Anda di halaman 1dari 134

Milik Depdikbud

Tidak diperdagangkan

PARHALAAN
DALAM MASYARAKAT BATAK

TIM PENELm
Ora. Kencana S. Pelawi : Ketua
Ora. Hilderia Sitanggang : Anggota
NelJy Tobing BA : Anggota

Editor :
Emayanti

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN K EBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL KEBU DAYAAN
DIR EKTORAT SEJARAH DAN NILAI T RADISIONAL
BAGI AN PROYEK PENE LITIAN DAN PE NGKAJIAN
KEBUDAYAAN NUSANTA RA
T AHUN 1992 / 1993
l
l '"'·-
-[._, I I

/2 /?'7
'.11• !!1?B I ter1ma J-7.. - 7y
~~
'anp [i!al caiat

' ( • 1 •' tf • i, u 0 "/I· I .<_ fE.(_


c.s_

KAT A PENG ANTAR

Proye k Penelitian dan Pengkajiar Kebudayaan Nusantara .


Direktora t Sejarah dan Nilai Tradis ion al, Direktorat Jenderal
Kebudayaan telah mengkaji dan men ga nalisis naskah-naskah la-
ma di an taranya naskah kuno yang btrasal dari Sum atera Utara
yan g berj udul Parhalaan dalam Masyarak at Batak. isinya ten tang
kale nde r; penanggalan untuk menget ahui hari dan bulan yang
bermakna baik dan buruk .
Nil ai-nilai yang terkandung di da! Jm naskah ini adalah nilai
yan g dapa t menunjang pembangunan baik fis ik maupun spiri -
tual

Kami menyadari bahwa buku in masih mempunyai kele-


mahan-kelemahan dan kekurangan-k ekurangan. Oleh karena
itu. se mua saran untuk perbaikan yang disampaikan akan kami
terima dengan senang hati.
Harap an kami , semoga buku ini d .ipat merupakan sumbang-
an yang berarti dan bemrnnfaat s rta
bud aya bagi para pembaca .

}\»
... ' .
} I I>
I>-;
I
I

d:·

iii
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya ke-
pada para peneliti dan semua pihak atas jerih payah mereka
yang telah membantu terwujudnya buku ini .

Jakarta , Oktober 1992


Pemimpin Bagian Proyek Penelitian dan
Pengkajian Kebudayaan Nusantara

d/;!!:/4
Sri Mintosih, BA.
NIP. 130 358 048

iv
SAMBUT AN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAY AAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Usaha untuk mengetahui dan mema hami kebudayaan dae-


rah lai n selain kebudayaan daerahnya se ndiri lewat karya-karya
sastra lama (naskah kuno) merupakan sikdp yang terpuji dalam
rangka pengembangan kebudayaan bangsa Keterbukaan sedemi-
kian itu akan membantu anggota masyara ... at untuk memperluas
cakrawala budaya dan mengt1ilangkan s kap etnosentris yang
dilandasi oleh pandangan stereotip. De 1gan mengetahui dan
memahami kebudayaan-kebudayaan yan!:, ada dan berkembang
di daerah-daerah di seluruh Indonesia sec.ara benar, maka akan
sangat besar sumbangannya dalam pem binaan persatuan dan
kesatuan bang<>a.
Untuk membantu mempermudah pem ) inaan salin g pengerti-
an dan mem perluas cakrawala budaya dalam masyarakat ma-
jemuk itulah pemerintah telah melaksana an berbagai program.
antara lain dengan menerbitkan buku-buku yang bersumber
dari naskah-n askah lama seperti apa yan g diusahakan oleh Ba-
gian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kc. budayaan Nusantara.
Mengingat arti pentingnya usaha tersebu t saya dengan senang
hati menyambut terbitnya buku yang berJudul Parhalaan dalam
Masyarakat Batak .

v
Saya mengharapkan dengan terbitnya buku ini, maka peng-
galian nilai budaya yang terkandung dalam naskah lama yang
ada di daerah-daerah di seluruh Indonesia dapat lebih ditingkat-
kan sehingga tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional yang sedang kita laksanakan dapat segera tercapai.
Namun demikian perlu disadari bahwa buku-buku hasil
penerbitan Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudaya-
an Nusantara ini baru merupakan langkah awal, dan ada ke-
mungkinan masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharap-
kan hal ini dapat disempurnakan di masa yang akan datang
terutama yang berkaitan dengan teknik pengkajian dan peng-
ungkapannya.
Akhimya saya mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penerbitan buku ini.

Jakarta, Oktober 1992


Direktur Jenderal Kebudayaan

Ors. GBPH. Poeger


NIP. 130 204 562

vi
DAFTAR ISi

Hal am an

KATA PENGANTAR ........ .. .. .. . iii


SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAY AAN . . v
DAFTAR ISi .................... . vii

Bab 1 Pendahuluan ...... ... ...... . I


I .1 Latar Belakang Masalah ... . 1
J .2 Pokok Masalah ..... .... . . 3
1 .3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Metode Penelitian dan Prosed ur Kerja . . . . . . . 4
I .5 ldentifikasi Daerah Asal Naskah . . . . . . . . . . . . 6
Bab 2 Alih Aksara dan Alih Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.1 Alih Aksara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.2 Alih Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
Bab 3 Kajian Dan Analisa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87
Bab 4 Relevansi Dan Peranan Parhalaan Dalam Pengem-
bangan Kebudayaan Nasional . . . . ............ 119
Bab 5 Kesimpulan 123
Daftar Kep ustakaan 125

vii
BAB I
PENDAHULUAN

I .1 Latar Belakang Masalah


Pada dasamya, pembangunan Nasion al yang sedang dilaksa-
nakan oleh bangsa Indonesia melalui pen tahapannya. adaJah
merupakan proses pembaharuan yang meny angkut semua sektor
kehidupan bangsa . Pembaharuan melalu1 proses pembangunan
yang berlangsung dalam waktu yang re atif cepat, menuntut
kemam puan adaptasi dalam sistem pergaulan, pola tingkah laku
serta h uLu ngan sosial.
Sementara itu masyarakat Indonesia yang majemuk yang
terdiri dari banyak suku bangsa dengan latar belakang kebuda-
yaan, sosial , agama dan sejarah yang beraneka ragam memerlu-
kan ke rangka acuan, yaitu sistim nilai, gagasan vital dan kegiat-
an yang seragam dalam membina kesatuan dan persatuan bang-
sa. Walaup un secara formal seluruh wu ga negara Indonesia
telah menerima Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar faJsaf ah
negara dan pedoman hidupnya, namun perwujudannya dalam
sistim sosial budaya bisa beraneka ragam mengingat latar be-
lakang lingkungan kebudayaan suku bangsa masing-masing .
Perkem bangan kebudayaan nasional yang sedang dal am
pertumbuhannya tidak hanya dihadapkan pada pilihan atas
2

puncak-puncak kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di


daerah sebagai dicantumkan dalam penjelasan pasal 32 UUD
1945, melainkan juga pengaruh kebudayaan asing yang tidak
mungkin dihindarkan. Oleh karena itu diperlukan penggalian
nilai-nilai budaya daerah sebagai modal dalam rangka pembina-
an pengembangan kebudayaan Nasional.
Negara Republik Indonesia yang terdiri dari kepulauan
Nusantara ini, mempunyai adat istiadat atau tradisi dan pening-
galan-peninggalan sejarah yang dapat memberi corak khas ke-
pada kebudayaan bangsa Indonesia. Corak khas ini dapat dilihat
dari hasil-hasil pembangtinan yang mempunyai nilai dalam per-
juangan bangsa, seperti kemantapan dan kebanggaan nasional.
Dalarn menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan
dan cinta tanah air, peninggalan-peninggalan ini perlu dipelihara
dan dibina agar tercipta kelestarian budaya dan kesinambungan
budaya itu. Salah satu peninggalan sejarah dan budaya bangsa
Indonesia adalah naskah kuno atau tulisan tua yang masih
dapat dilihat, diamati dan dimanfaatkan dalam berbagai bidang
kebudayaan. Naskah kuno yang terdapat di setiap suku bangs a,
mengandung nilai-nilai yang bermakna seperti sistim sosial,
sistim budaya, nilai-nilai etis, nilai religi serta nonna-norma tata-
krarna yang berperan membina proses kehidupan masing-masing
suku bangsa pendukungnya.
Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup ilmu
pengetahuan. kepercayaan. kebiasaan, seni., moral. hukum adat
serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat .
Dalam sejarah manusia, kiranya tidak pernah ada masyara-
kat manusia yang hidup tanpa kebudayaan. Kebudayaan bagi
umat manusia merupakan suatu alat untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan alam dan sosialnya. serta menjadi pola bagi
kelakuan dan tindakan-tindakannya. Dalam ha! ini kebudayaan
adalal1 keseluruhan pengetahuan manusia se bagai mahluk sosiaL
yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan
lingkungan dan pengalamannya. serta menjadi kerangka landas-
an bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan
3

(Suparlan 1978: 1). Dengan demikian keb udayaan merupakan


serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunJ uk, resep-resep, ren-
cana dan strategi-strategi yang terdiri atas n odel-model kogniti f
yang dimilikl manusia dan digunakan ~1..cara selektif dalam
menghadapi lingkungannya sebagaimana e rwujud dalam ting-
kah laku dan tindakan-tindakannya.
Di .d alam kebudayaan manusia te ·dapat aturan-aturan
mengenai yang benar dan tidak benar, at i.. ran-aturan itu antara
lain adalah incest dan tabu. Tabu adalah suatu pendapat tentang
adanya kek uatan kosmis-gaib yang berada dalam macam-macam
hal. Kekuatan ini kalau larangannya dilanggar akan membahaya-
kan keselamatan sipelanggar (Mead , 19 : I I 5 ).
Salah satu kegiatan dalam Proyek Pen litian dan Pengkajian
Kebuday aan Nusantara tahun anggaran 1991 - 1992 adalah
menggali dan mengungkapkan nilai-nilai budaya yang terkan-
dung di dalam naskah kuno. Dalam tulisan mi naskah yang akan
digarap adalah naskah yang berasal dan daerah Batak Toba ,
yakni mengenai masalah Parhalaan dan kaitannya dengan
pengobatan tradisional. Di dalam Parhali.<111 ini banyak sekali
dijumpai at uran-aturan, larangan-larangan Dan seperti yang te-
lah dise but kan oleh Mead di atas bahwa apabila larangan itu
dilanggar akan membahayakan keselamata sipelanggar.

1 .2 Pokok Masalah
Sesuai dengan tujuan penulisan ini. m ika yang menjadi po-
kok m asalah ataupun hipotesa kerja yang digunakan dalam tu-
lisan in i adalah :
I . Ingi n melihat atau mengungkapkan n ai-nilai apa yang ter-
kandung di dalam naskah terse but.
Ap a fungsi naskah Parhalaa11 dalam ~ ehidupan masyarakat
Bat ak pada masa silam dan masa sekar ng.
3. Ap akah nilai-nilai budaya yang terkand ung di dalam naskah
terse but masih bisa dimanfaatkan pad a dewasa ini .
4

1.3 Tujuan
Dalam mencapai tingkat kesiapan anggota masyarakat yang
bertanggung jawab, kita harus menyiapkan diri dalam hal ini
mempertahankan nilai-nilai budaya Juhur nenek moyang adalah
salah satunya.·
Tujuan Umum.
1. Memelihara dan mengembangkan serta melestarikan nilai-
nilai Juhur yang terkandung di dalam naskah parhalaan .
Menggali nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Tujuan Khusus
Terbatas dari segi pandangan penulis, kajian dan analisa ini
juga bertujuan untuk memberikan informasi dari salal1 satu nilai
religi pada orang Batak Toba .

1.4 Metode Penelitian dan Prosedur Kerja


Metode yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah me-
tode penyelidikan historik . Penyelidikan ini adalah penyelidikan
yang mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari
perspektif historik sesuatu masalah karena di dalam setiap la-
• pangan ilmiah senantiasa terdapat perspektif sejauh yang perlu
diselidiki untuk memperoleh kemampuan melihat masalah-
masalah tertentu dari perspektif terse but.
Unttik menunjang program penulisan tersebut di atas, lang-
kah-langkah yang akan dilakukan meliputi 3 (tiga), yaitu tahap
pengumpulan data , tahap pengolahan data dan yang terakhir
tahap penyusunan laporan .

1 . Tahap Pengumpulan Data


Penelitian yang pertama-tama dilakukan adalah mencari
naskah apa yang kira-kira cocok dan menarik untuk dikaji. Da-
lam pencarian ini kami memfokuskan untuk mencari naskah-
naskah yang sudah tersimpan di Perpustakaan Nasional,
hal ini dilakukan karena Perpustakaan Nasional dianggap se-
5

bagai perpustakaan yang terlengkap di Inc onesia yang menyim-


pan naskah-naskah kuno. sehingga dian~aplah perpustakaan
tersebut sebagai sumber data yang meme •mhi syarat dalam pe-
nelitian 111i.
Setelah melihat-lihat sekian banyak naskah, akhimya di-
putuskan untuk meneliti naskah Parhalc.. ·n dari daerah Batak
Toba. Naskah ini ada yang masih memaka aksara Batak dan ada
juga yang sudah dialih aksarakan ke daJa-'1 aksara latin . Untuk
memud ahkan pekerjaan kami, dilakukan kerjasam a yang baik
dengan pihak Perpustakaan Nasional, yakni pihak Perpustakaan
Nasional sebagai penterjemah atau pengal h bahasa dari bahasa
Batak Toba ke dalam bahasa Indonesia, J di naskah yang kami
peroleh adalah naskah yang sudah ditel)emahkan ke dalam
Bahasa Indonesia.

2. Tahap Pengolahan Data


Setelah naskah selesai dialih bal1asaka oleh pihak Perpusta-
kaan t~asional, langkah selanjutnya adalJh talrnp pengolahan
data dalam bentuk pola-pola analisa. Re e rensi buku-buku se-
bagai pedoman perancangan dikaitkan de ngan isi naskah ter-
sebu t . lsi naskah diuraikan atau dianalis. sehingga diharapkan
kita bisa menggali ataupun mengungkap a n nilai-nilai budaya
apa yang terkandung di dalam naskah terst:b ut.

3. Tahap Penyusunan Laporan


Setelah naskah diperoleh dan siap dikaJl, akhimya sampailah
kita pada tahap penyusunan laporan. Pe 1y usunan laporan ini
meliputi :
Ba b I. Pendahuluan yang menguraik <n latar belakang ma-
salal1, pokok masalah . tujuan penulisan -;e rta metode peneliti-
an dan prosecl ur kerja .
Ba b II. Alih Aksara dan Alih Bahasa naskah.
Ba b III . Kajian dan Analisa, yang me! p uti nilai budaya da-
lam keludupan yang nyata atau realitas sosial, ajaran-ajaran yang
6

terdapat di dalam parhalaan, fungsi parhalaan bagi masyarakat


Batak pada masa silam dan pada masa kini.
Bab IV. Kesimpulan dan saran-saran. Pada bab ini akan di-
kemukakan keseluruhan nilai-nilai budaya yang terkandung di
dalam naskah tersebut, serta pengaruh-pengaruh luar dan juga
prospek parhalaan pada masa sekarang.

1.5. Identifikasi Daerah Asal Naskah


Tanah Batak terletak di pulau Sumatera antara 1,5-3 ,5 de-
rajat Lintang Utara dan 97,5-100 derajat Bujur Timur. Luas
tanah Batak lebih kurang 50.000 km2 yang terdiri dari dataran
tinggi dan gunung-gunung yang menjulang di barisan Bukit
Barisan. Di bagian Barat dan Timur data ran tinggi terse but te r-
ben tang dataran rendah yang luas. Di pusat tanah Batak ter-
dapat danau Toba yang besar dan indah. Menurut keyakinan di
kalangan orang Batak, tempat perkampungan leluhur suku
Batak yang pertama berada di tepi danau Toba yang bemama
si Anjur Mula-mula. Dari sana bersebar turunannya ke seluruh
penjuru tanah Batak.
Suku Batak terbagi atas sub suku yaitu suku Batak Toba.
suku Batak Karo, suku Batak Simalungun , suku Batak Pakpak
Dairi . suku Batak Angkola/Mandailing. Setiap suku mempunyai
dialek masing-masing.
Suku bangsa Batak di Sumatera adalah .suatu golongan etnis
yang merupakan suku golongan ras yang ada di Sumatera Utara
dan bahasanya adalah rumpun bahasa Austronesia. Selain Batak
masuk ras Melayu masih banyak lagi suku lain yang termasuk
Melayu . Pengertian Melayu di kalangan orang Batak selain se-
bagai suku bangsa, juga mengandung pengertian orang batak
yang beragama Islam. Sehingga orang Batak yang menganut
agama Islam sering pula disebut sebagai orang Melayu .
Berdasarkan sensus 1984, jumlah penduduk orang Batak
di Tapanuli dan Sumatera Timur berkisar 2 .963 .978 orang,
terutama hanya di Kabupaten-Kabupaten dan kota-kota yang
penduduk aslinya orang Batak .
BAB II
ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA

II. I . Alih Aksara

Poda Ni Buhu Ni Ari Ma Inon Ale Dongan

lya di bulan si paha sada di aditia dohot di samisaran buhu ni


ari .
Di bulan si paha d ua di suma dohot di sungkora.
Di bula n si paha tolu di anggara dohot di bo ras pati.
Di bulan si paha opat di mu da ni buhu ni ari buhu ni bulan.
lya di bulan si paha lima, di anggara doho t di bo ras pati buhu
ni ari buhu ni bulan.
lya di bulan si paha onom di sima doho di sungkora buhu ni
ari buhu ni bulan .
Di si paha pitu di anditia dohot di samisara buhu ni ari buhu
ni bulan .
Di si paha walu di aditia dohot di samisara buhu ni ari. buhu
ni bulan .
Di si paha sem bilan, di suma do hot di s mgkora, buhu ni ari,
buh u ni bulan .
Di si paha sapulu di anggara dohot boras pati buhu ni ari buhu
ni bulan .

7
8

Di bulan Ii di mudani buhu ni ari buhu ni bulan.


Di bulan hurung di anggara dohot di boras pati buhu ni ari buhu
ni bulan .
Di bulan lobi-lobi di suma dohot di sungkora buhu ni ari dohot
buhu ni bulan.

Podani Parbegu Monggop Ma lnon


Di anditia ni poltak dohot di suma ni poltak, ulang makkorja,
ulang ni sorang bayo naso binoto . muda diparkorjahan, mago
maompu ni horja.
lya di andintiani aek di tapian. begu monggop mangan buaya
menjolom si tongka di si.
Iya di boras pati ni tangkop di pintu raja monggop, muda
diparkorjaon disi, mate ma anak haholongan ni roha.
Iya disungkora pernama di alaman begu monggop, ulang
makkorja disi.
Iya dimudani holom ditallaga begu monggop, ulang makkorja
disi.

Poda Ni Sitigo Bulan Ma Inon


Naso jadi pakkorjaonkon di paha tolu disingkora ni poltak,
di anggara ni holom, di boras pati ni holom, di singkora toman
rnangngan sitigo bulan.
Di si paha onom disumani mangadop, di boras pati ni
tangkop mangan sitigo bulan .
Di si paha sambilan di sumani poltak, di sumani holom naso
jadi pakkorjaonkon, muda dipakkorjaonkon mate datu, mate
na sampe rudang, mate na kisar kisar, di alam ni ompu horja
inon.
Di bulan hurung di boras pati ni tangkop mangan sitiga
bulanta inon. Ima natadingkon datu janggutna nian di pagaran
bira na togu mangandung boru ni situlidon. Ima ulang lupan
marbilang bulan na tolu sabilangan.
Di si paha sada di samisara mangan ari mate.
Di si paha dua dimudani mangadop mangan ari mate .
9

Di si paha tolu di boras pati ni poltak ma1gan ari mate ale datu
nami.
Di si pa ha opat di boras pa ti ni gok manga 1 ati mate.
Di si paha Jima di sungkora braturun mangan ari mate.
Di si paha onom dihurung mangan ari mat
Di si paha pitu disingkora purnama manga ari mate.
Di si pa ha salapan di anditia mangan ari m te.
Di si pa ha sia, dianggara ni poltak mangan 1ri mate.
Di si pa ha sapulu disungkora pumama ma ngan ari mate .
Di bula n Ii di mudani mangadop mangan a mate .
Di hurung dianditia mangan ari mate.
Di and itia mangan buaya manjolom di t apian. muda dipak-
korjaon sataon nari ro ma gora diompu ni orja inon.
Di boras pati poltak , sataon nari ro ma fo ra di ompu ni horja
inon ale amang datu nami.
Di sungkora purnama, Iima taon nari r< ma gora di ompuni
horja i ale amang na dipudi tubu .
Di boras pati ni gok , di tonga ni panta r begu menggop, dua
bulan nari ro ma gora di ompu ni horja onc,n.
Di mudani mata, di talaga begu monggop, ataon hari roma gora
di ompu ni horja inon, ale amang datu ham .
Di anggara ni mate ditataring begu monggop, sabulan nari ro
magora di ompu horja i, ale amang na di pt.di.
Di samisara bulan mate di amak begu monggop, satonga bulan
nari ro ma gora di ompu ni horja inon.
Di hurung di tongatonga ni hundulan be .u monggop , sabulan
nari ro ma di ompu ni horja inon.
Iya podani perbegu monggop ma inin.
Naso jadi pakkorjaonkon di anditia ni aek, naso jadi
pakkorjaonkon. Ambaen pangir di ari in on. Ima na margorar
buaya mangolom di lautan, sataon nari 10 ma gora di ompu
ni horja inon.
Di adintia ni aek, di sirpang begu monggop dohot di pintu
orbangan.
Di boras pati ni tangkop di bungkulan begu monggop,
iya na namargorar jonggi gorgi mangarot it di bungkulan, sa-
bulan nari ro ma gora di ompu ni horja inor
10
Di singkora nagodang di alaman begu monggop, sapulu
borngin nari ro ma gora di ompu ni horja inon. Jana matean
halahi, jana indondoni halak halaki inon.
Di mudani olom di pintu begu monggop, tolu borngin
nari ro ma gora di ompu horja inon , jana matean halahi, jana
dodondoni halak halaki inon.
Di boras pati ni holom di tadoan begu monggop dohot
di nanangan salapan borngin nari ro ma gora di ompu ni horja
inon.
Di sungkora boru turun, di pintu orbangan begu menggop,
dua bulan nari ro ma gora di ompu ni horja inon.
Di anggara ni mate ditataring begu monggop dohot di
samisaran bulan mate , dua borngin nari ro ma gora di ompu
no horja inon.
Di undani mate di puntar begu monggop, ulang hita
marhorja di ari inon ale.
Gorada halihi marhuik, jaha nipi nasambor pe anggo ma
i esunti i natubu di dalan na bolon.
Di aek gora , jahe punggur madabu. 1aha bantu i sungga
barita i . Jaha nipi nasambor pe. pangirhon. Iya pangabolina,
sira pege , na nihatahon di uluni tangga.
Sorpa ulog mangambat di dalan, jaha barita i, jaha horn
di buru namora na manahiti . Jaha nipi nasambor pe hunggui.
Iya Pangabolina itak tiga rupa. sanggul bunga bunga, miak,
baja, ni patibal di palipisan.
Jaha monsi mornguk nguk jaha disahiti begu las na ma-
nyahiti . Jaha nipi nasambor pe, hunggu ma i. Iya pangabolini,
bunga bunga nabon tar. bunga bunga na bara. minyak bajin,
tibal di bulan na bolon .
Iya podani si partiga bulan naso jadi parhorjaonkon.
Iya di si paha sada di boras pati, di si paha dua di anggara ni
mate. Di si paha tolu di antian ni anggara. Di si paha opat di
sungkora boru turun mangan si patiga bulan. Di si paha lima di
mudani holom mangan si patiga bulan. Di si paha onom di
11

humani holom mangan si patiga bulan. Di si paha samisara


na godang mangan si patiga bulan. Di st paha walu di boras
pati ni tangkop mangan si patiga bulan. Di si paha sambilan di
anggara sapulu mangan si patiga bulan. D1 si paha sampulu di
antian ni aek, mangan si patiga bulan. Di bulan li disingkora
ni piotak mangan si patiga bulan. Di bulan hurung di mudani
poltak, lobi !obi di si nani poltak mangan patiga bulan naso
jadi pakkorjaonkon.

Podani Na sira Sianta


Mida naka tubu umboto sayur dohot so sayur.
Bea hita umboto tilaha ni bulan, bea d1 ari umboto gorarni,
bea parsungkit tilahani, umboto bulani, bea halak martilaha,
bea naso maranak, bea parbalu pahungke um boto tilahani,
umboto tiopan ni dohot sobabni, ayu si gadon ni mula tubu,
bea hu ndulanni inanna pandidihonsa . dohot rudang ni inana
padidihonsa, dohot rudang ni inana be· daroni, daboto ma
andi ma amani bunu .
Jaha anak tubu di bulan si paha sada , mesa guru nitinompa
ni Debata. alim puting hape anak inon , mago mago do anak
inon disuhisuhi ni tanagan ni tilahani , iya pandungkit ni duri
ni tanggulon pandungkitni , manuk sihulabu nagan daroh ni-
bulung ni tambalahuk pangananni, bab1 hundalung saruni,
hambing homitanni . lya asaka dalahi Sitora panaluan go garanni.
lya anak naboru Sitorabi goranni manuk batarasiang padidihi-
lanni anakhinon .
Jaha anak tubu di si paha dua , marsaboa guruni, pangulupuk
hape an ak hinon paha do rambut ni tilaham, tarugi na matondol
bona ni pandungkitni, di bonani andar na dungkit tilahani,
bulungn i tambalahauk pamahan ni darohni, dihaye haye tuah
ni , hio putih hornitanni. manuk putih saruni. lya anak dalahi
Sipanaluan do goranni, iya anak nabo ru si Dayang marabini
do goranni, bulung si hala datas pa hi...ndulanni. lya iangni
rnandid i ana k inon, bulung ni sanggar di parrudang lahi hu
huta, ale amang datu .
• 12

Jaha anak tubu di si paha tolu, tinompa ni Debata guyangdo


do anak inon, di uluni tilahani, bulu laga pandungkitni, manuk
putih mangan darohni, bulungni huning panganni, di horbangan
na buwangkon tilahani. lya anak dalahi si Tamabulan do goran-
ni. lya anak naboru si Tapingrangrayon do goranni. Asa dabuat
ma larr.bak ni buluh soma hundulanni inang ni laho mandidi
anak hinon, iya ta tangkop do tubuh tombaga pandungkit ni
tilahani iya ma pangebatan ni ale amang datu.
Jaha anak tubu di bulan si paha opat, Mortiha guruni, datu
do asa mauli, di pinggol ni tilahani, bulu laga pandungkitni,
manuk sabur bintang mangan darohni di tampatan na buwang-
kon, di tangan ni tuahni, huting sibolang homitanni.
lya anak dalahi Santipabaluhan do goranni, Sitamabulan hapi-
linni. lya nak naboru Sitailamomas do goranni, iya tangkop
do tubuh, asa dabuat ma dokdok ni buluh bani hundulan ni
inang ni laho mandidi anakhinon.
Jaha anak tubuh di sipaha lima, singa guru ni, idapur ni
matani tilahani, duri ni tanggulon padungkit ni, di sirpang
pinormombang nabuwangkon tilahani, di bibirni tuahni, hiyo
tulis hornitanni. lya naka dalahi Sisorbapanaluwan do garanni.
lya anak naboru Siratusbini di goranni, uluni armau hundulan
ni inang ni mandidi anakhinon.
Jaha anak tubuh di bulan sipaha onom, tinompa ni Debata
yunggul inon, mate dilunglungan do anak inon marsogot, di
pinggogol ni tilahani dohot di matani, bulu laga pandungkit ni
bulung ni pisang sitabar, parnahan ni daroh ni manuk bangkas
(bungkas) mangan do raboyon, nabuangkon hiyo golap horni-
tan ni · dohot asu simahuring. lya anak dalahi Sipurnama aji do
garanni, iya anak naboru si Paripado goranni.
Jaha anak tubuh di bulan sipaha pitu, tolur guruni bulan
tinompa ni Debata yang matinde inon i pinggol ni dodhot di
dilahni, pirak pandungkit ni manuk botarasiyang mangan
darohni, di alaman dabuangkon, di tangan ni tuahni. lya anak
dalahi si Sudi Panaluwan do goranni, bulung ni dapdap hundul-
an ni inang ni padidihon anakhinon, bunga bunga rnirah di par-
rudang laho hu huta, manuk janun bosi dapotan ni tondini.
13 .
I.,. ,
\.
,,
'It"us r-
~I')
., .,
, ~~
"'
1 .v
\ ·1
1v
/
Jaha anak tubuh di sipaha walu, tan o gur~ tinqmpa'~
1
Debata yang nantindo inon, di hundulan ni tilahan"'i-,, torhbaga 9 rf
pandungkitni, i dalan na bolon na dungkit manuk tam bur ha y is I
mangan darohni , bulung ni sikala bolo, hundulan ni inana
mandidi anakhinon. Jya anak dalahni si A_ 1 Martiha do goranni,
iya anak naboru si Dayangmundali do goranni. manuk sabur
bintang dapotan ni tondi ni ale datu.
Jaha anak tubu di bulan sipaha siyah. mesa guruni tinompa
ni Debata, sombuh do inon, batu gingging pandungkit ni anak
inon babi pogong daotan ni anak inon, lya anak dalahi Mor-
gabulan do goranni, iya anak naboru s Dayanghurabini do
goranni, ningon panopa do asa mauli. ly 1 buhul ni anakhinon
siyah borngi n, siyah tahun. Di matani di ahni, pungkor malela
pandungkit ni manuk simalopak mangan darohni, i tangan ni
tuahni, panjabat holing homitanni , manuk sampur borna
saruni saruman pandidian ni inangni, ase mangolu anakhinon.
Jaha ana k tubu di bulan si paha sapulu, a mbun guruni,
tumaram punda (panunda) anakhinon, n ngon panusur do ase
mangolu anakhinon, ningon panusur do asa mauli. torop do
hansa pangisi ni jabu ni, iya anak dalah si Pesiya do goranni,
iya ana k naboru si Tapisumundot do go anni, iya hornitan ni
asu parburu, hayen hopal raja, mate di bajora do anakhirion
ma marsogot, di uluni tilahani, bulu I ga pandungkit ni di
bona ni bul uh do nadungkit tilahani limba t guru ni rosi matuwa.
Jaha ana k tubu di bulan Luyutantan!_ martiha guru tuma-
ram digulangi batu anak hinon, dirasun halak hapilinni. iya
anak dalahi si Geabulan do goranni, iya anak naboru Rajauji-
anpande do goranni. Iya yakkani saborngin sabulan, lya lopas
ma inon ma ngolu ma anak inon.
Jaha anak tubu di bulan hurung pariama, mesa guruni
bulan hurung. lya anak naboru si Hurun laima do goranni. asa
napatuhuk ma anakhinon, asa mabaht.: n ma nitak songon
rupani ana k hinon bani hundulan ni inangni rnndidi anak inon,
manuk sabur bintang dapotan ni tondim, ampang ampang ni
horbo homi tani , ase sayur matua anak rnon, saratus pangisi
ni jabuni.
14

