Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

STUDY TOUR KE YOGYAKARTA


RABU, 18 OKTOBER 2023

DISUSUN OLEH :

1. AIZJUL KHAYRU UMMAH JAUZZIYAH

2. RAFIDATUL SOFI ANINDYA

3. YASMINA KHANSA AL-KHAYLA

4. HUSNUL KHOTIMAH

5. CARYSTA AKILA CINTA VINANDRA

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 BALONG


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PONOROGO
PROVINSI JAWA TIMUR
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Guru Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2 serta diketahui oleh Kepala SDN 1 Balong pada :

Hari : ……………………………………………………….
Tanggal : ……………………………………………………….

Mengesahkan,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Wali Kelas VI-B Wali Kelas VI-A

KADIONO, S.Pd. SOIRAH, S.Pd.


NIP. 19710403 200701 1 019 NIP. 19720402 199703 2 007

Mengetahui,
Kepala SD Negeri 1 Balong
Kecamatan Balong

JOKO, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 19640511 198504 1 002

ii
MOTTO

 Kunci penting menuju sukses adalah belajar dengan giat, tekun dan tidak mudah
putus asa
 I so gab a ma ware (Biar lambat asal selamat}. Jangan lah menyerah sebelum
berusaha dan mencoba
 Jangan patah semangat bila mengalami kegagalan.
 Kesuksesan tidak akan mendatangimu, tetapi kamulah yang harus
menjemputnya
 Hiduplah dengan imajinasimu, bukan dalam masa lalumu
 Berusahalah menjadi yang terbaik, jangan berpikir dirimu yang terbaik
 Ada dua cara menebarkan cahaya terang jadilah nyala lilin atau cermin yang
menerima sinarnya.
 Hal yang benar-benar kau yakini pasti akan selalu terjadi dan keyakinan lah
yang menyebabkan sesuatu hal itu terjadi.
 Ilmu bukanlah untuk dibeli atau dicari, melainkan untuk dipelajari dan
dipahami.
 Cita-cita merupakan hal yang dapat membuat orang berusaha atau bekerja
keras.
 Putus asa adalah sifat sombong yang tidak mau bekerja keras.
 Orang berguna adalah orang yang mempunyai manfaat bagi orang lain
 Percaya dirilah agar menggapai kebahagiaan dan kesuksesan
 Belajarlah diwaktu pagi, bekerjalah diwaktu siang, makanlah diwaktu sore dan
istirahatlah diwaktu malam
 Tidak selamanya mendung itu kelabu pasti ada cerahnya
 Tiada keberhasilan tanpa do'a Orang Tua
 Tiada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras
 Jadikan kejujuran sebagai motivasi yang utama dalam hidupmu

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang Ibu / Bapak harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan untuk masa
yang akan datang.
Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.

Balong, November 2023

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… ii
MOTTO ……………………………………………………………..…………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 1
C. Tujuan Laporan ………………………………………………………. 1
D. Manfaat Laporan ……………………………………………………... 2
BAB II TEMPAT TUJUAN STUDY TOUR ………………………………. 3
A. Museum Dirgantara …………………………………………………. 3
B. Keraton Yogyakarta …………………………………………………. 11
D. The Lost World Castle ………………………………………………. 21
BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 25
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 25
B. Saran ………………………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 26
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang
ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek
pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri
dengan ciri khasnya masing-masing.
Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : Museum Dirgantara, Keraton
Yogyakarta, The Lost World Castle.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah :
1. Tugas dari guru yang bersangkutan.
2. Penulis ingin belajar dan memperluas pengetahuan tentang Yogyakarta.
Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Yogyakarta secara
langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja objek wisata yang ada di Yogyakarta?
2. Bagaimana sejarah objek wisata di Yogyakarta?
3. Bagaimana keadaan objek wisata di Yogyakarta?

C. Tujuan Laporan
Tujuannya untuk rekreasi sekaligus menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah, mengetahui tempat – tempat wisata
yang ada di Jogja, diantaranya Museum Dirgantara, Keraton Yogyakarta, The
Lost World Castle. Yaitu untuk dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat
wisata yang ada di jogja tersebut. Tetapi tujuan utama dari laporan ini adalah :
1. Membuat siswa untuk terlatih dalam pembuatan laporan karya tulis dengan
baik dan benar.
2. Melaporkan hal–hal yang telah didapatkan selama mengikuti kegiatan.
3. Mengetahui sejarah dan budaya di objek wisata yang dikunjungi.

