Anda di halaman 1dari 2

I.

Pendahuluan
Lupus adalah suatu penyakit autoimun dimana penyakit ini kebalikan dari penyakit
HIV dan AIDS, penyakit ini timbul karena aktivitas yang berlebihan dari sel imun dan hal ini
menyebabkan sel imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Dalam istilah sederhana,
seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi
alergi pada dirinya sendiri. Penyakit Lupus adalah istilah dari bahasa Latin yang berarti
Serigala. Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus
Lupus, seringkali disebut discoid yang memengaruhi kulit. Kedua, Systemic Lupus
Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru,
darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus
(DIL), timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan,
umumnya gejala akan hilang (Anonim, 2014).
Dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat.
Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh
seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk
dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul
berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat.
Kelainan ini disebut autoimunitas Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh
jaringan dengan dua cara yaitu : Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang
jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur.
Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia. Kedua,
antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi),
membentuk ikatan yang disebut kompleks imun. Gabungan antibodi dan antigen mengalir
bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan
peradangan atau inflamasi. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel
radang (fagosit) tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan
baik. Sebaliknya, sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang
menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan
berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal
ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang
fungsi organ tubuh akan terganggu.

II. ISI
a. Mekanisme Terjadinya

b. Mekanisme Obat dan Terapy


Anonim, 2014.http://id.wikipedia.org/wiki/Lupus_eritematosus_sistemik

Anda mungkin juga menyukai