Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Penyakit apendisitis merupakan penyebab nyeri abdomen yang paling sering
ditemukan di bidang bedah (Shiddiq., dkk, 2012). Apendisitis memiliki potensi
terjadinya komplikasi parah jika tidak segera diobati, seperti perforasi atau sepsis,
bahkan dapat menyebabkan kematian (Zulfikar., dkk, 2015).

WHO menyatakan angka mortalitas akibat apendisitis adalah 21.000 jiwa, di


mana populasi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Angka mortalitas
apendisitis sekitar 12.000 jiwa pada laki-laki dan sekitar 10.000 jiwa pada
perempuan. Jumlah pasien yang menderita penyakit apendisitis di Indonesia
berjumlah sekitar 27% dari jumlah penduduk di Inonesia.

Dampak dari apendisitis terhadap kebutuhan dasar manusia diantaranya


kebutuhan dasar cairan, karena penderita mengalami demam tinggi sehingga
pemenuhan cairan berkurang. Kebutuhan dasar nutrisi berkurang karena pasien
apendisitis mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Kebutuhan rasa nyaman
penderita mengalami nyeri pada abdomen karena peradangan yang dialami dan
personal hygiene terganggu karena penderita mengalami kelemahan. Kebutuhan rasa
aman, penderita mengalami kecemasan karena penyakit yang dideritanya (Ellizabeth,
2008).

The National Research Council (NRC) apendiktomi yang melibatkan


pembukaan usus bagian bawah termasuk dalam klasifikasi pembedahan bersih
terkontaminasi, diperlukan pemberian antibiotika profilasis antimikroba pre-operasi
untuk mencegah infeksi luka operasi yang merupakan komplikasi utama dari
apendiktomi (Zulfikar., dkk, 2013). Bila saat operasi ditemukan perforasi maka
pemberian antibiotik akan diperpanjang sebagai terapi, pemberian antibiotik harus
rasional sesuai dengan indikasi kemudian jenis, dosis, waktu, jalur dan lama
pemberian harus memenuhi kaidah ilmu farmakologi sehingga tidak menimbulkan
efek negatif misalnya resistensi kuman (Zulfikar, 2015).

Penatalaksanaan nyeri biasanya digunakan manajemen farmakologi atau obat-


obatan diantaranya yaitu analgesik, macam analgesik iti sendiri dibagi menjadi dua
yaitu analgesik ringan (aspirin atau salisilat, parasetamol, NSAID), dan analgesik
kuat (morfin, petidin, metadon). Sedangkan tindakan secara non farmakologi yaitu
berupa teknik distraksi (teknik distraksi visual, distraksi pendengaran, distraksi
pernafasan, distraksi intelektual, imajinasi terbimbing) dan relaksasi (nafas dalam,
meditasi, pijatan, musik dan aroma terapi) dan teknik stimulasi kulit. Teknik stimulasi
kulit yang digunakan adalah kompres dingin ataupun kompres hangat. Tindakan
paliatif harus dilakukan sebelum penggunaan obat-obatan, tinjauan lain selain lebih
ekonomis adalah control nyeri lebih adekuat dan tidak ada efek samping (Tamsuri,
2007).

Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik melakukan nafas dalam, nafas
lambat dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan (Smeltzer., Bare,
2002). Selain melakukan nafas dalam klien diarahkan untuk berkonsentrasi pada
daerah yang mengalami ketegangan otot (Potter., Pery, 2005). Relaksasi secara umum
sebagai metode yang paling efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
(Hapsari dan Anasari).

TUJUAN PENULISAN
2.2 Tujuan Umum

Tujuan umum dari laporan yang dilakukan adalah untuk mengetahui Laporan
Kasus Post Operasi Pada Pasien Ny. C Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat
Apendiksitis Di Rumah Sakit Rajawali Bandung Tahun 2019.

2.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengkajian pada klien dengan nyeri apendisitis.


2) Mampu untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan nyeri
apendisitis.
3) Untuk menyusun rencana asuhan keparawatan pada klien yang mengalami
penyakit apendisitis di Rumah Sakit Rajawali Bandung.
4) Untuk melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami
penyakit apendisitis di Rumah Sakit Rajawali Bandung.
5) Untuk mengevaluasi pada klien yang mengalami penyakit apendisitis di
Rumah Sakit Rajawali Bandung.

2.4 Manfaat Penulisan


Melalui penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak :

1) Teoritis
a) Sebagai wacana untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan nyeri pada klien yang mengalami apendisitis akut.
b) Sebagai wacana untuk studi kasus berikutnya terutama dalam asuhan
keperawatan pada klien post operasi apendisitis dengan nyeri akut.

