ABSTRAK
Stunting adalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi
(Karbohidrat,Protein, vitamin, mineral, lemak) dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dalam usia pertumbuhan yakni tinggi badan
anak menjadi lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Pola asuh yang benar bisa ditempuh
dengan memberikan perhatian yang penuh serta kasih sayang pada anak, memberinya waktu yang
cukup untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Kejadian ini terjadi di
Kabupaten ciamis yang kami teliti pada bulan periode Februari – Juli Tahun 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan Penanggulangan Stunting dan pemberian asupan nutrisi dengan
kejadian status gizi pada anak usia 0-5 tahun di desa baregbeg kabupaten ciamis tahun 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian deskriptif. Sampel
yang digunakan adalah semua ibu yang memiliki balita 0-5 tahun di Desa Baregbeg Kecamatan
Baregbeg Kabupaten ciamis sebanyak 74 orang dengan menggunakan teknik simple random
sampling.Hasil penelitian ini menunjukan diantaranya status gizi balita adalah kategori gizi kurang
sebanyak 43 orang (58,1%), kebiasaan pemberian makan kategori cukup sebanyak 58 orang
(91,9%), kebiasaan pengasuhan kategori kurang 35 responden (47,4%), kebiasaan kebersihan
kategori cukup sebanyak 39 orang (52,7%), kebiasaan pelayanan kesehatan kategori cukup
sebanyak 38 orang (51,3%).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa angka status gizi di
desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis tahun 2019 berada dalam kategori kurang
sebanyak 43 orang (58,1%). Keimpulan, Dari pengetahuan tentang hasil penelitian ini diharapkan
terjadinya Suatu peningkatan peran dan fungsi ibu yang sebenarnya dalam pola pengasuhan balita
agar angka status gizi yang diharapkan meningkat menjadi lebih baik demi terciptanya generasi
yang lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
ABSTRACT
expected that an increase in the actual role and function of mothers in the pattern of caring for
children under five so that the expected nutritional status increases to be better for the creation of
a better generation for the advancement of the nation and state of Indonesia.
PENDAHULUAN
Latar Belakang sumber air bersih, jamban keluarga, serta
Stunting adalah kurang gizi kronis perilaku cuci tangan dengan sabun dimana
yang disebabkan oleh kurangnya asupan menurut penelitian Curtis (2005)
nutrisi (Karbohidrat,Protein, vitamin, menyebutkan bahwa perilaku cuci tangan
mineral, lemak) dalam waktu yang cukup dengan sabun pada saat yang tepat dapat
lama, sehingga mengakibatkan gangguan mengurangi peluang terkena diare sampai
pertumbuhan pada anak dalam usia 47 %, yang diikuti oleh fasilitas sanitasi
pertumbuhan yakni tinggi badan anak sebesar 38 %. Faktor-faktor yang
menjadi lebih rendah atau pendek dari mempengaruhi terjadinya diare secara
standar usianya ( Depkes RI ,2019). Prilaku langsung adalah perilaku cuci tangan ibu
(Pengetahuan, Sikap, Praktek). Pada balita, hygiene dan sanitasi serta keadaan
Seorang Ibu yang mempunyai anak serta status gizi balita. Perilaku ini semestinya
hidup dalam sebuah rumah tangga yang ditempatkan pada jajaran paling atas
sekaligus merupakan bagian dari keluarga sebagai program kesehatan masyarakat di
tersebut tidaklah lagi sebagai miniatur dari Puskesmas dan dapat diberikan penyuluhan
orang dewasa, melainkan anak harus dilihat dalam bentuk Promosi Kesehatan, dimana
sebagaimana layaknya seseorang individu fungsi puskesmas sebagai layanan
yang utuh dan unik, dia mempunyai kesehatan formal yang paling dekat dengan
kebutuhan khusus yang berbeda dengan masyarakat harus perlu mendapatkan peran
kebutuhan orang dewasa (Sujono, 2019). yang lebih besar, untuk dapat menjangkau
Lingkungan keluarga memiliki masyarakat dengan pendekatan KEIM
peran cukup besar dalam membentuk (Komunikasi, Edukasi, Informasi dan
kepribadian anak, karena dalam keluarga Motivasi) guna memberikan informasi dan
anak yang pertama kali mengenal dunia ini. mengubah perilaku bersih. Puskesmas
Anak sering mencontoh semua prilaku yang menjadi sangat penting artinya peran
ia lihat terutama di lingkungan keluarga preventif semestinya mendapat porsi lebih
karena memang di dalam keluargalah anak besar dalam mengatur anggaran yang ada
pertama kali mengenal pendidikan secara sehingga dapat mengkomunikasikan
utuh. pentingnya perilaku bersih secara lebih baik
Pola asuh dalam keluarga yang serta mulai memberikan lebih banyak peran
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang pada sektor kesehatan masyarakat agar bisa
nilai-nilai kehidupan, sosial, dan agama mengkomunikasikan perilaku bersih guna
yang diberikan merupakan faktor yang mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan
kondusif untuk mempersiapkan anak untuk dengan lingkungan yang ada di sekitarnya
menjadi pribadi dan anggota masyarakat (Diah, 2010).