Panorang Partubu
Jaha anak tubu natarpanorangkon Tajomburik, oppat
borngin buhulni. Iya da mate disinon, waluh borngin sabulan,
satahun, iya soada mate di sinon, ada dapatuaek anakhinon,
iya loppo ma sabulan, satahun namun ma anakhinon. Iya
porsilihini pisang sitabar, asa godang ni anakhinon, apurang,
minak saloh, boras binorna ombu-ombuan si tiga rupa, sagu-
sagu, nitak gabur-gabur pitu pohul, tolur dayok, boras sasupak,
demban sagunringan habulauwaluh, bajut dob sadari parna-
hanni, asa nasibar godang ni anakhinon bonang manalu. Dung
na sibar ma ganup ringring ni naparrotap asa nanahkon ma
hubagas bajut dob sadari ondi, asa napahutikkon saborngin
dongan iya marombah parba bah in on inangni, iya marombah
anakhinon ompungni hiya hidup parombah inon. Iya das
ma ibah, dahalushon ma hubagas bah, mayup ma le anakhon,
tilahani do hape dongan. Dung soni asa marsiyang-siyang ma.
lya bolah ni unta ni parhorot do rotap-rotap.
lya dung maridi na saburi ma anakhinon bani sipora bulobeni
boras binorna hu pudini. lya luhut do tontang pusu pusuni
ase tolanni mate bahen sanggul do anakhinon.
lya di ringring ni mabuwa hape sanggulni. lya dapotan ni
tondini dini uluni horbor iya so do uluni hornu, nitak ma
nabahen so uluni horbo, iham hundul hapilinni bulung tamba-
tuwah nabolon ulamni, bulung-bulung si bujak goran dongan
hi ya idup homitan ni ale amang da tu.
Jaha anak tubu tarpanorangkon Sidangtaralobi hape nama
nongos dohot bah marsahit hape anak hinon , iya porsilihi ni
hudong hudung ni pisang si tabar, nape pajuma-jumaon na
baen ma inon. Iya appar do hubang, nape mulih begu. Iya
naheni apuran rudang, minak saloh boras dinorna, ombo-
ombuwan sitiga rupa, sagu-sagu, nitak gabur-gabur, demban
oppat lopoti, salungsuhni oppat oojut dob sadari parnahanni,
darahutt di bonang manalu boras saakkal, pnining opat hibul
hubuhulan opat asa ombah bani hiyo harahar parbonangan,
iya dapoton ni tondi ni manuk sabur bintang, asu si magara pe
mauli, dengke sinampang hapilinni. Iya parmasak ni si pitu
15

dai, bulung-bulung si bijak goran ulamm dongan hiyo sipitu


rupa homitani dohot asu parburu si danh rupani dohot piso
niroppu ale amang datu.
Jaha naka tubuh natarpanorangkom Andoribunga, anak
martuah hape anak inon. lya anak naboru ulang huta legan pa
bolihon, iya anak dalahi ulang disoding halak, iya di soding
halak mago ma amangni. lya hapilinni lar1bat ni pisang sitabar,
pula no paramanis huppudini marhita rangin dongan iya dinahe
ni naheni pinarhalak hinon, apuran rudang, minak saloh , boras
binorna ombu-0mbuan si tiga rupa sagu-sagu, demban waluh
lompit , pining martikkil, bajut dop ~adar pasnahanni na rahut
di bonang manalu, asa danahkon hubagas hiyo hayen asa napa-
pulikkon saborngin.
lya malas ma ari, naboan ma husirpang inang ni marombah
parsilihi inon, amboruni marombah anak inon nasampean
bunga. lya das ma isirpang idabuhon ma parsilihi inon, digarus
ma borgokni, madabuh ma anak i tilahni do hape asa na dilohon
bani begu ni na mate sadari. lya laho ma hubah, marsiyang-
siyang ompung ni ma use marombah anakhonon marsilip-
silip padang toguh ma ganupan. lya dapoton ni tondini babi na
bolon ulang dalu robuanni ma inon.
lya pormasakni sipitu dai nabean dongan bulung-bulung si bijak
goran ulamni, hio sampunborna homitanm dohot ·tin tin putor,
ulang mangan manuk, asu, guruni ma inon ulang lupa dipodah.
Jaha anak tubu tarpanorangkom Andoribintang tiningos ni
sanggul hape anakhinon, anak martuah hape paromas ia nada
turillon. lya turillon do turikni do hassa omas. lya na boru
nasoding do namine. lya lang be soni g'ndo ulang hu huta
nalegan pabolihon. lya anak dalahi ulang disoding halak. Iya
disoding halak mago-mago man amangni. I:'< a parsilihi ni lambak
ni pisang sitabar pula godangni, narajahkon pinarhalak ha di
lob diparma nis dipudini dohot morhite angin. lya dinayeni ,
apuran, rudang, minak saloh, boras binorna, ombu-ombuan
situga rupa, sagu-sagu, nitak gabur-gabu pitu pohul, tolur
sada, boras sasupak, demban waluh lopit , pining waluh hibul,
bajut dob sadari pernahanni, narabut bani bonang manalu,
16
hubuhulan waluh, asa napaulikkon inon. lya marombah anak
inon anak boru natturihon, asa naturuhon tu sirpang, asa
idabuhon parsilim inon, asa marsimpona ma.
lya madabuh ma ho tilahanni anakhon, nini marmangmang
dingan, lya siang-siang ni songan siang-siang natarpanorangkon
andori bunga ondi do nabean, marsilip padang toguh laho hu
bah, roll hunbah pe sonin do dung maranggir asa nadasusi ma
bani buah ni hayu sabente anakhinon.
Inmapinadornu, nini datu dung soni dasaburi ma bani sira poge
(sipora) hullobeni boras binorna huppdudini. lya lohot tontang
pusu pusuni, mate dibuat sanggul anak inon. lya diringring do
lohot mabue hape sanggulni, iya dapotanni tondini, babi sang-
kot marpulung, ulang asu, rabuanni ma inon bulung-bulung
sibijak goran ulamni. lya su homitanni hio simagerger, golang
tum buk dongan ulang mangan manuk, ulang mangan asu
robuanni ma inon ale datu.
Jaha anak tubu tarpanorangkon Andorihijang parbungkas-
bungkas hape anakhinon, pardalan-dalan hapilinni, janah pa-
nangko, ningon datu do ase mauli. lya anak naboru mabue haro-
suhni uhur ni, ningon sibasih do asa mauli. lya homitan ni hio
sinandang, golang tum buk, tint in tum buk. lya parsilihini gang-
giang (gayang-gayang) jonggi na gana inon, hundul gondang.
ni, anakni pisang sitabar hapilinni. lya dinabeni apuran, rudang,
minak saloh, boras binorna, ombu-ombuwan sitiga rupa, sagu-
sagu, nitak gabur-gabur pitu pohul, boras nasupak, demban
opat lopit, pining opat hibul, hubuhulan opat nanahkon huba-
gas saborngin, asa naboba hio tanggal hussabang hio halolongan
ni ate hio parombah parsilihi inon, inangni mangombah par-
silihi inon.
Iya das ma dabuhhon ma parsilihi inon, madabuh ma
anakhon, tilaha ni dohape, nini marmangmang. Asa daondoshon
datu. lya diambat asu di dalan husiambirang, roh ma aji ni
halak. Iya hisuyamun si simagot jau mangabati, ompungni
mangombah anak inon dongan. Iya marangir anakhinon, asa
nasaburi bani sipora hunlobeni, boras binorna huppudin. lya
lohot totang ringringni mabue hape sanggulni. lya marubah
goranni nasurathon bani bulung ni bittatar somsom nasasai.
17

Bennacam-macam Semah-semah
Jaha na sahit maringis parhatani , t i:lombani manrinding.
lya pagarni: lada, pege pitu ngiris, gararr pitu hamata, bunga-
bunga sada bul ung na panggalangan ta hor bangan daga, langkar
asa muli begu.
J aha nasahit nangnangc:.n jana tarta \\a tin om boni si gunja
tahar-thar, hasior do pagarni. lya mabanangan na parbue bi-
norna, napuran sada, rudang sanjuluk di bulung ujungan
panggalangan di dalan sirpang dagalangkon asa muli begu inon .
Jaha sahit mojonong do na sahit i, Jana magorsing rupani
sigunja simaning bulit ma goranni. lya pagarni unte mungkur
asa muli begu inon. lya ambangan na indahan sampohui ibibis
banggalni dongan, sira puti, pege pitu ngiris, napuran sada ,
rudang sanjuluk, di bulung nidulang bajo ra, dapatibal asa muli
begu.
Iya na ong pagar hatana sigunja siba ang raja ma goranni.
Unte mungkur do pagarna asa muli begu non. lya ambabangan
na indahan sampohul, di bulung ni ujunga n dapatibal di dalan
huta asa muli begu i.
lya asupan do hatana maringis do bauna sigunja saatan
magarni pamungi do pagarna goe. lya a"'labangan na indahan
sampohul sira pitu hamata, pege pitu ngiris, bulung ni dulang
bajora panggalangan ni , di dugul-dugul ma patibal asa muli
begu inon .
lya tangis-tangis do jana manggarut, J'a nggabe ni na boritan
tinombani begu sigiling ate ma goran ni, iarango do pagarni asa
muli begu inon.
lya ambanggnni rudang boras binomo ')arana dongan minak
saloh, bulung ujungan panggalangan, dibalia ni huta dahatahon
ale muli begu inon .
lya tinombani si gunja raja, jalela aalotar majonong jana
malio bohina, jana dapadilat dilat bibirna, aek aek nitangko
sinurbu di sipu-sipu asa dasuapi ma han sahit inon , di iinum
ma deba.
18

lya amabangan ni lambak ni bulu soma, iya panggalangan ni


bulung ni langga di dugul-dugul dapatibal asa muli begu inon.
lya tinombo ni sideang sonda hari, iya ma boru bajora,
marapot parhatani manjalmit panaurungi do pagarni, asa muli
begu inon. lya ambangan ni napuran hinaropitan tolu hamata, si
aru sada ingananni, baja, minak dongan boras binorna borna,
bulung ujungan panibalan dipamapatan dapatibal ale muli
begu inon.
lya tinoboni sigunja raja jalela dalohan ma jonang, jana
malio bohini. lya tinombani si deang bunga surit si raja bunga-
bunga pautus-utus bani parhatani purl tunggal ni sangkil si-
pilit unte mungkur dongan silinjuang darahuti di bonang ma-
nalu. Ima panampak nasahit asa muli begu inon.
lya ambangan ni rudang boras binoma di bulung ujungan
dipanibalan di pamampatan dagalangkon dongan boja minak,
napuran sada asa muli begu inon.
Poda di pangguru ni juhut ma inon . Bea dihorja sita sita
di hasuhuton bolon.
Di bulan sipaha sada bibir na dohot pinggolna guru ni ju-
hut, iya saput ni bulung ni burta-burta, iya harnatean ni di
pintu raja.
lya dibulan sipaha dua, sasap ma guru ni juhut, iya saput ni
bulung ni sihupi tastas, iya hamateani diton~a ni alaman.
Iya dibulan sipaha tolu, mata na guru ni juhut, iya saput
ni bulung ni latong, iya hamatean ni ditoru ni balatuk.
lya dibulan sipaha opat halopa, sama guru ni juhut, mor-
saput do , iya hamatean ni ditano rurus.
lya dibulan sipaha lima , ringki-ringkina guru ni juhut, iya
saput ni bulung ni jarango, iya hamateanni tu hayu namar-
bulung.
Iya dibulan sipaha onom, pat ni guru ni juhut, iya saput ni
bulung nidadap, butuhana pe rasun ni juhut, iya hamatean ni
daayup do tuaek na bolon.
19

lya dibulan sipaha pitu, butuhana dohot jari-jarina guru


ni juhut, iya saput na bulung ni dulang bojora , iya hamatean
ni datutungi do datu nami.
Iya dibulan sipaha walu, tabo-tabo na dohot rusuknangal,
iya saput na andor baliang, iya hamatean ni di robean ma da-
tanom datu nami.
Iya dibulan sipaha sia, dilana guru m juhut, iya saput ni
bulung ni andulpak, iya hamatean ni di dalihan .
lya dib ulan sipaha sampulu, hae-hae na dohot solotan nipat
ni , iya soput ni bulung ni hatunggal s sanggali sipilit. lya
hamatean ni di pansur ma datanom datu nami.
lya di bulan li sondi-sondi na guru ru juhut, iya soput ni
sigundal, iya hamatean ni di sampuran ale.
Iya dibulan hurung, si atsiat si guru nu juhut, iya saput ni
tabu sala, iya hamatean ni di tanoman no namate sadari datu.
Poda ni si pamata-pamatta ni bulan ma inon, bea hita
paborhat talangketa, bea hita didatangi halak, bea hita man-
datangi , asa datilik ma ari ni buhu tanduk, asa mago alonta
inon.
lya di bulan sipaha sada, si tongka hita umbunu na mardaro.
Di arintia ni poltak, ulang hita mangiho . Meas ma guru ni,
ulang hita maningir. lya hita mamulasi dipintu ma pulas ta,
di atas mabasirta andor natarbuang di alaman ma ihot ni manuk
na lopak ma longitta, bulung ni bortama sosar ni. lya sangkalan
ni unte manis topong susu ganjang ni. Iya pangulunta tolu
halak sada dolo-doli , di partungkuan hita runggu. lya pinangan
ni arinta asom, sira, opak-opak datajomi, dapatibal di adop ni
talangketa.
lya bulan sipaha dua di summani polt ak sitongka hita um -
buna mardaro , di sumani mate pe ulang, d alaman ma dalanta,
diadop ruma ma basirta, andor baliang ma ihot ni, iya longitta
manuk mira. lya panggaganan ni hayu ni ur ta hajoran, pangaru-
suk na pe ido. lya pangulunta sada na mora di partungkuanhita
runggu , desa na mate buktita dapatibal d1 ada ni talangketa,
dung ma hasuhuton ta .
20

lya di bulan sipaha tolu, dianggarang mate ma raung suriya,


ro disamisara mora turun , mamunu dorbia bajik , di panopaan
bosi ma pulasta , diadop sopo ma basirta, sadu ate ma ihot ni,
sitongka hita mangihot datu suara ma bulan ni inon. lya lo-
ngitta manuk jarum bosi. lya sosar ni bulung-bulung ni burta-
burta. lya pangulunta datu marajar. lya pinangan ni arinta
porsiranggutan ni babi dohot ome dohot bunga-bunga, di adop
na pangulunta dapatibal.
lya di bulan sipaha opat diboras pati di antian ni aek di
mudani mate , mate ma rau sunggu , mate ma rau sinangbela.
lya pangulunta datu marajar. lya pinangan ni arinta porsirang-
gutan ni babi dohot ome dohot bunga-bunga , di adop na pangu-
lunta dapatibal.
lya di bulan sipaha opat diboras pati di antian ni aek di mu-
dani mate , mate ma rau sunggu , mate ma rau sinangbela. lya
pulasta di pintu raja, dialaman ma basirta, mare-mare ma ihot
ni. lya longitta manuk hais, sambor mira pe mauli , iya soputna
bulung ni unsim, iya sangkalan ni sinta-sinta, di portungkuan
ma hita runggu.
· lya di bulan sipaha lima dianggara ni poltak , diboras patini
poltak , mate ma rau mangambang, mate ma anak ni batu holing
si tongka hita mandatangi. Mesa ma guru ni ari, singa di alaman
mapulsta, di pintu ma basirta , andor baliang ma ihot ni. lya
longitta manuk mira ma longitta , iya sosar ni bulung gumba,
iya sangkalan ni tolong bonbon , pangarusuk na pe ido , iya
pangulunta sada namora pormas , sada ma panopa bosi sada
pande-pande, iya pinangan ni arinta eme parbue dirapak-rapak,
dapatibal di adop ni datu .
lya di bulan sipaha onom di boras pati ni poltak disamisara
purnama dimudani mate dipanopaan , bosi ma pulasta, andor
baliang ma ihot ni , iya longitta babi si bontar munsung asu
sunggam balanga pa mauli , iya ulam ni bane si uli goar, iya sang-
kalan papalu ni andorasi, sanduduk pangarusuk ni. lya pangu-
luntanaramping pinggol , diboma-boma hita runggu, di dalam
pe mauli. lya pinangan ni arinta sinoro ni porhas, sirabun ni
gaol sitabardaba diadopni talangketa .
21
lya dibulan sipaha pitu, sitongko hit i mendatangi maema
hala son , di alaman ma pulasta, mare-mar" ihot ni, iya longitta
manuk na lopak , iya sosar ni bulung ni ungjungan buhit iya
pangulunta na ubanon . lya pinangan ni rinta tanduk ni ursa
dahois pinangan ni arinta .
lya di bulan walu diboras pati ni t ngkop sitongka hita
mandatangi, dipoltak ma pulasta , diport u 1gkuan ma hi ta rung-
gu. lya Iongitta manuk mira . lya sos ar n bulung ni borta iya
sangkal an ni hayun andolok. lya pangulu 1ta sada ma doli-doli,
sad a ma hatoban . lya . pinangan ni arinta t ni tampulak, dapati-
bal diadop ni talangketa i .
lya di bulan sipaha sia, disngkora ni polt ak , disamisara mora
turun , di boras pati ni tangkop mamunu iorbia bajik , ditapian
ma pulasta , dipanipaan bosi ma basir ta 1rago ma ihot ni. Iya
longitta manuk jarum bosi, iya sosar ni b..ilung ni unte manis,
iya sangkalan ni kayu ni antuturut , hod ong pangarusuk ni ulu
bessi bas o pe maui , iya pinangan ni arinta ongkir masuak imput
ni man uk namatektek, asa dapatibal m a diadop ni talangketa
inon d atu.
Iya di bulan sipaha sampulu diaritia t ts amisara pumama di
ari mate mamunu dorbia bajik, diaek ma basirta di alaman ma
pulasta, mare-mare ma ihotni, iya longit 1su huring bia manuk
mira pe mauli, iya sosar ni bulung ni ha rnra, iya sangkalan ni
h ayu ni hatunggal. lya pangulunta n a m 1lak tian dalanan . lya
pinangan ni arinta sina , ni gipul. diadop ni talangketa datu nami .
lya dibulan Ii, disumani mate , disami ara bulan mate, man-
datangi jaoat, ulang hita hatetehan mud. r sabulan ni , guru ni
ari ma inon, ditapian ma pulasta, di pintu ma basirta, silung
mate ma ihot ni. lya longitta manuk sa;um bintang, iya sosar
ni si duahalang ulunta, iya pinangan ni ann ta indahan sampohul
hapur dapatibal datu.
Jya di bulan hurung di sumani manggadop , disamisara mora
turun, d ihoras pati di tangkp mare-mare 11a ihot ni. lya longitta
babi d1 asar, iy a sangkalan ni siringgas , ya pangulunta na j a-
buton , pinangan ni arinta hau nabuhar, d balameha nita runggu
datu h ami.
22
Mesa di bulan sipaha sada marguru hambing, iya pangalo-
m uk ni ampira dohoy rompa silima lima. lya panrahutan ni
nibubu ni babiat dohot hulung - hulang.
Morsabu di bulan sipaha dua, marguru saba-saba, iya panga-
lomuk na bungani sampilutut dohot sihit di aek dibalaja gom-
pang batu, iya pangarahut na bosik di robean hita matu mona.
Nutima bulan sipaha bolu marguru geatuna, iya pangalomuk
na tano sampohul dohot aek dibulanja, iya paahut ni tali-tali
ni buhik.
Harahata bulan sipaha opat, marguru tahuk, iya panga-
lomuk ni batu ama diaek di balanja, iya panahut ni holi-
holi.
Singa guru ni bulan sipaha lima, marguru babalan, iya pa-
ngalomuk ni sampilpil dohot humbil, iya panahut na bosi-bosi
api di bomo-borno, hita matu mona alae.
Hania bulan sipaha onom marguru halihi, iya pangalomukni
ranggas doho sibumi baringin dohot boras ni rube, iya panahut
ni ultop ale.
Tola guru iiioatrn sipaha pitu marguru timbangan m tim-
bangan ni timbangan batuan ale . Iya panahut ni boras ni san-
duduk baja napuran dohot batu dohot morsa.
Dano guru ni bulan sipaha walu marguru tapian iya panga-
lomuk ni aek batu, iya panahut ni topik-topik ni pinggan.
Marharu bulan sipaha sia marguru sigurampang, iya panga-
lomuk ni batu, iya panahut ni palu-palu.
Marhurba bulan sipaha sampulu marguru lombu, iya pa-
ngalomuk ni aek ditabu-tabu dohot boras ni simargala-gala
dohot sibur ni hau dohot bungani sampilulut. lya pangarahut ni
suga ale datu hami .
Mortiha bulan li marguru te ni binatang, iya pangalomuk
ni batang buruk dohot bunga ni si baguri. lya panahut ni singa.
Mena bulan hurung pariama marguru ikan. iya pangalomuk
ni batu dohot boras ni simargala-gala dohot boras ni rube. lya
panahutna durung ale datu.
23
Poda ni arian ni toga ale datu. Olo ma ahu iya di bulan si-
paha sada disamisara mora turun mangan ari ni ompu toga.
Di bulan sipaha dua disumani mangado p mangan ari ni om-
pu toga .
Di bulan sipaha tolu dibo ras patini poltak mangan arini
ompu toga ale datu olo mu.
lya di bulan sipaha opat ditula mangan ari ni ompu toga
aledatu.
Di bulan sipaha lima di sumani holom mangan ari ni ompu
toga.
lya di bulan sipaha onom di hurung mangan ari ni ompu
toga.
lya di bulan pitu di samisara moraturu n, mangan ari ni toga.
Iya di bulan sipaha walu , disumani ho lom mangan ari ni
ompu toga .
Iya di bulan sipaha sia dianggarani pol tak mangan ari ni
omp u toga .
Iya di bulan sipaha sampulu . di tulan mangan ari ni ompu
toga.
Iya d1 bulan Ii tangtang bulan ringnng Debata disumani
holom mangan ari ni ompu toga ale datu hami.
Iya di bu lan hurung diantian angga "Tiangan ari ni ompu
toga ale amang datu namamasu, olo ma aphu ale guru nami.
Podani Pamunu Ni Tanduk
Barang hi ta didatangi halak di ari naso mauli. Asa napasang
ma aj in ta inon andi ba.
Adin tia ni poltak marguru mesa. hota.n g na paoban-oban
daporsangkut-sangkuton di tanganta. ha ta ahut ni ari ma in on .
Di sumani poltak marguru morsoba 1tungguk dapaoban-
oban mago ma namandatangi hita so ma hi ta hadatangan.
Anggara ni poltak marguru tano buh..ng daboha-boha da-
paotanotan, mage ma namandatangi hita, ~o ma hita hadatang-
an.
24

Anggara ni poltak marguru tano bulung daboha-boha da-


paotanotan, mage ma namandatangi hita, so ma hita hadatangan.
Muda ni poltak marguru harahata, basir dapaotanotan, adop
talangketa, mago ma namandatangi.
Boras pati ni poltak marguru singa sumbia dapaotanotan,
adop talangketa , mago ma namandatangi.
Di singkora ni poltak marguru hania, topiktopik ni pinggan
napaotanotan adop talangketa, mago ma namandatangi.
Adintia ni aek marguru dano , hopal dapaotanotan magoma
na mandatangi.
Anggara sampulu marguru humba sibur dapaotanotan mago
ma namandatangi.
Mudani mangadop marguru mahara ultop dapaotanotan,
mago ma namandatangi.
Boras pati ni tangkop marguru mena palaitt dapaotanotan,
mago ma namandatangi hita, so ma hita hadatangan andi ba.
Podani pamuhai singirta. Barang hita dumabu hasuhutan
na godang, barang halak na toga marutang, Iya ma inon panga-
laho ni pulas andi ba.
lya di bulan sipaha sada hita mandatangi, mangkarathon
do hita soma hita tangko mamulasidapatangihon do bulan inon,
so matongka paminuhun. Iya dapamunuhon do raja ma hisu-
huton inon. Ongga dalongiti ma jolo, bea ditalangke hujur
dalehon bea piso. Iya ari ni di adintia ni poltak di mudani pol-
tak hapilinni, di pintu raja ma pulas dasangkothon, di tapian
ma suga dagahon. Iya hita martomu bayo do bulan inon bajik
bea mangunjam ruma bajik.
lya di bulan sipaha dua raja ma hita tumurut singir, so ma
tongka hita mandatangi so tongka. lya ma inon bulan mamali
horma ma in on, so ma hita tu banua ni halak tu maram sahit
ma di banua ni halak, bea na dirumanta pe tumaram sahit
mautang ma bolon di banua ni halak na laho inon. lya hita
marjojohan halak natoga bajik, bea hi ta mangutang bajik, mago
ma na hita pangutangi inon, barang bayonta so matongka, bea
25

hita morpangir so matongka, bea morsanti so mauli , so ma


ulangan ni sahit halak inon. Bea bisara, bea martonon hayon
so ma mauli. Bea ma nopa bosi, manopa piso pe so matongka,
bea tumopa bandi, iya na patopahon do so ma dua hali di
porbandi ma, hoda ma bansi in on. Iya arim di samisara purnama
di anggara ni holom hapilinni suga dapatl bal dapasunsang bajik.
Iya d1 bulan sipaha tolu di anggara n poltak ari ni, di sopo
ma pulas dagantungkon di pamopaan masuga dabahon di tapian
hapilinni, di sumani mate arini. Bea 1u a mamunu dorbia di
bulan hi ta matumona .uma bajik.
Di bulan sipaha opat di aek ma pulas dasangkothon, di pintu
ma suga dagahon , di muda arini, dapasa'1dang bajik , bapamu-
nuhon bajik. Iya hita mahangir bajik u. ang hita mandatangi
ari inon. Iya hita pautangkon bajik id up dorgayu ma hata na-
pautangkon inon . lya ma inon pamuhu. utang, iya mangulak
aji ni halak bajik.
lya pam unuhon dorbia bajik, iya longi tta manuk na birong,
daro ni pulasta andi ba.
lya di bulan si paha lima, iya luta tumurut singirta jatiya
hita hadatangan na pangalohon bajik, diuratni huta ni musunta
hita hundul. lya hatutungan dapamunuho:'l dorbia bajik , di huta
ni musunta ma pulas dasangkuthon, di palangka ni babi suga
dabahon. lya daro daporsara-sarahon, jahat binununta inon. lya
ari ni disamisara bulan mete. lya hita di bulan sipaha lima lagi
bulan sirumajahon iba ni. lya hadabuanni matoga ma hita.
lya hita mangantan banua bajik.
lya di bulan si paha onom dapam muhon dorbia bajik.
lya arini di singkora purnama, di anggara ni mate hapilinni, di
aut ma pulas dasangkuthon, di tapian ma hapilinni, di handang
ma suga dabahon. lya hita didatangi halak dapasudai ma utang
lagi dudu bulan manik sabatahu. lya ma inon bulan naso panga-
lonkon ma inon, dapandarohon bajik.
Iya di bulan sipaha pitu do hita did tangi halak, mandali
mahita jolo di talangke inon. lya hita manurut singir so mauli.
lya mandabu pangulu balang na begu ba ik. lya ma inon lagi
26

bulan rumarang bulan so rumarumaso di dolok so di aut,


turambisara lagi bubulan horma halak inon. lya panongosan
mangan haroan ma hita di babi na bolon manuk hapilinni,
mamora ma hita napinanongosan inon. lya ari ni di samisara
ni poltakso ma hita matuburu, so matongka matubona uma,
bea lume tondinta di bulan inon so matongka sulu sulu ni
bulan nibulan sipaha walu so matongka mandatangi di bulan
in on.
Iya di bulan sipaha walu lag i sunggulan ranggiting ma bulan
inon, iya nidatangan do hita, dapangalahohon bajik, asa dabu
ma hasuhuton inon. Mabolon do hita di hasuhuton i, ulang hita
mamuhun dorbia, anggo mamulasi do hita di hasuhuton inon,
di uluanni modom ma pulas dasangkothon, di handang ma suga
dabahon. lya ari ni di samisara bola turun, di samisara bulan
mate hapilinni asa dale ma tondinta di manuk dipangidangida
halak ma hita.
lya di bulan si paha sia bulan pandatangi ma inon, iya ma-
nuru t singir di uma hita manurut singirta, morlingit di hanopan
ma pulasta dasangkothon, di tapian ma suga dabahon di
panopaan hapilinni. lya ari ni di samisara bulan mate, manalu
mahita mandatangi inon , iya ma inon bulan si paha sia adong
sahun dulan ma inon dohot mate ni ari.
Bajora ni bulan si paha sapulu. lya hita tumurut singirta
iya ma inon mangan bulan ibani. lya di bin~a do dapamunuhon
dorbia bajik, dapangihothon bajik iya ari ni anggara sampulu
disingkora bola turun hapilinni, dihurung hapilinni ni madabu
di patala jonggi, disingap ma pulasta dabahon , di pintu ma suga
dabahon, iya hita di datangi halak mandali ma hita jolo, so
matongka mahingir , iya disingir halak do hita dung ma utang
in on.
Iya di bulan Ii so ma hita tongka manurut singirta, iya
nidatangan napangalahohon di halak talu ma halak pagi-pagi.
Iya hita lume tondinta bajik. lya hita mamulasi so tongka
mamunu longit pe so matongka, mambuat pe so matongka
talu ma hita dihasuhuton inon.
27

lya di bulan hurung madabu ma ompunta di purba dapan-


datangihon bajik. Adong lumuhut ma ompunta Debata di atas,
tumorimori ompunta Debata di toru, barang pada horja bajik ,
barang hasiholta di bulan inon. Barang hita mamani bayo bajik
mamora ma hita. lya arini di singkora ni poltak di bulan inon ,
di budani mangadop di boras pati ni tangkop hapilinni, di
hurung hapilinni, adong ma di si patala jonggi ari inon. lya
marsidungi hata mago ma na manumpahi iya ma inon manga-
roti singirta ma inon si sian amani bunu so ma inon lupa di
poda ni gurumu. Batu so horpahaan ni aji naso mauja bulung
mandung simagorsing toding na dua bulung ondi ba.

Podani Ari Lojang Ale Amang


Jaha di adintia hita mardalan-dalan , gua do hita mulak asa
mauki. Di pasti ma gorahani, di purba sorini. lya pinangan ni
ari hambili, baja, minak , boras bonorna borna, napuran hapur.
Jaha di sumani poltak hita mardalan ari hirdang ma inon ,
marilu ma hita. Di agoni gora ni mangabia sorini. Iya pinangan
ni ari baja, minak, boras binorna, apuran saur, rudang.
Jaha di anggara ni poltak hita mardalan, ari buyut ari inon.
Jabat ma inon. Sulang mate utang datang. Di agoni gora ni
sorini mangabia. lya pinangan ni ari bunga-bunga, sira, suga
Jojo , tarasa ale tandang ale amang.
Jaha di mudani ari poltak ari hu ting ma inon ma inon,
saganupan halak di hitta sampun borna , sampun borna ulinta ,
soninpe gira do hita mulak asa mauli. Di maritia borna di
irisanna sorini. Iya pinangan ni indahan sampohul, ale laho
tandang ale amang.
Jaha di boras patini poltak hita mardal m tu banua ni halak
di ari inon maruli mahita di banua ni halak di natonga arian
panorangni, ulang lepak , di dang sina gora, iya sorini. Iya
pinangan ni arinta huling-guling ni begu nardum ale amang.
Jaha di singkora ni poltak mardalan , ar hara ari inon , jaha
hita di pastian gorahani, di purba sori, pinangan ni arinta bulung
natangtang, nisaburhon tu hutani halak inon ale amang.
28

Jaha di saisara ni poltak ari tuhus ma inon, sampun borna


ma ulinta, pansing halak di hita, mangabia digora, di agoni
gorani. Iya pinangan ni ari ome jomuran. Lo be manarai asa laho
hi ta .
Jaha di antian ayak mardalan tu banua ni halak, urang ma
daerni, utang datang. Di otara sori ni iya panangan ni ari iya
pinagari inon , puat apuran, baja , minak, bulung ujungan rudang
ale amang.
Jaha di sumani siang ari gaman ari inon. Di purba sorini ,
di pastina gorahani. lya pinangan nirari baja , minak, boras
binor manapuran nahinabahulan sada ale.
Jaha di anggara sapulu ari ganjang ari inon, jaha hita mar-
dalan maruli puting huning hape ulinta , saganupan halak di
hita, di purba sorini, purba gorahani, pastina sorini. lya pinang-
an ni arinta topik ni hudon, lojo tarasa asa laho ale tandang.
Jaha di mudani mangadop ari hambing ma biar ma hita
mangida halak. Di agoni gorahni , mangabia sorini. lya pinangan
ni sarumpaet. Lobe mulak ale lao tandang ale datu nami. Ulang
lupa bebani podang ale.
Jaha boras pati ni tangkop, ari ranjang ma inon. Jaha hita
mardalan tu banua nihalak minsuri bajik mauli. Diagoni gora,
dimangabia sori. Pinangan ni ari hube ni ome, lobe mardum
ale tandang.
Jaha di singkora, ia hari hantu, ari olang, ari tuan, girah
hi ta ·mardalan, maruli. Soninpe barang do hita mulak, gorahani
agoni, mangabia sorini. Pinangan ni arinta topung tiga rupani,
baja, minak. Lobe marisi asa dapot na sa gorsing ale amang
guru nami.
Jaha hita mardalan tu banua ni halak, iya ale amang na
marsiajar ulang nagohan napatidak hadatuon, suman sumani
sisar na malajang natarsulu malungun, namanadingkon tano
timur inatubuon ondi ibaen gira do lang marina , oe raja lobang
hilangkon do ulangmu, hadolong ma amana, so tarsuang lagu
bani malantaon , aji maapkon mulani ale natajangkon gijang
natubuan na mana maan na siak, tangini amang na lolangan tu
29

sang ondi, ma balak ma tano huliar, la_ang na tah sulu ma-


lungun , lao to tano parjalangan sada d iang ibo bao/tondi
sonin do ale sanubang pangajakni ade banian , ahu labadan
taganin , bean partatading ni inangsaro n bang ondi alebada ,
mulang si bangan e. Jaut tano pinatubuan o ndang na tanda jang
aton ni halak naso binotomabo huta pe 101ma itano parlajang-
an , namangkodohon hudon parnangkalar di tano labuan ondi ,
age na mindo, naniambitna tariuthon ala k ansouatop podas do
na minjol mulak tu siang nasomalan atairatap diut do naminjol
na marguro-guro, ditangani alaman na bolak ni alak.
Jaha di suhu ni dok salang so mate tang datang. Di atara
ni gorahani, didangsina sori , pinangan m ari ni holang hayu
ipung-ipung lobe, mulak ase laosan ho obe ale mauli di ari
inon sagupa langkang .
Jaha di boras pati ni gok ari ni, ari ra3a ari hantu , iya hita
mardalan mauli ma hita , bajik hutani ha ak, di banua ni halak
mata mando mangindang tu maran hita a e amang, mangindang
tumaran hita ale amang. Di agoni gora 1 duman yaha sori ni
pinangan ni ari baja , minak , mardun ale laho hita dapot ma
nasahasar musunta ale amang.
Jaha di singkora duduk ari hantu a 1 olang ari tuan, gira
do hita mordalan maruli ma hita, sonin e gira do hita mulak.