2) Praktis
a) Bagi Perawat
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan khususnya dalam
praktek pelayanan keperawatan dengan nyeri apendisitis.
b) Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan ini bisa menjadi masukan bagi pelayanan di rumah sakit
agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan asuhan keperawatan
post operasi apendisitis dengan nyeri akut.
c) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi dan menambah wawasan khususnya para mahasiswa
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan dengan nyeri pada penyakit
apendisitis dalam pemberian teknik relakasi nafas dalam.
d) Bagi Klien
Sebagai sumber informasi mengenai penyakit apendisitis akut.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

KONSEP PENYAKIT
2.1 Definisi

Apendisitis adalah peradangan yang mengenai semua lapisan dinding organ


tersebut yang disebabkan oleh agen infeksi (Price., Wilson, 2006). Apendisitis adalah
kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi. Apendisitis adalah
peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering (Wijaya., Putri, 2013). Jadi apendisitis adalah kasus
gawat bedah abdomen yang disebabkan oleh peradangan pada apendiks vermiformis
yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Terdapat beberapa jenis apendisitis, seperti apendisitis akut, berulang,
grumbling, simpleks, komplikata, pseudoapendisitis, apendisitis stump.
a) Apendisitis akut adalah timbulnya tanda dan gejala klinis yang mendadak dari
apendisitis.
b) Apendisitis berulang adalah serangan berulang apendisitis akut insidennya
adalah 15 sampai 25%.
c) Apendisitis grumbling adalah serangan berulang grade ringan kolik, muntah
pada kasus yang masuk rumah sakit berulang, dan dapat sembuh sendiri.
d) Apendisitis simpleks adalah jika durasi gejala klinis kurang dari 48 jam atau
imaging tidak menunjukkan adanya flegmon.
e) Apendisitis komplikata adalah apendisitis akut dengan perforasi atau
abses/flegmon yang besar.
f) Pseudoapendisitis adalah ileutis akut menyerupai apendisitis setelah infeksi
yersinis. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit crohn.
g) Apendisitis stump adalah suatu peradangan dan infeksi tunggul apendiks, jika
tunggul yang besar ditinggalkan (kasus pasca-bedah). keadaan ini mungkin
memerlukan apendiktomi stump. Basis apendiks perlu diligali dan dipotong
untuk mencegah komplikasi ini lebih sering terjadi pada apendiktomi
laparoskopi.

2.2 Etiologi
Merunut Haryono (2012) apendiksitis akut dapat disebabkan oleh beberapa
sebab terjadinya proses infeksi bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor
pencetus diantaranya hyperplasia jaringan limfe, tumor apendiks, dan cacing askaris
yang menyumbat. Menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2004) apendiksitis disebabkan
infeksi bakteria. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor pencetus disamping
hyperplasia jaringan limfe, tumor apendiks dan cacing askaris yang dapat
menyebabkan sumbatan. Terdapat pula penyebab yang dapat menimbulkan
apendiksitis adalah erosi mukosa karena parasit seperti E.histolytica. penelitian
epidemiologi menyatakan peran kebiasaan makan-makanan rendah serat dan
mempengaruhi konstipasi dapat menimbulkan apendiksitis karena konstipasi akan
menaikkan tekanan intasekal yang dapat mengakibatkan timbulnya sumbatan pada
fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman.

2.3 Anatomi Fisiologi

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm,


dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal. Namun demikian, pada bagi apendiks bertentuk kerucut, lebar pada
pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab
rendahnya insidens apendisitis pada usia itu (Departemen Bedah UGM, 2010).

Secara histologi, struktur apendiks sama dengan kolon. Kelenjar submukosa


dan mukosa dipisahkan dari lamina muskularis. Diantaranya berjalan pembuluh darah
dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks ditutupi oleh lamina serosa yang
berjalan pembuluh darah sitemik yang berlanjut ke dalam mesoapendiks. Bila ketak
aoendiks retrosekal, maka tidak tertutup oleh peritoneum viseral (Departemen Bedah
UGM, 2010).

Persarafan parasimpatis berasal dari cabang N. vagus yang mengikuti a.


mesenterika superior dan a. apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari
N. torakalis X. oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar
umbilikus (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004).

Perdarahan apendiks bersal dari a.apendikularis yang merupakan arteri tanpa


kokateral. Jika ateri tersumbah, misalnya karena thrombosis pada infeksi, apendiks
akan mengalami gangrene (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004).

Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya


dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran
lender di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis apendistis.
Imunoglobulin sekreator yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid
tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA.
Immunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun
demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena
jumlah jaringan limfe di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di
saluran cerna dan di seluruh tubuh (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004).

2.4 Patofisiologi

2.5 Konsep Nyeri

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016).
International Association for The Study of Pain (IAPS) mendefinisikan nyeri akut
post operasi apendiktomi sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berhubungan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter., Perry,
2006).

Anda mungkin juga menyukai