Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT (DIARE)

OLEH :
I Gusti Ngurah Eka Nugraha
NIM: 21089142012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT (DIARE)

A. Definisi Diare
Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.

B. Klasifikasi Diare
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari)
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara
terus - menerus,
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya

C. Etiologi Diare
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
 Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis),
adeno-virus, rotavirus, astrovirus.
 Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides);
protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis);
jamur (candida albicans).
2. Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat:
 Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
 Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
4. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)
5. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
6. Faktor imunodefisiensi
7. Faktor obat-obatan, antibiotic
8. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.

D. Manifestasi klinis Diare


 Tanda :
 Cengeng
 Anus dan daerah sekitar lecet
 BB menurun
 Turgor berkurang
 Mata dan ubun-ubun besar dan menjadi cekung (pada bayi)
 Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
 Nadi cupat dan kecil
 Denyut jantung jadi cepat
 TD menurun
 Kesadaran menurun
 Pucat, nafas cepat
 Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa.
 Suhunya tinggi
 Gejala :
 Tidak nafsu makan
 Lemas
 Dehidrasi
 Gelisah
 Cengeng
 Oliguria
 Anuria
 Rasa haus

E. Patofisiologi Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan


osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

eberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik
karena sumbatan usus halus (Gilroy, 2009).
1. Kolik bilier
Kolik bilier merupakan gejala tidak nyaman yang dirasakan pasien dan sering tidak
disertai tanda-tanda klinis lain. Nyeri ini merupakan gejala klinis dari penyakit batu empedu
(kolelitiasis/koledokolitiasis). Oleh karena nyeri ini merupakan gejala, maka bebera
F. Pathway Diare

Faktor Infeksi Faktor Malabsorbsi Faktor Faktor Psikologi


Makanan

Entry port Tek. Osmotik Toksik tak Ansietas


dalam usus dapat diserap
Pergeseran air dan
elektrolit ke
rongga usus
Hiperekskresi
cairan & Hiperperistalik
elektrolit

DIARE

Frek. BAB Distensi Abdomen


meningkat

Mual muntah
Kehilangan cairan &
elektrolit berlebih
Nafsu makan menurun

Dehidrasi
BB menurun

Kekurangan Ketidakseimbangan Nutrisi


Volume Cairan
Kurang dari Kebutuhan Tubuh

G. Pemeriksaan Diagnostik Diare


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya,
dengan melakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel
darah putih.
4. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup.
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
6. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

E. Komplikasi Diare
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


 Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
 Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam.
 Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.

F. Penatalaksanaan Medis Diare


1. Pemberian cairan
a. Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
b. Dehidrasi ringan
1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB per oral (intragastrik)
selanjutnya: 125 ml/kgBB per oral (intragastrik)
c. Dehidrasi sedang
1 jam pertama: 50-100 ml/kgBB per oral/intragastrik (sonde)
selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari ad libitum.
d. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun berat badan 3 – 10 kg.
 1 jam pertama : 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes /kgBB/menit (set infus berukuran 1
ml = 15 tetes) atau 13 tetes/kgBB/menit (1 set infus 1 ml = 20 tetes).
 7 jam berikut : 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (1 set infus = 15 tetes)
atau 4 tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
 16 jam berikut: 125 ml/kgBB per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml = 15
tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
2. Pengobatan dietetik
o Untuk anak (1 tahun dan > 1 tahun dengan BAB<7 kg, jenis makanannya:
o Susu (ASI dan atau formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh).
o Makanan ½ padat (bubur), makanan padat (nasi tim).
o Susu khusus sesuai dengan kelainannya misalnya tidak mengandung
laktosa/asam lemak berantai sedang atau jenuh.
3. Obat-obatan
a.       Obat anti – sekresi
b.      Obat spasmolitik
c.       Antibiotik, diberikan jika jelas penyebabnya misal oleh bakteri.
Cairan per oral
o Pasien dehidrasi ringan dan sedang diberi cairan per oral yaitu NaCl dan
NaHCO3, KCl
dan glukosa.
o Pasien diare akut dan koleri umur 6 bulan diberi Natrium 90 mEq/L.
o Pasien umur 6 bulan de ngan dehidrasi ringan/sedang diberi Natrium 50-60
mEq/L.
o Pemberian formula tidak lengkap (mengandung garam dan gula), lengkap
(oralit).
4. Cairan parenteral
o Pemberian RL sesuai dengan berat/ringannya penyakit dan juga sesuai umur
dan BBnya.

I. Asuhan Keperawatan Teori


1. Resiko terjadi gangguan sirkulasi darah
a. Bila dehidrasi masih ringan
 Beri minum sebanyak-banyaknya  1 gelas/pasien defekasi
 Cairan mengand ung elektrolit seperti oralit
 Jika anak muntah dapat diberikan melalui sonde
 Jika lewat oral tidak bisa makan dipasang infus RL sesuai persetujuan
dokter.
b. Pada dehidrasi berat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat, jumlah cairan yang masuk tubuh
dapat dihitung dengan cara:
 Jumlah tetesan permenit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus yang
dipakai
 Perhatikan tanda vital: denyut, nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah.
 Perhatikan frekuensi buang iar besar anak apakah masih sering,
encer/sudah berubah konsistensinya.
 Beri minuman teh/oralit 1-2 sendok setiap jam untuk mencegah bibir dan
selaput lendir kering.
 Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak.
2. Kebutuhan nutrisi
 Beri makanan mengandung cukup kalori, protein, mineral vitamin tetapi
tidak menimbulkan diare kembali.
 Beri ASI terus bagi bayi yang masih minum ASI.
 Bila bayi tidak minum ASI diberi susu yang cocok.
 Bagi anak di atas 1 tahun dan sudah makan biasa dianjurkan makan bubur
tanpa sayuran dan minum teh bagi hari masih diare, hari keesokannya jika
membaik boleh diberi wortel daging tidak berlemak.
3. Risiko terjadi komplikasi
Biasanya terjadi dehidrasi asidosis, dan komplikasi terjadi sebagai akibat tindakan
pengobatan sebagai berikut:
 Infeksi terjadi hematom, flebitis
 Kelebihan cairan terjadi sembab, mengkilap pada kelopak mata bayi,
bengkak seluruh wajah, jika berlanjut edema paru, sesak nafas bila edema
sampai otak, kejang, sehinga terutama untuk bayi tetesannya harus tepat.
 Kulit iritasi dan lecet pada anus dan sekitarnya, dapat dibersihkan dengan
kapas yang dibasahi minyak sayur, jangan sesekali beri bedak.
 Kejang-kejang karena hipoglikemia atau kelebihan cairan.
 Malnutrisi energi protein.
4. Gangguan rasa aman dan nyaman
 Karena sering buang air sehingga melelahkan dapat dirawat di atas eltor
bed.
 Bagi pasien dilakukan biopsi usus perlu diberi penjelasan dan motivasi,
karena posisinya miring 2 – 3 jam.
5. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Beri penyuluhan, seperti penularan penyakit melalui 4 F (finger, feces, food, dan
fly) yaitu:
 Mencuci tangah
 Membiasakan defekasi di jamban
 Kebersihan lingkungan menghindari lalat
 Makanan selalu tertutup dan air minum yang di masak.
 Jangan lupa memberikan oralit, dan ini hanya untuk pencegahan.

 Diagnosa Keperawatan
1. Diare b/d inflamasi bakteri / proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d lembab
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan.

 Intervensi Keperawatan
2 Defisit volume cairan b/d NOC: NIC :
kehilangan cairan aktif ≈        Fluid balance Fluid management -    Mengetahui
Definisi : Penurunan cairan ≈        Hydration        Timbang jumlah
intravaskuler, interstisial, popok/pembalut jika kehilangan
≈        Nutritional Status :
dan/atau intrasellular. Ini diperlukan cairan pasien.
Food and Fluid Intake
mengarah ke dehidrasi,        Pertahankan catatan -    Mengetahui
Kriteria Hasil :
kehilangan cairan dengan keseimbangan
pengeluaran sodium ≈        Mempertahankan urine intake dan output
yang akurat cairan tubuh.
Batasan Karakteristik : output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine        Monitor status
-    Kelemahan hidrasi -    Mengevaluasi
-    Haus normal, HT normal
( kelembaban keadaan umum
-    Penurunan turgor kulit/lidah≈        Tekanan darah, nadi, membran mukosa, pasien.
-    Membran mukosa/kulit suhu tubuh dalam batas nadi adekuat, -    Mencegah
kering normal tekanan darah dehidrasi pasien
-    Peningkatan denyut nadi, ≈        Tidak ada tanda tanda ortostatik ), jika
penurunan tekanan darah, dehidrasi, Elastisitas diperlukan -    Memberikan
penurunan volume/tekanan turgor kulit baik,        Monitor vital sign suplay cairan
nadi membran mukosa        Kolaborasikan tubuh.
-    Pengisian vena menurun lembab, tidak ada rasa pemberian cairan -    Mengetahui
-    Perubahan status mental haus yang berlebihan intravena IV secara dini
-    Konsentrasi urine meningkat
       Monitor status gangguan
-    Temperatur tubuh elektrolit.
nutrisi
meningkat -    Menjaga
       Dorong masukan
-    Hematokrit meninggi keseimbangan
oral
-    Kehilangan berat badan
seketika (kecuali pada third        Berikan cairan tubuh
spacing) penggantian
nesogatrik sesuai -   
output Mengoptimalka
Faktor-faktor yang n masukan oral
       Dorong keluarga
berhubungan: -    Mengurangi
-    Kehilangan volume cairan untuk membantu
pasien makan kejenuhan pada
secara aktif
-    Kegagalan mekanisme        Tawarkan snack pasien
pengaturan ( jus buah, buah
segar ) -    Menjaga
       Atur kemungkinan
keseimbangan
tranfusi cairan,

Hypovolemia
Management -    Menghitung
       Monitor status masukan dan
cairan termasuk haluaran.
intake dan ourput
cairan -    Mengevaluai
       Monitor tingkat Hb hemokonsentras
dan hematokrit i darah pasien.
       Monitor tanda vital -    Mengathui
keadaan umum
       Monitor
pasien.
responpasien
-    Mengevaluasi
terhadap
pengethuan
penambahan cairan
pasien
       Monitor berat
-    Mengevaluasi
badan
kenaikan berat
       Dorong pasien badan
untuk menambah -    Mensuplay
intake oral masukan oral.,
-    Untuk
mengetahui dan
menjaga over
hidrasi.

3 Risiko kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure


kulit b/d ekskresi/BAB Skin and Mucous Management -    Mengurangi
sering Membranes Anjurkan pasien untuk evaporasi
Definisi : Semua risiko Kriteria Hasil : menggunakan
untuk kulit ≈        Integritas kulit yang pakaian
yang yang -    Mencegah
merupakan perubahan baik bisa dipertahankan longgar iritasi daerah
yang bersifat merugikan (sensasi, elastisitas, Hindari kerutan padaa lipatan.
kulit. temperatur, hidrasi, tempat tidur -    Mencegah
pigmentasi) Jaga kebersihan kulit iritasi kulit.
Faktor resiko :
1.      eksternal ≈        Tidak ada luka/lesi pada agar tetap bersih dan
kulit kering -    Mencegah
  factor mekanik
Mobilisasi pasien dekubitus.
  hipo/hipertermi ≈        Perfusi jaringan baik
(ubah posisi pasien)
  imobilitas fisik ≈        Menunjukkan setiap dua jam -    Mencegah
  substansi kimia pemahaman dalam sekali
  ekskresi atau sekresi proses perbaikan kulit Monitor kulit akan komplikasi
  radiasi dan mencegah adanya kemerahan secara dini.
  kelembaban terjadinya sedera Oleskan lotion atau
  pelembab berulang -    Mengetahui
minyak/baby oil
  usia yang ekstrim ≈        Mampu melindungi pada derah yang adanya iritasi
2.      internal kulit dan tertekan kulit.
  pengobatan mempertahankan Monitor aktivitas dan
  tulang yang menonjol kelembaban kulit dan mobilisasi pasien
  kekebalan tubuh perawatan alami
  perubahan sensasi
  perubahanpigmentasi
  perubahan status metabolic
  perubahan sirkulasi
  perubahn turgor kulit
  perubahan status nutrisi
  psikogenik

4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Nutrition


kurang dari kebutuhan tubuh ≈        Nutritional Status : Management
b/d penurunan intake≈        Nutritional Status : food Kaji adanya alergi
makanan and Fluid Intake makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak Kolaborasi dengan
≈        Nutritional Status :
cukup untuk keperluan ahli gizi untuk
nutrient Intake
metabolisme tubuh. menentukan jumlah
Batasan karakteristik : ≈        Weight control kalori dan nutrisi
-    Berat badan 20 % atau lebih Kriteria Hasil : yang dibutuhkan
di bawah ideal ≈        Adanya peningkatan pasien.
-    Dilaporkan adanya intake berat badan sesuai Yakinkan diet yang
makanan yang kurang dari dengan tujuan dimakan
RDA (Recomended Daily ≈        Beratbadan ideal sesuai mengandung tinggi
Allowance) dengan tinggi badan serat untuk
-    Membran mukosa dan ≈        mencegah
konjungtiva pucat Mampumengidentifikasi konstipasi
-    Kelemahan otot yang kebutuhan nutrisi Ajarkan pasien
digunakan untuk
≈        Tidk ada tanda tanda bagaimana membuat
menelan/mengunyah malnutrisi catatan makanan
-    Luka, inflamasi pada rongga ≈        Menunjukkan harian.
mulut peningkatan fungsi Kaji kemampuan
-    Mudah merasa kenyang, pengecapan dari pasien untuk
sesaat setelah mengunyah menelan mendapatkan nutrisi
makanan yang dibutuhkan
≈        Tidak terjadi penurunan
-    Dilaporkan atau fakta
berat badan yang berarti
adanya kekurangan makanan
-    Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa
-    Perasaan ketidakmampuan
untuk mengunyah makanan
-    Miskonsepsi
-    Kehilangan BB dengan
makanan cukup
-    Keengganan untuk makan
-    Kram pada abdomen
-    Tonus otot jelek
-    Nyeri abdominal dengan
atau tanpa patologi
-    Kurang berminat terhadap
makanan
-    Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
-    Diare dan atau steatorrhea
-    Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
-    Suara usus hiperaktif
-    Kurangnya informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Suharyono, dkk. 1998. Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: Gaya Baru.


Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan
Klasifikasi. Yogyakarta: Prima Medika.
Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai