Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

PROFIL WIRAUSAHA SOSIAL

NAMA : RINA APRIANTI NAINGGOLAN

NIM : RSA1C417003

KELAS : REGULER C 2017

KELOMPOK : 2 (DUA)

DOSEN PENGAMPU :

1. Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D.


2. M. Erick Sanjaya, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Nama Tokoh Wirausaha Sosial : Hanna Keraf

Proyek Wirausaha Sosial : Du’Anyam

A. Asal Usul Wirausaha Sosial


Du'Anyam adalah social enterprise atau wirausaha sosial yang berdiri
pada tahun 2014 yang dirintis oleh Hanna Keraf   bersama dua sahabatnya Azalea
Ayuningtyas  dan Melia Winata. Du'Anyam memulai proyek pertamanya di
kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Provinsi ini merupakan salah
satu provinsi termiskin dengan angka kematian ibu dan bayi baru lahir tertinggi di
Indonesia. Du'Anyam melihat ini sebagai kesempatan untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu dan bayi baru lahir dengan memanfaatkan tradisi anyam-anyaman
yang sudah ada, dan juga menyediakan pekerjaan alternatif bagi ibu hamil.

Tidak bisa dipungkiri, kebudayaan menganyam untuk para perempuan


Flores emang sebelumnya udah mulai ditinggalkan. Namun, sejak hadirnya
Du'Anyam para perempuan, khususnya anak muda yang tadinya malu dan enggan
menganyam, kini mulai kembali melestarikan budayanya. Bahkan, para
perempuan yang awalnya nggak bisa berkat niat kuat jadi bisa. Salah satunya ialah
Hemiliana Niron Tukan, salah satu kader Du'Anyam yang kini udah bisa
mengayaman beberapa produk. Bukan tanpa alasan Hanna yang memang berasal
dari Flores bersama dua rekan lainnya, yaitu Azalea Ayuningtyas dan Melia
Winata membuat Du'Anyam. Saat berkunjung ke Flores 2014 lalu, mereka
melihat realitas penduduk, khusunya ibu dan anak kurang gizi akibat kurangnya
pendapatan.

Nama Du'anyam artinya adalah ibu yang menganyam atau weaving


mother, diambil dari kata Dua (bahasa Flores yang artinya ibu) dan anyam.
Seperti yang sempat dibilang tadi, bahwa Du'Anyam memberdayakan perempuan
dengan memberikan lapangan pekerjaan alternatif bagi ibu hamil, supaya tidak
melakukan pekerjaan berat di ladang yang dapat mengakibatkan komplikasi
kesehatan. Pemberdayaan perempuan melalui pembuatan kerajinan tangan lucu
yang menjadi sumber pendapatan alternatif ini, para perempuan di Flores bisa
menghasilkan pendapatan sekitar Rp 500.000 per bulannya, yang nantinya dapat
disimpan menjadi tabungan persalinan. Selain itu, Du'Anyam juga mengedukasi
para ibu muda mengenai metode persalinan yang aman, sehingga dapat
meningkatkan perilaku kesehatan para ibu.

B. Gambaran Kegiatan Wirausaha Sosial


Sejak awal berdirinya, program pemberdayaan perempuan Du'Anyam
telah menyentuh hidup 30-40 orang penganyam yang bergabung dengan koperasi
mereka. Sekitar 70 orang perempuan di Duntana dan Leowingu telah menjalani
pelatihan menganyam sejak Du'Anyam memulai ekspansinya ke kota tetangga.
Du’Anyam juga membantu melestarikan keahlian menganyam yang mulai hilang
pada generasi lebih muda. Tidak hanya itu, beberapa jenis hasil anyaman
kerajinan tangan lucu seperti keranjang sobe yang mulai punah, juga berhasil
diselamatkan.
Tim Du’Anyam sendiri saat ini berjumlah 30 orang dan terdiri berbagai
macam latar belakang dan keahlian, mulai dari kesehatan publik, organisasi sosial,
management consulting hingga pemasaran. Wirausaha sosial dan program
pemberdayaan perempuan Du'Anyam saat ini telah menerima sejumlah
penghargaan, seperti Global Social Venture Competition 2015 dan MIT Ideas
Global Challenge 2014.
Tiga tahun berjalan, Du'Anyam pun kian mendapat pengakuan dan
berkembang pesat. Lebih dari 12 desa di Flores Timur, dan total 31 desa di NTT
dengan 500-an perajin telah berpartisipasi memproduksi anyaman untuk
Du'Anyam.
Du'Anyam telah memproduksi sekitar 700 pasang sandal setiap bulannya.
Selain itu masih ada contoh kerajinan tangan lucu lainnya seperti keranjang
anyaman, tempat kartu nama, sarung untuk tablet, dompet, dan lainnya.
Du'Anyam juga dapat memproduksi barang-barang sesuai pesanan tertentu,
biasanya sih untuk perusahaan dan hotel di sekitar pulau.

