Anda di halaman 1dari 2

Komplikasi trauma medulla spinalis

Penurunan aktivitas otot yang terjadi mendadak pasca terjadinya cedera medula spinalis
akut akan menyebabkan perubahan cukup besar pada muskuloskeletal. Hilangnya beban mekanis
akan mengakibatkan kehilangan tulang dan atrofi otot. Hilangnya massa otot di bawah level
cedera telah dilaporkan sebesar 15–50% selama tahun-tahun pertama. Hal Ini menyebabkan
penurunan laju metabolisme karena kehilangan otot dan peningkatan penyimpanan lemak jika
asupan tidak disesuaikan dengan pengeluaran. Osteoporosis pada tulang bisa terjadi setelah
cedera medula spinalis.

Rasa sakit dan kecemasan merupakan keluhan yang umum terjadi pasca cedera medula
spinalis dan secara dramatis dapat mempengaruhi kualitas hidup atau psikologis seseorang.

Kekurangan kekebalan sekunder akan menyebabkan peningkatan risiko infeksi yang


terjadi setelah cedera akut pada otak dan medula spinalis. Hal ini mungkin terkait dengan
persarafan simpatis dari aksis hipofisis-hipotalamus-adrenal. Aktivasi neuron simpatis pada
tulang belakang menyebabkan pelepasan glukokortikoid dan norepinefrin dan mendukung fungsi
kekebalan tubuh pada kondisi tubuh yang normal. Namun, aktivasi simpatis yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan pelepasan glukokortikoid dan norepinefrin yang abnormal, yang dapat
menurunkan fungsi kekebalan tubuh.

Ulkus akibat penekanan adalah salah satu komplikasi paling umum pada individu setelah
cedera medula spinalis, dengan angka dilaporkan setinggi 30% dalam beberapa penelitian baru-
baru ini. komplikasi fatal lain yang dapat timbul adalah deep vein thrombosis (DVT)/ thrombosis
vena dalam akibat luka dan mobilisasi yang minim.

Pencegahan komplikasi sangat berperan penting. Tindakan rehabilitasi medik merupakan


kunci utama dalam penanganan pasien cedera medula spinalis. Fisioterapi, terapi okupasi, dan
bladder training harus dilakukan sedini mungkin. Tujuan utama fisioterapi ialah untuk
mempertahankan range of movement (ROM) dan kemampuan mobilitas, dengan memperkuat fungsi
otot-otot. Terapi okupasional terutama ditujukan untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi
ekstremitas atas, serta mempertahankan kemampuan aktivitas hidup sehari-hari.

Jurnal :
PARAPARESE FLACCID ECAUSA FRAKTUR KOMPRESI MEDULLA SPINALIS ONSET
KRONIk
Komplikasi Autonomic Dysreflexia Pasca Cedera Medula Spinalis

Prognosis

Pasien dengan cedera medula spinalis komplit hanya memiliki peluang 5% untuk kembali
normal. Lesi medula spinalis komplit yang tidak menunjukkan perbaikan dalam 72 jam pertama,
cenderung menetap dan prognosisnya buruk. Cedera medula spinalis inkomplit cenderung
memiliki prognosis yang lebih baik. Bila fungsi sensorik di bawah lesi masih ada, maka
kemungkinan untuk kembali berjalan >50%. Perbaikan fungsi motorik, sensorik dan otonom
dapat kembali dalam 1 minggu sampai 6 bulan paska cedera. Kemungkinan pemulihan spontan
menurun setelah 6 bulan.
Faktor yang memengaruhi prognosis antara lain: tingkat keparahan kelemahan
ekstremitas atas, pulihnya fungsi motorik dalam waktu singkat, peningkatan yang signifikan
pada kekuatan ekstremitas atas maupun bawah pada tahap awal rehabi-litasi, usia yang lebih
muda, serta tidak terdapat kelainan neurologik pada ekstremitas bawah.

Jurnal: PARAPARESE FLACCID


ECAUSA FRAKTUR KOMPRESI MEDULLA SPINALIS ONSET
KRONIK

Anda mungkin juga menyukai