JUDUL PROGRAM
PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS
(Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN
KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
DIUSULKAN OLEH:
EKA ANGRIANI PUTRI HASAN
G1F012043 / 2012
ADNAN AL THORIQ
G1F012021 / 2012
FARAH AMIRIA
G1G010049 / 2010
ICHFAZH ADISETYA
G1G010017 / 2010
PENDAHULUAN
Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah
warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi
(Tarigan, 2006). Proses bleaching menggunakan hidrogen peroksida (H2O2).
Bahan ini bersifat oksidator kuat, dapat melepaskan oksigen yang merusak ikatan
dalam rantai protein yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal
(Boksman, 2006). Sebelum penumpatan dengan resin komposit, residual hidrogen
peroksida pada gigi pasca bleaching perlu dieliminasi dengan penundaan prosedur
penumpatan selama satu minggu pasca bleaching, menggunakan alkohol, atau
aplikasi asam askorbat 10%. Penggunaan asam askorbat 10% sebagai agen
antioksidan telah terbukti tidak toksik dan aman digunakan untuk mengeliminasi
residu hidrogen peroksida pada gigi pasca bleaching (Danesh-sani, 2011).
Saat ini banyak tanaman yang terbukti sebagai antioksidan alami, salah
satunya buah manggis (Garcinia mangostana L.) (Jung, 2006). Golongan xanton
merupakan senyawa utama dalam kulit buah manggis terbukti memiliki banyak
aktivitas farmakologi. Senyawa golongan xanton yang berpotensi sebagai
antioksidan adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-mangostin, gammamangostin, dan smeathxanton A (Jung, 2006). Ekstrak air, ekstrak etanol dan
ekstrak etil asetat dari kulit buah manggis telah dilaporkan memliki aktivitas
antioksidan (Weecharangsan, 2006).
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gel ekstrak
kulit buah manggis terhadap perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan
in-office bleaching.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan
rancangan acak lengkap. Bahan yang digunakan adalah buah manggis yang
dikoleksi dari Wates Jogja dan telah dideterminasi di Laboratorium Taksonomi
Tumbuhan Fakultas Biologi UNSOED. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam
formulasi gel adalah Na-CMC, gliserin, propilen glikol, propil paraben, metil
paraben, dan aquadest. Bahan untuk preparasi bleaching adalah gigi premolar
pertama rahang atas, resin komposit, asam askorbat 10%, bonding generasi V, etsa
37%, H2O2 40%, dan fluor.
Pembuatan ekstrak etanol kulit buah manggis dilakukan dengan metode
maserasi (perendaman) menggunakan etanol 96% (1:3) selama 5 x 24 jam.Setiap
24 jam dilakukan filtrasi dan semua filtrat digabung untuk diuapkandengan rotary
evaporator dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan penangas air (water
bath) sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan
Petroleum Eter (PE) dengan ektraksi cair-cair (partisi) menggunakan corong pisah
untuk menghilangkan senyawa pengotor seperti lemak, tanin, dan resin.
Ekstrak kental kulit buah manggis merupakan bahan aktif yang akan
diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40%.
Serbuk asam askorbat juga diformulasikan menjadi gel asam askorbat 10%.
Formula pembuatan gel ekstrak kulit manggis dan asam askorbat dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1.Formula gel ekstrak kulit buah manggis dan gel asam askorbat
Asam
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Komposisi
Askorbat
10%
20%
40%
10%
Bahan Aktif (g)
10
20
40
10
Na-CMC (g)
1
1
1
1
Gliserin (g)
2
2
2
2
Propilenglikol (g)
1
1
1
1
Propil paraben (g)
0,18
0,18
0,18
0,18
Metil paraben (g)
0,02
0,02
0,02
0,02
Aquadest (mL)
100
100
100
100
Evaluasi sediaan gel menggunakan uji homogenitas, uji visikositas, uji daya
sebar, dan uji daya lekat. Uji homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel
dioleskan pada keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Sediaan gel
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran
kasar. Uji viskositas dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer
Brookfield DV-E hingga spindel terendam. Diatur jenis spindel dan kecepatan
yang akan digunakan. Viskometer Brookfield DV-E dijalankan, kemudian
viskositas dari gel akan terbaca (Kumesan, 2013). Uji daya sebar dengan cara
menimbang 1 g gel, selanjutnya diletakan di atas plat kaca, biarkan 1 menit, ukur
diamter sebar gel kemudian ditambah dengan beban 125 g, beban didiamkan
selama 1 menit, selanjtnya diukur diameter sebarnya. Daya sebar 5 7 cm
menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan
(Septiani, 2011). Uji daya lekat dengan cara 0,25 g gel, selanjtnya dioleskan pada
plat kaca dengan luas 2,5 cm2, selanjtnya kedua plat ditempelkan sampai plat
menyatu, diletakan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu
dilepaskan, selanjtnya diberi beban pelepasan 80 g untuk pengujian. Waktu dicatat
sampai kedua plat saling lepas (Garg, 2012).
