Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS
(Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN
KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH

DIUSULKAN OLEH:
EKA ANGRIANI PUTRI HASAN

G1F012043 / 2012

ADNAN AL THORIQ

G1F012021 / 2012

FARAH AMIRIA

G1G010049 / 2010

ICHFAZH ADISETYA

G1G010017 / 2010

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PURWOKERTO
2015

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK KULIT BAUH MANGGIS


(Garcinia mangostana) DALAM MEMPERBAIKI PERLEKATAN
KOMPOSIT PASCA IN-OFFICE BLEACHING
Eka Angriani Putri Hasan, Adnan Al-Thoriq, Farah Amiria, Ichfazh Adisetya
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
ABSTRAK
Asam askorbat 10% digunakan sebagai antioksidan yang dapat
mengeliminasi residu peroksida akibat perawatan in-office bleaching. Kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi
untuk menggantikan peran asam askorbat. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan efek gel ekstrak kulit buah manggis dalam memperbaiki perlekatan
komposit pada gigi pasca in-office bleaching. Sebanyak 25 gigi premolar pertama
rahang atas dilakukan in-office bleaching. Dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari
kontrol negatif (tanpa agen antioksidan), kontrol positif (asam askorbat 10%), dan
kelompok perlakuan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan 40%. Hasil
yang diperoleh berturut-turut sebesar 25,822,88 Mpa, 37,681,06 Mpa,
26,542,68, 32,642,33 dan 57,341,51 Mpa. Nilai perlekatan komposit pada
pemberian gel ekstrak kulit manggis 20% dan 40% berbeda signifikan
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif (p<0,05). Kenaikan
konsentrasi gel ekstrak kulit manggis memberikan peningkatan jumlah fraktur
email sehingga dapat memperbaiki perlekatan komposit sehingga berpotensi
sebagai agen antioksidan pada gigi pasca in-office bleaching.
Kata Kunci : in-office bleaching, kulit buah manggis (Garcinia mangostana),
perlekatan komposit.
ABSTRACT
Ascorbic acid (10%) can be used to anti-oxidant agent and to remove the
residual peroxide after the email post in-office bleaching. Mangosteen extract has
an anti-oxidant potential, can be used to remove the residual peroxide. The aim of
the study was to establish the effect of mangosteen extract gel to improve of shear
bond strength composite post in-office bleaching. The study carried out on 25
maxillary first premolar has been applied in-office bleaching. The teeth were
divided into five groups as follows: negative-control group (without anti-oxidant
agent), positive-control group (ascorbic acid 10%), and group that applied with
10%, 20%, and 40% mangosteen extract gel. The results showed that scores are
25,822,88 Mpa, 37,681,06 Mpa, 26,542,68, 32,642,33, dan 57,341,51 Mpa.
That result had significantly higher shear bond strength values were observed in
group with mangosteen extract gel 20% and 40% than negative-control and
positive-control group (p<0,05). The increase concentration of mangosteen
extract gel provides increased number of fractures email and the extract can
improve the shear bond strength of composite so that potential as an antioxidant
agent in the tooth post in-office bleaching.
Key Words : in-office bleaching, mangosteen gel, shear bond strength composite.