1
4. Melaporkan dan mendeskripsikan tempat – tempat wisata yang telah
dikunjungi.

D. Manfaat Laporan
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas, mengenal
tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia, mengetahui
asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja, mempererat keakraban dengan teman
satu sekolah, dan kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.

2
BAB II
TEMPAT TUJUAN STUDY TOUR

A. Museum Dirgantara
Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh
TNI Angkatan Udara yang berisikan benda-benda koleksi sejarah, dimana sebagian
besarnya berupa pesawat terbang yang pernah mengabdikan diri di lingkungan TNI
AU. Museum ini berlokasi kurang lebih 6 kilometer arah timur dari pusat Kota
Yogyakarta, yaitu di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Kec. Banguntapan,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta dan
diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu
dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.

Museum ini didirikan dengan berdasarkan dua hal utama yaitu :


 Mendokumentasikan segala kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam
bertumbuhnya TNI Angkatan Udara
 Nilai-nilai luhur perjuangan 1945, yang bisa diwariskan kepada para anak cucu
negeri ini.
Berdasarkan dua hal tersebut, dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima
Angkatan Udara Nomor 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang dokumentasi, sejarah dan
museum Angkatan Udara Republik Indonesia, yang baru bisa diwujudkan dalam
bentuk embrio pada tanggal 21 April 1967 dan dibawah pembinaan Asisten Direktorat

3
Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia. Dalam bentuk embrio ini,
ia sudah memiliki tiga bagian yaitu :
 Bagian pembinaan benda-benda
 Bagian administrasi dan deskripsi
 Bagian dokumentasi dan pameran
dengan kegiatan yang masih terbatas.

Mulai ada kegiatan lebih berarti setelah adanya Instruksi Menteri/Panglima


Angkatan Udara Nomor 2 tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang peningkatan
kegiatan bidang sejarah, budaya dan museum Angkatan Udara. Pada tanggal 4 April
1969, museum ini diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin
Noerjadin, dengan nama Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia. Dalam
peresmiannya turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting TNI AU, antara lain:
 Laksamana Udara R. Soerjadi Soerjadarma
 Laksamana Udara (Purn) Dr. Suhardi Hardjo Lukito
 Pangkowilu V - Laksda Udara Saleh Basarah
 Kapusjarah ABRI - Kol Tit. Drs Nugroho Notosusanto
Awalnya, museum berada kawasan Markas Komando Wilayah Udara V
(Makowilu V) di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta. Dan pada saat bersamaan berdiri
juga Museum Pendidikan/Karbol di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara,
Yogyakarta atau sekarang dikenal dengan nama AAU, sehingga muncul ide untuk
penyatuan kedua, selain juga untuk menampung koleksi alat utama sistem senjata TNI
AU yang kian terus berkembang sehingga dibutuhkan tempat yang lebih luas.
1978 - 1982
Penentuan lokasi museum ada di Yogyakarta didasarkan atas pemikiran sebagai
berikut:
 Kurun masa tahun 1945 - 1949, kota ini memegang peranan penting sebagai pusat
kelahiran dan perkembangan TNI AU.
 Kota ini adalah tempat dididiknya para Taruna-taruna Angkatan Udara (karbol)
calon perwira TNI AU

4
 Bandar Udara Maguwo atau Bandar Udara Internasional Adisutjipto adalah
tempat banyak peristiwa untuk memupuk kejuangan 1945 yang perlu diwariskan
kepada generasi kini dan saat mendatang.
Atas dasar itulah maka Kepala Staf TNI AU mengeluarkan keputusan No.
Kep/11/IV/1978 tertanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum Pusat
AURI dipindahkan ke Yogyakarta dan disinergikan dengan Museum Pendidikan
Pendidikan/Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
1982 - Sekarang
Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di
Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai
gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal
17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi
menandatangani sebuah prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf
TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini
untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara
Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf
TNI-AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah
direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”
dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya
yang digunakan 8.765 m2.
Ada beberapa cara untuk menuju ke lokasi museum ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mempergunakan kendaraan pribadi. Untuk menuju ke museum ini bisa
langsung ke Lanud Adisutjipto dengan cek point yaitu SD Angkasa Lanud
Adisutjipto yang berada di tepi jalan raya Janti.
2. Mempergunakan kendaraan umum, bus atau kereta api. Untuk menuju ke
museum ini bisa dengan menaiki bus Trans Jogya dan turun di halte "Jembatan
Layang Janti".
3. Dengan pesawat udara. Mendarat di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta dan
menuju ke arah Barat, kurang lebih 3 kilometer dengan cek point SD Angkasa.
Berbagai koleksi maupun benda bersejarah TNI AU dipamerkan dalam ruangan
berbeda dengan nama sebagai berikut :

5
 Ruang Utama; berisikan koleksi lambang TNI AU beserta jajarannya, foto
KASAU dari tahun 1946 hingga sekarang yang dilengkapi dengan Kode QR.
Selain itu ia juga memuat patung para pahlawan nasional dari TNI AU, foto
para tokoh penerima bintang Swabuana Paksa, tanda pangkat TNI AU serta
tanda-tanda kehormatan militer.

Swabuana Paksa

 Ruang Kronologi; menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI


AU dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

6
 Ruang Pahlawan dan Seragam TNI AU; berisikan benda-benda koleksi yang
pernah dipakai oleh pahlawan TNI AU dan seragam TNI AU dari tahun 1946
sampai dengan sekarang.
 Ruang Kotama; berisikan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan
Kotama di jajaran TNI AU diantaranya:
o Korps Pasukan Khas TNI AU
o Kodikau
o AAU
o Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara
o Koharmatau
o Koopsau
o Kohanudnas
o Perkembangan Sekolah Penerbang TNI AU, dan
o Benda koleksi yang pernah dimiliki oleh mantan Kepala Staf TNI
Angkatan Udara
 Ruang Alutsista I & II; berisikan koleksi alat utama sistem senjata udara yang
pernah dipergunakan oleh TNI AU dari tahun 1945 sampai dengan 1980-an.
 Ruang Diorama I; berisikan 4 buah diorama
 Ruang Diorama II; berisikan 3 buah diorama
 Ruang Diorama III; berisikan 16 buah diorama
 Ruang Diorama SKSD Palapa
 Ruang Minat Dirgantara
 Ruang Mini Teater
Koleksi Memorabilia TNI-AU
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama
peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Ruang Alutsista I dan II
Ruangan ini menyimpan sejumlah pesawat tempur dan replikayang
kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan,
diantaranya:

7
 Pesawat A-4 Skyhawk

Pesawat ini merupakan buatan dari pabrik Douglas Aircraft Company,


Amerika Serikat dan mulai dioperasikan oleh TNI AU sejak Mei 1980. Ia memiliki
beberapa julukan diantaranya : "Scooter", "Bantan Bomber", "Tinker Toy Bomber",
Heinemann Hot Red" dan di kalangan para penerbang TNI AU ia lebih dikenal sebagai
"Si Bongkok". Ia merupakan pesawat yang tangguh, dirancang untuk dioperasikan di
kalangan Angkatan Laut Amerika Serikat dengan ditenagai oleh satu mesin turbojet
Pratt & Whitney J52-P8A, dengan daya dorong 9.200 lbs dan bisa membawa beban
seberat 4,5 ton di luar badannya sendiri dan memiliki kecepatan melesat 420 Knots
pada ketinggian kurang dari 500 kaki.

Karena dirancang untuk keperluan Angkatan Laut Amerika Serikat, maka ia


juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi awak pesawatnya karena dilengkapi
dengan kursi lontar "zero zero ejection seat", dimana kursi lontarnya bisa dioperasikan
pada ketinggian 0 meter serta kecepatan pesawatnya 0 knot, bahkan bisa melontarkan
penerbangnya dengan aman, walau pesawatnya sudah masuk ke laut. Pesawat ini juga
dilengkapi dengan sistem belly landing, yaitu ia dapat mendarat dengan aman walau
tanpa mengeluarkan roda pendaratan. Dalam pengoperasiannya di Indonesia, pesawat
ini mengalami beberapa modifikasi, antara lain:
o Pemasangan kamera pengintai VICON 70 Camera
o Radio Komunikasi dengan frekuensi standard TNI ARC 182 (VHF-UHV-
AMFM)
o Doppler Antena
o TANS Computer
o Sistem pemandu senjata WDNS (Weapon Delivery Navigation Systems)

8
o Pembidik senjata Ferranti Gun Sight, dan
o Front Mounting Gun

 Pesawat F-5E/F Tiger II

Pesawat ini buatan pabrik Northrop F-5, Amerika Serikat ini memiliki
ketangguhan yang bagus karena dipergunakan selama Perang Vietnam oleh Amerika
Serikat. Bentuknya yang panjang dan runcing, supersonik (kecepatan maksimumnya
hingga 1,6 Mach) dan bisa dipersenjatai dengan sepasang Canon M.39, rudal udara ke
udara AIM-9 P-2 Sidewinder (salah satu rudal terbaik kala itu di kelasnya). TNI AU
memiliki tidak kurang 16 unit pesawat ini dimana 12 unitnya merupakan varian kursi
tunggal (F-5E) dan sisanya kursi ganda (F-5F), ditempatkan di Skadron Udara 14,
Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat ini dijuluki "Sang Macan" oleh para
penerbang TNI AU dan menjadi tulang punggung dari dekade 1980-an hingga tahun
2016, dimana oleh pabrikannya ia diberi julukan "Freedom Frighter". Ia bisa melesat
dengan kecepatan 1,4 Mach di ketinggian jelajah 36.000 kaki karena didorong
sepasang mesin J85-GE-13 Turbo Jet buatan pabrik General Electric dan mampu
menjangkau ketinggian terbang hingga 50.500 kaki. Apabila dengan tanki penuh, ia
bisa menjangkau jarak hingga 1.387 mil dan dengan perlengkapan penuh ia memiliki
radius tempur 195 mil, atau dengan tangki penuh dan dua bom di sayap, ia memiliki
radius 558 mil.
Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan
koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama
dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih
(BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive),
sebagai amunisi Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, Super Tucano dll.

9
Gallery

10
B. Keraton Yogyakarta

Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada


tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta yang baru berdiri akibat perpecahan
Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti. Keraton ini adalah pecahan
dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Mataram Islam Surakarta (Kerajaan
Surakarta). Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan
Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Total luas wilayah keseluruhan keraton
yogyakarta mencapai 144 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng
Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid
Gedhe Yogyakarta. Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar.
Walaupun Kesultanan Yogyakarta secara resmi telah menjadi bagian Republik
Indonesia pada tahun 1945, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai
tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi
kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata
di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang
menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-
raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini
merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-
balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

11
Sultan Hamengkubuwono VIII menerima kunjungan kehormatan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Bijleveld di Keraton Yogyakarta, sekitar tahun 1937.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono
I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon
adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan
Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton
merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan.
Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam
di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman. Perpindahan (boyongan) Sultan dan pengikutnya dari
Gamping menuju Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ditandai dengan surya
sengkala Dwi Naga Rasa Tunggal, yang memiliki nilai tahun 1756 Masehi. Sengkalan
tersebut bermakna tentang kesatuan kegotong-royongan, serta kewibawaan, kesaktian,
dan kesucian seorang raja atau pemimpin, dan sebagai tolak bala serta keyakinan akan
keselamatan, ketenteraman, dan harapan pencapaian kemakmuran sebuah kerajaan
yang dibangun.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu
Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri
Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan),
dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki
berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat
lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-

12
nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah
pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk
menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

1. Tata Ruang dan Arsitek


Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I,pendiri Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh
ilmuwan berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien
Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta".
Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton digambar berikut desain
dasar lanskap kota tua Yogyakarta. Pembangunan Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat diselesaikan pada tanggal 7 Oktober 1756 menurut penanggalan Masehi
atau 13 Sura 1682 menurut kalender Jawa.
Bangunan lain ditambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta
berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil
pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono
VIII (bertahta tahun 1921-1939).
2. Tata ruang

13
Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong
Purworetno Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai
dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung[9] Nirboyo di selatan. Kini, bagian-
bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-
Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Masjid Gedhe (Masjid
Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks
Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks
Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil
Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan)
dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh
dikatakan simetris. Sebagian besar bangunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap
arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah
Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun
demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki
bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono,
Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan
Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di Dalem
Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan
yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada
beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong
Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.

3. Arsitektur umum

14
Bangsal Sri Manganti tempat pertunjukan tari dan seni karawitan gamelan di Kraton
Yogyakarta.

Salah satu bangunan Tratag dalam kompleks keraton.


Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan
pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami
pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup
tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu. Daun
pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang
biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol
tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa
tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing
seperti Portugis, Belanda, bahkan Tiongkok. Bangunan di tiap kompleks biasanya
berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka
tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding
dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap
bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan
ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting
tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang
oleh tiang utama yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan,
serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau
hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang
lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada
dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki

15
ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra,
di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen
berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding
pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin
bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan tertentu
memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan
batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk
kedekatannya dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang
dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang
lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas
bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama
sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk
bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.

4. Kompleks depan
 Gladhag-Pangurakan
 Alun-alun Lor

Tanah lapang, "Alun-alun Lor", di bagian utara kraton Yogyakarta dengan


pohon Ringin Kurung-nya

Alun-alun Lor (Hanacaraka: ꦄꦭꦸꦤ꧀ꦄꦭꦸꦤ꧀ꦭꦺꦴꦂ) adalah sebuah

lapangan berumput di bagian utara Keraton Yogyakarta. Dahulu tanah lapang yang
berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi. Sekarang

16
dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun
dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah
dibuat jalan beraspal yang dibuka untuk umum.
 Masjid Gedhe Kasultanan

5. Kompleks inti
 Kompleks Pagelaran

Pagelaran Keraton Yogyakarta di depan kompleks keraton menghadap utara ke arah


Alun-alun Lor
Bangunan utama adalah Bangsal Pagelaran yang dahulu dikenal dengan
nama Tratag Rambat. Pada zamannya Pagelaran merupakan tempat para penggawa
kesultanan menghadap Sultan pada upacara resmi. Sekarang sering digunakan untuk
even-even pariwisata, religi, dan lain-lain disamping untuk upacara adat keraton.
Sepasang Bangsal Pemandengan terletak di sisi jauh sebelah timur dan barat
Pagelaran. Dahulu tempat ini digunakan oleh Sultan untuk menyaksikan latihan perang
di Alun-alun Lor.

 Kamandhungan Lor
 Sri Manganti
 Kedhaton

17
Pintu Gerbang Donopratopo, Kraton Yogyakarta

Bangsal Kencono, bangunan utama dalam kompleks Keraton Yogyakarta, di


belakangnya terdapat nDalem Ageng Proboyakso.

Ukiran kepala Kala di Bangsal Manis


Di sisi selatan kompleks Sri Manganti berdiri Regol Donopratopo yang
menghubungkan dengan kompleks Kedhaton. Di muka gerbang terdapat sepasang arca
raksasa Dwarapala yang dinamakan Cingkarabala disebelah timur dan Balaupata di
sebelah barat. Di sisi timur terdapat pos penjagaan. Pada dinding penyekat sebelah
selatan tergantung lambang kerajaan, Praja Cihna.

18
Gedhong Kaca, Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat
 Kamagangan
 Kamandhungan Kidul
 Siti Hinggil Kidul

6. Kompleks belakang
o Alun-alun Kidul
o Plengkung Nirbaya
o Pracimosono
o Kompleks Pracimosono
o Roto Wijayan
o Kompleks Roto Wijayan

7. Kawasan tertutup
o Kompleks Tamanan
o Taman Sari

19
o Kadipaten
o Benteng Baluwerti
o Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta
o Tugu Golong Gilig
o Panggung Krapyak
o Kepatihan
o Pathok Negoro
o Bering Harjo
o Warisan budaya
o Tumplak Wajik
o Garebeg

o Gunungan kakung
o Sekaten
o Upacara Siraman/Jamasan Pusaka dan Labuhan
o Labuhan
o Pusaka kerajaan
o Regalia
o Lambang kebesaran
o Gamelan
o Kereta kuda pilihan
o Tanda jabatan
o Prajurit Kraton

20
C. The Lost World Castle

Foto: instagram.com/thelostworldcastle

The Lost World Castle yang berlokasi Dusun Petung, Desa Kepuharjo
Cangkringan ini memiliki arsitektur unik yang bentuknya menyerupai benteng.
Dinamakan The Lost World Castle bertujuan untuk mengingat peristiwa letusan
Gunung Merapi pada tahun 2010 yang sangat dahsyat. Letusan tersebut membuat
beberapa desa tersapu habis. Maka dari itu, warga dan beberapa pihak membangun
tempat wisata di area berjarak 6 kilometer dari puncak gunung yang sempat
‘menghilang’ akibat letusan.
Berkunjung ke The Lost World Castle Kaliurang, kamu bisa melakukan ragam
aktivitas seru. Mulai dari berburu spot foto unik hingga naik wahana seru. Berikut
wahana dan area yang bisa kamu jelajahi di wisata The Lost World Castle:
1. Gledekan
Wahana seru yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke wisata Jogja ini
adalah Gledekan. Wahana ini merupakan permainan zaman dahulu seperti sepeda yang
memiliki roda berukuran kecil. Kamu bisa meluncur naik Gledekan di area yang telah
disediakan, yakni di area menuju kastil. Saat bermain Gledekan, panorama Gunung
Merapi yang megah akan memanjakan mata. Untuk naik wahana The Lost World
Castle ini dikenakan tiket tambahan mulai dari Rp10.000.

21
2. Tembok China The Lost World Castle
The Lost World Castle Jogja bisa dikatakan destinasi wisata di Jogja yang tepat
bagi pemburu spot foto. Kamu bisa menemukan spot foto instagramable di segala
sudutnya. Salah satunya adala replika Tembok China. Walaupun ukurannya tak
sepanjang Tembok China sungguhan, kamu bisa menyusuri area yang dipagari
benteng dengan latar Gunung Merapi.
3. Spot Landmark Dunia
Dengan membeli tiket masuk The Lost World Castle, kamu juga berfoto di
berbagai spot replika landmark dunia lainnya. Misalnya saja di area yang terdapat
pohon sakura. Jangan lupa untuk menyewa kimono atau hanbok mulai dari Rp25.000
agar hasil foto semakin cantik. Ada juga replika The Colosseum seperti di Roma, Italia
serta replika Golden Bridge atau Jembatan Tangan Tuhan seperti di Vietnam. Terakhir,
Kampung Suku Indian lengkap dengan rumah ikoniknya bisa menjadi spot foto
instagramable.
4. Spot Foto 3D
Area The Lost World Castle lainnya yang tak boleh dilewatkan adalah Spot
Foto 3D. Terdapat berbagai lukisan 3D yang akan menciptakan foto seperti
sungguhan. Misalnya saja lukisan air terjun dan jembatan yang membentang. Berdiri
di atas jembatan dan abadikan dengan kamera, hasilnya seperti berada di air terjun
sungguhan. Ada juga spot foto permadani terbang hingga sayap raksasa. Jangan
lewatkan berfoto di Paradise Gate, yaitu tangga yang tak berujung.
5. Kapal Black Pearl

The Lost World Castle (Foto: Instagram @thelostworldcastle)

22
Dari kejauhan, kamu bisa melihat replika kapal bajak laut raksasa yang megah.
Cobalah berfoto dari area spot foto Korea dan Jepang untuk mendapatkan latar kapal
secara keseluruhan. Setelah itu, jelajahi Kapal Black Pearl dengan masuk ke area
dalam. Tak perlu mengelurkan kocek lagi karena area Kapal Black Pearl sudah
termasuk tiket masuk The Lost World Castle.
5. 9D Cinema
Tutup petualangan Anda di The Lost World Castle Kaliurang dengan
menonton film di 9D Cinema. Bioskop dengan teknologi canggih ini dilengkapi
dengan efek angin hingga air sehingga seolah-olah penonton berada di dalam film.
Untuk menikmati wahana ini, Anda harus membayar tiket tambahan mulai dari
Rp25.000.