Podani Parbulan Sisapulu Dua

lya di bulan sipaha sada , sopu pu'1gutangan. lya sonm


manuk pogang. lya martomu bajo bajik mauli . lya pinangkol
halak mago halak panangkoan jaha mago ma namanangko.
Jaha hita diundang halak mago ma I alak na mangundang ,
namora ma hita, iya soruni manuk silopal< lya ulamni andorasi ,
dongan andudur dongan ompu-ompu, ya panlomangan ni
bulung di hoshos, buludhot pantilini ale amang .
Jaha dibulan si paha dua martomu ba o, mago ma namarun-
juk pollungpe mago. lya, pautangkon ja wat, mangutangkon pe
jawat. Jaha hita namumbuk, maruli ma i on. lya soruni manuk
30

mira, iya ulamni bulung ni andorasi dohot bulung ni sidear


goran. lya panubisan ni sibar simarbarita ale amang.
Jaha di bulan sipaha tolu bajik maunjuk maruli.
Jaha mangutang sae do utang, jaha hita putangkon, ro do
singirta i. Jaha hita dipanon koi halak, mamora pinangkoan.
Jaha mengundang bajik mauli, iya ulam ni batu hula tolu lam-
bar. lya panubisan ni niomkon tangan ni do pantil ni ale amang.
Jaha di bulan sipaha opat, marunjuk mago ma halak na
marunjuk i, marsunti pe jaoat.
lya ale amang na marlaja rulang ma goran napatidak hada-
tuon suman-suman ni matangku ale mangalungun lagu ni bani
lautan ondi ale.
Jaha hita mangutang sae do utang ta i, iya pautangkon ro
do singirta inon , manangko jaot, mamora pinangkoan, iya
martomu bayu bajik, iya ulamni bulung ni pultak-pultak ale
amang pitu hali pitu.
Jaha di bulan sipaha onom martomu bayu mate ma helani
di lunglungan, iya soruni manuk pinta-pinta, iya morsidung i
hasuhuton na uli, iya manjalo singir jaot.
Jaha hita dipanangkoi halak jaot. Jaha hita diundang halak
mago ma namangundang, bajik na mangundang, soruni manuk
sampun borna, asu iringon (horning) ma hapilin na, iya ulamni
bangun-bangun dohot bulung ni galu sitabar ale amang.
Jaha di bulan si paha pitu, pautangkon pe jaot, mangutang
pe jaot, iya diundang halak mauli iya marsidung i husuhuton
jaoat. Marpoda pe jaoat. lya soruni babai sangkibul, iya ulam ni
sangkil sipilut dohot bulung ni jarum-jarum. lya panubisan ni
bulu parapat. lya godang ni sibar hundul, iya ulam ni bangun-
bangun, buluh ni singgolom pe mauli.
Jaha di bulan si paha walu martomu baju, mate ma hela ni
di lunglungan manangko pe jaoat. lya soruni asu parburu,
iya ulam ni jalomani pitu harambar, iya panggirna unte mung-
kurdohot sangka sipil dohot silinjuang ale silingkas ale datu
hami.
31

Jaha di bulan si paha sia martomu bayu bajik, marsidungi


husuhuton jaoat, mamora ma niundang, manangko pe jaoat,
mamora pinangkoan, marpoda mauli, iya patopahon bosi bajik,
iya soruni manuk mira, iya ulam ni jungjung buit sallambar.
Iya panubisan ni parapou puntilni.
Jaha di bulan sipaha sampulu martomu bayu jaoat, pautang-
kon ope jaoat, manangko pe jaoat, iya marsidung i hasuhuton
mauliro di pahompuni, ro gorahani, iya soruni bubu montang
huta. Iya ulam ni rudang na uli do gora1 ni, iya panubisan ni
bulung ni lada, iya sibar ni sibar simarbanta ganjangni, manuk
tambur hais hapilinni ale amang guru.
Jaha di bulan Ii yutanatang marsanti bajik mauli, iya ma-
ngontang jaoat, mago panangko, mamora pinangkoan, iya ulam
ni haporas.
Iya di bulan hurung pariama mate ma paromas, jaha hita
martomu bayu mate ma helani di lunglungan daboru hapi-
linni iya mangutang bajik, mago ma pangutangon, iya mangun-
dang mago ma halak naniundang ta inon, ma rsidung i hasuhuton
lang be do goraha. Iya soruni manuk sabu1 hbintang. Iya hulam
ni pege bumb~ dohot bulung ni junjung buit dohot bulung ni
silastom salambar. Iya godang ni panubisan ni sibar sinan sonbir
godang ni ale amang. ·
Jaha di samisara purnama, mardalan tu banua ni halak,
ari so maruli hita. Mabiar halak mangida hita di banua ni halak,
sonin pe ulang mardalan tu banua ni halak, di daksina gorani,
di manyabiar sorini, iya pinangan ni ar bungbungan ultop ,
manariti hita ale laho tandang ale amang guru hami.
Jaha di tula mardalan dalan so mate utang datang, di mana-
riti garaha ni, irisan ni sorini. Iya pinangan ni ari ni hasu dohot
bunga-bunga tano, dapot ma musun ta na Plalambe rupani .
Jaha di anggara di holom ari alang-alan5 ma inon, martunggu
pe jaoat, marpoda pe jaoat, ipagoni gorahani, iya pinangan
ni arint a ari ni bahot mangabia sorini dapot ma musunta na
malambe rupani ale datu guru nami.
32

Jaha di muda ni mangadop di anggaranni holom, mardalan


ari limpang ari inon jalang, so mate utang datang di banua ni
halak, martunggu pe jaoat mansuri, inariti gorahani, irusan ma
sorini pinangan ni arinta in hodop ale amang guru.
Jaha di boras pati ni holom, ari baning halohan ale mauli
mangan minum ma hita di banua ni halak, di mangabia gora-
hani, iya goni sorini, pinangan ni arinta in hube ni ome, lojo
mardum ale lao hita ale amang guru nami. Ulang lupa.
Jaha di sipora sidua pulu ari si mangan minum ma hita di
banua ni halak musuri bajik, iya pinangan ni arinta indahan
sampohul, lobe maridi ale lao maruli ale amang guru.
Jaha di samirasa boru toruan, ari maruli na hita tu banua ni
halak, agani mago idalan do. Ulinta di purbani sorini dipastina
gorahani, manarai ale lao maruli hita dapot musunta ale amang.
Di anti an ari anggara ari ram ba pangan ular. Salang so mate
utang datang, irisan ni gorahani nariti sorini, iya pinangan ni
arini rampang judi, minak, baja, boras binorna, bulung ujungan
ale amang.
Jaha di sumani mate ari lomos ari alang-alang, ari ular ma
inon, mauli ma hita, puti huning, sonin pe mago di dalan do
hita. Di pastina gorahani, di purba sorini pinangan ni ari sere-
sere lobe sodom ale lao tandang, dapot musunta ale amang
datu nami.
Jaha di anggara ni mate bajik, maruli ma hita di banua ni
halak, halak puti huning, sampur borna ma ulinta, saganupan
halak di hi ta purba goraani, di pastina sorini, pinangan ni ari ni
songkir na musuak boras, ase dahosi ale lao mardalan ale amang
guru nami.

Podani Pamunu Ni Bulan Na Sampulu Dua Ma Inon Datu


lya pamunu di bulan sipaha sada asa dabuat ma bobak ni
hambing. lya pangalomukni ampipira datu nami.
lya pamunu ni bulan si paha dua, bunga-bunga, iya panga-
lomukni unta datu.
33
lya pamunu ni bulan si paha tolu, asa dabuat ma goya tuna ,
iya pa iya pangalomuk ni tano sampohul.
lya pamunu ni bulan si paha opat, sa dabuat ma tahuk ,
iya pangalomuk ni asu datu nami.
lya pamunu ni bulan si paha lima as J dabuat ma bobak ni
babiat, iya pangalomuk ni sampilpil datu .
lya pamunu ni bulan si paha onom, 1sa dabuat ma habong
ni lali, iya pangalomuk ni ranggas datu na ni .
lya pamunu ni bulan si paha pitu, asa dabuat ma podom-
podom iya pangalomuk ni nam bur.
lya pamunu ni bulan sipaha walu, asa dabuat ma bustak iya
ma da tu nami.
lya pamunu ni bulan si paha sia, asa d buat ma sigurampang
iya pangalomuk ni datu.
lya pamunu ni bulansi paha sampult. asa dabuat ma topik-
topik ni pinggan, iya pangalomuk ni inda han sampohul ale datu
nami.
lya pamunu di bulan Ii, asa dabuat nate ni binatang, iya
pangalomuk ni batang buruk daru nami o
lya pamunu di bulan hurung, asa ua buat ma dengke na
dapot bubu, iya pangalomuk ni bajaure n ... mi amang guru.

Podani ni Pamunu ni Bulan Sampulu Dua ma Inon


Barang hi ta mandabu aji di bisara nagc dang datu.
Iya pamunu di bulan si paha sada, sa dabuat ma gota ni
sulu-sulu dohot borong-borong, asa dagat gatti ma , asa dasa-
burhon ma tu huta ni musunta.
lya pamunu di bulan si paha dua , isa dabuat ma aek ni
anturge datu nami.
lya pamunu di bulan si paha tolu, as.1 dabuat ma ta bu sala
dohot hudi.
lya oam unu di bulan si paha opat, as~ dabuat ma hodong ni
langge sihu t ale.
lya pamunu ni bulan si paha onom , asa dabuat ma durung
na buruk-b uruk datu.
34

Iya pamunu ni bulan si paha pitu, asa dabuat ma tabusala


dohot podom-podom ale datu.
Iya pamunu di bulan si paha walu, asa dabuat ma tanggiang
dohot te ni binatang dohot singkam datu.
lya pamunu di bulan si paha sia, asa dabuat ma sampilulut ,
asa mago olon ta i.
Iya pamunu di bulan sampulu, asa dabuat ma buhu ni bulu
dohot daroni manuk na birong.
lya pamunu di bulan si paha sampulu , asa dabuat mate ni
binatang. Di bulan Ii do inon, asa mago olonta.
Iya pamunu di bulan hurung, asa dabuat ma bulung ni
la tong ale da tu nami.
Mesa guru ni bulan gorada dapot ma anak sasada jana pande
dongan suhut dongan datu marajar sibela gorarni dapot du
musunta. Asa dapothon ma tuantara diantara pe dapatobashon,
di paya-paya binihon ulana. lya atatahutna morsoba bolohontat
dahobolhon tu huta ni musunta inon, asa hita patabashon
gorada guru ni bulan umbunu marsoba, dapot mahalak na mar-
guru di si paha sada, di sungkora ni mate ari ni , ditongga ru-
mani, di si paha sada di sungkora ni mate ari ni, mate ma por-
mesa, mate ma panggorada. Asa madabu ma dipatala jonggi
dongan arahar ni toan arahar ni bulan arahara ni ari, mate ma
panggorada. Asa madabu ma dipatala jonggi dongan arahar ni
toan arahar ni bulan arahara ni ari, mate ma pormesa, mate ma
panggorada. lya pamunu ni bulan si paha sada, asa dabuat ma
siburo dongan sudu-sudu dongan asa gatgatima sabur hon ma
tu huta ni musunta andi ba datu.
lya di bulan si paha dua marsoba guru ni bulan si paha dua
dilani Debata, di uluni habungan , mam,.uhar huta bajik mamitu
bajik mamurkai hasuhuton pe bajik , di samisara poltak ari ni ,
dapot ma suhut dongan datu dongan opat ulinta, ia dapot.
Ai bulan mardaro so tongka hita pasingkop, ulang dohot datu
pataboshon , dapot ma sinyajaba di tapian ni musunta, asa
patabas ma dongan sisida , singa guru ni bulan sorpa babi sung-
kebal hontasta , andoma mangalilit tungko ihot ni hontas ta
35
inon. Simor pa,ndan sangkalan nasampilpil ihotna dongan pusuk
ni si tondang dapot dongan si aji dapot dongan si andan dapot.
Di sumani mate arini iangkup ni bulan si paha dua babai hon-
tangan hon tasta hayu andolop sangkalan ni bulung ni dabu
dangka sosarni siala atas hapilinni , sipuspus dongan ansosoron
sosar ni , asu bulu jarumi hontasta, pusuk m si morp andan dagat-
gati dongan sonjata ni juhut dasulangkon di anak para panggu-
rarsangta di halak na mukbap aso do boban gual-gual asu tunkul
tihal ihurna tolu pusoran na di i sangni dapot ma suhut di
musunta dongan datu dongan ulubalang dongan di pin tu dapot,
asa dataro ma tuantara di antara pe dap atbashon asa dabuat
ma uluni dabunihon di paya-paya donok hon dalan nabolon,
hatahut ni marsoba bolo daonta durukkon tu huta ni musunta,
asa hita marporang. Gorada guru ni bulan inon, umbunu mor-
soba, dapot ma anak namargorar si guru ditonga-tonga ni
rumani, di si paha dua disungkora ni matt arini , mate ma por-
mesa, mate ma panggorada , madabu ma tupatalajonggi harahar
ni taon harahar ni bulan , harahar ni an mate ma pormesa,
mate ma panggorada dung ma hasuhuton ta inon. lya pamunu
ni bulan asa dabuat ma siburu dongan ma hasuhuton ta inon.
lya hita dapotan di bulan si paha dua, asa dabuat ma tudungta,
dapispishon diordangta , dung ma hasuhuto n ta inon.
Iya hlta marporailg di bulan si paha tolu rungkung Debata,
dirobean dialek iya mate iya bulan mira ni parmanuhonkon
bajik, taktahuak manuk panjorangta. lya martunggu huta talu
ma hita, manorbiti bajik matumona hasuhuton bajik adop
ataran h1ta patabashon, nami tu auma pe bajik. Iya di bulan si
paha tolu dianggara ni poltak di bulan s paha tolu, marhara
guru ni bulan dongan gorada asu sumbang hontasta dongan
manuk jarum bosi, dianggara dapot ma sisidang dohot si aji
asa paduahalima diboraspati ni tangkop a:ini, asu nabara hon-
tasta, dapot ma di purba dimusunta doho t sinyaba, pamuhar
huta taktahuak manuk panyorangta, tandoshon ro dipintu ,
asa dator an tara, diantara pe dapatobas asa dababa ma dapanoro
di tapian, asapatolu hall ma di samisara l1ola turun angkup ni
bulan si paha tolu asa tahahon pintu ma adop ataran hita
patobashon , asu na bara hontasta dapot ma sipurba sinyaba
36

mamuhar huta bajik asa tandoshon ma di pintu, asa datoro


ma tu antara , di antara dapatobas, asu na bara hontasta di
ihurna pusoranna dapot ma sibanyak dohot sitondang di mu-
sunta , dongan bayo na maisolot dongan hayu ni dapdapsang-
kalanna, bulung ni hatunggal sosarna hahombu pusuk ni amdor
halahanta ihot ni hontasta di boraspati ni tangkop ari ni ulang
hita patabashon, adong marguru mena ari inon , dapot ma bayo
namaisolat natolu sada ina dongan.
lya di bulan si paha tolu dapot ma anggi ni suhut di sumani
poltak ari ni dapot ma datu marajar asa datogu ma tu pintu,
ro di pintu pe asa dataro ma tu antara, di antara pe dapatabas,
asa pandua hali ma mudani mangadop ari ni dapot ma pintu,
iya so dapot di pintu , di mudani mate ari ni, ula hi, dapot ma
suhut dongan datu dohot anak hahasi di musunta mate. Dung
ma hasuhuton inon. Si baso bolon dapot , situan gorar ni, di-
onggara di paya-paya ia dapot, diliang batu dajari-jari dabuhinon
datatahut hatatahut ni tu bulu daporbila-bila ontat dadurukkon
tu huta ni musunta. Ima pangulunta marporang. Ituna guru ni
bulan, gorada umbuna ituna, dapot ma matani maliok panga-
lahoni, mabara sibuk ni, donokhon lubang rumani. Di si paha
tolu disungkora ni holom ari ni , mate ma pormesa, mate ma
panggorada, mate ma bulan si paha tolu, madabu ma dipatala
jonggi dongan harohar ni ari, harohar ni bulan harohar ni taon,
dung ma hasuhuton ta inon.
Iya pamunu ni si paha tolu tabu sada hidu ni bargot dongan
batang buruk dagatgati dasaburhon tu huta ni musunta dung
ma hau hutonta inon. lya dapotan di bulan si paha tolu , ihan
si male do haroanna , barur hapilinni adi batu.
lya di bulan si paha opat, hara hata guru ni bulan, boltok
ni debata . lya hita taha pintu di bulan di aek, iya mate diuruk-
uruk-uruk, iya mate diranggas, iya mate di bulan ngangang-
ngang ma inon, dapot ma suhut dongan datu dongan. lya hita
hadatangan asa daporsidungi ma sangketanta inon, talu mahita.
lya pamunu ni aek bajik . lya hita marporang di bulan si paha
opat mesa guru ni bulan, di mudani poltak arini, asu nabara
hontasta, sada do pusoranna tali ihot ni hontasta , babi rumbak
37

hapilinni siguru dapot di masunta saktian dongan simanik do-


ngn si aji dongan dipaya-paya , iya mate Jatahanon pin tu. Asa
taro ma tu antara, di antara pe dapatobas daot ma anak sasada,
sada ido saina jana datu marajar diadimia ni aek arina daot
ma suhut pangabiri, dimudani mate arin , angkup ni bulan si
paha opat, asu nabirong hontasta, marpu .oran di isangna tom-
bal pat na bontar ihurna dongan dohot di rungkungna sitora
dipartibi namangaliliti haram susuk-s .1 sukna ompu-ompu
sosari asa datahanon pintu, asa dataro m tu antara, di antara
pe dapatabas dapot ma suhut dongan aatu panusur dongan
opat ulinta dung ma hasuhuton ta inon, d t mudani poltak arini ,
dapot ma si aji dongan datu.
lya hatatahut ni harahata api di surpt. daontat pangulunta,
morparpangko hapilinnni pangulunta narporang durukkon
tu huta ni musunta marporang. Harahata n bulan sorpa umbuna
harahata dapot ma halak maegus bangg1 angna jana matoruk
tangan na jana matahar babana , jana r: anis porhata hatana
hombarhon buruan rumana di ruang hayang iya mate , jungki
ma matana dabunihon di ruang hayu , dt.. ng ma hasuhuton ta
inon di bulan inon. Di bulan si paha opat dib oraspati ni tangkop
air ni, diboraspati ni mate ari ni , mate 'Tla panggorada mate
ma pormanis, mate ma bulan si paha opat asu bolang hontasta,
dapot ma tuan boru na bibortian suruanni andorasi hungkung
ni hontasta manuk hulabu honta suta, nadabu ma tupusok
samudora harahar ni taon, harahar ni ulan , harahar ni ari
dung ma hasuhuton inon. Iya pamunu 1i bulan si paha opat
dulang'1ulang bajora dongan hasihor daogas. Asa datanom ma
tuhutan i musunta dung ma hasuhutonta i 1on . Iya hita dapotan
di bulan si paha opat, manuk na buta haroan ni, dung ma hasu-
huton.
lya di bulan si paha lima, singa guru 1 bulan daro Debata
dihulun abungan . Iya mate dihuruk-huruk ia mate morsosor jat,
mamrha pe jat ma rtunggu pe jat do t on. ,ka datu martandang,
si tangka tumi op susuran mate ma suh .t dongan huluhubis
dongan hulubalang dongan si anggara. ")j anggara ni kolom
arini manuk hontasta dohot asu hurung hontasta, dapot ma
38

sitandang di musunta dongan datu, dapot manaili ma sada


ina dimusunta dihuruk-huruk iya mate panorbiti bajik, torta-
ding ma suhut dongan datu panusur dongan hulubalang, so
tongka tumindo bubungan ni musunta boraspati, dapot ma
sibajing dongan sitapi di musunta dongan datu dongan si raja.
lya dibulan sipaha lima dinapotpot dabunuhon lapa-lapa ma
parsara-sarahon dung ma hasuhutonta inon, sidanni na hontan
tu masunta, asa hita rmrporang. Singa guru ni bulan sorpa
umbunu singa dapot ma hulubalang na donokkon buntu-buntu
rumani.
Di bulan si paha lima diadintia ni poltak ari ni mate ma
pormesa mate ma panggorada angkup ni bulan si paha lima,
singa dongan gorada, manuk nabara hontasta dongan asu huring,
andor baliang iyot ni hontasta dapot ma suhut dongan datu
marajar, dongan ela ni suhut dapot, asa tahahon pintu bajik
asa taro ma tu antara , di antara pe dapatabashon singit mata ni
ari panorangta bajik. lya pamunu ni bulan si paha lima asa
hogos ma hunik dohot daro ni manuk na birong dongan bulung
ni podom-podom, dasaburhon tuhutani musunta dung ma
hasuhutonta inon . lya dapotan do hita di bulan si paha lima
pidaratohon ni, dung ma hasuhutonta inon andi ba datu.
lya di bulan si paha onom hamina guru ni bulan ate-ate
ni Debata nami tua hauma bajik morsosor bajik di aek iya mate.
Si paho onom maara guru nibulan dongan sorpa di sungkora
ni poltak. Sungkora ni poltak arini manuk susuk pandan hontas-
ta handudur pusuk ni sibayak dapot asa datahonon pintu,
asa toro ma tu antara, di antara pe asa dapatabashon dapat
ma suhut dongan datu marajut, dongan alak natading banua
sada dongan suhut pangambiri dongan pormas diboras pati ni
tangkop ari ni di singkora purnama arini babi sangkap mar-
pulung hontasta, dapot ma simanik siraja, dongan di samisara
arini, disamisara bora turun arini, asu nabirong hontasta, dapot
ma sisorin di susunta datu dongan suhut dongan tahatahon
pintu. Asa taro ma tu antara, di antara pe databashon, pulungan
huta pe bajik mamuhar huta pe bajik, adop pastina hita pata-
bashon. Mata ma pormesa, mate ma panggorada, mate ma
sorini ari, matu mona ma hasuhutonta, manalu ma hita maroba
39

ma omputa Debata purba hala dapot ma I alak na dua sada ina,


diadintia ni poltak arini. Asa taro ma u antara, tu antara
pe patabashon dapot ma suhut na toga manumpai anggi ni
suhut namanumpai di anggara ni holam ma inon, dapot ma
sitondang dongan sirompa dongan sisakiti di musunta. Di si
paha onom di tano mate pat na bunion d batu apilinni , rosak-
rosak ni pinggan pangulunta marporang . Ania guru ni bulan,
singa rumbuni ania, iya dapot ma halak na birong, di uduk ni
ana birong di boina, donokkon buntu-b untu rumani. Jana di
bulan si paha onon di mudani poltak ari ni, madabu ma hara-
har ni ari, mate ma pormase, mate ma panggorada .
Angkup ni bulan si paha onom mamunu bajik mamu kai bajik,
dapot ma suhut dongan pande dongan datu di susunta, manuk
na bontar abongnga na bontar digurung-gurungna, babi somba
guru, angkup ni bulan sipaha anom. Hos ma ni ari panorangta,
di pintu ni musunta ma dapot asu na bontar isang ni ro diin-
dora ni ma inon hontasta .
Iya di bulan si paha pitu rungkung ni Debata di huruk-
huruk. lya mate di liok ni huruk-huruk so tongka hita matu
mona hasuhuton so tongka hita turnindo hubungan ni hasu-
huton ta . lya bulan pangiutiut. lya bulan umbunu ibani , taban
manaban . bunu mamunu , iya musunto ro tumaha pintunta
ulang hita mabiar umpulsihi musunta gira do maporus dapot
ma na tolu sada ina dongan tarahan disam1sara ni poltak arini ,
adong ma biar ari inon. Mesa guru ni bulan dongan gorada
guru ni bulan si paha pitu asu hijang-hijang hontasta , dapot
ma siaji dimusunta, siguru di musunta , namita auma bajik ,
sitongka manuangi dapot ma bajo toding benua sada, diboras-
pati nitangkap ari ni, asu hijang-hijang hos+asta, di purba dapot
disarnisara ni mate ari ni, babi bontangan hontasta, pangara-
hutna balatuk ni iyot ni hontas ta inon. Sisangkap nagumirsang
dapot di musunta, so tongka hita martunggu ai ringring ni
taon, ai bilang ni bulan so tongka hita mandatangihon tahon
manong saya bulan rranongsaya, iya ma tuboli asa mauli di
samisara ni taon ari ni, si bola ma dapot si tapa dongan si aji
mangiring gorar dapot di musunta .
40

Di sipaha pitu asa jungkit matani, bunuhon ddi nasae,


dung mahusuhutonta inon. lya hatatahut ni tola tali dahontat
pangulunta marporang. Jaha bulan sipaha pitu, sipaha pitu do
sipaha sada, so be hadungdungon sengketa inon, asa dasaru
masuhut marsanti. Iya dung do hita marsanti asa ualni ma
hasuhutonta inon , dinggara ni mate ari ni. Di si paha pitu,
mate ma pormesa, mate ma panggorada ai guru ni bulan si
paha pitu, angkup nu bulan si paha pitu manuk soraekhonta
taihoti ma dirambu ni susuranta inon.
Iya di bulan si paha walu, si paha dua do sipaha walu, di
singkora ni mate arini, mate ma pormesa mate ma panggorada,
haniha guru ni bulan dongan guru ni ari, singa dongan sorpa
rongin babiat pangulunta baling-baling dijolonta, asu huring
hontasta di borapati ni holom arini di bulan si paha walu tebosi
dongan te ni binatang dongan podom-podom dagatgati, dasabur-
hon tu huta musunta, dung ma hasuhutonta inon.
Iya di bulan sia mahara guru ni bulan tangan-tangan ni
Debata, di aek iya mate marsosor bajik dapot ma nalima sada
ini pande bosi dongan anak ni suhut di susunta. Mahara dongan
gorada guru ni bulan di sumani mangadop ari ni, asu homuk
hontasta, bulung ni ansosor sosor, hayu ni dabudangka sang-
kalanna asa dadurukkon ma tu hita ni musunta asa hita pata-
bashon dapat ma sisorin di musunta di sumani holom arina,
manuk na bontar hontasta, di sumani mate arina. Di bulan
sipaha sia Jiang batu datangan na bunihon dung ma hasuhoton
in on.
Iya pamunu ni bulan si paha sia singkap dasambilu tandiang
dagatgati saburhon tu huta ni musunta inon.
Iya bulan si paha sapulu gumba guru ni bulan, susu ni
Debata diholbung-holbung iya mate di hobong-hobong iya
Mate. Mesa dongan sorpa guru ni bulan, dianggara ni poltak
arina rnanuk jarum bosi hontasta, dapat ma si aji di musunta,
di anggara sampul arina, joha di bulan si paha sapulu diboras
pati ni holom arina. lya pamunu di bulan si paha sapulu buhu-
buhu di bulu dapitungan datombuhi daro ni manuk nabara
panomburna.
41
lya di bulan Ii martuha guru ni bulan susu ni Debata. Jaha
hita marporang talu ma hita, ditonga ni dalan do hita mamunu,
diuruk ni tapian do hita mamunu, iya mate anak sasada sada ido
diparanak inana. Di bulan Ii halto ni bago na adophon tu huta
ni musunta. lya pamunu ni bulan halto narurus pitu hibul,
halto ni andudur pitu hibul, bulung n podam-podam qasa
buruhon tu hu ta ni musunta. lya hita dapotan di bulan Ii ihan
do haroanna.
Jaba di bulan hurung-hurung taon hu ri ng bulan, di mudani
mate ari ni. lya pamunu ni bulan burung ririk ma dabuat , leto
hand ud ur dongan sira dongan podom-poJ om dongan urat ni
bulu gatgati dasaburhon tu huta ni musu 1ta. lya hita dapotan
di bulan inon manuk sabur bintang.
Podani pandabu harahar di hasuhuto1 na bolon ma inon.
Sipaha sada do sipaha opat, sipaha opat do sipaha pitu , sipaha
pitu do sipaha sampulu, sada do ari ni, dunudani mate ari ni.
Si paha dua do do si paha lima , si paha I.ma do si paha walu,
si paha walu do bulan Ii, sada do ari ni di anggara ni jolom.
Si paha tolu sipaha onom, sipaha onom s paha sia, si paha sia
do bulan hurung pariama, sada do ari ni samisara bora turun.

II.2. Alih Bahasa Pedoman Memilih hari

Pada bulan pertama hari yang baik adalah 'rnri pertama dan hari
ke duapuluh satu.
Pada bulan kedua hari yang baik adalah ti.ari ke dua dan hari
kedua puluh.
Pada bulan ketiga hari yang baik adalah hari ketiga dan hari
yang kelima.
Pada bulan keempat hari yang baik adalah '1ari yang ketiga belas
dan sebagai pusatnya bulan.
Pada bulan kelima hari yang baik adalah i:-ada hari yang kelima
dan hari yang ketiga dan merupakan bulan yang baik.
Pada bulan keenam, hari yang baik adalah pada hari yang kedua
dan hari yang keenam serta merupakan bul n yang baik.
Pada bulan ketujuh hari yang baik adalah ti.ari pertama dan hari
kedua puluh satu dan merupakan bulan ya g baik.
42

Pada bulan kedelapan hari yang baik adalah hari yang pertama
dan hari yang keduapuluh satu dan merupakan bulan yang baik.
Pada bulan ke sembilan hari yang baik adalah pada hari yang
kedua dan hari yang keenam serta merupakan bulan yang baik.
Pada bulan kesepuluh hari yang baik adalah hari ketiga dan hari
yang kelima dan merupakan bulan yang baik.
Pada bulan yang kesebelas hari yang baik adalah hari yang
ketiga belas dan merupakan bulan yang baik.
Pada bulan yang keduabelas hari yang baik adalah hari yang
ketiga dan hari yang kelima hari yang baik dan bulan yang baik.
Pada bulan yang lebih hari yang baik adalah hari yang kedua
dan hari yang keenam dan merupakan bulan yang baik.