PENDAHULUAN
Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah
warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi
(Tarigan, 2006). Proses bleaching menggunakan hidrogen peroksida (H2O2).
Bahan ini bersifat oksidator kuat, dapat melepaskan oksigen yang merusak ikatan
dalam rantai protein yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal
(Boksman, 2006). Sebelum penumpatan dengan resin komposit, residual hidrogen
peroksida pada gigi pasca bleaching perlu dieliminasi dengan penundaan prosedur
penumpatan selama satu minggu pasca bleaching, menggunakan alkohol, atau
aplikasi asam askorbat 10%. Penggunaan asam askorbat 10% sebagai agen
antioksidan telah terbukti tidak toksik dan aman digunakan untuk mengeliminasi
residu hidrogen peroksida pada gigi pasca bleaching (Danesh-sani, 2011).
Saat ini banyak tanaman yang terbukti sebagai antioksidan alami, salah
satunya buah manggis (Garcinia mangostana L.) (Jung, 2006). Golongan xanton
merupakan senyawa utama dalam kulit buah manggis terbukti memiliki banyak
aktivitas farmakologi. Senyawa golongan xanton yang berpotensi sebagai
antioksidan adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-mangostin, gammamangostin, dan smeathxanton A (Jung, 2006). Ekstrak air, ekstrak etanol dan
ekstrak etil asetat dari kulit buah manggis telah dilaporkan memliki aktivitas
antioksidan (Weecharangsan, 2006).
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gel ekstrak
kulit buah manggis terhadap perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan
in-office bleaching.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan
rancangan acak lengkap. Bahan yang digunakan adalah buah manggis yang
dikoleksi dari Wates Jogja dan telah dideterminasi di Laboratorium Taksonomi
Tumbuhan Fakultas Biologi UNSOED. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam
formulasi gel adalah Na-CMC, gliserin, propilen glikol, propil paraben, metil
paraben, dan aquadest. Bahan untuk preparasi bleaching adalah gigi premolar
pertama rahang atas, resin komposit, asam askorbat 10%, bonding generasi V, etsa
37%, H2O2 40%, dan fluor.
Pembuatan ekstrak etanol kulit buah manggis dilakukan dengan metode
maserasi (perendaman) menggunakan etanol 96% (1:3) selama 5 x 24 jam.Setiap
24 jam dilakukan filtrasi dan semua filtrat digabung untuk diuapkandengan rotary
evaporator dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan penangas air (water
bath) sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan
Petroleum Eter (PE) dengan ektraksi cair-cair (partisi) menggunakan corong pisah
untuk menghilangkan senyawa pengotor seperti lemak, tanin, dan resin.
Ekstrak kental kulit buah manggis merupakan bahan aktif yang akan
diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40%.
Serbuk asam askorbat juga diformulasikan menjadi gel asam askorbat 10%.
Formula pembuatan gel ekstrak kulit manggis dan asam askorbat dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1.Formula gel ekstrak kulit buah manggis dan gel asam askorbat
Asam
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Komposisi
Askorbat
10%
20%
40%
10%
Bahan Aktif (g)
10
20
40
10
Na-CMC (g)
1
1
1
1
Gliserin (g)
2
2
2
2
Propilenglikol (g)
1
1
1
1
Propil paraben (g)
0,18
0,18
0,18
0,18
Metil paraben (g)
0,02
0,02
0,02
0,02
Aquadest (mL)
100
100
100
100
Evaluasi sediaan gel menggunakan uji homogenitas, uji visikositas, uji daya
sebar, dan uji daya lekat. Uji homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel
dioleskan pada keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Sediaan gel
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran
kasar. Uji viskositas dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer
Brookfield DV-E hingga spindel terendam. Diatur jenis spindel dan kecepatan
yang akan digunakan. Viskometer Brookfield DV-E dijalankan, kemudian
viskositas dari gel akan terbaca (Kumesan, 2013). Uji daya sebar dengan cara
menimbang 1 g gel, selanjutnya diletakan di atas plat kaca, biarkan 1 menit, ukur
diamter sebar gel kemudian ditambah dengan beban 125 g, beban didiamkan
selama 1 menit, selanjtnya diukur diameter sebarnya. Daya sebar 5 7 cm
menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan
(Septiani, 2011). Uji daya lekat dengan cara 0,25 g gel, selanjtnya dioleskan pada
plat kaca dengan luas 2,5 cm2, selanjtnya kedua plat ditempelkan sampai plat
menyatu, diletakan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu
dilepaskan, selanjtnya diberi beban pelepasan 80 g untuk pengujian. Waktu dicatat
sampai kedua plat saling lepas (Garg, 2012).
Penentuan dan perlakuan sampel sebagai berikut; Sebanyak 25 sampel gigi
dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kontrol negative yaitu gigi pasca bleaching
yang ditumpat resin komposit tanpa aplikasi sediaan uji, kontrol positif yang
diaplikasikan asam askorbat 10%, dan 3 kelompok perlakuan gel ekstrak kulit
buah manggis 10%, 20%, dan 40%.
Semua sampel gigi pada permukaan labial diaplikasikan hidrogen peroksida
40% sebagai bahan bleaching sesuai dengan cara pemakaian pada kemasan.
Setelah prosedur bleaching selesai, semua sampel diberikan topikal fluor
kemudian dibilas dengan air. Sampel gigi selanjutnya dilakukan preparasi 0,51
mm pada permukaan labial yang telah dilakukan bleaching, dipastikan permukaan
tersebut rata. Kelompok kontrol positif diaplikasikan asam askorbat 10% selama
10 menit selanjutnya dibilas dengan air mengalir kemudian dikeringkan. Pada
kelompok perlakuan diaplikasikan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan
40% kemudian dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
Selanjutnya dilakukan pemulasan etsa pada permukaan email, kemudian
dibilas dan dikeringkan dengan semprotan udara. Gigi diberi bonding dan disinari
dengan light cure selama 10 detik sebelum diaplikasikan resin komposit. Gigi
yang telah diberi perlakuan kemudian direndam pada larutan saliva buatan selama
24 jam, kemudian dilakukan pengujian sampel.

