0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan11 halaman
Bayi laki-laki baru lahir mengalami infeksi neonatorum yang ditandai dengan kulit kemerahan, panas, dan tidak mau menetek. Pemeriksaan menunjukkan suhu badan di atas normal, kemerahan di sekitar perut dan tali pusat, serta refleks hisap kurang baik. Diagnosa yang ditetapkan adalah infeksi neonatorum dengan potensial terjadinya dehidrasi, hipertermi, dan ikterus. Rencana asuhan mencakup pember
Bayi laki-laki baru lahir mengalami infeksi neonatorum yang ditandai dengan kulit kemerahan, panas, dan tidak mau menetek. Pemeriksaan menunjukkan suhu badan di atas normal, kemerahan di sekitar perut dan tali pusat, serta refleks hisap kurang baik. Diagnosa yang ditetapkan adalah infeksi neonatorum dengan potensial terjadinya dehidrasi, hipertermi, dan ikterus. Rencana asuhan mencakup pember
Bayi laki-laki baru lahir mengalami infeksi neonatorum yang ditandai dengan kulit kemerahan, panas, dan tidak mau menetek. Pemeriksaan menunjukkan suhu badan di atas normal, kemerahan di sekitar perut dan tali pusat, serta refleks hisap kurang baik. Diagnosa yang ditetapkan adalah infeksi neonatorum dengan potensial terjadinya dehidrasi, hipertermi, dan ikterus. Rencana asuhan mencakup pember
Alya Kanthi Rahayu Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pengkajian Data Dilakukan pada tanggaljam.WIB A. Data Subjektif 1. Biodata - Biodata bayi Nama bayi : nama untuk mengenal, memanggil ,dan menghindari terjadinya kekeliruan. Umur : bayi dapat mengantisipasi diagnose masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. umur Tanggal lahir : tanggal lahir bayi dikaji untuk mengetahui umur bayi. Jenis kelamin : untuk mencocokkan identitas sesuai nama anak, serta menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama dengan anak yang lain. Anak ke : untuk mengetahui paritas dari orang tua / mengetahui berapa anak yang dilahirkan. - Biodata orang tua Nama : untuk mengenal/memanggil klien, serta sebagai penanggung jawab terhadap anak. Umur : untuk mengetahui umur dari ibu serta suami, selain itu digunakan untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primipara muda atau primipara tua Agama : Riwayat Kelahiran Pendidikan : tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan kebidanan, selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien (anak) yang tingkat pendidikannya tinggi. (Depkes RI, 1994: 10) Pekerjaan : jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga, juga dapat memengaruhi kesehatan. Penghasilan : mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan dengan status gizi anak. Alamat : dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan dapat memberi petunjuk keadaan tempat tinggal pasien. (Depkes RI, 1994: 10) 2. Alasan masuk ruang perinatology Bayi lemas, gerak tidak aktif, banyak tidur, reflex hisap jelek, tangisan merintih, tidak mau minum atau muntah dll. 3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu Kehamilan yang lalu mengalami gangguan/ tidak, seperti mual- muntah, perdarahan pervaginam yang banyak, nyeri kepala gangguan penglihatan, anak lahir spontan/ tidak, ditolong oleh dokter/ bidan/ dukun, lahir jam berapa dan jenis kelamin apa. Pengkajian risiko harus dilakukan berdasarkan riwayat obstetric dan medis ibu dalam kehamilan sekarang, hal ini memungkinkan bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan personal yang perlu dirujuk. Komplikasi yang tejadi pada masa nifas antara lain: perdarahan, demam tinggi, serta gangguan pemberian ASI. (Salmah, 2006: 133) 4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sekarang Ibu mengatakan pada kehamilan anak yang terakhir ini tidak pernah menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit hati, TBC, maupun penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. Ibu rutin periksa ke bidan.Ibu juga tidak pernah mengalami keluhan yang berlebihan.Pada saat persalinan tidak bisa secara normal dan terpaksa operasi SC karena ada indikasi kelainan pada DJJ janin. 5. Riwayat kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma, riwayat kehamilan kembar. Factor yang meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar adalah factor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. (Manuaba, 2009: 265 ) 6. Pola Kebiasaan Pola nutrisi : nutrisi terbaik untuk BBL adalah ASI yang dapat diberikan segera setelah bayi lahir, pemberiannya ondeman. Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya, apakah ASI keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kg bb, selanjutnya ditambah 30 cc/kg bb untuk hari berikutnya. Pola eliminasi : neonatus akan buang air kecil selama 6 jam setelah kelahirannya, buang air besar pertama kalinya dalam 24 jam pertama berupa mekoneum perlu dipikirkan kemungkinan mekoneum Plug Syndrome, megakolon, obstruksi saluran pencernaan. B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum - Keadaan Umum : lemah - Kesadaran : letargi/ somnolen - Suhu : apabila suhu 36 C merupakan gejala awal hipotermi dan apabila suhu > 37,5 C merupakan gejala awal hipertermi. - Nadi : normalnya 120 160 kali/ menit - Pernafasan : apabila < 30 x/ menit bradipnea atau > 60 x/ menit bayi takipnea - Jenis kelamin : laki-laki/ perempuan. - Berat badan : normalnya 2500 gram 4000 gram (jika BB bayi < 2500 gram maka termasuk BBLR, namun jika BB bayi < 4000 gram maka bayi tersebut termasuk bayi besar) - Panjang badan : normalnya 48 53 cm 2. Pemeriksaan Fisik Kepala :adakah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan ubun-ubun tertutup. Muka :warna kulit merah Mata : nanah yang banyak tanda infeksi berat. tanda-tanda infeksi yakni pus, tanpa perdarahan berupa bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu Hidung : pada bayi takipnea terdapat pernapasan cuping hidung. Mulut :reflek menghisap lemah, tidak ada palatoskisis. Telinga : tidak ada serumen Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, bendungan venajugularis. Dada :ada retraksi dada yang kuat pada infeksi berat. Tali pusat :pusar kemerahan meluas sampai dinding perut atau bernanah. Abdomen : kemerahan pada perut infeksi local Genetalia :untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Anus : spinger ani, mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak waspada atresia ani Esktremitas :tidak terdapat polidaktili dan syndaktil Kulit : terdapat pustule serta kemerahan pada infeksi bakteri local 3. Pemeriksaan neurologis Bayi bergerak hanya jika dirangsang Interpretasi data Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa adalah masalah dan kebutuhan klien berdasarkan intepretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Dx : By Ny X (premature/aterm/dismature) Laki-laki / perempuan dengan resiko
infeksi neonatorum Ds : ibu mengatakan kulit bayi kemerahan, panas, tidak mau menetek Do: Suhu badan >37,5, kemerahan disekitar perut dan tali pusat, reflex hisap kurang baik, keadaan bayi lemah Masalah : suatu keadaan dimana pasien mempunyai keluhan-keluhan yang membutuhkan pemecahan Infeksi pada neonatus ditandai dengan kolor, rubor, tumor, dolor dan function laesa Kebutuhan : Kebutuhan yang sangat di perlukan oleh pasien untuk mengatasi masalah. Segera dan selalu disusui oleh ibu, jika tidak bisa air susu diperas dan diberikan dengan sendok, pindahkan bayi ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26-27 derajat, seka bayi dengan kain basah
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin timbul pada bayi dengan infeksius: 1. Potensial terjadi dehidrasi akibat kurangnya menetek. 2. Potensial terjadi hipertermi. 3. Potensial terjadi icterus Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera / Kolaborasi Pada langkah ini identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai dengan kondisi klien. Pada kasus infeksi neonatorum dapat kolaborasi dengan dokter spesialis untuk terapi dan tindakan lanjut. Merencanakan asuhan yang menyeluruh ( Intervensi ) Berdasarkan doagnosa yang telah ditegakkan, bidan menyusun rencana tindakan pada infeksi neonatorum, sesuai dengan kebutuhan bayi tersebut. Kriteria Hasil : diharapkan reflek hisap pada bayi baik, suhu badan bayi normal, tidak terjadi infeksi berat 1. Observasi TTV bayi R : TTV adalah manifestasi keadaan tubuh yang patologis. 2. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan petugas wajib mencuci tangan. R : mencuci tangan adalah salah satu cara untuk menghindari terhadap bahaya infeksi. 3. pindahkan bayi ke ruangan yang sejuk R : agar suhu bayi normal 4. Jaga kebersihan bayi dan perawatan tali pusat R : dengan menjaga kebersihan bayi, deteksi dini terhadap infeksi. 5. kolaborasi dengan dokter spesialis. R : pemberian terapi dan tindakan lanjut Implementasi Implementasi merupakan penyelesaian suatu rencana kebidanan yang dilakukan bidan secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan selama bidan mengawasi dan memonitor kemajuan klien. Implementasi pada infeksi neonatus: - Melakukan Obsrvasi TTV -Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dengan menggunakan sabun dan dibilas dibawah air mengalir untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. - Memindahkan bayi ke ruangan yang sejuk -Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan benar yaitu dengan menggunakan kassa steril dan tidak membubuhkan apapun pada tali pusat bayi. -Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Evaluasi
Adakah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan
rencana tindakan yang brtujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasikan tindakan kebidanan yang dilakukan sesuai criteria yang di tetapkan. Pada kasus infeksi neonatorum yang ingin dicapai adalah reflek hisap pada bayi baik, suhu badan bayi normal, tidak terjadi infeksi berat Terimakasih