Saat ini Du'Anyam juga telah berkolaborasi dengan brand fashion


seperti Cottonink, Contempo, dan Impromptu untuk menjangkau anak muda
yang socially conscious shopping seperti kamu.  Produk kerajinan tangan lucu dan
unik Du’Anyam saat ini sudah bisa didapatkan secara online maupun offline.
Dengan membeli produk kerajinan tangan lucu dari Du’Anyam, kita bisa
berkontribusi untuk kesehatan dan kelangsungan hidup ibu hamil di NTT.
Dalam sebulan, kapasitas produksi Du'Anyam mencapai 4.000 produk.
Sementara itu, penjualan Du'Anyam mencapai 2.000 produk. Harga per produk
untuk dijual wholesales Rp15 ribu-Rp200 ribu. Sementara itu, harga produk ritel
Rp25 ribu-Rp750 ribu.

Produk yang paling murah seperti sandal dan keranjang kecil. Produk yang
paling mahal seperti keranjang besar. Dengan kondisi itu, Du'Anyam masih harus
menyeimbangkan produksi dan pemasaran. Kendala lainnya apabila Du'Anyam
telah melihat tren produk yang ada di pasaran dan menginginkan ibu-ibu perajin
bisa membuat produk yang sama dari anyaman. Namun, hal ini perlu waktu.
Sebab, ibu-ibu perajin butuh diajari soal teknik terlebih dahulu.

Du’Anyam ini juga turut serta mempersiapkan suvenir untuk Asian Games
2018. Dengan keikutsertaannya pada ajang olahraga terbesar di Asia ini, produk
kerajinan tangan lucu dari Du'Anyam akan dapat menjangkau pasar yang lebih
luas lagi sehingga program pemberdayaan perempuan mereka akan semakin
sukses. Total ada 16 ribu produk yang ludes. Kesuksesan jadi official merch Asian
Games 2018 ini jadi suatu hal yang begitu menggembirakan bagi Hanna dan
kawan-kawan. Apalagi, keputusan untuk mengajukan diri jadi official
merch Asian Games 2018 tergolong nekat. Awalnya produk mereka kurang
dilirik, hingga ada momentum titik balik di Asian Games 2018 yang bikin
produknya ludes.
"Sekarang ibu-ibu punya penghasilan lebih, bisa ditabung untuk
pendidikan anak, untuk beli sesuatu," tutur Marni, Ketua Rumah Anyam di
Watublolong, Solor, Flores Timur kepada Kompas Travel.
Ia juga mengatakan seiring eksistensi Du'Anyam di kalangan wisatawan,
media konvensional, dan media sosial, anak muda di Flores Timur banyak yang
berminat menekuni anyaman, dan bergabung ke Du'Anyam.

Pada April 2018, Du’Anyam memperkenalkan serangkaian koleksi


anyaman Flores secara internasional melalui ajang Salone Del Mobile di Milan,
Italia. Mereka memperkenalkan keranjang anyaman tiga dimensi asal Flores yang
hampir punah.
Tahun keempat ini setelah penghargaan demi penghargaan datang, bantuan
pun turut datang. Salah satunya dari Development Bank of Singapore DBS. 
Du’Anyam merupakan salah satu wirausaha sosial asal Indonesia yang terpilih
oleh DBS Foundation dari 14 wirausaha sosial se-Asia yang mendapatkan dana
hibah sejumlah Rp 11 miliar melalui program "Social Enterprise Grant
Programme".
"Hibah yang diberikan memungkinkan wirausaha sosial untuk menjadi
role model bagi lingkungan dan negara mereka, memperbaiki dan meningkatkan
bisnis sosial mereka saat ini, agar dapat memberikan dampak sosial yang lebih
besar," kata Sharon Issabela, Public Relation and Community Relation DBS.

C. Tantangan dan Kesulitan yang Dihadapi

Hanna mengaku mendapatkan tantangan untuk mendorong  kaum ibu di


NTT membuat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan klien. Tetapi,
ibu perajin sendiri tidak bisa membuat produk dengan keinginan pasar, terutama
dari segi kualitas.  Tantangan lain ialah budaya, ketika harus menguru keluarga
mereka bisa berhenti produksi 4-5 hari padahal ada pesanan harus tepat waktu.

Sebagai produsen barang kerajinan, Du’Anyam sendiri memiliki beberapa


produk yang kualitasnya sangat dijaga. Apalagi, pertama kalinya mereka kenalkan
produk seperti tenun NTT. Cuma tenun sendiri proses pembuatannya bisa
memakan waktu lama. Untuk itu, ada sebuah kerajinan anyaman yang sering
dibuat oleh mereka. Namun, kendala pun kembali datang.
Tantangannya adalah membangun produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dan klien. Tetapi, ibu perajin sendiri tidak bisa membuat produk
dengan keinginan klien seperti desainnya sendiri pada belum bisa. Untuk itu,
Hanna Keraf dan teman-teman sedikit berkorban dengan menolak salah satu
orderan pertama dan terbesar. Demi mengajarkan para perempuan yang buat
anyaman ini. Hal ini sedikit membuahkan hasil, Dimana mereka dapatkan order
pertama setelah pelatihan terhadap perajin dari resor di Bali.

Berbentuk sendal hotel dan beberapa item untuk keperluan kamar.


Tentunya, ini menjadikan pemasukan perdana bagi ibu-ibu perajin NTT. Dengan
target B2B, Du’Anyam sendiri mulai perlahan bangkit dan bisa membuat produk
sesuai keinginan konsumen yang mayoritas perusahaan dan perhotelan.

D. Nilai-nilai, Prinsip, dan Inspirasi yang Mendukung Keberhasilan


Wirausaha Sosial yang Dijalankan
Kesuksesan bisnis Du'Anyam bukan hanya tentang kesuksesan finansial
yang didapatkan oleh perusahaan semata, namun juga harus diikuti dengan
kesuksesan para warga desa terutama wanita agar bisa mandiri secara finansial.
Harapan Hanna sederhana, ia tidak ingin melihat adanya seorang wanita yang
kesulitan lagi untuk bisa berpergian ke bidan desa.

Tidak sampai di situ, Hanna juga menjalain kerja sama dengan pemerintah
untuk program Tabulin atau Tabungan Bersalin yang dikumpulkan dari uang
ekstra anyaman agar nantinya uang tersebut dapat berguna untuk biaya persalinan
warga.

Meski merupakan lulusan perguruan tinggi dari luar negeri yaitu lulusan
Sarjana Bisnis International Universitas Ritsumeikan, namun ia tidak lupa untuk
kembali ke bumi pertiwi. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah untuk
menjalankan sebuah wirausaha social harus dilandasi dengan kerja keras dan niat
tulus untuk kesejahteraan masyarakat.
Sumber:

https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/host/profil-du-anyam.html

https://hai.grid.id/read/07957441/duanyam-kenalkan-dan-lestarikan-
budaya-anyaman-flores-ke-dunia?page=2

https://www.instagram.com/duanyam/?utm_source=ig_embed

https://kumparan.com/adiyasa-prahenda/hanna-keraf-membangun-kemandirian-
wanita-indonesia-melalui-anyaman/full

https://kumparan.com/tino-dhamroni/cita-cita-mulia-hanna-keraf/full

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai