Anda di halaman 1dari 90

Bab 24

Asal Usul Spesies

Power Point Bahan Ajar

Biologi
Edisi Kedelapan
Neil Campbell dan Jane Reece PENERBIT ERLANGGA
Gambaran Umum: “Misteri dari Segala Misteri”

• Di Kepulauan Galápagos, Darwin menemukan


tumbuhan dan hewan yang tidak ditemukan di
tempat lain di Bumi
Peraga 24.1 Bagaimana burung yang tak bisa terbang ini hidup di Kepulauan Galapagos yang terpencil?

Kesamaan DNA mengindikasikan bahwa pecuk-tak-dapat-terbang (Phalacrocorax


harrisi) pada peraga di atas berkerabat dekat dengan spesies pecuk-dapat-terbang
yang ditemukan di pantai barat Benua Amerika. Ini menunjukkan bahwa pecuk-tak-
dapat-terbang mungkin berasal dari spesies pecuk nenek moyang yang bermigrasi
dari daratan utama ke Galapagos.
• Spesiasi (speciation), asal usul spesies baru,
berada pada titik fokus dari teori evolusi
• Teori evolusi harus menjelaskan bagaimana
spesies baru berasal dan bagaimana populasi
berevolusi
• Mikroevolusi (microevolution) terdiri atas
adaptasi yang berevolusi dalam sebuah populasi,
terbatas pada satu lungkang gen
• Makroevolusi (macroevolution) mengacu pada
perubahan evolusioner di atas tingkat spesies
Konsep 24.1: Konsep spesies biologis menekankan
pada isolasi reproduktif
• Spesies dalam bahasa Latin berarti ‘jenis’ atau
‘penampilan’
• Para ahli biologi membandingkan morfologi,
fisiologi, biokimia, dan sekuens DNA dalam
mengelompokkan organisme-organisme
Konsep Spesies Biologis

• Konsep spesies biologis (biological species


concept) menyatakan bahwa spesies
(species) adalah suatu kelompok populasi
yang anggota-anggotanya memiliki potensi
untuk saling mengawini di alam dan
menghasilkan keturunan yang mampu hidup
dan fertil; mereka tidak menghasilkan
keturunan dengan populasi lain
• Aliran gen antarpopulasi mempertahankan
fenotipe suatu populasi
Peraga 24.2a Konsep spesies biologis didasarkan pada potensi untuk saling mengawini, bukan dari kemiripan fisik

(a) Kemiripan di antara spesies-spesies berbeda


Peraga 24.2b Konsep spesies biologis didasarkan pada potensi untuk saling mengawini, bukan dari kemiripan fisik

(b) Keragaman dalam satu spesies


Peraga 24.3a Apakah aliran gen terjadi di antara populasi-populasi yang terpisah amat jauh?

PERCOBAAN
Contoh pohon silsilah gen dari pasangan
populasi A-B

Alel Populasi
Peristiwa aliran gen 1 B

2 A Alel 1 berkerabat lebih dekat dengan


alel 2, 3, dan 4 daripada alel 5, 6, dan 7.
3 A Kesimpulan: Terjadi aliran gen.

4 A

5 B
Alel 5, 6, dan 7 berkerabat lebih dekat
6 B satu sama lain daripada dengan
alel-alel pada populasi A.
Kesimpulan: Tidak ada aliran gen
7 B
yang terjadi.
Peraga 24.3b Apakah aliran gen terjadi di antara populasi-populasi yang terpisah amat jauh?

HASIL

Pasangan populasi Estimasi jumlah minimal Jarak antarpopulasi


dengan aliran gen peristiwa aliran gen yang (km)
yang terdeteksi menyebabkan pola genetik

A-B 5 340
K-L 3 720
A-C 2–3 1.390
B-C 2 1.190
F-G 2 760
G-I 2 1.110
C-E 1–2 1.310
Peraga 24.3c Apakah aliran gen terjadi di antara populasi-populasi yang terpisah amat jauh?

