DISUSUN OLEH :
4. HUSNUL KHOTIMAH
Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Guru Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2 serta diketahui oleh Kepala SDN 1 Balong pada :
Hari : ……………………………………………………….
Tanggal : ……………………………………………………….
Mengesahkan,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Wali Kelas VI-B Wali Kelas VI-A
Mengetahui,
Kepala SD Negeri 1 Balong
Kecamatan Balong
JOKO, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 19640511 198504 1 002
ii
MOTTO
Kunci penting menuju sukses adalah belajar dengan giat, tekun dan tidak mudah
putus asa
I so gab a ma ware (Biar lambat asal selamat}. Jangan lah menyerah sebelum
berusaha dan mencoba
Jangan patah semangat bila mengalami kegagalan.
Kesuksesan tidak akan mendatangimu, tetapi kamulah yang harus
menjemputnya
Hiduplah dengan imajinasimu, bukan dalam masa lalumu
Berusahalah menjadi yang terbaik, jangan berpikir dirimu yang terbaik
Ada dua cara menebarkan cahaya terang jadilah nyala lilin atau cermin yang
menerima sinarnya.
Hal yang benar-benar kau yakini pasti akan selalu terjadi dan keyakinan lah
yang menyebabkan sesuatu hal itu terjadi.
Ilmu bukanlah untuk dibeli atau dicari, melainkan untuk dipelajari dan
dipahami.
Cita-cita merupakan hal yang dapat membuat orang berusaha atau bekerja
keras.
Putus asa adalah sifat sombong yang tidak mau bekerja keras.
Orang berguna adalah orang yang mempunyai manfaat bagi orang lain
Percaya dirilah agar menggapai kebahagiaan dan kesuksesan
Belajarlah diwaktu pagi, bekerjalah diwaktu siang, makanlah diwaktu sore dan
istirahatlah diwaktu malam
Tidak selamanya mendung itu kelabu pasti ada cerahnya
Tiada keberhasilan tanpa do'a Orang Tua
Tiada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras
Jadikan kejujuran sebagai motivasi yang utama dalam hidupmu
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang Ibu / Bapak harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan untuk masa
yang akan datang.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja objek wisata yang ada di Yogyakarta?
2. Bagaimana sejarah objek wisata di Yogyakarta?
3. Bagaimana keadaan objek wisata di Yogyakarta?
C. Tujuan Laporan
Tujuannya untuk rekreasi sekaligus menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah, mengetahui tempat – tempat wisata
yang ada di Jogja, diantaranya Museum Dirgantara, Keraton Yogyakarta, The
Lost World Castle. Yaitu untuk dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat
wisata yang ada di jogja tersebut. Tetapi tujuan utama dari laporan ini adalah :
1. Membuat siswa untuk terlatih dalam pembuatan laporan karya tulis dengan
baik dan benar.
2. Melaporkan hal–hal yang telah didapatkan selama mengikuti kegiatan.
3. Mengetahui sejarah dan budaya di objek wisata yang dikunjungi.
1
4. Melaporkan dan mendeskripsikan tempat – tempat wisata yang telah
dikunjungi.
D. Manfaat Laporan
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas, mengenal
tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia, mengetahui
asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja, mempererat keakraban dengan teman
satu sekolah, dan kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.
2
BAB II
TEMPAT TUJUAN STUDY TOUR
A. Museum Dirgantara
Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh
TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah, dimana sebagian
besarnya berupa pesawat terbang yang pernah mengabdikan diri di lingkungan TNI
AU. Museum ini berlokasi kurang lebih 6 kilometer arah timur dari pusat Kota
Yogyakarta, yaitu di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Kec. Banguntapan,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan
diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu
dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.
3
Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia. Dalam bentuk embrio ini,
ia sudah memiliki tiga bagian yaitu :
Bagian pembinaan benda-benda
Bagian administrasi dan deskripsi
Bagian dokumentasi dan pameran
dengan kegiatan yang masih terbatas.