Tips Berkunjung ke The Lost World Castle Jogja

Foto: instagram.com/thelostworldcastle

Keseruan wahana dan spot foto The Lost World Castle memang mampu
membuat wisatawan tertarik. Traveloka punya tips untuk berkunjung ke The Lost
World Castle agar perjalanan liburan menyenangkan. Simak tipsnya berikut ini:
1. Gunakan Outfit Terbaik
Dikarenakan The Lost World Castle dipenuhi dengan spot foto unik, kamu
wajib menggunakan pakaian terbaikmu agar tampilan di foto sempurna. Kamu juga
bisa membawa aksesori seperti topi. Namun kamu juga bisa sewa kimono atau hanbok
lengkap dengan aksesori payung.

23
2. Pastikan Baterai Handphone & Kamera Penuh
Berkeliling The Lost World Castle memerlukan daya baterai gadget yang
penuh. Pasalnya, segala sudut wisata di Jogja ini sangat sayang jika tak diabadikan
dalam bentuk foto maupun video. Pastikan kamu telah mengisi daya baterai handphone
dan kamera atau bawa powerbank dan baterai cadangan ya!
3. Ikut Paket Tour Merapi
Lereng Gunung Merapi memang menarik untuk dijelajahi. Agar liburan terasa
lengkap, kamu bisa memesan paket tour jeep Merapi yang sudah termasuk paket
berkunjung ke The Lost World Castle. Umumnya, paket ini memiliki itinerary untuk
berkunjung ke Bunker Kaliadem, Museum Mini Sisa Hartaku, dan pilihan ke Batu
Alien atau The Lost World Castle. Kamu bisa booking tour Merapi di Traveloka.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah kami peroleh dari perjalanan Study Tour kami
ke Yogyakarta yaitu : Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing
lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai
tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai
keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek
pariwisata tersebut misalnya: Museum Dirgantara, Keraton Yogyakarta, The Lost
World Castle dan lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai
hiburan, kota ini juga memiliki tempat – tempat wisata, pendidikan, dan
bersejarah.

B. Saran
Yogyakarta memiliki tempat-tempat wisata yang indah dan bersejarah yang
patut dilestarikan oleh kita sebagai orang Indonesia, diantaranya dengan tidak
merusak ataupun mencemari tempat tersebut, dan sepatutnya kita ikut
berpartisipasi dalam melestarikannya. Menghargai kebudayaan dan adat istiadat
masyarakat Yogyakarta, dan yang utama mencintai tempat-tempat wisata ditanah
air tercinta.
Demikianlah Karya Tulis yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
Karya Tulis ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

 Sudarno, Kolonel Drs. (2015). Panduan Museum Pusat TNI Angkatan Udara
Dirgantara Mandala. Yogyakarta: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
hlm. 1.
 Saragih, Maylina (2018). 18 Pesawat Warnai Muspusdirla Yogyakarta. Jakarta:
Dinas Penerangan TNI AU.
 Chamamah Soeratno et. al. (2004). Kraton Yogyakarta: the history and cultural
heritage (2nd print). Yogyakarta and Jakarta: Karaton Ngayogyakarta
Hadiningrat and Indonesia Marketing Associations. 979-96906-0-9.
 Periplus Edition Singapore (1997). Periplus Adventure Guide "Java Indonesia".
Periplus Singapore.
 R. Murdani Hadiatmadja (no year). Keterangan-keterangan tentang Karaton
Yogyakarta. Yogyakarta: Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta.
 van Beek, Aart (1990). Images of Asia: "Life in the Javanese Kraton". Singapore:
Oxford University Press. ISBN 979-497-123-5.
 https://id.wikipedia.org/wiki/The_Lost_World_Castle

26
LAMPIRAN

27
Gallery Team & Penulis

28

Anda mungkin juga menyukai