Anda di halaman 1dari 11

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019

p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

PENANGGULANGAN STUNTING DAN PEMBERIAN ASUPAN NUTRISI DENGAN


KEJADIAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 0-5 TAHUN

Ana Samiatul Milah1, Dini Nurbaeti Zen2, Nina Rosdiana3


anamilah.fikesunigal82@gmail.com
1,2,3
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis

ABSTRAK

Stunting adalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi
(Karbohidrat,Protein, vitamin, mineral, lemak) dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dalam usia pertumbuhan yakni tinggi badan
anak menjadi lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Pola asuh yang benar bisa ditempuh
dengan memberikan perhatian yang penuh serta kasih sayang pada anak, memberinya waktu yang
cukup untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Kejadian ini terjadi di
Kabupaten ciamis yang kami teliti pada bulan periode Februari – Juli Tahun 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan Penanggulangan Stunting dan pemberian asupan nutrisi dengan
kejadian status gizi pada anak usia 0-5 tahun di desa baregbeg kabupaten ciamis tahun 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian deskriptif. Sampel
yang digunakan adalah semua ibu yang memiliki balita 0-5 tahun di Desa Baregbeg Kecamatan
Baregbeg Kabupaten ciamis sebanyak 74 orang dengan menggunakan teknik simple random
sampling.Hasil penelitian ini menunjukan diantaranya status gizi balita adalah kategori gizi kurang
sebanyak 43 orang (58,1%), kebiasaan pemberian makan kategori cukup sebanyak 58 orang
(91,9%), kebiasaan pengasuhan kategori kurang 35 responden (47,4%), kebiasaan kebersihan
kategori cukup sebanyak 39 orang (52,7%), kebiasaan pelayanan kesehatan kategori cukup
sebanyak 38 orang (51,3%).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa angka status gizi di
desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis tahun 2019 berada dalam kategori kurang
sebanyak 43 orang (58,1%). Keimpulan, Dari pengetahuan tentang hasil penelitian ini diharapkan
terjadinya Suatu peningkatan peran dan fungsi ibu yang sebenarnya dalam pola pengasuhan balita
agar angka status gizi yang diharapkan meningkat menjadi lebih baik demi terciptanya generasi
yang lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Kata Kunci : Stunting, Asupan Nutrisi, Status Gizi Anak

ABSTRACT

Stunting is a chronic malnutrition caused by a lack of nutrient intake (Carbohydrates,


Proteins, vitamins, minerals, fats) in a long time, resulting in growth disorders in children of
growth age ie the child's height becomes lower or shorter than the standard age. The right
parenting can be pursued by giving full attention and affection to the child, giving him enough time
to enjoy being with the whole family. This incident occurred in the District of Ciamis which we
examined in the February - July period of 2019. This study aims to obtain Stunting
Countermeasures and provide nutritional intake with the occurrence of nutritional status in
children aged 0-5 years in the village of Baregbeg district of Ciamis in 2019. Methods used in this
research is descriptive research method. The sample used was all mothers who have toddlers 0-5
years in Baregbeg Village, Baregbeg District, ciamis Regency as many as 74 people using simple
random sampling techniques. The results of this study showed that among them the nutritional
status of toddlers was the category of undernourished nutrition as many as 43 people (58.1% ), 58
people (91.9%) of adequate feeding habits category, 35 respondents (47.4%) parenting habits, 39
people (52.7%) category enough hygiene habits, health service habits in the enough category 38
people (51.3%). From the results of this study it can be concluded that the nutritional status
figures in the village of Baregbeg, Baregbeg Subdistrict, Ciamis Regency in 2019 were in the poor
category of 43 people (58.1%). Conclusion, From the knowledge of the results of this study, it is

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 63


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

expected that an increase in the actual role and function of mothers in the pattern of caring for
children under five so that the expected nutritional status increases to be better for the creation of
a better generation for the advancement of the nation and state of Indonesia.