4
Bandar Udara Maguwo atau Bandar Udara Internasional Adisutjipto adalah
tempat banyak peristiwa untuk memupuk kejuangan 1945 yang perlu diwariskan
kepada generasi kini dan saat mendatang.
Atas dasar itulah maka Kepala Staf TNI AU mengeluarkan keputusan No.
Kep/11/IV/1978 tertanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum Pusat
AURI dipindahkan ke Yogyakarta dan disinergikan dengan Museum Pendidikan
Pendidikan/Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
1982 - Sekarang
Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di
Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai
gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal
17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi
menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf
TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini
untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara
Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf
TNI-AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah
direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”
dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya
yang digunakan 8.765 m2.
Ada beberapa cara untuk menuju ke lokasi museum ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mempergunakan kendaraan pribadi. Untuk menuju ke museum ini bisa
langsung ke Lanud Adisutjipto dengan cek point yaitu SD Angkasa Lanud
Adisutjipto yang berada di tepi jalan raya Janti.
2. Mempergunakan kendaraan umum, bus atau kereta api. Untuk menuju ke
museum ini bisa dengan menaiki bus Trans Jogya dan turun di halte "Jembatan
Layang Janti".
3. Dengan pesawat udara. Mendarat di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan
menuju ke arah Barat, kurang lebih 3 kilometer dengan cek point SD Angkasa.
Berbagai koleksi maupun benda bersejarah TNI AU dipamerkan dalam ruangan
berbeda dengan nama sebagai berikut :
5
Ruang Utama; berisikan koleksi lambang TNI AU beserta jajarannya, foto
KASAU dari tahun 1946 hingga sekarang yang dilengkapi dengan Kode QR.
Selain itu ia juga memuat patung para pahlawan nasional dari TNI AU, foto
para tokoh penerima bintang Swabuana Paksa, tanda pangkat TNI AU serta
tanda-tanda kehormatan militer.
Swabuana Paksa
6
Ruang Pahlawan dan Seragam TNI AU; berisikan benda-benda koleksi yang
pernah dipakai oleh pahlawan TNI AU dan seragam TNI AU dari tahun 1946
sampai dengan sekarang.
Ruang Kotama; berisikan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan
Kotama di jajaran TNI AU diantaranya:
o Korps Pasukan Khas TNI AU
o Kodikau
o AAU
o Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara
o Koharmatau
o Koopsau
o Kohanudnas
o Perkembangan Sekolah Penerbang TNI AU, dan
o Benda koleksi yang pernah dimiliki oleh mantan Kepala Staf TNI
Angkatan Udara
Ruang Alutsista I & II; berisikan koleksi alat utama sistem senjata udara yang
pernah dipergunakan oleh TNI AU dari tahun 1945 sampai dengan 1980-an.
Ruang Diorama I; berisikan 4 buah diorama
Ruang Diorama II; berisikan 3 buah diorama
Ruang Diorama III; berisikan 16 buah diorama
Ruang Diorama SKSD Palapa
Ruang Minat Dirgantara
Ruang Mini Teater
Koleksi Memorabilia TNI-AU
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama
peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Ruang Alutsista I dan II
Ruangan ini menyimpan sejumlah pesawat tempur dan replikayang
kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan,
diantaranya:
7
Pesawat A-4 Skyhawk
8
o Pembidik senjata Ferranti Gun Sight, dan
o Front Mounting Gun
Pesawat ini buatan pabrik Northrop F-5, Amerika Serikat ini memiliki
ketangguhan yang bagus karena dipergunakan selama Perang Vietnam oleh Amerika
Serikat. Bentuknya yang panjang dan runcing, supersonik (kecepatan maksimumnya
hingga 1,6 Mach) dan bisa dipersenjatai dengan sepasang Canon M.39, rudal udara ke
udara AIM-9 P-2 Sidewinder (salah satu rudal terbaik kala itu di kelasnya). TNI AU
memiliki tidak kurang 16 unit pesawat ini dimana 12 unitnya merupakan varian kursi
tunggal (F-5E) dan sisanya kursi ganda (F-5F), ditempatkan di Skadron Udara 14,
Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat ini dijuluki "Sang Macan" oleh para
penerbang TNI AU dan menjadi tulang punggung dari dekade 1980-an hingga tahun
2016, dimana oleh pabrikannya ia diberi julukan "Freedom Frighter". Ia bisa melesat
dengan kecepatan 1,4 Mach di ketinggian jelajah 36.000 kaki karena didorong
sepasang mesin J85-GE-13 Turbo Jet buatan pabrik General Electric dan mampu
menjangkau ketinggian terbang hingga 50.500 kaki. Apabila dengan tanki penuh, ia
bisa menjangkau jarak hingga 1.387 mil dan dengan perlengkapan penuh ia memiliki
radius tempur 195 mil, atau dengan tangki penuh dan dua bom di sayap, ia memiliki
radius 558 mil.
Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan
koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama
dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih
(BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive),
sebagai amunisi Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, Super Tucano dll.
9
Gallery
10
B. Keraton Yogyakarta
11
Sultan Hamengkubuwono VIII menerima kunjungan kehormatan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Bijleveld di Keraton Yogyakarta, sekitar tahun 1937.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono
I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon
adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan
Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton
merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan.
Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam
di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman. Perpindahan (boyongan) Sultan dan pengikutnya dari
Gamping menuju Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ditandai dengan surya
sengkala Dwi Naga Rasa Tunggal, yang memiliki nilai tahun 1756 Masehi. Sengkalan
tersebut bermakna tentang kesatuan kegotong-royongan, serta kewibawaan, kesaktian,
dan kesucian seorang raja atau pemimpin, dan sebagai tolak bala serta keyakinan akan
keselamatan, ketenteraman, dan harapan pencapaian kemakmuran sebuah kerajaan
yang dibangun.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu
Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri
Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan),
dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki
berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat
lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-
12
nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah
pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk
menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
13
Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong
Purworetno Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai
dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[9] Nirboyo di selatan. Kini, bagian-
bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-
Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Masjid Gedhe (Masjid
Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks
Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks
Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil
Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan)
dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh
dikatakan simetris. Sebagian besar bangunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap
arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah
Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun
demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki
bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono,
Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan
Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di Dalem
Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan
yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada
beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong
Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
3. Arsitektur umum
14
Bangsal Sri Manganti tempat pertunjukan tari dan seni karawitan gamelan di Kraton
Yogyakarta.
15
ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra,
di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen
berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding
pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin
bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu
memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan
batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk
kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang
dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang
lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas
bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama
sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk
bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.
4. Kompleks depan
Gladhag-Pangurakan
Alun-alun Lor
lapangan berumput di bagian utara Keraton Yogyakarta. Dahulu tanah lapang yang
berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi. Sekarang
16
dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun
dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah
dibuat jalan beraspal yang dibuka untuk umum.
Masjid Gedhe Kasultanan
5. Kompleks inti
Kompleks Pagelaran
Kamandhungan Lor
Sri Manganti
Kedhaton
17
Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta
18
Gedhong Kaca, Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat
Kamagangan
Kamandhungan Kidul
Siti Hinggil Kidul
6. Kompleks belakang
o Alun-alun Kidul
o Plengkung Nirbaya
o Pracimosono
o Kompleks Pracimosono
o Roto Wijayan
o Kompleks Roto Wijayan
7. Kawasan tertutup
o Kompleks Tamanan
o Taman Sari
19
o Kadipaten
o Benteng Baluwerti
o Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta
o Tugu Golong Gilig
o Panggung Krapyak
o Kepatihan
o Pathok Negoro
o Bering Harjo
o Warisan budaya
o Tumplak Wajik
o Garebeg
o Gunungan kakung
o Sekaten
o Upacara Siraman/Jamasan Pusaka dan Labuhan
o Labuhan
o Pusaka kerajaan
o Regalia
o Lambang kebesaran
o Gamelan
o Kereta kuda pilihan
o Tanda jabatan
o Prajurit Kraton
20
C. The Lost World Castle
Foto: instagram.com/thelostworldcastle
The Lost World Castle yang berlokasi Dusun Petung, Desa Kepuharjo
Cangkringan ini memiliki arsitektur unik yang bentuknya menyerupai benteng.
Dinamakan The Lost World Castle bertujuan untuk mengingat peristiwa letusan
Gunung Merapi pada tahun 2010 yang sangat dahsyat. Letusan tersebut membuat
beberapa desa tersapu habis. Maka dari itu, warga dan beberapa pihak membangun
tempat wisata di area berjarak 6 kilometer dari puncak gunung yang sempat
‘menghilang’ akibat letusan.
Berkunjung ke The Lost World Castle Kaliurang, kamu bisa melakukan ragam
aktivitas seru. Mulai dari berburu spot foto unik hingga naik wahana seru. Berikut
wahana dan area yang bisa kamu jelajahi di wisata The Lost World Castle:
1. Gledekan
Wahana seru yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke wisata Jogja ini
adalah Gledekan. Wahana ini merupakan permainan zaman dahulu seperti sepeda yang
memiliki roda berukuran kecil. Kamu bisa meluncur naik Gledekan di area yang telah
disediakan, yakni di area menuju kastil. Saat bermain Gledekan, panorama Gunung
Merapi yang megah akan memanjakan mata. Untuk naik wahana The Lost World
Castle ini dikenakan tiket tambahan mulai dari Rp10.000.
21
2. Tembok China The Lost World Castle
The Lost World Castle Jogja bisa dikatakan destinasi wisata di Jogja yang tepat
bagi pemburu spot foto. Kamu bisa menemukan spot foto instagramable di segala
sudutnya. Salah satunya adala replika Tembok China. Walaupun ukurannya tak
sepanjang Tembok China sungguhan, kamu bisa menyusuri area yang dipagari
benteng dengan latar Gunung Merapi.
3. Spot Landmark Dunia
Dengan membeli tiket masuk The Lost World Castle, kamu juga berfoto di
berbagai spot replika landmark dunia lainnya. Misalnya saja di area yang terdapat
pohon sakura. Jangan lupa untuk menyewa kimono atau hanbok mulai dari Rp25.000
agar hasil foto semakin cantik. Ada juga replika The Colosseum seperti di Roma, Italia
serta replika Golden Bridge atau Jembatan Tangan Tuhan seperti di Vietnam. Terakhir,
Kampung Suku Indian lengkap dengan rumah ikoniknya bisa menjadi spot foto
instagramable.
4. Spot Foto 3D
Area The Lost World Castle lainnya yang tak boleh dilewatkan adalah Spot
Foto 3D. Terdapat berbagai lukisan 3D yang akan menciptakan foto seperti
sungguhan. Misalnya saja lukisan air terjun dan jembatan yang membentang. Berdiri
di atas jembatan dan abadikan dengan kamera, hasilnya seperti berada di air terjun
sungguhan. Ada juga spot foto permadani terbang hingga sayap raksasa. Jangan
lewatkan berfoto di Paradise Gate, yaitu tangga yang tak berujung.
5. Kapal Black Pearl
22
Dari kejauhan, kamu bisa melihat replika kapal bajak laut raksasa yang megah.
Cobalah berfoto dari area spot foto Korea dan Jepang untuk mendapatkan latar kapal
secara keseluruhan. Setelah itu, jelajahi Kapal Black Pearl dengan masuk ke area
dalam. Tak perlu mengelurkan kocek lagi karena area Kapal Black Pearl sudah
termasuk tiket masuk The Lost World Castle.