Pedoman Memilih Hari Untuk mengadakan Suatu Upacara


Pada hari yang pertama dan hari yang kedua tidak boleh meng-
adakan upacara , pada hari itu jangan disambut tamu laki-laki
yang tidak dikenal , dan kalau tetap diadakan upacara maka
akan terjadi bahaya bagi orang yang punya hajat tersebut.
Pada hari yang pertama ditepian (sungai) setan diam dan makan
buaya.
Pada hari yang kelima di pintu raja, setan diam dan kalau
mengadakan upacara pada hari tersebut, maka meninggalah
anak kesayangan orang yang membuat upacara tersebut.
Pada hari yang keenam di talaga (bagian bawah rumah) setan
diam dan tidak boleh mengadakan upacara pada hari tersebut .
Larangan-larangan Mengadakan Upacara Dalam Setiap
Tiga bulan
Tidak boleh mengadakan upacara pada bulan-bulan ketiga
yaitu pada hari yang keenam, hari yang kesembilan belas, dan
hari yang keduapuluh .
Pada bulan yang keenam tidak boleh mengadakan upacara
pada hari yang kesembilan, hari yang keduabelas, sebab dalam
perkiraan naga hari itu adalah hari nahas.
Pada bulan yang kesembilan tidak boleh mengadakan upa-
cara pada hari kedua , hari yang keenam belas dalam satu bulan.
Jika diadakan upacara pada hari tersebut maka dukunnya
akan meninggal serta anak perempuan (yaitu anak yang baru
43

mulai melangkah di halaman) dari yarig 'tlengadakan upacara


tersebut . Lima tahun lagi akan ada bahaya bagi orang yang
mengadakan upacara tersebut, demikianlah agar anak yang
lahir kemudian supaya tahu. Pada ha1i yang keduapuluh
lima di lantai setan diam, tidak baik mengadakan upacara pada
hari tersebut, sebab kalau tidak diindahkan maka setahun lagi
akan terjadi bahaya bagi orang yang mengadakan upacara ter-
sebut, wahai guru kami.
Pada hari yang kedua puluh empat drtlam satu bulan di
dapur setan diam, tidak boleh mengadakan upacara pada hari
tersebut , bila diadakan maka sebulan lagi akan ada bahaya
bagi orang yang mengadakan upacara tersebut, demikianlah
supaya tahu yang Jahir kemudian.
Pada hari yang kedua puluh delapan adalah bulan mati, di
tikar setan diam tidak boleh mengadakan upacara pada hari
tersebut , sebab kalau diadakan upacara pada hari tersebut
maka setengah butan lagi akan ada bahaya bagi orang yang
mengadakan upacara tersebut.
Dalam dua belas bulan ada dua puluh sembilan hari di tengah-
tengah pangkal rumah setan diam tidak boleh mengadakan
upacara pada hari tersebut dan bila dilanggar akan ada bahaya
sebutan tagi bagi orang yang mengadakan upacara tersebut.
Pada hari yang kedua puluh Jima dalam satu bulan di lantai
setan diam, tidak baik mengadakan upacara pada hari tersebut,
sebab bila mengadakan upacara pada hari tersebut maka se-
tahun Jagi akan ada bahaya bagi orang yang mengadakan
upacara tersebut.
Demikianlah agar anak-anak yang lahir kemudian supaya tahu .
Pada hari yang kedua puluh sembilan dalam satu bulan di
dapur se tan diam tidak boleh mengadakan upacara pada hari
tersebut dan kalau mengadakan upacara pada hari tersebut
sebulan kemudian akan ada bahaya bagi orang yang mengada-
kan upacara tersebut.
Demikianlah supaya yang lahir kemudian tahu.
Pada bulan ke dua betas tidak boleh mengadakan upa-
cara pada hari yang kedua betas, sebab dalam perhitungan
44
naga hari tersebut adalah hari nahas. Itulah sebagai pedoman
kita dalam memilih hari agar tidak menangis putri kita yang
baik hati. Dengan demikian janganlah lupa akan bulan yang
tiga bulan satu bilangan.
Pada bulan pertama, hari yang ketujuh adalah hari nahas.
Pada bulan kedua, hari yang kesebelas adalah hari nahas.
Pada bulan ketiga, pada hari yang kelima hari nahas ya guru.
Pada bulan keempat hari yang kedua puluh enam adalah hari
nahas dan pada bulan yang kelima hari yang kedua puluh adalah
hari nahas.
Pada bulan yang keenam hari yang kedua puluh sembilan adalah
hari nahas.
Pada bulan yang ketujuh, hari yang ketiga belas adalah hari
nahas, dan pada bulan yang kedelapan, pada hari yang pertama
adalah hari nahas.
Pada bulan kesembilan, hari nahas adalah hari yang ketiga.
Pada bulan yang kesepuluh, pada hari ketiga belas adalah hari
nahas.
Pada bulan kesebelas hari yang ketiga belas adalah hari nahas,
dan pada bulan kedua belas pada hari yang pertama adalah
hari nahas.·
Pada hari pertama buaya menyelam di tepian (sungai) dan tidak
boleh mengadakan upacara pada hari tersebut, bila mengadakan
upacara, setahun lagi akan terjadi bahaya atau kecelakaan bagi
orang yang mengadakan upacara tersebut.
Pada hari yang kelima, tidak boleh mengadakan upacara sebab
kalau diadakan upacara pada hari tersebut maka setahun lagi
akan ada bahaya bagi orang yang punya hajat tersebut.
Pada hari yang ketiga be.las dalam satu bulan tidak boleh menga-
dakan upacara, bila diadakan upacara pada hari tersebut maka
akan terjadi bahaya.
Pada hari yang kedua puluh delapan dalam satu bulan di tikar
setan diam, maka tidak boleh mengadakan upacara pada hari
tersebut, sebab bila tidak diindahkan larangan tersebut maka
setengah bulan kemudian ada bahaya bagi orang yang mengada-
kan pesta atau upacara tersebut.
Ada dua puluh sembilan hari dalam satu bulan ditengah-tengah
45

pangkal rumah (dekat dapur) setan diam dan tidak boleh


mengadakan upacara pada hari tersebut, bila tetap diadakan
upacara pada hari tersebut, maka sebular kemudian akan ada
bahaya pada orang yang membuat upacara tersebut.
Pedoman hari-hari yang ada setan diam da 'l tidak boleh bekerja
a tau mengadakan upacara; dan harus membuat pangir pada hari
tersebut, hari itu buaya menyelam di lautan dan tidak boleh
mengadakan upacara pada hari tersebut, sebab setahun lagi akan
ada bahaya bagi orang yang mengadakan upa cara tersebut.
Ada delapan hari dalam satu bulan di pers1mpangan jalan dan di
pintu gerbang setan diam dan tidak boleh mengadakan upacara
pada hari itu.
Pada ha ri yang kedua belas dalam satu bulan di bubungan setan
diam yang bernama jonga jonggi yang bermaksud merebut
hubungan.
Pada ha ri itu tidak boleh mengadakan upa Lara, sebab bila diada-
kan upacara, sebulan kemudian akan ada bahaya bagi orang
yang membuat upacara tersebut.
Pada hari ke enam dalam satu bulan di ha laman setan diam dan
tidak boleh mengadakan upacara pada han tersebu t, kalau tetap
diadakan maka sepuluh malam lagi akan ada bahaya bagi orang
yang mengadakan upacara tersebut dan akan ada yang mening-
gal anaknya serta dianiaya orang mereka.
Ada delapan belas hari dalam satu bulan, di pintu setan diam,
tidak boleh mengadakan upacara pada hari t er~but, sebab kalau
diadakan upacara tersebut dan mereka akan kemalangan serta
dianiaya orang.
Ada sembilan belas hari dalam satu bulan, di perkakas/peralatan
tenun setan diam, serta di gulungan benang, tidak boleh menga-
dakan upacara pada hari tersebut, bila etap diadakan maka
delapan malam kemudian akan ada bah<.ya bagi orang yang
mengadakan upacara tersebut.
Ada dua puluh hari dalam satu bulan di pintu gerbang setan
diam dan tidak boleh mengadakan upaca a pada hari tersebut,
sebab bila diadakan maka dua bulan kemudian akan ada bahaya
bagi orang yang mengadakan upacara tersel ut.
Pada hari yang kedua puluh empat dan hari yang kedua puluh
46
delapan dalam satu bulan di dapur setan diam, tidak boleh
mengadakan upacara, bila mengadakan upacara pada hari ter-
sebu t maka dua malam kemudian akan ada bahaya bagi orang
yang mengadakan upacara tersebut.
Pada hari yang kedua puluh lima dalam satu bulan, di lantai
setan diam, tiada baik untuk mengadakan upacara pada hari itu.
Apabila burung elang melekik, pertanda mimpi buruk akan_ter-
jadi. Di sungai yang besar dan dahan kayu adalah pertanda
mimpi buruk, dengan demikian segeralah berpangir (keramas/
cuci rambut dengan memakai rempah-rempah). Dan sebagai
obatnya· adalah garam, jahe serta diletakkan di atas tangga.
Apabila ular melintang di jalan ketika kita lewat, maka
anak gadis yang kaya akan menyaki ti dan pertanda mimpi
yang jelek. Sebagai obatnya adalah itak (kue yang dibuat dari
tepung beras), tiga bentuk (macam), konde kembang, minyak,
baja dan diletakkan di kaki lima.
Bila tikus ribut serta disakiti setan adalah pertanda mimpi
buruk. Sebagai obatnya adalah kembang berwama putih,
kembang berwarna merah, minyak, baja, diletakkan di jalan
yang besar.
Pedoman untuk yang tiga bulan tidak bisa . mengadakan
upacara. Pada bulan yang pertama tidak boleh mengadakan
upacara yakni pada hari pertama, pada hari kedua puluh empat
dalam bulan ke dua pada bulan ke tiga pada hari yang kedua
puluh empat, di bulan ke empat pada hati kedua puluh. Pada
bulan kelima, pada hari yang ke delapan belas, pada bulan
keenam dihari kedela pan be las.
Pada bulan ketujuh hari kedua puluh delapan, pada bulan ke-
delapan hari kesembilan dan hari kedua belas.
Pada bulan kesembilan pada hari kesepuluh, pada bulan kese-
puluh hari kedelapan, pada bulan kesebelas hari kelima, pada
bulan keduabelas hari kedua dan hari ke enam belas.

Ramalan Tentang Anak Lahir


Kita dapat mengetahui dari cara lahirnya seorang anak,
apakah dia panjang umur, bagaimana kematiannya, bagaimana
47

orang kemalangan, bagaimana orang-orang yang tidak punya


anak, bagaimana orang menjadi janda dan duda, mengetahui
pega~gannya dan kayu bakarnya, kayu buat mendiang waktu
baru lahir, bagaimana tempat dukuk ibunya waktu memandikan
serta konde/sanggul ibunya.
Apabila seorang bayi lahir pada bulan sipaha sada yaitu pada
bulan satu, gurunya (bintangnya) Mesa yang _diciptakan oleh
Dewata. Anak tersebut termasuk angn puting, hidupnya
sengsara di kemudian hari. Pada ujung jan nya terletak sialnya.
Untuk membuang sialnya diambil duri tanggulon (sejenis kayu)
ditusukkan sampai darahnya keluar dari tangannya. Kemudian
darah itu diletakkan di atas daun tambalahuk (sejenis tanaman).
Makanan babi ditaruh dalam capah (pin ng yang terbuat dari
kayu), sebagai saru atau carunya dan hewan yang menjadi
kesayangan bagi anak tersebut adalah kambing.
Kalau yang lahir anak laki-laki diberi namanya Torapanaluan,
kalau anak perempuan namanya Torabi Manuk Batara siang
(ayam) sebagai makanan khusus bagi anak itu.
Apabila seorang bayi lahir pada bulan Sipaha dua , gurunya
(bintangnya) adalah Marsaboa. Anak terse:but menjadi peramal
dikemudian hari, sialnya terdapat pada rambutnya. Untuk
membuang sialnya ialah taruguy yaitu kalam enau yang ter-
tancap di pohonnya. Tempat darah yang ditusuk dari tempat
sialnya adalah daun tambalahuk. Rezeki a'lak tersebut terdapat
pada pahanya. Kain kesayangannya adalah kain putih. Sarunya
adalah ayam putih. Kalau yang lahir adalah anak laki-laKi
namanya adalah Dayang Torabini . Kalau ibunya memandikan
anak tersebut adalah dengan daun kicung Kalau ibunya sudah
selesai memandikan dari sungai ia memakai rudang (kembang)
pulang ke rumah.
Apa bila anak lahir pada bulan Sipaha tolu yaitu pada bulan
tiga, yang diciptakan Dewata Guyang, sialnya terdapat di atas
kepalanya. Penusuk sial tersebut adalah bu/uh /aga. (sejenis
bam bu) dan yang makan sialnya tersebut adalah ayam putih
dan darahnya ditaruh di atas daun kunyi t Sial anak tersebut
dibuang pada pintu gerbang. Kalau yang lahir anak laki-laki
diberi nama Tapitangrayon. lbunya memandikan anak tersebut
48
dengan lambak (pelepah) buluh soma (sejenis bambu yang
keras). Kalau anak tersebut lahir telungkup, untuk buang
sialnya ialah tembaga sebagai obatnya.
Apabila anak lahir pada bulan Sipaha opat yaitu pada bulan
ke empat, gurunya (bintangnya) adalah Mortilza. Agar nasib
anak tersebut baik , diusahakan agar anak tersebut menjadi datu/
dukun. Sialnya terdapat pada kupingnya. Penusuk sial tersebut
adalah buluh laga. Mengisap darah sialnya adalah ayam sabur
(ayam yang berbintik-bintik). Tempat darah terse but dibuang di
sebelah hilir tepian. Tuah/nasibnya terdapat di tangan anak itu.
Binatang kesayangan anak itu adalah kucing berwama belang.
Kalau yang lahir anak laki-laki, namanya disebut Santipabaluh-
an atau Tanabula11 , kalau anak perempuan diberi nama Tailamo-
mas. Bila anak lahir tersungkur ( tangkop ) maka ibunya meman-
dikan dengan dokdok yaitu pucuk bambu.
Apabila anak lahir pada bulan sipalrn lima yaitu bulan lima,
gurunya atau bintangnya adalah singa. Sialnya terdapat pada
matanya. Penusuk duri tersebut adalah duri tanggulon. Sial
tersebut dibuang pada simpang pinarmombang atau simpang
empat. Rezeki anak tersebut terdapat pada bibimya, kesayang-
annya adalah kain tulis (batik tulis). Kalau yang lahir anak laki-
laki namanya disebut Sorbapanaluan, kalau anak perempuan
namanya Ratusbini. Tempat ibunya memandikan anak tersebut
adalah kepala harimau.
Apabila anak lahir pada bulan sipaha onom yaitu bulan ke
enam, berarti dia diciptakan oleh Dewata Tunggul. Anak ter-
sebut dikemudian hari meninggalnya di lunglungan (perantau-
an). Sialnya terdapat pada kuping dan matanya. Penusuk sialnya
adalah buluh laga. Tempat darah sialnya adalah daun pisang
sitabar (pisang kepok) dan dimakan ayam bangkas, kemudian
dibuang. Kain kesayangan anak tersebut ialah kain hitam,
anjing kesayangannya adalah wama kuning. Kalau anak yang
lahir adalah anak laki-laki namanya Purnama Aji, kalau anak
perempuan namanya Paripa.
Pada anak lal1ir pada bulan sipaha pitu yaitu pada bulan
tujuh, gurunya atau bintangnya adalah yang diciptakan oleh
wata Natindo. Sialnya terdapat pada kuping dan lidahnya. Pe-
49
nusuk sial yang dimaksud ialah perak. Darah sial tersebut di-
makan ayam botara siang dan dibuang di halaman, rezekinya
pada tangannya. Kalau yang lahir anak lak -laki namanya adalah
Sudipanaluan, kalau anak perempuan namanya si Torabini.
Tempat duduk bagi ibunya waktu mema, dikan anak tersebut
iala11 daun-daun dadap. Waktu ibunya pulang dari tepian diselip-
kanlah rudang, sesampainya di- rumah. Makanan khusus bagi
anak terse but adala11 ayam jarum bosi.
Apabila anak lahir pada bulan sipaha walu, yaitu pada bu-
lan delapan, gurunya atau ,bintangnya adal h tanah yang dicipta-
kan oleh Dewata Nati'ndo-. Sialnya ada pada pantatnya. Penusuk
sial dimaksud ialah dari tembaga dan d1'rnang di jalan besar.
Darah terse but dimakan oleh ayam tam 'mr kais (ayam yang
sering mengganggu). Lapik atau tikar ib unya waktu memandi-
kan anak tersebut ialah daun kicung. Kala u yang lahir anak la-
ki-laki namanya si Aji Martiha, kalau yang lahir anak perempuan
namanya Dayangmudali. Makanan khusus untuk anak tersebut
adalah ayam sabur bintang (ayam y ang berbintik-bintik) .
Apabila anak lahir pada bulan sipaha 1ah yaitu pada bulan
sembilan, gurunya atau bintangnya adalah Wesa yang diciptakan
oleh De wata. Kehidupan anak tersebut di emudian hari kurang
baik. Alat penusuk sialnya adalah batu gmggi,ng (batu kerikil
yang hitam). Makanan khusus bagi anak tersebut adalah babi
pogong. Kalau yang lahir anak laki-laki r amanya Morgabulan,
bila yang lahir anak perempuan namanya Dayanghurabini. Pe-
kerjaannya yang cocok adalah menjadi t uk ang besi, supaya hi-
dupnya lumayan . Waktu bag1 anak terse f) ut adalah sembilan
hari ata u sembilan tahun. Apabila pada vaktu tersebut tidak
terjadi bahaya, maka alamat selamanya an k tersebut akan lolos
dari bahaya. Sialnya terdapat pada ujung hdahnya. Penusuk sial-
nya adalah pukoormanila. Ayam yang aga putih makan darah
sialnya. Nasib baiknya terdapat pada tangannya. Kegemarannya
adalah panjahat holing (niptang). Makanan khusus bagi anak
itu adalah manuk (ayam) sampun borna. Saru/carunya adalah
saruman (sejenis kayu) agar anak tersebut lmjut usia.
Apabila anak lahir pada bulan Sipaho sapuluh yaitu pada
bulan sepuluh, gurunya atau bintangnya a falah embun. Kemu-
50
dian anak tersebut Panunda (setelah ia lahir neneknya mening-
gal). Diusahakan ia menjadi panusur, agar nenek atau orang tua-
nya terhindar dari kematian. Penghuni rumahnya banyak, Kalau
anak yang lahir perempuan diberi nama Tapisumundot. Kesa-
yangan anak tersebut adalah anjing pemburu dan kain kepala
raja. Anak tersebut akan meninggal dunia dibawah pokok/po-
hon dulang bajora (sejenis tanaman). Sialnya terdapat di kepala-
nya. Alat penusuk sial tersebut diperbuat dari buluh laga. Ke-
inginan/kesukaan anak tersebut selama hidupnya adalah limbat
yaitu ikan lele.
Apabila anak lahir pada bulan luyitangtang yaitu pada bu-
lan sebelas, gurunya atau bintangnya adalah Martiha, kemung-
kinan dikemudian hari ia tertimpa batu atau diracun orang. Ka-
lau anak laki-laki namanya si Geabulan, kalau anak perempuan
namanya adalah Rajaujianpande. Masa bahaya bagi anak ter-
se but adalah semalam atau sebulan. Apabila waktu tersebut
sudah lewat dan tidak mendapat bahaya, alamat ia akan selamat
dan akan lanjut usianya.
Apabila anak lahir pada bulan Hurung Pariama yaitu pada
bulan dua belas, gurunya atau bintangnya adalah Mesa. Kalau
yang lahir anak perempuan namanya si Hurlaima. Anak terse but
hipatuhuk (dibuatkan) nitak yaitu boneka dari tepung yang
menyerupai anak itu untuk diduduki ibunya waktu memandi-
kannya. Makanan kesayangannya adalah kulit kerbau, agar anak
tersebut lanjut usianya. Penghuni rumahnya seratus berarti ia
akan menjadi orang kaya.
Waktu Lahir
Apabila anak lahimya tajomburi (sehat), maka masa sehat
diperkirakan dari 4 malam, 8 malam, sebulan atau setahun. Apa-
bila anak tersebut tidak meninggal pada waktu yang disebutkan
di atas, maka ia dimandikan dengan suatu upacara yang disebut
parsilihi artinya pengganti badan. Adapun alat-alat upacara ter-
diri dari pisang sitabar (batang pisang 6etinggi anak itu), sirih,
rudang (kembang) , minyak saloh, beras yang digongseng, ni-
tak (tepung beras yang diberi tiga wama), nitak yang lembut
(nitak gabur-gabur) sebanyak tujuh genggam, telor ayam, satu
51
cupak beras , sirih seikat habuhulan 8 I ~ mbar, sebuah bakul
yang dianyam sehari untuk tempat ramuan tersebut. Alat untuk
mengukur tinggi anak tersebut adalah benang tiga warna (be-
nang manalu). Setelah anak itu diukur, benang pengukurnya
dipoton g-potong dan dimasukkan ke dalam baluk/tempat sirih.
Kemudian bak ul tersebut dibiarkan semalam di luar rumah .
Penggan ti bahan itu disebut parbahbalt. Kt. mudian yang parbah-
bah itu dibawa oleh ibunya sendiri dan an ak tersebut digendong
oleh neneknya sendiri dengan kain penggendong yang disebut
ragi.idup (sejenis ulos). Setelah sampai dis ngai pengganti bahan
itu dihanyutkan sambil mengucapkan "'hany utlah anak saya ini,
oh, sialnya dihanyu tkan ". Setelal1 selesai diadakan upacara
marsiang-siang (selamatan terhadap si anak
Kemudian diambil jeruk purut, lalu d1potong-poton g untuk
berpangi.r (keramas/cuci rambut) . Selesai oerpangir, lalu badan
anak it u ditaburi dengan nitak yaitu tepung beras pada bagian
belakang dan bagian mukanya dengan beras gongse ng. Jika nitak
dan be ras melekat pada bagian hati atau pada mulut, anak itu
meninggalnya karena penyakit cacar (sanggu l). Untuk menghin-
darkan ha! yang tidak baik, disediakan makanan antara lain
kepala kerbau, nitak/tepung beras yang d.buat menyerupai ke-
pala ke rbau atau ikan besar sebagai pengganti kepala kerbau.
Sayurnya daun tambatuah , daun-daun sibujak goran , kain ke-
sayangannya ialah ragi. idup.
Apa bila anak lahir bertepatan pada aktu sidangtoralobi,
yang menu njukkan air, alamat anak itu akan sakit-sakitan. Par-
silihi atau sebagai penggantinya ialah jant ung pisang sitabar.
Anak tersebut boleh dibawa ke ladang, j1ka ladang berlumpur
karena hujan, sebab roh jahat belum meninggalkan ladang
pada waktu itu. Ram u-ram uan untuk menghinda rkan hal-hal
yang tidak baik ialah : sirih, rudang, minyak saloh, beras yang
digongseng, tepung tiga warna . tepung km but, sirih yang di-
lipat empat lembar, seberkas sirih yang d1 buat be rbe ntuk ke-
rucut (hinahabu hulan), bakul sirih yang d anyam sehari untuk
tempat ram uan di atas yang diikat dengan benang tiga warna,
secupak beras dan 4 buah pinang. Baku! tempat ramuan tadi
digendong de ngan kain yang baru selesai ditenun.
52
Makanan khusus bagi anak tersebut ialah daging ayam
saburbintang (berbintik-bintik) atau daging anjing yang agak
kuning tua, atau ikan sinampang. Ayam itu dimasak tujuh
macam yang disebut sipitu dai. Sayurnya daun-daun sihijak
goran (sejenis sayuran) . Kain yang paling berharga bagi anak itu
adalah kain yang beiwarna tujuh macam (homitan ) dan senjata-
nya adalah pisau pakai simpai.
Apabila anak lahir bertepatan pada andoribunga (tanaman),
alamat bahwa anak tersebut bertuah . Kalau anak perempuan
pantang kawin di luar daerahnya (kampung halaman). Kalau
anak laki-laki diusahakan jangan sampai dipecah belah orang
lain , bil a dipecah belah , orang tua anak tersebut akan merana.
Sebagai pengganti ha! yang tidak baik ini diambil lambak (pe-
lepah) pisang sitabar dan pormanis dibuat di belakang posilihi
dan gambar rangin pada sebelah kakinya. Gambar ini menye-
rupai manusia. Ramuannya ialah sirih, rudang, minyak saloh,
beras yang digongseng, nitak yaitu tepung beras tiga warna,
delapan lembar sirih , pinang, bakul sirih tempat ramuan terse-
but. Ramuan itu diikat dengan benang tiga warna, kemudian
dimasukkan dalam bakul sirih bersama kain dan dibiarkan se-
malam di luar rumah. Pada siang harinya semua ramuan tadi
dibawa ke simpang empat (prapatan). Parsilihi pengganti badan
anak dibawa ibunya sendiri ke simpang empat, sedangkan anak
tadi digendong oleh tantenya yang masih gadis. Setelah sampai
di simpang empat maka_parsilihi tadi dijatuhkan oleh ibunya
yang membawanya sambil menggarut lehernya dan berseru
kepada rohjahat: "Jauh-jauhlah anak serta sialnya".
Sebelum pergi ke tepian diadakan upacara marsiang-siang
(mangupa-upa tepung tawar) yang ditujukan untuk anak ter-
sebut. Yang menggendong anak tersebut ke tepian ialah nenek-
nya dengan memakai sepadang (sejenis rumput). Makanan khu-
sus yang disediakan untuk anak tersebut sesudah pulang dari
tepian adalah babi betina yang besar. lni terrnasuk robuan .
(larangan) . Babi itu dimasak tujuh macam (sipitu dai), sayuran-
nya daun-daun sibijak goran . Barang yang berharga bagi anak itu
adalah kain sampunboma dan cincin putar. Pantangannya di-
larang makan daging ayam dan daging anjing.
53
Apabila anak lahir pada andorbin ang (bintang), anak
tersebut adalah yang dikirim oleh penyakit cacar. Ia akan men-
jadi anak bertu ah dan berada, asalkan ia tidak bopeng karena
penyalat cacar. Bila bopeng menunjukkan kekayaannya, banyak
memiliki emas. Kalau yang lahir anak pe rempuan, supaya men-
dapat rezeki jangan kawin dengan orang di luar kampung ha-
lamannya . Kalau anak laki-laki dilarang d oding (di pis ah) orang
lain. Bila ia dipisah orang lain, maka orang tuanya akan tersisih.
Untuk menghindarkan ha! ini disediakar lambak (kulit batang
pisang) sitabar, kira-kira sehasta panjangnya dan dibentuk me-
nyerupai manusia. Pada permukaan kulit pisang dan dibelakang
digambar ponnanis dan rangin . Pada kak gambar tersebut dile-
takkan sirih , rudang, minyak saloh. beras gongseng, tepung tiga
wama. tep ung tujuh genggam, sebutir te ur, secupak beras dan
sirih delapan lembar yang dilipat, delapan biji pinang. bakul
tempat sirih yang dianyam dari daun ke apa untuk tempat ra-
m uan-ramuan terse but di atas dan sirih hinabuhulan de Jap an
lembar. Semua ramuan tersebut diikat dengan benang tiga war-
na dan dimasukkan ke dalam bakul tad dan dibiarkan di luar
rumah sem alam . Kemudian sirih dan yWlg lain-lainnya digen-
dong dengan kain. Parsilihi/pengganti badan anak itu digendong
oleh ibunya sendiri. Yang menggendon g anak itu adalah tante-
nya sendiri. Parsilihi tadi dibawa ke s1mpang empat sebagai
buang sial anak itu sambil diucapkan ' Tinggallah nasib jelek
anak di sini". Kemudian diadakan upacara siang-siang serupa
dengan upacara anak yang lahir pada andoribunga (sejenis
tanaman). Kemudian diselipkan di atas kepala anak sewaktu
pergi dan setelah balik kembali berpangir 1ari tepian.
Anak itu dibersihkan dengan buah kayu sabette (sejenis
kayu) sambil datu mengucapkan: "lnilal kemauanmu , dan ba-
dan anak digosok dengan bual1 sabette Kemudian anak ter-
seb ut ditab uri pada bagian muka dan belakangnya dengan
sirapoge melekat pada hatinya maka ala mt anak itu akan me-
ninggal , karena penyakit cacar. Tapi bi! melekat pada bagian
ringring (bagian bawah), pertanda anak t u akan mendapat pe-
nyakit parah. Makanan khusus bagi arnu- tersebut adalah babi
sak ko t marpulung (yaitu ekor babi terse ut seakan-akan diikat
54

ekornya), ulamnya ialah daun-daun sibijak goran. Bila babi


sakkot marpulung tidak ada , bisa diganti dengan babi besar.
Yang paling berharga bagi anak itu adalah kain yang agak ke-
merah-merahan , gelang tumbuk, Pantangan si anak adalah me-
makan daging ayam dan daging anjing.
Apabila anak lahir pada andorihijang berarti setelah besar
anak itu hidupnya berpindah-pindah, atau suka mengembara
atau sebagai perantau dan pencuri. Supaya ia menjadi orang
yang baik diusahakan menjadi datu/dukun. Barang-barang ber-
harga (homita) baginya ialah kain hinandang (kain ragi panei),
gelang, cincin tumbuk. Parsilihi (penggantinya) ialah tanggiang
(tumbuhan paku) yang dibuat menyerupai manusia, setinggi
anak yang baru lahir. Kalau tidak ada tanggiang diganti dengan
pisang sitabar. Kalau yang lahir anak perempuan banyak cita-
citanya maka ia diusahakan menjadi sibasoh (bidan). Pada bagi-
an parsilihi bagian kakinya diletakkan sirih, rudang, minyak
saloh, beras gongseng, tepung tiga warna, dan tepung tujuh
genggam, secupak beras, sirih empat lembar dan dilipat, sebuah
pinang, sirih habubulan empat lembar, ramuan-ramuan itu di-
masukkan ke dalam bakul tempat sirih. Ramuan itu diikat seca-
ra bersilang dan dibiarkan semalam di luar. Besoknya dibawa
ke tepian.
Parsilihi tersebut digendong dengan kain kesayangan dan
yang digendong adalah ibunya. Setelah sampai di tepian parsi-
lihi tersebut dibuang dan sambil mengucapkan "Jatuhlah anak
saya ini dengan nasib sialnya". Kemudian anak tersebut diserah-
kan kepada datu a tau dukun.
Kalau yang menggendong anak itu jalannya dihalang-halangi
anjing sebelah kirinya, alamat anak itu akan diguna-gunai orang
lain. Apabila sebelah kanan, simagot jabu yang akan mengha-
langi anak tersebut. Bila akan berpangir, anak itu harus di-
gendong oleh neneknya ke tepian. Setelah selesai berpangir
maka badan anak itu ditaburi dengan sipora pada muka clan
belakangnya dengan keras gongseng. Bila sipora dan beras
gongseng melekat pada ringring atau badan suatu tanda bahwa
anak itu akan diserang penyakit cacar. Kalau penyakitnya
55

sembuh maka namanya harus dituliskan d1 atas daun bittatar


(sejenis kayu ) atau pada somsom (sejenis tanaman).

Bennacam-macam Semah-semah
Bila ya ng sakit bicara agak ceriwis, tandanya sakitnya agak
parah. Sebagai obatnya adalah merica, jahe tujuh iris, garam
tujuh butir, daun kembang setangkai untuk t empat menyajikan,
dan disajikan di depan pintu gerbang kampung, agar setannya
pergi.
Bila orang yang sakit bicara sambil ketawa adalah akibat
sigunja tahar-tahar. Obatnya adalah kencur. Sebagai sajiannya
adalah beras gongseng, sirih satu lembar rudang (kembang)
satu tangkai, sajiannya ditaruh di atas uj ung daun pisang, dan
dileta kkan di persimpangan jalan.
Bila yang sakit bengong-bengong dan wajahnya kekuning-
kuningan na manya adalah gunja simaning bu/it. Sebagai obatnya
adalah jeruk purut agar setannya pergi. Sebagai sajiannya adalah
nasi segenggam, garam tujuh butir, jahe tujuh iris, sirih satu
lembar, rudang (kembang) setangkai diletakkan di atas daun
jarak agar setannya pergi.
Kalau bicaranya ngawur, namanya adalah penyakit sigunja
barang raja. Sebagai obatnya adalah jeruk purut agar setannya
pergi. Sajiannya adalah nasi segenggam, dttaruh di atas ujung
daun pisang dan disajikan di jalan ma u masuk ke kampung,
t ujuannya adalah agar setannya pergi.
Kalau bicaranya agak ceriwis namanya adalah penyakit
sigunja saatan mayarni pamungi. Obatnya adalah goe. Sebagai
sajiannya adalah nasi segenggam . garam tuJuh butir, jahe tujuh
iris, sebagai tempat penyajiannya adalah daun jarak, dan di-
letakkan di bukit-bukit , tujuannya adalah agar setannya pergi.
Bila yang sakit menangis sambil menggarut-garut maka
namanya adalah begu sigiling ate. Obatnya adalah jerangau
agar setannya pergi. Sebagai sajiannya adalah rudang (kem-
bang), beras gongseng dan minyak. Sebagai tempat penyajian-
56

nya adalah ujung daun pisang, diantarkan ke sungai sebuah


kampung agar setannya pergi .

Pedoman penggunaan atau pemakaian daging bila seseorang


mengadakan upacara.
Pada bulan satu, bibirnya dengan telinganya yang dipakai
untuk hidangan dan pembungkusnya adalah daun burta-burta
(sejenis tumbuhan), dan tempat kematiannya/dipotongnya
adalah di pintu raja.
Pada bulan kedua semua daging bisa dipergunakan untuk
sajian dan pembungkusnya adalah daun sihupi (sejenis tum-
buhan berduri), dan tempat kematiannya/disembelih adalah
di tengah halaman .
Pada bulan ketiga yang dipakai sebagai sajian adalah bagian
matanya, sedangkan pembungkusnya adalah daun latong
(sejenis tumbuhan bila kena daunnya sangat gatal) dan tempat
kematiannya/disembelih adalah di bawah pohon balatuk (se-
jenis pohon).
Pada bulan keempat semua bisa dipergunakan sebagai
hidangan pesta, tidak dibungkus, dan tempat kematiannya/
disembelihnya adalah di tanah rurus (jurang).
Pada bulan kelima tulangnya yang dipakai untuk sajian,
sebagai pembungkusnya adalah daun jerangau dan tempat
kematiannya/disembelihnya adalah di bawah pohon yang
rim bun .
Pada bulan keenam kakinya yang dipakai sebagai sajian
dalam upacara, pembungkusnya adalah daun dadap, sedangkan
ususnya tidak boleh dimakan, kematiannya/disembelihnya ada-
lah dihanyutkan di sungai yang besar.
Pada bulan ketujuh usus dan jarinya yang dipakai sebagai
sajian pada upacara dan sebagai pembungkusnya adalah daun
jarak, kematiannya/disembelihnya adalah dibakar ya guru kami.
Pada bulan kedelapan l~maknya dan tulang rusuknya yang
dipakai untuk sajian, sebagai pembungkusnya adalah andor
57

baliang (sejenis tumbuhan merambat) dan tempat kematiannya/


disembelihnya adalah di ladang dan di san alah dikuburkan.
Pada bulan kesembilan lidahnya yanr diambil untuk sajian
dan pembungkusnya adalah daun andulhok (sejenis tumbuhan).
dan tempat kematiannya/disembelihnya adalah di tungku
dapur.
Pada bulan kesepuluh pahanya dan i 1ung kakinya yang di-
pakai untuk hidangan dalam pesta dan pembungkusnya adalah
daun hatunggal sisungguli sipilit (sejen s tumbuhan berdaun
kecil), dan tempat . kematiannya/diser1belihnya adalah di
pan cu ran.
Pada bulan kesebelas sendi-sendiny<. yang dipakai untuk
hidangan, pembungkusnya adalah sigundal (kain bekas) dan
tempat kematiannya/disembelihnya adala ~ di air terjun.
Pada bulan keduabelas si atsiat yang dipakai untuk hi-
dangan dan sebagai pembungkusnya adalah daun tabu sala (se-
jenis labu) dan tempat kematiannya/disembelihnya adalah di
kuburan orang yang mati satu hari atau orang yang mati men-
dadak .

Pedoman dalam penggunaan hari dalam satu bulan, kalau


kita hendak memberangkatkan seseorang, bila kita dikunjungi
orang, dan apabila kita hendak mengunjungi orang maka kita
harus memilih hari yang baik agar pihak lawan kita kalah

Pada bulan satu kita tidak boleh me n bunuh yang berdarah


dan pada tanggal satu tidak boleh mer gikat dan bintangnya
adalah Mesa. Bila kita hendak memutar maka di pintulah kita
memutar, di ataslah basir (tongkat berd Jri) kita letakkan. Tali
yang telah terbuang di halaman sebagai pengikatnya.
Ayam putih sebagai hidangan kita, daun urta (sejenis tanaman)
sebagai lauknya dan sebagai alasnya ad ..lah jeruk manis. Peng-
hulu kita ada tiga orang, satu orang adalah pemuda . Di balai
atau tempat berkumpul kita berkumpul Sebagai makanan kita
pada hari itu adalah asam, garam, belahaP belahan kayu ditajam-
kan dan diletakkan di tepuan talangketa.
58
Pada bulan kedua pada tanggal sembilan kita tidak boleh
membunuh yang berdarah, demikian juga pada- tanggal tiga,
kita berjalan-jalan di halaman, di hadapan rumah basir(tongkat
berduri) kita letakkan, tali anjing pengikatnya dan sebagai
lauknya adalah ayam merah, untuk pemanggangnya adalah
batang jeruk. Sebagai penghulu kita adalah seorang yang kaya,
di balai kita berkumpul, di desa yang mati atau yang tidak di-
huni lagi kita tempatkan maka celakalah hasuhuton (penang-
gung jawab) pesta kita itu.
Pada bulan ketiga harinya tanggal dua puluh empat sampai
pada tanggal dua puluh satu adalah hari sial, membunuh tidak
boleh, di tempat besi ditempa penangkal kita dihadapkan, di
depan rumah basir (tongkat berduri) kita tancapkan, andor
hati (tali) pengikatnya, tidak boleh kita mengikat dukun pada
bulan itu. Sebagai sajian kita ayam jarum bosi (bulunya ber-
wama kuning campur hitam dan putih). Sebagai sayurnya
adalah daun burta (sejenis tanaman). Penghulu kita adalah se-
orang dukun yang sedang belajar. Untuk hidangannya adalah
sisa makanan babi, padi, dan kembang dan kemudian diletak-
kan di depan penghulu kita.
Pada bulan keempat pada tanggal lima, di tepian matilah
rau sunggu-sunggu dan rau singbela. Pulas atau penangkal ada
di pintu raja, basir (tongkat berduri) ada di halaman. Sebagai
pengikatnya adalah mare-mare (tumbuhan yang hidup pada
tumbuhan lain). Sebagai lauk kita adalah ayam tambur hais
(ayam yang suka mengganggu), sebagai penggantinya adalah
ayam merah dan pembungkusnya adalah daun pisang monyet
dan alasnya adalah daun sinta-sinta (sejenis pohon), di balai-
balai tempat kita berkumpul.
Pada bulan kelima yaitu pada tanggal sepuluh, tanggal
lima, matilah mau mengambang, matilah anak batu holing
(suatu tempat) dan kita tidak boleh mendatanginya.
Pada bulan kedelapan, pada tanggal lima tidak boleh me-
ngunjungi, di Timur penangkal kita, di balai atau tempat per-
temuan kita berkumpul. Lauk kita adalah ayam merah dan
sayurnya adalah daun borta (sejenis tanaman) dan sebagai
59

alasnya adalah kayu andolog (sejenis kayu yang keras).


Penghulu kita adalah seorang pemuda dan seorang yang sudah
tua. Sajian untuk hari itu adalah tai m '-'Sang dan diletakkan
di depan talangketa.
Pad a bulan sembilan, yaitu pada tanggal enam, tanggal dua
puluh satu , tanggal dua belas, tidak boleh '11embunuh , di sungai
penangkaJ kita, di tempat menempa besi tongkat berduri kita,
dan pengilatnya adalah si raga . Lauk kit a adaJah ayam jarum
bosi (bulunya berwarna hitam campur kuning dan putih).
sedangkan sayurnya adaJah daun jeruk manis. Alasnya adalah
kayu antuturut (sejenis kayu yang lunak), dan penusuknya
adaJah batang daun enau atau ulu buss Hidangan hari itu
adaJah cangkir yang sompel, bulu ekor ayam yang jatuh supaya
diletakkan di depan talangketa.
Pada bulan sepuluh yaitu pada tangga satu, tanggal empat
belas adalah hari mati, membunuh dorb ia bajik (tidak baik),
di sungai basir (tongkat berduri) kita ta ncapkan, di halaman
penangkal kita dan sebagai pengikatny a adalah mare-mare, lauk
kita adalah anjing kuning dan kalau tidak ada boleh diganti
dengan ayam yang merah dan lauknya adalah daun hariara,
sebagai alasnya adalah kayu hatunggal (kayu yang keras) .
Penghulu kita adalah yang kembali dari tengah jalan. Hidangan
hari itu adalah yang dimakan tutu/ dan diletakkan di depan
talangketa. Bintangnya Mesa, singa yang d1 halaman penangkal
kita, di pintu basir (tongkat berduri) kita dan tali anjing sebagai
pengikatnya. Lauk kita adalah ayam me1ah, sayurnya adalah
daun gumba (sejenis tumbuhan hutan), alasnya adalah tolong
bonbon (sejenis tumbuhan yang menyen..: pai tebu) dan yang
dipakai sebagai penusuknya. Penghulu kita adalah yang kaya,
seorang pene mpa besi dan seorang yang pintar. Untuk sajian
kita pada hari itu adalah padi dan diletak an di depan dukun .
Pada bulan keenam yaitu pada tanggal lima, tanggal empat
belas dan tanggal empat, di tempat menempa besi pulas (pe-
nangkal) kita, tali anjing pengikatnya dan sebagai lauk kita
adalah babi yang putih moncongnya, kalau tidak ada babi,
sebagai penggantinya adalah anjing yang menjilat belanga.
60
...
Be~bu!)g~usnya adalah rumput yang bagus namanya. Sebagai
....
alasn)la adalah pucuk andorasi (sejenis tumbuhan yang banyak
airnya) dan untuk menusuk adalah sanduduk (sejenis kayu).
Penghulu kita adalah seorang yang telinganya sompel, di borna-
borna (semak-semak) kita berkumpul_atau di jalan pun tidak
apa. Sajian untuk hari itu adalah yang mati akibat dilempar
dengan batu dan abu dari pisang sitabar (kepok) dihadapkan
ke talangketa.
Pada bulan ketujuh kita tidak boleh mengunjungi, di halam-
an penangkal kita dan sebagai pengikatnya adalah mare-mare
(tumbuhan yang tumbuh di kayu atau enau) dan lauk kita ada-
lah ayam putih , sayurnya adalah daun jujungbuhit (sejenis
tumbuhan). Sebagai penghulu kita adalah yang sudah beruban,
dan sebagai sajian kita untuk hari itu adalah tanduk rusa .
.. Pada bulan sebelas yaitu pada tanggal dua puluh tiga,
tanggal dua puluh delapan adalah bulan mati, mengunjungi
tidak baik, dan kita tidak boleh mengeluarkan darah pada
satu bulan itu, itu adalah bintangnya hari. Di sungai penangkal
kita dan di pintu tongkat berduri ditempatkan dan pengikatnya
adalah siling mate. Lauknya adalah ayam bintik-bintik, sayur-
nya adalah daun sihala (tumbuhan yang buahnya sangat asam),
alasnya adalah kayu rimbang (kayu yang batangnya berduri)
dan hidangan pada hari itu adalah nasi segenggam
Pada bulan kedua belas yaitu pada tanggal sembilan, tanggal
empat, tanggal dua belas, pengikatnya adalah mare-mare. Lauk
kita adalah babi yang di kandang dan sebagai alasnya adalah
sirunggas, penghulu kita adalah seorang yang berjampang.
Hidangan kita hari itu adalah kayu yang terbongkar oleh angin ,
di bulu meha kita kumpul ya guru.
Pada bulan pertama bintangnya kambing, pangalomuk (yang
dipakai untuk meramal) adalah ampira (sejenis tumbuhan) dan
rompa silima-lima (sejenis tanaman) dan sebagai pengikatnya
adalah yang diburu oleh harimau dan penangkal paha.
Pada bulan kedua bintangnya adalah saba-saba (sawah) dan
sebagai pangalomuknya (yang dipakai untuk meramal) adalah
61
~~
kembang sampilulut (tumbuhan yang daln d a~ny~r-
lendir) dengan gergaji, di sungai si balaja go ang'1pa~pu;,//f
buhan yang hidup di batu dan wangi) d..in penglk{ltrtya arfa.Jah r<J
pukul-pukul yang ada di ladang. ' ·, ~ > f· 1
'1
Demikian juga pada bulan ketiga bin tdngnya adalah geatuna 1;. v
dan sebagai pangalomuknya (yang dipakai untuk meramalf•,
adalah tanah segenggam dan air, pengikatnya adalah tali kunyit. , '
Pad a bulan keempat bintangnya tahu dan se bagai pangalo- ,/
muknya (yang dipakai untuk meramal) ad alah batu besar yang
terdapat di sungai dan pengikatnya adalar tulang-tulang.
Pada bulan kelima bintangnya adalah singa dan babaian ,
pangalomuknya adalah sampilpil (sejenis tumbuhan paku yang
merambat) dan humbil (sejenis rumput yang berbulu). Pengikat-
nya ad alah besi yang ada di semak-semak
Ketika bulan keenam bintangnya adalah burung elang,
pangalomuknya adalah ranggas (ranting kayu yang sudah jatuh),
dengan beras dan beringin dan pengikatnya adalah sumpit.
Juga pada bulan ketujuh bintangnya adalah timbangan batu,
pengikatnya adalah buah sanduduk (sejrnis kayu), baja, sirih,
batu dan morsa.
Bintang pada bulan kedelapan ada ah berbentuk sungai,
sebagai pangalomuknya adalah air dari batu dan pengikatnya
adalah pecahan pinggan.
Pada bulan kesembilan bintangnya s1 gurampang (sejenis
tumbuhan), pengalomuknya adalah b; t u dan pengikatnya
a dalah palu-palu
Pa da bulan kesepuluh bintangnya ad la h sapi, pangalomuk-
nya adalah air yang di terdapat pada tabu sala (sejenis Jabu)
dengan beras si margila gala (ramuan un uk jamu) dengan abu
kayu. Pengikatnya adalah duri wahai gun.. kami.
Pada bulan sebelas, bintangnya tai atau kotoran binatang,
pangalomuknya adalah ulat bulu dan 1'embang si baguri (se-
jenis tumbuhan) dan pengikatnya adalah inga.
62

Pada .bulan dua belas bintangnya ilran, pangalomuknya batu


dan beras simargala gala (untuk ramuan jamu) dan pengikatnya
adalah tanduk.
Pedoman pemilihan hari-hari toga (orang yang berkeduduk-
an tinggi berdasarkan tingkat kelahiran dan keturunan darah).
Pada bulan pertama, pada tanggal dua puluh satu hari toga.
Pada bulan kedua, yaitu pada tanggal sembilan sebagai hari
toga.
Pada bulan ketiga, pada tanggal lima sebagai hari toga.
Pada bulan keempat, tanggal lima belas sebagai hari toga.
Pada bulan kelima, pada tanggal enam belas hari ompu toga..
Pada bulan keenam, pada tanggal tiga puluh hari ompu toga.
Pada bulan ketujuh, pada tanggal dua puluh satu hari ompu
toga.
Pada bulan kedelapan, jatuh pada tanggal enam belas
adalah hari ompu toga.
Pada bulan kesembilan, jatuh pada tanggal tiga hari ompu
toga.
Pada bulan kesepuluh , tanggal lima belas hari ompu toga.
Pada bulan sebelas, yaitu bulan tangtang (waktu gugur)
ringring Dewata, pada tanggal enam belas adalah hari ompu
toga.
Pada bulan dua belas, pada tanggal satu adalah hari yang
beruntung bagi ompu toga.

Pedoman pamunu tanduk (pedoman untuk penangkal guna-


guna orang lain).
Bila kita didatangi atau dikunjungi orang pada hari yang
tidak baik maka buatlah penangkalnya.
Pada tanggal satu bintangnya adalah Mesa, kalau kita
berkunjung atau bepergian maka kita segera membawa rotan
dan kita ikatkan di tangan kita dan itulah sebagai pengikat
hari itu.
63

Pada tanggal dua, bintangnya adalah lembu jantan dan


bawalah situnggak, maka celakalah orang yang mengunjungi
kita dan kita tidak didatangi lagi.
Pada tanggal tiga lamo bulung sebaga1 bintangnya , cklbuha
buha dibawa-bawa, maka celakalah yang mendatangi kita da n
kita tida k didatangi lagi.
Pada tanggal empat, bintangnya adalah harahata, tongkat
yang berduri sebagai penangkal musuh dibawa-bawa menghadap
talangke ta, maka celakalah orang yang mendatangi kita.
Pada tanggal lima bintangnya singa, panah dibawah-bawa
mengha dap talangketa, maka celakalah orang yang mendatangi
kita itu.
Pada tanggal enam bintangnya adalah harimau, pecahan
pinggan diba wa-bawa menghadap talangketa, maka celakalah
yang me ndatangi kita.
Pada tanggal tujuh bintangnya tu/a (purnama), tali dibawa-
bawa mana celakalah orang yang mendatang1 kita.
Pada tanggal sepuluh bintangnya humba, abulah yang di-
bawa-bawa, maka celakalah yang mengunj ungi kita.
Pada tanggal sebelas bintangnya mahara, sumpit yang
dibawa-bawa, maka celakalah orang yang mendatang kita.
Pada tanggal dua belas bintangnya mena, palait yang di-
bawa-bawa, maka celakalah yang mendatangi kita dan kita tidak
akan didatangi lagi.

Pedoman Untuk Menagih Piutang


Bila kita hendak mencelakakan hasuhu ton nagocklng (pe-
nanggung jawab besar) maupun orang yang mempunyai hutang
kepada kita, maka kita harus mernilih hari yang tepat.
Pada bulan pertama di halaman kita menjumpai orang dan
kita aka n menggigit dan tidak boleh mencuri pada bulan itu,
serta tidak boleh membunuh. Kalau ada yang membunuh, raja-
lah dja bagi hasuhuton (penanggungjawab ) itu. Harinya adalah
64

pada tanggal satu, dan sebagai penggantinya adalah tanggal dua


puluh lima, di pintu raja penangkal digantungkan di tepian duri
buangkan dan kita akan bertemu laki-laki pada bulan itu.
Pada bulan kedua kita adalah raja atau beruntung bagi
tagihan kita. Kita tidak boleh mendatangi atau mengunjungi.
Pada bulan itu kita tidak boleh tinggal di kampung orang lain,
sebab di sana banyak penyakit dan juga di rumah kita. Orang
banyak yang berhutang di negeri orang itu. Kalau kita mengcr
gohan (menekan) orang natoga (yang tinggi kedudukannya)
baik apalagi kalau kita berhutang, maka celakalah orang yang
merninjamkan kepada kita walaupun bayaran kita tidak pantas,
dan kita tidak boleh berpangir dan berpantang tidak baik maka
berhentilah penyakit orang itu. Bagaimana cara berbicara,
bahkan bertemu kapanpun tidak boleh. Tidak boleh menempa
besi, membuat pisau, dan menempa bendi dan kalau mau
menempa maka berhentilah dahulu di tempat orang yang
menempa bendi, dan waktunya adalah pada tanggpl empat
belas, tanggal enam belas sebagai penggantinya. Penangkal
disangkutkan di dalam rumah dan boleh juga di tempat me-
nempa besi.
Pada bulan tig:i yaitu pada tanggal sepuluh di rumah atau
gubuk pulas (penangkal) kita gantungkan, di tempat menempa
duri dibuangkan maupun di tepian, yaitu pada tanggal dua
puluh tiga. Kalau kita membunuh keroou pada bulan itu tidak
baik.
Pada bulan keempat, di sungai atau di air penangkal kita
sangkutkan, di pintu duri buangkan yaitu pada tanggal empat,
disandangkan bajik, membunuh bajik Kalau ki ta mahangir
bajik dan tidak boleh mengunjungi pada hari itu. Kalau kita
merninjamkan baik, beruntunglah kita yang merninjamkan dan
itulah pembayar hutang serta mengembalikan jimat orang
adalah baik. Membunuh kerbau baik, sebagai hidangan kita
adalah ayam yang hitam dan darahnya sebagai penangkal bagi
kita.
Pada bulan kelima kita akan menagih piutang kita dan kita
dikunjungi orang, serta memberangkatkan a<lalah waktu yang
65
baik. Di tengah kampung musuh kita du duk. Kalau kebakaran
membunuh kerbau baik, di kampung musuh kita disangkutkan
penangkal dan di tempat makanan babi duri dibuangkan.
Darahnya diserahkan dan yang kita bunuh itu adalah jahat.
Harinya adalah pada tanggal tujuh dan merupakan bulan mati.
Pada bulan lima adalah bulan sirumajohan dan akhirnya ma toga
kit serta mangantan banua (negeri) baik.
Pada bulan keenam membunuh kerbau baik harinya adalah
pada tanggal tiga belas dan sebagai penggantinya adalah pada
tanggal dua puluh empat, di kandang dun buangkan. Kalau kita
dikunjungi orang seiesaikanlah dulu segala hutang-hutang,
pada bulan itu tidak boleh mengeluarkan c arah.
Pada bulan ketujuh kita dikunjungi orang, menggali kita
dahulu di talangke, memungut tagihan tidak baik. Kalau mela-
wan pangulubalang yang jahat adalah baik Bulan itu adalah
bulan yang tidak boleh mengirim, kalau kita mengirim pada
bulan itu mereka akan mendapat gadis remaja. Kalau kita
sebagai orang yang membawa kiriman maka kita akan mempero-
leh hidangan babi yang besar, dan kalau tidak ada ayam yang
dibuat sebagai penggantinya. Beruntunglah kita sebagai orang
yang membawa kiriman itu. Bila pada tanggal tujuh belas kita
jangan berburu, tidak boleh pergi ke ladang, sebab mana tahu
roh kita sedang lemah pada bulan itu, tidak boleh membawa
sahih untuk bulan depan, dan tidak boleh mengunjungi pada
bulan itu.
Pa da bulan kedelapan adalah bulan panen madu lebah, kita
akan dikunjungi orang dan perlakuan kita harus baik.
Maka celakalah hasuhuton (yang bertanggung jawab) itu. Kita
sebagai orang yang penting bagi hasuhuton dan kita tidak boleh
membunuh. Kalau kita mau berbuat jahat kepada hasuhuton
itu maka disebelah kepala tempat tidurnya -ramuannya kita
sangkutkan, di kandang duri dibuangkan. Harinya adalah pada
tanggal dua puluh satu dan sebagai penggantinya adalah tanggal
tujuh dan kita berikan sajian kepada roh kita dengan ayam,
dengan dernikian kita menjadi orang yang terpandang.
Pada bulan kesembilan adalah bulan berkunjung, memungut
tagihan di ladang kita, di tanah datar penangkal kita sangkut-
66

kan, di sungai duri buangkan dan bisa diganti di tempat me-


nempa. Harinya adalah pada tanggal tujuh dan merupakan
bulan mati. Kita tidak boleh mengunjungi pada bulan sembilan
dan bulan itu adalah sama dengan hari mati.
Pada bulan sepuluh , kalau kita memungut tagihan maka
bulan itu memakannya, di bisara waktu membunuh yang baik
dan meningkatkan baik yaitu pada tanggal sepuluh dan sebagai
penggantinya adalah tanggal dua puluh dan kalau pada tanggal
tiga puluh jatuh di patala jonggi, di singap penangkal buangkan,
duri dibuangkan di pintu, kalau kita dikunjungi orang madali
kita lebih dahulu tidak boleh menagih dan kalau kita ditagih
orang maka selesailah hutang kita itu.
Pada bulan sebelas kita tinggal diam menunggu tagihan kita,
kalau kita yang kedatangan maka berangkatlah mereka dan
mereka akan mengalami kelelahan pada pagi hari. Pada waktu
itu rah kita sedang kosong. Kita tidak boleh memulasi, mem-
bunuh serta mengambil. Kalau kita tidak mengindahkan hal itu
maka kita akan mengalami kekalahan terhadap hasuhuton
(penanggung ja wa b ).
Pada bulan dua belas nenek kita jatuh di Barat dan di-
kunjungi orang bajik. Ada Dewata di atas melihat-lihat Dewata
yang di bawah. Membuat pesta bajik, dan kita merindukan
sesuatu di bulan itu. Kalau kita menerima tamu laki-laki bajik
dan kayalah kita. Harinya pada bulan itu adalah pada tanggal
enam, pada tanggal sebelas dan tanggal dua belas, sebagai peng-
gantinya dan pada hari itu ada patal jonggi. Setelah itu kalau
ada ucapan-ucapan bunuh maka celakalah yang menyumpahi
dan itulah nanti yang mengambil tagihan kita dari tempat
pembunuhan, janganlah lupa kepada nasehat gurumu. Batu
yang tidak horpahan ni aji naso maya bulang mandang simagor-
sing toding na dua bulung andi lxl.

Pedoman Memilih Hari untuk Bepergian.


Kalau pada tanggal satu kita bepergian, kita harus cepat
pulang supaya baik. Di Timur wajahnya dan di Barat pen-
67

deritaannya. Hidangan hari itu adalah ham bik, baja, minyak,


beras gongseng dan sirih.
Pada tanggal dua kita bepergian, ha r itu adalah hari hir-
dang dan kita akan beruntung pada hari it u. Di Tenggara gora
(tegoran), di Barat Laut penderitaann}a. Hidangan untuk
hari itu adalah baja, minyak, beras gongseng, sirih, dan rudang
(kembang).
Pada tanggal tiga kita bepergian, maka hari itu adalah hari
tupai dan merupakan hari yang jahat, bisa mendatangkan
hutang. Di agni gora (sorak) ni dan penderitaannya ada di
Barat Laut . Hidangan untuk hari itu adalah bunga-bunga (kem-
bang), garam, duri . Setelah teras barulah pergi.
Kalau kita bepergian pada tanggal empat dan hari itu adalah
hari terbit dan merupakan hari kucing Orang-orang yang
datang kepada kita bermacam-macam , honi kam kita bermacam-
macam dan kita harus cepat pulang supaya baik. Di Barat Daya
gorani, di Timur Laut penderitaannya. Kalau kita mau beper-
gian hidangannya adalah nasi segenggam ya guru kami.
Kalau kita bepergian ke negeri orang pada tanggal lima,
maka pada hari itu kita berbahagian di negeri orang dan waktu-
nya adalah tengah hari jangan salah. Di Selatan gorani dan
penderitaannya. Hidangan untuk hari itu adalah kulit harimau
yang makan beras.
Pada tanggal enam adalah hari han u (sial), hari tuan.
Kalau mau bepergian lebih cepat lebih baik. Dengan demiki-
an kita hams pulang bersama-sama. Gorani ada di Tenggara
dan di Barat Laut sorini. Hidangan untuk hari itu adalah te-
pung tiga warna, baja, minyak. Lebih dahulu berisi baru yang
matang guru kami. Kalau kita pergi kenegeri orang maka apabila
seseorang itu sedang belajar janganlah ditunj ukkan ilmu ke-
dukuna n. Suman-suman sisar na malajang na tarsulu na lugu
yang meninggalkan tanah Timur tempat kelahirannya, karena
dia cepat tidak mempunyai ibu wahai raja lobang maka hilang-
kan atau tariklah laranganmu, bantulah ayahnya, tidak ada lagi
orang yang merantau. Guru maafkanlah yang memulai kesalah-
68
an. Yang melahirkan makan yang pedas. Dengarkanlah yang
tur sang ondi, sudah luas negeri yang kujalani, merantau clan
selalu rindu, pergi ke perantauan hanya sendiri, demikian juga
roh yang diajak famili sejak sepeninggal ibu. Tanah kelahiran
kita tidak dikenal di negeri orang dan kalau memasak jangan
banyak-banyak. Itu merupakan penangkal di tanah kematian,
demikian juga yang meminta clan yang dipeluknya akan diikuti
orang. Maka akan saya pandang dengan cepat dan kembali ke
tempat kebiasaan dan apakah ikut yang minjol bermain-main di
halaman orang. Dan kepacla gurunya katakanlah supaya jangan
membuat hutang. Di bukit-bukit atau tanah yang tinggi gorah-
annya dan di Selatan sorinya maka pada hari itu kita pulang
dahulu agar itu memperoleh keberuntungan.
Kalau pada tanggal lima kita bepergian hari itu aclalah hari
raja dan hari hantu. Kalau kita bepergian kita akan beruntung
sebab orang yang kita temui adalah orang yang baik hati. Di
negeri orang banyak mata yang memandang kita ya bapa.
Makanan untuk hari itu adalah baja, minyak dan makan beras,
dan kalau kita pergi maka bertemulah dengan musuh kita.
Pacla tanggal enam kita bepergian hari itu adalah hari hantu,
hari biasa, hari tuan dan kita secepatnya pergi maka beruntung-
lah kita pada hari itu, walaupun demikian kita harus cepat
pulang.

Pedoman Pada Dua Belas Bulan


Pada bulan sopo (rumah) tempat berhutang. Umpamanya
aclalah ayam hitam. Bertemu dengan tamu laki-laki baik atau
menguntungkan. Kalau kecurian maka celakalah yang mencuri,
dan yang dicuri. Kalau kita diundang orang maka celakalah yang
mengundang clan kita menjadi kaya. Umpannya adalah ayam
putih. Sayurnya adalah andorasi (sejenis kayu yang banyak
airnya) dertgan andudur (sejenis tumbuhan) dan ompu-ompu
(sejenis tanaman) sebagai tempat memasaknya adalah daun
hoshos (sejenis tumbuhan) barn bu dan penutupnya.
Pada bulan kedua kalau bertemu dengan tamu laki-laki,
maka celakalah yang kawin pacla hari itu serta comblangnya.
69

Kalau merrun3am jaoot (tidak baik), meminjamkanpun tidak


baik. Kalau kita menumbuk sangat baik dan sebagai umpannya
adalah aya m merah dan syurnya adala ~ daun andorasi dan
da un sicantik nama.
Pada bulan ketiga adalah bulan baik dan waktu yang baik
untuk meni kah. Dan kalau meminjamka maka semua hutang
akan selesai. Bila kita yang meminjamLn maka tagihan kita
akan diantar orang yang meminjam. Kalau kita dicuri atau
ditodong orang maka kayalah orang yang kemalingan. Mengun-
dang orang baik dan alasnya adalah batu tiga lapis. Panubisan-
nya (tempat memasak) adalah yang dipegangnya. ·
Kalau menikah pada keempat maka celakalah orang yang
menikah itu, marsunti (berpantang) pun t1dak baik. Kalau orang
yang sedang belajar janganlah ditunjukkar ilmu kedukunan dan
dalam mata ku masih terngiang kerinduan untuk melihat lautan
itu.
Kalau kita meminjam atau berhutang maka hutang itu akan
selesai, dalam meminjamkan singir (tagihan) kita akan datang
atau diantar sendiri. Mencuri tidak baik sebab akan menjadi
kaya orang yang dicuri dan bertemu dengan tamu laki-laki
baik. Sebagai sayurnya adalah daun rultak-pultak (sejenis
tanaman yang buahnya bisa dimakan) sebanyak tujuh kali
tujuh.
Pada bulan keenam kalau bertemu d ngan tamu laki-laki,
maka menantunya yang laki-laki akan me'linggal di lunglungan.
Umpannya adalah ayam yang bintik-bintik dan setelah itu ada-
lah waktu yang baik bagi hasuhuton dan kalau menerima
singir (tagihan tidak baik).
Kalau kita kemalingan jaoat (tidak baik) dan kalau kita
diundang orang maka celakalah yang nengundang kita itu
serta bajik yang mengundang. Umpannya adalah ayam sampun
borna (berwama merah) dan sebagai penggantinya adalah
anjing kuning sedangkan ulamnya (alasnya) adalah bangun-
bangun (tumbuhan yang biasa dicampu dengan soup) serta
daun pi sang sitabar (kepok).
70

Pada bulan ketujuh meminjamkan jaoa.t (tidak baik) dan


meminjampun tidak baik. Kalau kita diundang orang sangat
baik, dan sesudah itu hasuhuton (penanggung jawab) jaoat
(tidak baik). Menasehati tidak baik, sebagai umpannya adalah
babi satu ekor, alasnya atau sayumya adalah sangkil sipilit
(sejenis tumbuhan) dan kembang jarum-jarum (sejenis tumbuh-
an soka). Panubisannya adalah buluhparapan (sejenis bambu)
yang panjangnya adalah setinggi orang duduk dan alasnya daun
bangun-bangun dan kalau tidak ada boleh juga diganti dengan
daun singgolom (sejenis tumbuhan yang daunnya sangat bau).
Pada bulan kedelapan kita akan bertemu dengan tamu
laki-laki dan menantunya yang laki-laki akan meninggal di
lunglungan. Mencuri adalah jaoa.t (tidak baik), umpannya adalah
anjing pemburu. Alasnya adalah julo mani tujuh lembar, dan
untuk pangirnya adalah jeruk purut dan sangkal sipilit dan
silanjuang.
Pada bulan sembilan bertemu dengan tamu laki-laki setelah
itu hasuhuton (penanggung jawab) jaoa.t Gahat). Orang kaya
yang diundang, mencuri tidak baik sebab akan menjadi kaya
orang yang dicuri dan memberi nasehat sangat baik. Kalau
menempa besi baik. Umpannya adalah ayam merah, alasnya
diarr.bil daun junjung buhit (sejenis tanaman) satu helai dan
tempat memasak adalah parapan pantihi.
Pada bulan kesepuluh bertemu dengan tamu laki-laki jaoa.t
(tidak baik), meminjamkanpun tidak baik, mencuri tidak baik.
Setelah itu bagi hasuhuton (penanggung jawab) ada kemuliaan
sampai ke anak cucu sampai ke gorahanya. Umpannya adalah
bubu montang hutu (tanggok yang terbuat dari bambu). Alas-
nya adalah kembang sicantik nama, tempat memasaknya adalah
daun lada dan panjangnya adalah sepanjang sjnarbarita.
Sebagai penggantinya adalah ayam tabur hair (ayam yang
kurang ajar).
Pada bulan sebelas marsanti (berpantang) bajik dan sangat
baik. Kalau mengundang jaoat (tidak baik), celakalah pencuri
dan menjadi kaya orang yang dicuri. l.auknya adalah haporas
(sejenis ikan sungai/tawar yang bentuknya kecil-kecil).
71

Pada bulan dua belas meninggallah tukang emas dan kalau


bertemu dengan tamu laki-laki maka akan meninggal menantu-
nya yang laki-laki di lung/ungan (sebuah tempat menyerupai
lembah) dan bisa juga menantu yang perempuan sebagai peng-
gantinya. Kalau meminjam bajik dan cela kalah orang tempat
meminj am tadi. Kalau mengundang m .. ka celakalah orang
yang ki ta undang itu dan setelah itu has"'huton (penanggung
jawab) tidak akan kena tegor lagi. Umpannya adalah ayam yang
bintik-bintik. Sayurnya adalah jahe bun bu, daun junjungan
buhit (sejenis tumbuh-tumbuhan) dan selt.. mbar daun silastom
(tanaman yang bisa untuk obat sakit pinggang). Panjang tempat
untuk memasaknya adalah sepanjang orang
Pada tanggal em pat belas berkunjung k ~ negeri orang adalah
waktu yang tidak baik untuk kita , orang lam akan takut melihat
kita di negeri orang, di Selatan gorani (tegoran atau sorakan ),
di Barat Laut sorini. Yang dimakan hari t u adalah bubungan
ultop (tutup sumpit), manariya kita leb h dahulu baru ber-
angkat.
Kala u pada tanggal limabelas kita be. jalan-jalan ke negeri
orang alamat tidak baik, sebab kita akan mendapat hutang. Di
Barat Daya gorahani, hidangan untuk hari itu adalah anjing
dan kembang tanah dan kita akan menemui musuh kita yang
sudah pucat wajahnya.
Apabila pada tanggal dua kita bepergian ke negeri orang,
hari itu adalah hari lipan, hidangan unt uK hari itu sebaiknya
lebih cepat diantar. Di Utara gorahani, 01 Barat Daya sorini,
yang di makan hari itu adalah abu dapur maka ditemukanlah
tuan atau pemimpin musuh kita itu ya guru kami.
Bila pada tanggal tiga kita bepergian maka hari itu adalah
hari tanggung, menagih piutang tidak ba1k , menasehati jaoat
(tidak baik). Di Tenggara gorahani, di Barat Daya sorini, dan
hidangan untuk hari itu sangat banyak akan ditemukan musuh
kita yang sangat pucat wajahnya.
Kalau pada tanggal empat kita bepergian maka hari itu
adalah hari yang baik untuk bepergian jauh, sebab belum tentu
72
di negeri orang kita punya hutang dan menuntutpun tidak baik.
Di Barat Daya gorahani, di Timur Laut sorini. Makanan hari
itu adalah dedak ya guru kami.
Pada tanggal lima adalah hari yang baik untuk bepergian.
Kita akan memperoleh makanan dan minuman di negeri orang.
Di Barat Laut gorahani, di Tenggara sorini. Hidangan hari itu
adalah batang padi. Terlebih dahulu kita makan beras, baru
berangkat ya guru kami. Jangan lupa.
Kalau pada tanggal enam kita bepergian, ada dua puluh
hari merupakan hari yang baik. Kita akan makan minum di
negeri orang. Hidangan untuk hari itu adalah nasi segenggam.
Supaya lebih baik di perjalanan maka kita harus mandi dahulu
baru pergi.
Tanggal tujuh adalah hari yang baik bagi kita untuk be-
pergian ke negeri orang, sebab agoni (kejelekannya) hilang di
jalan. Kebaikan kita dan sorini ada di Barat. Kita mengundang
orang dahulu baru berangkat , kita akan beruntung dan ditemu-
kan musuh kita itu.
Kalau kita bepergian pada tanggal delapan tidak baik,
sebab hari itu adalah hari ular, sebab kemungkinan besar kita
akan punya hutang di negeri orang. Di Timur Laut gorahani,
di Barat Laut sorini. Hidangan hari itu adalah hau rumpang
judi (sejenis kayu), minyak, baja, beras gongseng, dan ujung
daun pisang.
Bila bepergian pada tanggal sembilan adalah hari tanggung
dan hari lamos (lebur), kita akan beruntung pada hari itu.
Tetapi walaupun demikian kita bisa celaka di jalan, di Barat
gorahani, di Timur sorini. Hidangan untuk hari itu adalah
sere-sere (tikar yang sudah rusak), lebih baik tidur dahulu baru
berangkat, dan ketemulah musuh kita itu.
Pada tanggal dua puluh empat kita bepergian sangat baik,
kita akan beruntung di negeri orang, orangnya putih kuning.
Bermacam-macam keberuntungan kita, semua orang senang
terhadap kita, di Barat gorani, di Timur Sorini. Makanan hari
itu adalah cangkir yang patah tangkainya dan dahosi dahulu
baru berangkat ya guru kami.
73

Pedoman Yang Dipakai Untuk Membunuh Dalam Duabelas


Bulan
Yang dipakai untuk membunuh dal· m bulan satu adalah
kulit kambing dan sebagai pangalomuknya (yang dipakai untuk
meramal) adalah ampipira (sejenis tumbuhan).
Yang dipakai untuk membunuh pad a bulan dua adalah
bunga-bunga (kembang sepatu), dan ya g dipakai untuk me-
ramal adalah jeruk.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan tiga adalah
diambillah cacing tanah, dan yang dipakai sebagai meramal
adalah tanah segenggam.
Yang dipakai untuk membunuh pal.a bulan keempat di-
ambillah tahuk (sisa makanan burung) dan yang dipakai untuk
meramal adalah anjing.
Yang dipakai untuk membunuh pa a bulan kelima agar
diambillah kulit harimau dan yang dipakai untuk meramal
adalah sampipil (sejenis tumbuhan pak. u yang merambat).
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan keenam di-
am bil sayap burung elang dan yang d1 nkai un tuk me ram al
adalah ranggas (ranting kayu yang sudah t la).
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan ketujuh adalah
podom-podom (tumbuhan yang mana daunnya kuncup apabila
sudah sore atau malam). Dan yang dipak 1 untuk meramal ada-
lah nambur (embun pagi hari).
Yang dipakai untuk membunuh p da bulan kedelapan
adalah Jumpu ya guru kami.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan kesembilan
maka diambillah sigurampang (sejenis rumput) dan yang dipakai
untuk meramal adalah batu.
Yang dipakai untuk membunuh pafa bulan sepuluh di-
ambillah pecahan piring dan sebagai pangalomuknya atau yang
dipakai untuk meramal adalah nasi segengr am
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan sebelas di-
ambillah tai atau kotoran binatang dan yang dipakai untuk
meramal adalah batang buruk (ulat bulu).
74

Yang dipakai untuk membunuh pada bulan dua belas di-


ambillah ikan yang dijala dengan bambu dan yang dipakai
untuk meramal adalah bajaure (sejenis binatang air).
Pedoman yang dipakai untuk membunuh bila kita ingin
memberikan racun kepada orang banyak
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan satu adalah
getah sudu-sudu (sejenis tumbuhan kaktus) dan kecipir, kemu-
dian taburkanlah ke kampung musuh kita itu.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan dua adalah
air dari pohon anturge (sejenis tanaman) ya guru kami.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan ketiga agar
diambillah tabu sala (sejenis labu) dan ulat yang ada di dalam
kayu atau enau.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan keempat,
diambillah batang langge suhat (sejenis tumbuhan keladi).
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan kelima, di-
ambillah kunyit tujuh iris dan podom-podom (sejenis tumbuh-
an) dan darah ayam yang hitam.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan keenam maka
diambillah tangguk (alat untuk menangkap ikan) yang sudah
buruk.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan ketujuh, di-
ambillah tabu sala (sejenis labu) dan podom-podom .
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan kedelapan di-
ambillah tandiang (sejenis tumbuhan paku) dan tai binatang
serta singkam (tumbuhan yang banyak getahnya dan bisa di-
pakai untuk bumbu daging).
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan sembilan, di-
ambillah sampilulut (tumbuhan yang berlendir) dan celakalah
lawan kita itu.

Yang dipakai untuk membunuh pada bulan sepuluh, diam-


billah buku bamb u dan darah a yam hitam.
75

Yang dipakai untuk membunuh pada bulan sebelas sama


dengan yang dipakai untuk membunuh pada bulan sepuluh dan
celakalah lawan kita itu.
Yang dipakai untuk membunuh pada bulan dua belas, maka
diambillah daun latong (sejenis tumbuhan yang daunnya gatal)
ya guru kami.
Ketika bintang pada bulan itu adalah gorada maka ditemui-
lah seorang anak yang pintar sebagai tema n suhut (penanggung
jawab), teman dukun belajar, dan namanya adalah Sibela yang
dapat dimusuh kita. Dengan dernikian temuilah ke antara
(tempat yang lebih tinggi) dan disanapun bermantralah, kemu-
din kepalanya sembunyikan di paya-paya (rawa-rawa). Yang
dipakai untuk menakut-nakuti adalah sapi jantan dan diantar-
kan ke kam pung musuh kita itu . Kalau hendak memantrakan
maka waktunya adalah ketika bintang pada bulan itu adalah
gorada dan bisa dicoba membunuh, dengan demikian maka
ditemukanlah seseorang yang belajar pad bulan satu harinya
adalah pada tangal dua puluh tujuh ya1tu di tengah-tengah
rumahnya.
Pada bulan satu tepat pada tanggal dua puluh tujuh meninggal-
lah pormesa dan panggorada. Dan jatuhlah dpatala jonggi do-
ngan arajar taon araharni bu/an araharni 1ri dan meninggallah
pormesa dan panggorada. Yang dipakai untu k membunuh pada
bulan itu diambillah si boro (sejenis burung) dengan senduduk
(sejenis kayu) dan dipotong-potong halus, kemudian ditabur-
kan ke kampung musuh kita itu .
Pada bulan kedya, bintang pada bulan itu adalah sapi jan-
tan dan lidah Dewata. Tempatnya adalah di hulu sebuah lem-
bah, memugar kampung baik waktunya adalah pada tanggal
tujuh belas dan ditemuilah suhut (penanggung jaw ab) serta
sukun dan empat kebaikan kita. Bulan itu adalah bulan ber-
darah, kita tidak boleh pasingkop (memb uka) dan jangan ber-
sama dukun bermantra, maka ditemuilah sinyabnya di tepiah
musuh kita. Singa dan babi hontas (lauk) kita dan tali yang
melilit di tongkat sebagai pengikatnya dan sebagai alasnya
adalah pandan. Kalau pandan sebagai alasnya maka pangikat-
76
nya adalah sampilpil (sejenis tumbuhan palm) dengan pucuk
sitondang dan ditemukanlah orang yang membuat racun dan
siandan Waktunya adalah pada tanggal dua puluh tiga dan
dalam bulan kedua babi sebagai hontas kita, kayu andolok
(sejenis kayu yang keras) sebagai alasnya dan nangka yang jatuh
sosarnya (ranting-ranting yang dipakai untuk alas daging yang
dipanaskan pada matahari) dan penggantinya adalah daun sihala
(sejenis tumbuhan) dan campurannya adalah si puspus (sejenis
kayu), anjing yang berbulu jarum hontasnya, pucuk pandan
diiris sebagai teman daging dan diberikan kepada anak panggu-
rasangta. Bagi orang yang mula baposo dibawalah gual-gual
(alat penabuh) dan anjing yang tegang ekornya serta punya
tiga unsur-unsur yang ada di dagunya, maka dengan demikian
ketemulah dengan suhut (penanggung jawab) musuh kita,
serta hulubalang dan di pintu dan diantarkanlah ke antara
(tempat yang lebih tinggi) dan disanalah dimantrakan kemudian
kepalanya diambil dan disembunyikan di paya-paya (rawa-
rawa) yang dekat jalan besar dan yang dipakai untuk menakut-
nakuti adalah sapi jantan yang sangat besar, kemudian lempar-
kanlah ke tempat musuh kita itu barulah kita pergi berperang.
Bintang pada bulan itu adalah Gorada dan dicobalah membu-
nuh, maka ditemuilah seorang anak yang bernama si Guru di
tengah-tengah rumahnya. Pada bulan kedua yaitu pada tanggal
dua puluh tujuh meninggallah pormesa. dan panggorada, jatuh-
lah ke patala jonggi harahar taon, harahar ni bu/an, harahar ni
ari. Celakalah hasuhuton (penanggung jawab) kita itu. Kita
akan beruntung pada bulan kedua dan diambillah tudung (topi)
kita dan percikkan ke ordang kita maka celakalah hasuhuton
itu.
Kalau kita hendak berperang pada bulan ketiga maka di
punggung Dewata di robean (1adang) dia meninggal dan pada
bulan itu kita baik meme1ihara ayam merah dan waktu kita
berangkat adalah ketika ayam berkokok. Kalau kita menunggu
di kampung, kita akan mengalami kekalahan, manorbiti baik
matumona, keberuntungan hasuhuton baik menghadap antara
(tempa yang lebih tinggi) kita bermantra. Pada bulan ketiga
yaitu pada tanggal tiga dan dan bintang pada bulan itu adalah
77

Maharaga dan Gorada dan sebagai hon as kita adalah anjing


dengan ayam bintik-bintik. Pada tanggal dua ditemuilah si
sidang dan yang membuat racun mak lakukanlah dua kali
pada hari kelima dan ajing yang meral sebagai hontas kita ,
maka ditemuilah di Barat musuh kita beserta sinyaba. Kemu-
dian berangkatlah dari kampung dan v aktunya adalah pada
pagi hari sewaktu ayam berkokok, serahJ...anlah sampai di pintu
dan antarkan ke antara (tempat yang lebih tinggi) setelah di
antara baru dimantrakan . Anjing yang m rah hontas kita yang
mana di ekornya terdapat dua buah unsNr-unsur dekat lubang
duburnya dan ditemukanlah situnjak d6n sitondang di pihak
musuh kita dengan tamu laki-laki yar g men um pang hid up
dengan kita. Dan sebagai alasannya ad alah kayu dadap dan
hatunggal (sejenis kayu) serta sosornya daun kahombi sejenis
tumbuhan) dan pucuk tali sebagai pengikat hontas kita. Pada
tanggal dua belas kita tidak boleh berma '1 tra , ada yang berbin-
tang mesa pada hari itu, dan ketemulah dengan orang yang
pande besi dan suhut yang menyumpah yang ada di antara
serta tamu laki-laki yang menumpang h1dup pada kita, yang
tiga bersaudara.
Pada bulan ketiga ada ditemukan anak suhut yang lahir
pada tanggal tiga dan seorang dukun yang sedang belajar di-
tuntun ke pin tu barulah diantarkan h antara, di antara/ah
dimantrakan. Kemudian ulangilah di pintu pada tanggal sebe-
Ias dan kalau tidak bisa dipintu maka langilah pada tanggal
dua puluh lima, maka ditemukanlah suhu t, dukun serta anak
kesayangan musuh kita yang sudah me Pmggal. Celakalah ha-
suhuton itu bahkan si baso (yang pintar bicara dalam adat)
yang bernarm Si Tuan yang ditemui di rawa-rawa disembunyi-
kan di sebuah liang batu yang besarnya sebesar jari. Pengikat-
nya adalah bumbu dan dibuangkan kt tempat musuh kita.
Itulah sebagai penghulu atau penuntun Kita dalam berperang.
Bintang pada bulan itu adalah !tuna da 1 yang membunuhnya
adalah Gorana dan ditemukanlah seor ng yang kelakuannya
sangat jahat dan berakal busuk , di sana rumahnya adalah de-
kat sebuah lubang. Pada bulan ketiga ya tu pada tanggal tujuh
meninggallah pormesa dan panggorada dan bulan itu adalah
78

bulan mati, jatuhnya adalah di patala jonggi, harohar ni ari,


harohar ni taon, harohar ni bu/an, maka celakalah hasuhuton
(penanggungjawab) kita itu.
Yang dipakai untuk memb unuh pada bulan ketiga adalah
labu satu buah, ulat yang ada di batang enau serta ulat bulu,
dipotong-potong kemudian ditaburkan ke kampung musuh
kita itu, maka celakalah hasuhuton itu. Tetapi kita akan berun-
tung pada bulan ketiga .
Pada bulan keempat bintangnya adalah Harahata, perut
Dewata. Kita tahan di pintu air dan mati di semak-semak dan
mati di ranting kayu yang tua dan kalau mati pada bulan itu
mulutnya akan ternganga/terbuka, maka ditemukanlah suhut
berteman dukun. Kalau kita kedatangan tamu maka selesaikan-
lah dahulu persengketaan kita. Sebagai alat untuk membunuh
airpun jadi.
Kalau kita berperang pada bulan keempat Mesa bintangnya
pada bulan itu, harinya adalah pada tanggal empat. Anjing
yang merah sebagai hontas kita yang mempunyai satu usar-usar,
tali yang mengikat hontas kita dan penggantinya, bisa babi,
maka ditemukanlah bintang musuh kita yang sakti dengan si
manik dengan menaruh racun di rawa-rawa, dan kalau mati di-
belahlah pintu. Antarkanlah ke antara (tempat yang lebih
tinggi) dan di sanalah baru dimantrakan maka ditemukanlah
seorang anak tunggal serta dukun yang sedang belajar waktunya
adalah pada tanggal empat, anjing yang -hitam sebagai hontas
kita yang mempunyai usar-usar di dagunya, kakinya pincang,
dan ekornya putih. Sebagai alasnya adalah sinorpahan. Pengikat-
nya adalah tali yang meliliti kayu, penusuknya adalah ompu-
ompu (sejenis tumbuhan), dan pecahkanlah pintu dan antarkan-
lah ke antara dan bermantralah di sana dengan dernikian di-
temukanlah suhut berteman dukun. Kita akan mempunyai
empat kebaikan dan celakalah hasuhuton itu pada tanggal
empat. Yang dipakai untuk menakut-nakuti adalah Harahata
api dan disulut oleh penghulu kita dan penggantinya adalah
mencuri. Kalau penghulu kita berperang maka lemparkanlah
ke tempat musuh kita. Apabila ada yang membunuh pada bula
79

itu dan waktu itu akan ditemukan juga orang yang sakit pangkal
pahanya serta tangannya menggarut-garut mulutnya ternganga
serta bi caranya selalu manis, sedangkan ruJTlahnya berada dekat
saluran, di lobang pantat pantat dia me'linggal dan congkel-
lah matanya, kemudian masukkan ke dalam lobang kayu.
maka celakalah hasuhuton kita itu di bulan itu juga . Pada
bulan keempat yaitu pada tanggal lima 'lleninggallah pangg<r
rada dan pormanis, bulan matilah bulan itu. Sebagai hontas
kita adalah anjing dan ayam yang abu-abu. Harahartaon jatuh
ke tengah samudera . serta harahar bulan dan harahar hari.
Yang dipakai untuk membunuh pada waktu itu adalah jeruk
dan kencur. Tanamlah di kampung musuh kita itu, maka cela-
kalah musuh kita tersebut. Kita akan beruntung pada bulan
keempat dan sebagai hidangannya adalah ayam merah, celaka-
lah hasuhu ton.
Pada bulan kelima bintangnya adalah Singa, darah Dewata
ada di hulu lembah, dan meninggalnya di huruk-huruk (semak-
semak), kalau mati morsos tidak baik, mengutukpun tidak baik
serta menagih tidak baik, juga bertandang tidak boleh meme-
gang keturunan kita.
Kita diantar oleh musuh kita dengan dukun dan tuan yang
baru dari dukun, ditemukanlah orang ang pintar di pihak
musuh kita. Pada bulan kelima ada yang berbintang Singa dan
ada yang berbintang tanah pada bulan it u. Pada bulan kelima
yaitu pada tanggal lima sebagai hontas kita adalah babi pogang
dan pengikat pagar maka ditemukanlah perang yang membuat
racun serta dukun.
Pada tanggal tujuh belas ayam hontas klta serta anjing yang
berbulu kuning, maka ditemukanlah orang yang bertandang
di pihak musuh kita dan dukun serta seorang ibu dan dia me-
ninggal di semak-semak. Tinggallah suhu t dengan dukun panu-
sur serta hulubalang. Pada waktu itu t1dak boleh meminta
seba b di bubungan mus uh kita ada cecak, dapatlah si bajing
dan si tapi di pihak musuh kita serta dukun dan raja. Pada
bulan kelima di tempat yang gelap sembunyika.n sekam padi,
kemudian sebarkan maka celakalah hasuhuton itu. Buatlah
80
si dumni na honta (penangkal) ke musuh kita agar tidak boleh
membunuh singa dapatlah hulubalang yang rumahnya dekat
bukit-bukit. Pada bulan kelima yaitu pada tanggal satu me-
ninggallah pormesa dan panggorada. Teman bulan kelima
adalah singa dan Gorada. Sebagai hontas kita adalah ayam yang
merah dan anjing kuning dan tali pengikatnya. Kemudian
ditemukanlah dukun yang sedang belajar dan menantu laki-
laki suhut.
Belahlah pintu kemudian antarkan ke antara dan di sana segera
dimantrakan yang waktunya dekat matahari agar baik. Yang
dipakai membunuh pada bulan itu adalah kunyit yang digosok
dengan darah ayam yang hitam dengan daun podom-podom
(sejenis tumbuhan) dHaburkan ke tempat musuh kita maka
celakalah hasuhuton kita. Kita akan mendapat pada bulan
kelima yang dilwnuri darah.
Pada bulan keenam bintangnya adalah Haniha (gadis remaja)
hati Dewata yang menguasai ladang, dia meninggal di sungai.
Pada bulan keenam ketika bintang bulan itu Maara tepat pada
tanggal tiga maka sebagai hontas kita adalah ayam yang berbulu
tebal serta diambillah handudur pusuk sibayak (sejenis kayu)
lalu belahlah pintu dan diantarkan ke antara (tempat yang
lebih tinggi), sesampainya di antara barulah dimantrakan,
maka ketemulah dengan suhut dan dukun serta yang tinggal di
suatu benua serta seorang tukang emas yang waktunya adalah
pada tanggal dua belas.
Pada tanggal tiga belas babi hontas kita, dan pada tanggal tujuh
dapatlah simanik siraja sedangkan pada tanggal dua puluh satu
anjing yang hitam sebagai hontas kita, maka ditemukanlah
si satin di pihak musuh kita yang sedang memecahkan pintu.
Kemudian antarkanlah ke antara akan dimantrakan. Meninggal-
kan kampung baik, dan memugar kampung baik. Menghadap
Barat kita memantrakan. Meninggallah pormesa dan panggorada
dan matilah siri ni harim maka berbahagialah hasuhuton kita
itu dan kita akan mengalami kekalahan. Dewata ada di Timur
dan ditemukanlah orang yang dua bersaudara yaitu pada tanggal
satu. Kemudian antarkanlah ke antara akan dimantrakan.
Meninggalkan kampung baik, dan memugar kampung baik.
81

Menghadap Barat kita memantrakan. Meninggallah pormesa


dan panggorada dan matilah siri ni harim maka berbahagialah
hasuhuton kita itu dan kita akan mengalami kekalahan. Dewata
ada di Timur dan diternukanlah orang yang dua bersauuara
yaitu pada tanggal satu. Kemudian antarkanlah ke antara dan di
sanapun dimantrakanlah dengan demikia1 ditemukanlah suhut
yang sedang menyumpahi adiknya. Ke n udian pada tanggal
tujuh belas ditemukanlah si tindang dan sirompa serta orang
yang menyakiti di piha;.;: musuh kita. Pada bulan keenam se-
orang laki-laki disembunyikan di tanah ma ti (tanah yang agak
rendah) dan bisa juga di batu. Pecahar piring pinggan alat
penghulu kita untuk berperang. Bintang ada bulan itu adalah
Ania (gadis remaja) dan Singa. Ditemukanlah orang yang hitarn
pekat di tengkuknya dan di pipinya dan di rumahnya dekat
bukit-bukit.
Pada bulan keenam yaitu pada tanggal empat turunlah harahar
hari, rnaka meninggallah panggorada dan pormesa. Kecuali
itu pada bulan keenam membunuh bajik memurkai bajik dan
dapatlah musuh yang pintar di pihak musuh kita. Yang dipakai
lauk pada bulan itu adalah ayam yang putih di sayap dan
punggungnya. Waktu kita adalah ketika matahari menjelang
tengah hari. Di pintu musuh kita akan d1temukan anjing yang
putih dagunya dan di bawah matanya dan it ulah sebagai hontas
kita.
Pada bulan ketujuh punggung Dewat ada di semak-semak
dan matinya di lobang huruk-huruk. Kita tidak boleh menye-
nangkan hasuhuton dan tidak boleh memmta pada hasuhuton.
Bulan itu adalah bulan mengikut-ngikut, bulan itu membunuh
dia sendiri dan pada bulan itu terjadi tawar-menawar dan
bunuh-membunuh.
Musuh kita datang membelah pintu kita dan kita tidak perlu
takut melempar musuh kita dan dia segera pergi. Kemudian
ditemukanlah orang yang tiga bersaudara yang waktunya
adalah pada tanggal tiga dan pada hari it u ada yang takut.
Bintang pada bulan tujuh adalah Mesa dan Gorada. Anjing
yang tinggi sebagai hontas kita dan ditemukanlah orang yang
membuat racun di pihak musuh kita. Membuka ladang baru
82

sangat baik, dan tidak boleh membuang. Kita akan menemu-


kan tamu laki-laki yang meninggalkan negerinya clan waktunya
aclalah pada tanggal dua belas. Anjing yang tinggi sebagai
hontas kita di Timur. Pacla tanggal dua puluh delapan hontas
kita adalah babi hontangan dan pengikutnya adalah belatuk
(sejenis tanaman).
Pada bulan itu tidak boleh menuntut sebab bulan itu adalah
ringring (bagian-bagian atau pertengahan/bisa juga berupa
sendi-sendi), tahun dan pada bulan itu tidak boleh mengun-
jungi. Bulan itu aclalah tahun kemenangan dan kalau membeli
sesuatu adalah pada tanggal tujuh dan ditemukanlah yang
bernama Si Aji, Si Bola dan Si Tapa di pihak musuh kita. Pada
bulan tujuh congkellah matanya, simpan di tempat yang terang/
jelas, maka celakalah hasuhuton. Sebagai pengikatnya adalah
tali dahontat yang dipakai penghulu kita berperang. Pada bulan
ketujuh sama dengan bulan satu, selesaikanlah segala sengketa
kita clan disuruhlah suhut marsanti (membuat penangkal pada
diri) dan diulangi lagi pada tanggal dua puluh empat. Pada
bulan ketujuh ketika bintang bulan itu adalah Singa, maka me-
ninggallah pormesa dan panggorada. Sajian pada bulan itu ada-
lah ayam dan kita ikatkan di rumbe-rumbe.
Pacla bulan kedelapan sama dengan bulan kedua, waktunya
adalah tanggal dua pulul1 tujuh, meninggallah pormesa dan
panggorada, ketika bintang pada bulan itu sama dengan bintang
hari yaitu Singa clan Harimau, maka baling-baling ada di depan
kita dan anjing kuning sebagai hontas kita sedangkan pada
tanggal sembilan belas adalah tai besi dan tai binatang serta
podom-podom dipotong-potong kemudian dicampakkan ke
kampung musuh kita, maka hancurlah hasuhuton musuh kita
itun.
Pacla bulan kesembilan bintangnya adalah di tangan Dewata,
di sungai dia mati, mososor baik maka ditemukanlah orang yang
lima bersaudara yang pande besi serta anak dari suhut musuh
kita.
Ketika Gorada bintang pada bulan itu yaitu pada tanggal
sembilan belas maka yang dipakai sebagai hontas kita adalah
83

anjing yang gemuk, ansosor (sejenis kayu) sebagai tempat


mengeringkannya clan kayu nangka sebagai alasnya, kemu dian
dilemparkan ke kampung musuh kita lalu dimantrakanlah maka
ditemukanlah di sorin di pihak musuh ki a, yaitu pada tanggul
enarr. belas. Pada tanggal dua puluh tig: ayam putih sebagai
hontas kita. Pada bulan kesembilan di liang batau tanga sem-
bunyikan maka celakalah hasuhuton itu Yang dipakai untuk
membunuh pada bulan sembilan adalah sembilu dan tanggiang
(tumbuhan paku yang batangnya besar) dipotong-potong
kemudi an ditaburkan ke kampung musuh ki ta.
Pada bulan sepuluh bintang bulan it u aclalah Gumba (tum-
buhan hutan), susu Dewata acla di lembal dan ia mati hobong-
hobong (berupa kolam kecil).
Mesa dan Gorada bintang pada bulan itu clan pada tanggal tiga
ayam jarum bosi (bulunya berwarna-warna) sebagai hontas
kita.
Kita akan menemukan orang yang membuat racun di pihak
musuh kita pada tanggal sepuluh . Pada bulan sepuluh yaitu
pada tanggal sembilan belas yang dipakai untuk membunuh
adalah buku-buku dari bambu yang sudah bertunas ditambah
dengan darah ayam yang merah.
Pada bulan sebelas bintangnya adalal susu Dewata. Kalau
kita berperang pada bulan itu kita akan nengalami kekalahan.
Kita mem bunuh di tengah jalan dan hul u tepian, dan akan
meninggalkan seorang anak dari seorang 1bu di mana anak itu
aclalah seorang anak tunggal. Pada bulan sebelas halto (buah
enau yang suclah tua) dilemparkan ke 1 ampung musuh kita.
Yang dipakai untuk membunuh pada itu 1dalah halto sebanyak
tujuh buah, ha/to andudur tujuh buah, daun p odom-podom
ditaburkan ke kampung musuh kita.
Kita akan beruntung pada bulan sebelas dan sumbernya adalah
ikan.
Pada bulan dua belas akhir tahun clan bulan. Tanggal dua
puluh lima yang dipakai untuk membunuh pacla bulan dua
belas clan yang dipakai untuk membunuh aclalah burung puyuh,
garam, podom-podom serta akar bambu ang dipotong-potong
84

dan ditaburkan ke kampung musuh kita, maka kita akan


mendapat ayam sabur bintang (ayam yang bulunya berbintik-
bintik).
ltulah sebagai pedoman memasang aji (memberi racun) bagi
lwsuhuton bolon (penanggung jawab besar).
Bulan pertama sama dengan bulan ke empat, bulan keempat
sama dengan bulan ketujuh, bulan ketujuh sama dengan bulan
sepuluh sama sajiannya. Harinya adalah tanggal dua puluh
lima. Bulan kedua sama dengan bulan kelima, bulan kelima
sama dengan bulan kedelapan, bulan kedelapan sama dengan
bulan sebelas, sama harinya yaitu tanggal tujuh belas. Bulan
ketiga sama dengan bulan keenam, bulan keenam sama dengan
bulan kesembilan, bulan kesembilan sama dengan bulan dua
belas sama harinya yaitu pada tanggal dua puluh satu.

Nama-nama Bulan Dalam Kalender Batak


1. Si Paha Dada ------------------- April
2. Si Paha Dua ------------------ Mei
3. Si Paha Tolu ------------------ Juni
4. Si Paha Opat ------------------ Juli
5. Si Paha Lima ------------------ Agustus
6. Si Paha Onom ----------------- September
7. Si Paha Pitu ------------------ Oktober
8. Si Paha Walu ------------------ Nopember
9. Si Paha Sia------------------- Desember
10. Si Paha Sapulu ----------------- Januari
11. Si Paha Sabolas ---------------- Februari
12. Hurung (Si Paha Dua Belas) --------- Maret

Hama-nama Harl Dalam Kalender Batak


Minggu Pertama
1. -------- Haditia
2. -------- Suma
3. -------- Anggara
4. -------- Muda
85

5. --- ----- Boras Pati


6. - -- ----- Sukora
7. - ------- Sumisara

Minggu Kedua

8. --- ----- Hantian Ni Aek


9. - ------- Sumani Mangadop
10. - ------- Anggara Sampulu
11 . - -- ----- Mudani Mangadop (Halial)
12. - ------- Boras Pat i Ni Tangkop (Sebelah)
13 . -------- Sukora Purnama
14. - ------- Sumisara Purnama

Minggu Ketiga

15 . -------- Tula
16. -------- Sumani Olom
17. - - ------ Anggara Ni Olom
18. -------- Mudani Olom
19. -------- Boras Pati Ni Onom
20. -------- Sukora Bora Turin
21 . ------ - - Samisa A Bora Turun

Minggu Keempat

22 . - ------- Hantian Ni Angsa:


23 . - ------- Sumani Mate
24 . -------- Anggara Ni Mate
25. - - ------ Mudani Mate
26 . ------ - - Boras Pati Ni Go
27. - ------ - Sukora Bulan Mate
28. -------- Samisara Bulan Mate
29. -------- Hurung
30. -------- Hurung Harirut
86

Jam (Waktu)

1. Binsar Mata Ni Ari - - - -- Matahari Terbit


2. Tarbakta ---------- Satu Jam Setelah Matahari
Terbit
3. Tarbakta Raja ------- Satu Jam Sebelum Matahari
Terbit
4 . Mora-os ---------- Satu Jam Sebelum Siang
5. Tingkos - ---------- Siang Hari
6. Guling ------------ Dua Jam Setelah Siang Hari
7. Guling Dao --------- Empat Jam Setelah Siang Hari
8. Potang ----------- Lima Jam Setelah Siang Hari
9. Lusut Mata Ni Ari - - - - - Matahari Terbenam
10. Atia Mardahan ------- Senja
11 . Atia Mangan -------- Waktu Makan Malam
12. Sampe Modom------- Waktu Tidur
13. Tonga Bomging ------ Tengah Malam
14. Menjalang Andostrang --- Subuh
15. An dos Siang -------- Pagi

Mata Angin
Utara ------------------ Utara
Timur ------------------ Purba
Selatan ------------------ Dangsina
Barat -------------------Pastina
Tenggara ---------------- Agoni
Barat Daya --------------- Nariti
Barat Laut --------------- Manyabia
Timur Laut --------------- Irisanya
BAB III
KAJIAN DAN ANALISA

Pengertian istilah nilai budaya . yang dimaksudkan dalam


laporan ini, ialah suatu sistem yang terdiri atas konsepsi-konsep-
si yang hidup dalam alam pikiran sebag1an besar dari warga
masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat
bernilai dalam hidup.
Man usia merupakan bagian dari alam itu sendiri, di dalam
alam terdapat segala sesuatu kebutuhan manusia. Dalam me-
menuhi kebutuhan itu, manusia selalu memperhitungkan ber-
bagai faktor antara lain waktu, tempat, letak, arah, sebab akibat
dan lain-lain . Di samping itu masih banyak lagi hal-hal yang
belum terungkap , mengingat banyaknya materi yang dirangkum
oleh kebutuhan manusia itu .
Dalam hal ini dapat kita ambil contoh tentang waktu, di
dalamnya terdapat waktu yang baik dan buruk. Sering dikata-
kan hari baik dan hari yang kurang baik. Penggunaan waktu
hampir pada seluruh kegiatan yang dilakukan manusia di dalam
hidupnya, seperti lahir, kawin , bepergian, dan mati. Banyak
kegiatan hidup manusia yang belum terungkap di dalam hidup-
nya dan tetap berpedoman kepada han baik dan hari yang
kurang baik. Tanda-tanda hari baik pada masyarakat Batak
dijumpai pada "parhalaan".