Keywords: Stunting, Nutrition, Child Nutritional Status

PENDAHULUAN
Latar Belakang sumber air bersih, jamban keluarga, serta
Stunting adalah kurang gizi kronis perilaku cuci tangan dengan sabun dimana
yang disebabkan oleh kurangnya asupan menurut penelitian Curtis (2005)
nutrisi (Karbohidrat,Protein, vitamin, menyebutkan bahwa perilaku cuci tangan
mineral, lemak) dalam waktu yang cukup dengan sabun pada saat yang tepat dapat
lama, sehingga mengakibatkan gangguan mengurangi peluang terkena diare sampai
pertumbuhan pada anak dalam usia 47 %, yang diikuti oleh fasilitas sanitasi
pertumbuhan yakni tinggi badan anak sebesar 38 %. Faktor-faktor yang
menjadi lebih rendah atau pendek dari mempengaruhi terjadinya diare secara
standar usianya ( Depkes RI ,2019). Prilaku langsung adalah perilaku cuci tangan ibu
(Pengetahuan, Sikap, Praktek). Pada balita, hygiene dan sanitasi serta keadaan
Seorang Ibu yang mempunyai anak serta status gizi balita. Perilaku ini semestinya
hidup dalam sebuah rumah tangga yang ditempatkan pada jajaran paling atas
sekaligus merupakan bagian dari keluarga sebagai program kesehatan masyarakat di
tersebut tidaklah lagi sebagai miniatur dari Puskesmas dan dapat diberikan penyuluhan
orang dewasa, melainkan anak harus dilihat dalam bentuk Promosi Kesehatan, dimana
sebagaimana layaknya seseorang individu fungsi puskesmas sebagai layanan
yang utuh dan unik, dia mempunyai kesehatan formal yang paling dekat dengan
kebutuhan khusus yang berbeda dengan masyarakat harus perlu mendapatkan peran
kebutuhan orang dewasa (Sujono, 2019). yang lebih besar, untuk dapat menjangkau
Lingkungan keluarga memiliki masyarakat dengan pendekatan KEIM
peran cukup besar dalam membentuk (Komunikasi, Edukasi, Informasi dan
kepribadian anak, karena dalam keluarga Motivasi) guna memberikan informasi dan
anak yang pertama kali mengenal dunia ini. mengubah perilaku bersih. Puskesmas
Anak sering mencontoh semua prilaku yang menjadi sangat penting artinya peran
ia lihat terutama di lingkungan keluarga preventif semestinya mendapat porsi lebih
karena memang di dalam keluargalah anak besar dalam mengatur anggaran yang ada
pertama kali mengenal pendidikan secara sehingga dapat mengkomunikasikan
utuh. pentingnya perilaku bersih secara lebih baik
Pola asuh dalam keluarga yang serta mulai memberikan lebih banyak peran
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang pada sektor kesehatan masyarakat agar bisa
nilai-nilai kehidupan, sosial, dan agama mengkomunikasikan perilaku bersih guna
yang diberikan merupakan faktor yang mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan
kondusif untuk mempersiapkan anak untuk dengan lingkungan yang ada di sekitarnya
menjadi pribadi dan anggota masyarakat (Diah, 2010).
yang sehat ( Dari Faktor Psikologi). Masih tingginya angka prevalensi
Menurut Yusuf (2019) yang dimaksud pola gizi kurang merupakan bukti belum
asuh adalah cara, bentuk atau strategi dalam terselenggaranya secara optimal
pendidikan keluarga yang diakukan oleh Penanggulangan masalah gizi pada
orang tua kepada anak-anaknya. Pola masyarakat. Berbagai upaya untuk
dengan memberikan rasa kasih sayang dari mengatasi masalah gizi tersebut tidak
orang tua memegang peranan cukup penting terlepas dari kebijakan dan strategi
dalam memberikan standar prilaku dan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan
sumber motivasi kepada anak untuk masyarakat. Pendidikan kesehatan melalui
memenuhi peraturan tersebut. penyuluhan dengan Pendekatan KEIM
Faktor hygiene dan sanitasi (Komunikasi, Edukasi, Informasi dan
merupakan masalah penyebab terjadinya Motivasi) yang dapat merupakan salah satu
masalah kesehatan serta yaitu pengadaan program yang diselenggarakan oleh

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 64


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

pemerintah dalam meningkatkan kesadaran (Asupan Nutrisi) seperti menerapkan pola


gizi dalam upaya meningkatkan status gizi makan gizi seimbang (Sumber zat makanan
masyarakat terutama pada ibu, yang terdiri dari Karbohidrat, Protein,Vitamin,
mempunyai bayi dan balita, serta usia Mineral, lemak), perilaku dan kebiasaan
produktif. Pola pengasuhan seperti memperhatikan
Perbaikan status gizi masyarakat anak pada saat bermain, perilaku dan
merupakan fokus prioritas poin kedua kebiasaan kebersihan seperti membiasakan
dalam kerangka kebijakan pembangunan anak untuk mencuci kaki sebelum tidur dan
kesehatan sebagaimana yang tertuang kebiasaan membawa ke tempat pelayanan
dalam Rencana Pembangunan Jangka kesehatan seperti ibu selalu membawa anak
Menengah (RPJM) bidang kesehatan tahun ke posyandu pada setiap kegiatan posyandu
2010-2015 dan yang ada dalam Millenium berlangsung dilaksanakan setiap 1 (ssatu)
Develovmen Goal( MDG’S) rencana tahun bulan sekali dapat diperoleh 8 orang (80%)
2015 pun masalah gizi masih menjadi memiliki kebiasaan yang kurang baik dan
fokus masalah kesehatan pemenuhan sisanya sebanyak 2 orang (20%) yang
nutrisi pada balita Khususnya. Salah satu memiliki perilaku yang baik.
upaya untuk memperbaiki status gizi Berdasarkan latar belakang masalah
masyarakat yaitu dengan cara peningkatan tersebut di atas, maka perlu dilakukan
pelayanan gizi dan masyarakat melalui penelitian dengan judul “Hasil
pembinaan gizi masyarakat yaitu melalui Penanggulangan Stunting Dan pemberian
program KADARZI (Sarjunani, 2015). asupan nutrisi dengan kejadian status gizi
Penanggulangan masalah gizi di pada anak usia 0-5 Tahun di Desa Baregbeg
Provinsi Jawa Barat, upaya yang dilakukan Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat saat Tahun 2019”.
ini meliputi upaya jangka pendek, dengan
melakukan pelacakan kasus gizi buruk di METODE PENELITIAN
setiap kabupaten dan kota. Jika ditemukan Metode dalam Penelitian ini
kasus gizi buruk segera dirujuk ke rumah adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam
sakit umum kelas III dengan biaya gratis penelitian ini adalah semua ibu yang
bagi masyarakat miskin. Selain itu juga memiliki balita 0-5 tahun di Desa Baregbeg
dilakukan dengan peningkatan kualitas Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
sumber daya manusia serta pelatihan bagi sebanyak 284 orang. Pengambilan Sampel
petugas tenaga Gizi ( Kesehatan) (DinKes dalam penelitian ini adalah sebagian yang
Prop. Jawa Barat, 2011). diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
Desa Baregbeg Kecamatan dan dianggap mewakili seluruh populasi
Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2019 (Notoatmodjo, 2007).
Periode bulan September – Oktober Rumus yang digunakan mencari
terdapat 24 orang balita yang mengalami sampel adalah sebagai berikut :
gizi kurang dan 1 orang balita mengalami
N
gizi buruk dari jumlah balita keseluruhan n 2
1  N (d)
sebanyak 920 orang. Pada Tahun 2011 yang
mengalami gizi kurang sebanyak 77 orang
dan 2 orang gizi buruk dari 989 orang
balita, salah satu penyebab terjadinya gizi
buruk yang terjadi adalah karena perilaku Keterangan :
kesehatan yang kurang baik dan asupan n = Jumlah sampel
nutrisi/gizi yang kurang terpenuhi. N = Besar populasi
Hasil studi pendahuluan di Desa d =Tingkat kepercayaan (10%)
Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten 284
Ciamis Periode bulan Februari sampai n 
Maret dengan Tahun 2019 melalui 1  284(0,1) 2
wawancara yang dilaksanakan terhadap 10 284
orang ibu yang memiliki anak usia 0-5 n 
3,84
tahun mengenai perilaku ibu tentang
perilaku dan kebiasaan pemberian makan n  73,96  74