Burung pelanduk mahkota-kelabu


Isolasi Reproduktif

• Isolasi reproduktif (reproductive isolation)


adalah eksistensi faktor-faktor biologis
(penghalang) yang merintangi anggota dua
spesies yang berbeda untuk menghasilkan
keturunan yang viabel dan fertil.
• Hibrid (hybrid) adalah keturunan yang
dihasilkan dari perkawinan antarspesies
• Isolasi reproduktif dapat digolongkan
berdasarkan apakah isolasi reproduktif terjadi
sebelum atau setelah fertilisasi
• Penghalang prazigotik (prezygotic barrier)
menghalangi terjadinya fertilisasi dengan cara:
– Menghalangi anggota spesies lain yang
mencoba untuk kawin
– Mencegah usaha kawin agar tidak
diselesaikan secara tuntas
– Merintangi fertilisasi jika perkawinan berhasil
dituntaskan
• Isolasi habitat (habitat isolation): Dua
spesies yang menempati habitat yang berbeda
pada wilayah yang sama bisa jadi jarang
bertemu, atau bahkan tidak sama sekali,
walaupun tidak terisolasi oleh penghalang fisik
yang jelas
Peraga 24.4a Menjelajahi penghalang reproduktif

Penghalang prazigotik Penghalang pascazigotik

Isolasi Habitat Isolasi Temporal Isolasi Perilaku Isolasi Mekanis Isolasi Gametik Pengurangan Viabilitas Hibrida Pengurangan Fertilitas Hibrida Pemecahan Hibrida

Individu dari Keturunan


Percobaan
spesies yang Fertilisasi viabel dan
kawin
berbeda fertil

(a) (c) (e) (f) (g) (h) (i) (l)

(d) (j)

(b)

(k)
Peraga 24.4b Menjelajahi penghalang reproduktif

Penghalang prazigotik

Isolasi Habitat Isolasi Temporal Isolasi Perilaku Isolasi Mekanis

Individu dari Percobaan


spesies yang kawin
berbeda

(a) (c) (e) (f)

(d)

(b)
Peraga 24.4c Menjelajahi penghalang reproduktif

Penghalang prazigotik Penghalang pascazigotik

Isolasi Gametik Pengurangan Viabilitas Pengurangan Fertilitas Pemecahan Hibrida


Hibrida Hibrida

Keturunan
Fertilisasi viabel
dan fertil

(g) (h) (i) (l)

(j)

(k)
Peraga 24.4d Menjelajahi penghalang reproduktif

(a) (b)

Dua spesies ular garter dari genus Thamnophis terdapat pada


wilayah geografis yang sama, namun yang satu terutama hidup
di air (a) sedangkan yang lain terutama hidup di darat (b).
• Isolasi temporal (temporal isolation):
Spesies yang kawin pada waktu yang berbeda-
beda dalam sehari, musim yang berbeda, atau
tahun yang berbeda tidak dapat memadukan
gamet-gametnya
Peraga 24.4e Menjelajahi penghalang reproduktif

(c) (d)

Di Amerika Utara, wilayah geografis sigung bintik timur (Spilogale putorius)


(c) dan sigung bintik barat (Spilogale gracilis) (d) saling tumpang tindih,
namun S. putorius kawin di pengujung musim dingin, sedangkan S. gracilis
kawin di pengujung musim panas.
• Isolasi perilaku (behavioral isolation): Ritual
percumbuan yang menarik pasangan dan
perilaku lain yang unik bagi suatu spesies
merupakan penghalang reproduktif yang efektif
Peraga 24.4f Menjelajahi penghalang reproduktif

Angsa batu kaki-biru, penghuni Galapagos, kawin hanya setelah pameran


percumbuan yang unik bagi spesiesnya. Bagian dari ‘naskah’ ritual
mensyaratkan jantan untuk melangkah dengan kaki terangkat tinggi, suatu
perilaku yang menarik perhatian betina pada kakinya yang biru terang.
• Isolasi mekanis (mechanical isolation):
Organisme mencoba untuk kawin, namun
perbedaan morfologis mencegah perkawinan
berhasil dituntaskan
Peraga 24.4g Menjelajahi penghalang reproduktif

(f)

