Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KRITIS

ARTHOPODA PART 2

Identitas Mahasiswa
Nama : Dahlia Aisyah 182154028
Neindea Angelika 182154037
Nia Kurnia 182154034
Kelas :A
Program Studi : Pendidikan Biologi
Dosen Pengampu : Diana Hernawati, S.Pd, M.Pd
Rinaldi Rizal Putra, S.Pd, M.Sc

A. Bibliografi
Taiping Gao, Chungkun Shih, Alexandr P Rasnityn dan Dong Ren (2013).
Hoplitolyda duolunica gen. et sp. nov. (Insecta, Hymenoptera,
Praesiricidae), the Hitherto Largest Sawfly from The Mesozoic of China.
Open Access Freely available online e62420.

B. Tujuan Penulisan Artikel


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan deskripsi tentang
Artropoda Insecta pada suatu kelompok terlebih pada jenis Hoplitolyda
duolunica digunakan data tersebut dalam studi biologi, ekologi, konservasi
dan biogeografi di masa depan.

C. Ringkasan Artikel secara keseluruhan


1. Praesricidae adalah keluarga lalat capung yang punah dengan empat
genus dan enam spesies yang terdistribusi di Central Asia. Usia fauna
serangga ini sekitar 126. Fauna serangga ini ditemukan terdiri dari
banyak nimfa ephemeropteran berbagai tahap, banyak coptoclavids
(Coleoptera), beberapa mecopteran, trichopteran, dan dipterans. Gen
duolunica Hoplitolyda. Et. sp. November adalah fosil hymenopteran
terbesar sampai sekarang dengan yang sangat besar tubuh (diperkirakan
55 mm panjagnya) dan rentang sayap yang luas 99 mm.
2. Spesimen ditemmpatkan di Laboratorium Kunci Evolusi Serangga &
Perubahan lingkungan, Sekolah Tinggi Ilmu Hayati, Modal Normal
Universitas, Beijing, Cina. Pembedahan spesimen pada Leica MZ 16,5
miksroskop. Serta menggunakan aplikasi foto seperti Adobe photoshop
CS 6.0 dan CorelDraw X6. Selain itu menggunakan bantuan cairan
etanol agar memperjelas bebrapa bagian seperti pada sayap.
3. Adapun kode dari edisi elektronik dari nomenclatural penelitian ini
yakni ICZN. Selain itu diagnosa Hymenopteron berukuran besar dengan
kepala subkular, terlebar di dasar mandibular. Mandibula berbentuk
sabit, dengan single gigi preapikal. Antena dengan scape cukup panjang
dan ketiga antenatidak diperbesar secara tidak professional. Kaki
depannya bertumpu pada substrat dengan apeks tibialis dan pangkal
basitarsus tertekuk dibawah tibia, dengan memacu apical foretibial
tampaknya hilang.
4. Praesiricidae, Megalontesidae memiliki sifat apomorfik lurus M+Cu
dan flagel pektinat atau flabelata. Adapun kesamaannya yakni struktur
spesifik clypeus yang terhubung di bagian perut dengan hipostom dan
begitu juga dengan rongga mandibula dan mulut terpisah. Sedangkan
hoplitolyda berbeda dari praesiricidae ukurannya lebih besar, flagellum
homonomous, kepala terluas di dasar mandibular, forewing dengan R
relative tipis, sempit pterostigma, sel yang sangat panjang Rs dan 1 M,
sayap belakangnya hadir, dan dalam puber panjang di kepala dan dada.
Selain itu keunikannya yakni tidak adaknya perangkat perantara antenna
termasuk taji apical belakang (luar) yang dimodifikasi dan
menghadapnya eksisi basitarsus.
5. Ukuran tubuh serangga menurun di Mesozoikum dan mencapai ukuran
yang sama dengan yang masih ada, dikarenakan mungkinterjadinya
pengurangan oksigen atmosfer atau munculnyavertebrata pemakan
serangga. Selain itu juga faktor lain yang mempengaruhi ukuran tubuh
serangga yakni suhu lingkungan, ketersediaan makanaan, isolasi,
ekosistem atau seleksi seksual. Ukuran tubuh serangga yang secara
umum besar dapat meningkatkan kemampuan predasi, kompetisi, dan
pertahanan menghasilakn lebih baik kemampuan bertahan hidup dan
reproduksi meskipun tekanan dengan arah yang berlawanan cukup
umum.
6. Pada serangga duolonica. Et sp. November, berbeda dengan gergaji
capung lainnya bahwa serangga jantan ukuran tubuhnya besar serta
memiliki senjata mencolok dengan proporsi berlebihan. Alasan
mungkin mencolok ini untuk sebagai sinyak spesifik pada jantan dalam
menilai status kompetitif saingan atau pada betina untuk menilai
kesesuaian relative pasangan potensial.
7. Selain itu memiliki mandibular yang sangat besar dan kuat sebagai
senjatauntuk pertahanan seperti pamphiloid. Serta pada jantan dijadikan
tampilan seksual dalam menghalangi jantan lainnya atau dengan kata
lain menarik perhatian betina.
8. Hipertrofi kepala dan mandibular di Hoplitolyda hamper tidak
berhubungan dengan kebiasaan makannya, labium yang berkembang
lemah bahkan menunjukan aphagy.
9. Sedangkan pada Praesiricidae merupakan keluarga dari Symptha,
dengan hanya sekarang memiliki tujuh spesies yang dijelaskan dalam
lima genus. Mayoritas spesies terbatas pada kapur awal. Namun
menampilkan berbagai variasi morfologis dalam ukuran tubuh, kepala
antenna, mandibula, venasi kaki dan sayap.
10. Variasi antenna muali dari 8,5 mm di Aulidontes mandibulatus menjadi
41,6 mm di H. duolunica sp.nov yang merupakan paling besar. Variasi
antenna yang sepanjang kepala dan basiflagellar antenna panjang yang
tidak professional. Kepala yang hamper normal atau mandibular yang
sangat besar meskipun kepala tidak pernah sama mengerikan di
Ferganolyda di Xyelydidae. Kaki yang bervariasi yang terlihat normal
sampai dimodifikasi secara unik oleh Hoplitolyda untuk menggunakan
apex depan-tibialis bersama dengan dasar basitarsus bawah berlekuk
sebagai titik istirahat untuk kaki depan. Venansi sayap juga bervariasi
dimana ukuran pterostigma yang sangat panjang maupun ada yang
snagat pendek serta memiliki ukuran sudut yang berbeda-beda.

D. Informasi – informasi penting yang akan dimanfaatkan


Hal yang dapat dimanfaatkan Pemanfaatannya

Bahwa dapat dijadikan media


pembelajaran sebgai
perkemabngan dari serangga lebih
tepatnya lalt dari zaman
Mesozoium dengan sekarang
walupun adanya evolusi. Serta
hidup berdampingan dengan
burung maupun mamalia.

E. Pertanyaan/ hal – hal yang belum jelas terkait kepentingan


pemanfaatan ?
1. Bagaimana penyebaran maupun pengembang biakan dari agar tetap
lestari da nada di setiap daerah asia, aatupun bagian daerah lain?

Anda mungkin juga menyukai