Penentuan dan perlakuan sampel sebagai berikut; Sebanyak 25 sampel gigi
dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kontrol negative yaitu gigi pasca bleaching
yang ditumpat resin komposit tanpa aplikasi sediaan uji, kontrol positif yang
diaplikasikan asam askorbat 10%, dan 3 kelompok perlakuan gel ekstrak kulit
buah manggis 10%, 20%, dan 40%.
Semua sampel gigi pada permukaan labial diaplikasikan hidrogen peroksida
40% sebagai bahan bleaching sesuai dengan cara pemakaian pada kemasan.
Setelah prosedur bleaching selesai, semua sampel diberikan topikal fluor
kemudian dibilas dengan air. Sampel gigi selanjutnya dilakukan preparasi 0,51
mm pada permukaan labial yang telah dilakukan bleaching, dipastikan permukaan
tersebut rata. Kelompok kontrol positif diaplikasikan asam askorbat 10% selama
10 menit selanjutnya dibilas dengan air mengalir kemudian dikeringkan. Pada
kelompok perlakuan diaplikasikan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan
40% kemudian dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
Selanjutnya dilakukan pemulasan etsa pada permukaan email, kemudian
dibilas dan dikeringkan dengan semprotan udara. Gigi diberi bonding dan disinari
dengan light cure selama 10 detik sebelum diaplikasikan resin komposit. Gigi
yang telah diberi perlakuan kemudian direndam pada larutan saliva buatan selama
24 jam, kemudian dilakukan pengujian sampel.
Post Hoc dengan LSD, telah disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
70
a,b
Perlekatan Resin
Komposit (Mpa)
60
50
40
30
a
b
a,b
b
20
10
0
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Gel Ekstrak
10%
Gel Ekstrak
20%
Gel Ekstrak
40%
Kelompok Uji
gigi pasca perawatan in-office bleaching adalah gel esktrak kulit buah manggis
40%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin meningkat aktivitas
antioksidannya (Sihombing, 2010). Hal tersebut menjelaskan bahwa gel ekstrak
kulit buah manggis 40% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan asam askorbat 10% dan gel ekstrak kulit buah manggis 20%.
Eliminasi residual hidrogen peroksida pada gigi pasca perawatan in-office
bleaching akan berpengaruh terhadap proses polimerisasi bahan adesif dan resin
komposit. Bahan adesif dapat terpolimerisasi dengan baik dan resin komposit
mampu berpenetrasi masuk ke dalam tubuli dentin dan celah pada email lebih
dalam, sehingga dapat meningkatkan ikatan antara gigi dan bahan adesif yang
mengakibatkan perlekatannya semakin kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang melaporkan bahwa agen antioksidan yang digunakan pada gigi
pasca perawatan in-office bleaching dapat meminimalkan terjadinya bubble-like
structure dalam lapisan bahan adesif yang terpolimerisasi yang mengakibatkan
penurunan kekuatan perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan in-office
bleaching (Borges et al, 2006).
Uji Scanning Electron Microscope (SEM) dilihat untuk membandingkan
struktur permukaan email gigi pasca perawatan in-office bleaching antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang telah dilakukan uji geser. Hasil
yang diperoleh pada Gambar 2.
Fraktur Email
Permukaan dentin
Permukaan
email kasar
Permukaan
email kasar