87
88

Ada tiga cara yang digunakan "datu" (dukun) untuk me-


lihat hari baik dan kurang baik di dalam hidup ini, yaitu dengan
membaca "parhalaan", mengetahui "panggilingan" dan melihat
letak "pane na bolon " .

A. PENJELASAN TENT ANG ARTI PARHALAAN

"Parhalaan" termasuk salah satu naskah kuno yang terdapat


dalam masyarakat Batak . Dalam uraian ini khusus "parhalaan"
pada masyarakat Batak Toba.
"Parhalaan" berasal dari kata ''hala" ditambah awalan
par dan akhiran an. "Hala" dalam masyarakat Batak Toba
berarti sejenis binatang kalajengking yang mempunyai sungut
(penyengat) pada mulut dan ekomya yang sangat berbisa.
Oleh Karena itu, binatang ''hala" ini sangat ditakuti oleh
masyarakat karena "biasanya" dapat membinasakan orang.
Namun binatang "kala" ini banyak terdapat dan merupakan
lambang-lambang pada "parhalaan" yang mempunyai arti
penting dalam kehidupan masyarakat Batak pada masa lalu.
"Parhalaan" dapat diartikan se bagai kalender a tau penang-
galan untuk mengetahui waktu, termasuk nama-nama hari dan
nama-nama bulan yang dianggap oleh masyarakat Batak Toba
mengandung arti baik maupun arti buruk. Segala kejadian-
kejadian alam dan masalah-masalah yang terjadi atas diri manu-
sia pada waktu-waktu tertentu , baik yang terjadi pada masa
lalu maupun masa mendatang dapat diketahui artinya dengan
melihat pada "parhalaan".
Menurut kepercayaan pada masyarakat Batak Toba khusus-
nya, apabila akan memulai sesuatu kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari harus melihat "parhalaan" lebih dahulu. Ka pan
waktunya dan bagaimana cara pelaksanaannya. Hal ini penting
artinya agar tidak mendatangkan bala bagi para pelakunya
seandainya mereka memilih waktu yang tidak tepat.
Menurut kepercayaan masyarakat Batak pada umumnya
dan Batak Toba Khususnya , bahwa tidak semua hari-hari mau-
89

pun bulan-bulan yang terdapat dalam "parhalaan" .baik dan


menguntungkan. Ada juga hari-hari d'ln bulan-bulan yang
dianggap kurang baik atau merupakan hari buruk. Pengertian
hari baik dan hari buruk dalam "parhalaan"ini cenderung ber-
kaitan dengan pelaksanaan sesuatu kegia an, baik yang berhu-
bungan dengan upacara-upacara daur hid up atau adat, upacara-
upacara keagainaan, maupun kegiatan-kegiatan yang dianggap
penting oleh masyarakat Batak dalam kehidupannya sehari-
hari .
Karena adanya keyakinan masyarakat Batak tentang hari
dan bulan yang dianggap baik dan buruk, maka "parhalaan"
merupakan pedoman hidup dan mempunyai nilai budaya yang
tinggi bagi masyarakat Batak pada za"Tlan dahulu. Aturan-
aturan hari baik dan buruk yang telah d1tentukan dalam "par-
halaan "pada hakekatnya diakui bersama dalam masyarakat
Batak.

B. BENTUK PARHALAAN
Sebelum masyarakat Batak mengenal kertas, alat yang
mereka gunakan untuk menuliskan se uatu adalah bambu,
tulang binatang dan kulit kayu. Demikiari pula halnya dengan
"Parhalaan" yang terdiri atas 3 macam, y itu "bulu parhalaan",
"kali parhalaan" dan "pustaka parhalaar ". "Bulu parhalaan '',
adalah "parhalaan" yang dituliskan pad< bambu khusus yang
dapat diukir , disebut dalam istilah Batak Toba "bulu suraton".
Sedangkan ''holi parhalaan" adalah " pa ·halaan" yang ditulis-
kan pada tulang, terutama tulang babi dan tulang sapi atau
kerbau bagian paha atau bagian kakinya. Bagian tulang paha
dan tulang kaki ini keras dan kalau diuk r tidak mudah pecah .
Untuk penulisan "pustaka parhalaan" digunakan kulit kayu
berbentuk panjang dan lebarnya kura g lebih 30- 40 cm,
agar mudah dilipat dan menyerupai buku.
Alat tulis yang digunakan untuk menuliskan "parhalaan"
itu disebut "tarugi", yaitu sejenis lidi dari daun enau. Sedang-
kan sebagai tintanya dibuat dari campur n getah dari berbagai
90

PUSTAHA

Sumber: PH 0.L. Tobing, 1963


91

macam tumbuh-tumbuhan dan kayu-kayuan yang dibakar,


disebut "baja".
Berbeda dengan kalender internasional yang penanggalan-
nya ditulis dengan rnenggunakan angka-angka, penanggalan
"parhalaan" pada masyarakat Batak Toba ditulis dalam wujud
lambang-lambang yang mempunyai arti tersendiri. lni sangat
beralasan karena hanya para "datu" (dukun) yang dapat me-
nuliskan dan mampu menjelaskan arti lam bang-lambang dalam
"parhalaan" itu. Oleh karena itu bentl. k dan arti lambang-
lambang yang terdapat dalam setiap "parhalaan" berbeda-beda
sesuai dengan pengetahuan atau penafsiran "datu" yang mem-
buatnya.
Menurut kepercayaan masyarakat Batak umumnya dan
Batak Toba khususnya , bahwa hanya 'datu" yang mampu
membuat, membaca dan mengetahui arti dari lambang-Jarnbang
itu. Pengetahuan tentang "parhalaan" itu diwariskan kepada
murid-murid atau pengikutnya secara turu n-temurun. Seorang
"datu" (duk un) menurut pandangan masyarakat Batak pada
masa lalu mempunyai kedudukan pentmg dalam kehidupan
tradisional masyarakatnya. Kedudukan seorang "datu " (dukun)
cukup tinggi dan dianggap mempunyai wawasan pengetahuan
yang luas. Namun demikian seorang "datu (dukun) tidak
selalu memiliki semua pengetahuan, biasanya hanya terbatas
pada bidang keahliannya. Oleh karena itu masyarakat Batak
mengenal berbagai macam "datu" seperti "datu sibaso" me-
rupakan dukun yang menolong melahirk ... n, "datu parhalaan"
merupakan dukun ahli meramal "parhalaa· '.'
Meskipun mempunyai lambang-Jam )ang yang berbeda
artinya, bentuk "parhalaan" digambarkc.n berbentuk persegi
panjang , terbagi atas sejumlah petak-peta ~ bujur sangkar yang
letakny a secara horizontal dan vertikal Jumlah petak yang
letakny a horizontal 30 buah dan yang vertikal 12 buah. Petak-
petak yang berjumlah 12 buah secara vertikal itu menunjukkan
jumlah bulan dalam setiap tahun adalah 12. Sementara petak
yang berjumlah 30 buah secara horizontal menunjukkan jumlah
hari pada setiap bulan adalah 30 hari. Berarti menurut perhi-
92

BULUPARHALAAN

,, \I
11 1

Sumber : PH. O.L. To bing, 1963


93

tungan "parhalaan" masyarakat Batak, tahwa satu tahun ter-


diri ata s I 2 bulan dan setiap bulan terd 1ri atas 30 hari. Selan-
jutnya setiap hari terdiri atas 24 jam yang masing-masing
mempunyai nama sendiri.
Be rbeda dengan penanggalan dalum ~ 1k nder internas1onal.
dalarn "parhalaan" rnasyarakat Batak u1 1umnya tid ak pernah
dicantumkan jumlah angka tahun. Mem rut pengetahuan me-
reka. jumlah bulan dari awal bulan putarna sampai selesai
bulan 12 perhitungan penanggalann ) 1 akan kembali lagi
secara rutin pada bulan pertarna . Demi ian juga perhitungan
hari akan kernbali ke hari pertarna . Olah L irena it u perhitungan
tahun t1dak pernah dicanturnkan pada "pc..rhalaan''.
Na mun demikian jurnlah hari dalam etahun pada kalender
Masehi hampir sama dengan dalam " 1arhalaan" pad a ma-
syaraka t Batak. Jurnlah hari dalarn I ta un menurut kalender
Masehi 365 hari . sedangkan pada "parha .:ia n" 355 hari . Dalam
setiap tah un terdapat perbedaan selisih hari yang jumlahnya
I 0 ha ri. Untuk kekurangan ini ada pe ambahan satu bulan
yang d1sebut bulan "lamadu " dalarn "p rhalaan" rnasyurakat
Batak Toba khususnya .
Munculnya bulan "lamadu" itu diperkirakan tiga tahun
sekali, yait u antara hari ke-29 akhir tahu dengan hari pertama
awal bulan pada tahun ke-4 . Sehingga apab ila dikaji lebih lanjut
maka jumla h hari selama tiga tahun dalam tahun Masehi sama
dengan jurnlah hari pad a "parhalaan" dalam pen am bahan bulan
"lamadu". Jumlah hari pada kalender Masehi selama tiga tahun
ad al ah 3 x 365 hari = I 09 5 hari. Dalan "parhalaan" jumlah
hari pada bulan "lamadu" selama tiga tahun adalah 3 x 355
hari ditarnbah 30 hari bulan "lamad u" se a ma tiga tahun adalah
3 x 36 5 hari = I 095 hari. Dalam " pa rhahan" jumlah hari pada
bulan "lamadu" selama tiga tahun adalah 1 x 355 hari ditambah
30 han bulan "lamadu" adalah I 095 rnri. Berdasarkan ke-
teranga n ini bahwa menurut kalender \1asehi jumlah bulan
selama tiga tahun adalah 36 bulan, sedangkan menurut "par-
halaan '' masyarakat Batak adalah 3 7 bu Ian. Persamaan jumlah
hari ini terja di hanya pada waktu munculnya bulan "lamadu",
94

tiga tahun sekali (Raja Patik Tampubolon : 1964 ). Hal ini


sekaligus membuktikan bahwa nenek moyang orang Batak
sejak dahulu sudah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang
perbintangan.
Menurut Raja Patik Tampubolon dalam bukunya yang
berjudul "Tombaga Holing" di daerah Batak Toba terdapat
4 macam pustaha parhalaan, yaitu "Pustaka Sibaganding" di
Bi us (wilayah) Balige , "Pustaha Parbuhitan" di Bius Uluan,
"Pustaha Situahoda" di Bius Pangururan, dan "Pustaha Sitiga-
bulan" di sebagian besar daerah Tanah Batak. "Pustaha Sitiga-
bulan" inilah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
Batak karena bentuknya sederhana dan Jebih mudah dimenger-
ti dari pada "parhalaan "Jainnya.

C. ISi PARHALAAN
Pada umumnya untuk mengetahui hari-hari yang baik dan
yang kurang baik dalam melakukan suatu upacara, para "datu"
(dukun) tidak cukup hanya menggunakan "parhalaan". Ada 2
cara Jagi yang digunakan sebagai pedoman, yaitu "penggilingan"
dan "pane na bolon". Antara "Parhalaan" dengan "Panggiling-
an" dan "pane na bolon" saling berkaitan, misalnya ada hari
yang dianggap baik menurut "parhalaan", tetapi kurang baik
menurut "panggilingan". Atau ada hari yang buruk menurut
"perhalaan" dan "panggilingan" tetapi baik menurut "pane
na bolon". Oleh karena itu, biasanya seorang "datu" akan
menggunakan ketiga pustaha ini sebagai pedoman dalam me-
milih hari yang tepat dan baik untuk melakukan suatu upacara
atau kegiatan.
Adapun yang dimaksud dengan "perhalaan" sebagaimana
telah dijelaskan , merupakan penanggalan untuk mengetahui
nama-nama hari baik dan yang kurang baik untuk melakukan
suatu kegiatan. "Panggilingan, adalah keterangan tentang arti
dari hari-hari baik dan yang kurang baik itu. Sedangkan "pane
na bolon", adalah keterangan atau penjelasan tentang posisi
waktu dan tempat yang baik untuk melakukan suatu upacara
sesuai dengan arah perputaran mata angin.
95

Gambar 3 : PANE NA BOLON

Sumber : PH. 0 . L. Tobing , 1963


96

Berdasarkan keperayaan masyarakat Batak, "pane na bo-


lon" atau disebut juga "hala godang" merupakan suatu sinar
menyerupai kilat yang digambarkan berbentuk ular besar dan
panjang. Sering juga namanya disebut "Naga lumajang" (ular
naga) yang panjangnya sekitar 1/4 lingkaran bumi dan mengi-
tari 8 penjuru mata angin . Setiap 3 bulan "pane na bolon "
mengitari 1/4 dari lingkaran bumi a tau mengitari bumi selama
satu tahun . Berkaitan dengan hal ini, masyarakat Batak sejak
dahulu sud ah memiliki pengetahuan tentang arah ma ta angin.
Mereka berpendapat ada 8 penjuru mata angin, terdiri atas 4
induk dan 4 anak mata angin. Perjalanan " pane na bolon "
mengitari bumi dari arah barat menuju ke arah selatan - timur
- utara (induk rnata angin) dan kembali ke barat. Setiap 3
bulan, "pane na bolon " berhenti lebih Jama di setiap induk
mata angin.
Adapun nama-nama ke- 8 penjuru ma ta angin yang dikenal
oleh orang Batak adalah Purba (Timur) , Anggoni (Tenggara),
Dangsina (Selatan) , Nariti (Barat (Daya) , Pastima (Barat) , Ma-
nabila (Ba rat Laut) , dan Utara (Utara ). Pengetahuan ten tang
mata angin ini penting artinya dalam kaitannya untuk melaku-
kan sesuatu kegiatan upacara atau ingin mengadakan suatu per-
jalanan. Hari-hari baik yang telah dipilih menurut "perhalaan"
dan "panggilan" harus disesuaikan lagi dengan letak posisi
" pane na bolon". maksudnya agar tidak mendatangkan bahaya
bagi yang bersangkutan. Oleh karena itu orang Batak dilarang
melakukan kegiatan pada posisi menghadap ke kepala dan
membelakangi "pane na bolon ."
Untuk mengetahui letak posisi "pane na bolon" pada saat
tertentu , masyarakat Batak juga memiliki pengetahuan tentang
nama-nama bulan yang berjumlah 12 bulan dalam 1 tahun.
Nama-nama bulan dalam "parhalaan " dan persamaannya de-
ngan nama bulan dalam kalend er Masehi itu adalah sebagai
berikut :
1 . Sipaha Sada = April
2. Sipaha Dua = Mei
3. Sipaha Tolu = Juni
97

4. Sipaha Opat = Juli


5. Sipaha Lima = Agustu
6. Sipaha Onom = SeptemJe r
7. Sipaha Pitu = Oktobt
8. Sipaha Walu = Novembe r
9. Sipaha Sia = Deseml er
10. Sipaha Sampulu = Januar
11 . Sipaha Sampulu Sada (Li) = Februari
1 2. Sip aha Sampulu Dua (Hu rung) = Maret
Dengan memiliki pengetahuan tenta 1g nama -nama bulan .
''datu" (dukun ) dapat mengetahui po ~1si "pane na bolon ··
pada waktu bulan Sipaha Sada (April ). bul an Sipaha Dua (Mei).
pada waibu bulan Sipaha Sada (April). bulan Sipaha Dua (Mei).
dan bulan Sipaha Tolu (J uni) kepala " pane na bolon ·· berada
di Purba (Timur) . Apabila saat itu her dak berperang . maka
harus membelakangi arah Anggoni (Teng ·ara) dan Nariti (Ba rat
Daya). Pada bulan Sipaha Opat (J uli) -,a mpai dengan bulan
Sipaha Onom (September) posisi letak k pala "pane na bolon"
berada di ara h Dangsina (Selatan) . Apab .1 ingin berhasil dalam
perang maka harus membelakangi "Na nti " (Barat Daya) dan
arah Manabia (Barat Laut).
Selanjutnya selama bulan Sipaha Sann ulu (Januari) sampai
dengan bulan Sipaha Sampulu Dua (Hurung) atau maret, posisi
letak k epala "pane na bolon" berada di sebelah Utara. Oleh
karena itu agar tidak mengalami baha a dalam melakukan
perang maka harus membelakangi "Anggoni" (Tenggara) dan
Irisanna (Timur Laut).
Han uraian tentang siklus peredar m "pane na bolon"
mengitari bumi dan bagaimana letak posisinya, menunjukkan
bahwa orang Batak dahulu sudah menge ahui peredaran bulan
setiap tah un. Permulaan bulan dalam satu tahun menurut
"parhal aan" diawali dengan bulan Sipah a Sada yang dalam
kalender Masehi adalah bulan April. Ker rndian dengan bulan
Sipaha Sampulu Dua di akhir tahun " parhalaan" a tau pada
bulan Maret tahun Masehi . Perkiraan awa dan akhir bulan me-
nurut " parhalaan" ini tampaknya bersamaan dengan perhi-
98

NAMA-NAMA MATA ANGIN MENURUT "PARHALAAN


DAN KALENDER MASEHI

UTARA

IRISANA
MANABIA
(Barat Laut)

PASTIMA PURBA
(Barat) (Timur)

NARITI
(Tenggara)
(Barat Daya)

DANG SINA
(Sela tan)
99

NAMA-NAMA BULAN DALAM PARHALAAN "


DAN KALENDER MA SEHI
100
tungan awal dimulainya dan berakhirnya tahun anggaran dalam
pemerintahan kita sekarang.
Jumlah hari dalam setiap bulan dalam "parhalaan" adalah
30 hari sesuai dengan peredaran bulan. Terbitnya bulan diawali
pad a hari pertarna ( Artia) dan berakhir pada hari ke- 30 setiap
bulannya. a tau pada hari "'Rikkar" menurut "parhalaan". Na-
rna-narna hari yang berjumlah 30 itu adalah sebagai berikut :
1. Artia = Hari pertama
:2. Suma = Hari ke- ~
3. Anggara = Hari ke- 3
4. Muda = Hari ke- 4
5 . Bo rasp a ti = Hari ke- 5
6. Sikkora = Hari ke- 6
7. Samisara = Hari ke- 7
8. Attian ni Aek = Hari ke- 8
9. Suma ni Mang ad op = Hari ke- 9
10. Anggara Sampulu = Hari ke- 10
11. Muda ni Mangadop = Hari ke- 11
12. Boraspati Tinangkup = Hari ke- 12
13. Sikkora Purnama = Hari ke- 13
14. Samisara Purnama = Hari ke- 14
15. Tula = Hari ke- 1 5 (bu Ian purnama)
16. Suma ni Holom = Hari ke - 16
17. Anggara ni Holom = Hari ke- 17
18. Muda ni Holom = Hari ke- 18
19. Boraspati ni Holom = Hari ke- 19
20. Sikkora Maraturun = Hari ke- 20
21. Samisara Moraturun = Hari ke- 21
22. Attian ni Anggara = Hari ke- 22
23. Suma ni Mate = Hari ke- 23
24. Anggara ni Begu = Hari ke- 24.
25. Mud a ni Mate = Hari ke- 25
26. Boraspati ni Gok = Hari ke- 26
27. Sikkora Duduk = Hari ke- 27
28. Samisara Bulan Mate = Hari ke- 28
29. Hurung = Hari ke-29
30. Li = Hari ke- 30
101

Masyarakat Batak pada umumnya t1dak hanya mengenal


nama-nama bulan setiap tahun dan nama -nama hari setiap
bulan, tetapi juga mengenal a tau memiliki pengetahuan p~mba­
gian waktu 24 jam setiap hari. Oleh karena itu masyarakat
Batak sangat t eliti menggunakan wak tu dalam melakukan
suatu kegiatan. Perkiraan wak tu dalarr satu hari menurut
"parhalaan" diawali pad a saat matahan terbit pada pukul
06 .00 pagi hingga saat matahari terbenam pada pukul 18.00
sore. Sedangkan perhitungan satu mal a n adalah dari pukul
18 .00 sore hari hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya. Ber-
arti waktu 24 jam setiap hari itu dimula dari waktu matahari
terbit pukul 06.00 pagi sampai kembali n atahari terbit keesok-
an harinya. Berbeda dengan pergantian hari dalam kalender
Masehi (kh ususnya di Indonesia) dimula. setelah pukul 24.00
tengah malam.
Adapun nama-nama waktu dalam 24 jam itu adalah sebagai
berikut :
I. Binsar Mata ni Ari = Pukul 0 LOO pagi
2. Pangului = Pukul 07 .00 pagi
3. Tarbakta = Pukul 08.00 pagi
4. Tarbaktaraja = Pukul 09.00 pagi
5. Sagang = Pukul I 0 .00 pagi
6. Humarahos = Pukul 1 1.00 siang
7. Hos Pukul 1 ~ .00 sian g
8. Guling Puk ul I 3.00 siang
9. Gulmg Dao = Pukul 1 i.oo siang
10. Tolu Gala = Pukul I .00 sore
11. Dua Gala = Pukul I 6.00 sore
12. Sagala = Pukul 1 .00 sore
13. Mate Mate ni Ari = Pukul 18 .00 sore/magrib/
mataha ·1 terbenam.
14. Samon = Pukul I 9 .00 ma lam
1 5. Hatiha Mangan = Pukul 0.00 malam/waktu
makan
I 6. Tungkap Hudon = Pukul 2 1 .00 malam
17. Sampe Modom = Pukul 2" .00 malarn1
102

N>JU-NAllA IIARI DALAH SETIAP DULAN PADA "PARIIALAAN


103

18. Sam pe Modom na Bagas Pukul 2J.00 malam


19. Tonga Borngin = Pukul 24.00 tengah malam
20. Haroro ni Panangko = Pukul 0 .00 malam
21 . Tahuak Manuk I = Pukul 02.00 malam /kokok
ayam k e I
22 . Tahuak Manuk II = Pukul 0 ; .00 subuh /kokok
ayam ke II.
23. Buha-Buha Ijuk = Pukul 04.00 subuh
24. Tora ng Ari Pukul 0 5 .00 pagi

Sela in itu, masyarakat Batak Toba masih pula mengenal


pembagian 5 waktu dalam satu hari , yaitu Sogot , Pangului , Hos.
Guling dan Bot Air. Berkenan dengan it u "parhalaan" ditulis
dalam bentuk lambang-lambang yang berb eda tetapi memp u-
nyai bentuk sama , yaitu 1 tahun terdiri at as 12 bulan dan se-
tiap bula n berj umlah 30 hari . Salah satu di antara bentuk " p ar-
halaan " itu terdapat di dalam buku PHO. L. Tobing. jurnlah
lambang-lambang dalam setiap "parhalaan , yakni ada 15 buah .
Dalam gambar parhaluan di atas t ·rtulis simbol-simbol
atau lambang-lambang sebagai berikut :

I. Onma jabat ni hala godang, Ndang jadi manghorj a


di ari i, ai pamalga k do ja ba t na1 tu suhut i.
2. On ma butuha ni hala. Ndang jadi marula on di ari i,
aloi anggo na tu bu di hala jadi disi mahorja.
3. On ma pamaspasna. Ndang jad1 marulaon disi, Haru
sadari dung salpu pamaspasna ndang boi dope.
4. L On matanda ni ari lumang-lumang. Asa pamuli
boru, pangolihon anak pe, manga lehon dohot
manjalo ndang jadi ro di tiga-tiga.
5. ,,d On ma sangkotong giring-giring. Ima na uli panga-
loan mas, simangot manang aha pe, aloi anggo
palohoon di ari on dang jadi ari sangkot ni nauli
do disi. Jadi malo di palaho luangan ma ibana.
10Ni6ABORNGIH

~
SIPA~ANGKO

"
TAHOEA.K MA.NOEi{
\\
I
14

GALA/
0
p llTAHOEAK MAH0£V ~
,,., JI
l 05

On ma ari somonggal-ongga , manang pangalanja


ndang jadi di ari i mangingoni abu ni gonop desa ma
nalu i molo dilaosi doi ala t o1s na, na lanja on na
suhut na manang na ro tamue '.>J niona.
On ma tanda ni ari ni dengke. Sopatunna holan
dengke do pangupahonon dis1 Molo dipangan juhut
ingkon mangin sombut tu suhuti, marmatean pina-
hanna, di ari sae doi hulut molo marsitaonon halak
disi ari pandudur doi ingko'1 adong namangikut
namangolu tu namate. aloi anggo mausaem manang
papurpur sapata denggan do di 1.
s.oo On ma ari marparbue. Sapatanna inna nauli do disi
mongalap boru, pangolihon a 1ak, manjolo pinahan,
manabur boni aloi ingkon Juh ut do nojadi upa-
honanna disi, ai ari na juhut do1.
9.o On ma ari alang-alang, molo adong ulaon disi sai
alang di ujungna, alai molo d1palaho parsilina gabe
uli doi .
10X:.X Na dua on rap na rosa do molo taida songoni di

11.< parhalaan manigor pinosiding ma.


On ma ala sungsang, siposidmgon doi, dison ma
dipahani ari.
12.@ On ma ari mate, molo toho tu ari on halak marulaon
sae ma suma datu.
13.~ On ma naroa doon, molo marulaon halak di ari sai
S' sahit butuha do diase.
14. ~ On ma na nalu parbalu-balu do1.
15 " " On ma ari panguge, pangalongsa , pangalebe, na so
jadi doi.

Arti dari simbol atau lambang pada kutipan di atas, ter-


jemahannya sebagai berikut :
1. Sungu t kalajengking dalam parhalaar• tersebut, menunjuk-
kan bahwa pada hari tersebut dimaksudkan hari yang
106

kurang baik untuk melakukan sesuatu upacara. Apabila


pada hari tersebut ada upacara berlangsung, maka akan
terjadi sesuatu yang tidak baik terhadap orang yang melak-
sanakan upacara atau tuan rumah.
Apabila hari itu terletak pada bagian perut kalajengking,
maka berarti dilarang melakukan suatu pekerjaan (per-
temuan pesta), kecuali bila pada hari tersebut pesta yang
dilakukan karena ada suatu kelahiran .
3. Bilamana hari itu persis terletak pada ekor kalajengking,
maka pada hari tersebut juga dilarang melakukan pesta,
seba b akan tertimpa alamat yang tidak baik. Bahkan sehari
sesudah itupun masih belum dapat mengadakan upacara
pesta.
4. Tanda ini disebut juga dengan lumang-lumang. Apabila
posisi pada tanda ini terdapat di parhalaan, maka hari
tersebut tidak boleh mengawinkan anak putra maupun
putri , memberi atau menerima, bahkan melakukan tran-
saksi dagangpun tidak boleh.
5. Pada tanda ini dengan sangkotan girin15•giring (bandul
lonceng). Hari ini disebut hari baik untuk menerima sina-
mot (maskawin) dan lain-lain. Tetapi dilarang untuk mem-
belanjakan apa saja pada hari itu.
6. Tanda pada bagian ini (petak hitam) disebut dengan hari
dengke. Pada hari ini bila dilakukan pesta, maka yang boleh
dimakan hanya ikan, tidak boleh makan daging. Bila pan-
tangan ini dilanggar akan binasalah semua ternak orang yang
melanggarnya. Bila pada hari itu ada yang meninggal maka
kemungkinan ada orang yang hidup juga akan turut me-
ninggal dalam waktu singkat. Tetapi apabila pada saat itu
dilakukan upacara, papurpur sapata (buang sial) sangat
baik.
7. Pada tanda ini adalah hari yang disebut simonggal-onggal
atau hari pangalanja, merupakan hari yang dianggap tidak
baik. Oleh karena itu pada hari itu setiap orang .dilarang
mengadakan suatu kw1jungan dan hams diam di rumah
107

masing-masing. Bila larangan ini duanggar maka akan


terjadi musibah bagi tuan rumah.
8. Pada tanda ini (dua bundaran) kecil disebut dengan hari
yang berbuah (ari namarparbue). Pada hari tersebut sangdt
baik me lakukan upacara perkawinan anak. menerima ter-
nak, menabur benih. Makanan yang disajikan haruslah
daging.
9. Pada hari ini disebut dengan hari alang-alang. ya itu hari yang
tanggung. Bila mana dilakukan ses uatu pekerjaan atau
upa cara pada hari itu, maka tidak akan selesai akhirnya.
I 0. Pada tanda ini adalah tanda yang tidak baik. Bila tanda
tersebut terlukis pada parhalaan, maka lebih baik kita
menyingkir.
11. Pada tanda ini disebut dengan ala sungsang, adalah hari
yang tidak baik harus dihindari.
12. Pada ta nda titik hitam ini disebut dengan "hari mate''
atau hari kematian. Bila pada hari itu ada suatu upacara
atau pekerjaan. maka terenggutlah nyav. a mereka.
13. Pada tanda ini adalah juga hari yang 1dak baik. Bila pada
hari itu ada upacara atau pekerjaan, maka mereka akan
diserang sakit perut.
14. Pada tanda ini disebug dengan "ar naul", merupakan
hari parbalu-balu (orang yang menjadi Janda).
15. Pada tanda ini disebut dengan "ari pa.1guge", pangalongsa,
pangalebe, yaitu yang beralamat tidak baik.

Simbol di atas ini merupakan tanda-tanda serta arti pada


parhalaan yang terdapat di dalam buku P.L Tobing Ph. D.
yang berjudul "The Structure Toba Bata k Belief in The High
God". Masih banyak lagi parhalaan dengan simbol atau tanda-
tanda nya berbeda, tetapi artinya mem 'Junyai banyak per-
samaan. Seperti parhalaan Raja Patih Tampubolon dalam
bukunya Temba.ga Holing. dan Jonh Win kler dalam bukunya
Der Ka/ender der Toba. Bataks auf Sumater 1
108

Susunan waktu paua orang Batak membayangkan suatu


pandangan dunia yang disatukan dengan waktu pada parhalaan
yang jumlahnya 24 jam setiap hqri dan 30 hari setiap bulan
dan 12 bulan setiap tahun, dihubungkan dengan sebagian
dari tubuh Dewata tertinggi.
P.L. Tobing Ph. D mengatakan di dalam bukunya The
Structure Toba Batak Belief in the High God; Bahwa pada bulan
sipaha sada menurut parhalaan tidak boleh mengadakan pesta,
bulan ini adalah kepala Tuhan. Tidak baik bepergian pada bulan
ini. Kalau musuh didatangi akan memberikan kekalahan, kalau
musuh yang datang, yang didatangi akan menang. Bulan sipaha
dua adalah lehemya. Bulan sipaha opat perutnya. bulan sipaha
lima darahnya, bulan sipaha onom adalah hatinya. Bulan si-
paha pitu adalah lehemya, bulan sipaha walu adalah darahnya.
Bulan sipaha sia adalah tangan Tuhan. Bulan sipaha sampulu
adalah pusatnya, bulan Li adalah susunya. Bulan hurung adalah
hatinya .

D. Penggunaan Parhalaan

Parhalaan atau kalender Batak ini digunakan untuk menen-


tukan hari baik dalam melaksanakan upacara. Banyak upacara
yang dilakukan dalam hidup manusia seperti upacara kelahiran,
upacara perkawinan dan upacara kematian. Di samping itu ma-
sih ada lagi kegiatan lain yang menggunakan parhalaan apabila
mau melaksanakan kegiatan seperti membuka huta (kampung),
memasuki rumah baru dan lain-lain.

1. Penggunaan parhalaan pada waktu kelahiran


Kelahiran anak merupakan suatu kebahagiaan k,eluarga.
Upacara kelahiran anak dahulu sangat berbeda dengan upacara
kelahiran anak pada zaman sekarang. Pada masa lalu bila se-
orang anak lahir ada beberapa tradisi yang hams dilakukan se-
perti: pada saat kelahiran seorang anak di_b antu oleh seorang
dukun wanita (sibaso). Kemudian oleh sibaso diberikan ke pang-
kuan ibunya, lalu dibawa ke dekat perapian agar badannya ha-
109

ngat. Ayah si anak pergi mengambil kayu bakar yang sudah di-
persiapkan di halaman rumah. Pada saat itu si ayah sengaja
membela11 kayu dengan kampak dengan ujuan suara kampak
itu merupakan pertanda (pemberitahuan kepada orang karn -
pung bahwa di rumahnya aJa kelahiran . O rang akan bertanya
Jnak. ~ Jng J:itir 1t u !Jki-lak.i :Hau pcn?m i-. 1an. Ayah dan an ak
yang baru lahir membawa kayu ke ru mih dan dihempaskan
dengan k uat ke lantai . agar semangat dan anak yang baru Ja11ir
itu tahu bahwa dia telah berada di alam d u 1ia .
Sesu dah itu si ayah mencari rantin g pohon jenik beserta
daunny a lalu diselipkah dalam setiap sudu t rumah . Di atas pintu
digantu ngkan daun dan durinya dengan t ujuan agar roh-roh
jahat m e njauh semuanya . Selanjutnya ke 1arga dekat ibu atau
ayah mempersiapkan makanan besert a la 1knya . Apabila yang
la11ir pe rempuan ayam betina yang disiapkan sebagai lauknya .
Ini biasa dihadiri oleh ibu-ibu. narnun k a au ada laki-laki yang
turut m akan tidak masalah. Di sini juga ada pembagian jam ba r.
Selam a 7 hari 7 malarn si anak selal L dijaga oleh keluarga
dekat. de ngan tujuan supaya roh jahat menjauh semuany a.
Sl.'.sudah 7 hari 7 malam seksai. pagi hari1 ya ibu anak itu mem-
bawa si anak ke halaman dan ditidurkan ( 1 atas tikar agar anak
itu kena sinar matahari , karena panas m tahari dianggap obat
bagi si an ak tersebut. Pada saat itu juga d isiapkan tepung be-
ras. daun Ianteong (sejenis terong) besr>rta sebuah gilingan .
Mereka be rangkat bersarna beberapa o ranE ibu-ibu ke pancuran
untuk m emandikan anak itu . Dalam pe IJal anan diatur mereka
yang m embawa gilingan di depan. lalu ang membawa daun
lanteong baru yang menggendong anak Mulai dari halaman
rumah sudah mulai ditancapkan gilingan 1tu ke tanah lalu di-
Jetakkan daun lanteong itu sebagai gant daun pisang dan di
atasnya ditaroh tepung beras . Tujuanny a agar horas p ati ni ta-
110 tah u menerima sajian itu dan si an a tidal< ada gangguan
di jalan . Setelah sampai di pancoran lalu 111 ak itu dimandikan.
Selanjutnya setelah anak berumur I b .1 lan maka si anak di-
bawa ke pasar ( on an ) dengan menggunakil n kain gen dong ulos
ragi hotang apabila anak laki-laki , tetapi kalau perempuan di-
110

pakai ulos ra~i idup. Dengan demikian orang yang melihat su-
dah mengerti anak laki-laki atau perempuan. Sesudah beberapa
bulan. mereka melaksanakan acara pemberian nama dan ini
dihadiri oleh dukun untuk menentuk311 siapa nama anak itu.
i\pakah nama yang dibe rikan ibu bapaknya bagus atau tidak.
dan makanan apa yang baik untuk disuguhkan pada waktu itu.
Semua upacara yang dikemukakan di atas. baik pada waktu la-
hir. turun ke halaman. pergi ke pancuran. ke pasar dan lain-lain
semuanya dilakukan atas petunjuk dukun. Apabila yang lal1ir
itu tepat pada hari yang kurang baik. biasanya dukun dapat
menangkal hari yang buruk itu. Banyak lagi hal-hal yang dapat
diketahui dukun tentang aJ1ak itu. baik usia. penyakit, obat,
rezeki dan lain-lain
Seorang anak pada waktu dilahirk311 sehat. dukun dapat
menentukan masa-rnasa sehatnya berapa lama. Apabila waktu
yang ditentukan sudah lewat si anak tidak meninggal. maka di-
adakan suatu upacara sebagai pengganti badan, oleh orang Ba-
tak disebut parsilihi. Setiap upacara ramuannya tidak selalu
~ama. walaupun tujuannya sama yaitu huang sial atau pengganti
bad an.
Apabila anak lahir pada andoribiniary (bintang), anak itu
adalah yang dikirim oleh penyakit cacar. Masa depan si anak
jadi bertuah dan berada, asal dia tidak bopeng kena cacar. Ka-
lau perempuan yang lal1ir supaya dapat rezeki jangan kawin de-
ngan orang luar karnpungnya. Kalau laki-laki jangan disoding
orang lain, kalau disodin~ (dipisah) orang tua tersisih. Untuk
menjaga ini diambil lombak ni gaol (kulit ni pisang si tabar),
panjangnya kurang lebih sehasta dan dibentuk menyerupai
manusia, di belakang dibuat pormanis dan rangin. Pada kaki
dibuat sirih, rudang, minyak saloh, rondong, tepung tiga rupa,
tepung putih tujuh genggam, sebutir telur, secupak beras dan
sirih . delapan lembar yang dilipat, delapan biji pinang, bakul
tempat semua ramuan yang dianyam dari daun kelapa. Semua
raJnuan tersebut diikat dengan benang tiga warna (benang
manalu) lalu dimasukkan ke dalam bakul dan dibiarkan dulu
satu malam di rumah. Ini dikatakan parsilihi (pengganti badan)
1 11

anak . Baku! tersebut digendong ibunya, s anak digendong oleh


tanten ya yang sudah pemah cacar sarw1 ai di persimpangan.
lalu di buan g sebagai buang sial anak dan dikatakan tinggallah
nasib jelek anak ini .
Sc·ksai ini diadak an upacara s1d1t11J!,-si< "'~ (upacara selam at-
an) dan wak tu dan pulangnya di telinga s anak diselip kan daun
rumpu t. dan boleh Jagi ke te pian u n tu ~ berpangir. Anak itu
dibe rsihkan dengan kayu sauete sam bil d ukun mengu capkan :
Inilah kem auanmu , serta sang dukun te ·us menggosok badan
dengan kay u sabete itu. Kemudian anak di taburi pada bagian
muka dan belakangnya dengan garam , p1 ge Uahe) dan dengan
beras d1gongseng. Apabila garam , pege dan beras lengk et di hati ,
alamat anak sakit parah. Makanan anak 1tu adalah daging babi
sangko t m arpulung, dan kal au tidak ada diganti babi besar.
Apabila anak lahir tyomburi (sehat maka masa sehatnya
diperhitungkan dari 4 malam, 8 malam se bulan atau setahun.
Apabila anak tersebut tidak meninggal dalam wa ktu yang di-
sebutkan di atas, maka si anak d imand ikan dengan suatu
upacara ya ng disebut parsilih artinya pcngga nti badan . Al at-
alatny a adalah batang pisang sitabar setinggi anak itu, sirih ,
rudang , minyak saloh , beras yang d igongseng, nitak (te pung
beras tiga wama) , nitak gabur-gabur (ni tak lembut) sebany ak
tujuh genggam, telor ayam, satu cupak beras. sirih satu ikat,
habuhulan 8 lembar. sebuah bakul yang iianyam sehari untuk
tempat ramu an tersebut . Anak diuku r dengan benang d an
setelah itu dibiarkan di luar satu malam. Berikutnya ibunya
memb awa bakul tempat ramuan dan si an ak digendong nenek-
nya. Setelah sampai di sungai , lalu bakul tadi dihanyutkan de-
ngan mengucapkan : "Hanyutl ah sial anak saya ini". Setelah se-
Jesai lal u diadakan upacara selamatan .
Kemu dian d iambil jeruk dan dipotong-potong, lalu anak
dimandikan dengan jeruk tadi. Selesai nandi badan si anak
dio!esi dengan tepung beras. Apabila nitak itu lengket di bagian
hati atau pada mulut anak, maka anak a kan meninggal dise-
babkan penyakit cacar.
Untuk menghindarkan hal-hal yang tida k baik, disediakan
112

makanan antara lain kepala kerbau. sayurnya daun tambatna.


daun-daun sibijak goran dan kain kesayangan ialah ragi idup.
Apabila anak lahir pada waktu sidang orolobi, yang me-
n unjukkan air. alamat anak itu sakit-sakitan. Parsilihi pengganti
hadan adalah jantung pisang sitabar. Anak itu bisa dibawa ke
ladang. jika ladang berlumpur karena hujan sebab roh jahat
belum meninggalkan ladang pada waktu itu.
Ramuan untuk menghindarkan yang tidak baik antara Iain :
sirih. rudang. minyak saloh. beras yang digongseng. tepung tiga
warna. tepung lembut. sirih yang dilipat empat lembar. seberkas
sirih yang dibuat berbentuk kerucut. Dimasukkan ke dalam
bakul yang dianyam satu hari, dan diikat dengan benang ma-
nalu, secupak beras dan empat buah pinang. Bakul yang berisi
ramuan-ramuah digendong dengan kain yang baru ditenun.
Makanan khusus untuk anak ini adalah daging ayam sabur
bintang (berbintik-bintik) atau daging anjing yang agak kuning
tua. Ayam atau anjing dimasak tujuh macam dari bagian-bagian-
nya sehingga dikatakan siputi dai, sayurnya adalah sibijakgoar.
Kain yang paling berharga bagi hidup si anak adalah yang
berwarna tujuh warna (hamitan) dan apabila Iaki-laki senjata-
nya adalah pisau pakai simpai.
Apabila anak lahir pada andoribunga (tanaman) alamat
anak tersebut bertuah. Kalau anak perempuan jangan kawin
di luar kampung dan kalau anak laki-laki jangan sampai di-
pecah-pecah orang lain, dan bila dipecah maka orang tua si anak
akan merana. Apabila hal di atas sudah dilakukan lalu diadakan
pengganti dengan menggunakan kulit pisang sitabar dan di-
ukir menyerupai manusia . Ramuannya adalah sirih. rudang ,
minyak saloh, beras yang digongseng, tepung beras tiga warna ,
delapan lembar sirih , pinang, bakul sirih bersama kain ditaruh
satu malam di luar. Pada siang harinya semua bahan-bahan
tersebut di atas dibawa kepersimpangan jalan. Ramuan-ramuan
ini di bawa ibu si anak, sedangkan si anak digendong tantenya
yang masih gadis. Sampai di persimpangan ibunya menjatuhkan
113

parsi/ihi sambil menggaruk Iehernya dan me ngatakan atau ber-


seru kepada roh : Jauhkan sial anak saya .
Sebelum pergi ke tepian diadakan upacara selamatan yang
ditujukan terhadap si anak. Yang menggendong anak ke tepian
ialah ncnekn) a dcngan memakai sepadang (sejenis rum put) .
Makanan yang disuguhkan untuk si a '1a k terse but sesudah
pulang dari tepian adalah babi betina y ang besar, babi ini di-
rebus tujuh macam ( sipitu dai) , sayurny sibijakgoran. Barang
berharga bagi si anak tersebut ialah kain sampuborna dan cincin
putar. Pantangannya adalah daging ay am dan anjing . Yang
paling berharga bagi anak ialah kain yang emerah-merahan dan
gelang tumbuk.
Apa bila anak lahir pada andorihijang berarti setelah besar
anak itu hidupnya berpindah-pindah , a ta u suka mengembara
atau sebagai peran pencuri. Agar menja d orang baik, diusaha-
kan menjadi seorang dukun /datu, bila ~ a nita menjadi sibaso.
Barang berharga baginya ialah kain kinandang (kain ragi pane) .
gelang dan cincin tumbuk . Parsilihi/penggantiny a ialah tang-
giang yang dibuat rncnyerupai manusia, SL tinggi anak yang baru
lahir. Apabila tidak ada tanggiang diganti d engan pisang sitabar.
Pada bagian kaki parsi/ihi diletakkan s rih, rudang, minyak
saloh, beras gongseng, tepung tiga wama, dan tepung tujuh
genggam , secupak beras, sirih empat lem bar dan dilipat, sebuah
pinang, sirih, habuhulan empat Iembar Semua ramuan itu
diikat secara bersilang dan dibiarkan set ialam di luar. Besok-
nya dibawa ke tepian . Parsilihi terseb it digendong dengan
kain kesaya ngan dan yang menggendong dalah ibunya. Setelah
sampai di tep1an, parsilihi tersebut dibuang sambil diucapkan:
Jatuhlah anak saya ini dengan nasib sialnya. Kemudian anak
itu diserahkan pada datu/dukun .
Apabila yang menggendong itu jala'1nya dihalang-halangi
anjing sebelah kiri, alamat anak itu diguna-gunai orang
lain. Dan apabila sebelah kanan , simang( t jabu yang mengha-
langi anak tersebut. Bila mau berpangir a nak harus digendong
neneknya. Selesai berpangir anak itu d1 aburi suribora, pada
muka dan belakang ditaburi dengan be a s gongseng. Apabila
114

melekat pada ringring badan, pertanda anak diserang cacar,


apabila sudah sembuh , namanya ditulis pada daun buntat.

2. Upacara Perkawinan
Perkawinan merupakan suatu penst1wa besar pada suku
Batak. Sehingga upacara perkawinan ini selalu diperlihatkan
atau dilaksanakan menurut adat istiadat yang berlaku. Bagi
orang Batak perkawinan itu bukanlah masalah pemuda dan
pemudi saja, tetapi adalah masalah keluarga. Pada zaman dahulu
pemuda dan pemudi tidak bebas menentukan jodohnya, sebab
perkawinan itu diharapkan sesuai dengan adat.
Pada hari baik yang telah ditentukan dukun maka berjalan-
lah setiap kegiatan yang akan dilakukan pihak laki-laki kepada
pihak perempuan, kegiatan yang dilakukan itu melalui beberapa
tahap, yaitu :
Martandang
Meminang
Tukar cincin
Marhata Sinamot (membicarakan uang mahar)
Martonggo raja
Pesta kawin (mangadati)
Manugkir tanggu
Panlak une
Soerang laki-laki martandang kepada seorang perempuan
identik dengan laki-laki itu sudah mengenal si wanita dan laki-
laki itu senang kepada wanita tersebut. Martandang ini bagi
masyarll;kat Batak dilakukan laki-laki kepada wanita, karena
sudah merupakan suatu keonaran apabila seorang wanita
martandang ke tempat si laki-laki. Apabila tahap ini ada gayung
bersambut lalu dilanjutkan dengan ~cara berikut yaitu me-
minang. Dalam acara ini. adanya kata sepakat untuk hidup
bersama antara laki-laki dan perempuan, dan sudah saling
memberi tahu siapa mereka, siapa keluarganya serta di mana
tinggalnya dan lain-lain. Jika si laki-laki dan si gadis sudah
cocok, lalu diadakanlah suatu upacara untuk sating memberi
115

ikatan sebagai pertanda yang disebut tukar cincin. Pelaksanaan


tukar cincin ini selalu dilihat hari baik. Kemudian dilanjut;,:an
dengan upa cara marhata sinamot (membic:arakan uang mahar).
Dalam upacara ini pihak si lak.i-laki yang berasal dari Dali/um na
tolu. berangkat ke tempat si perempuan mtuk membicarakan
oerapa besar uang mahar yang diminta oleh pihak parboru.
Selesai acara ini dan sudah ada kata se pakat dari dua belah
pihak, lalu diadakan acara martonggo raja (menentukan peker-
jaan). Biasanya diundang daerah sekitarnya serta unsur dalihan
na tolu. Setiap oran$ tahu apa tugasny a. Setiap pelaksanaan
ini selalu berpedoman kepada hari baik.
Merupakan acara puncak adalah pesta kawin, sebehun pesta
perkawinan dukun melihat dulu letak pane nabolon atau
parhalaan, hari, bulan yang baik untuk melaksanaka pesta
perkawinannya. Pihak laki-laki dan pihak perempuan mengun-
'.:lang masyarakat Dalihan na tolu, teman-teman untuk turut
menghadiri pemberkatan yang dilakukan secara adat . Mereka
makan bersama, daging babi atau lembu dari pihak laki-lak..i
can ikan dari pihak perempuan. Kedua belah pihak berhadap-
hadapan serta melakukan pembagian jambar yang sesuai dengan
adat. Dilanj utkan dengan memenuhi sinamo t serta memberikan
uang kepada pihak perempuan. Pihak perempuan memberikan
ulos serta berkat kepada pengantin, kepada orang tua laki-laki,
serta pihak si laki-laki yang harus menerima ulos sesuai dengan
adat. Selesai semua ini si perempuan dibawa ke pihak lak.i-laki.
Kemudian ada lagi acara yang akan dilakukan sehubungan
dengan pesta perkawinan yaitu maningkir tangga dan panlak
une. Maningkir tangga ini dilakukan pihak perempuan berkun-
jung ke pihak laki-laki. Pada hakekatnya acara ini dilakukan
agar pihak perempuan secara langsung dapat melihat keadaan
dari pihak laki-lak.i, karena bagaimanapun mereka sudah terikat
oleh hubungan kekeluargaan.
Panlak une dilakukan pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Acara ini dilakukan agar kedua belah pihak bebas untuk saling
mengunjungi. Kedua acara ini selesailah sudah, namun pelak-
sanaannya tetap didampingi dukun untuk melihat hari baik.
116

3. Upacara Kematian
Upacara kematian dilakukan hanya bagi orang yang sudah
saur mama (lanjut usia). Dengan kata lain adalah orang yang
sudah bercicit atau bercucu. Para orang tua dan kerabat uari
0rang yang meninggal im mengadakan mufaKat, bagaimana
jenazah yang meninggal ini. Keputusan tetap di tangan kerabat
yang terdekat dari yang meninggal. Apabila anak-anaknya
sepakat untuk dipestakan, lalu pengetahuan dan kerabat lain
mengadakan pembagian kerja seperti mencari peti mayat ke
hutan, mencari kerbau dan babi untuk !auk dalam upacara
dan menyiapkan keperluan lainnya. Biasanya pekerjaan ini
kebanyakan ditangani oleh anak boru, karena sesuai dengan
dalihan na tolu, boru sangat hormat kepada hula-hulallya.
Sehingga setiap pekerjaan dari hula-hula selalu ditangani oleh
boru.
Dalam upacara ini semua kerabat datang melihat jenazah
yang meninggal. Suatu penghormatan terakhir bagi yang me-
ni nggal. Selesai semua lalu tiba saatnya memasukkan ,ienazah
ke dalam peti jenazah. Di sini pembagian tugas itu jelas, dise-
suaikan dengan dalihan na tolu yaitu :
Hula-hula mengangkat kepala
Dongan sabutuha mengangkat pinggang
Anak boru mengangkat kakinya
Sesudah acara itu selesai, lalu pihak kerabat berkeliling
sekitar jenazah itu. Gong mulai dibunyikan, kerabat-kerabat
mulai menari. Demikian seterusnya sampai jenazah ini dibawa
ke tempat pemakaman. Waktunya tergantung kemampuan dari
. anak borunya. Upacara ini biayanya besar sehingga tidak semua
orang sanggup melakukannya.
Bagi seorang dukun akan sanggup melihat serta mengartikan
hari apa meninggal, apakah perlu dipestakan atau tidak dan apa
yang harus disajikan. Hal ini bagi orang yang masih yakin tentu-
nya akan selalu mengikuti naseha t dukun. Kalaupun harus di-
lakukan, lebih dahulu dibuat penangkalnya. Di samping upacara
di atas, parhalaan ini masih digunakan untuk membangun per-
117

kampungan, rumah, memasuki rumah baru, turun ke sawah


(bercocok tanam) dan lain-lain.

4. Upacara Pertanian
Sel ain digunakan atau menjadi ped o man dalam kegiatan
daur h1 dup, "parhalaan" juga menjadi pedoman bagi masyarakat
Batak dala m kegiatan pertanian. Karena di dalanmya terdapat
ke terangan ten tang musim yang terjadi pada bulan-bulan ter-
tentu. Oleh karena itu para petani di anah Batak memulai
kegiatannya di sawahsesuai dengan musim yang ada.
Pada bulan Sipaha Sada (April) teqa di musim panas dan
angin berti up kencang selama 11 hari. Begitu juga pada bulan
Sipaha Dua (Mei) dan angin bertiup leb h kencang selama 22
hari. Pada bulan Sipaha Tolu (Juni) suht. udara lebih panas lagi
<la n terJadi kekeringan, tanah-tanah persawahan kering dan ter-
belah-belah. Karena panasnya orang serir g tidur di luar rumah.
Kemudian pada bulan Sipaha Opat (Juli ) terjadi hujan lebat te-
tapi hanya satu hari saja dan pada bu an Sipaha Llma lebih
hujan sering dang tanah-tanah persawahan penduduk mulai
tergenangi. Sejak bulan Sipaha Sada sampai dengan bulan Si-
paha Llma, masyarakat tidak melakukan kegiatan di sawah ka-
rena sistem vertanian di daerah itu adalah tadah hujan.
Tahap pengolahan tanah mereka kerJ1kan pada akhir bulan
Sipaha Llma a tau awal bulan Sipaha 0 1om (September). Pe-
ngolahan tanah dimulai dengan pekerja 1n "manggole" (mem-
balikkan) tanah dengan menggunakan ca'lgkul. Pada bulan Si-
paha Pitu terjadi musim hujan deras. Pa la saat itu para petani
melakukan pekerjaan "maninggala" yaitu menghaluskan tanah
persawahan dengan menggunakan alat pertanian sisir atau de-
ngan baja k. Sambil menyelesaikan pe:l golahan penghalusan
lahan, petani mulai menabur atau mena·rn m benih padi untuk
siap ditanam pada bulan Sipaha Walu (November). Pada bulan
Sipaha Sia (~sember) biasanya para pet'lni sudah merampung-
kan pekerjaan mengolah sampai pada m nanam padi. Pada bu-
lan ini para petani mengadakan upacara "mamele" yaitu upa-
cara memberi sesajen kepada roh-roh nen k moyang ("sahala ni
118

Ompu") dengan perantaraan "datu", agar hasil pertanian ber-


limpah. Kegiatan yang mereka lakukan di sawah adalah merum-
put dan memberi pupuk untuk tanaman padi.
Selanjutnya pada bulan Li turun hujan yang sangat lebat,
bunyi halilintar dan kilat sambung menyambw1g. Kadang-
kadang sampai merubuhkan tanaman padi di sawah. Pada bu-
lan Sipaha Sampulu Dua seluruh kegiatan pengolahan lahan,
penanaman bibit, merumput dan memupuk tanaman selesai
dikerjakan. Mereka tinggal menunggu musim panen. Untuk
mengisi waktu luang, biasanya mereka menganyam tikar atau
wadah tempat padi dan memperbaiki alat-alat pertanian yang
rusak. .Bersamaan dengan itu mereka mengadakan upacara agar
tanaman tidak rusak oleh hama padi dan agar panen berhasil.
Musim panen dimulai pada bulan Juni. Setelah itu mereka me-
ngadakan upacara "gotilon" (panen) sebagai ucapan terima kasih
atas keberhasilan panen dan mengadakan upacara "mamele"
(sesajen). Tahap-tahap ~egiatan dalam mengolah tanah seperti
ini sampai sekarang masih dilakukan oleh petani di daerah
Tanah Batak. Dengan demikian berarti pengetahuan yang ditu-
runkan nenek moyang dalam kegiatan pertanian masih dilestari- ·
kan oleh para petani.
BAB IV
RELEVANSI DAN PERANAN PARHALAAN DALAM
PENGEMBANGAN KEBUDAY AAN NASIONAL

Indonesia yang Jetak dan latar belakang alam maupun bu-


dayanya tergolong ke dalam masyarakat yang berkebudayaan
ganda (polikultur) , kini telah menerima banyak pengaruh yang
sejarahnya datang silih berganti dan mem bentuk lapisan-lapisan
budaya.
Dalam proses globalisasi di mana manusia dari segala bangsa
dan suk u bangsa saling bercampur aduk dalam pacuan tekno-
logi yang semakin canggih pastilah tidak ada kebudayaan yang
imun terhadap pengaruh kebudayaan lain. Pembentukan dan
perkembangan kebudayaan nasional juga tak akan lepas dari
pengaruh kebudayaan-kebudayaan asing yang semakin deras
dalam proses pertum buhan dengan menjalin semua unsur ke-
budayaan daerah yang ada. lni semua tak perlu ditanggapi
dengan pesimis selama kita tetap berpegang pada Pancasila dan
UUD 1945 serta GBHN.
Kekhawatiran terhadap adanya antagonisme antara upaya
pengembangan kebudayaan daerah di satu pihak dengan upaya
menggalang persatuan bangsa serta membina kebudayaan
nasional di pihak lain yang pernah timbul, semestinya sudah
tidak perlu ada lagi. Pengembangan kebudayaan daerah akan

119
120

memberi warna pada perkembangan kebudayaan nasional


tampaknya tak bisa dihindari dan juga tak perlu dihindari.
Kebudayaan daerah justru merupakan sumber yang dapat
memperkaya dan memperkokoh kebudayaan nasional yang ber-
sifat Bhinneka Tunggal lka.
Dengan penegasan UUD 1945, semestinya sudah tidak perlu
ada keraguan lagi bahwa kebudayaan daerah adalah merupakan
unsur-unsur kebudayaan nasional. Oleh karena itu pembinaan
dan pengembangan kebudayaan daerah adalah tetap diperlukan
dalam rangka pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Juga
tidak perlu ada lagi prasangka dan keraguan bahwa kebudayaan
nasional terrnasuk kebudayaan daerah tidak perlu menolak
"bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengem-
bangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia". Ini ber-
arti bahwa kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah sebagai
unsur-unsur pendukungnya bersifat terbuka. Segala yang baik
dan benar serta bermanfaat, dari manapun perlu diterima dan
diam bil. Sebaliknya segi-segi negatif dari unsur-unsur budaya
sendiri tidak perlu dipertahankan lagi.
Bagi daerah Batak Toba naskah Parhalaan merupakan unsur
kebudayaan daerah. Berarti dalam membicarakan relevansi
(hubungan) antara parhalaan dengan kebudayaan nasional,
tentu orang cenderung melihat parha/aan itu sebagai apa. Di
dalam uraian pada bab di atas telah dikemukakan bahwa par-
ha/aan itu adalah "Kalender Batak" dalam melihat hari baik
dan hari buruk bagi masyarakat Batak. Berdasarkan pengertian
tentu tergambar bahwa parhalaan itu merupakan hasil budi
daya suku bangsa Batak. Dengan kata lain parhalaan ini merupa-
kan pegangan bagi masyarakat Batak terutama dalam mengatur
hubungannya dengan alam sekitar dan Tuhannya.
Dengan demikian hubungan antara parhalaan dengan ke-
budayaan nasional sama halnya dengan hubungan antara ke-
budayaan daerah dengan kebudayaan nasional. Dalam hubung-
an antara kebudayaan daerah dengan kebudayaan nasional,
121

orang cenderung mempunyai pendapa bahwa kebudayaan


daerah itu adalah sebagai unsur atau bagian dari kebudayaan
nasional. Atau kekayaan budaya daerat sangat besar artinya
untuk kehidupan kebudayaan nasional.
Ada kernungkinan orang mernpertar yakan yang manakah
kebudayaan nasional itu. Kebudayaan nasional itu merupakan
puncak-puncak kebudayaan daerah yang dilestarikan. Dengan
kata lain kebudayaan nasional adalah hasil budi daya (buah
pikiran ) dari rakyat Indonesia seluruhnya

Peranan Parhalaan Dalam Pengembangan Kebudayaan Nasional


Dalam rnembicarakan hubungan antara kedua kebudayaan
ini, di dalamnya terdapat hubungan t.mbal-balik dan saling
mempengaruhi. Untuk ini perlu diungkapkan pengaruh ke-
budayaan nasional terhadap kebudayaan daerah dan pengaruh
kebudayaan daerah terhadap pengern bangan kebudayaan
nasional.
Ke buday aan daerah yang ada sekarang ini sebenarnya sudah
merupakan hasil dari satu pertumbuhan yang terjadi karena
tuntutan kebutuhan masyarakatnya. Kebudayaan daerah sudah
banyak menerima dan menyerap pengaruh terutama yang ber-
sumber dari kebudayaan nasional dan kebudayaan luar.
Pengaruh-pengaruh ini dapat melalui jalur keagamaan , pendidik-
an serta peningkatan teknologi dan lam-lain serta hubungan
dengan dunia luar. Bagaimanapun pe 1garuh ini akan me-
rnungkinkan berlangsungnya proses akulturasi antara kebudaya-
an daerah dengan kebudayaan luar.

Peranan kebudayaan daerah dalam pengembangan kebudayaan


nasional
Ke budayaan daerah dalam tulisan ini kita, pusatkan pada
parha/aan . Di atas sudah dikemukakan bahwa parhalaan itu
bagi masyarakat Batak sangat menen tukan dalam kegiatan
tatacara kehidupan masyarakat, terutama di bidang upacara
adat, sosial, ekonomi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
122

parhalaan sebagai suatu pegangan dalam mengatur setiap ke- _


giatan di dalam hid up masyarakat Batak pada jamannya.
Kehidupan manusia merupakan proses sosial dan budaya
yang selalu bergerak dan berubah. Pergerakan dan perubahan
ini akan menyebabkan adanya unsur nilai-nilai budaya yang
bertambah dan yang ditinggal. Apabila nilai-nilai yang ditinggal-
kan itu dibiarkan begitu saja, maka nilai budaya tersebut akan
terasa kurang arti bagi generasi penerus yang akan datang, ter-
utama di dalam pembinaan adat dan identitas dari suatu suku
bangsa.
Berkaitan dengan ini perlu dilakukan suatu usaha untuk
menghimpun data-data dan informasi mengenai parhalaan
dalam kaitannya dengan kebudayaan Batak. Data-data dan
informasi yang seperti ini amat berguna bagi pemerintah dan
masyarakat dalam melestarikan kebudayaan. Dengan cara
demikian akan tetap dapat dijaga kelangsungan hidup serta
peran parhalaan di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan kajian dan paparan bab demi bab dalam pe-


nulisan Naskah "Parhalaan" yang terdapat pada masyarakat
Batak umumnya dan masyarakat Batak Toba khususnya di
daerah Tanah Batak , dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
I . Pustaha "Parhalaan" yang dituliskan c..leh para Datu/Dukun
cukup tinggi nilainya. Parhalaan itu sendiri berarti suatu
naskah penanggalan untuk melihat hari-hari baik dan
kurang baik dalam memulai sesuatu kegiatan yang ber-
kaitan dengan kehidupan masyarakat Batak sehari-hari.
2. Pustaha "Parhalaan" tersebut ditulisk.an oleh para "datu"
pada kulit kayu, tulang-tulang babi/kerbau dengan wujud
lambang-lambang yang berbeda-beda artinya. Hanya datu
yang mampu membuat dan menjelaskan arti dari lambang-
lambang itu. Datu mempunyai kedud ukan yang tinggi pada
masa lalu karena selalu menjadi tempat bertanya bagi
masyarakat berkaitan dengan sesuatu kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Dahulu masyarakat Batak tidak pem ah memulai sesuatu
kegiatan tanpa melihat lambang-lambang dalam "parhalaan"
yang menjadi pedoman bagi para duk un.

123
124

4. Buku "Parhalaan" ini isinya mencakup hari-hari baik dan


buruk, nama-nama waktu, hari dan bulan. Di samping itu
berisi tentang ramalan yang berkaitan dengan kelahiran,
perkawinan, kematian. dan malapetaka yang menimpa
manusia. serta cara-cara penangkalannya yang keampuhan
dan kebenarannya pada saat ini kurang dipercaya oleh
masyarakat terutama kaum muda.
5. Masuknya agama Kristen dan Islam ke Tanah Batak meng-
akibatkan adanya pergeseran terhadap peranan " datu"
dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar penduduk
sudah lebih percaya kepada Tuhan Penciptanya.
6. Masuknya teknologi moderen dan pendidikan mem-
pengaruhi cara berpikir rasional masyarakat Batak pada
umumnya.
7. Keingintahuan masyarakat terhadap "parhalaan" pada
masa kini semakin berkurang karena ditulis dalam aksara
daerah yang sulit dipelajari. Di samping itu guru dan naskah
yang dimiliki masyarakat Batak sudah langka.
8. Meskipun demikian, perlu adanya penyeleksian prinsip-
, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam naskah "Par-
halaan" yang kemungkinan dapat membantu pembangunan.
9. Perlu adanya usaha meningkatkan minat mempelajari
aksara daerah Batak untuk pelestarian budaya daerah.
I 0. Penulisan naskah ini merupakan penjajakan yang masih
perlu dikaji lebih lanjut di masa mendatang untuk meng-
ambil nilai-nilai yang sesuai dengan perkembangan pem-
bangunan. Sebagai suatu pengetahuan, naskah ini perlu
dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam menata ke-
hidupan yang seimbang.
DAFTAR KEPUSTAKA

I. Bruner, Edward. M.
1959 Kinship Organization Amo 1g the Urban Batak
of Sumatera, Transaction ew York Academy
of Sciencis.
2. J .C. Vergouwen
1986 Masyarakat Dan Hukum Adat Batak Toba,
Pustaka Azet. Jakarta.
3. Koen tjaraningrat
1982 Kebudayaan Mentalitas Jan Pembangunan.
Gramedia, Jakarta.
4. Linton, Ralph
1936 Th e Study of Man, New York: Appleton Cen-
tury Incorporated.
5. M. Hutasoit
1976 Gondang Dohot Tortor Batak . Tarutung.
6. O.H. Sihite
1941 Si Raja Batak, Medan.
7. PH. O.L. Tobing
1956 The Structure of the Toba Batak Belief in the
High God, South and St uth East Celebes .
Institute For Culture.

125
126

8 . T.M. Sihombing Dongan Tu Ulaon Adat.


9. Siahaan, Nalom
1964 Sejarah Kebudayaan Batak, Medan : CV. Napi-
tupulu & Sons.
19 82 Adat Dalihan Na Tolu , Prinsip dan Pelaksanaan-
nya , Jakarta : Grafina.
l 0. Suparlan, Parsudi
1981 Perubahan Masyarakat dan Kebudayaan , Jakar-
ta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai