Oleh:
Nama : Zahra Rahmawati
NIM : B1J012064
Rombongan : VIII
Kelompok :2
Asisten : Muhimatul Umami
A. Latar Belakang
embrional yang dinamakan amnion. Tipe telur ayam adalah telolechital, tetapi karena
yolknya yang sangat banyak, maka dinamakan megalechital. Kandungan yolk yang
dibutuhkan embrionya secara keseluruhan harus dipenuhi oleh tempat telur dia
di laboratorium karena proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar
pada Pisces, Amphibi, Reptil dan Mamalia juga berlangsung setahap demi setahap
pembentukan sel kelamin jantan dan betina, kemudian dilanjutkan dengan proses
segmentasi) yang meliputi morula, blastula dan gastrula serta pembentukan organ
Menurut Djuanda (1981), telur ayam terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
1. Bungkus telur primer, yaitu membrana vitelin yang dihasilkan oleh ooplasma.
2. Bungkus telur sekunder, yaitu bungkus telur yang disusun oleh ovarium yang
terdiri dari sel-sel folikel yang disebut korona radiata dan zona pelusida.
3. Bungkus telur tersier, yaitu bungkus telur yang dihasilkan dari sekresi kelenjar-
Bungkus telur tersier ada tiga macam, yaitu albumen yang dibentuk oleh
oviductus, membran testae atau selaput cangkang yang dibentuk oleh uterus, dan
cangkang dari Ca yang dibentuk oleh uterus. Bagian yang aktif pada pembelahan sel
sewaktu telur melalui oviduct, disini telur mendapat albumen atau selaput-selaput
lainnya. Albumen yang terpelintir disebut kalaza, yang berfungsi untuk menjaga agar
sel telur tetap terletak sentral di dalam albumen dan keping lembaganya selalu
Praktikum kali ini menggunakan preparat embrio ayam umur 24 jam, 48 jam
dan 72 jam karena saat waktu tersebut sudah mulai bisa untuk diamati struktur serta
perkembangannya.
B. Tujuan
ayam dan mengidentifikasi struktur yang terbentuk pada embrio ayam mulai 24 jam,
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kamera digital dan
mikroskop cahaya.
B. Metode
1. Preparat embrio ayam umur 24 jam, 48 jam dan 72 jam diamati dengan
3. Preparat yang sudah diamati, difoto menggunakan kamera digital dan digambar.
A. Hasil
1
2
3
4
5
6
7 A
8 9 10
11
1
2
3
4
7
B 6 5
1
14
13 2
9
12
11 3
4
10
5
8 7
C 6
1
D E
F
Gambar 3.1 Embrio Ayam 24 jam (A), Embrio Ayam 48 jam (B), dan Embrio
Keterangan Gambar A : primitive streak (1), area opaca (2), somites (3), area
pellucid (4), anterior intestinal portal (5), morgin of foregut (6), lipatan kepala (head
fold) (7). Keterangan Gambar B : mesencepalon (1), prosencepalon (2), eye (3), heart
(4), AIP (5), PIP (6), primitive streak (7), leg bud (8), somites (9), wing bud (10),
mesencepalon (3), metencepalon (4), mylencepalon (5), somites (6), PIP (7), tail bud
(8), leg bud (9), spinal cord (10), wing bud (11), AIP (12), heart (13), optic cup and
lens (14). Keterangan Gambar D, E, dan F : ektoderma (1), neural fold (2), neural
tube (3).
B. Pembahasan
pada saat penetasan atau kelahiran. Periode pertumbuhan awal sejak zigot mengalami
pembelahan berulangkali sama saat embrio memiliki bentuk primitive yaitu bentuk
dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan kasar. Bentuk dan susunan
tubuh embrio umumnya terdapat pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri atas
4 tahapan yaitu tahap pembelahan, tahap blastula, tahap gastrula dan tahap tubulasi
(Yatim, 1982). Telur ayam yang dikeluarkan dari tubuh induknya, tahapan
Praktikum kali ini menggunakan telur yang berumur 1-3 hari (umur 24-72
jam), karena pada umur ini masih dapat dibedakan dengan jelas antara albumen,
membran cangkang, yolk putih, yolk kuning, rongga udara, blastoderma dan
membran viteline. Umur 1-3 hari merupakan titik awal perkembangan embrio ayam
sebelum terbentuknya pembeda yang jelas antara kepala, leher, badan dan kaki (Sagi,
1981).
Blastula terdiri dari blastoderm central dengan batasan jelas. Bagian tersebut
bebas dari vitelus sehingga bening dan disebut area pellucida. Bagian tepi
berhubungan dengan vitelus sehingga tampak keruh dan disebut area opaca. Bagian
posterior pada perbatasan antara area pellucida dan area opaca terdapat penebalan
blastoderm yang terdiri dari tiga lapis sel atau lebih disebut embryonic shield.
Perkembangan embrio pada tahap berikutnya akan dimulai apabila telur tersebut
dierami oleh induknya atau dalam inkubator dengan temperatur sekitar 37oC (Nelson,
1953).
Menurut Anonim (2009), perkembangan embrio ayam selama inkubasi
24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel
jaringan otak dan jaringan syaraf ,formasi bagian kepala, sel permulaan
2 Embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat
pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai
darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk, selaput
pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup seluruh
bagian embrio.
4 Sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa ini, embrio
cairan.
7,8, dan Jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai
10 dan Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai sepenuhnya terpisah,
muncul.
13 dan Sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah sepenuhnya
16 dan Sisik kaki, kuku, dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah
17 sepenuhnya tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada
19 masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga
subgerminal dan membentuk hipoblas primer. Selanjutnya sel-sel dari zona marginal
posterior bermigrasi kearah anterior dan bergabung dengan hipoblas primer untuk
membentuk hipoblas sekunder. Epiblas dan hipoblas bertemu pada daerah area opaca
dan rongga yang berada diantara epiblas dan hipoblas disebut blastosol. Ciri khas
mulai terjadi 8 jam dalam pengeraman. Stria primitiva adalah bangunan alur delanik
mediana yang terdiri dari alur primitive dan disebelah kanan kirinya terdapat
kampung yang telah diinkubasi selama 1-3 hari dimasukkan ke dalam larutan garam
atas cangkangnya berada dibawah permukaan larutan garam fisiologis tersebut. Telur
didiamkan dalam larutan selama ± 5 menit atau sampai telur tersebut mengapung
diatas permukaan larutan garam fisiologis. Terapungnya telur dalam larutan garam
fisiologis disebabkan karena berat jenis yang dimiliki oleh larutan garam fisiologis
lebih besar daripada berat jenis telur. Bagian atas cangkang telur yang mengapung
Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam dapat dibedakan antara
daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Daerah ekstra embrional
terdiri dari area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan
agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone of over growth),
terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral lalu daerah kepala agak
terangkat dan melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan entoderm, terbentuklah
kantung buntu sebelah anterior yang membuka, disebut anterior intestinal portal.
Kantung buntu disebelah anterior adalah fore gut (usus depan), sedangkan ke sebelah
posterior endoderm masih lurus sampai ke primitive streak. Celah di sebelah ventral
kepala akibat terjadinya lipatan kepala disebut subcephalic pocket. Lapisan tepi yang
secara bertahap mulai dari daerah di atas AIP ke arah anterior dan ke posterior.
Terbentuklah tabung otak, namun di bagian paling anterior, neural fold tidak segera
menutup, daerah ini dimanakan anterior neuropore, bagian posterior neural fold
sebagian besar masih belum menutup (Syahrum, 1994). Jumlah pasangan somit yang
pasang. Somit disebut juga dorsal mesoderm yang akhirnya mengalami diferensiasi
(Syahrum, 1994).
mikroskopik) disebut blood island dan area opaca sekarang dinamakan area
disebut blood island dengan membentuk jaringan pembuluh darah halus kemudian
bersatu akhirnya terbentuklah pembuluh balik ke badan embrio yaitu vena vitelina
Organ-organ yang terbentuk pada inkubasi umur 48 jam yaitu otak dan
kemudian terbentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ektoderma
luar dan menginduksi primordial lensa pada ektoderma yang merupakan suatu
penebalan ekstra. Embrio nampak jalur pertama pada blastoderm, diantara ekstra
embrionik annexis nampak membran vitelin yang memiliki peran utama dalam
Kemudian embrio ayam juga akan terbentuk khorda di bawah lipatan neural
pada sumbu embrio tengah. Khorda ini tidak timbul karena delaminasi mesoderm
seperti pada embrio katak, tetapi berasal dari sel-sel yang tidak mengalami
sel-sel muka pada daerah nodus hensen. Mesoderm tumbuh kesamping, ke bagian
belakang stria primitiva dan juga tumbuh ke bagian kiri kanan dari keping
neural.sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm tumbuh pada bagian kanan dan
Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail
fold (berkembang ke arah anterior), dan lateral body fold semakin menutup. Mata
saraf kranial. Di daerah setinggi AIP, terjadi penebalan mesoderm yang akan
berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud, merupakan primordia sayap.
Sedangkan di daerah kauda dibentuk lower bud yaitu primordia kaki (Huettner,
1961).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah
suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi lingkungan. Semakin tinggi suhu maka
perkembangan emrio ayam juga memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu
terlalu tinggi maka akan merusak embrio tersebut. Kekurangan mineral dapat
akan mati pada keadaan ekstrim (Vieira, 2007). Keberhasilan pada gastrulasi
A. Kesimpulan
1. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam terdapat area opaca, lipatan
kepala, morgin of foregut, area pellucid, anterior intestinal portal, somites dan
primitive streak.
rombencepalon, prosencepalon, eye, heart, AIP, PIP, primitive streak, leg bud,
wing bud, PIP, tail bud, leg bud, AIP, heart, optic cup dan lens.
B. Saran
Sebaiknya preparat yang terlihat bisa seluruh tubuh dari embrio ayam tidak