Anda di halaman 1dari 11

Infeksi Neonaturum

Indana Riza Maharani


Alya Kanthi Rahayu
Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Pengkajian Data
Dilakukan pada tanggaljam.WIB
A. Data Subjektif
1. Biodata
- Biodata bayi
Nama bayi : nama untuk mengenal, memanggil ,dan menghindari terjadinya kekeliruan.
Umur : bayi dapat mengantisipasi diagnose masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. umur
Tanggal lahir : tanggal lahir bayi dikaji untuk mengetahui umur bayi.
Jenis kelamin : untuk mencocokkan identitas sesuai nama anak, serta menghindari kekeliruan bila terjadi
kesamaan nama dengan anak yang lain.
Anak ke : untuk mengetahui paritas dari orang tua / mengetahui berapa anak yang dilahirkan.
- Biodata orang tua
Nama : untuk mengenal/memanggil klien, serta sebagai penanggung jawab terhadap anak.
Umur : untuk mengetahui umur dari ibu serta suami, selain itu digunakan untuk mengetahui
keadaan ibu apakah termasuk primipara muda atau primipara tua
Agama : Riwayat Kelahiran
Pendidikan : tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan kebidanan,
selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien (anak) yang tingkat pendidikannya tinggi.
(Depkes RI, 1994: 10)
Pekerjaan : jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga, juga dapat
memengaruhi kesehatan.
Penghasilan : mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan dengan status gizi anak.
Alamat : dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan dapat memberi
petunjuk keadaan tempat tinggal pasien. (Depkes RI, 1994: 10)
2. Alasan masuk ruang perinatology
Bayi lemas, gerak tidak aktif, banyak tidur, reflex hisap jelek,
tangisan merintih, tidak mau minum atau muntah dll.
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Kehamilan yang lalu mengalami gangguan/ tidak, seperti mual-
muntah, perdarahan pervaginam yang banyak, nyeri kepala
gangguan penglihatan, anak lahir spontan/ tidak, ditolong oleh
dokter/ bidan/ dukun, lahir jam berapa dan jenis kelamin apa.
Pengkajian risiko harus dilakukan berdasarkan riwayat obstetric
dan medis ibu dalam kehamilan sekarang, hal ini memungkinkan
bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan personal yang perlu
dirujuk. Komplikasi yang tejadi pada masa nifas antara lain:
perdarahan, demam tinggi, serta gangguan pemberian ASI.
(Salmah, 2006: 133)
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan pada kehamilan anak yang terakhir ini tidak pernah
menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit
hati, TBC, maupun penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap
kehamilannya. Ibu rutin periksa ke bidan.Ibu juga tidak pernah
mengalami keluhan yang berlebihan.Pada saat persalinan tidak
bisa secara normal dan terpaksa operasi SC karena ada indikasi
kelainan pada DJJ janin.
5. Riwayat kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama anggota
keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis. Penyakit keluarga yang diturunkan
seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma,
riwayat kehamilan kembar. Factor yang meningkatkan
kemungkinan kehamilan kembar adalah factor ras, keturunan,
umur wanita, dan paritas. (Manuaba, 2009: 265 )
6. Pola Kebiasaan
Pola nutrisi : nutrisi terbaik untuk BBL adalah ASI yang dapat
diberikan segera setelah bayi lahir, pemberiannya ondeman. Setelah
bayi lahir segera susukan pada ibunya, apakah ASI keluar sedikit,
kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kg bb, selanjutnya ditambah
30 cc/kg bb untuk hari berikutnya.
Pola eliminasi : neonatus akan buang air kecil selama 6 jam setelah
kelahirannya, buang air besar pertama kalinya dalam 24 jam
pertama berupa mekoneum perlu dipikirkan kemungkinan
mekoneum Plug Syndrome, megakolon, obstruksi saluran
pencernaan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : lemah
- Kesadaran : letargi/ somnolen
- Suhu : apabila suhu 36 C merupakan gejala
awal hipotermi dan apabila suhu > 37,5 C merupakan gejala
awal hipertermi.
- Nadi : normalnya 120 160 kali/ menit
- Pernafasan : apabila < 30 x/ menit bradipnea atau >
60 x/ menit bayi takipnea
- Jenis kelamin : laki-laki/ perempuan.
- Berat badan : normalnya 2500 gram 4000 gram
(jika BB bayi < 2500 gram maka termasuk BBLR, namun jika
BB bayi < 4000 gram maka bayi tersebut termasuk bayi
besar)
- Panjang badan : normalnya 48 53 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :adakah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan ubun-ubun tertutup.
Muka :warna kulit merah
Mata : nanah yang banyak tanda infeksi berat. tanda-tanda infeksi yakni pus, tanpa
perdarahan berupa bercak merah yang akan hilang dalam waktu 6 minggu
Hidung : pada bayi takipnea terdapat pernapasan cuping hidung.
Mulut :reflek menghisap lemah, tidak ada palatoskisis.
Telinga : tidak ada serumen
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, bendungan venajugularis.
Dada :ada retraksi dada yang kuat pada infeksi berat.
Tali pusat :pusar kemerahan meluas sampai dinding perut atau bernanah.
Abdomen : kemerahan pada perut infeksi local
Genetalia :untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora.
Anus : spinger ani, mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak waspada
atresia ani
Esktremitas :tidak terdapat polidaktili dan syndaktil
Kulit : terdapat pustule serta kemerahan pada infeksi bakteri local
3. Pemeriksaan neurologis
Bayi bergerak hanya jika dirangsang
Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa adalah masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan intepretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.

Dx : By Ny X (premature/aterm/dismature) Laki-laki / perempuan dengan resiko


infeksi neonatorum
Ds : ibu mengatakan kulit bayi kemerahan, panas, tidak mau menetek
Do: Suhu badan >37,5, kemerahan disekitar perut dan tali pusat, reflex hisap kurang baik,
keadaan bayi lemah
Masalah : suatu keadaan dimana pasien mempunyai keluhan-keluhan yang membutuhkan
pemecahan
Infeksi pada neonatus ditandai dengan kolor, rubor, tumor, dolor dan function laesa
Kebutuhan : Kebutuhan yang sangat di perlukan oleh pasien untuk mengatasi masalah.
Segera dan selalu disusui oleh ibu, jika tidak bisa air susu diperas dan diberikan dengan
sendok, pindahkan bayi ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26-27 derajat,
seka bayi dengan kain basah

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Masalah potensial yang mungkin timbul pada bayi dengan infeksius:
1. Potensial terjadi dehidrasi akibat kurangnya menetek.
2. Potensial terjadi hipertermi.
3. Potensial terjadi icterus
Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera / Kolaborasi
Pada langkah ini identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai
dengan kondisi klien.
Pada kasus infeksi neonatorum dapat kolaborasi dengan dokter spesialis untuk terapi
dan tindakan lanjut.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh ( Intervensi )
Berdasarkan doagnosa yang telah ditegakkan, bidan menyusun rencana tindakan pada
infeksi neonatorum, sesuai dengan kebutuhan bayi tersebut.
Kriteria Hasil : diharapkan reflek hisap pada bayi baik, suhu badan bayi normal, tidak
terjadi infeksi berat
1. Observasi TTV bayi
R : TTV adalah manifestasi keadaan tubuh yang patologis.
2. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan petugas wajib mencuci tangan.
R : mencuci tangan adalah salah satu cara untuk menghindari terhadap bahaya
infeksi.
3. pindahkan bayi ke ruangan yang sejuk
R : agar suhu bayi normal
4. Jaga kebersihan bayi dan perawatan tali pusat
R : dengan menjaga kebersihan bayi, deteksi dini terhadap infeksi.
5. kolaborasi dengan dokter spesialis.
R : pemberian terapi dan tindakan lanjut
Implementasi
Implementasi merupakan penyelesaian suatu rencana kebidanan
yang dilakukan bidan secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan
selama bidan mengawasi dan memonitor kemajuan klien.
Implementasi pada infeksi neonatus:
- Melakukan Obsrvasi TTV
-Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
dengan menggunakan sabun dan dibilas dibawah air mengalir untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
- Memindahkan bayi ke ruangan yang sejuk
-Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan benar yaitu dengan
menggunakan kassa steril dan tidak membubuhkan apapun pada tali
pusat bayi.
-Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Evaluasi

Adakah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan


rencana tindakan yang brtujuan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasikan tindakan kebidanan yang dilakukan
sesuai criteria yang di tetapkan.
Pada kasus infeksi neonatorum yang ingin dicapai
adalah reflek hisap pada bayi baik, suhu badan bayi
normal, tidak terjadi infeksi berat
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai