1) Profesional pemberi asuhan mengkomunikasikan dan berbagi informasi
secara lengkap kepada pasien – keluarga.
2) Pasien – keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi
1) Pasien – keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan,
pengambilan keputusan dan pilihan mereka.
d. Kolaborasi / kerjasama
1) Rumah sakit bekerjasama dengan pasien – keluarga dalam pengembangan,
implementasi dan evaluasi kebijakan dan program. Pasien – keluarga adalah
mitra PPA.
2. Perspektif PPA
a. Tim Interdisiplin
1) Profesional pemberia asuhan diposisikan mengelilingi pasien
2) Kompetensi yang memadai
3) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya
4) Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja sebagai satu kesatuan
memberikan asuhan yang terintegrasi
b. Interprofesionalitas
1) Kolaborasi interprofesional
2) Kompetensi pada praktik kolaborasi interprofesional
3) Termasuk bermitra dengan pasien
c. DPJP adalah ketua tim klinis / clinical leader
1) DPJP melakukan koordinasi, kolaborasi, interpretasi, sintesis, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien
d. Personalized Care
1) Keputusan klinis selalu diproses berdasarkan juga nilaii-nilai pasien
2) Setiap dokter memperlakukan pasiennya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
C. DPJP SEBAGAI CLINICAL LEADER
1. Dalam asuhan/pelayanan berfokus pada pasien (patient centered care) para PPA
memberikan asuhan sebagai tim interdisiplin, masing-masing PPA melakukan
tugas mandiri, tugas delegatif dan tugas kolaboratif dengan pola IAR.
2. Asuhan pasien terintegrasi “dimotori” oleh DPJP dlam fungsi sebagai ketua tim
klinis (Clinical leader) yang melakukan koordinasi, kolaborasi, interpretasi,
sintesis. DPJP melakukan review rencana PPA lainya dan menverifikasinya, lihat
standar PP 2.1. elemen penilaian 5.
3. Proses review dilakukan oleh DPJP dengan membaca rencana para PPA dan
memberikan catatan/notasi pada CPPT (Catatan Pelayanan Pasien terintegrasi).
1. Sedasi, intruksi pasca bedah, form edukasi / informasi ke pasien dsb. Termasuk juga
pendokumentasian keputusan hasil pembahasan tim medis, hasil ronde bersama
multi kelompok staf medis / departemen, dsb. (contoh Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dan contoh Formulir Perintah Lisan terlampir).
2. Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para profesional pemberi asuhan
bekerjasama erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital Case Manager),
sesuai dengan Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien agar terjaga
kontinuitas pelayanan baik waktu rawat inap, rencana pemulangan, tindak lanjut
asuhan mandiri dirumah, kontrol dsb.
3. Pada setiap rekam medis harus ada pencatatan (kumulatif, bila lebih dari satu)
tentang DPJP, dalam bentuk satu formulir yang di isi secara periodik sesuai
kebutuhan / penambahan / pengurangan / penggantian, yaitu nama dan gelar setiap
DPJP, tanggal mulai dan akhir penanganan pasien, DPJP Utama nama dan gelar,
tanggal mulai dan akhir sebagai DPJP Utama. Daftar ini bukan berfungsi sebagai
daftar hadir. (Formulir Daftar DPJP, terlampir).
4. Rumah Sakit terletak jauh dari kota besar, atau di daerah terpencil, penetapan
kebijakan tentang asuhan medis yang sifatnya khusus agar di konsultasikan dengan
pemangku kepentingan antara lain Komite Medis, Fakultas Kedokteran ysb bagi
residen, Organisasi Profesi, IDI, Dinas Kesehatan, Badan Pengawas Rumah Sakit
Propinsi, Kolegium dsb.
5. Keterkaitan DPJP dengan Panduan Praktik Klinis / Alur Perjalanan Klinis / Clinical
Pathway, setiap DPJP bertanggung jawab mengupayakan peroses asuhan pasien
(baik asuhan medis maupun asuhan keperawatan atau asuhan lainyan) yang
diberikan kepada pasien patuh pada Panduan Praktek Kinis / Alur Perjalanan
Klinis / Clinical Pathway yang telah di tetapkan oleh RS. Tingkat kepatuhan pada
Panduan Praktek Klinis / Alur Perjalanan Klinis / Clinical Pathway ini akan menjadi
objek Audit Klinis dan Audit Medis.
6. Apabila dokter tidak mematuhi Alur Perjalanan Klinis / Clinical Pathway / Panduan
Praktek Klinis maka harus memberikan penjelasan tertulis dan dicatat di rekam
medis.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dengan adanya pengaturan mekanisme kredensial tenaga kesehatan di rumah sakit oleh tim
kredensial / komite tenaga kesehatan lainya diharapkan dapat :
1. Menjalankan tata kelolah klinik yang baik
2. Mendukung rumah sakit dan tenaga kesehatan lainya agar dapat terhindar atau
meminimalis tuntutan pasien
3. Menjaga mutu pelayanan tenaga lesehatan lainya
4. Menjaga disiplin tenaga kesehatan khususnya kepatuhan mengikuti kebijakan
standar dan SPO
5. Merinci dan menjaga kompetensi tenaga kesehatan lainnya.
Ditetapkan di : Waled
Pada Tanggal :2 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Umum Waled
Kabupaten Cirebon