Puji dan syukur saya panjat kehadirat Ilahi yang telah memberikan nikmat dan
karunianya sehingga saya Angkatan 142 Diklat Prajabatan Golongan III dapat
menyelesaikan visitasi ke Museum Joang 45 yang terletak di Jl. Menteng Raya No.31
Cikini, Jakarta Pusat.
Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan visitasi tersebut maka saya Angkatan
142 Diklat Prajabatan golongan III menyusun laporan ini. Laporan ini disusun sesuai
dengan berpedoman pada sistematika laporan yang telah diberikan oleh pembimbing
yang sekaligus sebagai Manajer Kelas Angkatan 142 Diklat Prajabatan Golongan III.
Seperti pepatah “tiada gading yang tak retak”, maka saya menyadari dalam
laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan saya dalam menyusun laporan-laporan semacam ini
dikemudian hari.
Heryati
ii
Daftar Isi
Lampiran ...................................................................................................... 13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU no. 5 Tahun 2014 tentang ASN, pada pasal 63 dijelaskan Kompetensi
yang dibangun pada diri ASN adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat professionalisme serta
kompetensi bidang.
1
B. Tujuan
C. Manfaat
2
D. Ruang Lingkup
Dalam Laporan ini saya dari kelompok 2 hanya akan membatasi pada pokok
permasalahan :
Ruang lingkup ini akan memudahkan saya dalam menyusun laporan ini secara
sistematis sehingga dari laporan ini dapat diperoleh gambaran umum dari Museum
Joang 45 serta fungsi dan peranan Museum Joang 45 dalam menginspirasi nilai-
nilai kejoangan dari para pahlawan bangsa kepada generasi sekarang.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM OBYEK VISITASI
A. Kelembagaan
Gedung Joang 45 atau Museum Joang 45 ialah salah satu museum yang berada
di Jakarta. Sekarang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Museum ini berlokasi di Jalan Menteng Raya
31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Museum ini
disahkan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto, sesudah dilaksanakan
direnovasi.
4
Visi Museum Joang 45
5
Susunan/Bagan Kelembagaan Museum Joang 45 sebagaimana terdapat dalam
peraturan Gubernur tergambar dalam struktur organisasi sebagai berikut :
6
B. Sumber Daya Manusia
Gambaran Umum Sumber Daya Manusia yang ada pada Museum Joang 45
dijelaskan pada Peraturan Gubernur No. 199 Tahun 2010 tentang Kepegawaian
Unit Pengelola Museum yang terdiri dari :
a. Kepala Unit;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pameran dan Edukasi ;
d. Seksi Koleksi dan Perawatan; dan
e. Subkelompok Jabatan Fungsional.
C. Pelayanan
7
D. Sarana-Prasarana
8
BAB III
HASIL VISITASI
Informasi yang diperoleh secara langsung (primer) dari keterangan yang diberikan
oleh guide atau pemandu (Bapak Utuy Supendi) dan Kepala Satuan Pelayanan
Museum Joang 45 dan Museum MH Thamrin (Bapak Rizal Efendi) yang
memberikan penjelasan tentang museum Joang 45 ketika Kelompok 2 melakukan
kunjungan ke Museum Joang pada hari Rabu, 9 Mei 2018. Informasi lainnya
diperoleh dari searching Google sehingga diperoleh gambaran tentang obyek
yang dikunjungi.
Gedung Joang 45 atau Museum Joang 45 ialah salah satu museum yang berada
di Jakarta. Sekarang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Museum ini berlokasi di Jalan Menteng Raya
31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Museum ini
disahkan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto, sesudah dilaksanakan
direnovasi.
Puisi Peluru-peluru menembus tubuhnya yang ada dalam relief di gedung Joang.
Gedung yang dibangun pada sekitar tahun 1920-an yang sekarang dipergunakan
sebagai Museum Joang 45 ini pada awalnya merupakan hotel yang dikelola oleh
keluarga “L.C. Schomper”, seorang berkebangsaan Belanda yang telah lama
tinggal di Batavia. Hotel ini diberikan nama Schomper seperti nama pemiliknya.
Hotel tersebut saat itu termasuk yang cukup bagus dan familiar di wilayah
pinggiran Selatan Batavia, dengan bangunan utama yang berdiri megah di tengah
dan diapit deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya
untuk menginap para Tamu.
9
Bangunan kamar penginapan yang tersisa saat ini tinggal sebagian yang ada di
sisi utara gedung utama, sekarang dipergunakan sebagai ruang perpustakaan,
ruang kreativitas anak (children room) dan kantor Wirawati Catur Panca.
Dikala Jepang masuk ke Indonesia (1942-1945) dan merajai Batavia, hotel ini
diambil alih oleh para pemuda Indonesia dan beralih fungsi sebagai kantor yang
dikelola Ganseikanbu Sendenbu Jawatan Propaganda Jepang yang dikepalai oleh
seorang Jepang, “Simizu”. Di kantor inilah kemudian diadakan program
pengajaran politik yang diawali pada tahun 1942 untuk mengajar pemuda-pemuda
Indonesia dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
Koleksi
Di museum ini kita bisa melihat jejak pengorbanan kemerdekaan RI dengan
koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya yakni
mobil dinas legal Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang diketahui dengan
mobil REP 1 dan REP 2, dan mobil saat Pemboman di Cikini. selain itu ada pula
koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menjadi bukti pengorbanan sekitar
tahun 1945-1950-an. Sebagian tokoh pengorbanan ditampilkan pula dalam wujud
patung-patung dada.
10
C. Hal-hal yang dapat diadopsi dan diimplementasikan ditempat tugas
5. Memiliki semangat etos kerja seperti yang telah ditunjukan oleh para
pendahulu kita: pantang menyerah, bekerja keras, gigih dan lain-lain
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai kejuangan yang telah ditunjukkan oleh generasi muda, mereka berjuang
tanpa pamrih, mengedepankan kepentingan bangsa, berpikir dan bertindak secara
rasional, visioner, dan mengikuti dan selalu meng- update informasi sehingga
mengetahui perkembangan dunia internasional yang kemudian dijadikan
momentum untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia serta
mempertahankannya dengan jiwa dan raga. Nilai-nilai kejuangan yang demikian
ini patut diteladani yang kemudian diimplementasikan dalam perilaku dan
perbuatan utamanya sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara.
3. Perlu sosialisasi kepada para guru (SD, SMP, SMA) untuk meningkatkan
jumlah kunjungan ke Museum Joang 45, diberikan pemahaman pentingnya
penanaman nilai-nilai kejuangan. Tujuannya agar para guru memberikan
tugas kepada peserta didik yang dibimbingnya untuk melakukan pengamatan,
mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai kejuangan para pahlawan.
12
LAMPIRAN DOKUMENTASI & KOLEKSI MUSEUM JOANG 45
13
Ruang Tengah Museum Joang 45 & Lukisan tentang Rapat IKADA
14
Diorama “Penculikan Soekarno Hatta” dan Peristiwa Rengas Dengklok
Pesan-pesan Moral & Kata-kata Mutiara Bung Karno di dekat pintu keluar Gedung Joang
15
Diorama Perumusan Teks Proklamasi & Suasana di depan Gedung Menteng 31
Diorama Perumusan Teks Proklamasi & Suasana di depan Gedung Menteng 31
15
Koleksi Mobil Dinas Presiden (REP-1) & Wapres (REP-2) serta mobil yang digunakan
Presiden Soekarno ketika terjadi Upaya Pembunuhan di Cikini