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 65


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

suatu indeks yang menunjukkan alat ukur


Dalam penelitian ini digunakan itu benar-benar mengukur apa yang diukur,
teknik pengambilan sampel teknik dan reliabilitas yaitu indeks yang
simple random sampling yaitu menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengambilan sampel dilakukan secara pengukur dapat dipercaya atau dapat
acak sehingga subjek dianggap sama diandalkan (Notoatmodjo, 2002
untuk memperoleh kesempatan dipilih Analisis yang dilakukan adalah
menjadi sampel tanpa perasaan ingin dengan menggunakan distribusi frekuensi
mengistimewakan satu atau beberapa dengan tujuan untuk mengetahui hasil
subjek untuk dijadikan sampel. Metode Penanggulangan Stunting dan pemberian
pengambilan sampel acak sederhana asupan nutrisi dengan kejadian status gizi
yang dilakukan menggunakan teknik pada anak usia 0-5 tahun.
undian (Arikunto, 2006). Jadi jumlah kemudian selanjutnya dilakukan
sampel dalam penelitian ini adalah pengolahan hasil penelitian dengan cara
sebanyak 74 orang ibu yang memiliki menghitung persentase jawaban yang benar
balita 0-5 tahun. untuk setiap item pertanyaan dari seluruh
Penelitian dilakukan di Desa responden dengan menggunakan rumus :
Baregbeg Kecamatan Manonjya Y
Kabupaten Ciamis periode bulan X X 100%
N
September – Oktober 2019. Keterangan:
Variabel dalam penelitian ini X = pengetahuan responden tentang
Penanggulangan Stunting pada ibu bantuan hidup dasar.
dengan status gizi anak usia 0-5 tahun. Y = Jumlah alternatif jawaban yang benar.
Instrumen yang akan N = Jumlah keseluruhan soal.
digunakan dalam penelitian ini yaitu Alasan menggunakan rumus ini, karena
kuesioner berupa lembar check list.
jawaban setiap responden berbeda dan
Pertanyaan tertutup berisi identitas dihitung berdasarkan jumlah, kemudian
responden dan pertanyaan terbuka interpretasi data hasil penelitian
terdiri dari beberapa pertanyaan dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu :
berkaitan dengan perilaku ibu yang a. Baik : Apabila didapat hasil
mempunyai balita tentang status gizi, 76-100%.
pemberian makan, pola asuh, b. Cukup : Apabila didapat hasil
kebersihan diri dan pelayanan 56-75%.
kesehatan.
c. Kurang : Apabila didapat hasil
Pengumpulan Data Primer 0-55%.
yang diperoleh melalui wawancara (Arikunto, 2006).
langsung dengan ibu yang memiliki
anak usia 0-5 tahun yang ditetapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi responden dan berpedoman HASIL
pada instrumen yang telah Status Gizi Balita
dipersiapkan.
Berdasarkan hasil penelitian secara
Pengumpulan Data Sekunder yang deskriptif dengan menggunakan kuesioner
diperoleh dari catatan dan laporan yang ada yang dilakukan di Desa Baregbeg
di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
Kabupaten Ciamis untuk mendapatkan Tahun 2019 mengenai status gizi balita
jumlah ibu yang memiliki balita. diperoleh hasil sebagai berikut.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti Distribusi Frekuensi Status Gizi
dengan dibantu 2 orang tenaga ahli gizi
Balita di Desa BaregbegKecamatan
puskesmas, dan data yang telah terkumpul Baregbeg Kabupaten CiamisTahun 2019
akan diolah secara deskriptif dan analitis
serta disajikan dalam tabel distribusi
No Kategori f %
frekuensi.
Agar instrumen valid dan reliabel
maka sebelum digunakan sebagai alat ukur 1 Gizi Buruk 2 2,7
penelitian dilakukan uji validitas yaitu 2 Gizi Kurang 43 58,1

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 66


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

3 Gizi Baik 29 39,2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Pengasuhan di


4 Gizi Lebih 0 0,0 Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg
Total 74 100 Kabupaten Ciamis Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui No Kategori f %


bahwa di Desa Baregbeg Kecamatan
Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 1 Baik 9 12,2
2019, balita dengan status gizi kurang 2 Cukup 30 40,5
merupakan persentase terbesar yaitu 3 Kurang 35 47,4
sebanyak 43 orang (58,1%), balita Total 74 100
dengan status gizi baik sebanyak 29
orang (39,2%) dan balita yang dengan Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di
status gizi buruk sebanyak 2 orang Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg
(2,7%). Kabupaten Ciamis Tahun 2019, keluarga yang
memiliki kebiasaan pengasuhan dengan
Penanggulangan Stunting kategori kurang merupakan persentase terbesar
yaitu sebanyak 35 orang (47,4%).
a. Kebiasaan Pemberian Makan c. Kebiasaan Kebersihan
Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian yang
penelitian yang dilakukan di dilakukan di Desa Baregbeg Kecamatan
Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2019
Baregbeg Kabupaten Ciamis mengenai kebiasaan kebersihan diperoleh hasil
Tahun 2019 mengenai kebiasaan sebagai berikut.
pemberian makan diperoleh hasil Distribusi Frekuensi Kebiasaan Kebersihan di
sebagai berikut. Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg
Kabupaten Ciamis Tahun 2019
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Pemberian
Makan di Desa Baregbeg Kecamatan
No Kategori f %
BaregbegKabupaten Ciamis
Tahun 2019
1 Baik 8 10,8
No Kategori f % 2 Cukup 39 52,7
3 Kurang 27 36,5
Total 74 100
1 Baik 5 6,8
2 Cukup 68 91,9
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di
3 Kurang 1 1,4
Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg
Total 74 100
Kabupaten Ciamis Tahun 2019, keluarga yang
memiliki kebiasaan kebersihan dengan kategori
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa cukup yaitu sebanyak 39 orang (52,7%).
di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg d. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Ciamis Tahun 2019, keluarga Berdasarkan hasil penelitian
yang memiliki kebiasaan pemberian makan yang dilakukan Desa Baregbeg
kategori cukup merupakan persentase Kecamatan Baregbeg Kabupaten
terbesar yaitu sebanyak 68 orang (91,9%). Ciamis Tahun 2019 mengenai
kebiasaan pelayanan kesehatan
b. Kebiasaan Pengasuhan diperoleh hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di Desa Baregbeg Distribusi Frekuensi Kebiasaan Pelayanan
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Kesehatan di Desa Baregbeg Kecamatan
Ciamis Tahun 2019 mengenai BaregbegKabupaten Ciamis
kebiasaan pengasuhan diperoleh Tahun 2019
hasil sebagai berikut.

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 67


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

meliputi proses penyediaan dan


No Kategori f % penggunaan gizi untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan serta
1 Baik 7 9,5 aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat
2 Cukup 38 51,3 terjadi akibat ketidakseimbangan
3 Kurang 29 39,2 asupan zat-zat gizi, faktor penyakit
Total 74 100 pencernaan, absorpsi dan penyakit
Dari tabel di atas dapat diketahui infeksi.
bahwa di Desa Baregbeg Kecamatan Masalah gizi merupakan
Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2019, masalah yang sangat kompleks dan
keluarga yang memiliki kebiasaan terhadap mempunyai dimensi yang sangat luas,
pelayanan kesehatan dengan kategori cukup tidak hanya menyangkut aspek
sebanyak 38 orang (51,3%). kesehatan tetapi juga meliputi masalah
sosial, ekonomi, budaya, pola asuh,
PEMBAHASAN pendidikan, lingkungan dan perilaku.
Stunting Mengingat penyebabnya sangat
Stunting adalah kurang gizi kronis kompleks, pengolahan gizi buruk
yang disebabkan oleh kurangnya memerlukan kerjasama yang
asupan nutrisi (Karbohidrat,Protein, komprehensif dan semua pihak, bukan
vitamin, mineral, lemak) dalam waktu hanya oleh petugas medis, namun juga
yang cukup lama, sehingga pihak orang tua, keluarga, pemuka
mengakibatkan gangguan pertumbuhan agama dan pemerintah.
pada anak dalam usia pertumbuhan Hasil penelitian ini sejalan
yakni tinggi badan anak menjadi lebih dengan pendapat dari Jaringan
rendah atau pendek dari standar Informasi Pangan dan Gizi (2015) yang
usianya. Stunting merupakan hambatan menyatakan bahwa gizi kurang
pertumbuh-an yang diakibatkan oleh merupakan salah satu masalah gizi
selain kekurangan asupan zat gizi juga utama pada balita Indonesia. Gangguan
adanya masalah kesehat-an. Stunting (masalah) gizi pada anak balita, dapat
adalah suatu proses yang ber-dampak menyebabkan marasmus, kwashiorkor
pada perkembangan anak mulai dari atau marasmik-kwashiorkor yang juga
tahap dini, yakni saat konsepsi hingga akan menyebabkan gangguan
tahun ke-3 atau ke-4 kehidupan anak, pertumbuhan pada anak usia sekolah.
di mana keadaan gizi ibu dan anak Gangguan ini akan menjadi serius bila
merupakan faktor penting dari tidak ditangani secara intensif.
pertumbuhan anak.3 Stunting pada usia Pertumbuhan dapat dilihat dengan
dini ber-hubungan dengan kejadian bebe-rapa indikator satus gizi. Secara
kemunduran mental pada tingkat umum terdapat 3 indikator yang bisa
kecerdasan anak, perkembangan digunakan untuk meng-ukur
psikomotorik dan kemampuan motorik pertumbuhan bayi dan anak, yaitu
yang baik. Juga bisa menurunkan indikator berat badan menurut umur
kemampuan kerja pada saat usia (BB/U), tinggi badan menurut umur
dewasa (TB/U) dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB). Stunting merupakan
Status Gizi salah satu masalah gizi yang
Berdasarkan hasil penelitian diakibatkan oleh kekurangan zat gizi
mengenai status gizi balita di Desa secara kronis. Hal ini ditunjukkan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg dengan indikator TB/U dengan nilai
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 skor-Z (Z-score) di bawah minus 2.
frekuensi terbesar adalah termasuk Dampak dari gangguan pada
kategori gizi kurang yaitu sebanyak 43 masa bayi dan anak, khususnya
orang (58,1%). Gizi merupakan salah stunting dapat menyebabkan gangguan
satu kebutuhan hidup manusia yang perkembangan kognitif dan
erat kaitannya dengan kualitas fisik meningkatnya risiko terhadap penyakit
maupun mental manusia. Keadaan gizi infeksi dan lebih lanjut kematian.1

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 68


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Stunting juga berhubungan dengan stunting.12 Dijkhuizen et al. juga


performa sekolah, bahkan, pada tingkat menemukan peningkatan petumbuhan
lanjut dapat menurunkan tingkat linier hanya terjadi pada bayi yang
produktivitas di masa dewasa. menderita anemia.16 Rupanya,
keadaan bayi yang pada awal
Penanggulangan Stunting intervensi menderita stunting atau
Usia 0–2 tahun atau usia bawah tiga anemia lebih responsif pada saat
tahun (batita) merupakan periode emas diberikan zat gizi dibandingkan yang
(golden age) untuk pertumbuhan dan normal. Mungkin hal ini juga yang
perkembangan anak, karena pada masa menyebabkan perbedaan hasil
tersebut terjadi pertumbuhan yang intervensi, seperti yang terlihat pada
sangat pesat. Periode 1000 hari penelitian Wasantwisut et al.21,
pertama sering disebut window of Fahmida U dkk.8, Dijkhuizen et al.16,
opportunities atau periode emas ini Thu BD et al.12, walau zat gizi yang
didasarkan pada kenyataan bahwa pada diberikan sama (Fe + Zn). Penambahan
masa janin sampai anak usia dua tahun zat gizi lain, seperti vitamin A dan
terjadi proses tumbuh-kembang yang vitamin C, ternyata juga tidak selalu
sangat cepat dan tidak terjadi pada berefek positif (Tabel 3). Intervensi
kelompok usia lain. Gagal tumbuh dengan memberikan multi-
pada periode ini akan mempengaruhi micronutrient (MMN) pada bayi
status gizi dan kesehatan pada usia ternyata juga menunjukkan hasil yang
dewasa.2 Oleh karena itu perlu bervariasi. Penelitian Untoro J dkk.
dilakukan upaya-upaya serta Hop LT menunjukkan
penanggulangan masalah stunting ini peningkatan panjang badan yang
mengingat tingginya prevalensi bermakna setelah 6 bulan
stunting di Indonesia. intervensi.14,17 MMN ada yang
Hasil kajian terhadap jenis disebut Taburia untuk di Indonesia atau
intervensi dalam rangka upaya sprinkle merupakan bahan intervensi
pencegahan stunting pada anak batita untuk menanggulangi masalah
diperoleh sebanyak 16 artikel. Ada 4 defisiensi mikronutrien pada anak
jenis intervensi dalam upaya balita dan merupakan salah satu
penanggulangan masalah stunting pada program secara nasional di Indonesia.
anak batita, yaitu zat gizi tunggal, Adanya perbedaan desain, dosis dan
kombinasi 2–3 zat gizi, multi-zat-gzi- lama intervensi akan berpengaruh
mikron dan zat gizi plus penambahan terhadap hasil outcome yang diukur.
energi. Namun, dari Tabel 2 jenis zat Kekuatan desain penelitian dalam tiap
gizi sebagai bahan intervensi yang artikel bisa dilihat dari skor Jadad, nilai
paling banyak digunakan untuk 5 menunjukkan pelaksanaan penelitian
peningkatan pertambahan panjang secara terbuka dikemukanan mulai
linier adalah mineral seng (Zn), zat awal perrekrutan sampel sampai selesai
besi (Fe), serta kombinasi keduanya, berakhirnya intervensi. Pada Tabel 9
seperti halnya vitamin A. terlihat intervensi yang dilakukan Hop
Intervensi dengan zat gizi LT dan Smuts et al. (pemberian multi-
tunggal (vitamin A, Zn, Fe) atau zat-gizi-mikro selama 6 bulan)
kombinasi 2-3 jenis zat gizi mempunyai persamaan.17,18 Namun,
memberikan hasil yang bervariasi hasil intervensi menunjukkan, selisih
terhadap peningkatan panjang badan. Z-score yang berbeda. Jumlah sampel
Intervensi dengan pemberian vitamin dan kondisi awal sampel bisa menjadi
A15, pemberian Zn selama 6 bulan salah satu faktor perbedaan.
memberikan dampak peningkatan Tabel 10 memperlihatkan,
panjang badan anak batita secara penelitian intervensi dalam upaya
signifikan.8,16 Sementara pada peningkatan panjang badan bayi
penelitian Thu BD et al., peningkatan dengan memberikan zat gizi mikro
panjang badan hanya terjadi pada bayi (Zn) dikombinasikan dengan zat gizi
yang pada awalnya menderita makro sumber karbohidrat serta

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 69


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

penambahan multivitamin. Outcome rendah mencerminkan interaksi ibu


dari intervensi ternyata tidak mampu dengan anak akan berhubungan positif
meningkatkan panjang badan atau dengan keadaan gizi anak. Ini berarti
HAZ secara signifikan. bahwa anak usia 0-5 tahun yang status
Terlepas dari tidak gizinya tidak baik mempunyai peluang
didapatkannya pertambahan panjang bahwa keluarga tersebut memiliki
badan yang signifikan, tidak diragukan kebiasaan pemberian makan tidak baik.
bahwa inetervensi zat gizi mikro Asupan makanan merupakan
memberikan keuntungan terhadap penyebab langsung terhadap status gizi
peningkatan status zat gizi mikro atau anak balita, selain infeksi penyakit.
kesehatan bayi secara umum. Vitamin Tidak baiknya keluarga dalam
A dan Fe diketahui mempunyai peran memberikan makanan pada anak usia
terhadap tingkat imunitas anak, balita tersebut dapat disebabkan dalam
sedangkan Zn berperan dalam penyediaan makanan yang sarat gizi
pertumbuhan anak. mengalami keterbatasan. Penelitian
Pertumbuhan anak merupakan Kartika (2006) tentang pola makanan
produk dari multi-faktor, baik faktor anak usia 6-18 bulan, ditemukan 80%
gizi maupun lingkungan. Periode masa anak mempunyai pola makan yang tidak
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun lengkap, sehingga menyebabkan status
dikatakan merupakan periode kritis gizi tidak baik. Penyebab lainnya adalah
atau periode sensitif karena bila terjadi kesibukan si ibu atau pengasuh lainnya
masalah pada periode ini dampaknya dalam mencari nafkah seperti bekerja di
tidak dapat diperbaiki atau tidak bisa ladang sehingga kurang waktu dalam hal
tumbuh secara optimal. pemberian makan yang baik dan
Secara umum dapat kurangnya waktu untuk menyiapkan
disimpulkan bahwa intervensi pada makanan dengan lengkap. Di samping itu
bayi dalam rangka penanggulangan status gizi tidak baik tersebut
masalah stunting dengan memberikan kemungkinan dapat disebabkan adanya
zat gizi tunggal, kombinasi 2-3 zat gizi infeksi penyakit pada anak balita. Infeksi
atau multi-zat-gizi-mikro telah banyak penyakit dapat terjadi pada anak dapat
dilakukan dan dampaknya, walau dikarenakan kurangnya asupan makanan
sedikit, bisa mencegah anak batita yang dapat menyebabkan daya tahan
menjadi stunting. Selain suplementasi tubuh menjadi rendah, sehingga mudah
zat gizi mikro, seperti vitamin A, Zn, terkena infeksi.
Fe, dan iodium, peningkatan ASI b. Kebiasaan Pengasuhan
eksklusif, makanan pendamping ASI Berdasarkan hasil penelitian
serta konseling semasa ibu hamil, mengenai perilaku positif di Desa
harus juga terus dilakukan. Maka dari Baregbeg Kecamatan Baregbeg
itu suatu langkah dan pendekatan yang Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam
di dapat dari hasil penelitian adalah : kebiasaan pengasuhan frekuensi terbesar
a. Kebiasaan Pemberian Makan adalah termasuk kategori kurang yaitu
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 35 orang (47,3%). Pola asuh
mengenai perilaku positif di Desa yang baik merupakan hasil dan adanya
Baregbeg Kecamatan Baregbeg interaksi positif antara anak dengan
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam pengasuh utama yang dapat membantu
kebiasaan pemberian makan frekuensi perkembangan emosi dan psikologis
terbesar adalah termasuk kategori cukup anak.
yaitu sebanyak 58 orang (91,9%). Dengan pola asuh yang baik dan
Kebiasaan memberi makan anak-anak benar termasuk dalam memberikan
kecil berusia di atas 6 bulan dengan perhatian dapat menciptakan
berbagai variasi makanan dalam porsi perkembangan anak yang normal. Ini
kecil setiap hari, pemberian makan berarti bahwa anak usia 0-5 tahun yang
secara aktif, pemberian makan selama memiliki status gizi tidak baik
sakit dan penyembuhan serta menangani mempunyai peluang pada keluarga yang
anak yang memiliki selera makan yang menerapkan kebiasaan pola asuh tidak

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 70


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

baik dibandingkan dengan anak pada usia 0-5 tahun sudah dibiarkan bermain
keluarga dengan pola asuh yang baik. sendiri. Demikian juga disebutkan bahwa
Jadi dengan melakukan pola pengasuhan peluang status gizi kurang pada anak
pada anak secara baik termasuk memberi dengan sumber air minum buruk 1,7 kali
perhatian dalam kebutuhan makan dan lebih tinggi dibanding anak dengan
menjaga kesehatan anak, dan sumber air minum baik.
berpengaruh terhadap status gizinya. d. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan
Perlu diketahui bahwa dalam hal Berdasarkan hasil penelitian
pengasuhan anak, ibu adalah orang yang mengenai perilaku positif di Desa
paling banyak terlibat, sehingga Baregbeg Kecamatan Baregbeg
pengaruhnya sangat besar pada Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam
perkembangan anak. kebiasaan mendapatkan pelayanan
c. Kebiasaan Kebersihan kesehatan memiliki frekuensi terbesar
Berdasarkan hasil penelitian adalah kategori cukup yaitu sebanyak
mengenai perilaku positif di Desa 38 orang (51,4%). Kebiasaan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg mengakses pelayanan kesehatan bagi
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam anak seperti memberikan imunisasi,
kebiasaan kebersihan memiliki frekuensi pengobatan penyakit dan bantuan
terbesar adalah kategori cukup yaitu tenaga profesional sangat berperan
sebanyak 39 orang (52,7%). Kebersihan dalam menjaga kesehatan anak. Ini
diri yang menyangkut kebersihan tubuh, berarti bahwa anak usia 0-5 tahun yang
kebersihan makanan dan lingkungan memiliki status gizi tidak baik
berperan dalam pemeliharaan kesehatan mempunyai peluang terdapat pada
anak serta mencegah penyakit infeksi keluarga yang pelayanan kesehatannya
yang pada gilirannya dapat tidak baik dibandingkan dengan anak
mempengaruhi status gizi anak. Ini pada keluarga yang mendapatkan
berarti bahwa anak usia 0-5 tahun yang pelayanan kesehatannya baik. Mudah
memiliki status gizi tidak baik tidaknya keluarga untuk memperoleh
mempunyai peluang pada keluarga yang kemudahan tentang kesehatan,
menerapkan kebiasaan kebersihan diri tersedianya dan kemudahan sarana
tidak baik dibandingkan dengan anak kesehatan termasuk sumber daya
pada keluarga dengan kebersihan diri manusianya serta kemampuan
yang baik. keluarga.
Kebersihan diri yang tidak baik
akan memudahkan timbulnya penyakit KESIMPULAN DAN SARAN
infeksi pada anak, apalagi bila asupan
makanan bagi anak kurang karena KESIMPULAN
kemiskinan. Kebersihan yang tidak baik Berdasarkan hasil penelitian dan
khususnya yang menyangkut lingkungan pembahasan yang telah dilakukan
seperti pembuangan tinja maupun mengenai hasil “Penanggulangan Stunting
penyediaan air bersih yang kurang ” dan asupan nutrisi terhadap status gizi
memadai sangat berpotensi timbulnya anak usia 0-5 tahun di Desa Baregbeg
penyakit pada anak. Penelitian Tarigan Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
(2003) menunjukkan bahwa prevalensi Tahun 2019 dapat ditarik kesimpulan Ada
gizi kurang pada anak dengan tempat 4 jenis intervensi dalam upaya
buang air besar buruk, meningkat dan penanggulangan stunting pada anak batita,
36,4% menjadi 41,6%. Pada umumnya yaitu pemberian zat gizi tunggal, kombinasi
kebiasaan kebersihan ibu atau pengasuh 2–3 zat gizi, multi-zat-gizi-mikro, dan zat
lainnya masih belum sesuai dengan gizi plus penambahan energi (zat gizi
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makro).
lingkungan, hal ini dapat juga dilihat Intervensi pada bayi dengan
pada saat observasi lingkungan memberikan zat gizi tunggal, kombinasi 2-
responden, sehingga akan menjadi faktor 3 zat gizi atau multi-zat-gizi-mikro
penyebab timbulnya penyakit infeksi mempunyai hasil yang tidak konklusif
pada anak, karena pada umumnya anak bervariasi terhadap peningkatan panjang

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 71


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

badan atau pertumbuhan bayi atau anak. kesehatan dengan konsep perilaku ibu
Yang dapat di tindaklanjuti sebagai yang positif terhadap peningkatan
berikut: kualitas gizi balita dalam keluarga
Status gizi balita di Desa Baregbeg dengan penyelenggaran lim azat gizi
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis yang diperlukan oleh tubuh manuasia
Tahun 2019 sebagian besar termasuk yaitu
kategori gizi kurang yaitu sebanyak 43 Karbohidrat,Protein,Vitamin,Mineral,L
orang (58,1%). emak.
Kebiasaan Pemberian makan di Desa Bagi Tenaga Kesehatan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg Melalui Program Promosi Kesehatan
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian yaitu dengan melakukan pendekatan
besar termasuk kategori cukup yaitu pada masyarakat yaitu dengan
sebanyak 68 orang (91,9%). memberikan informasi mengenai
Kebiasaan pengasuhan di Desa KADARGZI dan sehingga mampu
Baregbeg Kecamatan Baregbeg memberikan efek positif terhadap
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian perkembangan Pengetahuan pada Ibu
besar termasuk kategori kurang yaitu yang mempunyai Balita mengenai
sebanyak 35 orang (47,4%). pendidikan penanganan masalah gizi
Kebiasaan Kebersihan di Desa pada balita harus lebih di perhatikan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg lagi,Karena Walau bagaimanapun
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 memiliki Kesehatan Balita sangat ditentukan
persentase terbesar dengan kategori cukup oleh apa yang di konsumsinya.Maka
yaitu sebanyak 39 orang (52,7%). Status Gizi, Kesehatan, Penyakit yang
Kebiasaan pelayanan kesehatan di Desa akan ditimbulkan,Tingkat Kecerdasan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg dan daya tahan tubuh ditentukan oleh
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian gizi yang di konsumsi sehari - hari.
besar termasuk kategori cukup yaitu
sebanyak 38 orang (51,3%). DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Intervensi zat gizi tetap harus memper- Almatsier S. (2010). Prinsip Dasar
timbangkan dosis, frekuensi pemberian Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
serta prioritas terhadap kelompok rawan, Pustaka Utama.
seperti batita yang mempunyai masalah Arikunto S. (2002). Prosedur
defisiensi, baik zat gizi makro maupun zat Penelitian Suatu Pendekatan
gizi mikro. Upaya penanggulangan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta
stunting harus dimulai sejak masa periode Baliwati, YF, Khomsan, A dan
ibu hamil, maka dari hasil penelitian ini Dwiriani, CM. (2006).
kami memberikan saran utuk : Pengantar Pandan dan Gizi,
Cetakan II. Penebar Swadaya :
Bagi Tenaga Kesehatan Perlu Jakarta
mensosialisasikan Penanggulangan Child Survival Collaboration and
Stunting ibu oleh tenaga kesehatan Resources , CM.(2006).
khususnya bidan melalui berbagai Pengantar Ilmu gizi dan
kegiatan di Posyandu tentang pola Pangan cetakan II, Jakarta :
pengasuhan, kebersihan diri, kebiasaan Penebar Swadaya.
dalam pemberian makanan dan CORE. (2003). Penanggulangan
pelayanan kesehatan anak usia 0-5 Stunting &Health, Suatu
tahun pada keluarga yang status gizi Pendekatan Perubahan
anaknya tidak baik dengan pendekatan Perilaku&Masalah gizi pada
KIEM (Komunikasi, Edukasi, Masyarakat.Deterjemahkan
Informasi dan Motivasi) kepada ibu oleh PCI – Indonesia. Jakarta :
yang mempunyai balita. 2004.
Bagi Ibu Yang Mempunyai Balita Curtis. (2005). Komunikasi Profesional
0-5 Tahun Perlu mengembangkan dan .PT. Remaja Rosdakarya
memperhatiikan tentang masalah Bandung.

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 72


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (1) 2019
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Departemen Kesehatan RI.(2019). Pauline, dkk. (2003). Penanggulangan


Stunting, Klasifikasi Status Gizi Stunting & Health, Suatu
Anak Bawah Lima Tahun( Pendekatan Perubahan
BALILA), Jakarta : Direktorat Perilaku&Pos Gizi.
Bina Kesehatan Masyarakat. Santoso, S, (2001)Statistik Non
, (2010) Pedoman Pengelolaan parametrik. Jakarta : Penerbit
Makanan pendamping ASI PT.Elex Media Komputido
(MP –ASI). Jakarta : Direktorat Kelompok Gramedia.
Bina Gizi Masyarakat. Sarjunani, Nina .(2009)Rancangan
Diah.2015 .Peningkatan Motivasi dan RPJM Kesehatan .
Keaktifan .Surakarta : FKIP Sediyaningsih E, R.(2009).Capaian
UMS. Pembangunan Kesehatan.
Gunarsa, SD.(2003).Psikologi Dalam Kementerian Replik Indonesia.
Pendidikan Anak.Jakarta: Supriasa I Dewa Nyoman, dkk.(2002).
PT.Gunung Mulia. Penilaian statis Gizi .Cet.I.
Hadi,Abdul.(2010)Psikologi dalam Buku Kedokteran EGC :
perkembangan dan pendidikan Jakarta.
: Alfabeta. Soekidjo,(2007). Pendidikan dan
Hidayat A. (2007). Pengantar Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Keperawatan anak. Kedokteran EGC.
JIPG.(2005).Gizi Baik Modal Sujono. (2009). Manajemen Sumber
Kehidupan Manusia “Jaringan Daya Manusia, Malang
Informasi Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah
Volume XLI, No.2 Jakarta : Malang.
Direktorat Gizi Masyarakat. Supanto,(2005). Peranan Keluarga
Lisa, (2015). “ Pola Pemberian dalam Pencegahan dan
Makanan Anak (6-18) Bulan Penanggulangan Gizi Buruk.
dan Hubungannya dengan Tarigan.(2003). Faktor – Faktor yang
Pertumbuhan dan dihubungkan dengan penyebab
perkembangan Anak Pada dapat dibagi atas :
Keluarga Miskin dan tidak Yusuf,S.(2008). Psikologi
Miskin”. Penelitian Gizi Perkembangan Anak: Bandung.
Makanan, Bogor;Puslitbang Remaja Rosdakarya.
Gizi. Yulianti. (2015). Penanggulangan
Muzaham, F., (2005). Memperkenalkan Stunting &Health, suatu
Sosiologi Kesehatan . Jakarta : Pendekatan Perubahan &
Penerbit Universitas ( UI – Peranan Gizi.jakarta
Press). ,Gramedia.
Nadia.(2019). Hubungan Antara Muhtadi Deddy (2009). Pengantar Ilmu
Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Gizi.: Bandung, ALFABETA
status Gizi anak Sekolah Riwayat Penulis :
Taman kanak – Kanak. Ana Samiatul M, SKM.,M.Mkes/
Universitas Gajah Mada. Nina Rosdiana,S.Kp.,M.Kep.
Nurpudji, (2015), “Kasus Gizi Buruk” Dosen Tetap Prodi
Jakarta : Indonesia Nutrition . Keperwatan Pada Yayasan
Notoatmodjo, S (2007). Ilmu kesehatan Pendidikan Galuh (YPG),
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Fakultas Ilmu Kesehatan
PT . Rineka Cipta. Universitas Galuh Ciamis.

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 73

Anda mungkin juga menyukai