Sebanyak 25 sampel gigi dilakukan pengujian sampel dengan menggunakan


uji geser Universal Testing Machine untuk mengetahui nilai perlekatan resin
komposit, kemudian masing-masing kelompok diuji mikrostruktur.
Analisis Data. Data perlekatan resin komposit dianalisis secara statistik
denganone-way ANOVA dan dilanjutkan uji LSD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi uji homogenitas pada gel esktrak kulit buah manggis 10%, 20%,
40%, dan gel asam askorbat 10% menunjukkan hasil yang sama yaitu gel tidak
terdapat butiran kasar (homogen). Sediaan menunjukkan hasil yang baik
ditunjukkan dengan sediaan uji terlihat homogen pada semua bagian permukaan,
hal ini terlihat dari tersebarnya kesamaan warna, bentuk, dan ukuran partikel
sediaan glass plate.
Hasil uji viskositas pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel
asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 19.000
cp, 23.250 cp, 26.333 cp, dan 18.383 cp. Hasil uji viskositas menunjukkan
semakin besar konsentrasi ekstrak kulit buah manggis maka semakin besar pula
nilai viskositas sediaan gel tersebut. Hal ini disebabkan ekstrak mempunyai
tekstur yang lebih kental dibandingkan basis gel yang digunakan untuk sediaan
(Hasyim, 2012). Rentang nilai viskositas sedian gel yang baik adalah 15.000
25.000 cp (Septiani, 2011). Viskositas suatu bahan tergantung pada suhu, pH, dan
lama waktu penyimpanan. Hasil uji viskositas suatu sediaan berpengaruh pada
hasil uji daya sebar dan daya lekat suatu bahan (Panjaitan, 2012).
Hasil uji daya lekat pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel
asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,03
detik, 1,26 detik, 2,5 detik, dan 0,98 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi gel ekstrak kulit buah manggis, maka semakin besar
pula daya lekat yang dihasilkan, hal ini berbanding lurus dengan hasil uji
viskositas gel. Syarat waktu daya lekat yang baik adalah 1 - 4 detik. Berdasarkan
hasil uji yang dilakukan sediaan ini sudah memenuhi syarat daya lekat. Gel
dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati, karena obat
tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang dinginkan (Panjaitan,
2012).
Uji daya sebar pada gel ekstrak kulit manggis 10%, 20%, 40%, dan gel
asam askorbat 10%, secara berturut-turut diperoleh nilai rata-rata sebesar 5,06 cm,
4,43 cm, 4,03 cm, dan 4,76 cm. Nilai tersebut menunjukkan hasil yang berbeda
setiap konsentrasi gel. Semakin besar konsentrasi gel ekstrak kulit buah manggis,
maka semakin rendah daya sebar yang dihasilkan, hal ini berbanding terbalik
dengan hasil uji viskositas. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu
sekitar 5-7 cm, maka berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat
dikatakan bahwa hanya sediaan gel ekstrak kulit buah manggis 10% sudah
memenuhi syarat daya sebar yang baik. Semakin rendah viskositas suatu sediaan
maka penyebaranya akan semakin besar sehingga kontak semakin luas dan
absorbsi obat akan semakin cepat (Ulaen, 2014).
Nilai perlekatan resin komposit diperoleh dari uji geser menggunakan
Universal Testing Machine. Hasil analisis data perlekatan resin komposit pada
semua sampel gigi menggunakan One Way Anova selanjutnya dilanjutkan analisis

Post Hoc dengan LSD, telah disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 1.
70
a,b

Perlekatan Resin
Komposit (Mpa)

60
50

40
30

a
b

a,b
b

20
10
0
Kontrol
Negatif

Kontrol
Positif

Gel Ekstrak
10%

Gel Ekstrak
20%

Gel Ekstrak
40%

Kelompok Uji

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Nilai Perlekatan Resin Komposit


Keterangan: (a) Berbeda signifikan dibandingkan dengan kontol Negatif
(p<0,05)
(b)
Berbeda signifikan dibandingkan dengan kontol Positif
(p<0,05)
Berdasarkan Gambar 1 diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol negatif,
kontrol positif, gel ekstrak kulit buah manggis 10%, gel ekstrak kulit buah
manggis 20%, dan gel ekstrak kulit buah manggis 40% secara berturut-turut
sebesar 25,822,88 Mpa, 37,681,06 Mpa, 26,542,68 Mpa, 32,642,33 Mpa,
dan 57,341,51 Mpa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asam askorbat 10% sebagai
kelompok kontrol positif, gel kulit buah manggis 20%, dan 40% mampu menjadi
agen antioksidan yang dapat mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada gigi
pasca perawatan in-office bleaching. Agen antioksidan dapat menghasilkan reaksi
redoks yang mengubah suatu ikatan substrat teroksidasi, sehingga agen
antioksidan dapat menghilangkan radikal bebas yang terdapat pada gigi pasca
perawatan in-office bleaching dan secara tidak langsung dapat memperbaiki
polimerisasi resin bonding pada gigi pasca in-office bleaching (Borges et al,
2006).
Secara statistik, gel ekstrak kulit buah manggis 10% tidak berbeda
signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Sifat antioksidan pada ekstrak
kulit buah manggis memiliki nilai EC50 8,5539 g/ml, sedangkan vitamin C
memiliki nilai EC50 3,3676 g/ml, hal itu menunjukkan bahwa vitamin C dengan
perlakuan dan konsentrasi yang sama dengan ekstrak kulit buah manggis,
memiliki potensi antioksidan lebih baik dibandingkan dengan ekstrak kulit buah
manggis (Maulidaniar et al, 2011). Hasil perbedaan signifikan tidak hanya pada
kelompok kontrol negatif saja, perbandingan terhadap kontrol positif juga
ditemukan perbedaan yang siginifikan.
Perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok kontrol positif
dengan kelompok perlakuan gel ekstrak kulit buah manggis 10%, 20%, dan 40%.
Hasil yang paling baik dalam mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada

gigi pasca perawatan in-office bleaching adalah gel esktrak kulit buah manggis
40%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin meningkat aktivitas
antioksidannya (Sihombing, 2010). Hal tersebut menjelaskan bahwa gel ekstrak
kulit buah manggis 40% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan asam askorbat 10% dan gel ekstrak kulit buah manggis 20%.
Eliminasi residual hidrogen peroksida pada gigi pasca perawatan in-office
bleaching akan berpengaruh terhadap proses polimerisasi bahan adesif dan resin
komposit. Bahan adesif dapat terpolimerisasi dengan baik dan resin komposit
mampu berpenetrasi masuk ke dalam tubuli dentin dan celah pada email lebih
dalam, sehingga dapat meningkatkan ikatan antara gigi dan bahan adesif yang
mengakibatkan perlekatannya semakin kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang melaporkan bahwa agen antioksidan yang digunakan pada gigi
pasca perawatan in-office bleaching dapat meminimalkan terjadinya bubble-like
structure dalam lapisan bahan adesif yang terpolimerisasi yang mengakibatkan
penurunan kekuatan perlekatan resin komposit pada gigi pasca perawatan in-office
bleaching (Borges et al, 2006).
Uji Scanning Electron Microscope (SEM) dilihat untuk membandingkan
struktur permukaan email gigi pasca perawatan in-office bleaching antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang telah dilakukan uji geser. Hasil
yang diperoleh pada Gambar 2.
Fraktur Email

Permukaan dentin

Permukaan
email kasar

Gambar 2. A) Permukaan gigi kelompok kontrol negatif terlihat pada


gambar permukaan email yang kasar namun tidak terdapat fraktur email;
B) Permukaan gigi kelompok control positif terlihat terdapat gambaran
fraktur pada permukaan email
Uji SEM dilakukan untuk melihat perbedaan mikro struktur permukaan
email gigi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada gambar 2
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mikro struktur email pada kelompok
kontrol negatif dan kelompok kontrol positif menggunakan asam askorbat 10%,
yaitu pada kelompok kontrol negatif tampak permukaan email mengalami fraktur
akibat lepasnya perlekatan antara resin bonding dengan email gigi. Fraktur yang
dimaksud adalah patahan yang terjadi antara email dengan resin bonding ataupun
antar resin bonding dengan komposit itu sendiri akibat dari uji geser. Kelompok
kontrol positif tampak permukaan email yang kasar akibat dari bahan bleaching
dan dapat dilihat pula adanya gambaran resin bonding pada permukaan email
tersebut. Perlekatan antara resin bonding dengan email gigi yang semakin kuat
menyebabkan perlekatan adesif yang semakin kuat pula (Borges, et al, 2006).
Resin bonding yang tertinggal pada permukaan email itu mengalami fraktur akibat
uji geser.

Hasil gambaran mikro struktur pada kelompok perlakuan lainnya dapat


dilihat pada Gambar 3.
Fraktur Email

Permukaan
email kasar

Gambar 3. C) Permukaan gigi kelompok perlakuan gel ekstrak kulit manggis


10% terdapat fraktur email yang tidak begitu banyak dan tidak begitu jelas; D)
kelompok perlakuan gel ekstrak kulit manggis 20% terlihat cukup banyak
email yang mengalami fraktur; E) kelompok perlakuan gel ekstrak kulit
manggis 40% terlihat fraktur email lebih banyak dan besar dibandingkan
kelompok perlakuan lainnya
Resin bonding yang mengalami fraktur ditemukan juga pada permukaan
email gigi pada kelompok perlakuan menggunakan gel ekstrak kulit buah manggis
10%, 20%, dan 40% (Gambar 3). Permukaan resin bonding yang mengalami
fraktur pada permukaan email gigi kelompok perlakuan menggunakan gel ekstrak
kulit buah manggis terlihat lebih banyak pada kelompok perlakuan menggunakan
gel ekstrak kulit buah manggis 20% dan 40%, dibandingkan dengan kelompok
perlakuan menggunakan gel ekstrak kulit buah manggis 10%.
KESIMPULAN
Agen antioksidan dapat mengeleminasi residual hidrogen peroksida pada
gigi pasca perawatan in-office bleaching sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan perlekatan restorasi resin komposit pada gigi pasca pearawatn inoffice bleaching. Agen antioksidan yang memiliki perbedaan signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif adalah asam askorbat 10%, gel
esktrak kulit buah manggis 20%, dan 40%. Penelitian ini dapat diulang dengan
penambahan variabel bebas seperti variasi bahan etsa dan bonding.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Harwoko dan A. Haris Budi
Widodo yang telah membimbing selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Boksman L. 2006. Current Status of Tooth Whitening: Literature
Review. Dentistry Today. 25(9) : 76-79.
Borges AB, Koga AF, Torres CRG. 2006. The Effect of Anti-oxidant Agents as
Neutralizers of Bleaching Agents on Enamel Bond Strengt. Braz J Oral
Sci. 5(16) : 971-976.
Danesh-Sani SA, Esmaili M. 2011. Effect of 10% Sodium Ascorbat Hydrogel
and Delayed Bonding on Shear Bond Strength of Composite Resin and
Resin-Modified Glass Ionomer to Bleached Enamel. J Conserv Dent.
14(3) : 241-246.

Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK. 2002. Spending of Semisolid


Formulation; An Update. J.Pharmaceutical Tecnology. 9(2):84-102.
Hasyim N. Pare LK, Junaid I, Kurniati A. 2012. Formulasi dan Uji Efekvitas Gel
Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Pada
Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi.
16(2):89-94.
Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD. 2006. Antioxidant
Xanthones From the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J
Agric Food Chem. 54 (6) : 2077-2082.
Maulidaniar R, Rahima SR, Rita M, Hamidah N, Yuda AW. 2011. Gel Asam
Salisilat. Skripsi. Univesitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Banjarmasin.
Panjaitan EN, Saragih A, Purba D. 2012. Formulasi Gel dari Ekstrak Rimpang
Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe). J. of Pharmaceutics and
Pharmacology. 1(1):9-20.
Septiani SN, Wathoni SR, Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon L). J
Unpad. 1(1):4-24.
Sihombing CN, Wathoni N, Rusdiana T. 2010. Formulasi Gel Antioksidan
Ekstrak Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan
Basis Aqupec 505 HV. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran. Sumedang.
Tarigan R. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Ed. 2. Jakarta: EGC p. 208217
Ulaen SPJ, Banne Y, Suatan RA. 2014. Pembuatan Salep Anti Jerawat dari
Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Skripsi.
Jurusan Politeknik Kesehatan Kemenkes. Manado.
Weecharangsan W, Opanasopit P, Sukma M, Ngauhirunpat T, Sotanaphun U,
Siripong P. 2006. Antioxidative and Neuroprotective Activities of
Extracts From the Fruit Hull of Mangosteen (Garcinia mangostana
Linn). Med Princ Pract. 15(4) : 281-287.

Anda mungkin juga menyukai