PENDAHULUAN
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yaitu anemia hemolitik herediter yang
diturunkan secara autosomal resesif dengan disebabkan oleh defek genetik pada
pembentukan rantai globin. Penyakit ini baru muncul pada seseorang apabila ia memiliki dua
gen thalasemia yang berasal daru kedua orang tuanya yaitu satu dari ayah dann satu dari ibu.1
Thalasemia tersebar diseluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia
Tenggara dan presentasi klinisnya bervariasi dari asimtomatik sampai berat hingga
mengancam jiwa, tetapi tidak menutup kemungkinan thalasemia ditemukan dimana saja.2
WHO (World Heatlh Organization) memperkirakan sekitar 7% dari populasi global ( 80-
90 juta orang) adalah pembawa thalasemia beta, dengan sebagian besar adalah negara
berkembang. Di Indonesia menyebutkan bahwa penyakit genetik ini paling sering ditemukan
diantara penyekit genetik lainnya, dengan prevalensi pembawa gen talasemia tersebar antara
3-10% diberbagai daerah. Pada populasi Asia Tenggara dilaporkan bahwa frekuensi karier
Hemoglobinopati dan Thalasemia adalah 45,5% dengan 1,34 anak dari 1000 kelahiran
terlahir dengan kondisi klinis.3
Pada penderita thalasemia kelainan genetik terdapat pada pembentukan rantai globin
yang salah sehingga eritrosit lebih cepat lisis. Akibatnya penderita harus transfusi darah.
Selain tranfusi darah rutin, juga dibutuhkan agent pengikat besi ( Iron Chelating Agent ) yang
harganya cukup mahal untuk membuang kelebihan besi dalam tubuh. Jika tindakan ini tidak
dilakukan maka besi akan menumpuk pada berbagai jaringan dan organ vital seperti jantung,
otak, hati dan ginjal yang merupakan komplikasi kematian dini.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel arah merah yang berfungsi mengangkut zat
asam dari paru ke seluruh tubuh, juga memberikan warna merah pada eritosit. Hemoglobin
terdiri persenyawaan hem dan globin. Hem terdiri dari zat besi (fe) dan globin adalah suatu
protein yang terdiri dari rantai polipeptida. Hemoglobin terdiri dari 2 rantai yaitu alfa (α) dan
beta (β). Penderita thalasemia tidak mampu memproduksi salah satu dari protein tersebut
dalam jumlah yang cukup, sehingga sel darah merahnya tidak terbentuk dengan sempurna.
Akibatnya, hemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang cukup. Oleh
karena itu, penderita thalasemua mengalami anemia.4
Thalasemia dibedakan menjadi thalasemia alfa apabila menurunnya sintesis rantai alfa
globin dan thalasemia beta apabila terjadi penurunan sintesis rantai beta globin. Thalasemia
dapat terjadi dari ringan sampai berat. Thalasemia beta diturunkan dari kedua orang tua
pembawa thalasemia dan menunjukkan gejala klinis yang paling berat, keadaan ini disebut
thalasemia mayor.5
Thalasemia diwariskan dari orang tua yang karier kepada anaknya. Apabila salah satu
dari orang tu memiliki gen pembawa sifat thalasemia maka kemungkinan anaknya 50%
karier thalasemia. Apabila kedua orang tuanya memiliki pembawa gen sifat thalasemia maka
kemungkinan anaknya 25% sehat, 25% penderita thalasemia mayor dan 50% karier
thalasemia.4
2.2 Klasifikasi Thalasemia
Thalasemia ini disebabkan oleh mutasi salah satu atau seluruh globin
rantai alfa yang ada. Thalasemia alfa terdiri dari :
Gangguan pada satu rantai globin alfa. Kedaan ini tidak timbul gejala sama
sekali atau seikit keluhan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat.
.REFERENSI
1. Berhman, RE; Kliegman ; Arvin: Nelvon Ilmu Kesehatan Anak, volume 2, edisi 15. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2005, hal 1708-1712
2. Berhman, RE; Kliegman ; RM and Jensen, HB: Nelson Text Pedriatrics, 16th edition , WB
Saunders Company, Philadelphia: 2000, page 1630-1634
3. Rujito Lantip. 2019. Talasemia: Genetik Dasar dan Pengelolaan Terkini. Universitas Jenderal
Soedirman.
4. Hassan R dan Alatas H. 2002. Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak Bagian 19 Hematologi.
Hal. 419-450. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta.
5. Rudolph C. D, Rudolph A. M, Hostetter M. K, Lister G and Siegel N. J. (2002). Rudolph’s
Pediatric’s, part 19 blood and blood-forming tissues, Thalasemia. 21st Edition. McGraw-hill
company: North America
6. Hastings C. (2002). The children’s hospital Oakland hematology/oncology handbook.
Chapter 4 thallasemia. Mosby. United States Of America.