Cangkang dari dua spesies siput dari genus Bradybaena mengulir ke arah
berbeda: Dengan memuntir ke dalam menuju bagian tengah, satu spesies
mengulir berlawanan arah jarum jam (siput kiri), sedangkan spesies yang lain
mengulir searah jarum jam (siput kanan). Akibatnya, bukaan genital dari siput
(ditunjukkan oleh tanda panah) menjadi tidak sejajar, dan perkawinan tidak dapat
diselesaikan.
• Isolasi gametik (gametic isolation): Sperma
dari satu spesies mungkin tidak mampu
membuahi sel telur dari spesies lain
Peraga 24.4h Menjelajahi penghalang reproduktif

Gamet dari spesies yang berbeda, misalnya bulu babi merah dan ungu
pada peraga di atas tidak mampu berfusi karena protein pada permukaan
sel telur dan sperma tidak dapat berikatan satu sama lain.
• Penghalang pascazigotik (postzygotic
barrier) mencegah zigot hibrida berkembang
menjadi dewasa yang viabel dan fertil:
– Pengurangan viabilitas hibrida
– Pengurangan fertilitas hibrida
– Pemecahan hibrida
• Pengurangan viabilitas hibrida (reduced
hybrid viability): Gen-gen dari spesies induk
yang berbeda-beda mungkin berinteraksi dan
merusak perkembangan hibrida
Peraga 24.4i Menjelajahi penghalang reproduktif

Beberapa subspesies salamander dari genus Ensatina hidup di wilayah


dan habitat yang sama, tempat mereka terkadang berhibridisasi. Namun
kebanyakan hibrida tidak dapat menuntaskan perkembangannya, dan
kalaupun berkembang, mereka akan sangat lemah.
• Pengurangan fertilitas hibrid (reduced
hybrid fertility): Bahkan jika hibrida kuat,
mereka mungkin steril
Peraga 24.4j Menjelajahi penghalang reproduktif

(i) (j)

Keturunan hibrida dari


seekor keledai (i) dan kuda
(j) adalah bagal (k), yang
kuat namun steril.

(k)
• Pemecahan hibrida (hybrid breakdown):
Sejumlah hibrida generasi pertama bersifat
viabel dan fertil, namun jika mereka kawin satu
sama lain atau kawin dengan spesies induk
yang mana pun, keturunan generasi berikutnya
akan lemah atau steril
Peraga 24.4k Menjelajahi penghalang reproduktif

Hibrida dari dua galur padi hasil kultivasi pada peraga di atas bersifat
kuat dan fertil (kiri dan kanan), namun tumbuhan pada generasi
berikutnya, bersifat kecil dan steril (tengah).
Keterbatasan Konsep Spesies Biologis

• Konsep spesies biologis tidak dapat diterapkan


pada fosil atau organisme aseksual (termasuk
semua prokariota)
Definisi Lain Spesies

• Konsep spesies lainnya menekankan pada


kesatuan di dalam spesies, bukan pada
keterpisahan dari spesies-spesies yang berbeda
• Konsep spesies morfologis (morphological
species concept) mencirikan spesies
berdasarkan bentuk tubuh dan sifat struktural lain
– Konsep ini dapat diterapkan pada organisme
aseksual dan seksual, namun bersandar pada
kriteria yang subjektif
• Konsep spesies ekologis (ecological
species concept) memandang spesies
berdasarkan relung (niche) ekologinya
– Konsep ini dapat diterapkan pada spesies
seksual dan aseksual dan menekankan peran
seleksi alam disruptif
• Konsep spesies filogenetik (phylogenetic species
concept): mendefinisikan spesies sebagai kelompok
terkecil dari individu-individu yang memiliki nenek
moyang yang sama, membentuk satu cabang pada
pohon kehidupan
– Konsep ini dapat diterapkan pada spesies seksual dan
aseksual, namun sulit untuk menentukan derajat
perbedaan yang diperlukan untuk mengindikasikan
spesies yang terpisah
Konsep 24.2: Spesiasi dapat berlangsung dengan
atau tanpa pemisahan geografis
• Spesiasi dapat terjadi dengan dua cara:
– Spesiasi alopatrik (allopatric speciation)
– Spesiasi simpatrik (sympatric speciation)
Peraga 24.5 Dua moda utama spesiasi

(a) Spesiasi alopatrik (b) Spesiasi simpatrik


Spesiasi Alopatrik (“Negeri Lain”)

• Dalam spesiasi alopatrik (allopatric


speciation), aliran gen terputus atau
berkurang ketika satu populasi terbagi menjadi
sejumlah subpopulasi yang terisolasi secara
geografis
Proses Spesiasi Alopatrik

• Definisi penghalang bergantung pada


kemampuan suatu populasi untuk berpindah
tempat
• Populasi yang terpisah mungkin berevolusi
secara bebas melalui mutasi, seleksi alam, dan
hanyutan genetik
Peraga 24.6 Spesiasi alopatrik bajing antelop di ngarai Grand Canyon yang berlawanan

A. harrisi A. leucurus

Bajing antelop harris (A. harrisi) menghuni ngarai selatan (kiri). Hanya
beberapa kilometer jauhnya dari ngarai utara (kanan), hiduplah bajing
antelop ekor putih (A. leucurus) yang berkerabat dekat dengan bajing
harris. Sebaliknya, burung dan organisme lain yang dapat menyebar
dengan menyeberangi ngarai secara mudah, belum berdivergensi
menjadi spesies yang berbeda pada kedua sisi ngarai.
Bukti Spesiasi Alopatrik

• Wilayah dengan banyak penghalang geografis


secara khas memiliki lebih banyak spesies
daripada wilayah dengan sedikit penghalang
Peraga 24.7 Spesiasi alopatrik pada katak

Mantellinae
(hanya di
Madagaskar):
100 spesies

Rhacophorinae
(India/Asia
Tenggara):
310 spesies

Katak India/
Asia Tenggara
yang lain

100 80 60 40 20 0
1 2 3
Juta tahun lalu (jtl)
1 2 3
India

Madagaskar

88 jtl 65 jtl 56 jtl


• Isolasi reproduktif di antara dua populasi
umumnya meningkat ketika jarak di antara
keduanya melebar
Peraga 24.8 Variasi dalam isolasi reproduktif dengan jarak di antara populasi-populasi salamander

2,0
Derajat isolasi reproduktif

1,5

1,0

0,5

0
0 50 100 150 200 250 300
Jarak geografis (km)
• Penghalang reproduktif bersifat intrinsik;
pemisahan itu sendiri bukan merupakan
penghalang biologis untuk reproduksi
Peraga 24.9a Dapatkah divergensi populasi-populasi alopatrik menyebabkan isolasi reproduktif?

PERCOBAAN

Populasi awal

Sebagian lalat Sebagian lalat


dibesarkan pada dibesarkan pada
medium pati Percobaan mengawinkan medium maltosa
lalat setelah 40 generasi
Peraga 24.9b Dapatkah divergensi populasi-populasi alopatrik menyebabkan isolasi reproduktif?

HASIL
Betina
Betina Pati Pati
Pati Maltosa populasi 1 populasi 2

populasi 1
Pati
Pati

22 9 18 15
Jantan

Jantan
Maltosa

populasi 2
8 20 12 15

Pati
Frekuensi perkawinan Frekuensi perkawinan
dalam kelompok percobaan dalam kelompok kontrol
Spesiasi simpatrik (“Negeri yang Sama”)

• Dalam spesiasi simpatrik (sympatric


speciation), spesiasi terjadi dalam populasi
yang hidup di area geografis yang sama
Poliploidi

• Poliploidi (polyploidy) adalah kondisi di mana


terdapat set ekstra kromosom akibat adanya
kecelakaan selama pembelahan sel
• Autopoliploid (autopolyploid) adalah individu
yang memiliki lebih dari dua set kromosom
yang semuanya berasal dari satu spesies
Peraga 24.10.1 Spesiasi simpatrik melalui autopoliploidi pada tumbuhan

2n = 6 4n = 12
Kegagalan pembelahan
sel setelah duplikasi
kromosom
memunculkan
jaringan tetraploid
Peraga 24.10.2 Spesiasi simpatrik melalui autopoliploidi pada tumbuhan

2n = 6 4n = 12 2n
Kegagalan pembelahan Gamet yang
sel setelah duplikasi dihasilkan
kromosom adalah diploid.
memunculkan
jaringan tetraploid
Peraga 24.10.3 Spesiasi simpatrik melalui autopoliploidi pada tumbuhan

2n = 6 4n = 12 2n 4n
Kegagalan pembelahan Gamet yang Keturunan
sel setelah duplikasi dihasilkan dengan
kromosom adalah diploid. karyotipe
memunculkan tetraploid
jaringan tetraploid bisa jadi viabel
dan fertil
• Alopoliploid (allopolyploid) adalah spesies
yang memiliki banyak set kromosom yang
berasal dari spesies berbeda
Peraga 24. 11 Salah satu mekanisme spesiasi alopoliploidi pada tumbuhan

Spesies B
2n = 4 Gamet yang tidak Gamet yang tidak
tereduksi dengan tereduksi dengan
4 kromosom
Hibrida dengan 7 kromosom
7 kromosom
Kesalahan
meiosis

Gamet Hibrida yang


normal Gamet fertil dan viabel
Spesies A n=3 normal (alopoliploid)
2n = 6 n=3 2n = 10
• Poliploidi lebih umum terjadi pada tumbuhan
dibandingkan pada hewan
• Banyak tanaman pertanian yang penting
(gandum, kapas, kentang, tembakau, dan
haver) merupakan poliploid
Diferensiasi Habitat

• Spesiasi simpatrik juga dapat dihasilkan dari


penampilan relung ekologi baru
• Contohnya, lalat belatung apel Amerika Utara
dapat hidup di pohon hawthorn asli Amerika
dan juga di pohon apel yang dibawa oleh para
pemukim dari eropa
Seleksi Seksual

• Seleksi seksual dapat mendorong spesiasi


simpatrik
• Seleksi seksual untuk perkawinan warna
berbeda tampaknya menyebabkan spesiasi
pada ikan cichlid di Danau Victoria
Peraga 24.12 Apakah seleksi seksual pada cichlid menyebabkan isolasi reproduktif?

PERCOBAAN
Cahaya jingga
Cahaya normal monokromatik

P.
pundamilia

P. nyererei
Spesiasi Alopatrik dan Simpatrik: Tinjauan Ulang

• Dalam spesiasi alopatrik, isolasi geografis


membatasi aliran gen di antara populasi-
populasi
• Isolasi reproduktif kemudian mungkin muncul
akibat seleksi alam, hanyutan genetik, atau
seleksi seksual pada populasi yang terisolasi
• Bahkan jika populasi-populasi itu kembali
terhubung, perkawinan dapat dicegah
• Dalam spesiasi simpatrik, penghalang
reproduktif mengisolasi satu subset populasi
tanpa pemisahan geografis dari spesies induk
• Spesiasi simpatrik dapat berasal dari poliploidi,
seleksi alam, atau seleksi seksual
Konsep 24.3: Zona hibrida menyediakan kesempatan untuk
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan isolasi reproduktif

• Zona hibrida (hybrid zone) adalah daerah


tempat anggota spesies yang berbeda dapat
bertemu dan kawin, menghasilkan beberapa
hibrida
Pola dalam Zona Hibrida

• Zona hibrida ada yang membentuk pita tipis


tempat spesies yang berdekatan bertemu
• Hibrida sering kurang bugar dibandingkan
dengan spesies induk
• Distribusi zona hibrida dapat menjadi lebih
rumit jika spesies induk ditemukan pada habitat
majemuk di dalam daerah yang sama
Peraga 24.13 Zona hibrida sempit untuk B. variegata dan B. bombina di Eropa

EROPA

Wilayah bangkong
perut-api
Zona hibrida
Bangkong perut-api,
Wilayah bangkong Bombina bombina
perut-kuning
Bangkong perut-kuning,
Bombina variegata 0,99

Frekuensi alel (skala logaritmik)


0,9

0,5

0,1

0,01
40 30 20 10 0 10 20
Jarak dari pusat zona hibrida (km)
Peraga 24.13 Zona hibrida sempit untuk B. variegata dan B. bombina di Eropa

Wilayah bangkong
perut-api
Zona hibrida

Wilayah bangkong
perut-kuning
Frekuensi alel (skala logaritmik) 0,99

0,9

0,5

0,1

0,01
40 30 20 10 0 10 20
Jarak dari pusat zona hibrida (km)
Zona Hibrida Seiring Waktu

• Ketika spesies yang kurang berdekatan


bertemu di zona hibrida, ada tiga kemungkinan
akibat yang terjadi:
– Pengukuhan: Penguatan penghalang
reproduktif
– Penyatuan: Pelemahan penghalang
reproduktif
– Stabilitas: Pembentukan terus-menerus dari
individu hibrida
Peraga 24.14 Pembentukan zona hibrida dan akibat yang mungkin bagi hibrida seiring waktu

Populasi yang terisolasi


mulai berdivergensi Kemungkinan
akibat
Zona
hibrida
Pengukuhan

ATAU

Penyatuan
Aliran gen
Hibrida ATAU
Penghalang
Populasi terhadap
(lima individu aliran gen Stabilitas
ditunjukkan di sini)
Pengukuhan: Penguatan Penghalang Reproduktif

• Pengukuhan (reinforcement) penghalang


terjadi jika hibrida-hibrida kalah bugar daripada
spesies induknya
• Seiring waktu, laju hibridisasi menurun
• Jika pengukuhan terjadi, penghalang
reproduktif seharusnya lebih kuat pada spesies
simpatrik daripada spesies alopatrik
Peraga 24.15a Penguatan dari penghalang terhadap reproduksi dalam spesies-spesies burung sikatan Eropa yang
berkerabat dekat

Jantan simpatrik burung Jantan alopatrik burung


sikatan belang sikatan belang
Peraga 24.15b Penguatan dari penghalang terhadap reproduksi dalam spesies-spesies burung sikatan Eropa yang
berkerabat dekat

28 Burung sikatan
belang
24
Burung sikatan
berkerah
20
Jumlah betina

16

12

4
(tidak ada)
0
Betina kawin Spesies- Spesies Spesies- Spesies
dengan jantan nya sendiri lain nya sendiri lain
dari:
Jantan simpatrik Jantan alopatrik
Penyatuan: Pelemahan Penghalang Reproduktif

• Jika hibrida sebugar induknya, akan ada aliran


gen substansial di antara spesies-spesies
• Jika aliran gen cukup kuat, spesies induk dapat
menyatu menjadi spesies tunggal
Peraga 24.16 Hancurnya penghalang reproduktif

Pundamilia nyererei Pundamilia pundamilia

Pundamilia ‘air keruh’,


keturunan hibrida dari suatu
lokasi dengan air yang keruh
Stabilitas: Pembentukan Terus-menerus dari
Individu Hibrida
• Aliran gen yang ekstensif dari luar zona hibrida
dapat mengalahkan seleksi untuk isolasi
reproduktif yang meningkat di dalam zona
hibrida
• Pada kasus di mana hibrida-hibrida telah
meningkatkan kebugaran, kepunahan lokal
spesies induk di dalam zona hibrida dapat
mencegah kehancuran penghalang reproduktif
Konsep 24.4: Spesiasi dapat terjadi secara cepat atau lambat dan
bisa merupakan akibat dari perubahan pada sedikit atau banyak gen

• Banyak pertanyaan tersisa mengenai berapa


lama waktu yang diperlukan agar spesies baru
dapat terbentuk? Atau berapa banyak gen
yang berubah ketika suatu spesies memisah
menjadi dua?
Perkembangan Spesiasi dalam Waktu

• Pola yang lebih luas dalam spesiasi dapat


dipelajari menggunakan catatan fosil, data
morfologis, atau data molekular
Pola pada Catatan Fosil

• Catatan fosil mencakup contoh-contoh spesies yang


muncul tiba-tiba, bertahan tanpa perubahan untuk
beberapa waktu, dan kemudian hilang
• Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould menelurkan
istilah kesetimbangan tersela (punctuated
equilibrium) untuk mendeskripsikan periode-periode
stasis yang jelas yang disela oleh perubahan
mendadak
• Model kesetimbangan tersela berlawanan dengan
model perubahan bertahap dalam keberadaan
spesies
Peraga 24.17 Dua model untuk tempo spesiasi

(a) Pola tersela

Waktu

(b) Pola bertahap


Laju Spesiasi

• Pola tersela dalam catatan fosil dan bukti dari


studi lab menyatakan bahwa spesiasi dapat
diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat
• Interval di antara peristiwa-peristiwa spesiasi
dapat berkisar dari 4.000 tahun (beberapa
cichlid) sampai 40 juta tahun (beberapa
kumbang), dengan rata-rata 6,5 juta tahun
Peraga 24.18a Spesiasi cepat pada zona hibrida bunga matahari

Bunga matahari liar Helianthus anomalus hidup di lingkungan gosong


pasir kering. H. anomalus muncul melalui hibridisasi dari dua bunga
matahari lain, H. annus dan H. petiolaris, yang hidup di lingkungan
sekitar namun lebih lembap.
Peraga 24.18b Spesiasi cepat pada zona hibrida bunga matahari
H. anomalus

Kromosom 1

Hibrida eksperimental

H. anomalus

Kromosom 2

Hibrida eksperimental

H. anomalus

Kromosom 3

Hibrida eksperimental

Petunjuk

Wilayah diagnostik bagi Wilayah diagnostik bagi


spesies induk H. petiolaris spesies induk H. annuus
Wilayah tanpa informasi pada induk asal

(b) Komposisi genetik dari ketiga kromosom pada H. anomalus


dan hibrida eksperimental
Mempelajari Genetika Spesiasi

• Ledakan genomik memungkinkan para peneliti


mengidentifikasi gen-gen spesifik yang terlibat
dalam beberapa kasus spesiasi
• Bergantung pada spesies yang dibicarakan,
spesiasi mungkin membutuhkan perubahan
hanya satu alel tunggal atau banyak alel
Peraga 24.19 Spesiasi gen tunggal

Mutasi pada satu gen menyebabkan cangkang siput darat Jepang (Euhadra)
mengulir ke arah berlawanan dari cangkang siput lain. Siput dengan arah uliran
berlawanan tidak dapat kawin, menyebabkan isolasi reproduktif.
Peraga 24.20 Lokus yang memengaruhi pilihan penyerbuk

(a) Mimulus lewisii biasa (b) M. lewisii dengan alel warna bunga M. cardinalis

(c) Mimulus cardinalis biasa (d) M. cardinalis dengan alel warna bunga M. lewisii
Dari Spesiasi ke Makroevolusi

• Makroevolusi adalah efek kumulatif dari


banyak peristiwa spesiasi dan kepunahan
RANGKUMAN KONSEP KUNCI

Spesiasi Alopatrik dan Simpatrik: Tinjauan Ulang


Populasi awal

Spesiasi alopatrik Spesiasi simpatrik


Kuis Mandiri
Gandum roti (Triticum aestivum) merupakan aloheksaploid, yang mengandung
dua set kromosom dari masing-masing spesies induknya yang berjumlah tiga buah.
Analisis genetik menunjukkan bahwa ketiga spesies yang digambarkan berikut ini
menyumbangkan set kromosom pada T. aestivum. (Huruf besar di sini
merepresentasikan set kromosom, bukan gen individual.) Bukti juga mengindikasikan
bahwa peristiwa poliploidi pertama merupakan hibridisasi spontan dari spesies
gandum yang pertama kali ditanam, T. monococcum, dan sebuah spesies rumput liar.
Berdasarkan informasi ini, gambarlah sebuah diagram dari satu rantai peristiwa yang
mungkin telah menghasilkan T. Aestivum yang bersifat aloheksaploid.
Kuis Mandiri
Spesies nenek moyang:

AA BB DD

Triticum Triticum T. tauschii


monococcum liar liar
(2n = 14) (2n = 14) (2n = 14)

Produk:

AA BB DD

T. aestivum
(gandum roti)
(2n = 42)
Jawaban Kuis Mandiri

(steril)
Kesalahan meiosis

(steril)
Kesalahan meiosis
Sekarang, Anda seharusnya mampu untuk:

1. Mendefinisikan dan mendiskusikan keterbatasan dari


empat konsep spesies
2. Menjabarkan dan memberikan contoh penghalang
reproduktif prazigotik dan pascazigotik
3. Membedakan antara dan memberikan contoh dari
spesiasi alopatrik dan simpatrik
4. Menerangkan bagaimana poliploidi dapat
menyebabkan isolasi reproduktif
5. Mendefinisikan istilah zona hibrida dan menjabarkan
tiga akibat untuk zona hibrida seiring waktu

Anda mungkin juga menyukai