yang sehat ( Dari Faktor Psikologi). Masih tingginya angka prevalensi
Menurut Yusuf (2019) yang dimaksud pola gizi kurang merupakan bukti belum
asuh adalah cara, bentuk atau strategi dalam terselenggaranya secara optimal
pendidikan keluarga yang diakukan oleh Penanggulangan masalah gizi pada
orang tua kepada anak-anaknya. Pola masyarakat. Berbagai upaya untuk
dengan memberikan rasa kasih sayang dari mengatasi masalah gizi tersebut tidak
orang tua memegang peranan cukup penting terlepas dari kebijakan dan strategi
dalam memberikan standar prilaku dan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan
sumber motivasi kepada anak untuk masyarakat. Pendidikan kesehatan melalui
memenuhi peraturan tersebut. penyuluhan dengan Pendekatan KEIM
Faktor hygiene dan sanitasi (Komunikasi, Edukasi, Informasi dan
merupakan masalah penyebab terjadinya Motivasi) yang dapat merupakan salah satu
masalah kesehatan serta yaitu pengadaan program yang diselenggarakan oleh
baik dibandingkan dengan anak pada usia 0-5 tahun sudah dibiarkan bermain
keluarga dengan pola asuh yang baik. sendiri. Demikian juga disebutkan bahwa
Jadi dengan melakukan pola pengasuhan peluang status gizi kurang pada anak
pada anak secara baik termasuk memberi dengan sumber air minum buruk 1,7 kali
perhatian dalam kebutuhan makan dan lebih tinggi dibanding anak dengan
menjaga kesehatan anak, dan sumber air minum baik.
berpengaruh terhadap status gizinya. d. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan
Perlu diketahui bahwa dalam hal Berdasarkan hasil penelitian
pengasuhan anak, ibu adalah orang yang mengenai perilaku positif di Desa
paling banyak terlibat, sehingga Baregbeg Kecamatan Baregbeg
pengaruhnya sangat besar pada Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam
perkembangan anak. kebiasaan mendapatkan pelayanan
c. Kebiasaan Kebersihan kesehatan memiliki frekuensi terbesar
Berdasarkan hasil penelitian adalah kategori cukup yaitu sebanyak
mengenai perilaku positif di Desa 38 orang (51,4%). Kebiasaan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg mengakses pelayanan kesehatan bagi
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dalam anak seperti memberikan imunisasi,
kebiasaan kebersihan memiliki frekuensi pengobatan penyakit dan bantuan
terbesar adalah kategori cukup yaitu tenaga profesional sangat berperan
sebanyak 39 orang (52,7%). Kebersihan dalam menjaga kesehatan anak. Ini
diri yang menyangkut kebersihan tubuh, berarti bahwa anak usia 0-5 tahun yang
kebersihan makanan dan lingkungan memiliki status gizi tidak baik
berperan dalam pemeliharaan kesehatan mempunyai peluang terdapat pada
anak serta mencegah penyakit infeksi keluarga yang pelayanan kesehatannya
yang pada gilirannya dapat tidak baik dibandingkan dengan anak
mempengaruhi status gizi anak. Ini pada keluarga yang mendapatkan
berarti bahwa anak usia 0-5 tahun yang pelayanan kesehatannya baik. Mudah
memiliki status gizi tidak baik tidaknya keluarga untuk memperoleh
mempunyai peluang pada keluarga yang kemudahan tentang kesehatan,
menerapkan kebiasaan kebersihan diri tersedianya dan kemudahan sarana
tidak baik dibandingkan dengan anak kesehatan termasuk sumber daya
pada keluarga dengan kebersihan diri manusianya serta kemampuan
yang baik. keluarga.
Kebersihan diri yang tidak baik
akan memudahkan timbulnya penyakit KESIMPULAN DAN SARAN
infeksi pada anak, apalagi bila asupan
makanan bagi anak kurang karena KESIMPULAN
kemiskinan. Kebersihan yang tidak baik Berdasarkan hasil penelitian dan
khususnya yang menyangkut lingkungan pembahasan yang telah dilakukan
seperti pembuangan tinja maupun mengenai hasil “Penanggulangan Stunting
penyediaan air bersih yang kurang ” dan asupan nutrisi terhadap status gizi
memadai sangat berpotensi timbulnya anak usia 0-5 tahun di Desa Baregbeg
penyakit pada anak. Penelitian Tarigan Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis
(2003) menunjukkan bahwa prevalensi Tahun 2019 dapat ditarik kesimpulan Ada
gizi kurang pada anak dengan tempat 4 jenis intervensi dalam upaya
buang air besar buruk, meningkat dan penanggulangan stunting pada anak batita,
36,4% menjadi 41,6%. Pada umumnya yaitu pemberian zat gizi tunggal, kombinasi
kebiasaan kebersihan ibu atau pengasuh 2–3 zat gizi, multi-zat-gizi-mikro, dan zat
lainnya masih belum sesuai dengan gizi plus penambahan energi (zat gizi
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makro).
lingkungan, hal ini dapat juga dilihat Intervensi pada bayi dengan
pada saat observasi lingkungan memberikan zat gizi tunggal, kombinasi 2-
responden, sehingga akan menjadi faktor 3 zat gizi atau multi-zat-gizi-mikro
penyebab timbulnya penyakit infeksi mempunyai hasil yang tidak konklusif
pada anak, karena pada umumnya anak bervariasi terhadap peningkatan panjang
badan atau pertumbuhan bayi atau anak. kesehatan dengan konsep perilaku ibu
Yang dapat di tindaklanjuti sebagai yang positif terhadap peningkatan
berikut: kualitas gizi balita dalam keluarga
Status gizi balita di Desa Baregbeg dengan penyelenggaran lim azat gizi
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis yang diperlukan oleh tubuh manuasia
Tahun 2019 sebagian besar termasuk yaitu
kategori gizi kurang yaitu sebanyak 43 Karbohidrat,Protein,Vitamin,Mineral,L
orang (58,1%). emak.
Kebiasaan Pemberian makan di Desa Bagi Tenaga Kesehatan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg Melalui Program Promosi Kesehatan
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian yaitu dengan melakukan pendekatan
besar termasuk kategori cukup yaitu pada masyarakat yaitu dengan
sebanyak 68 orang (91,9%). memberikan informasi mengenai
Kebiasaan pengasuhan di Desa KADARGZI dan sehingga mampu
Baregbeg Kecamatan Baregbeg memberikan efek positif terhadap
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian perkembangan Pengetahuan pada Ibu
besar termasuk kategori kurang yaitu yang mempunyai Balita mengenai
sebanyak 35 orang (47,4%). pendidikan penanganan masalah gizi
Kebiasaan Kebersihan di Desa pada balita harus lebih di perhatikan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg lagi,Karena Walau bagaimanapun
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 memiliki Kesehatan Balita sangat ditentukan
persentase terbesar dengan kategori cukup oleh apa yang di konsumsinya.Maka
yaitu sebanyak 39 orang (52,7%). Status Gizi, Kesehatan, Penyakit yang
Kebiasaan pelayanan kesehatan di Desa akan ditimbulkan,Tingkat Kecerdasan
Baregbeg Kecamatan Baregbeg dan daya tahan tubuh ditentukan oleh
Kabupaten Ciamis Tahun 2019 sebagian gizi yang di konsumsi sehari - hari.
besar termasuk kategori cukup yaitu
sebanyak 38 orang (51,3%). DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Intervensi zat gizi tetap harus memper- Almatsier S. (2010). Prinsip Dasar
timbangkan dosis, frekuensi pemberian Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
serta prioritas terhadap kelompok rawan, Pustaka Utama.
seperti batita yang mempunyai masalah Arikunto S. (2002). Prosedur
defisiensi, baik zat gizi makro maupun zat Penelitian Suatu Pendekatan
gizi mikro. Upaya penanggulangan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta
stunting harus dimulai sejak masa periode Baliwati, YF, Khomsan, A dan
ibu hamil, maka dari hasil penelitian ini Dwiriani, CM. (2006).
kami memberikan saran utuk : Pengantar Pandan dan Gizi,
Cetakan II. Penebar Swadaya :
Bagi Tenaga Kesehatan Perlu Jakarta
mensosialisasikan Penanggulangan Child Survival Collaboration and
Stunting ibu oleh tenaga kesehatan Resources , CM.(2006).
khususnya bidan melalui berbagai Pengantar Ilmu gizi dan
kegiatan di Posyandu tentang pola Pangan cetakan II, Jakarta :
pengasuhan, kebersihan diri, kebiasaan Penebar Swadaya.
dalam pemberian makanan dan CORE. (2003). Penanggulangan
pelayanan kesehatan anak usia 0-5 Stunting &Health, Suatu
tahun pada keluarga yang status gizi Pendekatan Perubahan
anaknya tidak baik dengan pendekatan Perilaku&Masalah gizi pada
KIEM (Komunikasi, Edukasi, Masyarakat.Deterjemahkan
Informasi dan Motivasi) kepada ibu oleh PCI – Indonesia. Jakarta :
yang mempunyai balita. 2004.
Bagi Ibu Yang Mempunyai Balita Curtis. (2005). Komunikasi Profesional
0-5 Tahun Perlu mengembangkan dan .PT. Remaja Rosdakarya
memperhatiikan tentang masalah Bandung.