5. 9D Cinema
Tutup petualangan Anda di The Lost World Castle Kaliurang dengan
menonton film di 9D Cinema. Bioskop dengan teknologi canggih ini dilengkapi
dengan efek angin hingga air sehingga seolah-olah penonton berada di dalam film.
Untuk menikmati wahana ini, Anda harus membayar tiket tambahan mulai dari
Rp25.000.
Foto: instagram.com/thelostworldcastle
Keseruan wahana dan spot foto The Lost World Castle memang mampu
membuat wisatawan tertarik. Traveloka punya tips untuk berkunjung ke The Lost
World Castle agar perjalanan liburan menyenangkan. Simak tipsnya berikut ini:
1. Gunakan Outfit Terbaik
Dikarenakan The Lost World Castle dipenuhi dengan spot foto unik, kamu
wajib menggunakan pakaian terbaikmu agar tampilan di foto sempurna. Kamu juga
bisa membawa aksesori seperti topi. Namun kamu juga bisa sewa kimono atau hanbok
lengkap dengan aksesori payung.
23
2. Pastikan Baterai Handphone & Kamera Penuh
Berkeliling The Lost World Castle memerlukan daya baterai gadget yang
penuh. Pasalnya, segala sudut wisata di Jogja ini sangat sayang jika tak diabadikan
dalam bentuk foto maupun video. Pastikan kamu telah mengisi daya baterai handphone
dan kamera atau bawa powerbank dan baterai cadangan ya!
3. Ikut Paket Tour Merapi
Lereng Gunung Merapi memang menarik untuk dijelajahi. Agar liburan terasa
lengkap, kamu bisa memesan paket tour jeep Merapi yang sudah termasuk paket
berkunjung ke The Lost World Castle. Umumnya, paket ini memiliki itinerary untuk
berkunjung ke Bunker Kaliadem, Museum Mini Sisa Hartaku, dan pilihan ke Batu
Alien atau The Lost World Castle. Kamu bisa booking tour Merapi di Traveloka.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah kami peroleh dari perjalanan Study Tour kami
ke Yogyakarta yaitu : Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing
lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai
tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai
keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek
pariwisata tersebut misalnya: Museum Dirgantara, Keraton Yogyakarta, The Lost
World Castle dan lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai
hiburan, kota ini juga memiliki tempat – tempat wisata, pendidikan, dan
bersejarah.
B. Saran
Yogyakarta memiliki tempat-tempat wisata yang indah dan bersejarah yang
patut dilestarikan oleh kita sebagai orang Indonesia, diantaranya dengan tidak
merusak ataupun mencemari tempat tersebut, dan sepatutnya kita ikut
berpartisipasi dalam melestarikannya. Menghargai kebudayaan dan adat istiadat
masyarakat Yogyakarta, dan yang utama mencintai tempat-tempat wisata ditanah
air tercinta.
Demikianlah Karya Tulis yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
Karya Tulis ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sudarno, Kolonel Drs. (2015). Panduan Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala. Yogyakarta: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
hlm. 1.
Saragih, Maylina (2018). 18 Pesawat Warnai Muspusdirla Yogyakarta. Jakarta:
Dinas Penerangan TNI AU.
Chamamah Soeratno et. al. (2004). Kraton Yogyakarta: the history and cultural
heritage (2nd print). Yogyakarta and Jakarta: Karaton Ngayogyakarta
Hadiningrat and Indonesia Marketing Associations. 979-96906-0-9.
Periplus Edition Singapore (1997). Periplus Adventure Guide "Java Indonesia".
Periplus Singapore.
R. Murdani Hadiatmadja (no year). Keterangan-keterangan tentang Karaton
Yogyakarta. Yogyakarta: Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta.
van Beek, Aart (1990). Images of Asia: "Life in the Javanese Kraton". Singapore:
Oxford University Press. ISBN 979-497-123-5.
https://id.wikipedia.org/wiki/The_Lost_World_Castle
26
LAMPIRAN
27
Gallery Team & Penulis
28